0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
37 tayangan13 halaman

Back End

Framework backend adalah kerangka kerja yang memfasilitasi pengembangan aplikasi server dengan fitur seperti manajemen database, autentikasi, dan keamanan. Pemilihan framework harus disesuaikan dengan kebutuhan proyek, baik itu untuk proyek kecil atau besar, serta aplikasi real-time atau berbasis API. Best practices dalam penggunaannya mencakup keamanan, optimasi performa, dan strategi deployment serta scaling.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
37 tayangan13 halaman

Back End

Framework backend adalah kerangka kerja yang memfasilitasi pengembangan aplikasi server dengan fitur seperti manajemen database, autentikasi, dan keamanan. Pemilihan framework harus disesuaikan dengan kebutuhan proyek, baik itu untuk proyek kecil atau besar, serta aplikasi real-time atau berbasis API. Best practices dalam penggunaannya mencakup keamanan, optimasi performa, dan strategi deployment serta scaling.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 13

Framework

Backend
By
Raju Wandira
Pendahuluan
Pengertian Framework Backend
 Framework backend adalah kerangka kerja yang
menyediakan alat dan aturan untuk membangun
bagian server dari aplikasi.
 Berfungsi untuk menangani logika bisnis,
komunikasi dengan database, autentikasi
pengguna, dan pengelolaan data.
 Meningkatkan produktivitas pengembang dengan
menyediakan fitur bawaan seperti routing, ORM,
dan keamanan.
Peran Framework Backend dalam
Pengembangan Web
 Menyederhanakan pengembangan dengan fitur bawaan
seperti manajemen database dan autentikasi.
 Memastikan kode yang lebih terstruktur dan
terstandarisasi dengan pola desain seperti MVC atau MVT.
 Melindungi aplikasi dari ancaman keamanan seperti SQL
Injection dan XSS.
 Mempermudah pengelolaan data dengan ORM dan migrasi
database.
 Mendukung aplikasi scalable dengan integrasi REST API dan
GraphQL.
Pengenalan Framework Backend
Populer
Framework dan Karakteristiknya
 Laravel (PHP): Berbasis MVC dengan fitur Eloquent ORM.
 Express.js (Node.js): Ringan, cepat, cocok untuk API RESTful.
 Django (Python): Framework lengkap dengan keamanan
bawaan.
 Flask (Python): Minimalis dan fleksibel untuk proyek kecil.
 Spring Boot (Java): Cocok untuk enterprise dan microservices.
 FastAPI (Python): Performa tinggi dengan dukungan async.
Pemilihan Framework Berdasarkan
Kebutuhan
 Proyek kecil: Flask, Express.js.
 Proyek besar: Django, Spring Boot,
Laravel.
 Aplikasi real-time: Node.js
(Express.js).
 Aplikasi berbasis API yang cepat:
FastAPI.
Struktur dan Arsitektur Framework
Backend
Model-View-Controller (MVC)
 Model: Mengelola data dan logika bisnis.
 View: Menampilkan data ke pengguna.
 Controller: Menghubungkan Model dan View.
 Contoh framework yang menggunakan MVC:
Laravel, Spring Boot, Django.
Struktur dan Arsitektur Framework
Backend
REST API vs GraphQL
 REST API: Menggunakan metode HTTP (GET, POST,
PUT, DELETE), berbasis sumber daya.
 GraphQL: Klien dapat menentukan data yang
diambil, lebih fleksibel dari REST API.
 Pemilihan bergantung pada kebutuhan proyek.
Struktur dan Arsitektur Framework
Backend
Middleware & Routing
 Middleware memproses permintaan sebelum
sampai ke endpoint utama.
 Routing menangani permintaan HTTP ke URL yang
sesuai.
 Contoh: Express.js menggunakan middleware
untuk autentikasi JWT.
Struktur dan Arsitektur Framework
Backend
Database & ORM
 Relasional (RDBMS): MySQL, PostgreSQL.
 Non-relasional (NoSQL): MongoDB, Cassandra.
 ORM (Object-Relational Mapping): Django ORM,
Sequelize, Hibernate.
Best Practices dalam Penggunaan
Framework Backend
Keamanan dalam Backend
 Validasi input: Menghindari SQL Injection dan XSS.
 Authentication: Menggunakan JWT, OAuth 2.0.
 Authorization: Role-Based Access Control (RBAC).
Best Practices dalam Penggunaan
Framework Backend
Optimasi Performa
 Caching: Menggunakan Redis, Memcached untuk
mempercepat akses data.
 Query Optimization: Indexing, pagination,
optimasi JOIN untuk meningkatkan efisiensi
database.
Best Practices dalam Penggunaan
Framework Backend
Deployment & Scaling
 Deployment: Menggunakan Docker, CI/CD (GitHub
Actions, Jenkins).
 Scaling:
 Vertical Scaling: Menambah kapasitas server.
 Horizontal Scaling: Load balancing, database
replication.
 Containerization: Menggunakan Kubernetes untuk
orkestrasi.
Kesimpulan

 Framework backend mempermudah


pengembangan dengan fitur bawaan.
 Keamanan, optimasi performa, dan skalabilitas
sangat penting untuk aplikasi backend.
 Pemilihan framework harus disesuaikan dengan
kebutuhan proyek.

Anda mungkin juga menyukai