Akuntansi Sektor Publik Persediaan

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

PP NO 17 TAHUN 2010

KELOMPOK 4
NURYATUN
PUJI SARASWATI
ROHMAH AHDIAN SARI
YOHANA SASMITHA PARDEWI
PSAP NO. 05
AKUNTANSI PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk menduku
ng kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserah
kan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan merupakan aset yang berupa:
A. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional pemerintah → Barang k
onsumsi, Amunisi, Bahan untuk pemeliharaan, Suku cadang, Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga, Pita
Cukai dan leges,
B. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi → Bahan baku,
C. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat →Barang dala
m proses/setengah jadi
D. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan →
Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserah
kan kepada masyarakat
PENGAKUAN PERSEDIAAN

Persediaan diakui :

pada saat potensi manfaat ekonomi


masa depan diperoleh pemerintah
dan mempunyai nilai atau biaya
yang
pada dapat
saatdiukur denganatau
diterima andal hak

kepemilikannya dan/ atau


kepenguasaannya berpindah
PENGUKURAN PERSEDIAAN

Persediaan diperoleh den = Harga pembelian + biaya pengangkutan + biaya p


Biaya perolehan
gan pembelian enanganan – potongan harga – rabat

Persediaan diperoleh den =


Harga pokok produksi Biaya Langsung + biaya tidak langsung
gan memproduksi sendiri

Nilai wajar =
Persediaan diperoleh den Nilai tukar aset secara wajar
gan cara lain, misalnya do
nasi/rampasan

5
PERSEDIAAN
Persediaan dapat dinilai dengan menggunakan:
 Metode FIFO atau rata-rata tertimbang
 Harga pembelian terakhir apabila setiap unit persediaan nilainya tidak material dan bermacam-macam jenis
 Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan (use of goods)

PENGUNGKAPAN :
 Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan
 Penjelasan lebih lanjut tentang persediaan, seperti barang atau perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masy
arakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau di
serahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau dis
erahkan kepada masyarakat
 Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang
PENCATATAN

Metode Perpetual
Mencatat setiap persediaan yang masuk dan keluar, sehingga nilai/jumlah persedia
an selalu terupdate dalam pembukuan
Memiliki internal kontrol yang lebih baik namun mengharuskan disiplin dalam me
ncatat  harus dilengkapi sistem terkomputerisasi

Metode Periodik
Persediaan tidak di-update apabila ada persediaan yang masuk atau keluar. Persedi
aan akhir diketahui dengan melakukan stock opname pada akhir periode.
Persediaan yang tidak ada pada saat perhitungan stock opname = persediaan yang
digunakan (persediaan yang hilang dianggap digunakan, karena tidak ada kontrol pencatatan
)
METODE PERPETUAL - Kehilangan
Pembelian persediaan :
Dr. Persediaan 5.000
Cr.Kas di Bendahara Pengeluaran 5.000

Pemakaian persediaan: Di akhir diketahui persediaan tersisa 1500 padahal berdasarkan


Dr.Beban persediaan 3.000 pencatatan sebesar 2.000 sehingga ada 500 yang hilang.
Cr.Persediaan 3.000
Penyesuaian:
Di akhir periode/saat penyesuaian: Dr. Kerugian kehilangan barang 500
Tidak dilakukan penjurnalan
Cr.Persediaan 500
Saldo Persediaan 5.000 – 3.000 = 2.000

*jika kegiatan ini rutin terjadi dapat diklasifikasikan sebagai beban pe


rsediaan, namun jika jumlahnya material dan jarang terjadi masuk be
ban non operasional.
Jurnal ini juga digunakan untuk mencatat nilai persediaan yang rusa
k / mengalami penurunan nilai, karena daluwarsa (perlu berita acar
a yang menyatakan barang persediaan rusak.
METODE PERIODIK
Pembelian persediaan (pendekatan aset) :
Dr. Persediaan 5.000
Cr.Kas di Bendahara Pengeluaran 5.000 Pembelian persediaan (pendekatan beban) :
Dr. Beban Persediaan 5.000
Pemakaian persediaan:
Tidak dilakukan penjurnalan Cr.Kas di Bendahara Pengeluaran 5.000

Di akhir periode/saat penyesuaian: Pemakaian persediaan:


Diketahui persediaan yang tersisa 2.000 Tidak dilakukan penjurnalan
Dr.Beban persediaan 3.000
Cr.Persediaan 3.000
Di akhir periode/saat penyesuaian:
Diketahui persediaan yang tersisa 2.000
Dr.Persediaan 2.000
Cr. Beban Persediaan 2.000
Di awal periode dibuat jurnal balik untuk konsistensi
Dr. Beban Persediaan 2.000
Cr. Persediaan 2.000
MENYUSUN LO DARI CTA

Informasi tersedia
Persediaan 31/12/20X1
7.000
Belanja Persediaan selama 20X2 30.00
0
Persediaan 31/12/20X2
10.000

Persediaan yang terpakai 30.000 + 7.000 – 10.000 = 27.000


Nilai beban persediaan dalam LO sebesar 27.000
Belanja persediaan dalam LRA 30.000
PSAP NO. 06
AKUNTANSI PIUTANG
LATAR BELAKANG
&
PERISTIWA YANG MENIMBULKAN PIUTANG

PSAP 01 paragraf 43 antara lain menetapkan bahwa Neraca se


kurang- kurangnya mencantumkan antara lain Piutang Pajak
dan Piutang Bukan Pajak

Timbulnya karena ada tunggakan pungutan pendapatan yang merupakan hak tagih dalam rangka pelaksan
aan kegiatan pemerintahan:
 Pungutan Pendapatan Negara (pajak, PNBP, valas)
 Perikatan (pemberian pinjaman, penjualan, kemitraan, pemberian fasilitas/jasa, transaksi dibayar dimuka)
 Transfer antar pemerintahan (DAU, DAK, DBH)
 Kerugian negara/daerah (TP/TGR)
PUNGUTAN PENDAPATAN NEGARA
IDENTIFIKASI/JENIS:
1. Piutang Pajak (Pemerintah Pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota)
2. Piutang PNBP (pungutan Pemerintah Pusat Sumber Daya Alam, Bagian Laba BUMN, PNBP Lainnya mis. valas)
3. Piutang Retribusi (pungutan pemda karena pemberian ijin jasa umum/usaha)
4. Piutang PAD Lainnya (bunga, divestasi BUMD, TGR, denda dll)

PENGAKUAN
Untuk dapat diakui sebagai piutang harusdipenuhi kriteria:
1. Telah diterbitkan surat ketetapan; dan/atau
2. Telah diterbitkan surat pebagihan dan telah dilaksanakan penagihan.

PENGUKURAN:
 Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi, berdasarkan surat ketetapan kurang bayar yang diterbitkan.
 Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi, berdasarkan setiap tagihan yang telah ditetapkan terutang oleh Pengadilan Pajak untuk
WP yang mengajukan banding.
 Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi, berdasarkan setiap tagihan yang masih proses banding atas keberatan dan belum diteta
pkan oleh Pengadilan Pajak.
 Disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan untuk piutang yang tidak diatur dalam UU tersendiri dan kebijakan penyi
sihan piutang tak tertagih telah diatur Pemerintah.
PIUTANG BERDASARKAN PERIKATAN

IDENTIFIKASI/JENIS: PENGAKUAN:
1. Pemberian pinjaman → piutang pemerintah, penerusan pinjaman, dana bergulir Kriteria pengakuan piutang:
2. Penjualan → pemindahtanganan barang milik, dengan penjualan, pertukaran, hi 1. Harus didukung dengan na
bah, PMP, dan angsuran skah perjanjian yang meny
3. Kemitraan → Bangun Serah Kelola, Bangun Kelola Serah. atakan hak dan kewajiban s
ecara jelas;
4. Pemberian fasilitas/jasa → penyewaan gedung, rumah dinas, alat-alat berat, dsb
2. Jumlah piutang dapat diukur;
3. Telah diterbitkan
surat penagihan d
an telah dilaksan
PENGUKURAN:
akan penagihan;
1. Piutang pemberian pinjaman dinilai dengan jumlah yang dikeluarkan dari kas negara/daerah atau apabila berupa barang/jasa harus dinil
4. Belum dilunasi sampai dengan akhir periode
ai dengan nilai wajar.
pelaporan.
2. Piutang dari penjualan dinilai berdasarkan naskah perjanjian penjualan yang belum dibayar; apabila ada potongan harus dicatat sebesar
nilai bersihnya.
3. Piutang yang timbul dari kemitraan dinilai berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian kemitraan.
4. Piutang pemberian fasilitas/jasa dinilai berdasarkan fasilitas atau jasa yang telah diberikan dikurangi dengan uang muka yang diter
ima kalau ada.
PIUTANG TRANSFER ANTAR PEMERINTAHAN
1. Piutang Dana Alokasi Umum
DAU berasal dari ketentuan UU 33/2004 tentang PKPD (sebesar 26 % dari penerimaan dalam negeri menurutAPBN harus menjadi DA
U). Rincian DAU menurut daerah penerima ditetapkan dalam Peraturan Presiden. Pelaksanaan pembayaran dilaksanakan berdasarkan Pe
raturan Presiden tersebut bersifat pre-calculated, sehingga tidak ada utang-piutang yang timbul dari DAU.

2. Piutang Dana Bagi Hasil


Terdiri dari bagi hasil pajak dan SDA yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada pemda maupun dari Pemerintah Provinsi kepada Pe
merintah Kabupaten/Kota dan dicatat sebesar nilai definitif jumlah yang menjadi hak daerah yang belum dibayarkan sampai dengan akhi
r tahun anggaran. Alokasi definitif tersebut ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan

3. Piutang Dana Alokasi Khusus


DAK adalah dana yang bersumber dari dana APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang m
erupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional dan jumlah piutang yang diakui oleh Pemda adalah sebesar jumlah klaim yang belum
ditransfer oleh Pemerintah Pusat.

3. Piutang Dana Otonomi Khusus


Dana Otonomi Khusus adalah dana yang bersumber dari dana APBN yang dialokasikan kepada Provinsi NAD dan Papua untuk memban
tu mendanai program/kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan jumlah piutang yang diakui Pemda NAD/Papua adalah sebesa
r jumlah klaim yang belum ditransfer oleh Pemerintah Pusat
PIUTANG TRANSFER ANTAR PEMERINTAHAN

PENGUKURAN:
1. DAU (provinsi dan kabupaten/kota) → sebesar jumlah yang belum diterima (sesuai rincian Perpres), dalam hal terd
apat kekurangan transfer DAU dari pemerintah pusat ke provinsi/kabupaten/ kota.
2. DBH → sebesar jumlah yang belum diterima sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang ditetapkan
berdasarkan ketentuan transfer yang berlaku.
3. DAK → disajikan sebesar klaim yang telah diverifikasi disetujui oleh Pemerintah Pusat.
PIUTANG TUNTUTAN GANTIRUGI

IDENTIFIKASI/JENIS:
1. Tuntutan Perbendaharaan (TP)
2. Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

PENGAKUAN:
1. Adanya Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak – penyelesaian di luar pengadilan dengan cara damai
2. Penyelesaian melalui Pengadilan, harus ada surat ketetapandari instansi berwenang.

PENGUKURAN:
Disajikan sebagai Aset Lainnya untuk nilai yang diatas 12 bulan dan sebagai aset Lancar untuk nilai yang jatuh te
mpo dalam tahun berjalan.
HAL-HAL LAIN TENTANG PIUTANG

Pemberhentian piutang terdiri dari: Piutang harus terjaga sesuai “net realizable value”, dengan cara
melakukan penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan piutang b
1. Pelunasan dengan pembayaran tunai; ukan penghapusan piutang.
2. Penghapusbukuan (write-off) dan Penghapustagihan ( Pencatatan Penyisihan Piutang:
write- down). Debet EDL - Cadangan Piutang
Kredit Penyisihan Piutan Tak Tertagih

Kebijakan intern manajemen dalam keputusan akuntansi yang berl


aku agar nilai piutang dan ekuitas dapat lebih realistis. penghapus Penghapus tagihan piutang:
bukuan piutang tidak secara otomatis menghapus kegiatan penag  Harus dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku,
ihan (pindah ke ektrakomptabel) yaitu misalnya apabila upaya-upaya penagihan sen
diri gagal, harus diserahkan penagihannya melalui
Akuntansi: KPKN/L
Debet EDL - Cadangan Piutang
 K/L yang menyerahkan piutang tak tertagih tetap
Debet Penyisihan Piutang Tak Tertagih mencatat jumlah piutangnya, dan diberikan penjel
Kredit Piutang asan pada CALK kalau diserahkan penagihannya k
epada KPKN/L.
PSAP NO. 06
AKUNTANSI INVESTASI
INVESTASI

Investasi adalah Aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosia
l sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat yang terdiri dari Investasi Jang
ka Panjang dan Jangka Pendek

Investasi Jangka Pendek diharapkan dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama setahun atau kurang ditujukan da
lam rangka manajemen kas. berisiko rendah atau bebas dari perubahan atau pengurangan harga yang signifikan yang terdiri dari Deposi
to berjangka waktu 3 - 12 bulan, Pembelian obligasi pemerintah jangka pendek oleh pemerintah daerah, dan Pembelian Sertifikat Bank
Indonesia (SBI)

Investasi Jangka Panjang dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 bulan, dengan 2 sifat penanaman yaitu
a. Investasi permanen
Investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan, contoh: Penyertaan Modal Pemerintah pada perusa
haan negara/daerah, Penyertaan Pemerintah pada badan internasional dan badan hukum lainnya, dan Investasi permanen lainnya
b. Investasi non permanen
Investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan, contoh Investasi dalam Surat Utang Negara,
Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga dan Investasi non permanen lainnya.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN INVESTASI
PENGAKUAN:
Pengeluaran kas dan/atau aset , penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan perubahan piutang menjadi investasi dapat diakui sebagai i
nvestasi apabila memenuhi kriteria:
 Kemungkinan manfaat ekonomi atau manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat d
iperoleh pemerintah
 Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable)

PENGUKURAN:
 Jika mempunyai pasar aktif yang dapat membentuk nilai pasar, nilai pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar sedangk
an apabila tidak memiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya
 Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan obligasi jangka pendek, dicatat sebesar biaya perolehan
 Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar investa
si pada tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, investasi dinilai berdasarkan nilai wajar aset lai
n yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut
 Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal depos
ito tersebut.
 Investasi jangka panjang yang bersifat permanen misalnya penyertaan modal pemerintah, dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi
harga transaksi investasi itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut.
 Investasi nonpermanen dalam bentuk pembelian obligasi jangka panjang dan investasi yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki berkel
anjutan, dinilai sebesar nilai perolehannya.
 Investasi nonpermanen yang dimaksudkan untuk penyehatan/ penyelamatan perekonomian, dinilai sebesar nilai bersih yang dapat dir
ealisasikan, misalnya dana talangan dalam rangka penyehatan perbankan
METODE PENILAIAN INVESTASI

a. Metode biaya;
Investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yan
g diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang terkait metode i
ni memiliki kriteria kepemilikan kurang dari 20%.

b. Metode ekuitas;
Pemerintah mencatat investasi awal sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba
atau rugi pemerintah setelah tanggal perolehan metode ini memiliki kriteria kepemilikan >20% (signifikan), 2
0%-50% dan kepemilikan <50%.

c. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan;


Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk kepemilikan yang akan dilepas/dijual
dalam jangka waktu dekat dengan kriteria kepemilikan bersifat nonpermanen.
PENGAKUAN DAN PENGUNGKAPAN
HASIL INVESTASI
 Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek, antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi, dan dividen tunai (c
ash dividend), diakui pada saat diperoleh dan dicatat sebagai pendapatan.
 Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal pemerintah yang pencatatannya menggunakan metode b
iaya, dicatat sebagai pendapatan hasil investasi.
 Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas, bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh oleh pemerintah dicatat sebagai
pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah.
 Dividen dalam bentuk saham yang diterima tidak akan menambah nilai investasi pemerintah.

Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah berkaitan dengan investasi pemerintah, antara lain:
a. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;
b. Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen;
c. Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang;
d. Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut;
e. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya;
f. Perubahan pos investasi.
PSAP NO. 06
AKUNTANSI KEWAJIBAN
UTANG
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah daerah.
Penyajian utang pemerintah di neraca dapat diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Uta
ng pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk daftar skedul utang untuk memberikan informasi yang lebih baik mengena
i kewajiban pemerintah. Utang dicatat sebesar nilai nominal.

Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban y
ang ada sampai saat pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.

Pengukuran Kewajiban
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Kewajiban jangka pendek dapat dikategorikan dengan cara yang sama seperti aset lancar. Beberapa kewajiban jangka pendek, seperti ut
ang transfer pemerintah atau utang kepada pegawai merupakan suatu bagian yang akan menyerap aset lancar dalam tahun pelaporan be
rikutnya.
Kewajiban jangka pendek lainnya adalah kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Mis
alnya bunga pinjaman, utang jangka pendek dari fihak ketiga, utang perhitungan fihak ketiga (PFK), dan bagian lancar utang jangka pa
njang.

a. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang


Bagian Lancar Utang Jangka Panjang merupakan bagian utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dan diharapkan aka
n dibayar dalam waktu 12(dua belas) bulan setelah tanggal neraca.
b. Utang kepada Pihak Ketiga (accounts payable)
Utang kepada Pihak Ketiga berasal dari kontrak atau perolehan barang/jasa yang belum dibayar sampai dengan saat nerac
a awal.
c. Utang Bunga
Utang Bunga timbul karena pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk membayar beban bunga atas utang, misalnya
bunga utang dari perbankan, utang obligasi. Akun ini dikelola oleh satuan kerja pengelola pengelola keuangan daerah.
d. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
Utang PFK merupakan utang yang timbul akibat pemerintah belum menyetor kepada pihak lain atas pungutan/potongan
PFK dari Surat Perintah Membayar Uang(SPMU) atau dokumen lain yang dipersamakan.
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar kembali atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 (d
ua belas) bulan setelah tanggal neraca. Kewajiban Jangka Panjang Suatu entitas pelaporan tetap mengklasifikasikan kewajiban jangka p
anjangnya, meskipun kewajiban tersebut jatuh tempo dan untuk diselesaikan dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelapor
an jika:
a) jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 (dua belas) bulan;
b) entitas bermaksud mendanai kembali (refinance) kewajiban tersebut atas dasar jangka panjang; dan
c) maksud tersebut didukung dengan adanya suatu perjanjian pendanaan kembali (refinancing)

1. Utang Dalam Negeri Perbankan


Utang dalam negeri perbankan merupakan utang jangka panjang yang berasal dari perbankan dan diharapkan akan dibay
ar dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal neraca. Akun ini pada umumnya ada di satuan kerja pengelola keuangan daerah
2. Utang Jangka Panjang Lainnya
Utang jangka panjang lainnya adalah utang jangka panjang yang tidak termasuk pada kelompok Utang Dalam Negeri Pe
rbankan dan Utang Dalam Negeri Obligasi, misalnya Utang Kemitraan.

Anda mungkin juga menyukai