0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
183 tayangan30 halaman

Modul - 8 ADC PCM

Proses ADC dan PCM digunakan untuk mengubah sinyal suara analog menjadi sinyal digital. Prosesnya meliputi pengambilan sampel, kuantisasi, dan pengkodean. Sinyal digital kemudian dapat dimultipleks menggunakan TDM untuk menggabungkan beberapa kanal menjadi satu kanal dengan membagi waktu. Standar TDM yang digunakan di Indonesia adalah PCM-30.

Diunggah oleh

Fahrudin Fajar
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
183 tayangan30 halaman

Modul - 8 ADC PCM

Proses ADC dan PCM digunakan untuk mengubah sinyal suara analog menjadi sinyal digital. Prosesnya meliputi pengambilan sampel, kuantisasi, dan pengkodean. Sinyal digital kemudian dapat dimultipleks menggunakan TDM untuk menggabungkan beberapa kanal menjadi satu kanal dengan membagi waktu. Standar TDM yang digunakan di Indonesia adalah PCM-30.

Diunggah oleh

Fahrudin Fajar
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 30

ADC / PCM

(ANALOG TO DIGITAL
CONVERTER / PULSE CODE
MODULATION)
ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER) /
PCM (PULSE CODE MODULATION)

Mengubah sinyal voice analog menjadi sinyal digital

Proses yang terjadi dalam PCM :


Sampling (pencuplikan)
Quantizing (kuantiasasi)
Encoding (pengkodean)

sampler kuantiser enkoder


PROSES PENCUPLIKAN (SAMPLING)
x (t )
x' (t ) x (t ) xs (t ) x' (t ) x (t ) xs (t )

Time domain Frequency domain


xs (t ) x (t ) x (t ) X s ( f ) X ( f ) X ( f )
x (t )
| X(f )|

x (t ) | X ( f ) |

xs (t )
| Xs( f ) |
Aliasing effect

LP filter

aliasing

Nyquist
criteria
PROSES KUANTISASI (QUANTIZATION)

t t

Quantizer

Kuantisasi : mengubah level amplituda menjadi diskret dengan


jumlah terbatas.
Jumlah level kuantisasi M = 2N N = jumlah bit pengkodea
Terdapat 2 jenis kuantiser yaitu :
Kuantiser Uniform (lebar selang kuantisasi seragam)
Kuantiser Non-Uniform (lebar selang kuantisasi tidak serag
Quantization

2V Where M = no. of steps


M v = quantization step
v


V
v

0 M Steps

Output Q-zer
-V
Input (analog)

Sampling Signal
t
QUANTISER UNIFORM
PROSES PENGKODEAN (ENCODING)

t t

T
Encod
Contoh di atas menunjukkan proses encoding,
1 simbol masukan dikodekan menjadi 8 bit
Jumlah bit untuk mengkodekan tiap simbol ditentukan oleh
perangkat ADC (Analog to Digital Converter)
Encoding
V 111
110
101
M 2N
100
0
011
010
001

-V 000

11111010001101010010111

t
Bentuk gelombang/sinyal PCM

NonReturn-to-Zero (NRZ) Phase encoded


Return-to-Zero (RZ) Multilevel binary

+V
1 0 1 1 0 +V
1 0 1 1 0
NRZ-L -V Manchester -V

+V +V
Unipolar-RZ Miller
0 -V

+V +V
Bipolar-RZ 0 Dicode NRZ 0
-V -V
0 T 2T 3T 4T 5T 0 T 2T 3T 4T 5T
Spectrum sinyal PCM
BIT RATE KANAL VOICE

Frekuensi sampling (f S)> 2 . BW


> 2 . frekuensi informasi maksimum
(berdasarkan kriteria Nyquist)
W kanal suara ~ 4 kHz (300 3400 Hz)
cepatan sampling untuk tiap kanal suara = 2 x 4000 = 8000 sam
sample dikodekan menjadi 8 bit

Bit rate 1 kanal voice :


BR = 8000 sample/detik x 8 bit/samp
= 64 kbps
Quantization Error
Quantization Error

v Quantization Error/Noise Uniform distribution

2 1
v v


0
v
v 2 v v
2 2 2

v v
e t f t f Q t e t
2 2
Signal to Noise Ratio
SignalPowe r
SNR Q
ErrorSigna lPower

1
The average power P lim f 2 t dt
T T

T 2
1
e t
2
t dt
e 2
Time average Noise
T T 2


v 2 p v dv
1 Continuous Random Variable
v v

v v time

2 2
Signal to Noise Ratio[1]
v 2 v 2
1 1 v 3
e t v
2 2
dv
v 2
v v 3 v 2

1 v 3 v 3

3v 8 8
v 2

12
f 2t 12 2 2V
SNR Q 2 f t ; v
e t v
2 M
12
2
M f t
2 2

4V
3M 2 f 2 t 3M 2 where
V2

PeakPower
f 2 t AvgPower
V 2

Signal to Noise Ratio[2]
3M 2
SNR Q

In dB SNR Q 10 log 10 3 20 log 10 M 10 log 10 (dB )
4.77 20 log 10 M 10 log 10 (dB )

Encoding : each quantization level is encoded into N binary digit

M 2N
log 10 a
log b a N log 2 M No.of level
log 10 b
No.of binary digit
per code word
QUANTISER NON-UNIFORM
tegangan
keluaran (volt)

B
tegangan
masukan (volt)
A

Uniform
Compressor
Quantizer

NonUniform / Nonlinear Quantizer


QUANTISER NON-UNIFORM
- law
log( 1 m )
v where > 0
log( 1 )
- if = 0 Uniform
Quantizer

Standard
Amerika Utara
QUANTISER NON-UNIFORM
A - law Am 1
, 0 m
1 log A A
v
1 log( A m ) 1
, m 1
1 log A A
- A = 1 Uniform Quantizer
- Practical value of A A 100
- Reciprocal slope

Standard Eropa
(digunakan di Indonesia)
Multiplexing TDM
Multiplexing merupakan proses penggabungan
beberapa kanal
sinyal informasi kedalam satu kanal informasi dengan
tujuan agar sinyal informasi dapat dikirimkan secara
simultan dalam satu kanal
Time Division Multiplexing merupakan proses
multiplexing
dengan cara membagi waktu menjadi slot-slot waktu
yang
menyatakan informasi dari tiap kanal
TDM PCM (Time Division Multiplexing Pulse Code
Modulation) merupakan proses multiplexing sinyal yang
menggunakan teknik pengkodean PCM
Multiplexing TDM ( cont )
8 bit d1(t
Analog
Information- ADC )
1 proses
d2(t
Analog 8 bit
Information- ADC )
Multi-
2
plexing
Analog 8 bit dN(t) X(t) : Sinyal
multiplex
Information- ADC TDM
N
Snk(t
Sinyal
Sinkronisasi )

Standar TDM yang digunakan Indonesia adalah PCM-30


( E1 ) yang mampu menggabungkan 30 kanal ( masing-
masing 64 kbps ) menjadi sebuah sinyal multiplek TDM
PCM dengan laju 2,048 Mbps
PCM-30 (E-1, Standar Eropa)
1 - 15 dan 17 - 30 adalah sinyal
telephon yang dikodekan/ data digital

0 1 2 15 16 17 29 30 31
8
bit
Informasi signaling
Frame alignment signal x = bit reserved for international use
pada frame 1, 3, 5, dst Y = bit reserved for national use
x 0 0 1 1 0 1 1
A = 0 tidak ada alarm
A = 1 ada alarm
bergantian

Service w ord pada frame


x 1 P Y Y Y Y Y
2, 4, 6, dst

1 TS = 8 bit
Terdiri dari 32 TS = 30 kanal suara + 1 sinkronisasi +
1 signaling
Sinkronisasi : TS 0
Signaling : TS 16
Voice : TS 1 15 + TS 17 31
Dalam 1 detik tdp 8000 sample, sehingga :
Bit rate = (8 x 8000 ) x 32 = 2048 kbps
Multiframe PCM-30
ms

0 1 16 31 0 1 16 31 0 1 16 31

Signaling time slot 0 1 2 8 15

0 0 0 0 1 A U 1 a b c d a b c d a b c d a b c d

Multiframe Signaling channel 8 channel 23 channel 15 channel 30


alignment signal service w ordl

Signaling bits a - d per channel


A =0
Tidak ada Alarm
U=1

A =1 urgent alarm
U=0 non urgent alarm

1 MF = 16 frame
Signaling lengkap untuk 30 kanal voice (1 TS 16
untuk signaling 2 kanal voice)
TS-16 untuk frame ke-0 digunakan untuk alignment /
sinkronisasi multiframe
PCM-24 (T-1, Standar
Amerika)

T1 (DS-0) System
24 voice channels are time-division multiplexed
Each voice signal is sampled at a rate of 8000
samples/sec. (sample duration = 125 sec)
Each sample is quantized in amplitude into one of 256
levels (8 bits are used to represent each level)
T1 rate = (24*8 + 1)/125 sec = 1.544 Mbps
PCM-24 (T-1, Standar
Amerika)
125 s (193 bit)

Ch 1 Ch 2 Ch 24 Frame aslignment signal (101010)


1 bit
pada frame ganjil (1,3,5,7,9,11)
Frame B0 B1 ... B7 B0 B1 ... B7 B0 B1 ... B7 BF
BF
Multi Frame aslignment signal (001110)
pada frame genap (2,4,6,8,10,12)

Multi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Frame

Channel A signaling : Channel B signaling :


Bit ke 8 dari msg-msg Bit ke 8 dari msg-msg
time slot kanal pada time slot kanal pada
frame 6 frame 12

1 TS = 8 bit
Terdiri dari 24 TS = 24 kanal suara Dalam 1 detik tdp 8000
sample
Sinkronisasi menggunakan 1 bit tambahan (=BF)
Bit Rate = ((24 x 8) + 1) x 8000 = 193 x 8000 = 1544 kbps
1 MF = 12 frame
Signaling diambil pada bit ke-8 tiap TS pada frame ke-6 dan
kelipatannya
Perbandingan 3 standar
(Amerika, Eropa, Jepang)
Eropa
Amerika Jepang
Level Utara
Bit Rate (Mbps)
1 2.048 1.544 1544
1C - 3.152 -
2 8.448 6.312 6.312
3 34.368 44.736 32.064
4 139.264 274.176 97.728
5 564.992 400.352

1.544 Mbps = T1 = PCM-24 (Amerika)


2.048 Mbps = E-1 = PCM-30 (Eropa)
Standar Jepang kurang populer
Indonesia menggunakan sistem Eropa
Internasional menggunakan Standard PCM-30
Encoder (Konverter) Line coding

Two wire BW kecil Two wire BW sedang


( misal kabel ( misal kabel 2 Mbps ) Coaxial
telepon )
Output Rate kecil : bipolar , Rate kecil / sedang : bilpolar , AMI ,
Line AMI , HDB-3 , B6ZS bipolar , AMI , HDB-3 , HDB-3 , B6ZS
coding B6ZS
Rate sedang / besar : Rate besar : sinyal multi
Sinyal multi level level

- output ADC
- sinyal TDM Encoder Saluran
Line
- Sinyal data text Coding
Kabel
- Output
scrambler
- Output FEC Sinyal base-
band dijital
Line coding
1 0 1 0 1 1 1 0 0
Unipolar
NRZ

Polar NRZ

NRZ-Inverted
(Differential
Encoding)

Bipolar
Encoding

Manchester
Encoding

Differential
Manchester
Encoding
Line Coding:Bipolar-AMI vs HDB3 dan
B8ZS
Deretan panjang nol dikodekan sbg ketidakadaan sinyal yg panjang. Clock
receiver dpt kehilangan sync.
Deretan nol yg panjang diganti dg pelanggaran (violation) transisi sinyal
yang
Menghasilkan transisi sinyal yg cukup utk clock resynchronization,
Mengkodekan jumlah nol muncul

Anda mungkin juga menyukai