Sosiologi Keluarga

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 1

1. ZINUL MUTTAQIN (E1S018100)

2. ZILDA ZULIANDINI (E1S018101)


1. PENGERTIAN SOSIOLOGI KELUARGA
 Sosiologi Keluarga terdiri dari dua kata yakni sosiologi dan keluarga. Secara harfiah atau

etimologis sosiologi berasal dari bahasa latin yaitu socius yang artinya teman, kawan dan
sahabat. Sedangkan logos memiliki arti ilmu pengetahuan. Jadi, sosiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang cara berteman/berkawan/bersahabat.
 Keluarga ialah satu kumpulan manusia yang dihubungkan dan dipertemukan melalui

pertalian/hubungan darah, perkawinan atau melalui adopsi (pengmbilan ) anak angkat.


 Jadi pengertian sosiologi keluarga sebagai ilmu pengetahuan kemasyarakatan yang

mempelajari pembentukan keluarga, hubungan dan pengaruh timbale balik dari aneka macam
gejala sosial terkit dengan hubungan antar dan intervidu dan/atau sebaliknya, struktur sosial,
proses-proses dan perubahan sosial, prilaku sosial serta aspek kelompok maupun produk
kehidupan kelompok.
KARAKTERISTIK DASAR KELUARGA
Setiap keluarga memiliki karakteristik dasar sebagai berikut :
Keluarga terdiri dari orang – orang terikat oleh perkawinan, hubungan darah
atau adopsi.
Anggota keluarga hidup bersama dibawah satu atap (rumah)
Keluarga terdiri atas orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi satu
dengan yang lain menurut peranan masing-masing
Keluarga menghidupkan kebiasaan dan budaya tertentu yang diturunkan dari
budaya umum (masyarakat)
Sebagai satu institusi biososial terbentuk oleh dua orang dewasa laki-laki
dan perempuan yang tidak berhubungan darah, terikat perkawinan yang
berfungsi memuaskan kebutuhan lahir dan batin.
MACAM-MACAM BENTUK KELUARGA
Berdasarkan Jenis Anggota Keluarga
Keluarga Inti (Nuclear Family)
Keluarga besar (Extentded Family)
Keluarga Berantai (Serial Family)
Keluarga duda/janda (Single Family)
Keluarga Bekomposisi (Composite)
Keluarga Kabitas (Cahabitation)
CIRI-CIRI SOSIOLOGI KELUARGA
Sosiologi keluarga memiliki cirri khas yang universal
Sosiologi keluarga mengarah kepada bentuk
rasionalitas dalam berfikir manusia
Dibentuk sesuai dengan pengalaman dan tindakan
masyarakat.
2. OBJEK KAJIAN DALAM SOSIOLOGI
KELUARGA
Objek kajian keluarga dalam sosiologi keluarga dititik
beratkan pada empat aspek, yaitu:
Pola hubungan dalam keluarga
Sistem keluarga
Faktor eksternal keluarga
Pola – pola keluarga
3. METODE DALAM SOSIOLOGI KELUARGA
Metode empiris dan rasionalistis
Metode fungsionalisme
Metode studi pustaka
Metode partisipasi
4. PERKEMBANGAN STUDI SOSIOLOGI
KELUARGA
Studi tentang keluarga mulai menarik perhatian
sosiolog sejak pertengahan abad 19. Pada masa itu
studi keluarga menekankan pada perkembangan
pranata keluarga, pada saat itu banyak teori tentang
sistem keluarga yang diperkenalkan. Selain itu
pandangan sosiologi keluarga diwarnai oleh
pandangan Social Darwinism yang mempunyai dua
ciri, yaitu; unilinear, dan Social Darwinism.
Pada paruh pertengahan abad 19 dan awal abad 20,
studi sosiologi keluarga beralih tekanan yaitu pada
masalah-masalah sosial yang dikaitkan denga
perubahan keluarga. Tokoh yang penting pada abad
ini adalah Frederic Le Play (1806-1882).
Pada abad 20 tokoh-tokoh baru bermunculan, seperti
Carla Zimmerman, pendukung pandangan Le Play.
Dalam pandangannya, keluarga mengalami beberapa
pergeseran, Ia menggunakan cydical theory (teori
pertukaran; siklus) dalam mengakaji keluarga.
Awalnya keluarga dalam bentuk keluarga perwalian,
keluarga rumah tangga (domestic family) dan keluarga
terpisah (atomistic family).
Bersamaan dengan itu, studi keluarga bergeser tekanannya
dengan mengkaji hubungan-hubungan internal keluarga.
Pendekatan yang digunakan dalam studi keluarga adalah
pendekatan fungsional struktural dan interaksi simbolik.
Kekurangan yang terdapat dalam dua pendekatan untuk
mengkaji keluarga, menuntut adanya pendekatan baru.
Perkembangan pendekatan baru itu terjadi setelah Perang
Dunia II. Muncullah teori modernisasi yang dapat disebut
sebagai koreksi terhadap fungsionalisme yang
mengabaikan aspek kesejarahan dalam analisisnya.
Kemudian untuk mengkoreksi kekurangan dalam
pendekatan interaksi simbolik, muncul pendekatan
tipologi. Dengan demikian dua pendekatan ini mulai
dikembangkan menjelang tahun  1960-an sampai sekarang.

Anda mungkin juga menyukai