Birul Daini Format
Birul Daini Format
MAKALAH
Oleh :
Birul Daini
2205124827
UNIVERSITAS RIAU
2025
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Birul Daini
2205124827
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
………………………… ........................................
NIP. .................................. NIP. .............................
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Pendidikan Fisika
.....................................................
NIP. ...........................................
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah seminar mata kuliah yang berjudul “Penerapan Sensor Pada Eksperimen
Arus Listrik Pengukuran Arus Listrik Menggunakan ACS 7122 Berbasis Arduino”.
Makalah ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan Mata Kuliah
Seminar Fisika pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Riau. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis dibantu
oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Azhar, S.Pd, M.T dan bapak Dr. Dedi Irawan, S.Si. M.Sc sebagai
dosen pembimbing.
2. Ibu Azizahwati S.Si, M.Si sebagai Dosen Penasehat Akademis.
3. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Riau.
4. Ayah yang telah menjadi motivasi saya berkuliah dan bertahan sampai
sekarang.
5. Mama dan Bapak yang selalu senantiasa memberikan motivasi dan do’a.
6. Teman dan semua pihak yang telah membantu serta memberikan motivasi
dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat untuk kita semua.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dari segi materi maupun penulisan oleh
karena itu kritik dan saran konstruktif dari pembaca yang diharapkan demi
kesempurnaan tulisan ini dan dimasa yang akan datang.
Birul Daini
iii
DAFTAR ISI
Cover........................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
2.1 Gempa............................................................................................................4
2.3 Arduino...........................................................................................................9
2.6 Buzzer...........................................................................................................11
2.7 Jumper..........................................................................................................12
iv
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................14
4.2 Pembahasan..................................................................................................21
BAB V PENUTUP................................................................................................23
5.1 Kesimpulan...................................................................................................23
5.2 Saran.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
LAMPIRAN..........................................................................................................26
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia Energi listrik merupakan salah satu besaran energi dalam bentuk
listrik yang digunakan untuk melalukan suatu usaha misalnya untuk menghidupkan
lampu, mendinginkan ruangan, memanaskan air,memasak dan sebagainya. Energi
listrik jarang diukur atau dihitung sehingga jarang diketahui sudah berapa besar
energi listrik yang sudah digunakan. Umumnya alat ukur yang ada hanya alat ukur
voltase dan arus atau amper. Energi merupakan hasil perkalian arus,tegangan dan
waktu atau daya dikali dengan waktu. Satu-satunya alat ukur energi adalah kwh
meter PLN. (imam,2021)
Namun kwh meter susah dipantau karena bersifat akumulatif dan tidak bisa
direset menjadi 0. Sehingga susah untuk digunakansebagai pengukur dan
penghitung energi listrik. Pada hal alat ukur energi listtik sangat dibutuhkan untuk
mengetahui apakah suatu alat listrik hemat atau boros. Selain itu alat ukur energi
listrik dapat digunakan untuk mengetahui berapa energi yang telah digunakan dan
dapat dikonversi menjadi nilai rupiah. Pada kesempatan ini akan penelitian tentang
bagaimana sebuah konsep pengukuran energi listrik secara elektronik. Konsep ini
mengukur energi listrik dengan komponen-komponen elektronik misalnya sensor,
kontroler dan display digital. Data energi akan ditampilkan oleh display LCD agar
dapat dimonitor oleh pengguna. (imam,2021)
viii
2. Bagaimana cara mengintegrasikan sensor ACS 712 dengan Arduino
untuk mengukur arus listrik?
3. Seberapa akurat dan efisien sistem pengukuran arus listrik
menggunakan sensor ACS 712 dan Arduino?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah Penelitian ini bertujuan untuk
menerapkan sensor ACS 712 berbasis Arduino untuk mengukur arus Listrik:
1. Menganalisis kemampuan sensor ACS 712 dalam mengukur arus
listrik.
2. Mengevaluasi kinerja sistem pengukuran arus listrik berbasis
Arduino.
3. Mengembangkan sistem pengukuran arus listrik yang akurat dan
efisien
1.4 Manfaat
ix
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Gempa
Gempa bumi tektonik adalah jenis gempa yang paling sering terjadi,
dihasilkan oleh pematahan batuan ketika energi yang terakumulasi dari benturan
perlahan-lahan antara dua lempeng tektonik melebihi kekuatan batuan di bawah
permukaan. (Arief Mustofa Nur 2010, 2)
x
Kerak bumi baru terbentuk di jalur pemekaran lantai samudra, sedangkan
kerak bumi yang lama didaur ulang di zona subduksi. Lempeng-lempeng yang
bergerak berpapasan satu sama lain di zona patahan transform. Gempa bumi
umumnya terjadi pada tiga zona batas lempeng ini. Pada kedalaman 150-200 km di
zona subduksi, kerak bumi meleleh menjadi magma, yang kemudian naik ke
permukaan membentuk deretan gunung api.(Timor, Andre, and Hazmi 2016, 316)
a. Gelombang P
Gelombang primer, atau gelombang kompresi, adalah jenis
gelombang badan (body wave) yang memiliki kecepatan tertinggi
dibandingkan dengan gelombang S. Gelombang ini merupakan
gelombang longitudinal di mana partikel-partikel merambat bolak-
balik sesuai dengan arah rambatnya, dan terjadi karena adanya
tekanan. Karena kecepatannya yang tinggi, gelombang ini tiba
xi
lebih dahulu daripada gelombang S. Kecepatan gelombang P (𝑉𝑝)
bervariasi, yaitu 5-7 km/s di kerak bumi, lebih dari 8 km/s di
mantel dan inti bumi, sekitar 1,5 km/s di dalam air, dan sekitar 0,3
km/s di udara.(Wahyuni et al. 2017, 170).
xii
Gambar 2.2.1 b. Ilustrasi gerak gelombang sekunder
Sumber: (Elnashai dan Sarno,2008)
a. Gelombang Love
Gelombang Love dinamai dari seorang geofisikawan Inggris,
Augustus Edward Hough Love (1863 – 1940). Gelombang ini
adalah gelombang geser yang terpolarisasi secara horizontal dan
tidak menyebabkan perpindahan vertikal. Gelombang Love
terbentuk melalui interferensi konstruktif dari pantulan-pantulan
gelombang seismik di permukaan bebas. Gerakan partikel dalam
gelombang Love sejajar dengan permukaan bumi namun tegak
lurus terhadap arah perambatannya. Gelombang Love bergerak
lebih cepat dibandingkan gelombang Rayleigh dan tiba lebih
dahulu di seismograf. Meskipun demikian, kecepatan gelombang
permukaan ini selalu lebih lambat dibandingkan gelombang P dan
xiii
umumnya lebih lambat dibandingkan gelombang S (Dwiridal
2013, 459).
xiv
Gambar 2.2.2 b. Gelombang Reyleigh
Sumber: (Rosyidi 2016)
2.3 Arduino
Arduino merupakan sebuah kit elektronik atau papan sirkuit terbuka yang
memiliki komponen utama berupa mikrokontroler jenis AVR dari Atmel.
Mikrokontroler ini berfungsi untuk membaca input, memprosesnya, dan
menghasilkan output
xv
2.4 Vibration Sensor
Modul sensor digital ini mengeluarkan sinyal logika HIGH ketika terdeteksi
adanya vibrasi atau getaran. Aplikasi dari modul ini meliputi sistem keamanan,
pendeteksi gempa, identifikasi kerusakan pada sistem mekanik, analisis struktur
bangunan berdasarkan vibrasi, serta pengukuran kekuatan tumbukan secara tidak
langsung, di antara lainnya. Esensi modul ini terletak pada penggunaan komponen
SW-420, yang sensitif terhadap getaran dari berbagai arah. Dalam keadaan diam
atau bebas getaran, komponen elektronik ini beroperasi sebagai saklar yang
biasanya tertutup (normally closed) dan dapat menghantarkan listrik. Namun,
ketika terjadi getaran, saklar ini akan beroperasi membuka dan menutup sesuai
dengan frekuensi pengalihan yang berbanding lurus dengan intensitas getaran
tersebut(Alam et al. n.d., 3)
xvi
Gambar 2.4 LCD 16x2
Sumber: (Ramadhan and Royhan 2017)
2.6 Buzzer
xvii
Gambar 2.6 Project Board
2.7 Jumper
xviii
Gambar 2.7 Jumper
Dalam elektronika, kabel jumper adalah tipe kabel yang dilengkapi dengan
pin konektor di kedua ujungnya, yang bertujuan untuk menghubungkan dua titik
dalam suatu rangkaian listrik atau elektronik. Ujung kabel bisa memiliki konektor
jantan (male) atau betina (female), sesuai dengan kebutuhan penyambungan. Kabel
jumper biasanya terdiri dari dua penghantar yang masing-masing dilindungi oleh
bahan isolasi. Konektor pada kabel memudahkan penyambungan dengan berbagai
perangkat atau alat lain, memungkinkan transfer sinyal atau daya secara efektif.
xix
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan:
a. Arduino Uno R3
b. LCD 16x2 + I2C
c. Buzzer module 5V
xx
d. Sensor getar SW 420
e. Bread Board
Susunan Penghubung:
1. Hardware
Arduino uno R3
SW-420 Vibration sensor
LCD 16x2
Buzzer module 5V
Breadboard
Jumper
Papan Akrilik
2. Software
xxi
Arduino IDE
3. Alat
Penggaris
Lem Akrilik
Obeng
a. Percobaan pertama
xxii
Pada percobaan pertama, alat diuji dengan memverifikasi program melalui
aplikasi Arduino IDE yang telah deprogram tanpa adanya kesalahan coding
kedalam Arduino Uno. Apabila pemasukan programnya berhasil maka LCD
dapat menampilkan data dengan baik.
b. Percobaan kedua
Pada percobaan kedua, alat diuji coba dengan cara mencoba
menggoyangkan/ membuat guncangan disekitar alat. Pengujian ini untuk
menguji perangkat sensor getar yang ada pada rangkaian. Jika getaran
terdetaksi makan pada layar LCD akan menampilkam tulisan tanda bahaya
dan buzzer akan berbunyi. Dan sebaliknya, jika tidak ada getaran makan
LCD akan menampilkan tulisan aman pada layar dan buzzer tidak akan
berbunyi.
xxiii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
xxiv
a. Pada percobaan pertama
Alat ini diuji coba dengan memverifikasi program dengan
memasukan coding ke software Arduino IDE lalu mengupload nya,
seperti yang terlihat pada gambar 4.1.2 berikut:
xxv
Dan sebaliknya, jika adanya getaran disekitar alat maka LCD
akan menampilkan kata gempa terdeteksi pada layer LCD seperti
pada gambar 4.1.4 berikut:
1. 5 Cm Terdeteksi Gempa
2. 10 Cm Terdeteksi gempa
3. 15 Cm Aman
4. 20 Cm Aman
5. 25 Cm Aman
xxvi
Tabel 4.2 pengujian alat dengan getaran sedang
1. 5 Cm Terdeteksi Gempa
2. 10 Cm Terdeteksi gempa
3. 15 Cm Terswtwkai Gempa
4. 20 Cm Terdeteksi Gempa
5. 25 Cm Terdeteksi Gempa
1. 5 Cm Terdeteksi Gempa
2. 10 Cm Terdeteksi gempa
3. 15 Cm Terdeteksi Gempa
4. 20 Cm Terdeteksi Gempa
5. 25 Cm Terdeteksi Gempa
4.2 Pembahasan
Dari data hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat kita analisa bahwa alat
pendeteksi gempa dapat bekerja dengan baik sesuai dengan arahan pada Arduino
uno. Seperti tabel percobaan diatas bahwa kekuatan getaran kecil hanya dapat
terdeteksi ketika jaraknya 5 cm dan 10 cm, sedangkan 15 cm, 20 cm, dan 25 cm
xxvii
getaran tidak terdeteksi oleh sensor getar atau dengan kata lain masih dianggap
aman dan tidak terdeteksi gempa. Lalu pada getaran sedang dan kuat dari jarak 5
cm, 10 cm, 15 cm, 20 cm, 25 cm getaran terdeteksi dengan sensor getar maka
dengan kata lain dianggap gempa terdeteksi.
Dapat disimpulkan bahwa sensor getar akan mendeteksi gempa jika jarak
getaran ke pusat sensor dekat atau kekuatan getarannya sedang hingga kuat.
Kelebihan dari alat pendeteksi gempa ini adalah rangkaiannya mudah dipahami
dan mudah dibuat. Kemudia alat ini dapat di pindah-pindahkan sesuai dengan
kemuan pemilik. Alat pendeteksi gempa ini juga dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan perintah Arduino uno yang dibuat pada pemograman.
Kekurangan dari alat ini adalah sensor dapat mendeteksi getaran lain yang
bukan gempa, seperti getaran pada mesin atau kendaran yang dapat menyebabkan
alarm palsu. Lalu alat ini juga hanya menampilkan bacaan aman dan terdeteksi
gempa pada layar LCD tidak bisa membaca skala atau berapa kekuatan gempa atau
getaran yang terdeteksi.
xxviii
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
xxix
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Hermansyah, Budhi Santri Kusuma, Agus Prayogi, and I I Tinjauan Pustaka.
“Penggunaan Sensor Vibration Sebagai Antisipasi Gempa Bumi.” 1099: 43–
52.
Alamsyah, Sultan Nanda, Wery Melisa, Okta Sari, Mutia Raudhatul Zahra,
Yuliansyah Putra, Zafran Afif, Shalih Muhammad, Abdul Azhim, and Elfi
Yuliza. 2023. “UJI JARAK JARAK GETARAN BERBASIS SENSOR SW-
420 SISTEM DETEKSI.” 6(3): 177–84.
Dan, Nuzul Imam Fadlilah, and Ahmad Arifudin. 2018. “PEMBUATAN ALAT
PENDETEKSI GEMPA MENGGUNAKAN.” 6(1): 61–67.
xxx
doi:10.35508/fisa.v2i2.545.
Rosyidi, Sri Atmaja P. 2016. “Analisis Parameter Kecepatan Teoritik Dan Nilai
Beda Fase Gelombang Rayleigh Lapisan Aspal Perkerasan Jalan Berdasarkan
Teori Perambatan Gelombang Pada Media Yang Homogen Dan Isotropik.”
Semesta Teknika 8(1): 88–101. doi:10.18196/st.v8i1.918.
Saputra, Julio Fajar, Mia Rosmiati, and Marlindia Ike Sari. 2018. “Pembangunan
Prototype Sistem Monitoring Getaran Gempa Menggunakan Sensor Module
SW-420.” 4(3): 2055–68.
Timor, Agus Rahmad, Hanalde Andre, and Ariadi Hazmi. 2016. “Analisis
Gelombang Elektromagnetik Dan Seismik Yang Ditimbulkan Oleh Gejala
Gempa.” Jurnal Nasional Teknik Elektro 5(3): 315.
doi:10.25077/jnte.v5n3.297.2016.
Wahyuni, Ayusari, Nurul Fitriah Ahmad, Sri Astuti, and Jurusan Fisika. 2017.
“Analisis Besar Kecepatan Gelombang Primer.” Jurnal Fisika dan
Terapannya 4(2): 169–73.
{Bibliography
xxxi
LAMPIRAN
Coding program:
#include <LCD-I2C.h>
#include <Wire.h>
void setup() {
pinMode(sensorPin, INPUT); // Set pin sensor sebagai input
pinMode(buzzerPin, OUTPUT); // Set pin buzzer sebagai output
lcd.backlight(); // Menyalakan backlight LCD
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Deteksi Gempa"); // Menampilkan teks pada LCD
}
void loop() {
int sensorValue = digitalRead(sensorPin); // Membaca nilai dari sensor getar
xxxii
noTone(buzzerPin); // Mematikan buzzer
} else {
lcd.clear(); // Bersihkan layar LCD
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Aman"); // Menampilkan pesan pada LCD
}
delay(2000); // Delay selama 1 detik
}
xxxiii