Pert. 3 BTR (Schizophyta CYANOPHYCEAE)
Pert. 3 BTR (Schizophyta CYANOPHYCEAE)
Pert. 3 BTR (Schizophyta CYANOPHYCEAE)
1 2 3
DESKRIPSI
CIRI-CIRI UMUM REPRODUKSI
CYANOPHYCEAE
PERANAN
CYANOPHYCEAE 4
KLASIFIKASI KELAS
CYANOPHYCEAE
1 DESKRIPSI
CYANOPHYCEAE
4
KATEGORI
Oscillatoria Sp.
Nostoc lincikii
Rivularia bullata
Stigonema turfaceum
Stigonema turfaceum
REPRODUKSI
Reproduksi
Cyanophyceae
1
Pembelahan Sel
2 3
Fragmentasi Spora
BERANDA
MATERI
• Pembelahan biner adalah pembelahan
Reproduksi secara langsung, dimana setiap sel
Cyanophyceae membelah menjadi dua, kemudian sel
anakan membelah lagi menjadi dua dan
seterusnya.
1
Pembelahan Sel • Hanya dilakukan oleh cyanobacteria
bersel satu (uniseluler).
• Pembelahan sel melibatkan distribusi
2
Fragmentasi materi genetik yang identik (DNA)
kepada 2 sel anak.
3
Spora
Reproduksi
Cyanophyceae Siklus Pembelahan Biner
1
Pembelahan Sel
2
Fragmentasi
3
Spora
Fragmentasi adalah pemutusan sebagian tubuh organisme.
Reproduksi Bagian tubuh yang terlepas akan tumbuh menjadi individu baru.
Fragmentasi terjadi pada Cyanobacteria yang berbentuk filamen.
Cyanophyceae Pemutusan bagian tubuh dapat terjadi di bagian-bagian tertentu
pada sel-sel yang mati. Filamen hasil pemutusan
disebut hormogonium. Hormogonium ini memiliki panjang
filamen yang berbeda-beda, dan bila terlepas dari filamen induk
maka akan tumbuh menjadi Cyanobacteria baru. Contoh
1
Cyanobacteria yang mengalami fragmentasi antara
Pembelahan Sel lain Oscillatoria sp. dan Plectonema boryanum
2
Fragmentasi
3
Spora
Pada keadaan yang kurang menguntungkan Cyanobacteria
Reproduksi akan membentuk spora yang merupakan sel vegetatif.
Cyanophyceae Spora membesar dan tebal karena penimbunan zat
makanan.
1
Pembelahan Sel
2
Fragmentasi
3
Spora Spora yang dimaksud disini adalah heterokist. Setelah
lingkungan kembali menguntugkan heterokist dapat
membentuk filamen baru.
KLASIFIKASI KELAS
CYANOPHYCEAE
1
Ordo
Chroocoecales
2
Ordo
Chamaesiphonales
3
Ordo Hormogonales
• Bentuk sel membulat tunggal atau berkelompok
• Memiliki klorofil, karotenoid, fikosianin,
fikoklorofi
1 • Berwarna kehijauan pada habitat berair
Ordo • Di bagian tepi protoplasma/dinding sel berlendir
Chroocoecales (menyababkan warnanya berkilau)
• Menyenangi tempat lembab seperti di batu cadas
dan tembok yang basah
2 • Anggota ordo ini yaitu : Familia Chroococaceae
Ordo • Contoh: a. Chroococcus turgidus,
Chamaesiphonales b.Gleocapsa sanguinea
3
Ordo Hormogonales
a b
• Bentuk se bulat tunggal atau berkoloni bentuk
benang
• Koloni dapat putus jika akan membentuk
hormogonium(sel yang tidak terisi protoplas,
1
Ordo selnya jernih dengan dinding sel yang jelas )
Chroocoecales • Potongan koloni dapat bergerak merayap dan
membentuk koloni baru
• Dapat juga membentuk endospora dan keluar dari
2 sel tumbuh menjadi individu baru
Ordo • Anggotaordo ini yaitu: Familia
Chamaesiphonales Chamaesiponaceae
• Contoh: Chamaesiphon confervicolus
3
Ordo Hormogonales
• Bentuk sel bulat dengan sudut membulat dan
persegi
• Koloni berbentuk benang
1
Ordo • Benang bercabang palsu terbentuk dari
Chroocoecales keluarnya plasma dari dinding sel dan
terbentuklah hormogonium
• Anggota ordo ini adalah :
2
Ordo 1. Famili
Chamaesiphonales Oscilatoriaceae
2. Famili
3 Rivulariaceae
Ordo Hormogonales
3. Famili Nostocaceae
• Hidup dalam air atau di atas tanah basah
3 • Bentuk sel bulat dengan sudut persegi
Ordo Hormogonales • Dapat membentuk koloni benang, dan dinding sel
mengeluarkan lendir
• Pada jarak tertentu pad benang terdapat sel-sel yang
dindingnya tebal, berwarna kekuningan (hilang
kromatoforanya), disebut heterosista. Heterosista
dapat tumbuh menjadi benang yang baru, fungsinya
1. Famili
belum jelas, biasanya lekas mati.
Oscilatoriaceae
• Contoh : Oscillatoria linosa, O. Princeps
2. Famili
Rivulariaceae
3. Famili Nostocaceae
3 • Trikomnya meruncing dari dasar
Ordo Hormogonales sampai apeks atau dari tengah kearah 2
ujung.
• Membentuk percabangan yang banyak
• Pangkalnya terdiri atas suatu
1. Famili
heterosista ujungnya berambut
Oscilatoriaceae • Contoh: Rivularia bullata, R.
Haematites
2. Famili
Rivulariaceae
3. Famili Nostocaceae
3
Ordo Hormogonales • Trikom tidak bercabang, heterokist dan akinet terdapat
pada organisme dewasa. Heterokist mungkin bersambung
atau interkalar.
• Sel bulat memanjang dengan ujung membulat, terbentuk
heterosista dan akinet berisi klorofil) di sebagian besar
selnya
• Dapat menambat N dari udara,seringkali bersimbiosis
1. Famili dengan fungi dan lichenes
Oscilatoriaceae • Contoh: Nostoc commume, N.sphaeroides, Anabaena
cycadeae (bersimbiosis dengan pakis haji/Cycas rumphi
dalam akar-akarnya yang berbentuk seperti bungsa karang),
2. Famili
A.azollae (bersimbiosis dengan Azoola pinnata sejenis
Rivulariaceae paku air, dalam daunnya yang hidup disawah atau dirawa).
3. Famili Nostocaceae
Jenis ganggang hijau – biru bersel satu merupakan vegetasi perintis, dapat
mengawali kehidupan sebelum organisme lainnya dapat hidup di suatu tempat.
Sejumlah ganggang hijau – biru berfilamen ( bentuk benang ) dapat mengikat
nitrogen ( N2) bebas dari atmosfer dan diubah menjadi amoniak ( NH 3 ). Hal ini
dilakukan dalam heterokist, sehingga dapat berperan dalam proses
menyuburkan tanah.
Nostoc, Perendaman sawah selama musim hujan mengakibatkan Nostoc
tumbuh subur dan memfiksasi N2 dari udara sehingga dapat membantu
penyediaan nitrogen yang digunakan untuk pertumbuhan padi.
Anabaena azollae, Hidup bersimbiosis dengan Azolla pinata ( paku air ).
Paku ini mendapat keuntungan berupa amoniak hasil fiksasi nitrogen oleh
Anabaena azollae.
Spirullina mengandung protein yang tinggi sehingga dijadikan sebagai
sumber makanan.