Uass PPLL
Uass PPLL
“SVM SQUAD”
Disusun oleh:
2024
1
KATA PENGANTAR
Segala Puji beserta syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Kami dapat menyelesaikan Tugas Laporan Project Rancang Bangun Sistem
Inventory pada UMKM Baso Aci Garut (Bacigar) berbasis mobile dengan baik dan tepat
pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak rintangan dan tantangan yang kami
hadapi sehingga tidak luput dari kesalahan. Kami meminta maaf bila ada kesalahan dalam
laporan ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu:
1) Bapak Yopi Nugraha, S.Kom., M. Kom. selaku dosen mata kuliah Perangkat Lunak yang
memberikan bimbingan dan dorongan yang bermanfaat kepada kami.
2) Teh Nurhasanah dan Kang Sani Sutisna selaku pemilik Usaha Mikro atau Kecil
Menengah Baso Aci Garut (Bacigar) yang memberikan kami kesempatan melakukan
observasi dan memberikan materi pendukung yang bermanfaat kepada kami.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu Kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan laporan ini kedepannya. Terima
kasih. Demikian laporan ini kami buat, semoga dapat berguna bagi kita semua.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER...........................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................7
DAFTAR TABEL...........................................................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................9
1.4 Tujuan......................................................................................................................12
3
2.5.1 Pengertian Inventory....................................................................................19
2.5.2 Sistem Inventory..........................................................................................19
2.6 Waterfall..................................................................................................................20
2.9 Figma........................................................................................................................26
2.14 Flutter.......................................................................................................................29
2.15 Dart...........................................................................................................................30
3.2.1 Observasi......................................................................................................42
4
3.2.2 Wawancara...................................................................................................42
5
4.4.4 Rancangan Menu Supplier...........................................................................65
BAB V PENUTUP........................................................................................................................65
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................65
5.2 Saran.........................................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................68
DOKUMENTASI.........................................................................................................................70
6
DAFTAR GAMBAR
7
DAFTAR TABEL
8
BAB I
PENDAHULUAN
Di tengah arus globalisasi yang semakin cepat, sektor industri di negara berkembang,
termasuk Indonesia, menghadapi tantangan yang kompleks dan multidimensional. Salah satu
sektor yang menunjukkan pertumbuhan signifikan adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM), di mana Bacigar beroperasi. Bacigar, yang dikenal dengan produk kuliner khasnya,
9
telah berhasil menarik perhatian konsumen dan menciptakan basis pelanggan yang loyal.
Namun, seiring dengan pertumbuhan ini, muncul sejumlah permasalahan yang mengancam
keberlanjutan dan daya saingnya.
Salah satu isu utama yang dihadapi Bacigar adalah pengelolaan inventaris yang tidak
efisien. Saat ini, proses pendataan barang masih dilakukan secara manual, yang berdampak
negatif pada akurasi dan kecepatan pengelolaan stok. Ketidakakuratan dalam pendataan dapat
menyebabkan overstock atau stockout, yang pada gilirannya dapat mengganggu rantai pasokan
dan mengurangi kepuasan pelanggan. Dalam konteks persaingan yang ketat, di mana setiap detik
dan setiap produk memiliki nilai strategis, ketidakmampuan Bacigar untuk mengelola stok secara
efektif menjadi titik lemah yang dapat dimanfaatkan oleh pesaing.
Dengan keberagaman produk yang ditawarkan, seperti Makaroni Pedas, Kerupuk Pedas,
dan Seblak Jadul, Bacigar perlu sistem yang dapat memberikan visibilitas yang lebih baik
terhadap stok barang. Kurangnya sistem yang terintegrasi membuat Bacigar kesulitan dalam
memonitor pergerakan barang, sehingga menghambat pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat. Ketergantungan pada metode manual juga mengakibatkan keterlambatan dalam analisis
data yang krusial untuk memahami tren penjualan dan permintaan pasar.
Di samping itu, tantangan eksternal seperti fluktuasi harga bahan baku, perubahan
preferensi konsumen, dan perkembangan teknologi juga semakin menuntut Bacigar untuk
beradaptasi. Dalam lingkungan bisnis yang dinamis ini, kemampuan untuk mengelola inventaris
dengan efisien bukan hanya menjadi keunggulan kompetitif, tetapi juga kebutuhan mendasar
untuk bertahan.
Sistem pendataan yang lambat dan tidak akurat juga berpotensi merugikan reputasi Bacigar.
Pelanggan yang kecewa akibat ketidaktersediaan produk atau kualitas yang tidak konsisten
mungkin akan beralih ke pesaing. Dalam dunia yang terhubung secara digital, ulasan negatif
dapat menyebar dengan cepat, memengaruhi citra merek secara signifikan.
Selain tantangan internal, Bacigar juga menghadapi berbagai tantangan eksternal seperti
fluktuasi harga bahan baku dan perubahan preferensi konsumen. Untuk tetap bertahan dan
bersaing dalam industri kuliner yang dinamis, Bacigar perlu mengadopsi sistem yang mampu
mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan akurat, terutama dalam hal manajemen
inventaris. Implementasi teknologi informasi yang terintegrasi dan efektif tidak hanya akan
membantu
10
Bacigar dalam memperbaiki proses internal, tetapi juga memungkinkan perusahaan untuk
beradaptasi dengan perubahan pasar dan meningkatkan daya saingnya.
Salah satu solusi yang dapat diimplementasikan adalah Rancang Bangun sistem inventory
berbasis mobile dengan menggunakan metodologi Waterfall. Metodologi ini melibatkan
beberapa tahap yang terstruktur dan sistematis, yaitu analisis kebutuhan, perancangan sistem,
implementasi, pengujian, dan pemeliharaan. Dengan menggunakan metodologi ini, proses
perancangan sistem dapat dilakukan dengan lebih terarah dan sistematis sehingga diharapkan
dapat menghasilkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan Bacigar.
Melalui rancang bangun sistem inventory berbasis mobile ini, diharapkan Bacigar dapat
meningkatkan akurasi dan kecepatan dalam pendataan stok, meminimalkan kesalahan, serta
menyediakan data yang lebih akurat untuk pengambilan keputusan. Dengan demikian, Bacigar
dapat meningkatkan efisiensi operasional, menjaga kualitas pelayanan kepada pelanggan, serta
memperkuat posisi kompetitifnya di industri kuliner.
11
1.3. Batasan masalah
Untuk memastikan fokus dan efektivitas dalam rancang bangun sistem inventory barang
berbasis mobile untuk Bacigar, batasan masalah yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
1) Sistem ini hanya akan mencakup fungsi pengelolaan inventaris barang, termasuk pencatatan
penerimaan, penyimpanan, dan distribusi. Aspek lain seperti manajemen keuangan,
pemasaran, dan sumber daya manusia tidak akan dimasukkan dalam pengembangan sistem
ini.
2) Rancangan sistem dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan dan karakteristik UMKM
Bacigar, tanpa mempertimbangkan aplikasi untuk jenis usaha lain. Hal ini akan memastikan
bahwa sistem sesuai dengan proses operasional yang ada di Bacigar.
3) Sistem akan dibangun sebagai aplikasi mobile yang dapat diakses di perangkat berbasis
Android dan iOS. Pertimbangan teknis ini mencakup keterbatasan sumber daya yang ada di
Bacigar serta infrastruktur teknologi yang digunakan.
4) Fokus pada pengguna internal Bacigar, yaitu karyawan yang terlibat dalam pengelolaan
inventaris. Pelatihan dan dukungan akan disediakan khusus untuk mereka, dan tidak
mencakup pengguna eksternal atau konsumen.
1.4. Tujuan
Tujuan dari rancang bangun sistem inventory barang berbasis mobile untuk Bacigar adalah
sebagai berikut:
1) Mengintegrasikan semua aspek pengelolaan inventaris dalam satu platform yang mudah
diakses, untuk memudahkan pengguna dalam memonitor pergerakan barang secara real-
time.
2) Merancang sistem inventory berbasis mobile yang memenuhi kebutuhan spesifik
Bacigar dalam mengelola inventaris, termasuk penerimaan, penyimpanan, dan distribusi
barang.
3) Menambah fitur dan fungsi yang diperlukan untuk memastikan sistem dapat
memberikan data yang akurat dan analisis yang berguna bagi pengambilan keputusan.
4) Meningkatkan daya saing Bacigar di pasar kuliner dengan menyediakan produk yang
selalu tersedia dan berkualitas tinggi, serta meningkatkan kepuasan pelanggan.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebuah sistem memiliki model dasar yang terdiri dari input, proses, dan output.
Model tersebut merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana dan sebuah
13
sistem dapat memiliki beberapa masukan dan keluaran sekaligus. Sebuah sistem memiliki
sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yaitu (Sutabri, 2012):
Sebuah sistem memiliki model dasar yang terdiri dari input, proses, dan output.
Model tersebut merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana dan sebuah
sistem dapat memiliki beberapa masukan dan keluaran sekaligus. Sebuah sistem memiliki
sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yaitu (Sutabri, 2012):
14
5. Masukan sistem (Input)
Masukan sistem atau input yaitu energi yang dimasukkan ke dalam sistem,
dimana energi tersebut dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal.
Masukkan perawatan adalah energi yang dimasukan supaya sistem tersebut
dapat beroperasi dengan baik, sedangkan masukan sinyal adalah energi yang
akan diproses untuk mendapatkan keluaran dari sebuah sistem.
6. Keluaran sistem (Output)
Keluaran sistem atau output yaitu hasil dari energi masukan yang telah
diproses dan diklasifikasikan menjadi suatu keluaran yang berguna dan sisa
pembuangan dari proses tersebut.
7. Pengolah sistem (Process)
Pengolah sistem atau process merupakan suatu bagian pengolahan yang
dapat mengubah input menjadi output.
8. Sasaran sistem (Objective)
Setiap sistem mempunyai sasaran atau tujuan mengapa diciptakannya
sistem tersebut. Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem
tersebut tidak akan berguna.
15
2.3. Konsep Dasar Informasi
2.3.1. Pengertian Data
Data merupakan bentuk mentah yang masih belum bisa menjelaskan tentang
sesuatu sehingga perlu diolah lebih lanjut lagi (Sutabri, 2012). Dengan kata lain
dapat disimpulkan bahwa data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu
peristiwa atau kejadian nyata. Data merupakan bahan mentah yang belum
memiliki makna tertentu atau belum berpengaruh langsung kepada pengguna
sehingga perlu diolah lebih lanjut untuk menghasilkan sesuatu yang lebih berguna
dan bermakna.
2.3.2. Pengertian Informasi
Informasi merupakan data atau sekumpulan data yang telah
diinterprestasikan atau diolah untuk digunakan oleh pengguna dalam proses
pengambilan keputusan (Sutabri, 2012). Sistem informasi bertugas mengolah data-
data yang didapatnya dari masukan dari bentuk yang tak berguna atau tak
memiliki makna menjadi bermanfaat bagi yang menerimanya. Nilai suatu
informasi berhubungan dengan keputusan, apabila tidak ada keputusan yang
diambil maka informasi tersebut tidak diperlukan.
2.3.3. Siklus Informasi
Untuk satu atau beberapa data dapat menjadi suatu informasi maka
dibutuhkan suatu model atau siklus bagaimana proses tersebut terjadi (Sutabri,
2012). Data diolah dengan menggunakan model tertentu untuk dijadikan sebuah
informasi, kemudian penerima mendapatkan informasi tersebut dan penerima akan
membuat suatu keputusan berdasarkan informasi tersebut, kemudian penerima
akan melakukan tindakan atas keputusan yang dibuatnya tadi, kemudian dari
tindakan tadi menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah
data kembali. Data akan dimasukan kedalam sistem dan diolah oleh suatu model
tertentu dan seterusnya membentuk suatu siklus.
Siklus tersebutlah yang biasa disebut dengan siklus informasi atau biasa
disebut juga sebagai siklus pengolahan data. Adapun siklus informasi sebagai
berikut :
16
Gambar 3.1 Siklus Informasi
(Sutabri, 2012)
17
Blok model yang dimaksud disini adalah suatu prosedur yang akan dilakukan
untuk memanipulasi data-data dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya
agar dapat dihasilkannya suatu keluaran.
3. Blok keluaran (output block)
Produk atau hasil olahan dari suatu sistem disebut dengan keluaran yang
biasanya berupa sebuah informasi yang nantinya akan digunakan oleh
penerimanya.
4. Blok teknologi (technology block)
Teknologi merupakan alat atau tool box dalam sistem informasi. Teknologi
terdiri dari 3 (tiga) bagiam utama yaitu teknisi (brainware), perangkat keras
(hardware), dan perangkat lunak (software).
5. Blok basis data (database block)
Basis data (database) merupakan kumpulan data-data yang saling
berhubungan dan berkaitan satu dengan yang lainnya, perangkat lunak
digunakan untuk memanipulasi data yang tersimpan di perangkat keras. Data
perlu disimpan di dalam database yang diorganisir atau disusun sedemikian
rupa guna untuk menghasilkan informasi yang lebih baik.
6. Blok Kendali
Pengendalian dalam sistem informasi sangatlah penting dikarenakan banyak sekali
hal yang dapat merusak sistem informasi tersebut seperti kejadian alamiah seperti
bencana alam maupun kejadian buatan oleh manusia seperti meretas atau melakukan
manipulasi data yang bertujuan tidak baik. Maka dari itu pengendalian sangat
diperlukan untuk menentukan siapa saja yang dapat keluar masuk sistem tersebut dan
meningkatkan keamanan agar tidak dapat diakses oleh pihak luar serta menciptakan
penanggulangan jika terjadi kerusakan atau kesalahan- kesalahan tersebut agar
masalah cepat diselesaikan.
Class
21
7. Relasi antar kelas dengan makna
3. Menggambarkan sebuah
Boundary Class penggambaran dari form.
22
4. Menggambarkan penghubung antara
Control Class boundary dengan tabel.
23
3. Decision Asosiasi percabangan dimana jika
ada pilihan aktivitas lebih dari satu.
2.9. Figma
Figma adalah editor grafik vektor dan alat pembuatan prototipe dengan kemampuan offline
berbasis web tambahan yang diaktifkan oleh aplikasi desktop untuk Mac OS dan Windows.
Aplikasi Figma Mirror yang disertakan untuk Android dan iOS memungkinkan Anda melihat
prototipe Figma di perangkat seluler Anda. Kumpulan fitur Figma berfokus pada penggunaan
dalam antarmuka pengguna dan desain pengalaman pengguna, dengan fokus pada kolaborasi
waktu nyata.
25
Android Studio adalah Integrated Development Enviroment (IDE) untuk sistem operasi
Android, yang dibangung diatas perangkat lunak JetBrains IntelliJIDEA dan didesain khusus
untuk pengembangan Android. IDE ini merupakan pengganti dari Eclipse Android Development
Tools (ADT) yang sebelumnya merupakan IDE utama untuk pengembangan aplikasi android.
Android studio sendiri pertama kali diumumkan di Google I/O conference pada tanggal 16 Mei
2013. Ini merupakan tahap preview dari versi 0.1 pada Mei 2013, dan memasuki tahap beta sejak
versi 0.8 dan mulai diliris pada Juni 2014. Versi liris stabil yang pertama diliris pada December
2014, dimulai sejak versi 1.0. Sedangkan versi stabil yang sekarang adalah versi 3.13 yang diliris
pada Juni 2018. Fitur Fitur yang tersedia saat ini dalam stable version (Dobie, 2013).
2.13. Software Development Kit (SDK)
Android Software Development Kit (SDK) merupakan alat yang bisa digunakan oleh para
pengembang untuk mengembangkan aplikasi berbasis Android. Di dalamnya, terdapat beberapa
tools seperti debugger, software libraries, emulator, dokumentasi, sample code dan tutorial. Java
SE Development kit adalah salah satu contoh Android SDK dan menjadi bahasa pemrograman
yang paling sering digunakan untuk mengembangkan aplikasi Android. Di samping itu ada
beberapa bahasa lainnya seperti C++, Go, dan Kotlin (Berkati 2021).
2.14. Flutter
Flutter adalah sebuah software development kit (SDK) buatan Google yang berfungsi untuk
membuat aplikasi mobile phone menggunakan Bahasa pemograman Dart, baik untuk android
maupun IOS. Dengan flutter, aplikasi android dan IOS dapat dibuat menggunakan basis kode
dan Bahasa pemrograman yang sama, yaitu dart, Bahasa pemrograman yang juga diproduksi
oleh google pada tahun 2011.
2.15. Dart
Menurut (Raharjo, 2019), dart adalah sebuah bahasa yang diproduksi oleh Google, yang
dirancang oleh Lars Bak dan Kasper Lund, dan diperkenalkan pada 10 Oktober 2011. Dart dapat
digunakan untuk membuat sebuah aplikasi server (berbentuk command-line interfaces), web,
maupun mobile. Dart dapat digunakan dibeberapa platform salah satunya yaitu flutter yang
menjadi framework utama yang digunakan oleh penulis untuk membuat system.
2.16. Black box testing
Black Box Testing adalah salah satu metode pengujian aplikasi yang berfokus pada
tampillan aplikasi, fungsi-fungsi dan kesesuaian alur fungsi dengan proses bisnis. Menurut IEEE,
26
pengertian Black Box Testing yaitu :
1. Pengujian yang mengabaikan mekanisme internal sistem atau komponen dan fokus
semata-mata pada output yang dihasilkan dalam menanggapi input yang dipilih dan
kondisi eksekusi
2. Pengujian dilakukan untuk mengevaluasi pemenuhan sistem atau komponen dengan
kebutuhan fungsional tertentu.
Pengujian Black Box tidak menguji source code program dan berfokus pada spesifikasi
fungsional dari perangkat lunak. Pada proses Black Box Testing dengan cara mencoba program
yang telah dibuat dengan mencoba memasukkan data pada setiap formnya.
Tahun 2018
Judul National Food Reserve Agency (NFRA) Web Based Inventory, Purchase
and Sales Control
Masalah Sistem lama NFRA bekerja secara manual sehingga memakan banyak waktu, kurang efisien,
tidak akurat, dan dalam operasinya ada aktor atau pelaku yang menjembatani antara pelanggan
dan NFRA, sehingga NFRA tidak dapat secara langsung berinteraksi dengan pelanggan dan
mengakibatkan timbulnya gangguan.
Tujuan Membangun sistem inventory, pembelian dan penjualan NFRA berbasis web yang akan dapat
menghemat waktu, menambah tingkat akurasi, efisiensi, mengurangi penggunaan kertas, dan
mengatasi masalah interaksi antara NFRA dan pelanggan.
27
Kelebihan Penelitian ini menggunakan UML sebagai tools untuk pemodelannya yang dirasa cukup detail
dalam penjelasannya. Pemilihan web-based dalam menggembangkan sistem sangat baik karena
kelebihan web-based dapat diakses dibanyak platform dan hanya membutuhkan browser saja
untuk bisa mengaksesnya. Sistem baru yang dibuat memiliki hak akses sehingga tidak
sembarang orang bisa menggunakan sistem.
Kekuranga n Tidak ada penjelasan mengenai rancangan atau desain mengenai tampilan website sehingga
tidak diketahui bagaimana desain dan tampilan akhir dari website tersebut. Dalam saran
peneliti menyatakan bahwa interface yang dibuat kurang dinamis dan tidak adanya pesan
atau peringatan mengenai persediaan barang yang menipis.
2. Peneliti Rahmawati
Tahun 2017
Judul Sistem Informasi Inventory Stok Barang Pada CV. Artha Palembang
Masalah Permasalahan yang terjadi pada perusahaan sehingga diperlukannya pembangunan sistem
informasi inventory barang yaitu proses dari sistem lama yang masih manual mulai dari
pendataan barang masuk hingga penyusunan laporan yang menyebabkan kinerja perusahaan
kurang efektif dan efisien.
Tujuan Membangun sebuah sistem informasi inventory yang mempermudah pengguna dalam
mengelola dan mendata data barang yang masuk dan keluar serta dapat melakukan
pengontrolan stok barang yang dapat memberitahukan tentang jumlah stok barang dengan
cepat dan akurat.
Kelebihan Pemilihan web-based dalam menggembangkan sistem sangat baik karena kelebihan web-based
dapat diakses dibanyak platform dan hanya membutuhkan browser saja untuk bisa
mengaksesnya. Desain interface dan tampilan akhir website disajikan dengan lengkap dan
jelas. Sistem baru yang dibuat memiliki hak akses sehingga tidak sembarang orang bisa
menggunakan sistem.
Kekurangan Peneliti menggunakan metode quick planning dan quick modeling dalam merancang
sistem yang akan dibuat sehingga rancangan kurang penjelasan dan kurang lengkap.
Judul Sistem Informasi Inventory Barang Berbasis Web Pada PT. Livaza Teknologi Indonesia
Masalah Sistem lama yang ada masih menggunakan cara manual sehingga jumlah stok barang sering
mengalami kesalahan atau tidak sesuai dengan keadaan jumlah barang yang ada. Sistem lama
dinilai sering menyulitkan dan menghambat pengelolaan barang.
Tujuan Membangun sistem informasi inventory barang berbasis web yang menarik dan user friendly
untuk memudahkan karyawan PT. Livaza Teknologi Indonesia dalam mengolah data barang
serta dapat menyajikan informasi yang akurat dan cepat sesuai kebutuhan.
28
Kelebihan Pemilihan web-based dalam menggembangkan sistem sangat baik karena kelebihan web-based
dapat diakses dibanyak platform dan hanya membutuhkan browser saja untuk bisa
mengaksesnya. Penelitian ini menggunakan UML sebagai tools untuk pemodelannya yang
dirasa cukup detail dalam penjelasannya. Sistem baru yang dibuat memiliki hak akses
sehingga tidak sembarang orang bisa menggunakan sistem.
Kekurangan Peneliti tidak menjelaskan mengenai rancangan atau desain mengenai tampilan website
sehingga tidak diketahui bagaimana desain awal sebelum tampilan akhir website terbuat.
Peneliti tidak melakukan pengujian terhadap sistem sehingga memungkinkan terjadinya
error atau bug pada system.
4. Peneliti Nur Fadillah Utami
Tahun 2018
Judul Sistem Informasi Inventori Barang PT. Tissan Nugraha Globalindo Berbasis Web
Masalah PT. Tissan Nugraha Globalindo mengolah data dengan cara menyalin pengolahan
persediaan barang dari buku ke dalam Microsoft Office Excel sehingga muncul sebuah
permasalahan dalam mengolah data barang dan transaksi digudang.
Tujuan Membangun sistem inforasi inventori barang yang dapat membantu perusahaan dalam
mengelola data barang dan transaksi di gudang menjadi lebih mudah dan cepat serta
menghasilkan informasi yang dibutuhkan secara cepat dan akurat.
Kelebihan Pemilihan web-based dalam menggembangkan sistem sangat baik karena kelebihan web-based
dapat diakses dibanyak platform dan hanya membutuhkan browser saja untuk bisa
mengaksesnya. Sistem baru yang dibuat memiliki hak akses sehingga tidak sembarang orang
bisa menggunakan sistem. Tahap pengujian sistem dilakukan oleh pembuat sistem dan
pengguna agar meminimalisir terjadinya error dan bug pada sistem baru.
Kekurangan Kurangnya analisis yang dilakukan sebelum pemodelan sistem baru seperti tidak adanya
analisis sistem lama yang sedang berjalan sehingga tidak ada gambaran seperti apa berjalannya
sistem lama. Aktor yang dicantumkan pada use case ada dua yaitu admin dan super admin
dimana kurang jelasnya detail penentuan aktor dan siapakah kedua actor tersebut.
5. Peneliti Ismi Syarif dan Mustagfirin
Tahun 2019
Masalah Sistem lama yang digunakan masih manual seperti pencatatan barang masuk dan keluar serta
pencatatan stok barang masih menggunakan buku besar dimana terkadang terjadi kesalahan
dalam perhitungan barang, kesulitan dalam pencatatan dan pembuatan laporan barang masuk
dan keluar, belum lagi sulitnya dalam pencarian data barang yang diperlukan karena
penumpukan berkas yang banyak.
Tujuan Merancang sistem informasi inventory barang yang sesuai dengan permasalahan pada kegiatan
persediaan barang pada Apotek Sultan supaya mempermudah pegawai apotek dalam
mengelola dan mendata data barang yang masuk dan keluar. Membangun sistem informasi
29
inventory yang dapat melakukan pengontrolan stok barang sehingga dapat memberikan
informasi stok barang yang ada dengan cepat dan akurat dan menyajikan pemrosesan data
tentang barang masuk dan yang keluar dengan cepat dan akurat sehingga dapat menghasilkan
informasi sesuai dengan kebutuhan.
Kelebihan Penggunaan metode First-In First-Out (FIFO) sangat membantu dalam proses keluar masuk
barang agar lebih teratur dan sesuai dengan objek penelitiannya. Peneliti membangun sistem
informasi inventory dengan berbasis web dimana memiliki keuntungan mudah diakses
darimana saja dan kapan saja. Peneliti menggunakan tahap testing menggunakan black box
testing dimana itu sangat baik untuk menguji sistem sudah berjalan dengan baik atau tidak dan
hasil yang didapat dalam testing pada penelitian ini semua fungsi dan fitur berjalan
dengan baik.
Kekurangan Untuk dokumentasi perancangan sistem informasi informasi sangat kurang sehingga sangat
sulit bagi peneliti selanjutnya untuk mempelajari rancangan yang ada.
6. Peneliti Anita C. Sembiring, J. Tampubolon, D. Sitanggang, Mardi Turnip dan Subash
Tahun 2019
Judul Improvement of Inventory System Using First In First Out (FIFO) Method
Masalah Proses pencatatan stok barang secara umum masih dilakukan secara manual dan itu dinilai
kurang efektif sehingga dalam membuat laporan yang digunakan untuk pengambilan keputusan
menjadi tidak tepat waktu dan dapat berdampak buruk bagi perusahaan. Proses penentuan
keluar masuk barang tidak menggunakan suatu metode sehingga terkadang suatu barang
mengalami penurunan nilai karena terlalu lama tidak digunakan.
Tujuan Merancang suatu sistem informasi inventory yang dapat membantu proses pencatatan barang
masuk dan keluar serta menggunakan metode First In First Out (FIFO) untuk menentukan
barang yang mana yang harus dikeluarkan terlebih dahulu.
Kelebihan Penggunaan metode First In First Out (FIFO) sangat membantu perusahaan dalam
menentukan barang yang harus dikeluarkan terlebih dahulu sehingga lebih teratur dalam
pencaatatannya.
Kekurangan Tidak dijelaskannya model dan rancangan dari sistemnya dan hanya menjelaskan
mengenai evaluasi sebelum dan sesudah diimplementasikan.
7. Peneliti Alfath Dioni , Bullion Dragon Andah
Tahun 2019
Judul Perancangan Sistem Informasi Inventory Barang Berbasis Web pada Universitas Budi
Luhur
30
Masalah Proses pengadaan barang di Universitas Budi Luhur menghadapi masalah seperti kurangnya
notifikasi pengingat, persetujuan manual yang memakan waktu, risiko formulir hilang, serta
deskripsi barang yang tidak jelas. Kendala- kendala ini memperlambat birokrasi pengadaan dan
meningkatkan potensi kesalahan. Untuk itu, diperlukan sistem inventory berbasis web yang
mampu mempercepat persetujuan, memberikan notifikasi otomatis, memperjelas deskripsi
barang, dan menyediakan informasi stok secara real-time demi meningkatkan efisiensi
dan akurasi proses pengadaan barang.
Tujuan Tujuan dari pengembangan sistem inventory berbasis web di Universitas Budi Luhur adalah
untuk mempercepat dan mempermudah proses pengadaan barang, dengan memberikan
notifikasi otomatis kepada pihak terkait, mengurangi ketergantungan pada persetujuan manual,
dan menghindari risiko kehilangan dokumen fisik. Sistem ini juga bertujuan memperjelas
deskripsi barang yang diminta oleh setiap unit, menyediakan informasi stok barang secara real-
time, dan menampilkan data barang yang sering diminta. Dengan demikian, sistem ini
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi dalam pengelolaan
inventory barang di lingkungan universitas.
Kelebihan Sistem inventory berbasis web memiliki kelebihan dalam meningkatkan efisiensi pengadaan
barang melalui notifikasi otomatis dan pengurangan proses persetujuan manual, serta
memberikan transparansi data dengan akses real- time pada stok dan riwayat permintaan.
Selain itu, sistem digital ini mengurangi risiko kehilangan dokumen fisik dan memungkinkan
deskripsi barang yang lebih jelas, sehingga meminimalkan kesalahan pembelian. Sistem juga
menyediakan analisis permintaan barang dan unit yang sering mengajukan permintaan, yang
membantu dalam pengelolaan stok secara efektif.
Kekurangan Sistem ini memiliki kekurangan seperti ketergantungan pada koneksi internet yang stabil, biaya
implementasi dan pemeliharaan yang tidak sedikit, serta risiko keamanan data yang
memerlukan perlindungan khusus. Pengguna juga mungkin memerlukan waktu adaptasi dan
pelatihan untuk beralih dari sistem manual, sementara ketergantungan pada teknologi membuat
proses pengadaan dapat terganggu jika terjadi masalah teknis.
Tahun 2023
Judul Perancangan Sistem Informasi Production Inventory Pada PT. Lastana Express Indonesia
Masalah PT. Lastana Express Indonesia menghadapi masalah ketidaksesuaian stok produksi dengan
data inventaris yang disebabkan oleh proses pencatatan semi- manual menggunakan kertas dan
Microsoft Excel. Ketidakakuratan dalam penyajian laporan inventaris mengakibatkan
penumpukan stok dan keterlambatan pembelian barang, yang pada akhirnya menghambat
kinerja perusahaan.
Tujuan Tujuan dari perancangan sistem informasi inventaris ini adalah untuk menciptakan pencatatan
yang lebih efisien, akurat, dan real-time, sehingga dapat memperbarui data stok secara
otomatis dan menyediakan laporan cepat bagi manajemen sebagai dasar pengambilan
keputusan.
31
Kelebihan Sistem informasi inventaris yang dirancang untuk PT. Lastana Express Indonesia memiliki
beberapa kelebihan, seperti peningkatan efisiensi waktu karena proses pencatatan dan
pembaruan stok dapat dilakukan secara otomatis, mengurangi kesalahan manusia dalam
pencatatan, dan memastikan data yang lebih akurat. Selain itu, laporan inventaris dapat
disajikan secara real-time, sehingga manajemen bisa mengakses informasi terkini dengan
cepat untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat.
Kekurangan Ketergantungan pada teknologi mengharuskan perusahaan memiliki jaringan dan perangkat
yang stabil; jika ada gangguan, akses ke sistem bisa terganggu. Biaya implementasi dan
pemeliharaan juga menjadi pertimbangan, karena sistem memerlukan investasi awal dan
perawatan berkala. Pengguna mungkin memerlukan waktu dan pelatihan untuk beradaptasi
dengan sistem baru, dan risiko keamanan data juga perlu diperhatikan, karena sistem
digital rentan terhadap ancaman siber yang dapat memengaruhi integritas data.
9. Peneliti Faradila Kusuma Dewia, Najwa Fathiro Cahyonoa , Ferdi Puguh Margonoa, Khurrotul Uyuna,
Safitri Pradistyaa, Anindo Saka Fitria
Tahun 2023
Judul Perancangan Sistem Pencatatan Persediaan Barang Berbasis Mobile (Studi Kasus : Toko Sini
Jaya)
Masalah Toko Sini Jaya, sebagai usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang
sembako, menghadapi sejumlah tantangan dalam pengelolaan inventaris dan pencatatan
transaksi. Saat ini, semua proses masih dilakukan secara manual, yang mengakibatkan
kurangnya akurasi dan efisiensi dalam pencatatan barang dan laporan penjualan. Pembaharuan
data harus dilakukan secara manual, menyulitkan pemilik dalam mengakses informasi dengan
cepat, dan membuat pembuatan laporan membutuhkan waktu yang lama.
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem pencatatan persediaan barang berbasis mobile
dengan menggunakan ICONIX Process. Sistem ini diharapkan dapat mempermudah pemilik
toko dalam melakukan pengecekan dan pengelolaan persediaan barang, serta mencatat
transaksi dan menyusun laporan dengan lebih efisien. Dengan penerapan sistem ini, diharapkan
dapat mengurangi kesalahan dalam pencatatan dan perhitungan yang terjadi akibat proses
manual.
Kelebihan Sistem yang dirancang berbasis mobile akan meningkatkan aksesibilitas bagi pemilik toko,
memungkinkan mereka untuk memeriksa dan mengelola persediaan barang kapan saja dan di
mana saja. Selain itu, otomatisasi dalam pencatatan transaksi dan pembuatan laporan akan
mengurangi kemungkinan kesalahan dan mempercepat proses pengelolaan inventaris. Dengan
adanya sistem informasi ini, Toko Sini Jaya dapat beroperasi lebih efisien,
meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan.
Kekuranga n Meskipun sistem informasi berbasis mobile menawarkan banyak keuntungan, ada beberapa
kekurangan yang perlu diperhatikan. Pertama, ketergantungan pada teknologi dan koneksi
internet dapat menjadi kendala jika terjadi gangguan akses. Selain itu, biaya pengembangan
dan pemeliharaan sistem mungkin menjadi beban bagi pemilik toko. Pengguna juga mungkin
32
memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan sistem baru, yang dapat memerlukan pelatihan
tambahan. Terakhir, perlunya pengelolaan data yang baik untuk menghindari risiko
kebocoran informasi atau kesalahan dalam penginputan data.
10. Peneliti Achmad Fauzi
Tahun 2024
Masalah Kantor Pertanahan Kota Singkawang menghadapi masalah dalam pengelolaan inventaris
barang, di mana pencatatan masih dilakukan secara manual menggunakan buku dan Microsoft
Excel. Proses ini menyebabkan data inventaris menjadi tidak akurat dan mengakibatkan
lambatnya pengelolaan barang. Ketidakakuratan data inventaris dapat menyebabkan kesulitan
dalam pelacakan dan pengambilan keputusan terkait pengadaan atau pengelolaan barang.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membangun sistem informasi inventaris
barang berbasis mobile yang menggunakan React Native dan Firebase Firestore. Sistem ini
bertujuan untuk mengatasi masalah inventarisasi barang pada Kantor Pertanahan Kota
Singkawang, yang sekarang menggunakan inventaris atau pencatatan manual dengan buku
maupun excel yang menyebabkan data inventaris barang tidak akurat serta proses inventaris
barang menjadi lama.
Kelebihan Sistem informasi inventaris barang berbasis mobile yang dikembangkan untuk Kantor
Pertanahan Kota Singkawang memiliki berbagai kelebihan, termasuk aksesibilitas di berbagai
platform, pemantauan stok secara real-time, serta efisiensi dalam pencatatan dan pelaporan.
Kekurangan Sistem ini juga menghadapi beberapa kekurangan, seperti ketergantungan pada koneksi
internet, biaya implementasi dan pemeliharaan yang tinggi, waktu adaptasi pengguna yang
diperlukan, serta risiko keamanan data yang harus dikelola dengan baik. Dengan
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan ini, sistem diharapkan dapat meningkatkan
pengelolaan inventaris secara efektif di kantor tersebut.
BAB III
33
METODE PERANCANGAN
34
Gambar 4.1 Logo Perusahaan Baso Aci Garut (Bacigar)
Berikut merupakan tugas dan peran setiap bagian yang ada pada struktur organisasi Baso
Aci Garut (Bacigar)
1. Bagian Pemasaran
Bagian Pemasaran untuk mempromosikan produk, meningkatkan penjualan dan
Menyusun strategi pemasaran, baik online maupun offline, untuk menarik konsumen
baru dan menjaga loyalitas pelanggan.
2. Bagian Produksi
Bagian Produksi Terlibat langsung dalam proses pembuatan baso aci dan pengemasan.
3. Bagian Operasional
Bagian Operasional bertanggung jawab atas keseluruhan operasional sehari- hari,
termasuk pengelolaan produksi dan distribusi.
4. Bagian Keuangan
Bagian Keuangan Membantu dalam pencatatan keuangan dan pengelolaan anggaran.
5. Bagian Layanan Pelanggan
Bagian Layanan Pelanggan Menangani pertanyaan dan keluhan dari pelanggan, serta
35
memberikan dukungan pasca-penjualan.
36
berhubungan dengan masalah yang dibahas sehingga mendapatkan data- data berupa
pengetahuan yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi.
Tulisan dan artikel dari internet dan buku-buku untuk selengkapnya dapat dilihat pada
daftar pustaka.
4. Pengujian (Testing)
Tahapan keempat mengacu pada proses pengintegrasian setiap modul yang telah dibuat.
Setelah proses ini selesai, pengembang akan melakukan testing untuk mengecek jalannya
fungsi sistem secara keseluruhan. Selain itu, pengembang juga dapat mengidentifikasi
jika ada kegagalan atau error pada sistem.
5. Pemeliharaan (Maintenance)
Setelah serangkaian langkah sistematis di atas, perawatan sistem yang telah dibuat
merupakan tahapan terakhir dari metode ini. Sistem tersebut telah didistribusikan dan
digunakan oleh pengguna. Hal yang tetap harus dilakukan adalah pemeliharaan dan
memastikan bahwa sistem tetap berjalan baik sesuai fungsinya.
3.4. Tahapan Perancangan
Tahapan keseluruhan perancangan system penjualan yang penulis buat, terdiri dari berikut ini :
3.4.1. Analisis Kebutuhan
Bacigar sebagai UMKM dalam industri kuliner menghadapi tantangan
operasional yang serius, terutama dalam pengelolaan inventaris yang tidak efisien.
Proses pendataan stok yang masih dilakukan secara manual menjadi hambatan
utama dalam menjaga keakuratan informasi stok barang. Hal ini berpotensi
menyebabkan terjadinya overstock atau stockout, yang dapat mengganggu rantai
pasokan serta mengurangi kepuasan pelanggan.
Dalam pasar yang semakin kompetitif, ketidakmampuan Bacigar untuk
mengelola stok dengan baik menjadi kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh
pesaing. Selain itu, keberagaman produk yang ditawarkan Bacigar, seperti
Makaroni Pedas, Kerupuk Pedas, dan Seblak Jadul, menambah kompleksitas dalam
pengelolaan stok. Tanpa sistem yang terintegrasi, Bacigar kesulitan untuk
memantau pergerakan barang dan memproses data secara cepat dan akurat. Metode
38
manual yang digunakan juga menyebabkan keterlambatan dalam menganalisis data
penjualan dan tren permintaan pasar, yang dapat berdampak negatif pada
pengambilan keputusan strategis.
Di sisi lain, tantangan eksternal seperti fluktuasi harga bahan baku, perubahan
preferensi konsumen, dan perkembangan teknologi juga semakin menuntut Bacigar
untuk segera beradaptasi. Pengelolaan inventaris yang efisien tidak hanya menjadi
keuntungan kompetitif, tetapi juga syarat penting untuk mempertahankan bisnis
dalam lingkungan yang dinamis dan cepat berubah. Sistem yang lambat dan tidak
akurat juga berisiko menurunkan reputasi Bacigar, karena ketidaktersediaan produk
atau ketidakkonsistenan kualitas dapat menyebabkan pelanggan beralih ke
kompetitor.
Oleh karena itu, pengembangan sistem inventory berbasis mobile
dianggapsebagai solusi strategis yang krusial untuk masa depan Bacigar. Sistem ini
diharapkan dapat mempercepat proses pendataan, meningkatkan keakuratan
informasi, dan memberikan analisis perilaku konsumen secara lebih baik. Dengan
adopsi teknologi yang tepat, Bacigar dapat meningkatkan efisiensi operasional,
merespons perubahan pasar lebih cepat, serta memperkuat daya saing di industri
kuliner yang semakin kompetitif. Dalam jangka panjang, sistem ini akan
mendukung keberlanjutan Bacigar.
3.4.2. Tahap Workshop Design
Tahap ini adalah tahap untuk merancang dan memperbaiki yang bisa digambarkan
sebagai workshop. Selama tahap desain sistem pengguna merespon kerja prototype
yang ada dan penganalisis memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan
respon pengguna. Keaktifan pengguna dalam tahapan ini sangat menentukan dalam
mencapai tujuan, karena pengguna dapat memberikan saran jika rancangan yang
dibuat tidak sesuai dengan yang diinginkannya. Tahapan workshop design antara
lain ada desain proses, desain databes dan desain interface.
1. Desain Proses
Pada tahap ini akan dijelaskan bagaimana perancangan sistem yang
diusulkan. Adapun tahapannya sebagai berikut:
39
a. Membuat use case diagram, Dalam membuat diagram use case terdapat
beberapa tahap yaitu:
1) Mengidentifikasi actor, pada tahap ini penulis mengidentifikasi
aktor apa saja yang dapat mengakses sistem.
2) Mengidentifikasi use case, pada tahap ini penulis mengidentifikasi
use case dengan mendeskripsikan atau menjelaskan nama use case
dan aktor siapa saja yang terkait.
3) Membuat perancangan use case, setelah penulis mengidentifikasi use
case dan aktor maka langkah selanjutnya penulis membuat
perancangan use case dengan membuat hubungan antara use case dan
aktor di dalam sistem.
4) Membuat use case narrative, tahap ini penulis mendeskripsikan use
case yang telah dibuat pada tahap saat membuat use case diagram.
b. Membuat activity diagram
Peneliti membuat sebuah alur kerja Proses sistem yang sedang berjalan di
Baso Aci Garut saat ini masih menggunakan semi manual dan dirangkum
pada activity diagram:
40
Gambar 6.1 Gambar Activity Diagram Sedang Berjalan
2. Desain Database
Pada tahap ini akan dijelaskan bagaimana membuat database sistem yang
diusulkan, berikut tahapanya:
a. Membuat Class Diagram,
Peneliti menggambarkan class objek yang menyusun sistem inventory
ini dan hubungannya secara grafis.
b. Membuat Mapping Cardinality
Pada tahap ini dilakukan pemetaan derajat hubungan antar kelas objek
didalam beserta foreign key yang menghubungkan hubungan tersebut.
c. Membuat sequence diagram
Peneliti menjelaskan interaksi objek yang disusun dalam suatu urutan
waktu. Peneliti memperlihatkan tahap demi tahap apa yang seharusnya
terjadi untuk menghasilkan sesuatu di dalam use case.
d. Membuat Spesifikasi Database
Pada tahap ini, dilakukan spesifikasi data dari sistem inventory ini,
berupa tipe data, tipe file, key entitas, struktur database, dan
pembagian hak akses database berdasarkan level aktor.
3. Desain Interface
Setelah dilakukan perancangan menggunakan UML, selanjutnya penulis
merancang tampilan antarmuka untuk memudahkan user dalam
menggunakan aplikasi yang akan dibuat oleh penulis. Penulis
menggunakan aplikasi Microsoft Visio 2013 dalam membuat desain
interface.
3.4.3. Tahap Implementation
Pada tahap ini rancangan yang telah dibangun akan diimplementasikan dengan
melakukan pemrograman yang disesuaikan dengan rangcangan yang ada. Pada tahap ini
juga dilakukan instalasi program yang dibutuhkan untuk mengakses sistem yang telah
41
dibangun berbasis mobile dan melakukan konfigurasi agar sistem berjalan dengan baik.
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
43
Oleh karena itu, pengembangan sistem inventory berbasis mobile
dianggapsebagai solusi strategis yang krusial untuk masa depan Bacigar. Sistem ini
diharapkan dapat mempercepat proses pendataan, meningkatkan keakuratan
informasi, dan memberikan analisis perilaku konsumen secara lebih baik. Dengan
adopsi teknologi yang tepat, Bacigar dapat meningkatkan efisiensi operasional,
merespons perubahan pasar lebih cepat, serta memperkuat daya saing di industri
kuliner yang semakin kompetitif. Dalam jangka panjang, sistem ini akan mendukung
keberlanjutan Bacigar.
4.1.2. Analisis Kebutuhan Fungsional
Ini menjelaskan tentang layanan yang disediakan oleh sistem inventory, bagaimana
sistem beraksi terhadap aksi yang dilakukan oleh aktor. Seperti yang dijelaskan dalam
tabel kebutuhan fungsional berikut :
Tabel 3.1 Kebutuhan Fungsional
ID Kebutuhan Penjelasan
MVS-03 Sistem harus menyimpan Admin dapat memberikan detail yang lebih
informasi lengkap mengenai akurat mengenai produk dan meyakinkan
produk, termasuk gambar, kepada calon pelanggan.
spesifikasi, dan kategori.
MVS-04 Sistem mempunyai fitur untuk Sistem harus dapat menampilkan jumlah stok
memantau pergerakan stok secara barang yang tersedia secara real- time. Ini
real-time hal itu untuk akan memungkinkan admin untuk
menghindari overstock dan mengetahui kondisi inventaris secara
stockout langsung dan menghindari situasi
kekurangan barang (stockout)atau
kelebihan barang (overstock).
VMS-01 Availability Sistem harus dapat beroperasi secara stabil dan dapat
diakses kapan saja tanpa downtime yang signifikan.
VMS-02 Performance Sistem harus mampu memproses data dengan
cepat, memberikan respons dalam waktu kurang dari 2
detik untuk setiap permintaan.
47
4.3. Model Perancangan Sistem Informasi dengan UML
Pada bagian ini penulis menggambarkan kebutuhan system, melalui use case diagram,
Activity Diagram, Sequence Diagram, dan Class Diagram.
4.3.1. Use Case Diagram
Untuk Gambaran mengenai Use Case Diagram pada perancangan aplikasi inventory
barang pada bacigar, di gambarkan pada gambar berikut ini :
48
Gambar 8.1 Gambar Activity Diagram Login
54
Gambar 10.1 Gambar desain login
2. Menu Utama
Desain menu utama terdapat pada gambar 10.2 berikut ini :
55
Gambar 10.3 Gambar desain menu barang
56
Gambar 10.5 Gambar desain menu pelanggan
57
6. Rancangan Menu Kategori
Menu ini berisi tentang data kategori yang meliputi nama, satuan, jumlah.
Admin dapat meng-input, mengubah dan menghapus data barang dengan cara
mengklik tambah, ubah, dan hapus,
59
10. Rancangan Menu Galery
Menu ini berisi tentang dokumentasi produk dari bacigar itu sendiri,
60
12. Rancangan Menu History
Menu ini berisi tentang sejarah dari PT Baso Aci Garut. Berikut Tampilannya :
62
d. Halaman Pendataan Data Supplier
63
f. Halaman Pendataan Data Kategori
64
i. Halaman Pendataan Data Barang Keluar
j. Halaman Berita
65
k. Halaman Gallery
i. Halaman Tentang
66
m. Halaman History
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, desain, dan implementasi sistem inventory berbasis mobile yang
dikembangkan untuk Baso Aci Garut (BACIGAR), dapat disimpulkan beberapa hal penting
berikut:
1. Peningkatan Efisiensi Pengelolaan Data, sistem ini dirancang untuk memfasilitasi proses
pendataan barang, supplier, pelanggan, kategori, barang masuk, dan barang keluar.
Dengan adanya fitur-fitur tersebut, sistem mampu meningkatkan efisiensi dalam
pengelolaan data, mengurangi kemungkinan kesalahan, dan mempercepat proses
pendataan.
2. Keamanan dan Akses Terbatas, fitur login dan logout yang diimplementasikan dalam
sistem memberikan lapisan keamanan yang memastikan hanya admin yang berwenang
yang dapat mengakses dan memanipulasi data dalam sistem, menjaga integritas dan
keamanan data.
3. Informasi yang Komprehensif, selain fungsi utama pengelolaan inventaris, sistem ini juga
dilengkapi dengan fitur tambahan seperti berita, galeri, sejarah aktivitas, dan pengaturan.
Fitur-fitur ini memberikan informasi tambahan yang berguna dan fleksibilitas dalam
pengelolaan sistem.
4. Dukungan Pengambilan Keputusan, dengan data yang terstruktur dan terintegrasi, sistem
ini memberikan visibilitas yang lebih baik terhadap stok barang dan aktivitas operasional
lainnya. Hal ini mendukung pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat, serta
memungkinkan Bacigar untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan kebutuhan
konsumen.
5.2 Saran
Agar sistem inventory berbasis mobile ini dapat memberikan manfaat yang lebih maksimal
dan mendukung pertumbuhan bisnis BACIGAR secara berkelanjutan, beberapa saran
pengembangan ke depan adalah sebagai berikut:
1. Penambahan Modul Pembelian dan Penjualan
Untuk memperluas cakupan fungsionalitas sistem, sebaiknya aplikasi ini dikembangkan
dengan menambahkan modul pembelian dan penjualan. Modul ini akan memungkinkan
69
pencatatan seluruh transaksi secara terpusat dalam satu aplikasi, mempermudah
pelacakan, histori transaksi, dan analisis tren penjualan yang lebih mendalam.
2. Implementasi Fitur Pemindai Barcode atau QR Code
Fitur pemindai barcode atau QR code akan meningkatkan efisiensi proses pencatatan
barang masuk dan keluar. Dengan fitur ini, admin gudang dapat dengan mudah
melakukan verifikasi dan pencatatan stok dengan cepat dan akurat, mengurangi potensi
kesalahan input data manual.
3. Visualisasi Data dengan Grafik dan Diagram untuk Analisis
Disarankan agar laporan inventaris dan penjualan dilengkapi dengan visualisasi data
berupa grafik atau diagram. Visualisasi ini akan memudahkan manajemen dalam
memahami tren stok, pola permintaan, dan performa penjualan secara lebih intuitif dan
mendalam, mendukung pengambilan keputusan berbasis data yang lebih cepat dan tepat.
4. Peningkatan Keamanan Data dan Opsi Backup Otomatis
Mengingat pentingnya keamanan data dalam sistem inventory, disarankan agar sistem
dilengkapi dengan mekanisme keamanan yang lebih ketat, termasuk enkripsi data dan
autentikasi pengguna berlapis. Selain itu, fitur backup otomatis sangat disarankan agar
data tetap aman dan dapat dipulihkan dalam situasi darurat.
70
DAFTAR PUSTAKA
Basrowi, & Siskandar. (2012). Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Bandung: Karya Putra
Darwati. Febyla, A., & Zubaidi, M. (2022). Panduan Lengkap Menggunakan Figma untuk
Desainer Pemula.
https://www.figma.com/blog/. Diakses pada 15 Mei 2023.
Garrett, T. (2011). The Elements of User Experience: User-Centered Design for the Web. New
Riders.
Gulo, W. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Muhamad Z. Buchari, Steven R. Sentinuwo, Oktavian A. Lantang (2015). Rancang Bangun
Video Animasi 3 Dimensi Untuk Mekanisme Pengujian Kendaraan Bermotor di Dinas
Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata, Komunikasi dan Informasi Informatics
Engineering, Sam Ratulangi University, Manado, Indonesia
Mulyanto, E. (2009). Manajemen Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset.
Norman, D. A. (2013). The Design of Everyday Things: Revised and Expanded Edition. Basic
Books.
Hamadi, N. B. (2018). Nfra Web Based Inventory, Purchase and Sales Control System.
American Journal of Information Science and Technology,
https://doi.org/10.11648/j.ajist.20180202.11
2(2), 24.
Jogiyanto. (2005). Analisis Dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori Dan
Praktek Aplikasi Bisnis (3rd ed.). Yogyakarta: Andi.
Kadir, A. (2013). Buku Pintar Programmer Pemula PHP. Yogyakarta: Mediakom. Kendall, K.
E., & Kendall, J. E. (2010). Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta: Indeks.
Khoir, M., Palevi, O., & Mulyani, A. (2018). Sistem Informasi Inventori Barang Menggunakan
Metode Object Oriented Di PT Livaza Teknologi Indonesia Jakarta. PROSISKO: Jurnal
Pengembangan Riset Dan Observasi Sistem
Maulani1 G. Septiani D. Sahara P.(2018). Rancang Bangun Sistem Informasi Inventory
Fasilitas Maintenance Pada PT. PLN (PERSERO) Tangerang
Nurseptaji, A. (2021). Implementasi Metode Waterfall Pada Perancangan Sistem Informasi
Perpustakaan. Jurnal Dialektika Informatika (Detika), 1(2), 49–57.
Rahmawati, F. (2017). Jiptummpp-Gdl-Mardilagal-49764-3-Babii. 5–21. Riswanda, D., &
71
Priandika, A. T. (2021). Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen
Pemesanan Barang Berbasis Online. Jurnal Informatika Dan Rekayasa Perangkat Lunak,
2(1), 94–101. http://jim.teknokrat.ac.id/index.php/informatika/article/view/730
Raharjo, B. (2019). PEMROGRAMAN ANDROID DENGAN FLUTTER. Bandung: Informatika.
Sutabri, T. (2012). Analisis Sistem Informasi (1st ed.). Yogyakarta: Andi.
Sutabri, T. (2014). Pengantar Teknologi Informasi (1st ed.). Yogyakarta: Andi.
Sher, P. J. & Lee, V. C. (2004). Information technology as a facilitator for enhancing dynamic
capabilities through knowledge management. Information & Management, 41(8). pp.
933- 945.
Shneiderman, B. (2016). Designing the User Interface: Strategies for Effective Human-
Computer Interaction. Addison-Wesley.
Sugiarti, Dewi. (2018). Pemodelan Proses Bisnis Menggunakan Activity Diagram: Studi Kasus
pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Sistem Informasi, 5(2), 45-58.
Tseng, S. (2008). The effects of information technology on knowledge management
systems. Expert Syst. Appl. 35, 1-2 (July 2008), pp. 150-160.
Tyndale, P. (2002). A taxonomy of knowledge management software tools: origins and
applications. Evaluation and Program Planning. 25(2), pp. 183-190.
Utami, N. F. (2018). Sistem Informasi Inventori Barang Pada PT. Tissan Nugraha Globalindo
Berbasis Web. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
White, P. (2009). Can Web 2.0 Really Help the Knowledge Management Cause?. In: KM Edge.
Retrieved 4 December 2010 from: http://kmedge.org/2009/04/knowledge-management-
implementation-wikis-forums.html
72
DOKUMENTASI
73
74