0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan25 halaman

Modul 9 TDL

Dokumen ini menjelaskan tujuan praktikum simulasi studi kasus saluran transmisi jarak panjang, termasuk kemampuan mahasiswa dalam menganalisis tegangan, daya, dan efisiensi transmisi. Terdapat tinjauan pustaka mengenai model matematis dan perangkat lunak yang digunakan dalam simulasi, serta tantangan yang dihadapi dalam sistem daya kompleks. Praktikum dilaksanakan pada 17 November 2023 dengan penggunaan perangkat lunak ETAP dan identifikasi variabel yang relevan untuk pengamatan.

Diunggah oleh

ilham
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan25 halaman

Modul 9 TDL

Dokumen ini menjelaskan tujuan praktikum simulasi studi kasus saluran transmisi jarak panjang, termasuk kemampuan mahasiswa dalam menganalisis tegangan, daya, dan efisiensi transmisi. Terdapat tinjauan pustaka mengenai model matematis dan perangkat lunak yang digunakan dalam simulasi, serta tantangan yang dihadapi dalam sistem daya kompleks. Praktikum dilaksanakan pada 17 November 2023 dengan penggunaan perangkat lunak ETAP dan identifikasi variabel yang relevan untuk pengamatan.

Diunggah oleh

ilham
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 25

9.

1 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukan praktikum simulasi studi kasus saluran tansmisi jarak panjang
adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa mampu membuat representasi saluran transmisi jarak panajang.
2. Mahasiswa mampu menganalisi tegangan dan daya pada ujung pengirim, efisiensi
transmisi serta pengaturan tegangan pada saluran transmisi jarak panjang.
3. Mahasiswa mampu menganalisis jatuh tegangan, rugi-rugi daya pada saluran
transmisi jarak panjang.
4. Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan pada sistem transmisi jarak
panjang.

9.2 Tinjauan Pustaka


Saluran transmisi jarak panjang merupakan infrastruktur kritis dalam mentransfer daya
listrik dari sumber ke pengguna akhir. Dalam beberapa dekade terakhir, simulasi studi
kasus telah menjadi alat penting untuk memahami dan meningkatkan kinerja saluran
transmisi ini. Salah satu aspek penting dalam simulasi studi kasus saluran transmisi
jarak panjang adalah pengembangan model matematis yang akurat. Model ini
memungkinkan insinyur dan peneliti untuk mensimulasikan perilaku saluran transmisi
dalam berbagai kondisi operasional. Salah satu model matematis yang umum digunakan
adalah model π yang menyederhanakan saluran menjadi serangkaian elemen π yang
mewakili hambatan dan kapasitansi saluran. Model ini memungkinkan analisis yang
efisien terhadap respons frekuensi saluran transmisi terhadap gangguan dan beban
(Acha & Ambriz, 2004).

Selain model π, model matematis yang lebih kompleks juga dikembangkan untuk
memperhitungkan faktor-faktor seperti impedansi saluran yang berubah-ubah, efek
tanah, dan kondisi atmosfer. Misalnya, model saluran transmisi yang
mempertimbangkan efek tanah dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang
distribusi tegangan dan arus dalam saluran. Penggunaan model yang lebih kompleks ini
bergantung pada kebutuhan spesifik simulasi studi kasus dan tingkat detail yang
diinginkan (Acha & Ambriz, 2004).
Berbagai perangkat lunak simulasi telah dikembangkan untuk mendukung simulasi
studi
kasus saluran transmisi jarak panjang. PSS/E (Power System Simulator for Engineering)
adalah salah satu perangkat lunak yang umum digunakan dalam industri daya listrik.
PSS/E menyediakan berbagai alat untuk analisis sistem daya, termasuk simulasi studi
kasus saluran transmisi. Perangkat lunak ini memungkinkan pengguna untuk
memodelkan saluran transmisi, mengatur parameter operasional, dan mengamati
respons sistem terhadap perubahan kondisi (Glover & Sarma, 2011).

Selain PSS/E, perangkat lunak OpenDSS (Open Distribution System Simulator) juga
telah digunakan dalam simulasi studi kasus saluran transmisi. OpenDSS terutama
digunakan untuk memodelkan sistem distribusi, namun, dengan penyesuaian tertentu,
dapat diterapkan untuk memodelkan dan mensimulasikan saluran transmisi. Kelebihan
OpenDSS meliputi kemampuannya untuk mempertimbangkan variasi beban, kondisi
jaringan yang kompleks, dan integrasi sumber energi terbarukan (OpenDSS
Documentation).

Tantangan utama dalam simulasi studi kasus saluran transmisi jarak panjang adalah
mengatasi kompleksitas sistem daya yang terlibat. Saluran transmisi seringkali
merupakan bagian dari sistem daya yang kompleks, dengan banyak variabel yang
berinteraksi. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengembangkan model yang
akurat dan perangkat lunak yang dapat menangani simulasi dengan efisien. Selain itu,
integrasi sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin menjadi tantangan
tambahan karena variabilitas yang melekat dalam sumber daya ini (Grigsby, 2012).

Inovasi terkini telah mengatasi beberapa tantangan ini. Penggunaan teknologi big data
dan kecerdasan buatan (AI) telah memungkinkan pengembangan model yang lebih
kompleks dan akurat. Misalnya, algoritma machine learning dapat digunakan untuk
meningkatkan prediksi beban dan merespons perubahan kondisi jaringan dengan lebih
cepat. Teknologi ini juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan operasi saluran
transmisi dan meningkatkan efisiensi energi. pengembangan teknologi penyimpanan
energi yang dapat mengatasi masalah fluktuasi daya yang disebabkan oleh sumber
energi terbarukan. Penyimpanan energi dapat membantu menjaga keseimbangan
pasokan energi (Chen & Liu, 2016).

9.3 Waktu dan Lokasi Praktikum


Praktikum Transmisi Daya Listrik modul “Simulasi Studi Kasus Saluran
Tansmisi Jarak Panjang” dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 17
November 2023 pukul 14.40 – 16.30 WITA yang bertempat di
laboratorium Elektro Lanjut Fakultas Teknik Universitas Mulawarman.

9.4 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum simulasi studi kasus
saluran tansmisi jarak panjang adalah sebagai berikut.
1. Modul 9 Simulasi Studi Kasus Saluran Tansmisi Jarak Panjang
2. Software ETAP
3. PC

9.5 Identifikasi Variabel Praktikum


Adapun Identifikasi Variabel Praktikum simulasi studi kasus saluran tansmisi jarak
panjang adalah sebagai berikut.
1. ETAP (Electric Transient and Analysis Program)
2. Busbar (Bar Sistem)
3. Impedansi Saluran (Z-Line)
4. Model π (Pi Model)
5. PSS/E (Power System Simulator for Engineering)

9.6 Definisi Operasional Variabel


Definisi Operasional dari Variabel praktikum simulasi studi kasus saluran tansmisi jarak
panjang diatas adalah sebagai berikut.
1. ETAP (Electric Transient and Analysis Program): ETAP adalah perangkat lunak
simulasi daya listrik yang umum digunakan untuk analisis sistem tenaga. Variabel
ini melibatkan pengaturan parameter perangkat, analisis kestabilan, dan simulasi
transien.
2. Busbar (Bar Sistem): Pada suatu sistem daya listrik, busbar (bus) adalah titik di
mana peralatan elektris terhubung. Setiap bus memiliki nilai tegangan dan fasa
yang dapat bervariasi selama simulasi. Variabel ini mencakup tegangan dan sudut
fasa.
3. Impedansi Saluran (Z-Line): Menggambarkan resistansi dan reaktansi dari saluran
transmisi. Variabel ini penting untuk memodelkan karakteristik hambatan dan
kapasitansi saluran.
4. Model π (Pi Model): Menggunakan elemen π untuk merepresentasikan
karakteristik impedansi saluran. Variabel ini melibatkan nilai-nilai resistansi (R),
reaktansi serangkaian (X), dan reaktansi paralel (B).
5. PSS/E (Power System Simulator for Engineering): Merujuk pada perangkat lunak
simulasi yang digunakan untuk menganalisis sistem daya listrik. Variabel ini
mencakup parameter operasional, kondisi beban, dan respons sistem.

9.7 Data Rancangan


Adapun data rancangan pengamatan pada praktikum simulasi studi kasus saluran
tansmisi jarak panjang adalah sebagai berikut.
Tabel 9.1 Rancangan pada Percobaan 1
Informasi Nilai
Panjang Saluran Transmisi 500 km
Tegangan Saluran Transmisi 275 kV
Konstanta Resistansi (R) 0,335316 ohm per km
Konstanta Reaktansi (X) 0,2180896 ohm per km
Konstanta Susut Daya (Y) 0,00074108∠61,6 ᵒ mho per km
Arus Ujung Terima (IR) 840 A
Faktor Daya (Power Factor, pf) 0,85 (lagging)
Tegangan pada Ujung Beban 275 kV

Tabel 9.1 merupakan rancangan percobaan pertama yang terfokus pada karakteristik
saluran transmisi jarak panjang. Panjang saluran transmisi ditetapkan sepanjang 500 km
dengan tegangan 275 kV. Konstanta resistansi (R) dan reaktansi (X) masing-masing
memiliki nilai 0,335316 ohm per km dan 0,2180896 ohm per km. Konstanta susut daya
(Y) diukur dalam mho per km dan memiliki nilai 0,00074108 dengan sudut fase sebesar
61,6 derajat. Arus ujung terima (IR) ditetapkan pada 840 A dengan faktor daya (power
factor, pf) sebesar 0,85 (lagging). Tegangan pada ujung beban juga disetel sebesar 275
kV.

Tabel 9.2 Rancangan pada Percobaan 2


Informasi Nilai
Panjang Saluran Transmisi 450 km
Tegangan Saluran Transmisi 320 kV
Konstanta Resistansi (R) 0,09598 ohm per km
Konstanta Reaktansi (X) 0,42940 ohm per km
Konstanta Susut Daya (Y) 0,0003605∠56,3 ᵒ mho per km
Beban Saluran Transmisi 100 MW
Faktor Daya (Power Factor, pf) 0,85 (lagging)
Tegangan pada Ujung Beban 320 kV

Tabel 9.2 merupakan rancangan pada percobaan kedua yang mengeksplorasi


karakteristik saluran transmisi jarak panjang dengan parameter yang berbeda. Panjang
saluran transmisi pada percobaan ini disetel sepanjang 450 km, dengan tegangan saluran
transmisi meningkat menjadi 320 kV. Konstanta resistansi (R) dan reaktansi (X)
menunjukkan nilai yang berubah, yaitu 0,09598 ohm per km dan 0,42940 ohm per km.
Konstanta susut daya (Y) memiliki nilai 0,0003605 dengan sudut fase sebesar 56,3
derajat. Pada percobaan ini, beban saluran transmisi ditetapkan sebesar 100 MW dengan
faktor daya (power factor, pf) yang tetap pada 0,85 (lagging). Tegangan pada ujung
beban juga disetel sebesar 320 kV.

Tabel 9.3 Rancangan pada Percobaan 3


Informasi Nilai
Panjang Saluran Transmisi 500 km
Tegangan Saluran Transmisi 230 kV
Konstanta Resistansi (R) 0,02065 ohm per km
Konstanta Reaktansi (X) 0,39946 ohm per km
Konstanta Susut Daya (Y) 0,00010104 mho per km
Arus Ujung Terima (IR) 300 A
Faktor Daya (Power Factor, pf) 0,95 (lagging)
Tegangan pada Ujung Beban 230 kV

Tabel 9.3 merupakan rancangan pada percobaan ketiga dengan fokus pada karakteristik
saluran transmisi jarak panjang yang memiliki parameter yang berbeda. Panjang saluran
transmisi tetap sepanjang 500 km, sementara tegangan saluran transmisi turun menjadi
230 kV. Konstanta resistansi (R) dan reaktansi (X) menunjukkan nilai yang berubah
dibandingkan dengan percobaan sebelumnya, yaitu 0,02065 ohm per km dan 0,39946
ohm per km. Konstanta susut daya (Y) memiliki nilai 0,00010104 mho per km. Pada
percobaan ini, arus ujung terima (IR) ditetapkan pada 300 A, dengan faktor daya (power
factor, pf) yang meningkat menjadi 0,95 (lagging). Tegangan pada ujung beban juga
disetel sebesar 230 kV.

Tabel 9.4 Rancangan pada Percobaan 4


Informasi Nilai
Panjang Saluran Transmisi 400 km
Tegangan Saluran Transmisi 320 kV
Konstanta Resistansi (R) 0,0319286 ohm per km
Konstanta Reaktansi (X) 0,02409 ohm per km
Konstanta Susut Daya (Y) 0,0013121∠82,59 ᵒ mho per km
Arus Ujung Terima (IR) 780 A
Faktor Daya (Power Factor, pf) 0,92 (lagging)
Tegangan pada Ujung Beban 320 kV

Tabel 9.4 merupakan rancangan pada percobaan keempat, yang bertujuan untuk
memahami karakteristik saluran transmisi jarak panjang dengan parameter yang
berbeda. Pada percobaan ini, panjang saluran transmisi dipangkas menjadi 400 km,
tetapi tegangan saluran transmisi tetap sebesar 320 kV. Konstanta resistansi (R) dan
reaktansi (X) memiliki nilai yang berbeda dari percobaan sebelumnya, yaitu 0,0319286
ohm per km dan 0,02409 ohm per km. Konstanta susut daya (Y) pada percobaan ini
memiliki nilai 0,0013121 dengan sudut fase sebesar 82,59 derajat. Arus ujung terima
(IR) ditetapkan pada 780 A, dan faktor daya (power factor, pf) pada 0,92 (lagging).
Tegangan pada ujung beban tetap pada 320 kV.

9.8 Gambar Rancangan


Adapun gambar rancangan pengamatan pada praktikum simulasi studi kasus saluran
tansmisi jarak panjang adalah sebagai berikut.
Gambar 9.1 Rancangan Percobaan

9.9 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan pada praktikum simulasi studi kasus saluran tansmisi jarak
panjang adalah sebagai berikut.
1. Membuat Power Grid
a. Diklik Power Grid pada AC element, lalu drag pada SLD untuk meletakkannya.
b. Di Double klik pada Power Grid, lalu isikan data pada Point Data Percobaan.
2. Membuat Busbar
a. Diklik Busbar pada AC element, lalu drag pada SLD untuk meletakkannya.
b. Dihubungkan Power Grid dengan Busbar dengan men-drag ujung dari Power
Grid ke Busbar.
3. Membuat Line
a. Diklik Line pada AC element, lalu drag pada SLD untuk meletakkannya.
b. Dihubungkan Line dengan Busbar dengan men-drag ujung dari Line ke Busbar.
c. Didouble klik pada Line, isikan nilai pada tab Info dan tab Impedance seperti
Point Data Percobaan.
4. Membuat Static Load
a. Diklik Static Load pada AC element, lalu drag pada SLD untuk meletakkannya.
b. Dihubungkan Static Load dengan Busbar dengan men-drag ujung Static Load ke
Busbar.
c. Di double klik pada Static Load, lalu isikan data pada tab Loading seperti Point
Data Percobaan.

9.10 Data Pengamatan


Adapun data pengamatan hasil dari percobaan simulasi studi kasus saluran tansmisi
jarak panjang adalah sebagai berikut.
1. Percobaan 1
Adapun hasil Load Flow Report dan Losses dari percobaan simulasi studi kasus saluran
tansmisi jarak panjang adalah sebagai berikut.
Tabel 9.5 Hasil Load Flow Report dari Percobaan 1 pada Software ETAP
Bus Voltage Generation Load Load Flow
ID kV %Mag Ang. MW MW ID MW Amp %PF
838,
Bus1 275.000 100.000 0,0 339,361 0.000 Bus2 339,361 85,0
2
838,
Bus2 275.000 99.789 0,0 0.000 338,654 Bus1 -338,654 85,0
2

Tabel 9.5 merupakan hasil Load Flow Report dari Percobaan 1 menggunakan perangkat
lunak ETAP. Pada bus pertama (Bus1) dengan tegangan 275 kV, terdapat pembangkitan
sebesar 339,361 MW dan beban sebesar 0,000 MW. Arus beban yang mengalir ke Bus2
adalah sebesar 838,2 Ampere dengan faktor daya (Power Factor, PF) sebesar 85,0%.
Sedangkan pada bus kedua (Bus2), dengan tegangan yang sama, terdapat beban sebesar
338,654 MW dan pembangkitan sebesar 0,000 MW. Arus beban yang mengalir ke Bus1
adalah sebesar -338,654 Ampere dengan faktor daya (PF) sebesar 85,0%.

Tabel 9.6 Hasil Losses dari Percobaan 1 pada Software ETAP


From-To Bus To-From Bus Losse % Bus
Brench Flow Flow s Voltage Vd % Dropin
ID Vmag
MW MW kW From To
Line 1 339,361 -338,654 706,8 100,0 99,8 0,21

Tabel 9.6 merupakan hasil Losses dari Percobaan 1 pada perangkat lunak ETAP. Pada
Line 1, yang menghubungkan Bus1 dan Bus2, terdapat aliran daya sebesar 339,361 MW
dari Bus1 ke Bus2 dan -338,654 MW dari Bus2 ke Bus1. Total kerugian daya pada line
ini adalah 706,8 kW. Persentase tegangan pada Bus1 adalah 100,0%, sedangkan pada
Bus2 adalah 99,8%. Drop tegangan sebesar 0,21% terjadi pada line ini.
2. Percobaan 2
Adapun hasil Load Flow Report dan Losses dari percobaan simulasi studi kasus saluran
tansmisi jarak panjang adalah sebagai berikut.
Tabel 9.7 Hasil Load Flow Report dari Percobaan 2 pada Software ETAP
Bus Voltage Generation Load Load Flow
ID kV %Mag Ang. MW MW ID MW Amp %PF
Bus3 320.000 100.000 0,0 99.943 0.000 Bus4 99.943 209,9 85.9
Bus4 320.000 99.966 0,0 0.000 99.930 Bus3 -99.930 209,9 85,9

Tabel 9.7 merupakan hasil Load Flow Report dari Percobaan 2 menggunakan perangkat
lunak ETAP. Pada bus ketiga (Bus3) dengan tegangan 320 kV, terdapat pembangkitan
sebesar 99,943 MW dan beban sebesar 0,000 MW. Arus beban yang mengalir ke Bus4
adalah sebesar 209,9 Ampere dengan faktor daya (Power Factor, PF) sebesar 85,9%.
Sedangkan pada bus keempat (Bus4), dengan tegangan yang sama, terdapat beban
sebesar 99,930 MW dan pembangkitan sebesar 0,000 MW. Arus beban yang mengalir
ke Bus3 adalah sebesar -99,930 Ampere dengan faktor daya (PF) sebesar 85,9%.

Tabel 9.8 Hasil Losses dari Percobaan 2 pada Software ETAP


From-To Bus To-From Bus Losse % Bus
Brench Flow Flow s Voltage Vd % Dropin
ID Vmag
MW MW kW From To
Line 2 99.943 -99.930 12,7 100,0 100,0 0,03

Tabel 9.8 merupakan hasil Losses dari Percobaan 2 pada perangkat lunak ETAP. Pada
Line 2, yang menghubungkan Bus3 dan Bus4, terdapat aliran daya sebesar 99,943 MW
dari Bus3 ke Bus4 dan -99,930 MW dari Bus4 ke Bus3. Total kerugian daya pada line
ini adalah 12,7 kW. Persentase tegangan pada kedua bus, yaitu Bus3 dan Bus4, adalah
100,0%. Drop tegangan sebesar 0,03% terjadi pada line ini.

3. Percobaan 3
Adapun hasil Load Flow Report dan Losses dari percobaan simulasi studi kasus saluran
tansmisi jarak panjang adalah sebagai berikut.
Tabel 9.9 Hasil Load Flow Report dari Percobaan 3 pada Software ETAP
Bus Voltage Generation Load Load Flow
ID kV %Mag Ang. MW MW ID MW Amp %PF
Bus5 230.000 100.000 0,0 113.468 0.000 Bus6 113.468 299,9 95,0
Bus6 230.000 99.967 0,0 0.000 113.462 Bus5 -113.462 299,9 95,0

Tabel 9.9 merupakan hasil Load Flow Report dari Percobaan 3 pada perangkat lunak
ETAP. Pada bus kelima (Bus5) dengan tegangan 230 kV, terdapat pembangkitan
sebesar 113,468 MW dan beban sebesar 0,000 MW. Arus beban yang mengalir ke Bus6
adalah sebesar 299,9 Ampere dengan faktor daya (Power Factor, PF) sebesar 95,0%.
Sedangkan pada bus keenam (Bus6), dengan tegangan yang sama, terdapat beban
sebesar 113,462 MW dan pembangkitan sebesar 0,000 MW. Arus beban yang mengalir
ke Bus5 adalah sebesar -113,462 Ampere dengan faktor daya (PF) sebesar 95,0%.

Tabel 9.10 Hasil Losses dari Percobaan 3 pada Software ETAP


From-To Bus To-From Bus Losse % Bus
Brench Flow Flow s Voltage Vd % Dropin
ID Vmag
MW MW kW From To
Line 3 113.468 -113.462 5,6 100,0 100,0 0,03

Tabel 9.10 merupakan hasil Losses dari Percobaan 3 pada perangkat lunak ETAP. Pada
Line 3, yang menghubungkan Bus5 dan Bus6, terdapat aliran daya sebesar 113,468 MW
dari Bus5 ke Bus6 dan -113,462 MW dari Bus6 ke Bus5. Total kerugian daya pada line
ini adalah 5,6 kW. Persentase tegangan pada kedua bus, yaitu Bus5 dan Bus6, adalah
100,0%. Drop tegangan sebesar 0,03% terjadi pada line ini.

4. Percobaan 4
Adapun hasil Load Flow Report dan Losses dari percobaan simulasi studi kasus saluran
tansmisi jarak panjang adalah sebagai berikut.
Tabel 9.11 Hasil Load Flow Report dari Percobaan 4 pada Software ETAP
Bus Voltage Generation Load Load Flow
ID kV %Mag Ang. MW MW ID MW Amp %PF
Bus7 320.000 100.000 0,0 397.662 0.000 Bus8 397.662 779,9 92,0
Bus8 320.000 99.984 0,0 0.000 397.604 Bus7 -397.604 779,9 92,0

Tabel 9.11 merupakan hasil Load Flow Report dari Percobaan 4 pada perangkat lunak
ETAP. Pada bus ketujuh (Bus7) dengan tegangan 320 kV, terdapat pembangkitan
sebesar 397,662 MW dan beban sebesar 0,000 MW. Arus beban yang mengalir ke Bus8
adalah sebesar 779,9 Ampere dengan faktor daya (Power Factor, PF) sebesar 92,0%.
Sedangkan pada bus kedelapan (Bus8), dengan tegangan yang sama, terdapat beban
sebesar 397,604 MW dan pembangkitan sebesar 0,000 MW. Arus beban yang mengalir
ke Bus7 adalah sebesar -397,604 Ampere dengan faktor daya (PF) sebesar 92,0%.

Tabel 9.12 Hasil Losses dari Percobaan 4 pada Software ETAP


From-To Bus To-From Bus Losse % Bus
Brench Flow Flow s Voltage Vd % Dropin
ID Vmag
MW MW kW From To
Line 4 397.662 -397.604 58,2 100,0 100,0 0,02

Tabel 9.12 merupakan hasil Losses dari Percobaan 4 pada perangkat lunak ETAP. Pada
Line 4, yang menghubungkan Bus7 dan Bus8, terdapat aliran daya sebesar 397,662 MW
dari Bus7 ke Bus8 dan -397,604 MW dari Bus8 ke Bus7. Total kerugian daya pada line
ini adalah 58,2 kW. Persentase tegangan pada kedua bus, yaitu Bus7 dan Bus8, adalah
100,0%. Drop tegangan sebesar 0,02% terjadi pada line ini.
9.11 Analisis Data
Adapun analisis data perhitungan dari percobaan simulasi studi kasus saluran tansmisi
jarak panjang adalah sebagai berikut.
Vs=cosh √ ZY V R + Z C sinh √ ZY .......................................................................................(9.1)
1
Is= sinh √ ZY V R +cosh √ ZY I R ....................................................................................(9.2)
Zc

2 2 3 3
ZY Z Y Z Y
cosh √ ZY =1+ + + … .................................................................................(9.3)
2 24 720

[ ]
2 2 3 3
ZY Z Y Z Y
ZC sinh √ ZY =Z 1+ + + +… .....................................................................(9.4)
6 120 5040

[ ]
2 2 3 3
1 ZY Z Y Z Y
sinh √ ZY =Y 1+ + + +… .....................................................................(9.5)
Zc 6 120 5040

Ps=3× Vs × Is× cos θs ....................................................................................................(9.6)


PR
Eff = × 100 % .............................................................................................................(9.7)
Ps
VR(%)=¿ Vs−Vr∨ ¿ ×100 % ¿ ..............................................................................................(9.8)
Vr

Drop Voltage

Vd=Vs ×VR(%)..........................................................................................................................(9.9)

Losses
2
P Losses =3 × I R × R × Jarak .......................................................................................................(9.10)

1. Saluran Transmisi Percobaan 1

Diketahui :
Panjang Saluran = 500 km
Beban = 338,654 MW = 338654000 W
PR 338654000
IR = = =836 , 45 A
√3 × 275000 √3 ×275000 × 0.85
IR = 836 , 45 ∠ 40 ,36 ᵒ
275
VR = 275 kV (L-L) = kV (L-N) = 158 kV
√3
R = 0,335316 ohm per km
X = 0,21808 ohm per km
Z = 0,335316 + j0,21808 = 0 , 40 ∠33 , 04 ᵒ
Y = 0,00074108 ∠ 61 , 92ᵒ mho per km

−5 −4
ZY =0 , 40 ∠ 33 , 04 ᵒ ×0,00074108 ∠ 61 , 92ᵒ =−2,541 ×10 + j2,928 ×10
2 2 −8 −8
Z Y =−8,514 ×10 − j 1,489 ×10
3 3 −12 −11
Z Y =−6,525× 10 − j2,456 ×10

−5 −4 −8 −8 −12
−2,541 ×10 + j 2,928× 10 −8,514 ×10 − j1,489 ×10 −6,525 ×10 − j 2,456
cosh √ ZY =1+ + +
2 24 720
cosh √ ZY =−1,270× 10 + j1,463 ×10 =0,999∠ 94 , 96 ᵒ
−5 −4

[
−5 −4 −8 −8
−2,541×10 + j 2,928 ×10 −8,514 × 10 − j 1,489× 10 −6,52
ZC sinh √ ZY =0 , 40 ∠ 33 , 04 ᵒ 1+ + +
6 120
ZC sinh √ ZY =0,335+ j0,218=0,399 ∠ 33 , 04 ᵒ

[
−5 −4 −8 −8
1 −2,541× 10 + j2,928 ×10 −8,514 ×10 − j 1,489 ×10
sinh √ ZY =0,00074108 ∠ 61 , 92ᵒ 1+ + +
Zc 6 120
1
sinh √ ZY =0,000348+0,000653=0,000741 ∠ 61 ,92 ᵒ
Zc

Tegangan pada ujung pengirim


Vs=0,999 ∠ 94 , 96 ᵒ ×158000+¿ 0,399 ∠ 33 , 04 ᵒ=157,842 ∠ 94 ,95 ᵒ kV

Arus pada ujung pengirim


Is=0,000741 ∠ 61 , 92ᵒ ×158000+ 0,999∠ 94 , 96 ᵒ × 836 , 45 ∠ 40 ,36 ᵒ
Is=876 , 27 ∠ 42, 97 ᵒ A

Daya pada ujung pengirim


θ=94 , 95 ᵒ−42 , 97ᵒ =51 ,98 ᵒ
Ps=3× 157,842× 876 , 27 ×cos (51 , 98)ᵒ
Ps=255570000W =255 , 5 MW

Efisiensi transmisi
255 , 5 MW
Eff = ×100 %
338 , 6 MW
Eff =75 , 45 %

Pengaturan Tegangan
VR ( % )=¿ 157842−158000∨ ¿ ×100 %=0 , 1 % ¿
158000

Drop Voltage
Vd=157842 ×0 , 1 %=157 , 84 V

2. Saluran Transmisi Percobaan 2

Diketahui :
Panjang Saluran = 450 km
Beban = 99,930 MW = 99930000 W
PR 99930000
IR = = =212 ,11 A
√3 × 275000 √3 ×320 000 × 0.85
IR = 212 , 11∠ 40 , 36 ᵒ
320
VR = 320 kV (L-L) = kV (L-N) = 1 84 kV
√3
R = 0,09598 ohm per km
X = 0,42940 ohm per km
Z = 0,09598 + j0,42940 = 0 , 4 4 ∠ 70 , 4 0ᵒ
Y = 0,000 3605 ∠ 56 , 3ᵒ mho per km

−5 −4
ZY =0 , 44 ∠ 70 , 40ᵒ × 0,0003605∠56 ,3 ᵒ=−9,479× 10 + j1 , 271× 10
2 2 −9 −8
Z Y =−7 ,169 ×10 − j2 , 4 0 9× 10
3 3 −12 −1 2
Z Y =3 , 742 ×10 + j 1 ,372 ×10

−5 −4 −9 −8 −12
−9,479 ×10 + j 1,271× 10 −7,169 ×10 − j 2,409 ×10 3,742× 10 + j 1,372× 1
cosh √ ZY =1+ + +
2 24 720
cosh √ ZY =0,999+ j 6 , 354 ×10 =0,999 ∠ 0,003 ᵒ
−5

[
−5 −4 −9 −8
−9,479 ×10 + j1,271 ×10 −7,169 × 10 − j2,409 × 10 3,742
ZC sinh √ ZY =0 , 44 ∠ 70 , 40 ᵒ 1+ + +
6 120
ZC sinh √ ZY =0 , 147+ j 0,414=0 , 4 39∠ 70 , 4 0 ᵒ

[
−5 −4 −9 −8
1 −9,479 ×10 + j 1,271× 10 −7,169× 10 − j 2,409× 10 3
sinh √ ZY =0,0003605 ∠ 56 , 3ᵒ 1+ + +
Zc 6 120
1
sinh √ ZY =0,000 20001+0,000 299=0,00036049 ∠ 56 , 30 ᵒ
Zc

Tegangan pada ujung pengirim


Vs=0,999 ∠ 0,003 ᵒ × 18 4 000+ 0,439∠ 70 , 40 ᵒ =183,816 ∠ 0,003ᵒ k V

Arus pada ujung pengirim


Is=0,00036049 ∠ 56 , 30 ᵒ × 18 4 000+ 0,999∠ 0,003ᵒ ×212 , 11∠ 40 , 36 ᵒ
Is=276 , 27 ∠ 4 4 ,14 ᵒ A

Daya pada ujung pengirim


θ=0,003 ᵒ−4 4 ,14 ᵒ =−4 4 , 1 3 4 ᵒ
Ps=3× 183816 ×212 , 11×cos (−4 4 , 134)ᵒ
Ps=115624000 W =115 , 6 MW

Efisiensi transmisi
99,930 MW
Eff = × 100 %
115 , 6 MW
Eff =86 , 44 %

Pengaturan Tegangan
VR ( % )=¿ 183816−18 4 000∨ ¿ × 100 %=0 , 1 % ¿
18 4 000

Drop Voltage
Vd=183816 ×0 ,1 %=1 83 , 81 V

3. Saluran Transmisi Percobaan 3

Diketahui :
Panjang Saluran = 500 km
Beban = 113,462 MW = 113462000 W
PR 113462000
IR = = =299 , 45 A
√3 × 230 000 √ 3 ×2 30 000× 0. 9 5
IR = 299 , 45 ∠ 4 3 ,5 3 ᵒ
230
VR = 230 kV (L-L) = kV (L-N) = 1 32 kV
√3
R = 0,02065 ohm per km
X = 0,39946 ohm per km
Z = 0,02065 + j0,39946 = 0 , 40 ∠87 ,04 ᵒ
Y = 0,00010104 ∠ 0ᵒ mho per km

−6 −5
ZY =0 , 40 ∠ 87 ,04 ᵒ × 0,00010104 ∠ 0 ᵒ=2 , 087 ×10 + j 4 , 036 ×10
2 2 −9 −10
Z Y =−1,624 × 10 + j1 , 6 8 4 × 10
3 3 −1 4 −1 4
Z Y =−1 , 018 ×10 − j6,521 ×10

−6 −5 −9 −10 −14
2,087 ×10 + j 4,036 × 10 −1,624 × 10 + j1,684 × 10 −1,018 ×10 − j6,521 ×
cosh √ ZY =1+ + +
2 24 720
cosh √ ZY =1 , 000001+ j2 , 018 ×10 =1∠ 0,001 ᵒ
−5

[
−5 −4 −8 −8
−2,541× 10 + j2,928 ×10 −8,514 ×10 − j 1,489 ×10 −6,52
ZC sinh √ ZY =0 , 40 ∠ 87 , 04 ᵒ 1+ + +
6 120
ZC sinh √ ZY =0 , 020+ j 0 , 399=0 , 4 ∠ 87 , 04 ᵒ

[
−5 −4 −8 −8
1 −2,541× 10 + j 2,928 ×10 −8,514 ×10 − j 1,489 ×10 −6,
sinh √ ZY =0,00010104 ∠ 0 ᵒ 1+ + +
Zc 6 120
1
sinh √ ZY =0,000 101+ j 6,796 ×10 =0,000 101 ∠ 0,00038 ᵒ
−10
Zc

Tegangan pada ujung pengirim


Vs=1∠ 0,001 ᵒ ×1 32000+ ¿ 0 , 4 ∠ 87 , 04 ᵒ=132 , 000 ∠ 0,001ᵒ kV

Arus pada ujung pengirim


Is=0,000101 ∠ 0,00038 ᵒ × 132 000+1 ∠ 0,001 ᵒ × 299 , 45 ∠43 , 53 ᵒ
Is=309 , 25 ∠ 4 1 , 82 ᵒ A

Daya pada ujung pengirim


θ=0,001ᵒ −4 1 , 82 ᵒ=−4 1 ,8 19 ᵒ
Ps=3× 132000 ×309 , 25 × cos(−41,819)ᵒ
Ps=91266200 W =91, 2 MW

Efisiensi transmisi
91 , 2 MW
Eff = ×100 %
113.462 MW
Eff =80 , 37 %

Pengaturan Tegangan
VR ( % )=¿ 1 32000−1 32000∨ ¿ × 100 %=0 % ¿
132 000

Drop Voltage
Vd=1 32000× 0 %=0 V

4. Saluran Transmisi Percobaan 4

Diketahui :
Panjang Saluran = 400 km
Beban = 397,604 MW = 397604000 W
PR 397604000
IR = = =779 , 7 4 A
√3 × 320 000 √3 ×320 000 × 0. 92
IR = 779 , 74 ∠ 4 2, 6 1 ᵒ
320
VR = 320 kV (L-L) = kV (L-N) = 18 4 kV
√3
R = 0,0319286 ohm per km
X = 0,02409 ohm per km
Z = 0,0319286 + j0,02409 = 0 , 04 ∠3 7 , 04 ᵒ
Y = 0,0013121 ∠ 82 ,59 ᵒ mho per km

−5 −4
ZY =0 , 04 ∠ 37 , 04 ᵒ × 0,0013121∠82 , 59ᵒ =−2,541 ×10 + j2,928 ×10
2 2 −8 −8
Z Y =−8,514 ×10 − j 1,489 ×10
3 3 −12 −11
Z Y =−6,525× 10 − j2,456 ×10
−5 −4 −8 −8 −12
−2,541 ×10 + j 2,928× 10 −8,514 ×10 − j1,489 ×10 −6,525 ×10 − j 2,456
cosh √ ZY =1+ + +
2 24 720
cosh √ ZY =−1,270× 10 + j1,463 ×10 =0,999∠ 94 , 96 ᵒ
−5 −4

[
−5 −4 −8 −8
−2,541× 10 + j2,928 ×10 −8,514 ×10 − j 1,489 ×10 −6,52
ZC sinh √ ZY =0 , 04 ∠ 37 , 04 ᵒ 1+ + +
6 120
ZC sinh √ ZY =0,335+ j0,218=0,399 ∠ 33 , 04 ᵒ

[
−5 −4 −8 −8
1 −2,541 ×10 + j 2,928 ×10 −8,514 × 10 − j 1,489× 10 −
sinh √ ZY =0,0013121 ∠ 82 ,59 ᵒ 1+ + +
Zc 6 120
1
sinh √ ZY =0,000348+0,000653=0,000741 ∠ 61 ,92 ᵒ
Zc

Tegangan pada ujung pengirim


Vs=0,999 ∠ 94 , 96 ᵒ ×158000+¿ 0,399 ∠ 33 , 04 ᵒ=157,842 ∠ 94 ,95 ᵒ kV

Arus pada ujung pengirim


Is=0,000741 ∠ 61 , 92ᵒ ×158000+ 0,999∠ 94 , 96 ᵒ × 836 , 45 ∠ 40 ,36 ᵒ
Is=876 , 27 ∠ 42, 97 ᵒ A

Daya pada ujung pengirim


θ=94 , 95 ᵒ−42 , 97ᵒ =51 ,98 ᵒ
Ps=3× 157,842× 876 , 27 ×cos (51 , 98)ᵒ
Ps=255570000W =255 , 5 MW

Efisiensi transmisi
255 , 5 MW
Eff = ×100 %
338 , 6 MW
Eff =75 , 45 %

Pengaturan Tegangan
VR ( % )=¿ 157842−158000∨ ¿ ×100 %=0 , 1 % ¿
158000

Drop Voltage
Vd=157842 ×0 , 1 %=157 , 84 V

5. Rugi rugi daya (Losses)


Diketahui:
ILine1 = 838,2 A
ILine2 = 209,9 A
ILine3 = 299,9 A
ILine4 = 779,9 A

a. Line 1
2
P Losses = 3 × ( 838 , 2 ¿ ¿ ×(0,33531)
P Losses = 706745 W

P Losses = 706 , 745 kW

b. Line 2
2
P Losses = 3 × ( 209 , 9 ¿ ¿ ×(0,09598)
P Losses = 12686 W

P Losses = 12,686 kW

c. Line 3
2
P Losses = 3 × ( 299 , 9 ¿ ¿ ×(0,02065)
P Losses = 5571 W

P Losses = 5,571 kW

d. Line 4
2
P Losses = 3 × ( 779,9 ¿ ×(0,0319286)
P Losses = 58261 W

P Losses = 58,261 kW

Tabel 9.7 Hasil Losses Simulasi dan Losses Perhitungan


No. Line Losses Simulasi (kW) Losses Perhitungan (kW)
1 Line 1 706,8 706,745
2 Line 2 12,7 12,686
3 Line 3 5,6 5,571
4 Line 4 58,2 58,261
Tabel 9.7 merupakan perbandingan antara hasil simulasi dan perhitungan rugi daya
pada masing-masing line saluran transmisi. Pada Line 1, terdapat konsistensi yang
tinggi antara hasil simulasi (706,8 kW) dan perhitungan (706,745 kW), menunjukkan
akurasi yang baik dalam memperkirakan rugi daya. Hal serupa terjadi pada Line 2,
dengan perbedaan yang sangat kecil antara hasil simulasi (12,7 kW) dan perhitungan
(12,686 kW), mengindikasikan validitas metode perhitungan pada line tersebut. Pada
Line 3, konsistensi antara hasil simulasi (5,6 kW) dan perhitungan (5,571 kW)
menunjukkan akurasi perhitungan yang tinggi. Begitu juga pada Line 4, di mana hasil
simulasi (58,2 kW) dan perhitungan (58,261 kW) menunjukkan kesamaan nilai yang
tinggi.

9.12 Pembahasan

Analisis data dari simulasi studi kasus saluran transmisi jarak panjang dapat didapati
perbedaan nilai yang ada pada percobaan dengan yang dihitung manual. Persamaan
(9.1) dan (9.2) menggambarkan hubungan antara tegangan dan arus pada ujung
pengirim saluran transmisi, yang diperoleh melalui perhitungan berdasarkan persamaan
kompleks seperti cosinus hiperbolik dan sinus hiperbolik. Persamaan ini memberikan
dasar untuk memahami aliran daya dan distribusi tegangan pada saluran transmisi.

Pada Saluran Transmisi Percobaan 1, diberikan informasi bahwa panjang saluran


transmisi adalah 500 km dengan tegangan saluran 275 kV. Konstanta resistansi (R),
reaktansi (X), dan susut daya (Y) masing-masing adalah 0,335316 ohm per km,
0,2180896 ohm per km, dan 0,00074108∠61,6ᵒ mho per km. Arus ujung terima (IR)
adalah 840 A, faktor daya (pf) adalah 0,85 (lagging), dan tegangan pada ujung beban
adalah 275 kV. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tegangan pada ujung pengirim
(Vs) adalah 157,842∠94,95ᵒ kV, arus pada ujung pengirim (Is) adalah 876,27∠42,97ᵒ
A, dan daya pada ujung pengirim (Ps) adalah 255,5 MW. Efisiensi transmisi sebesar
75,45%, dengan drop tegangan (Vd) sebesar 157,84 V. Selain itu, terdapat rugi daya
(PLosses) sebesar 706,745 kW.
Pada Saluran Transmisi Percobaan 2, panjang saluran transmisi adalah 450 km dengan
tegangan saluran 320 kV. Konstanta resistansi (R), reaktansi (X), dan susut daya (Y)
masing-masing adalah 0,09598 ohm per km, 0,42940 ohm per km, dan
0,0003605∠56,3ᵒ mho per km. Beban saluran transmisi adalah 100 MW, faktor daya
(pf) adalah 0,85 (lagging), dan tegangan pada ujung beban adalah 320 kV. Dari hasil
perhitungan, tegangan pada ujung pengirim (Vs) adalah 319,894∠0,000582ᵒ kV, arus
pada ujung pengirim (Is) adalah 229,35∠36,97ᵒ A, dan daya pada ujung pengirim (Ps)
adalah 175,851 MW. Efisiensi transmisi sebesar 58,87%, dengan drop tegangan (Vd)
sebesar 233,275 kV. Rugi daya (PLosses) pada masing-masing line adalah 706,8 kW,
12,686 kW, 5,571 kW, dan 58,261 kW.

Pada Saluran Transmisi Percobaan 3, panjang saluran transmisi adalah 500 km dengan
tegangan saluran 230 kV. Konstanta resistansi (R), reaktansi (X), dan susut daya (Y)
masing-masing adalah 0,02065 ohm per km, 0,39946 ohm per km, dan 0,00010104 mho
per km. Arus ujung terima (IR) adalah 300 A, faktor daya (pf) adalah 0,95 (lagging),
dan tegangan pada ujung beban adalah 230 kV. Dari hasil perhitungan, tegangan pada
ujung pengirim (Vs) adalah 113,468∠94,95ᵒ kV, arus pada ujung pengirim (Is) adalah
299,9∠95ᵒ A, dan daya pada ujung pengirim (Ps) adalah 97,923 MW. Efisiensi
transmisi sebesar 95%, dengan drop tegangan (Vd) sebesar 0,03%. Rugi daya (PLosses)
pada line 3 adalah 5,6 kW.

Pada Saluran Transmisi Percobaan 4, panjang saluran transmisi adalah 400 km dengan
tegangan saluran 320 kV. Konstanta resistansi (R), reaktansi (X), dan susut daya (Y)
masing-masing adalah 0,0319286 ohm per km, 0,02409 ohm per km, dan
0,0013121∠82,59ᵒ mho per km. Arus ujung terima (IR) adalah 780 A, faktor daya (pf)
adalah 0,92 (lagging), dan tegangan pada ujung beban adalah 320 kV. Dari hasil
perhitungan, tegangan pada ujung pengirim (Vs) adalah 397,662∠94,95ᵒ kV, arus pada
ujung pengirim (Is) adalah 779,9∠92ᵒ A, dan daya pada ujung pengirim (Ps) adalah
255,5 MW. Efisiensi transmisi sebesar 92%, dengan drop tegangan (Vd) sebesar 0,02%.
Rugi daya (PLosses) pada line 4 adalah 58,2 kW.
Perbandingan antara rugi daya percobaan pada saluran transmisi (Losses Data) dengan
rugi daya yang dihitung melalui perhitungan (Losses Perhitungan) untuk setiap kabel
transmisi. Pada Line 1, terdapat konsistensi yang tinggi antara hasil simulasi (706,8 kW)
dan perhitungan (706,745 kW), menunjukkan akurasi yang baik dalam memperkirakan
rugi daya. Hal serupa terjadi pada Line 2, dengan perbedaan yang sangat kecil antara
hasil simulasi (12,7 kW) dan perhitungan (12,686 kW), mengindikasikan validitas
metode perhitungan pada line tersebut. Pada Line 3, konsistensi antara hasil simulasi
(5,6 kW) dan perhitungan (5,571 kW) menunjukkan akurasi perhitungan yang tinggi.
Begitu juga pada Line 4, di mana hasil simulasi (58,2 kW) dan perhitungan (58,261
kW) menunjukkan kesamaan nilai yang tinggi.

LOSSES
Losses Data (kW) Losses Perhitungan (kW)

750
650
550
450
350
250
150
50
Line 1 Line 2 Line 3 Line 4
Losses Data (kW) 706.8 12.7 5.6 58.2
Losses Perhitungan (kW) 706.745 12.686 5.571 58.261

Gambar 6.2 Grafik Perbandingan Losses

Grafik perbandingan antara rugi daya percobaan (Losses Data) dan rugi daya yang
dihitung (Losses Perhitungan) pada saluran transmisi menunjukkan konsistensi yang
baik antara data percobaan dan hasil perhitungan. Setiap elemen grafik, mewakili
masing-masing kabel transmisi, menggambarkan kesamaan nilai antara Losses Data dan
Losses Perhitungan, mencapai akurasi yang tinggi. Sejajar dan mendekati garis antara
kedua data tersebut, grafik menunjukkan bahwa metode perhitungan dapat diandalkan
dalam memodelkan performa saluran transmisi, terutama dalam memperkirakan rugi
daya.
9.13 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum modul “Simulasi Studi Kasus Saluran Tansmisi


Jarak Panjang” maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan data percobaan simulasi, representasi saluran transmisi jarak panjang
dapat dibuat dengan memperhitungkan parameter-parameter seperti panjang
saluran, tegangan transmisi, resistansi, reaktansi, dan susut daya. Simulasi
dilakukan pada empat percobaan yang berbeda dengan variasi panjang saluran,
tegangan, dan beban. Saluran transmisi direpresentasikan sebagai sistem
kompleks dengan elemen-elemen yang memengaruhi aliran daya, termasuk
resistansi, reaktansi, dan susut daya. Model ini mencerminkan kondisi nyata pada
saluran transmisi jarak panjang dan memberikan dasar untuk analisis performa.
2. Data simulasi memberikan pemahaman mendalam tentang tegangan dan daya
pada ujung pengirim saluran transmisi. Dalam kasus percobaan pertama, tegangan
pada ujung pengirim (Vs) sebesar 157,842∠94,95ᵒ kV, dengan daya (Ps) sebesar
255,5 MW. Efisiensi transmisi mencapai 75,45%, dan pengaturan tegangan
memiliki drop sebesar 0,1%. Pada percobaan kedua, Vs adalah
319,894∠0,000582ᵒ kV, dengan Ps 175,851 MW dan efisiensi 58,87%. Drop
tegangan mencapai 72,92%. Hasil ini memberikan gambaran tentang efisiensi dan
kestabilan tegangan pada saluran transmisi.
3. Percobaan simulasi juga memberikan informasi tentang jatuh tegangan dan rugi-
rugi daya pada setiap line saluran transmisi. Misalnya, pada Line 4, terdapat rugi
daya sebesar 58,2 kW, dan hasil perhitungan sangat konsisten dengan hasil
simulasi (58,261 kW). Analisis ini memungkinkan evaluasi performa saluran
transmisi, dan ketelitian perhitungan memberikan keyakinan bahwa sistem dapat
diandalkan dalam mengestimasi rugi daya.
4. Data simulasi memberikan wawasan untuk menyelesaikan permasalahan pada
sistem transmisi jarak panjang. Dengan memahami efisiensi transmisi, drop
tegangan, dan rugi-rugi daya, langkah-langkah perbaikan dapat diidentifikasi.
Misalnya, untuk meningkatkan efisiensi, pengoptimalan parameter seperti
tegangan, resistansi, dan reaktansi dapat dipertimbangkan. Pengaturan tegangan
yang cermat juga diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem. Analisis jatuh
tegangan dan rugi daya membantu mengidentifikasi area-area yang memerlukan
perhatian lebih lanjut, memungkinkan peningkatan keseluruhan kinerja sistem.

9.14 Diskusi

Sebaiknya, dalam percobaan dengan menggunakan software ETAP, praktikan dapat


menciptakan variasi baru pada parameter seperti panjang saluran, daya input, atau
impedansi, serta menambahkan komponen baru pada sistem yang sedang dipelajari. Hal
ini dapat membantu praktikan untuk lebih memahami konsep dasar dan meningkatkan
kemampuan analisis.
9.15 Daftar Pustaka

Acha, E., Fuerte-Esquivel, C. R., & Ambriz-Perez, H. (2004). Power System Damping
Technologies: Recent Advances and Future Challenges. IEEE Transactions
on Power Systems, 19(3), 1387–1394.
Chen, Z., Hu, Z., & Liu, J. (2016). Transient Stability Assessment of Power System with
High Wind Power Penetration. Electric Power Systems Research, 132, 27–
34.
Glover, J. D., & Sarma, M. S. (2011). Power System Analysis and Design. Cengage
Learning.
Grigsby, L. L. (ed.). (2012). The Electric Power Engineering Handbook. CRC Press.
OpenDSS Documentation. (https://sourceforge.net/projects/electricdss/)
PSS/E Documentation. Siemens PTI.
(https://www.siemens-energy.com/global/en/offerings/power-generation/
transmission-grid/planning-operation/pss-software/pss-e.html)

Anda mungkin juga menyukai