LKPD PPB 2
LKPD PPB 2
(LKPD)
PENDAHULUAN ..................................................................................................... ii
Identtitas..................................................................................................................... ii
Tujuan ........................................................................................................................ ii
Petunjuk Mengerjakan ............................................................................................... ii
MATERI .................................................................................................................... 1
Konsep serta menerapkan Integrated Development Environment .................................... 1
i
PENDAHULUAN
A. IDENTITAS MATERI
Mata Pelajaran : Pemrograman Perangkat Bergerak
Kelas : XI RPL 2
Materi Pokok : Konsep serta menerapkan Integrated Development
Environment
Alokasi Waktu : 90 Menit
B. TUJUAN
1. Melalui tayangan dari guru, proses diskusi di kelas dan mencari informasi di internet
serta melalui presentasi kelompok, peserta didik dapat memahami Fungsi komponen
Integrated Development Environment
C. PETUNJUK MENGERJAKAN
1. Membaca doa sebelum memulai mengerjakan LKPD ini
2. Menuliskan identitas pada lembar kerja
3. Membaca materi yang tertera di lembar kerja
4. Membaca petunjuk soal
5. Mengerjakan soal dengan teliti, tekun, dan tepat waktu
6. Buatlah kelompok yang terdiri dari 3 - 4 peserta didik
7. Diskusikanlah topik permasalah yang tersedia dan dikerjakan pada lembar kerja
8. Periksa kembali hasil pekerjaan sebelum dikumpulkan
9. Kumpulkan hasil pekerjaan pada link Microsoft form yang dibagikan guru
10. Presentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas sesuai arahan guru
ii
MATERI
Sementara itu, Development Environment (DE) adalah ruang kerja bagi para
developer untuk menciptakan atau membuat perubahan pada aplikasi tanpa
memengaruhi produk yang sudah jadi. Perubahan ini bisa mencakup maintenance,
debugging, dan patching.
Baik IDE maupun DE bisa jadi solusi jitu untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja developer. Mau tahu lebih lanjut? Lanjutkan membaca yuk! Kali
ini kami akan membahas apa itu IDE dan DE, serta fungsi dan beragam tipenya.
NetBeans
Microsoft Visual Studio
Adobe Flex Builder
Eclipse.
Selain itu, IDE memiliki sejumlah fitur yang bisa membantu meningkatkan
produktivitas kerja, seperti:
1
Editor kode – biasanya digunakan untuk menulis dan mengedit source code.
Beberapa IDE juga terintegrasi dengan editor teks seperti editor HTML yang bisa
menganalisis kata kunci dan error syntax.
Code completion – dikenal sebagai code prompt, fitur ini berfungsi untuk
menganalisis seluruh kode guna mengidentifikasi dan menyisipkan komponen
kode yang kurang atau hilang. Pekerjaan bisa selesai lebih cepat, dan bug atau
error juga bisa diminimalkan.
Compiler – menerjemahkan plain text (teks biasa) menjadi bahasa
pemrograman seperti JavaScript dan Python agar bisa diproses oleh komputer.
Debugger – membantu developer menemukan dan memperbaiki error kode dalam
aplikasi atau website selama fase pengujian. Misalnya, debugging website
WordPress akan memastikan fungsi dan performanya sudah cukup bagus sebelum
dionlinekan dan bisa diakses oleh pengunjung.
Tool build automation – berfungsi untuk mengotomatiskan proses pembuatan dan
pengembangan software, seperti proses compile kode sumber menjadi machine
code, membuat package binary code, dan menjalankan uji otomatis.
Dukungan bahasa pemrograman – sebagian besar IDE ditujukan bagi bahasa
pemrograman khusus. Xcode, contohnya, digunakan untuk mengembangkan
macOS dengan bahasa Objective-C dan Swift. Namun, beberapa IDE juga
menawarkan banyak bahasa seperti Eclipse dan Komodo IDE.
Version control – developer bisa menggunakan fitur ini untuk melacak perubahan
yang sudah dibuat. Version control juga membantu Integrated Development
Environment terhubung dengan repositori sumber yang digunakan developer.
Kemudian, ada beberapa IDE yang juga menyertakan class browser, object browser,
dan class diagram. Perlu diingat bahwa Integrated Development Environment juga
mungkin adalah aplikasi sendiri (stand-alone), meskipun merupakan bagian dari satu
atau lebih aplikasi.
Pada umumnya, setiap tipe proyek akan memerlukan IDE yang berbeda. Sebaiknya
selalu pertimbangkan berbagai aspek, seperti bahasa pemrograman, kemudahan
penggunaan, keandalan, dan jenisnya.
2
Beberapa jenis IDE juga menawarkan beragam fitur untuk membuat aplikasi yang
berkualitas dalam cara yang lebih efisien.
Beberapa jenis Integrated Development Environment yang ada saat ini adalah:
Semua perubahan yang sudah dibuat akan diimplementasikan dulu di berbagai jenis
lingkungan sebelum dirilis atau dionlinekan pada produk yang sebenarnya.
3
Jadi, bisa dibilang bahwa Development Environment adalah ruang terisolasi yang
digunakan untuk proses pengembangan tanpa memengaruhi versi website, software,
atau aplikasi yang sudah dirilis atau online.
Development Environment juga bisa digunakan untuk membuat software bagi klien
yang tidak memiliki layanan web hosting, atau tanpa perlu mengakses server mereka.
Hal ini bisa dilakukan karena aplikasi server suite Anda disimpan di perangkat lokal,
misalnya komputer.
Selain memastikan aplikasi berfungsi sesuai yang diharapkan bagi end-user, fungsi
lain Development Environment adalah:
4
Development server (server pengembangan) – lingkungan inti tempat developer
membuat kode dan mengujinya langsung ke aplikasi. Server ini menyediakan
hardware dan software standar untuk tugas-tugas terkait development, seperti
pemrograman, desain, dan debugging.
Test server (server pengujian) – di environment ini, developer bisa
mengidentifikasi dan mengatasi error yang mungkin memengaruhi alur kerja
aplikasi dan pengalaman pengguna. Singkatnya, server ini memungkinkan
developer mengecek apakah semua fungsi sudah berjalan sebagaimana mestinya.
Staging server (server staging) – membantu developer membuat produk duplikat
untuk ditunjukkan kepada klien, tetapi bukan kepada pengguna. Dengan server
staging, developer bisa melakukan perubahan yang diperlukan dan memastikan
aplikasi bisa berjalan lancar pada server produksi. Misalnya, server WordPress
staging environment bisa digunakan untuk memperbarui tema tanpa
mengacaukan website yang sudah online.
Production server (server produksi) – juga dikenal sebagai live environment,
aplikasi yang sudah masuk ke tahap ini berarti sudah bisa digunakan oleh para
pengguna akhir. Meskipun produk di server ini sudah berfungsi dengan baik dan
lulus semua tes, developer masih bisa mengujinya dan menambahkan fitur baru di
langkah terakhir ini.
5
Lembar Kerja