Tugas 1 Hukum Dan HAM_Riska Ibrahim_043181342
Tugas 1 Hukum Dan HAM_Riska Ibrahim_043181342
Tugas 1 Hukum Dan HAM_Riska Ibrahim_043181342
Ibrahim
Nim : 0431813342
UPBJJ Gorontalo
Tugas 1
Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Sekelompok LSM menyatakan telah menemukan indikasi pelanggaran serius dalam proses
pemeriksaan perkara seorang anak perempuan korban perkosaan di Jambi diadili terkait
praktek aborsi. Para aktivis yang tergabung dalam Aliansi keadilan untuk korban perkosaan
itu menghendaki WA, yang berumur 15 tahun, dibebaskan sangkaan pidananya dalam proses
banding yang dimulai pekan ini. Mereka juga menuntut agar Pengadilan Tinggi Jambi
menggelar sidang terbuka dalam proses banding untuk memastikan tidak terulangnya proses
pelanggaran dalam sidang banding. Pegiat Institute for Criminal Justice Reform, ICJR,
Maidina Rahmawati mengharapkan, lewat pemeriksaan terbuka, hakim mampu
menghadirkan saksi ahli yang akan menggali aspek psikologis korban perkosaaan. "Sehingga
nantinya akan terlihat bahwa korban mengalami trauma psikologis sehingga tidak mampu
berkehendak bebas dan melakukan aborsi, karena ada trauma psikologis sehingga bisa
menghapuskan pemidanaan yang diputuskan di pengadilan sebelumnya," ujar kepada BBC
News Indonesia, Minggu (05/08).
Maidina menegaskan seharusnya penuntut umum dan majelis hakim melihat bahwa tidak ada
pertanggungjawaban pidana yang dapat dibebankan kepada anak korban perkosaan. "Kondisi
trauma psikologis akibat perkosaan sebanyak sembilan kali dan ancaman diusir menandakan
adanya daya paksa yang menghapuskan alasan pemidanaan," imbuhnya, Seperti diberitakan,
Hakim Pengadilan Negeri (PN) Muara Bulian menjatuhkan hukuman enam bulan penjara
kepada anak tersebut, dua pekan lalu, karena menggugurkan kandungan hasil perkosaan oleh
kakak kandungnya sendiri. Vonis ini sontak menuai protes lantaran korban perkosaan inses
yang semestinya mendapatkan perlindungan malah dipidana.
Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45058277
Pertanyaan:
1. Jelaskan bagaimana konsep anak dalam Konvensi Hak Anak, apakah juga termasuk
anak yang belum dilahirkan?
2. Analisalah bagaimana hukum aborsi menurut hukum positif Indonesia? Jelaskan
berdasarkan dasar hukum!
3. Analisalah apakah terdapat pengecualian dalam hal aborsi? Jelaskan berdasarkan
dasar hukum!
Jawaban
Kemudian apakah konvensi hak anak juga berlaku untuk anak yang belum dilahirkan?
Dalam kategori konvensi hak anak terdapat empat kategori, seperti yang telah dijelaskan
diatas, diantaranya adalah hak untuk keberlangsungan hidup. Hak hidup ini berlaku
semenjak anak masih dalam kandungan. Yang termasuk dalam hak hidup termasuk
mendapatkan gizi dan rangsangan-rangsangan ketika anak masih dalam kandungan,
periksa kandungan, dan lain-lain. Jadi, konvensi hak anak juga berlaku untuk anak yang
belum dilahirkan.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, hak untuk
hidup merupakan suatu prinsip yang melandasi dari ketentuan-ketentuan lainnya dalam
perlindungan atas hak anak. Pasal 2 dari undang-undang ini menyatakan bahwa:
Penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar
Konvensi Hak-Hak Anak meliputi:
a. nondiskriminasi;
b. kepentingan yang terbaik bagi anak;
c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan, dan
d. penghargaan terhadap pendapat anak.
Dalam penjelasan dari undang-undang ini dinyatakan bahwa hak untuk hidup,
kelangsungan hidup, dan perkembangan adalah salah satu dari asas-asas yang merupakan
yang wajib dalam pelaksanaan dari perlindungan hak anak yang utuh, menyeluruh dan
konprehensif. Hak untuk hidup yang dimaksud dalam Pasal ini adalah hak asasi yang
paling mendasar bagi anak yang dilindungi oleh negara, pemerintah, masyarakat, keluarga,
dan orang tua.
2) Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan secara jelas diatur
larangan tentang aborsi, yang dinyatakan dalam pasal 75 ayat (1) “setiap orang dilarang
melakukan aborsi.” Walaupun dalam ketentuan selanjutkan ada pengecualian yang
terbatas. Tetapi perlindungan atas hak untuk hidup bagi anak yang belum lahir sangat jelas
diatur dalam pasal ini. Bahkan dalam pasal 194 UU ini, memberikan ancaman pidana bagi
mereka yang melakukan aborsi selama 10 tahun penjara dan denda sebesar 1 milyar
rupiah.
Aborsi atau yang lebih dikenal dalam istilah hukumnya dengan Abortus Provocatus yang
ditulis dalam bahasa latin memiliki arti dan makna pengguguran kandungan secara sengaja
atau niat diri sendiri maupun orang lain. Aborsi juga dapat diartikan sebagai kondisi
dimana keluarnya hasil kehamilan yaitu bayi dari kandungan sang ibu sebelum waktu
yang seharusnya dalam kondisi meninggal dunia. Berdasarkan hukum indonesia aborsi
dilarang. Hukum aborsi di Indonesia dilihat dari sudut pandang KUHP adalah tindak
pidana yang dilarang dan dapat dikenakan sanksi pidana bagi siapapun yang melakukan
aborsi. Berdasarkan KUHP aborsi dengan alasan apapun tidak diperbolehkan. Pasal 229
KUHP melarang tindakan aborsi baik oleh tenaga medis legas maupun oleh orang yang
tidak mempunyai kemampuan medis.
3) Hukum aborsi di Indonesia dilihat dari sudut pandang KUHP adalah tindak pidana yang
dilarang dan dapat dikenakan sanksi pidana bagi siapapun yang melakukan
aborsi. Namun, UU Kesehatan memberikan ruang dan celah untuk dilakukannya aborsi
dengan kondisi tertentu. Aborsi diatur dalam Pasal 75, Pasal 76, Pasal 77, dan Pasal
194 UU Kesehatan. Pada dasarnya, setiap orang dilarang melakukan aborsi. Namun, Pasal
75 ayat (2) UU Kesehatan memberikan dua alasan untuk dapat dilakukannya aborsi, yaitu:
1) indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang
mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau
cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut
hidup di luar kandungan;
2) kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban
perkosaan.
Kemudian, tindakan aborsi hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau
penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan
oleh konselor yang kompeten dan berwenang. Pasal 76 UU Kesehatan juga menegaskan
bahwa aborsi hanya dapat dilakukan:
a) sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir,
kecuali dalam hal kedaruratan medis;
b) oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang memiliki
sertifikat yang ditetapkan oleh menteri yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di
bidang kesehatan;
c) dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;dengan izin suami, kecuali korban
perkosaan; dan
d) penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh menteri yang
lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang kesehatan.
Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) aborsi adalah tidakan yang
dilarang tanpa adanya pengecualian sebagaimana diatur dalam pasal 346, 347 dan 348
KUHP. Sedangkan dalam Undang -Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Aborsi adalah tindakan yang dilarang, namun terdapat pengecualian, hal ini diatur dalam
pasal 75,76,77 dan pasal 194 Undang-Undang ini.
Sumber Referensi:
BMP HKUM4208 Hukum Dan Hak Asasi MAnusia
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_anak
https://www.unicef.org/indonesia/id/konvensi-hak-anak-versi-anak-anak
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Jayanti Dwi Dian.2023.Aborsi dalam persfektif hukum positif Indonesia. Diakses Tgl 01
Mei 2024.https://www.hukumonline.com/