0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
74 tayangan65 halaman

Zero To Programmer v0.1.0

zero to programmer

Diunggah oleh

holikko90
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
74 tayangan65 halaman

Zero To Programmer v0.1.0

zero to programmer

Diunggah oleh

holikko90
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 65

E BOOK

Zero to
Programmer
Perjalanan merubah hidup dengan
programming.

Oleh Eka Putra


-
Zero to Programmer
Perjalanan merubah hidup dengan
programming.

Oleh Eka Putra


© Eka Putra. All rights reserved.

Eka Putra asserts the moral right to be identi ed as the author


of this work. All rights reserved in all media. No part of this
publication may be reproduced, stored in a retrieval system,
or transmitted, in any form, or by any means, electronic,
mechanical, photocopying, recording or otherwise, without
the prior written permission of the author and/or the
publisher.

fi
“Bukunya keren. Kisah dan pengalaman yang
sangat menginspirasi,
semoga bisa mengikuti jejak sang penulis :) ”
Prawira Pasek (Software Engineer)

“Menyadarkan saya bahwa apa yang kita


pelajari selama ini tidak akan sia-sia.
Mempelajari apa yang kita suka akan
membuat kebermanfaatan di masa depan.
Just do it ! :)”
Luth i Ardhani (Data Engineer)
f
Daftar Isi

1. Buku ini tentang apa? .....................................................2

2. Halo, saya Eka ...............................................................4

3. Saya Programmer ..........................................................6

4. The Journeys .................................................................8

4.1 Introvert Kepo .............................................................9

4.2 MacGyver ..................................................................10

4.3 Drop Out! ...................................................................12

4.4 Virus ..........................................................................15

4.5 Desainer Gra s ...........................................................19

4.6 Web Fundamentals ....................................................21

4.7 WordPress .................................................................23


4.8 Enam Ratus Ribu .......................................................26

4.9 Comfort Zone ............................................................28

4.10 Kebebasan ...............................................................30

4.11 Tantangan .................................................................32

4.12 Sydney #1 .................................................................34

4.13 Sydney #2 .................................................................37


4.14 Home Sweet Home ...................................................43

5. Lessons Learned ..........................................................45

5.1 Curious ......................................................................46


fi
5.2 Love what you do.......................................................47

5.3 Don’t overthink .........................................................48

5.4 Project Based Learning ..............................................49

5.5 Continuous learning ..................................................50

5.6 Deliver more than expected ........................................51

5.7 I can do it ...................................................................52

5.8 Things you can and can’t control ................................53

6. Penutup ......................................................................55

Bagaimana Menurutmu? ..................................................57

Tentang Penulis...............................................................58

Kontak ............................................................................59
T
ernyata sudah jam 7 pagi. Hari ini adalah Jumat, saya
ada stand-up meeting jam 8 pagi dan satu lagi di jam
1 siang dimana semua karyawan akan hadir secara
virtual melalui Zoom.

Saya harus membiasakan bangun lebih pagi untuk


beberapa bulan kedepan karena telah terjadi pergeseran
waktu antara Bali dan Sydney. Perbedaan waktu yang
biasanya 2 jam, kini menjadi 3 jam.

Itu adalah hal yang normal karena Australia


memberlakukan sistem Daylight Saving Time (DST), mereka
memajukan dan memundurkan waktu 1 jam pada bulan-
bulan tertentu.

Sebagai pekerja online, perubahan tersebut tidaklah


berpengaruh besar, toh cuma satu jam. Saya hanya harus
bangun lebih pagi dari biasanya, langsung mandi, meeting
dulu 15 sampai 30 menit, baru kemudian sarapan.

Begitulah kira-kira rutinitas pagi saya sebagai karyawan


yang perusahaannya berada di luar negeri. Dibilang enak
ya enak, dibilang tidak enak ya… enak :). Apapun yang kita
kerjakan akan selalu ada plus dan minusnya, yang penting
bagaimana kita mensyukurinya.

Bli, apa hubungan judul buku ini sama cerita diatas? Kok
curhat? mungkin ada yang ber kir seperti itu.

Zero To Programmer v0.1.0 1


fi
1. Buku ini tentang apa?

B
uku ini akan mengajak kamu melihat lebih dekat
tentang perjalanan yang telah membawa saya sejauh
ini, terutama progresi karir saya sebagai seorang
programmer.

Tak diragukan lagi bahwa perjalanan menjadi


programmer tidak semudah membalikan telapak tangan.
Banyak hal yang tidak jelas, seakan berjalan dengan mata
tertutup, tidak tahu arah, apalagi tanpa mentor.

Kalau kamu sedang di fase itu, bertahanlah. Karena saya


pernah di fase yang sama. Cukup dengan bertahan, kamu
sudah 50% lebih dekat dengan tujuan yang ingin kamu
capai.

Tentu bertahan saja tidak cukup, kamu perlu bergerak.


Bergeraklah kemana kamu bisa, jangan diam. Tentu akan
ada risiko tersandung atau jatuh. Tetapi untuk yang satu ini
please trust me! Diam tidak akan membawa perubahan.

Zero To Programmer v0.1.0 2


Tapi sebelumnya, saya akan berikan sebuah disclaimer:
buku ini bukan tiket emas untuk sukses menjadi programmer.
Sukses itu relatif, setiap orang punya de nisi kesuksesan
sendiri, kamulah yang menentukan suksesmu seperti apa.

Buku ini adalah tentang bergerak dan berproses. Serta


menikmati hasil dari setiap keputusan yang kita ambil, baik
atau buruk, suka atau tidak suka.

Kamu akan melihat bagaimana saya bergerak dalam


ketidakpastian. Bagaimana karir saya yang awalnya tidak
menentu, sampai menemukan sebuah jalan menjadi saya
saat ini.

Kamu juga akan melihat proses yang saya lalui, proses


panjang dan berliku yang jarang orang lihat. Sebuah proses
yang menjadi tulang punggung atas semua pencapaian dan
prestasi yang telah saya dapatkan.

Tapi sebelumnya, yuk kita kenalan dulu biar ceritanya


lebih enak.

Zero To Programmer v0.1.0 3


fi
2. Halo, saya Eka

L
ebih lengkapnya Eka Putra, asal Kabupaten Gianyar.
Sebuah Kabupaten yang terkenal sebagai pusatnya
seni kerajinan di Bali.

Kalau dilihat dari latar belakang, saya dan keluarga bisa


dibilang biasa-biasa saja. Bapak dan ibu saya adalah
pengrajin kayu dengan penghasilan yang tidak seberapa,
tetapi cukup untuk makan sehari-hari.

Saya anak pertama dari tiga bersaudara, tipe anak


rumahan, agak kuper alias kurang pergaulan, mungkin
istilah masa kininya adalah introvert. Tidak banyak teman,
tetapi ketika punya teman baik maka akan saya anggap
saudara sendiri.

Belakangan ini, saya membranding diri sebagai seorang


lulusan SMA yang berhasil menjadi programmer. Bahwa
saya bisa mendapatkan pekerjaan sebagai programmer
meskipun dengan latar belakang seadanya, tanpa kursus,
sekolah, ataupun kuliah di bidang IT.

Zero To Programmer v0.1.0 4


Terus apanya yang spesial? Kan banyak anak SMA yang
jago coding. Awalnya saya juga berpikir seperti itu, namun
ketika bercerita bahwa saya bekerja sebagai programmer
bahkan sampai ke luar negeri, baru kemudian banyak yang
bereaksi. Banyak yang bertanya, kok bisa? bagaimana
caranya?

Di sana saya menyadari bahwa ada yang unik dalam


kasus saya. Banyak yang tidak menyangka bahwa hal
tersebut bisa terjadi mengingat latar belakang dan tingkat
pendidikan saya.

Yang beruntung seperti saya mungkin banyak. Tapi tidak


banyak yang mau membagikan ceritanya untuk
menginspirasi orang lain, dan di sini saya memberanikan
diri untuk itu.

Zero To Programmer v0.1.0 5


3. Saya Programmer

S
aat ini bekerja sebagai engineer dalam tim Data and
Analytic di sebuah perusahaan startup yang berbasis
di Sydney, Australia. Tim kita kecil, setiap orang
punya role tersendiri dan masing-masing know what they’re
doing.

Tim ini punya peran yang sangat penting karena


menyangkut data, dan perusahaan menggunakan data
sebagai dasar pengambilan keputusan. Salah mengambil
keputusan karena salah data, bisa berakibat fatal bagi
kelangsungan bisnis perusahaan.

Kami bertanggung jawab penuh atas data dan semua


produk yang dihasilkan darinya. Data pipeline, Data
warehouse, recommendation API, dan infrastruktur
pendukungnya.

Ada Machine Learning (ML) engineer yang bertugas


membuat model prediksi, Analytic engineer menganalisa
data untuk mendapatkan insight. Saya sendiri bisa dibilang

Zero To Programmer v0.1.0 6


sebagai platform engineer karena bertanggung jawab
memastikan platform data kita berjalan lancar dan optimal.

Saya sudah bekerja di perusahaan ini sejak tahun 2015


dan merupakan developer pertama yang direkrut. Sudah
hampir 8 tahun, iya itu bukanlah waktu yang singkat.

Namun saya bukan tipe orang yang mengejar tangga


karir, tetapi mengejar kesempatan dimana saya bisa terus
belajar. Itulah alasan saya bertahan sekian lama, karena
terus diberi kesempatan untuk belajar.

Apalagi dengan eksibelnya cara bekerja saat ini, hampir


semua bekerja dari rumah. Bisa bekerja dari manapun yang
saya mau, bisa cuti atau libur apabila diperlukan, dan
dibayar pun dengan US Dollar :)

Melihat bagaimana saya bekerja dan menikmati hasilnya,


maka tidak heran banyak yang bertanya, bahkan minta
diajari caranya. Namun saya tidak pernah berani
memberikan jawaban pasti A, B, atau C. Karena saya pun
tidak tahu bagaimana resep pastinya.

Dan buku ini adalah jawaban terbaik yang bisa saya


berikan. Saya akan memaparkan perjalanan dari Zero to
Programmer. Dari yang tidak tahu apa-apa sampai menjadi
programmer yang skillnya bisa diakui bahkan oleh
perusahaan luar sekalipun.

Harapannya adalah semoga dengan membaca kisah ini,


teman-teman bisa mencermati, mengambil pelajaran, dan
yang paling penting adalah belajar dari kesalahan yang
pernah saya lakukan.

Zero To Programmer v0.1.0 7


fl
4. The Journeys

P
erlu saya ingatkan bahwa saya tidak begitu bagus
dalam mengingat tanggal kejadian ataupun event di
masa lalu. Kenapa?

Karena buat saya hidup adalah tentang saat ini, yang


berusaha lebih baik dari kemarin, dan yang lalu biarlah
berlalu.

Namun demi buku ini saya merasa perlu untuk


mengungkit masa lalu. Khususnya masa lalu yang membuat
saya belajar dari kesalahan, dan masa lalu yang berupa
pencapaian.

Hiraukan kapan terjadinya, cermati setiap pesan di


baliknya. Kencangkan sabuk pengaman dan welcome to my
journeys!

Zero To Programmer v0.1.0 8


4.1 Introvert Kepo
Saya tumbuh sebagai remaja yang introvert. Lingkup
pertemanan terbatas, ketika ngumpul lebih banyak diam
dan menjadi observer, bicara seperlunya saja. Apabila ada
kerabat yang datang, saya lebih memilih “ngumpet” di
kamar daripada harus ngobrol atau sekedar basa-basi
dengan mereka.

Sampai sekarang pun sebenarnya masih seperti itu,


namun tidak separah dulu. Sekarang saya lebih open, lebih
percaya diri, dan bisa memposisikan diri. Sepertinya
pengalaman bekerja di Australia telah banyak merubah
pola pikir dan cara saya berhadapan dengan orang.
Menjadi lebih baik.

Namun satu hal yang tidak berubah adalah saya tetap


kepo parah, dalam artian yang positif. Kepo yang positif
berarti rasa keingintahuan yang besar. Dan saya kepo
terhadap segala hal. Saya selalu ingin tahu bagaimana
sesuatu itu bekerja, bagaimana dia dibuat, kenapa bisa ini,
dan kenapa bisa itu.

Acara TV favorit saya bukanlah lm superhero, melainkan


lm dokumenter. Dokumenter mengenai teknologi, bumi,
sejarah, ora dan fauna, sampai eksplorasi luar angkasa.
Entah kenapa menonton mereka seakan memberi cemilan
penuh nutrisi kepada otak, otak saya yang kepo ini.

Namun setelah dipikir-pikir, ternyata sifat itulah yang


menjadikan saya sangat cocok menjadi programmer. Untuk
menjadi programmer kamu harus kepo parah. Punya rasa

Zero To Programmer v0.1.0 9


fi
fl
fi
keingintahuan yang besar, tidak akan tenang, tidak akan
berhenti sebelum menemukan jawaban.

Programmer kepo tidak akan segan-segan membongkar


kode program untuk mengetahui bagaimana cara kerjanya.
Programmer kepo menganggap dokumentasi sebagai
taman bermain, dan menganggap error sebagai hama
untuk dibasmi.

Bill Gates sang pendiri Microsoft, Mark Zuckerberg si


pendiri Facebook, Linus Torvalds sang membuat Linux,
Steve Wozniak sang co-founder Apple, semuanya adalah
orang kepo. Para hacker yang berkeliaran di luar sana
semuanya kepo. Kepo is power!

4.2 MacGyver
Saya ingat ketika masih duduk di bangku SD. Saya
terobsesi dengan sebuah serial televisi yang berjudul
MacGyver.

Serial TV yang menceritakan tentang petualangan


seorang anak muda pemberani yang pintar dan banyak
akal.

Menghadapi para penjahat dengan barang-barang yang


ada disekitarnya, dirakit dijadikan senjata, dijadikan alat
untuk mengalahkan mereka. Sosok MacGyver ini memicu
ketertarikan saya dengan segala hal yang berbau listrik dan
elektronik.

Zero To Programmer v0.1.0 10


Terlebih lagi saat menginjak masa SMP dan SMA, saya
sudah punya cita-cita ingin menjadi apa. Ingin seperti sang
idola yang pandai merakit komponen elektronik.

Memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu,


memperbaiki sesuatu, dan memecahkan masalah bagaikan
seorang MacGyver.

Mulailah saya membeli buku-buku rangkaian elektronik.


Mulai membongkar peralatan elektronik yang ada di rumah
untuk melihat apa isinya, bagaimana cara kerjanya. Namun
alat yang tadinya bagus malah rusak karena saya bongkar.
Kalau saja saat itu saya punya bengkel, maka motonya
adalah “bongkar yes, pasang no”.

Saya mulai belajar merakit rangkaian elektronika


sederhana, dari lampu kelap-kelip sampai pemancar radio.
Bahkan saat itu saya sudah hafal semua nama dan cara
membaca kode sebuah komponen elektronik, semua sudah
di luar kepala.

Hobi itu saya jalani tanpa alat dan prasarana yang


memadai. Uang saku hanya cukup untuk jajan di sekolah,
tidak ada budget untuk hal diluar itu. Setrika pun saya
pakai sebagai solder, karena belum mampu membeli solder
sendiri.

Dan ketika saya ingat kembali masa-masa itu, saya


menemukan benang merah yang sangat jelas. Masa-masa
naif dan kreatif itu berkontribusi besar membentuk diri
saya yang sekarang.

Zero To Programmer v0.1.0 11


Saya siap melakukan apa saja untuk menjalani hobi yang
disuka. Siap mempelajari apapun, memanfaatkan apapun
yang ada untuk menunjang aktivitas tersebut.

Mentalitas yang sama juga saya pakai ketika awal belajar


programming, ketika bekerja, bahkan sampai sekarang.
Saya siap mempelajari semua yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan, entah itu bahasa pemrograman,
tools, ataupun framework baru.

Saya tidak pilih-pilih, kalau suka maka saya pelajari,


kalau tidak gratis maka saya beli.

Saya percaya tidak ada ilmu yang sia-sia. Meski tidak


memberi manfaat langsung minimal mampu melebarkan
horizon pemikiran kita.

Itu akan terbukti ketika berhadapan dengan masalah


baru. Kita jadi punya banyak opsi yang bisa dijadikan
solusi, punya lebih banyak ide karena wawasan yang luas.

Do whatever you want to do and whatever you need to do,


jangan kasi kendor!

4.3 Drop Out!


Selepas SMA saya pun diterima di salah satu universitas
di Bali, jurusan D3 Teknik Elektronika. Itu seperti mimpi
yang menjadi kenyataan. Yang sebelumnya hanya hobi
amatiran, kini saya bisa belajar teknik elektronika dengan
benar.

Zero To Programmer v0.1.0 12


Saya berjanji akan belajar dengan giat dan yakin semua
akan terasa mudah karena sudah punya dasar yang cukup.
Dan benar saja, semester pertama saya lalui dengan
mudahnya.

Saya juara kelas saat itu, hingga akhirnya mendapatkan


beasiswa. Dengan beasiswa tersebut saya bisa membeli
komputer bekas milik teman. Meskipun saat itu hanya
untuk keperluan kuliah saja, tidak ada hubungannya
dengan programming.

FUN FACT
Entah di semester berapa, saya ingat mendapatkan
mata kuliah pemrograman, dan bahasa yang dipakai
saat itu adalah Pascal. Jujur saja, saya tidak mengerti
apa itu dan apa gunanya kelas tersebut.

Lucunya, bertahun-tahun setelah itu saya malah


menjadikan programming sebagai profesi. What a
strange world we live in!

Namun semester-semester berikutnya terasa lebih berat,


antusiasme pun berkurang, dan ujung-ujungnya saya asal
masuk kelas saja.

Puncaknya pada akhir semester ke-4, karena persoalan


pribadi akhirnya saya memutuskan untuk cuti selama
setahun karena memang peraturan kampus mengizinkan
hal itu.

Zero To Programmer v0.1.0 13


Singkat cerita, rencana awal yang menjadi alasan saya
untuk cuti ternyata gagal total. Saya pun menjadi
pengangguran selama setahun cuti tersebut. Entah terbuat
dari apa hati orang tua, mereka sama sekali tidak komplain
atas keputusan yang saya ambil.

But life must go on. Daripada nganggur, akhirnya saya


coba bantu-bantu di sebuah villa milik teman bapak (orang
asing). Di sana saya mendapatkan akses internet sekaligus
kesempatan mempraktekkan bahasa Inggris, meskipun
terbata-bata.

Karena ada akses internet, saya makin sering browsing,


belajar cara edit photo, pokoknya belajar apa saja yang
menurut saya menarik saat itu.

Keahlian lain yang juga saya pelajari adalah cara merakit


komputer (PC), instalasi sistem operasi, dan instalasi
program komputer. Semua saya praktekkan di komputer
sendiri, puluhan kali saya bongkar dan rakit kembali. Itu
adalah awal ketertarikan saya terhadap semua hal yang
berhubungan dengan komputer dan internet.

Karena terlalu asik bekerja, setahun masa cuti pun


terlewatkan hingga menyebabkan saya harus drop-out dari
kampus dan mengulang dari awal. Pada akhirnya saya
memutuskan untuk tidak melanjutkan.

Uniknya lagi, kedua orang tua saya tidak berkomentar


banyak akan hal tersebut, entah karena terlalu sayang atau
mereka sudah pasrah dengan nasib anaknya :)

Zero To Programmer v0.1.0 14


Yang ingin saya sampaikan disini adalah: it’s okay kalau
rencanamu tidak berjalan sesuai keinginan. Bukan
sepenuhnya salahmu, yang penting sudah berusaha.

Memang ada hal yang tak bisa kita kontrol, ikhlaskan.


Lebih baik fokus ke hal yang bisa kita kontrol seperti
makanan, kesehatan, mencari pekerjaan, belajar skill baru,
dan hal positif lainnya.

4.4 Virus
Gagal kuliah ternyata tidak membuat mental saya down.
Tidak ada penyesalan telah melakukan hal gila seperti itu.

Mungkin karena saya terlalu sibuk. Sibuk memikirkan


apa langkah selanjutnya. Hanya tertinggal sedikit rasa
bersalah telah menyia-nyiakan usaha orang tua yang
membiayai saya kuliah.

Setelah drop out, saya tetap bekerja. Entah kenapa dunia


komputer terasa semakin menarik. Tidak hanya jago
bongkar pasang komputer, saya mulai belajar
programming. Timbul rasa penasaran terhadap
pemrograman yang pernah saya cicipi semasa kuliah.

Akhirnya saya tahu bahwa kita bisa membuat program


yang berjalan di desktop dengan Delphi, bahasa yang
memiliki sintak hampir sama dengan Pascal. Bahasa yang
pernah diperkenalkan semasa kuliah.

Saya mulai menyadari apa manfaatnya programming dan


kenapa bidang ini begitu populer di luar sana. Bisa

Zero To Programmer v0.1.0 15


memberi perintah ke komputer serasa memiliki kekuatan
super yang tidak pernah saya miliki sebelumnya.

Ide-ide aneh pun mulai bermunculan. Kebetulan saat itu


terdapat sebuah fenomena yang menghebohkan jagat
maya. Tersiar kabar bahwa sebuah virus komputer
bernama “Brontok” menyerang banyak pengguna Windows
di Indonesia.

Berita itu membuat saya tercengang. Bagaimana orang


bisa membuat virus sehebat itu? Bahasa apa yang dia
gunakan?

Karena penasaran, saya mencari referensi tentang virus


komputer kemana-mana. Dari berbagai forum saya
menemukan beberapa potongan kode yang katanya bisa
dijadikan virus, tapi saya tidak tahu harus diapakan.

Akhirnya saya berkesimpulan bahwa membuat virus


komputer bukanlah hal yang mudah bagi orang yang
skillnya pas-pasan seperti saya. Harus paham sistem
operasi, keamanan, dan seluk-beluknya untuk membuat
virus yang efektif.

Namun sebaliknya, teknik menghalau virus juga ternyata


sangat banyak. Virus komputer adalah sebuah proses yang
berjalan di memory komputer. Kalau kita tahu Process ID
(PID) sebuah virus, kita bisa matikan proses itu dengan
program yang kita buat.

Selain itu, virus juga punya signature alias sidik jari. Saat
itu banyak database signature virus yang bisa kita
download dan integrasikan ke program yang kita buat.
Program yang bisa memindai seluruh le dan untuk setiap
Zero To Programmer v0.1.0 16
fi
le kita cocokan signaturenya dengan yang ada di database.
Kalau cocok, maka le tersebut adalah virus dan bisa kita
hapus.

Karena cara kerjanya sederhana, saya pun berhasil


membuat program tersebut berjalan cukup baik. Saya beri
nama S.O.B Antivirus. S.O.B adalah singkatan dari Scared Of
Bums yang merupakan nama sebuah band rock asal Bali
yang saya idolakan waktu itu.

Sebuah anti virus sederhana buatan saya sendiri, turnya


terbatas tetapi dibuat dengan tangan saya sendiri. Akhirnya
saya resmi menjadi programmer :)

Terus apa hubungan masa-masa bermain virus itu


dengan saya saat ini?

Tolong cermati! saat itu saya melakukan praktek


programming for fun, coding untuk kesenangan semata.
Karena menyenangkan, saya tidak sadar ternyata sedang
serius belajar yang namanya pemrograman komputer.

Saya seperti bermain game, tidak ada rasa capek, it was


full of fun!

Itulah metode belajar yang selalu saya pakai bahkan


sampai detik ini. Apapun yang mau saya pelajari, harus
berbentuk proyek nyata. Saya tidak suka hanya sekedar
mengikuti tutorial, apalagi tutorial sepotong-sepotong yang
tidak jelas goalnya apa.

Beberapa waktu yang lalu saya sempat membuat sebuah


aplikasi yang bisa meng-generate invoice gaji dalam bentuk

Zero To Programmer v0.1.0 17


fi
fi
fi
PDF. File itu kemudian dikirimkan ke saya via email tiap
bulan pada tanggal tertentu secara otomatis.

Kemudian saya kirimkan le itu ke bagian akunting


perusahaan saya bekerja, tak lama setelahnya gaji pun
dikirimkan. Semua tur itu saya buat dengan bahasa
pemrograman Elixir yang memang sedang saya pelajari.

Sebenarnya, membuat invoice di Google Docs dan


menyimpannya dalam bentuk PDF bisa saya kerjakan
dalam hitungan menit. Tetapi proses manual seperti itu
menurut saya membosankan. Sehingga saya buatkan
solusinya sambil belajar Elixir dalam dua minggu.

Apakah worthed? Sangat! Belajar dengan membuat


proyek tidak pernah mengecewakan. Saya belajar banyak
menggunakan metode tersebut.

Jadi sebelum belajar, tentukanlah goal yang spesi k.


Misalnya “Saya akan membuat sebuah Bot Telegram
dengan Golang untuk mempermudah saya membeli pulsa”.
Itu goal nyata yang spesi k.

Tinggal kejar goal itu sampai dapat, pelajari semua yang


diperlukan untuk membuatnya. Ketik kodenya baris demi
baris. Jangan copy-paste. Tidak peduli memakan waktu
berapa lama, programer yang baik melatih jari dan otaknya
bersamaan.

Jangan berhenti! Kalau berhenti di tengah jalan, then you


lose the game! Berlomba dengan diri sendiri saja kalah,
bagaimana mau menjadi programmer dengan gaji puluhan
atau ratusan juta?

Zero To Programmer v0.1.0 18


fi
fi
fi
fi
4.5 Desainer Gra is
Meskipun saat itu programming sudah menjadi hobi
baru, namun keahlian tersebut nyatanya belum bisa
menghasilkan uang, dan saya butuh uang.

Programming memang bisa membuat saya kuat


begadang sampai pagi, bisa menjauhkan saya dari aktivitas
negatif. Namun saya masih belum bisa melihat adanya
peluang mencari uang di sana.

Pekerjaan di villa sudah mulai membosankan dan tidak


nyaman, I need to do something! Saya perlu bergerak!

Kebetulan ada kerabat yang menyarankan untuk


melamar di perusahaan tempatnya bekerja. Sebuah
perusahaan eksportir aksesoris yang katanya sedang
mencari seorang photo editor.

Waktu itu saya lumayan terampil menggunakan


Photoshop yang saya pelajari sejak memiliki komputer.
Akhirnya saya memberanikan diri untuk melamar kerja
disana.

Saya memang tidak jago desain, tapi kalau hanya sekedar


ambil foto, bersihkan, potong, dan simpan, saya pasti bisa
melakukannya.

Akhirnya saya pun diinterview, tidak ada yang spesial,


hanya pertanyaan biasa. Beberapa hari setelahnya saya
mendapatkan kabar bahwa saya diterima, semudah itu
ternyata.

Zero To Programmer v0.1.0 19


f
Itu adalah momen yang luar biasa, bisa mendapatkan
pekerjaan yang rolenya jelas meskipun bukan sebagai
programmer.

Keahlian Photoshop terus saya asah, karena itu adalah


modal saya mencari uang. Demand dari perusahaan pun
semakin tinggi dan saya mulai dipercaya untuk mendesain
packaging produk mereka.

Tidak berhenti disana, mungkin karena melihat kinerja


saya bagus, saya diminta untuk mendesain produk dalam
tiga dimensi. Tanpa mengeluh, saya pelajari apa yang
diperlukan untuk membuat objek tiga dimensi di
komputer.

Kalau tidak salah, saya menggunakan software bernama


Google Sketchup, dan berhasil. Atasan puas dengan
hasilnya dan sekarang mereka bisa melihat produknya
secara nyata sebelum diproduksi massal.

Di sini saya mendemonstrasikan bahwa kita bisa


berprestasi kalau memang kita mau. Ada kemauan yang
kuat dari saya untuk menyelesaikan pekerjaan. Melakukan
yang perlu dilakukan, belajar yang diperlukan to get the job
done.

Saya bergerak dengan semua kemampuan yang dimiliki


saat itu, bukan menyesali kemampuan yang saya belum
punya. Saya tidak pernah bilang “Pak, saya tidak bisa. Pak
ini susah”, saya selalu bilang “Pak, saya coba dulu ya”.

Meskipun saya lebih suka coding ketimbang desain,


bukan berarti saya menganggap remeh pekerjaan sebagai
desainer. Saya tetap profesional dengan bertanggung jawab

Zero To Programmer v0.1.0 20


di tempat kerja, tetapi di rumah saya ganti topi menjadi
programmer.

Dalam hidup, kadang idealis saja tidak cukup. Orang


yang sukses adalah mereka yang punya tujuan hidup jelas
tetapi eksibel dengan cara mencapainya. Mereka
menyadari setiap kesempatan adalah jalan, jalan memupuk
pengalaman.

Kalau saja saya tidak mengajukan lamaran waktu itu,


belum tentu saya bisa menjadi web developer beberapa
tahun setelahnya. Keahlian yang saya pelajari di sana
membuat saya punya dua skill sekaligus, desain dan
coding.

4.6 Web Fundamentals


Setelah memiliki pekerjaan tetap, hidup saya terasa lebih
baik. Saya cukup menikmati pekerjaan itu. Bisa belajar hal
baru, bertemu banyak orang baik disertai keakraban yang
sudah seperti keluarga.

Di sela kesibukan bekerja, saat malam atau hari libur saya


selalu melakukan aktivitas yang paling saya suka, yaitu
duduk berjam-jam di depan komputer dan hacking.
Hacking pengetahuan baru.

Saya mulai merasa ada yang berbeda dengan Internet.


Saya bisa mencari informasi apapun, belajar apapun yang
saya inginkan asalkan ada websitenya. Hal itu
menimbulkan pertanyaan baru. Bagaimana website itu

Zero To Programmer v0.1.0 21


fl
bekerja? Bagaimana cara membuatnya? Kamu lihat kan,
saya kepo.

Akhirnya saya berkenalan dengan yang namanya HTML,


CSS, dan Javascript. Dari referensi yang saya baca, website
dimulai dari desain, kemudian dilakukan slicing; yaitu
memotong bagian desain menjadi gambar terpisah.
Terakhir, disatukan lagi dengan HTML dan CSS.

Saya tahu saat ini prosesnya jauh lebih modern, tapi saya
mengikuti proses yang paling lumrah saat itu. Keahlian
desain yang saya miliki terbukti sangat berguna. Dasar
programming membuat saya cepat memahami HTML, CSS
dan Javascript.

Kalau kamu bisa satu bahasa pemrograman maka saya


jamin untuk belajar yang lain tidak akan sesulit yang
pertama. Maka jangan heran, orang menguasai 3 atau lebih
bahasa pemrograman adalah hal yang biasa saat ini.

Tetapi, jangan beranggapan bahwa saya paham HTML,


CSS dan Javascript di atas dalam hitungan hari atau
minggu, perlu waktu berbulan-bulan lamanya. Di sini saya
hanya mempersingkat cerita.

Jadi apa takeaway nya?

Seperti kamu lihat, tiba-tiba minat saya bergeser dari


desktop programming ke web programming. Dan itu normal,
di zaman banyaknya informasi dan peluang baru maka
adaptasi sangatlah penting untuk bisa bertahan.

Zero To Programmer v0.1.0 22


Manusia dulu hidup di goa dan harus berburu untuk
makan. Kini manusia membangun gedung pencakar langit
untuk tempat tinggal dan memesan makanan lewat ponsel.

Begitu juga dengan perjalanan menjadi programmer,


tidak jarang kita akan bertemu dengan keadaan yang
mengharuskan kita berevolusi dan beradaptasi.

4.7 WordPress
Sembari terus mengasah kemampuan HTML dan CSS,
munculah sebuah pertanyaan. Apabila saya perlu membuat
100 halaman web dengan desain yang sama tapi memiliki
isi yang berbeda, bukankah sangat repot kalau harus
membuat 100 le HTML?

Disana saya mulai belajar konsep baru yang bernama


website dinamis. Dalam website yang dinamis, isi dari tiap
halaman kita simpan secara terpisah. Tempat penyimpanan
yang paling umum untuk isi website adalah di database.

Dengan begitu, kita hanya perlu membuat satu halaman


saja yang isinya bisa berubah sesuai dengan URL yang
diakses pengguna.

Di sini saya tidak akan menjelaskannya secara detail,


karena buku ini bukanlah tentang cara membuat website.
Meskipun begitu, mudah-mudahan kamu sudah ada sedikit
bayangan.

Untuk membuat website yang dinamis, saya perlu belajar


yang namanya bahasa pemrograman server. Bahasa yang

Zero To Programmer v0.1.0 23


fi
nantinya akan berjalan di server, sebuah server dimana le
website yang sudah kita buat akan kita tempatkan.

Bahasa pemrograman server yang paling populer saat itu


adalah PHP. Buat yang belum tahu, kamu bisa cari referensi
mengenai PHP di internet.

Karena sudah punya pengalaman dengan Delphi dan


sedikit Javascript, maka proses belajar PHP ini terasa lebih
mudah. Tinggal sesuaikan dengan konsep, sintak, dan
aturan-aturan yang berlaku di PHP.

Tidak lama berselang, saya menemukan cara yang lebih


mudah untuk membuat website. Cara yang tidak
mengharuskan saya menjadi ahli PHP. Dia adalah CMS,
yang merupakan singkatan dari Content Management
System.

CMS adalah sebuah software berbasis web yang bisa kita


gunakan untuk membuat website tanpa banyak coding.
CMS sudah menyediakan banyak hal seperti koneksi
database, autentikasi, sistem template, dan masih banyak
lagi.

Buat saya, CMS adalah sebuah game changer di dunia


web development. Membuat kita bisa fokus ke hal yang
lebih penting yaitu konten dan tampilan website. Hasilnya,
kita bisa membuat website dengan lebih cepat
dibandingkan harus coding dari nol.

Disanalah saya mulai melihat peluang baru terbuka di


depan mata. Langsung terbersit dalam pikiran bahwa saya
bisa sangat kaya kalau jago menggunakan CMS ini.

Zero To Programmer v0.1.0 24


fi
Akhirnya saya memutuskan untuk belajar CMS yang
populer saat itu yaitu WordPress. WordPress adalah CMS
dengan kode sumber terbuka alias open source yang bisa
kita gunakan secara gratis.

Setelah beberapa minggu belajar WordPress sambil


mengintegrasikan desain yang saya buat sendiri, jadilah
website saya yang pertama. Saya belikan sebuah domain
dengan nama balitechy.com.

Bali karena saya dari Bali, dan Techy karena saya suka
teknologi. Nama yang keren kan? :D

Di bawah ini adalah tampilan website pertama yang saya


buat dengan WordPress:

Zero To Programmer v0.1.0 25


Jadi terlihat kan, perkembangan skill saya terbilang
cepat. Yang awalnya hanya bermain dengan HTML dan
CSS, tidak lama kemudian saya sudah bermain dengan
WordPress.

Itulah manfaatnya kita punya pengalaman berbeda,


meskipun pengalaman sebelumnya tidak terkait langsung
dengan pembuatan website. Tapi tidak bisa dipungkiri
bahwa skill desain yang saya miliki berperan besar di sana.
Skill programming yang saya dapatkan ketika bermain
virus-virusan juga sangat berguna.

Dan yang lebih penting adalah, saat itu saya tidak


overthinking. Tidak sempat memikirkan bahasa apa yang
keren atau framework mana yang lagi rame. Hanya fokus
belajar apa yang ingin saya pelajari.

Namun banyak calon programmer saat ini malah


sebaliknya, overthinking bahkan sebelum memulai. Pusing
memilih bahasa terbaik, bingung memilih framework,
khawatir dengan umur yang sudah tidak muda lagi, bahkan
sebelum memulai.

4.8 Enam Ratus Ribu


Sambil tetap bekerja sebagai desainer gra s, saya mulai
menawarkan jasa pembuatan website ke orang-orang. Saya
tidak memakai strategi pemasaran apapun, kecuali
mengoptimasi website supaya memiliki SEO yang bagus.

Usaha saya mengoptimasi SEO ternyata tidak sia-sia.


Suatu hari saya mendapat SMS dari seseorang yang katanya

Zero To Programmer v0.1.0 26


fi
ingin dibuatkan website. Beliau adalah seorang tour guide
yang ingin punya website untuk menjual paket wisata.

Setelah beberapa kali berkomunikasi via telepon,


akhirnya kita sepakat untuk bertemu. Saat itu beliau
berdomisili di daerah Kuta, sedangkan saya di Gianyar.
Akan memakan waktu satu jam naik motor ke rumahnya.

Siang itu, dengan motor Yamaha F1ZR yang agak berisik


disertai asap mengepul, saya pun tiba disana. Disambut
oleh beliau yang ternyata tinggal di kosan bersama anak
dan istrinya.

Sore itu kita berbincang mengenai website yang akan


dibuat. Ternyata konten untuk websitenya sudah
disiapkan, namun ada yang menarik. Semua konten beliau
dalam bentuk tulisan tangan. Saya hanya bisa tersenyum
dalam hati sembari memaklumi, saya tahu beliau bukan
orang yang fasih dengan komputer.

Akhirnya kita deal bahwa biaya proyeknya 600 ribu


rupiah. Dibayarkan dua kali, yang pertama adalah uang
muka, sisanya ketika website sudah online. Sore itu juga
saya mengantongi 300 ribu sebagai uang muka.

Saya pulang dengan bangga, karena usaha selama ini


belajar siang dan malam membuahkan hasil. Nilainya
memang kecil, tetapi itu sebuah batu loncatan penting
dalam karir saya. Itu bukti bahwa saya tidak mengejar
mimpi kosong.

Beberapa tahun setelah proyek itu selesai, kami tetap


berhubungan baik. Saya tidak tahu bagaimana bisnis beliau
setelah memiliki website. Dan saat menulis buku ini, iseng

Zero To Programmer v0.1.0 27


websitenya saya buka lagi dan ternyata sudah tidak aktif.
Saya hanya bisa mendoakan semoga beliau beserta
keluarga baik-baik saja dan hidup berkecukupan.

Just start! Itulah pesan yang ingin saya sampaikan. Kita


sering tersandera oleh perasaan takut memulai. Belum
memulai karena menunggu sempurna, menunggu
peralatan sempurna, menunggu kondisi sempurna.

Bayaran pertama saya dari membuat website hanya 600


ribu. Website pertama saya paling jelek. Gaji pertama saya
paling kecil. Video pertama saya juga bukan yang terbaik.
Tetapi tanpa yang pertama maka tidak ada yang kesepuluh,
keseratus atau yang kesejuta.

4.9 Comfort Zone


Akhirnya saya punya dua sumber penghasilan. Bekerja
full-time sebagai desainer gra s dan menjadi freelance web
developer. Penghasilan sebagai freelancer pastinya tidak
menentu. Dalam sebulan belum tentu ada klien yang
menghubungi. Namun ketika klien datang, nilai proyeknya
bisa dua atau tiga kali lebih besar dari gaji saya sebagai
desainer.

Dan setelah beberapa lama berjalan, bisnis freelance saya


mulai ramai. Job mulai berdatangan dengan stabil. Sampai
di sebuah titik dimana penghasilan freelancing saya lebih
besar dari pekerjaan utama.

Namun sekarang timbul masalah baru. Seiring dengan


semakin banyaknya pesanan website, saya mulai

Zero To Programmer v0.1.0 28


fi
kewalahan. Kalau dipaksakan, maka sayalah yang akan
menjadi korban. Bekerja dengan durasi panjang dan nyaris
tanpa libur demi mengejar deadline proyek orang.

Sampai muncul sebuah pertanyaan: “Gimana kalau saya


resign dan fokus menjadi freelancer?” Sebuah pertanyaan
yang jawabannya gampang-gampang susah.

Sebagai karyawan posisi saya bisa dibilang aman, saya


berprestasi, dan bisa diandalkan. Gaji stabil dan rutin
setiap bulan.

Sebagai freelancer, penghasilan saya terkadang lebih


besar. Waktu kerja yang eksibel dan tidak harus datang ke
kantor. Bangun dan tidur jam berapapun yang saya mau.

Namun apa jadinya kalau tidak ada proyek selama


beberapa bulan? Sementara saya tidak punya banyak
tabungan. Tentu bukan hal bagus karena saya tidak ada
pemasukan.

Pertarungan antara rasa aman sebagai karyawan dengan


keinginan untuk fokus menjadi programmer semakin
berkecamuk. Namun setelah dipertimbangkan cukup
matang, mengingat saya masih muda, masih tinggal sama
orang tua, akhirnya saya memutuskan untuk resign dari
perusahaan.

Itu adalah salah satu keputusan paling berani yang


pernah saya ambil dalam hidup. Berani mengambil risiko
demi mengejar apa yang saya inginkan. Saya memang takut
akan gagal, tapi ketakutan itu saya hadapi.

Zero To Programmer v0.1.0 29


fl
Kita tidak akan pernah tahu apa yang menunggu di masa
depan. Tugas kita bukan meramal dan mengkhawatirkan
apa yang mungkin terjadi.

Bukan juga menyesali apa yang telah terjadi. Kita fokus


melakukan yang terbaik hari ini dan bergerak selangkah
lebih maju dari yang kemarin.

Mempertimbangkan masak-masak sebuah keputusan


memanglah sangat penting. Apalagi kalau berdampak
langsung kepada orang lain. Namun akan ada saat dimana
kita harus bilang F**k it! Let’s just do it!

FUN FACT
Ketika saya mengajukan keinginan untuk resign, gaji
saya langsung dinaikan menjadi 1.5 juta per bulan.
Jujur saya sempat bimbang dan menerimanya.

Namun tepat sebulan setelahnya, hati saya bilang


bahwa saya harus resign. Saya pun keluar dari
perusahaan itu selamanya :)

4.10 Kebebasan
Pagi itu adalah hari pertama saya menjadi pekerja
independen. Hal pertama yang saya rasakan adalah
kebebasan. Tidak perlu lagi memikirkan bahwa saya harus
ke kantor tepat waktu.

Punya banyak waktu untuk melakukan hal yang saya


suka, yaitu programming. Mengerjakan proyek klien atau

Zero To Programmer v0.1.0 30


hanya sekedar bermain-main dengan teknologi yang belum
pernah saya pakai sebelumnya.

Keadaan juga terasa sangat berbeda. Sebelumnya saya


punya teman diskusi. Kini semua harus saya atasi sendiri.
Sebelumnya ada manajer yang jadi tameng komplain dari
pimpinan, kini saya hadapi keluhan klien sendirian.

Bukankah saya sendiri yang menginginkan jalan itu?


Bukankah saya sendiri yang memutuskan resign dan
menjadi freelancer?

Di sana saya sadar bahwa, selama masih menjual waktu


untuk mendapatkan uang, maka yang namanya kebebasan
itu tidak benar-benar ada.

Menjadi freelancer memang memberikan saya


eksibilitas lebih dibandingkan dengan kerja di kantoran.
Tetapi satu hal masih sama, yaitu: kerja dapat uang, tidak
kerja tidak dapat uang.

Saya tidak menyesal, justru sedang mendapatkan


pelajaran baru. Saya sudah membuat keputusan, artinya
harus siap menanggung segala risikonya.

Masa-masa serius freelancing ini cukup menyenangkan.


Saya belajar banyak hal, baik itu teknis maupun non-teknis.
Belajar bagaimana berhadapan dengan klien, bagaimana
memberikan harga terhadap sebuah proyek. Belajar
bagaimana mengatur keuangan supaya bisa bertahan
sampai ada proyek berikutnya, dan masih banyak lagi.

Secara nansial, sebenarnya cukup lumayan. Lebih baik


dibandingkan ketika masih kerja di kantoran. Dengan hasil

Zero To Programmer v0.1.0 31


fl
fi
tersebut saya bisa membeli laptop bahkan mencicil sebuah
sepeda motor.

4.11 Tantangan
Hari itu saya menerima sebuah email dari seorang bule
(orang asing) asal Australia yang kebetulan sudah lama
tinggal di Bali.

Dia ingin saya merubah desain yang dia punya menjadi


sebuah website. Hal itu pastinya membuat saya senang
karena akan dapat proyek lagi. Apalagi ini adalah orang
asing yang notabene akan saya berikan harga berbeda
(lebih mahal).

Akhirnya kita bertemu di sebuah cafe bernama Deus Ex


Machina di daerah Canggu. Kita pun langsung serius
membicarakan proyek yang akan dibuat. Akhirnya kita deal
bahwa harga untuk proyek ini adalah 6 juta rupiah. Itu
adalah harga yang sangat bagus karena desain dan yang
lainnya sudah disediakan, tinggal menjadikannya tema
WordPress.

Setelah mengerjakan disertai beberapa kali pertemuan,


akhirnya saya berhasil menyelesaikannya. Pada pertemuan
terakhir dia bilang bahwa dia senang dengan hasilnya, saya
diberikan sisa pembayaran proyek, dan we are all happy.

Itu adalah proyek pertama saya dengan dia, namun


bukan yang terakhir. Belakangan saya tahu bahwa dia
seorang serial entrepreneur di negaranya. Pernah punya
beberapa bisnis yang sudah dijual sebelum pindah ke Bali.

Zero To Programmer v0.1.0 32


Sampai suatu hari dia bercerita tentang keinginannya
mengakuisisi sebuah aplikasi mobile yang dibuat seorang
developer asal Amerika.

Meskipun aplikasi tersebut sederhana (kata dia), tapi


sudah punya lebih dari 100 ribu pengguna aktif. Hal itu
membuatnya ingin membeli, mengembangkan, dan suatu
saat bisa dijual lagi.

Praktek seperti itu adalah hal biasa di dunia bisnis.


Seorang atau sekelompok investor bisa membeli sebuah
start-up kecil yang dinilai memiliki potensi untuk menjadi
besar. Tujuannya adalah mendapatkan capital gain. Dibeli
dengan harga murah, dikembangkan, dan dijual lagi di
harga yang jauh lebih tinggi. Disanalah investor mendapat
keuntungan.

Menariknya lagi, dia ingin merekrut saya untuk bekerja di


perusahaan itu. Dan ternyata dia tidak bercanda. Suatu hari
dia mengabari bahwa dia berhasil membeli perusahaan itu
dan ingin saya bekerja untuknya?

Saya bilang “YES” tanpa ber ikir panjang.


Wait, what? Kenapa? Saya sengaja keluar dari kerja
kantoran supaya lebih bebas. Supaya punya banyak waktu
melakukan apa yang saya suka. Biar tidak banyak aturan.
Sekarang mau jadi karyawan lagi?

Jadi begini. Selama menjalani profesi sebagai freelancer,


saya menyadari bahwa faktor pendorong saya terus maju
bukanlah karena iming-iming kebebasan. Bukan karena
ingin bebas. Melainkan karena selalu mencari tantangan.

Zero To Programmer v0.1.0 33


f
Ternyata yang mendorong saya keluar dari perusahaan
sebelumnya bukan karena tidak bebas, melainkan karena
sudah tidak ada tantangan.

Freelancing memang memberikan tantangan baru,


namun lama-lama menjadi pekerjaan yang monoton. Skill
saya tidak tumbuh sepesat yang saya inginkan.

Saya terima tawaran tersebut karena melihatnya sebagai


sebuah tantangan sekaligus peluang bagus. Tidak mudah
orang bisa mendapatkan kesempatan seperti itu. Sebuah
peluang yang tidak akan saya sia-siakan begitu saja.

Menerima tantangan membuka dua peluang baru.


Peluang gagal dan berhasil. Menghindarinya berarti tidak
akan pernah tahu bagaimana rasanya. Padahal pelajaran
terbesar adalah saat mencobanya, meskipun pada akhirnya
harus gagal.

Mungkin ada yang bilang bahwa saya hanya beruntung.


Tinggal di daerah yang banyak turis, banyak orang asing,
sehingga peluangnya lebih besar. Mungkin mereka benar,
tapi buat saya kualitas dirilah yang menarik peluang.

4.12 Sydney #1
Pada tahun 2015 masa freelancing saya akhirnya usai.
Status saya berubah menjadi Remote Contractor
berdasarkan apa yang saya baca di kontrak kerja.

Sang CEO memutuskan untuk melegalisasi


perusahaannya di Australia dan saya bekerja dari Bali. Jadi

Zero To Programmer v0.1.0 34


benar secara hukum bahwa saya adalah remote contractor
alias kontraktor yang bekerja dari jarak jauh.

Buat yang penasaran, gaji pertama yang saya dapatkan


dari perusahaan ini adalah 10 juta rupiah. Jumlah yang
tidak pernah saya bayangkan. Bekerja di bidang yang
berawal dari keisengan semata. Kemudian dihargai dengan
nilai seperti itu merupakan hal yang fantastis.

Tetapi itu baru hak, orang berani membayar mahal pasti


menuntut output yang tidak main-main juga. Tetapi saya
tidak khawatir, justru menerima pekerjaan ini karena ingin
mendapatkan tantangan dan pengalaman yang berbeda
dari sebelumnya.

Menyadari kenyataan tersebut, maka tidak tertutup


kemungkinan bahwa saya bisa ke luar negeri suatu saat
nanti. Begitulah saya berandai-andai.

Saya adalah developer pertama yang rekrut setelah sang


CTO. Bagian teknis hanya dipegang oleh kita berdua. Sang
CTO bukanlah pengembang aplikasi mobile, sedangkan
saya hanya punya pengalaman di bidang web development.

Belakangan saya ketahui ternyata aplikasinya berbasis


Web View, jadi bukan aplikasi mobile yang native. Hampir
semua halaman di aplikasi tersebut hanyalah halaman web
yang datangnya dari server. Waktu itu servernya masih
menggunakan Ruby On Rails (ROR), mau tidak mau saya
pun harus belajar ROR.

Siapa sangka seorang anak yang sama sekali tidak punya


latar belakang IT, yang sebelumnya adalah desainer gra s

Zero To Programmer v0.1.0 35


fi
dadakan, mau belajar dan sekarang malah dipercaya
memegang aset terpenting dari sebuah perusahaan.

Pada tahun 2017, jumlah karyawan di perusahaan itu


sudah lumayan banyak. Keseharian pun mulai diisi standup
meeting setiap pagi. Berkomunikasi dengan orang dari tim
berbeda dan dari negara berbeda pula.

Sampai pada suatu hari saya menerima kabar


mengejutkan. Bahwa saya diundang untuk mengunjungi
kantor pusat di Australia selama dua minggu. Dimana
semua biaya akan ditanggung perusahaan. Apa jawaban
saya?

Sudah pasti saya bilang “YES”.


Sudah pasti kesempatan itu tidak akan saya biarkan lewat
begitu saja. Kesempatan bertemu dengan orang-orang yang
selama ini hanya saya lihat lewat Google Meet. Kesempatan
berkunjung ke negeri yang terkenal dengan kangguru dan
koalanya.

Akhirnya setelah beberapa bulan persiapan, malam itu


saya berangkat ke Sydney. Itu menjadi momen pertama kali
saya naik pesawat, momen pertama kali saya meninggalkan
Indonesia dan menginjakkan kaki di negeri orang.
Pokoknya semua tentang momen itu adalah sejarah buat
saya.

Pagi sekitar jam 8, akhirnya pesawat Qantas yang saya


naiki tiba di Bandara Kingsford Smith Sydney. Jujur, saya
capek sekali karena perjalanan malam hari yang panjang
serta kurang tidur. Kemudian dijemput oleh seorang kolega

Zero To Programmer v0.1.0 36


yang langsung mengajak saya ke kantor yang lokasinya di
pusat kota.

Dalam hati saya berteriak “Akhirnya… akhirnya! I did it!”.


Rasa capek setelah 6 jam perjalanan melelahkan tidak
terasa lagi ketika saya menyalami satu-persatu rekan kerja
yang sudah mulai berdatangan.

Dua minggu tersebut terasa singkat, tetapi merupakan


pengalaman yang luar biasa. Pengalaman yang membuat
saya tambah yakin bahwa I’m on the right track. Artinya
saya tidak salah telah memilih bidang ini.

4.13 Sydney #2
Setelah pengalaman luar biasa selama dua minggu
tersebut, saya pulang, dan bekerja seperti biasa dari Bali.

Satu hal yang menurut saya kurang adalah tidak bisa


menikmati indahnya negeri Kangguru itu secara penuh
karena saya menikmatinya sendirian. Akan lebih seru
sebenarnya kalau saya bisa bersama teman atau keluarga.
Meski begitu, momen tersebut tidak akan terlupakan.

Sampai akhirnya pada awal tahun 2018, saya


mendapatkan kabar lebih dahsyat lagi. Kali ini mimpi saya
benar-benar menjadi kenyataan. Pagi itu sang CTO
mengirimkan pesan langsung lewat Slack, dia bertanya
apakah saya bersedia untuk bekerja full-time di Sydney.
Ada yang bisa menebak jawaban saya?

Sebagai gambaran saja, bekerja full-time berbeda dengan


kunjungan singkat dua minggu. Bekerja disana berarti
Zero To Programmer v0.1.0 37
harus rela jauh dari keluarga dan teman dalam waktu yang
cukup lama. Memang tidak ada batasan, tetapi bepergian
dari Indonesia ke Australia tidaklah murah. Terus apa
jawaban saya?

Sudah pasti “YES!”


Saya iyakan bahkan tanpa bertanya kepada kedua orang
tua terlebih dahulu. Bukan tidak menghormati mereka,
tetapi ini demi mereka. Inilah kesempatan saya membayar
kegagalan di masa lalu. Saya ingin mereka bahagia melihat
anaknya meraih apa yang diimpikan.

Saya ditawari gaji sebesar 100,000 ribu Dollar Australia


per tahun. Per bulan berarti 8000 Dollar lebih. Itu
penawaran yang tidak bisa saya tolak. Gaji yang awalnya
10 15 juta per bulan menjadi 80 juta? Siapa yang tidak mau.

Jumlah tersebut adalah untuk bisa hidup di Australia.


Terutama di Sydney yang merupakan salah satu kota
dengan biaya hidup termahal di dunia.

Jadi tidak semuanya akan masuk kantong. Harus bayar


pajak, bayar tempat tinggal, dan biaya hidup lainnya.

Persiapan

Setelah itu, saya mulai mempersiapkan semua dokumen


yang diperlukan. Ternyata tidak semudah yang
dibayangkan.

Bekerja di Australia sebagai tenaga ber-skill maka harus


bisa membuktikan bahwa kita punya skill itu. Karena tidak

Zero To Programmer v0.1.0 38


-
punya ijazah universitas, maka harus membuktikan bahwa
saya berpengalaman minimal 5 tahun di bidang itu. Harus
tes kesehatan, tes bahasa Inggris, mengisi banyak formulir,
mengurus ini dan itu.

Untungnya, saya tidak harus mengurus semuanya


sendiri. Perusahaan menunjuk sebuah agen imigrasi untuk
membantu mengurus segala hal yang diperlukan di negara
mereka. Saya hanya perlu menyediakan dokumen yang
diminta.

Sempat kepikiran untuk menyerah karena saking


sulitnya, tetapi untungnya saya bukan tipe yang cepat
menyerah. Saya jalani prosesnya meski memakan waktu
berbulan-bulan.

Sampai akhirnya pada suatu pagi di bulan Oktober 2018,


saya menerima email dari agen tersebut. Mereka memberi
ucapan selamat karena visa saya telah disetujui dan bisa
berangkat ke Australia segera.

Saya melompat kegirangan dan berteriak bahagia dalam


hati. Itu adalah salah momen yang paling bahagia dalam
hidup saya. Mimpi saya ingin bekerja di luar negeri sudah
di depan mata. Bukan hanya dua minggu, kali ini 4 tahun.

Saya pun dijadwalkan untuk berangkat ke Sydney


sebulan setelahnya. Perusahaan berbaik hati mengurus
semuanya sampai saya tiba disana. Mulai dari tiket pesawat
sampai akomodasi untuk beberapa minggu pertama.
Sisanya baru kemudian harus saya urus sendiri.

Singkat cerita, sebulan setelahnya saya sudah berada di


Sydney. Babak baru dalam hidup saya. Tidak henti-hentinya

Zero To Programmer v0.1.0 39


saya bersyukur betapa beruntungnya anak desa ini. Finally
I did it!

Culture Shock

Beberapa bulan pertama saya kena culture shock. Saya


kaget dengan cara hidup dan budaya masyarakat di sana.
Orang-orang terkesan individualis. Tidak mencampuri
urusan orang juga tidak ingin urusannya dicampuri.
Bertegur sapa saja jarang.

Itu sangat berbeda dengan keramahan Bali yang biasa


saya rasakan. Pernah suatu malam saya kangen Bali, saya
putar sebuah video dari Band Navicula yang berjudul “Bali
Berani Berhenti”. Air mata saya mengalir begitu saja.

Untungnya perasaan terisolasi itu tidak berlangsung


lama. Semua terobati ketika bekerja, bertemu dengan
kolega, atau hangout bersama sepulang kerja. Semua terasa
normal kembali, bahkan saya mulai menikmati. Menikmati
segala kemudahan yang ditawarkan oleh kota besar nan
modern itu.

Kantor kita berada di pusat kota Sydney yang biasa


disebut CBD alias Central Business District. Sebuah area
yang dikelilingi gedung-gedung pencakar langit.
Perusahaan menerapkan jam kerja yang eksibel, rata-rata
karyawan datang antara jam 9 sampai 10 pagi dan pulang
sekitar jam 5 atau 6 sore.

Tiap hari jumat selepas jam kerja, kita sering makan


malam bersama. Sekedar melepas penat setelah beberapa
hari sebelumnya sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Zero To Programmer v0.1.0 40


fl
Jack Of All Trades

Ketika di Sydney, role saya lebih banyak di Backend


Engineering. Saya banyak mengerjakan API, background job
hingga payment processing. Semua saya pelajari on the job.
Mulai dari bahasa, framework ataupun cloud platform
seperti Amazon Web Service atau Google Cloud.

Teman-teman yang lain sudah tahu bahwa saya tidak


suka stuck di posisi yang sama terus menerus. Sudah tiga
kali saya pindah tim. Dari Web, Backend sampai terakhir di
tim Data.

Mungkin benar saya adalah Jack of all trades, master of


none karena dari awal memang banyak mengerjakan hal
yang berbeda. Ada yang bilang bahwa menjadi seperti itu
tidak bagus, kita tidak punya satu skill khusus yang bisa
dibanggakan.

Tetapi saya melihatnya dari sudut yang berbeda,


memiliki pengalaman di berbagai bidang membuat saya
lebih adaptable, lebih mudah menyesuaikan diri dengan
segala perubahan yang terjadi di perusahaan.

Lockdown

Saya berada di Australia selama 3 tahun lebih. Padahal


visa saya berlaku sampai 4 tahun. Saya bebas keluar masuk
negeri itu selama visa saya masih berlaku.

Meskipun begitu, saya berusaha untuk pulang ke Bali


minimal setahun sekali. Akhir 2019 saya pulang untuk yang

Zero To Programmer v0.1.0 41


pertama kalinya, dan tepat sebulan setelah balik ke
Australia, dunia diguncang Covid-19.

Saat mendengar berita bahwa Sydney akan di-lockdown,


saya sadar bahwa bencana ini bukan bencana biasa. Entah
apa yang orang tua saya pikirkan ketika mengetahui
anaknya berada di negeri orang ketika bencana itu
menyerang seluruh dunia.

Namun sampai pertengahan 2021, pandemi belum juga


usai. Saya tidak bisa pulang selama 2 tahun akibat
perbatasan Australia dan Indonesia yang masih ditutup.

Dan akhir 2021 saya memutuskan bahwa saya harus


segera pulang, bagaimanapun caranya. Sudah terlalu lama
saya jauh dari keluarga, apalagi dengan kondisi dunia yang
tidak pasti akibat pandemi.

The Bali Project

Ketika perbatasan Australia dan Indonesia mulai dibuka,


saya melihat ada celah untuk pulang. Saat itu belum ada
penerbangan langsung ke Bali dan harus melewati
karantina di Jakarta selama beberapa hari.

Tetapi saya sudah bertekad bahwa saya akan pulang


meskipun harga tiket lagi mahal-mahalnya. Syukurnya
semua dokumen keberangkatan bisa saya dapatkan tanpa
kendala berarti.

Akhirnya, sore hari pada tanggal 16 Februari 2022


pesawat Garuda Indonesia yang saya naiki mendarat di

Zero To Programmer v0.1.0 42


Jakarta. Pertama kali dalam hidup saya melihat langit dan
jalanan Jakarta.

Perasaan lega menyelimuti, meskipun belum sampai


sepenuhnya di tanah kelahiran saya.

Setelah melewati karantina yang membosankan selama 3


hari, saya pun tiba di Bali. Dijemput oleh bapak dan adik
saya setelah 2 tahun tidak bertemu mereka.

Saya sungguh bersyukur masih diberi kesehatan dan


kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang saya
cintai. Tetapi Sydney dan Australia akan selalu mempunyai
tempat khusus di hati saya. Sebuah tempat yang menjadi
saksi sebuah mimpi telah menjadi kenyataan.

4.14 Home Sweet Home


Beberapa hari pertama berada di Bali, saya merasa
sedikit aneh. Cuaca dan hawa yang panas sampai
lingkungan yang berbeda. Saya merasa risih ketika melihat
sebuah tempat atau ruangan yang dibiarkan berantakan,
ataupun sampah yang dibiarkan berserakan. Sangat
berbeda dengan apa yang biasa saya lihat di Sydney.

Belum lagi sebagai orang Bali yang pastinya tidak bisa


lepas dari segala ikatan dan tanggung jawab ketika
bermasyarakat. Berbeda dengan saat di Australia, dimana
kehidupan saya hanya tentang bekerja dan mengurus diri
sendiri.

Ternyata saya kena culture shock lagi.

Zero To Programmer v0.1.0 43


Ketika memutuskan untuk pulang dan tidak kembali lagi,
ternyata cukup yang bertanya kenapa saya mengambil
keputusan seperti itu. Bukankah enak bekerja di luar
negeri? Apa tidak kasihan dengan gajinya?

Pertama, saya memang tidak pernah punya rencana


untuk tinggal disana terlalu lama. Saya hanya ingin
mendapatkan pengalaman baru seperti yang saya cita-
citakan. Visa kerja saya juga akan kadaluarsa, jadi pulang
beberapa bulan lebih awal bukanlah masalah besar.

Gaji, untuk hal yang satu ini bisa dibilang saya


beruntung. Tetapi tidak mungkin juga tanpa loyalitas dan
kerja keras selama ini. Perusahaan memutuskan untuk
membayar saya dengan jumlah yang sama dengan yang
biasa saya terima di Australia. Sekali lagi ini bukan
keberuntungan, I earned it, I worked hard for it and now I
deserve it.

Buat saya, gaji tersebut adalah bonus. Efek samping dari


jerih payah selama sepuluh tahun belakangan ini. Saya
merasa pantas mendapatkan itu.

Jadi kalau mau hidup enak, praktis, dan bersih maka


tinggalah disana selama mungkin. Saya pulang dalam
rangka bergerak, bergerak mencari kesempatan dan
peluang lain yang ingin saya coba.

Zero To Programmer v0.1.0 44


5. Lessons Learned

D
isini saya akan merangkum beberapa hal yang bisa
kita pelajari dari cuplikan kehidupan saya diatas.

Buat yang tidak sabaran, sebenarnya bisa melewati “The


Journeys” diatas dan langsung membaca bab ini.

Tetapi tanpa konteks dan studi kasus yang nyata maka


“Lessons Learned” berikut hanyalah poin-poin biasa yang
banyak kamu temui di buku-buku motivasi kehidupan.

Itulah kenapa buku ini berbeda. Saya tidak hanya


memberi kamu teori tetapi saya juga mencontohkannya.
Saya berani menulis teori karena sudah mempraktekkanya.

Jadi saya sendiri merupakan subjek eksperimen terhadap


teori-teori dibawah selama 10 tahun lebih. Dan buku ini
adalah laporan atas eksperimen tersebut yang dengan
bangga saya persembahkan untuk kamu.

Zero To Programmer v0.1.0 45


Jadi, apa sih yang diperlukan untuk menjadi programmer
sukses?

5.1 Curious
Ini sebenarnya lebih ke ciri-ciri kamu akan menjadi
programmer sukses. Karena saya tahu setiap orang berbeda
dan tidak semua memiliki ciri-ciri ini. Ada yang rasa
keingintahuannya sangat besar namun ada juga yang biasa-
biasa saja.

Namun apabila punya yang satu ini, maka kamu bisa


berprestasi di bidang apapun yang kamu tekuni termasuk
programming. Curiosity atau rasa ingin tahu adalah salah
satu sumber motivasi terbesar saya untuk melakukan
apapun.

Saya tidak tahu apakah rasa penasaran ini merupakan


sifat atau keahlian yang bisa diasah. Saya bukan ahlinya
psikologi manusia tapi saya tahu yang satu ini efeknya
besar terhadap diri saya sendiri.

Apakah itu artinya saya terlahir dengan rasa penasaran


tinggi? Apakah saya terlahir berbeda? Saya rasa tidak.

Saya yakin ini semua berhubungan dengan lingkungan


kita tumbuh. Berhubungan dengan informasi-informasi
yang kita konsumsi sejak masih kecil hingga dewasa.

Beruntung saya tumbuh ditemani tontonan-tontonan


yang cukup mendidik, tontonan tentang alam, tentang ilmu
pengetahuan, tontonan yang membuka pikiran saya bahwa

Zero To Programmer v0.1.0 46


ada banyak hal di luaran sana. Yang membuat saya open
minded, terbuka terhadap segala ide.

Jadi bagaimana dengan generasi Z yang terlahir dan


tumbuh ditemani gempuran informasi dari berbagai arah?

Saran saya, pintar-pintarlah memilah informasi dan teliti


memilih sumber informasi.

Karakter kita adalah produk dari lingkungan


dan informasi yang kita konsumsi setiap hari.

5.2 Love what you do


Kalau kamu suka programming, maka programming
akan menyukaimu. Sesederhana itu.

“Do what you love and love what you do”

Do what you love, adalah tentang melakukan apa yang


kita sukai dan cintai. Saya cinta programming, sumber
penghasilan saya sepenuhnya adalah hasil dari
programming.

Namun bukan berarti semua hal akan enak-enak saja.


Bukan berarti hanya melakukan yang disukai dan menolak
melakukan yang lain.

Ini adalah tentang komitmen. Kamu sudah memutuskan


untuk mencintai sesuatu, maka harus siap berkorban
(waktu, tenaga, dan pikiran) untuk sesuatu tersebut, suka
atau tidak suka.

Zero To Programmer v0.1.0 47


Love what you do, yang merupakan sebuah pernyataan
bahwa apapun yang saya kerjakan sekarang, saya akan
berusaha memberikan yang terbaik. Meskipun akan banyak
bertemu hal yang tidak saya suka.

Jadi, do what you love and love what you do dengan segala
konsekuensinya.

5.3 Don’t overthink


Saya banyak sekali menerima pertanyaan yang isinya
kira-kira seperti ini:

“Bli, apakah saat ini masih worth belajar PHP?”


“Bli, di Australia bahasa pemrograman yang banyak
dipakai apa ya?”
“Bli, bagusan belajar lewat video, blog atau buku ya?”

Dalam hati saya ingin bertanya balik “Kalau saya beri


jawaban X, trus bagaimana?”

Apakah kalau saya bilang PHP sudah ketinggalan zaman,


maka semua akan berbondong-bondong belajar Golang dan
langsung sukses?

Atau kalau saya bilang NodeJS banyak dipakai di Australia


maka pasti akan mendapatkan pekerjaan di sana?

Kalau saya bilang bagusan belajar dari buku, apa kamu


akan menolak ikut kursus online?

Zero To Programmer v0.1.0 48


Saya mengerti dan memahami sekali pertanyaan seperti
itu, begitu juga dengan alasan di baliknya. Adalah
pertanyaan-pertanyaan untuk mencari jalan pintas.

Namun pada kenyataannya, cara sukses menjadi


programmer sama dengan cara sukses menjadi investor, it’s
a long term game. Adalah permainan jangka panjang, yang
sukses adalah mereka yang konsisten.

Tidak peduli bahasa apapun yang ingin kamu pelajari,


tidak perlu ragu. Semua bahasa, framework atau tools pasti
ada penggunanya. Kalau sudah ahli, hanya tinggal
menunggu waktu sebelum kamu menemukan pekerjaan
yang sesuai.

Belakangan ini saya belajar bahasa Elixir dan Phoenix


untuk pengembangan web, apakah kamu pernah
mendengar tentang mereka berdua? Apakah sering dibahas
para in uencer di Youtube atau sosmed?

Tidak! But I don’t care. Yang terpenting adalah saya


menginginkannya.

Prinsip yang sama juga berlaku untuk media belajar.


Manfaatkan semua media yang ada. Tidak ada satu media
pun yang lebih superior dibandingkan yang lain. Saya
selalu belajar dengan memadukan semuanya.

5.4 Project Based Learning


Yang membuat saya cepat belajar adalah metode yang
saya gunakan, yaitu project based learning.

Zero To Programmer v0.1.0 49


fl
Adalah sebuah metode dimana kita selalu mengharapkan
output nyata dari proses belajar tersebut. Sederhananya
yaitu dengan membuat projek, membuat banyak projek.

Saat pertama kali belajar coding, saya buat kalkulator


sederhana dengan Delphi. Saat belajar Ruby On Rails saya
membuat aplikasi pengingat melalui SMS. Saat belajar
Django saya membuat aplikasi lowongan kerja, dan terakhir
saat belajar Elixir saya membuat invoice generator.

Bisa dilihat kan polanya? Selalu dengan membuat


proyek, tetapi bukan sembarang proyek. Selalu proyek
yang akan saya gunakan sendiri.

Jadi buatlah belajar itu menyenangkan dan menantang.


Cara diatas adalah cara yang paling cocok untuk saya
pribadi, kamu bisa tiru atau mencari metode belajarmu
sendiri.

5.5 Continuous learning

"Insanity is doing the same thing over and over


again and expecting different results." — Albert
Einstein
Seperti yang sudah saya jelaskan berulang kali, buku ini
adalah tentang bergerak dan berproses.

Diamlah di satu posisi terus-menerus, maka hasilnya


akan tetap sama. Untuk mendapatkan hasil berbeda, kamu
perlu melakukan hal berbeda pula.

Zero To Programmer v0.1.0 50


Begitu juga dengan programming. Sektor IT adalah
bidang yang sangat luas. Tidak mungkin ada manusia yang
menguasai semuanya. Namun berita baiknya adalah kamu
tidak perlu menguasai semuanya.

Kamu bebas memilih bidang yang kamu suka. Entah itu


web, game, mobile atau yang lainnya. Kamu hanya perlu
ahli di satu bidang itu saja untuk sukses.

Namun jangan lupa, bahwa setiap bidang


perkembangannya bisa sangat pesat. Jangan cepat puas
dengan keahlian yang dimiliki, karena besok keahlian itu
bisa saja tergantikan dengan sekejap.

Cara mengantisipasinya adalah dengan terus belajar,


buka diri terhadap ide-ide baru. Learn continuously!

5.6 Deliver more than expected


Ini adalah salah satu mindset atau trik yang sangat jarang
sekali dibahas. Padahal merupakan salah satu faktor
penting yang digunakan untuk menentukan seberapa
bernilaikah kamu.

Saya ditawari untuk bekerja full-time di Australia, dibayar


puluhan bahkan ratusan juta. Selain karena memang bisa
menunjukan skill yang saya miliki, juga karena selalu
memberikan yang lebih dari yang diharapkan.

Yang perlu diingat adalah, nilai itu diusahakan, bukan


hadiah. Tinggi rendahnya nilai menempel erat pada value
yang kita bawa atau beri.

Zero To Programmer v0.1.0 51


Namun kebanyakan dari kita malah berpikir terbalik,
mengharapkan hasil lebih tetapi enggan berusaha lebih.
Ingin diberi lebih tetapi tidak membawa value lebih.

Kalau di lingkungan perusahaan, nilai kita adalah


berdasarkan kinerja. Kinerja bisa dilihat dari bagaimana
cara kita men-deliver result. Apakah kita bekerja setengah
hati, sepenuh hati atau melebihi ekspektasi.

Namun jangan salah paham, saya bukan mengajak kamu


untuk menjadi budak korporat atau menjadi people pleaser.

Memberi lebih bukan berarti menjadi penjilat untuk


terlihat pintar atau hebat, melainkan karena that’s your true
quality.

Ini bukan tentang pekerjaan semata. Kamu bisa terapkan


dimana saja, di masyarakat, pertemanan, ataupun
keluarga.

5.7 I can do it
Salah satu mindset yang sering membatasi adalah selalu
berpikir: kita tidak akan bisa, tidak mungkin bisa, itu susah,
itu tidak cocok buat saya. Bahkan sebelum mencobanya.

Mendaratkan manusia di bulan adalah sesuatu yang tidak


mungkin awalnya. Sampai sekelompok astronot asal
Amerika mendarat dengan selamat di bulan. Yang tadinya
tidak mungkin menjadi mungkin.

Mobil berjalan sendiri tanpa sopir awalnya adalah hal


yang mustahil. Namun dengan kecanggihan teknologi dan

Zero To Programmer v0.1.0 52


kecerdasan buatan, itu semua adalah hal yang normal saat
ini.

Kita adalah apa yang kita pikirkan, kita adalah apa yang
kita ucapkan. Begitu juga dengan perjalanan kita menjadi
programmer.

Bekerja sebagai programmer di luar negeri adalah


sesuatu yang tidak mungkin mengingat latar belakang dan
tingkat pendidikan saya. Namun kerja keras dan
perjuangan tak kenal lelah perlahan-lahan mengikis
kemustahilan itu menjadi sesuatu yang sangat mungkin
terjadi, dan telah terjadi.

Percayalah pada dirimu sendiri, bahwa kamu bisa seperti


yang kamu inginkan. Beri kesempatan dirimu untuk
membuktikan kekuatannya. Kalau bukan kita yang percaya,
siapa lagi?

5.8 Things you can and can’t control


Semua pencapaian saya sampai saat ini membuktikan
bahwa mimpi, doa, dan kerja keras bukanlah isapan jempol
semata.

Saya tidak akan pernah meremehkan kombinasi


ketiganya. Mimpi membuat saya memiliki tujuan, doa
menjaga pikiran saya tetap positif, dan kerja keras adalah
kendaraan saya.

Namun kenapa ada yang sukses dan ada yang gagal?


Apakah yang sukses lebih pintar daripada yang gagal?
Apakah saya lebih pintar daripada kamu? Belum tentu.
Zero To Programmer v0.1.0 53
Saya percaya kita adalah sama. Kita mempunyai tingkat
intelegensi yang hampir sama. Tapi akan banyak faktor lain
yang tidak bisa kita kontrol berperan menentukan hasil
akhirnya.

Maka dari itu, fokuslah pada hal yang masih bisa kita
kontrol seperti mimpi, doa dan cara kita bekerja.

Kalau gagal cobalah lagi, kalau jatuh bangkitlah lagi.


Mencoba dan bangkit adalah dua hal yang kamu sendiri
masih punya kontrol penuh.

Zero To Programmer v0.1.0 54


6. Penutup

A
khirnya sampai juga di penghujung buku ini.
Mudah-mudahan kamu mendapati isinya menarik
dan menginspirasi.

Jujur saja, menulis buku adalah pengalaman baru dan


yang pertama kalinya buat saya. It’s hard!

Namun seperti yang saya percayai, sesuatu yang pertama


pasti tidak sempurna, begitu juga buku ini yang jauh dari
sempurna. Namun setidaknya saya berani mengambil
langkah pertama. Saya harapkan kamu juga sama, demi
apapun yang kamu anggap penting.

Dan pesan saya sederhana,


nikmati setiap prosesnya.

Zero To Programmer v0.1.0 55


Sebagai akhir kata, tidak lupa saya ucapkan puji syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin-NYA lah
buku ini bisa terselesaikan.

Kepada orang tua, keluarga, serta para sahabat yang


senantiasa mendukung segala langkah dan keputusan yang
saya ambil.

Kepada Prawira Pasek (@prawira.pasek), Agus


Suryantara (@helloaguss) dan Luth Ardhani yang tanpa
lelah membantu mereview buku ini di sela-sela kesibukan
mereka.

Dan pastinya terima kasih kepada semua pendukung dan


pengikut setia Channel UpKoding. Tanpa kalian maka ide
buku ini tidak akan pernah terlintas di pikiran saya.

Saya juga meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik


itu penulisan, penyebutan nama atau yang lainnya yang
disengaja ataupun tanpa saya sengaja.

Salam,
Eka Putra

Zero To Programmer v0.1.0 56


fi
Bagaimana Menurutmu?
Saya menyadari banyak sekali kekurangan dalam buku ini.
Sebagai manusia biasa saya hanya bisa mengusahakan yang
terbaik. Dan sekarang, giliran saya meminta pendapat
kamu.

Apabila kamu punya kritik atau saran untuk perbaikan


buku ini, silahkan sampaikan pesan kamu via form Kritik &
Saran.

Apabila kamu suka buku ini, mendapatkan manfaat


darinya, terinspirasi olehnya maka saya minta testimoninya
dengan mengisi form Testimoni.

Zero To Programmer v0.1.0 57


Tentang Penulis

Eka adalah programmer otodidak dengan pengalaman


lebih dari 10 tahun di bidang software development.

Mengawali karir sebagai freelancer, hingga bekerja di


Australia selama tiga tahun dengan role yang berbeda mulai
dari web developer, backend engineer dan terakhir sebagai
data engineer.

Awal 2022 dia pulang ke Indonesia. Punya keinginan besar


untuk memajukan tanah kelahirannya dengan teknologi
dan skill yang dia miliki.

Saat ini, selain tetap bekerja, dia juga berbagi ilmu melalui
Channel Youtube UpKoding dan menulis di UpKoding.com.

Zero To Programmer v0.1.0 58


Kontak
Twitter: https://twitter.com/ekaputra07
Github: https://github.com/ekaputra07
Website: https://www.upkoding.com
Youtube: https://www.youtube.com/@upkoding
Telegram: https://t.me/upkoding

Zero To Programmer v0.1.0 59

Anda mungkin juga menyukai