Made Ngurah Duwipantara
Made Ngurah Duwipantara
Made Ngurah Duwipantara
OLEH :
1717051364
menyatakan adanya kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di
Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kasus ini terus berkembang hingga adanya
laporan kematian dan terjadi importasi di luar China. Pada tanggal 30 Januari
International Concern (PHEIC). Penyebaran virus ini begitu cepat dan terbilang
mudah menular, sehingga pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan
disebabkannya sangat serius, mulai dari dampak langsung berupa masalah pada
masyarakat. Dampak ekonomi dapat dilihat dari keadaan ekonomi Indonesia pada
yakni dari 5,07 % menjadi 2,97 % (BPS, 2021). Selain itu, menurut Kemenaker
(2021) terjadi 29,4 juta kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) dan perumahan
penghasilan bagi para pedagang, ojek online, supir angkutan umum dan
pada kisaran 0,4% hingga 2,3% menurun signifikan jika dibandingkan dengan
angka pertumbuhan tahun 2019 yang mencapai 5%. Selain itu, dampak kesehatan
yang terjadi tidak dapat dianggap remeh, bahkan menyebabkan banyak kasus
8,9%. Pemutusan hubungan kerja dan rendahnya serapan tenaga kerja juga dapat
menyebabkan masalah distabilitas sosial. Jika kondisi ini tidak diantisipasi dengan
dan kota-desa akan meningkat, serta berdampak pada terjadinya kemiskinan antar
generasi.
distancing, work form home (WFH), penggantian kegiatan belajar mengajar dari
tatap muka menjadi daring kepada seluruh tingkat pendidikan baik formal maupun
dirancang untuk mengatasi efek jangka panjang baik di bidang kesehatan maupun
Salah satu upaya pemerintah dalam menekan angka positif corona adalah
membatasi mobilitas masyarakat. Meski berdampak pada sektor ekonomi pada
ekonomi jangka menengah dan panjang di masa pandemi. Sala satu kebijakan
menjelang hari raya Ramadan dan Idul Fitri pada April dan Mei 2021.
ekonomi. Program suntikan dana praktis berupa bantuan langsung tunai (BLT)
rentan yang terdampak dari adanya pandemi Covid-19. Kelompok rentan yang
dimaksud adalah para pekerja yang tidak menentu dalam hal jam kerja, kontrak,
lingkup serta jaminan (Arika Bagus P et al, 2020, 6). Banyaknya pekerja yang
mengeluarkan bantuan sosial khusus. Bantuan sosial khusus ini perlu dikeluarkan
sebanyak Rp. 37,4 Triliun. Kedua, Pemberian Kartu Sembako kepada 20 juta
penerima yang mana setiap orang menerima bantuan tersebut sebesar Rp. 200.000
perbulan. Ketiga, penerbitan kartu prakerja kepada 5,6 juta orang dengan
Keempat, pemberian diskon tarif listrik untuk 900 VA dan pembebasan tarif
listrik 450 VA. Kelima, bantuan sosial yang dibagi menjadi 3 (bantuan khusus
bahan pokok sembako untuk masyarakat di DKI Jakarta, bantuan sembako untuk
masyarakat di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, dan bantuan sosial langsung
tunai (BST) untuk masyarakat di luar Jabodetabek) yang mana jumlah bantuan
tersebut sama, senilai Rp. 600.000 dan diberikan selama 3 bulan dan akan
Salah satu sumber dana yang digunakan sebagai stimulus ekonomi di masa
pandemi pada tingkat desa adalah Dana Desa. Dana desa merupakan alokasi
Dana Desa untuk menanggulangi dampak Covid-19 karena lebih praktis dan
menyentuh selain itu Dana Desa telah di anggarkan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara sehingga memiliki kepastian yang lebih baik. Selain itu Dana
Desa juga dapat dibuat menjadi program aksi cepat yang dapat segera dimulai
dapat melengkapi program lain untuk meminimalkan dampak sosial dan ekonomi,
tidak memerlukan sistem baru sehingga aparat desa bisa langsung bergerak karena
sudah memahami sistem yang ada, dapat diarahkan untuk membangun legitimasi
dan kredibilitas pemerintah desa melalui penyelesaian masalah secara lokal, serta
Pasal 2 Ayat (1) huruf (i) peraturan tersebut disebutkan bahwa perlu dilakukan
transfer ke daerah dan dana desa, dengan kriteria tertentu. Selanjutnya dalam
“pengutamaan penggunaan dana desa” adalah dana desa dapat digunakan antara
lain untuk bantuan langsung tunai bagi penduduk miskin di desa dan kegiatan
kebutuhan BLT-D, kami dialokasikan 20-30 % dari total dana desa. Pelaksanaan
BLT-D setidaknya dapat diterapkan selama enam bulan dengan target penerima
sebagian besar program nasional yang terkait dengan bantuan sosial merujuk pada
penerima manfaat di tingkat rumah tangga, seperti Program Keluarga Harapan,
Dana Desa Tahun Anggaran 2020. Pasal 8A dalam aturan itu menetapkan
pencarian atau pekerjaan, belum terdata menerima berbagai bantuan sosial, serta
Nomor 6 Tahun 2020 tentang Desa Tanggap Covid-19 dan Penegasan Padat
Karya Tunai Desa. Dalam peraturan tersebut alokasi bantuan langsung tunai untuk
pagu dana desa yang kurang dari Rp 800 juta ditetapkan 25 % dari dana desa.
Alokasi untuk desa dengan pagu Rp 800 juta-1,2 miliar sebesar 30 %. Adapun
desa dengan pagu di atas Rp 1,2 miliar mendapat alokasi 35 %. Skema ini bisa
di daerah.
Dana Desa Tahun 2020, maka menjadi dasar juridis dan implementatif Bantuan
mendistribusikan BLT dimaksud secara tertib, adil, dan tepat yaitu tepat sasaran,
tepat orang, tepat waktu, tepat proses, dan tepat laporan administrasi.
penerima bantuan langsung tunai di tingkat desa. Hal ini terjadi karena
Desa yang memenuhi kriteria dengan jumlah anggaran. Sampai saat ini, bantuan
ini baru ini menyasar 11 juta keluarga dengan total anggaran Rp 22.4 triliun yang
diambil dari total alokasi dana desa 2020. Besaran dana yang disiapkan tiap desa
berbeda-beda berkisar 25-35% dari total pagu dana yang diterima tahun ini tiap
desa.
Pandemi yang datang tiba-tiba membuat otoritas Desa kalang kabut dalam
dalam penyaluran BLT Dana Desa mulai dari pendataan, distribusi hingga pada
observasi, jumlah calon penerima BLT Dana Desa Sambangan cukup besar.
lainnya di Kabupaten Buleleng. Desa Sambangan menjadi salah satu desa yang
menyalurkan bantuan tersebut kepada warganya. Syarat utama dari penerima BST
dan BLT-Dana Desa adalah mereka yang bukan penerima Bansos PKH dan
3 bulan, para warga sudah merasakan efek dari bantuan tersebut. Akan tetapi, data
yang dimiliki baik oleh pusat dan daerah yang digunakan sebagai data sasaran
penerima bantuan sosial dapat berpotensi tidak tepat sasaran, sebab pada
umumnya data yang ada telah usang dan tidak relevan lagi dengan orang yang
dirangkum yakni: (1) kriteria penerima BLT Dana Desa belum jelas, (2) proses
pendataan tidak transparan dan kurang jelas, (3) tidak adanya lembaga independen
kependudukan jika bantuan dipandang dari administrasi KK, (5) anggaran dana
permasalahan yang dirangkum pada observasi awal, penting halnya dikaji kembali
memberi informasi akurat yang berhubungan dengan keuangan pada kasus ini
sangat diperlukan guna pengambilan keputusan yang tepat guna dan tepat sasaran.
Masalah ini selanjutnya akan dikaji dari sudut pandang akuntansi sosial dalam
sebuah penelitian dengan judul “Efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana Desa
Bagi Masyarakat Miskin Terkena Dampak Covid-19 Di Desa Sambangan
diidentifikasi masalah yang terjadi pada BLT Dana Desa di Desa Sambangan
sebagai berikut:
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada terkait BLT Dana Desa di Desa
Langsung Tunai Dana Desa Bagi Masyarakat Terkena Dampak Covid-19 Di Desa
Kabupaten Buleleng?
SukasadaKabupaten Buleleng ?
penulis maupun pihak berkepentingan lainnya. adapun manfaat dari penelitian ini
yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
berkaitan dengan bantuan langsung tunai dana desa dan dapat menjadi
2. Secara praktis
a. Masyarakat
b. Pemerintah
di lapangan.
c. Peneliti
Tabel 1.1
Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Nama
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti/Tahun
1 Khoiriyah dkk, Efektivitas Hasil penelitian ini
(2020) Pelaksanaan Bantuan menunjukkan bahwa
Sosial Dari Pemerintah pelaksanaan bantuan sosial di
Terhadap Masyarakat desa Gedongarum belum
Terdampak Covid-19 efektif. Hal tersebut dilihat dari
Di Desa Gendongarum pelaksaaan bantuan sosial yang
Kecamatan Kanor disalurkan kepada masyarakat
Kabupaten Bojonegoro terdampak Covid-19 yang
akibatnya dari tidak tepatnya
sasaran penerima bantuan.
2 Nurahmawati Implementasi Hasil penelitian menunjukkan
dan Hartini Kebijakan Program bahwa 80% warga Cibadak
(2020) Bantuan Langsung Raya Kecamatan Ciampea
Tunai (BLT) Terhadap Kabupaten Bogor sudah
Warga Terdampak menerima bantuan dari
Covid-19 Di Desa pemerintah bagi warga
Cibadak terdampak covid-19. Hal
tersebut dapat dilihat dari
dimana 80% warga sudah
merasa haknya terpenuhi
sebagau warga negara atas
bantuan terdampak covid- 19.
3 Maun (2020) Efektivitas Bantuan Hasil penelitian menunjukkan
Langsung Tunai Dana bahwa efektivitas program ini
Desa Bagi Masyarakat khususnya bagi masyarakat
Miskin Terkena miskin dirasakan sangat
Dampak Covid-19 Di bermanfaat bagi mereka, dan
Desa Talaitad sebagaian besar masyarakat
Kecamatan Suluun mendukung program yang
Tareran Kabupaten dilakukan oleh pemerintah pusat
Minahasa Selatan tersebut. Penyaluran BLT dana
desa sudah tepat waktu dan
mengikuti mekanisme yang ada.
4 Rosadi (2021) Efektivitas Program Hasil penelitian ini
Bantuan Sosal Tunai menunjukkan bahwa pemberian
(BST) Pada Masa bantuan sosial tunai perumahan
Pandemi Covid-19 Di taman Cikande, Jayanti-
Perumahan Taman Tangerang tepatnya di RT 02
Cikande, Jayanti- RW 03 sudah efektif yaitu
Tangerang sesuai dengan indikator
efektivitas yang digunakan,
yakni tercapainya tujuan (waktu
dan sasaran), terlaksananya
proses integrasi, serta adanya
adaptasi di masyarakat. Namun,
walaupun tidak dapat memenuhi
kebutuhn selama satu bulam
penuh pemberian bantuan sosial
tunai ini juga tidak membuat
masyarakat menjadi pasif.
5 Arumdani, dkk Efektivitas Bantuan Hasil penelitian menunjukkan
(2021) Langsung Tunai Dana bahwa dilihat efektivitasnya
Desa (BLTDD) Di melalui ketepatan waktu, dapat
Desa Mojoruntut disimpulkan bahwa Desa
Kecamatan Krembung Mojoruntut sudah tepat waktu
Kabupaten Sidoarjo dan sudah sesuai dengan
mekanisme. Dalam pemberian
bantuan langsung tunai dana
desa yang digunakan sesuai
dengan tujuan dimana
manfaatnya dapat dirasakan
secara langsung dampaknya.
6 Wongkar, dkk Bantuan Langsung Hasil penelitian yang dilakukan
(2021) Tunai Pemerintah di lokasi Kelurahan Kakasen
Kepada Masyarakat menunjukkan bahwa
Yang Terkena Dampak implementasi peraturan yang
Pandemi Covid-19 ada telah sesuai dengan yang
(Studi Di Kelurahan diterapkan di masa pandemi,
Kakaskasen) tetapi masih saja terdapat
masyarakat yang tidak tersentuh
akan penyaluran bantuan.
(Sumber: Data Diolah, 2021)
Penelitian ini berfokus untuk mengkaji kembali efektivitas BLT Dana
Desa bagi masyarakat miskin di Desa Sambangan. Perbedaan penelitian ini dari
penelitian relevan sebelumnya terletak di objek dan subjek penelitian. Subjek pada
penelitian ini adalah pelaksana dalam hal ini kepala desa dan bendahara serta
Sedangkan objek pada penelitian ini adalah Efektivitas dari Bantuan Langsung
Tunai Dana Desa Bagi Masyarakat Miskin Terkena Dampak Covid-19 Di Desa
baik secara eksplisit maupun implisit, yaitu seberapa jauh rencana dapat
terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki. Kalau seseorang melakukan
perbuatan dengan maksud tertentu atau mempunyai maksud sebagaimana yang
dikehendaki, maka orang tersebut dikatakan efektif (Gie 2006:149). Efektif dalam
kamus Besar Bahasa Indonesia berarti dapat membawa hasil, berhasil guna.
tujuan yang tepat atau peralatan yang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
dari kata “efek” dan digunakan dalam istilah ini sebagai hubungan sebab akibat.
Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab dari variabel lain. Efektivitas
berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau
dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan. James L. Gibson dkk
mencapai hasil seperti direncanakan, mencapai sasaran tujuan yang ingin dicapai
dan lebih berdaya hasil. Sedangkan Keban (dalam Harbani Pasolong 2012:51)
mengatakan bahwa suatu organisasi dapat dikatakan efektif bila tujuan organisasi
atau nilai-nilai sebagaimana ditetapkan dalam visi tercapai. Nilainilai yang telah
yang telah ditetapkan terlebih dahulu”. Selanjutnya The Liang Gie (2006 : 24)
program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk
memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu
pada waktu yang telah ditetapkan sebelumnya atau dapat dikatakan apakah
menekankan pada aspek tujuan dan suatu organisasi, jadi jika suatu organisasi
telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka dapat dikatakan telah
dapat diukur dengan membandingkan antara rencana atau target yang telah
ditentukan dengan hasil yang dicapai, maka usaha atau hasil pekerjaan tersebut
itulah yang dikatakan efektif, namun jika usaha atau hasil pekerjaan yang
dilakukan tidak tercapai sesuai dengan apa yang direncanakan, maka hal itu
dikatakan tidak efektif.
(2010:7) berpendapat bahwa efektivitas dapat diukur dari beberapa hal yaitu :
mencapai tujuan.
2. Ketepatan perhitungan biaya: hal ini dilakukan agar dalam menjalankan suatu
program tidak mengalami kekurangan dalam hal dana atau anggaran sampai
3. Ketepatan dalam pengukuran: hal ini berarti bahwa dalam menjalankan suatu
keefektivitasan.
keefektifitasan.
telah ditentukan.
mudah dipahami dan jika perintah yang diberikan tidak dapat dipahami maka
tidak efektif.
7. Ketepatan dalam menetukan tujuan: tujuan yang ditetapkan secara tepat akan
konsep yang sangat penting dalam organisasi karena menjadi ukuran keberhasilan
sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan kebutuhan
sumber yang merupakan input lembaga tersebut dan output yang dihasilkan
efisiensi dan kondisi kesehatan dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang
efektif, proses internal berjalan dengan lancar dimana kegiatan bagian-bagian
dengan rencana.
dalam pengukuran efektivitas dengan pendekatan ini adalah sasaran yang realistis
atau dapat dikatakan bahwa efektivitas merupakan tingkat ketercapaian tujuan dari
ditetapkan sebelumnya.
yang terbagi menjadi tiga klaster. Program Bantuan Langsung Tunai masuk dalam
klaster I, yaitu Program Bantuan dan Perlindungan Sosial. Termasuk dalam klaster
Termasuk dalam klaster II ini adalah PNPM Pedesaan (PPK), PNPM Perkotaan
dikeluarkan oleh pemerintah yang memiliki tujuan dan alasan tertentu. Program
kondisi yang serba terbatas, baik dalam aksesibilitas pada faktor produksi,
konsumsi Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebagai akibat adanya pandemic yang
dasarnya.
kesulitan ekonomi.
Peran yang diharapkan adalah sebuah peran positif yang berupa kewajiban moral
Dana desa sebesar yang dialihkan menjadi BLT itu sekitar 31% dari total
Rp72 Triliun, yaitu sebesar Rp22,4 triliun. Program BLT bagi 12,3 juta kepala
keluarga (KK) yang terdampak Covid-19 yang diserahkan oleh Kepala Desa dan
yaitu April, Mei dan Juni hingga total menjadi Rp1,8 juta. alokasi pemberian BLT
itu dibagi dalam tiga tingkatan dengan merujuk pada besaran Dana Desa.
1. Desa yang miliki Dana Desa kurang Rp800 juta, BLT dialokasikan 25%;
2. Desa yang miliki Dana Desa Rp800 juta – Rp1,2 Miliar, BLT dialokasikan
30%
3. Desa yang miliki Dana Desa diatas Rp1,2 Miliar, BLT dialokasikan 35%.
pokok minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang. Nilai
kehidupan yang bermartabat (Bappenas, 2014). Hak-hak dasar antara lain (a)
perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, (c)
rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, (d) hak untuk
panjang soal definisi, indikator dan segala hal yang terkait dengan masalah
kemiskinan. Kemiskinan bisa dikatakan, adalah konsep yang cair, tidak pasti, dan
secara kelembagaan.
yang mendapatkan perhatian serius. Hal ini terbukti dengan masuknya penurunan
kemiskinan dan kelaparan sebagai tujuan pertama dan kedua, serta dibangunnya
komitmen global untuk mengakhiri kemiskinan dalam bentuk apapun. Todaro, et
al (2015) menyebutkan bahwa kemiskinan yang semakin meluas serta angka yang
teknologi, dan lainnya, yang saling terkait secara erat satu dengan lainnya (Yunus,
transportasi, dll. Penentuan kemiski'nan absolut ini biasanya diukur melalui “batas
kemiskinan” atau “garis kemiskinan” (poverty line), baik yang berupa indikator
memiliki pendapatan Rp. 75.000 per bulan secara absolut tidak miskin, tetapi jika
pendapatan rata-rata masyarakat setempat adalah Rp. 100.000, maka relatif orang
orientasi sosial budaya seseorang atau masyarakat yang tidak sejalan dengan etos
for achievement), fatalis, berorientasi ke masa lalu, tidak memiliki jiwa wirausaha
motivasi dan kerja keras seseorang, dalam kondisi struktural demikian, tidak akan
mampu melepaskan diri dari belenggu kemiskinannya, karena aset yang ada serta
orang tertentu. Para petani tidak memiliki tanah sendiri atau hanya memiliki hanya
sedikit tanah,para nelayan yang tidak mempunyai perahu, para pekerja yang tidak
kemiskinan struktural.
yang mempunyai seperangkat kondisi seperti berikut: (1) sistem ekonomi uang,
buruh upahan dan sistem produksi untuk keuntungan; (2) tetap tingginya tingkat
pengangguran dan setengah pengangguran bagi tenaga tak terampil; (3) rendahnya
organisasi sosial, ekonomi dan politik secara sukarela maupun atas prakarsa
unilateral; dan akhirnya (6) kuatnya seperangkat nilai-nilai pada kelas yang
kemungkinan mobilitas vertikal, dan sikap hemat, serta adanya anggapan bahwa
2.5 Dasar Hukum Bantuan Langsung Tunai Dana Desa tahun 2020
Desa dapat dilihat pada pasal 8, pasal 8A, serta pada Lampiran–1 dan
Lampiran–2 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Kedua atas Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Dana Desa. Pengaturan yang terkait dengan BLT-Dana Desa dapat dilihat
pada pasal 24 ayat 2, pasal 24A, pasal 24B, pasal 25A, pasal 25B, pasal 32,
pasal 32A, pasal 34, pasal 35, pasal 47A, dan pasal 50.
KeuanganDesa.
h. Instruksi Menteri Desa PDTT Nomor 1 Tahun 2020 Tanggal 15 Mei 2020
Penyaluran Tahap Kesatu Bantuan Langsung Tunai Dana Desa Bagi Desa
perihal Petunjuk Teknis Pendataan Keluarga Calon Penerima BLT Dana Desa.
Dana Desa.
2.6 Pengaturan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa Ditinjau Dari
setiap tindakannya. Dalam hukum administrasi ini bisa berupa hukum tertulis
Program BLT ini beranjak dari Perpu Nomor 1 Tahun 2020 Tentang
satunya untuk. program bantuan langsung tunai kepada keluarga miskin di desa
Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020.
Non Tunai (BPNT) dan tidak menerima Program Keluarga Harapan (PKH)
melalui Camat
c. Jangka waktu dannbesaran pemberian BLT Dana Desa yaitu Rp 600 ribu
per KK untuk satu bulan, dan masa pendistribusian BLT Dana Desa selama
Tentang Pengelolaan Dana Desa. Pada tahun 2005 BLT pertama kali diterapkan,
yang berbeda, yaitu dari BLT menjadi BLSM yaitu Bantuan Langsung Sementara
Masyarakat. BLT ini merupakan Bantuan dalam bentuk tunai dari pemerintah
untuk mengkompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sangat
kebawah (Sophan, 2018:12). Kemudian BLT dilakukan kembali pada tahun 2020
BBM. Hal ini disebabkan karena penggunaan BBM bersubsidi ini tidak tepat
pihak-pihak yang mampu (Akhir, 2012:9. Pemotongan subsidi BBM terus terjadi
sampai tahun 2008 karena harga minyak kembali naik. Akibatnya dari kenaikan
harga BBM, tentu berimbah kepada harga bahan-bahan pokok. Maka dari itu,
BerdasarkanInstruksillPresidenllNomorl12Tahunlll2005TentangPelaksana
tidak bersyarat pada bulan Oktober 2005 hingga bulan Desember 2006. Masa
pelaksanaan BLT ini yakni satu tahun. BLT didistribusikan kepada masyarakat
sebesar 100.000 rupiah per bulan, yang diterima oleh per keluarga setiap tiga
bulan sekali sebesar Rp300 ribu dengan target 19,1 juta keluarga miskin (Iqbal,
2008:20).
Apabila dilihat dari waktu dikeluarkan instruksi presiden tersebut hingga waktu
menjadi pedoman yang akan diikuti oleh pejabat dan instansi-instansi yang
terkait.
Banyak kasus yang terjadi pada program BLT ini yaitu warga masyarakat
tidak menerima uang Rp 100 ribu per bulan sepenuhnya, karena adanya potongan.
Selain itu dalam implementasinya juga banyak terjadi salah sasaran, masyarakat
mendapatkan bantuan. Ditemukan juga kasus dana BLT yang diterima malah
digunakan untuk keperluan yang tidak penting, yang seharusnya BLT tersebut
Pada tahun 2008, terjadi kenaikan harga minyak mentah dunia yang
semakin pesat, sehingga tidak ada pilihan lagi untuk pemerintah tidak menaikkan
tanggal14 Mei2008. Program BLT yang dialokasikan pemerintah sebesar Rp. 14,1
triliun dengan sasaran 91.1 juta rumah tangga (Tunggun, 2018: 39). Program
BLT-RTS ini memberikan uang tunai sejumlah Rp 100.000,- per bulan untuk satu
rumah tangga miskin. Pendistribusian BLT dilaksanakan pada bulan Juni sampai
bulan Desember 2008, BLT ini diberlakukan selama tujuh bulan (Iqbal, 2008:18).
masalah baru. Program ini menimbulkan banyak polemik seperti halnya belum
media, maupun masyarakat. Polemik ini dilihat dari penggunaan istilah BLT RTS
BTL atau Bantuan Tunai Langsung. Hal tersebut merupakan tanda bahwa
kurangnya sosialisasi kepada masyarakat waktu itu terhadap program ini
Pemerintah kembali menaikkan harga BBM jenis premium dan solar dari
4.500 rupiah menjadi masing-masing 6.500 dan 5.500 per liter di tahun 2013.
Mekanisme BLSM secara garis besar hampir sama seperti BLT. Pemerintah
mengeluarkan anggaran Rp. 3,8 triliun untuk program ini, dengan sasaran 18,5
juta keluarga miskin. Bantuan ini dibagikan selama empat bulan yang perbulannya
sebesar Rp 150.000, per keluarga. Bantuan ini didistribusikan oleh PT. Pos
pokoknya.
bidang kesehatan, namun telah berdampak juga bagi kehidupan sosial, ekonomi,
6 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Permendes PDTT Nomor 11 Tahun 2019
tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020, maka menjadi dasar juridis
desa.
BLT-Dana Desa dilakukan selama 3 bulan, terhitung dari bulan April 2020
dan besaran bantuan per bulan sebesar 600.000 rupiah per keluarga.
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa Bagi Masyarakat Miskin Terkena Dampak
BAB III
METODE PENELITIAN
2017). Dengan kata lain bahwa penelitian kualitatif dapat menggambarkan secara
rinci apa, siapa, dimana, kapan, bagaimana, mengapa, dan sejenisnya tentang
subjek dan objek yang diteliti. Pada penelitian ini dilakukan di Desa Sambangan
Efektivitas dari Bantuan Langsung Tunai Dana Desa Bagi Masyarakat Miskin
Terkena Dampak Covid-19 Di Desa Sambangan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menjawab rumusan masalah dan untuk menentukan tujuan penelitian yang
ingin dicapai. Sehingga rancangan penelitian sangat diperlukan dalam tahap awal
LatarBelakangPenelitian
RumusanMasalahPenelitian
TujuandanManfaatPenelitian
Kajian Pustaka
MetodePenelitian
Hasil Penelitian
Gambar 2
Rancangan Penelitian
(Sumber: Pemikiran Peneliti, 2021)
Tunai Dana Desa yang telah diterima masyarakat Desa Sambangan. Hal ini
dikarenakan masyarakat ada yang belum paham terkait system atau alur dari
pemberian Bantuan Langsung tunai dana Desatersebut, dan masih ada yang
Desa tersebut tidak sesuai karena merupakan individu tergolong mampu dari segi
ekonomi.
dilapangan. Subjek pada penelitian ini adalah pelaksana dalam hal ini kepala desa
dan bendahara serta masyarakat penerima maupun yang tidak menerima Bantuan
Langsung Tunai Dana Desa Bagi Masyarakat Miskin Terkena Dampak Covid-19
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data kualitatif
Sedangkan data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil
3)
penelitian ini ditunjuk secara purposive sampling yang artinya peneliti memilih
penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa. Ketua Panitia penyalur Bantuan
Langsung Tunai Dana Desa di Desa Sambangan, serta masyarakat Umum baik
penerima maupun bukan penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa di Desa
Sambangan.
triangulasi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini,
yaitu:
3.7.1 Metode Wawancara
penelitian.
ini juga diperlukan adanya triangulasi data. Hal ini dilakukan untuk
menambah validitas data yang lebih terjamin keabsahannya. Jadi data yang
data dokumen.
data diperlukan tahapan yang jelas, dimulai dari penulisan hasil penelitian
holistikter dapat sarat makna dalam setiap konteks pemberian jawab anter
Keabsahan data adalah suatu proses dengan melihat derajat kebenaran atau
Dimana menurut Patton dan Moeloeng (2005), bahwa dalam rangka menjaga
kepercayaan, yaitu:
memanfaatkan sesuatu.
d. Pengecekan sejawat dengan mendiskusikan hasil sementara dengan
rekan-rekan.
akan berkaitan dengan sejauh mana hasil penelitian dapat diterapkan dan
Pada proses ini peneliti meneliti dan menguji kembal ihasil penelitian
kesempurnaan.
4.3 Dasar Hukum Bantuan Langsung Tunai Dana Desa tahun 2020
Dasar Hukum Pengelolaan Bantuan Langsung Tunai-Dana Desa :
a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) dan/ atau Dalam
Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian
Nasional dan/ atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi UndangUndang.
b. Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan
Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2020. Pengaturan terkait dengan BLT-
Dana Desa dapat dilihat pada pasal 8, pasal 8A, serta pada Lampiran–1
dan Lampiran–2 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 6 Tahun 2020 ini.
c. Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa.
d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40 Tahun 2020 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tentang
Pengelolaan Dana Desa. Pengaturan yang terkait dengan BLT-Dana Desa
dapat dilihat pada pasal 24 ayat 2, pasal 24A, pasal 24B, pasal 25A, pasal
25B, pasal 32, pasal 32A, pasal 34, pasal 35, pasal 47A, dan pasal 50.
e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/ PMK.07/2020 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/ PMK.07/2019
tentang Pengelolaan Dana Desa. Pengaturan yang terkait dengan BLT-
Dana Desa dapat dilihat pada pasal 32A.
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan KeuanganDesa.
g. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Desa melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
h. Instruksi Menteri Desa PDTT Nomor 1 Tahun 2020 Tanggal 15 Mei 2020
tentang Percepatan Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana
Desa.
i. Instruksi Menteri Desa PDTT Nomor 2 Tahun 2020 tentang Percepatan
Penyaluran Tahap Kesatu Bantuan Langsung Tunai Dana Desa Bagi Desa
Yang Menyelenggarakan Musyawarah Desa Khusus.
j. Surat Menteri Desa PDTT Nomor 1261/ PRI.00/IV/2020 Tanggal 14 April
2020 perihal Pemberitahuan Perubahan Permendes PDTT Nomor 11
Tahun 2019 tentang Prioritas Pembangunan DD Tahun 2020 menjadi
Permendes PDTT Nomor 06 Tahun 2020.
k. Surat Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa Kementerian Desa PDTT Nomor 9/PRI.00/IV/2020 Tanggal 16
April 2020 perihal Petunjuk Teknis Pendataan Keluarga Calon Penerima
BLT Dana Desa.
l. Surat Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa Kementerian Desa PDTT Nomor 12/PRI.00/IV/2020 Tanggal 27
April 2020 perihal Penegasan BLT Dana Desa.
m. Surat Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa Kementerian Desa PDTT Nomor 10/PRI.00/IV/2020 Tanggal 21
April 2020 perihal Penegasan Petunjuk Teknis Pendataan Keluarga Calon
Penerima BLT Dana Desa.
n. Surat Edaran Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 11/2020 Tanggal 21
April 2020 perihal Penggunaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS) Dan Non-DTKS Dalam Pemberian Bantuan Sosial Kepada
Masyarakat.
Input Data
Verifikasi Data
Gambar 4.2
Foto Tempat Penelitian
Dalam hal efektivitas F. Drucker dalam Sugiyono (2010:23)
menyatakan efektivitas merupakan landasan untuk mencapai sukses.
Selanjutnya Fremont E. Kas (dalam Sugiyono, 2010:23) mengemukakan
bahwa efektivitas berkenaan dengan derajat pencapaian tujuan baik secara
eksplisit maupun implisit, yaitu seberapa jauh rencana dapat dilaksanakan dan
seberapa jauh tujuan tercapai. Sedangkan menurut William N. Dunn
(2005:498) efektivitas (effectiveness) adalah suatu kriteria untuk menseleksi
berbagai alternatif untuk dijadikan rekomendasi didasarkan pertimbangan
apakah alternatif yang direkomendasikan tersebut memberikan hasil (akibat)
yang maksimal, lepas dari pertimbangan efisiensi.
Dari bermacam-macam pendapat diatas terlihat bahwa efektivitas
lebih menekankan pada aspek tujuan dan suatu organisasi, jadi jika suatu
organisasi telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka dapat
dikatakan telah mencapai efektifitas. Dengan demikian efektifitas pada
hakikatnya berorientasi pada pencapaian tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.Tingkat efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara
rencana atau target yang telah ditentukan dengan hasil yang dicapai, maka
usaha atau hasil pekerjaan tersebut itulah yang dikatakan efektif, namun jika
usaha atau hasil pekerjaan yang dilakukan tidak tercapai sesuai dengan apa
yang direncanakan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.
Efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana Desa Bagi masyarakat
Terkena Dampak Covid 19 di Desa Sambangan dalam penelitian ini adalah
efektivitas Bantuan Langsung Tunai dana desa untuk masyarakat miskin di
desa Sambangan kecamatan Sukasada kabupaten Buleleng. Secara umum,
konsep kemiskinan dapat dibedakan ke dalam dua jenis yaitu kemiskinan
absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut adalah kondisi
ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum
seperti pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan. Kebutuhan
pokok minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang.
Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak
mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembang kehidupan yang bermartabat (Bappenas, 2014). Untuk menilai
efektifitas, digunakan teori dari Makmur (2010) mengenai efktivitas sebagai
teori utama untuk membedah permasalahan yang ada. Selanjutnya dijabarkan
melalui hasil penelitian di lapangan sebagai berikut:
4.6.1 Ketepatan Penentuan Waktu
Salah satu indikator untuk menilai keefektivitasan adalah ketepatan
waktu. Untuk melaksanakan suatu kegiatan atau program maka
perencanaan dalam menentukan waktu mutlak diperlukan. Waktu yang
digunakan secara tepat akan mempengaruhi tingkat keefektivitasan suatu
program dalam mencapai tujuan. Untuk mengetahui ketepatan waktu
penyaluran bantuan langsung tunai dana desa, terlebih dahulu dipaparkan
mengenai mekanisme pendataan calon penerima BLT dana Desa.
Mekanisme dan Alur Pendataan Calon Penerima BLT-Dana Desa,
dapat ditentukan sendiri oleh desa dengan mengikuti kriteria yang
ditetapkan, melaksanakan pendataan secara transparan dan adil serta dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Desa dapat menggunakan data
desa sebagai acuan, serta menggunakan DTKS sebagai referensi penerima
PKH, BPNT, serta data Dinas Ketenagakerjaan untuk identifikasi
penerima bantuan Kartu Prakerja. Jika data penerima JPS tersebut tidak
tersedia, maka desa bisa menggunakan data rekapitulasi penerima bantuan
dari pendamping program jaring pengaman sosial. Berikut adalah
mekanisme pendataan keluarga miskin dan rentan calon penerima BLT-
Dana Desa serta penetapan hasil pendataannya:
A. Proses Pendataan
1. Perangkat Desa menyiapkan data desa yang mencakup profil
penduduk desa berdasarkan usia, kesejahteraan, pendidikan,
kesehatan, dan disabilitas.
2. Kepala Desa membentuk dan memberikan surat tugas kepada
Relawan Desa dan/atau Gugus Tugas COVID-19 untuk
melakukan pendataan keluarga miskin calon penerima BLT-Dana
Desa.
3. Jumlah pendata minimal 3 orang dan jika lebih harus berjumlah
ganjil.
4. Melakukan pendataan di tingkat Rukun Tetangga (RT) atau Rukun
Warga (RW) dengan menggunakan formulir pendataan. Seluruh
kegiatan pendataan harus memperhatikan protokol kesehatan.
B. Proses Konsolidasi dan Verifikasi
1. Relawan Desa dan/atau Gugus tugas COVID-19 menghimpun
hasil pendataan dari RT, RW atau dusun dan melakukan verifikasi
serta tabulasi data. Dalam proses verifikasi syarat penerima
BLTDana Desa, hal yang dilakukan adalah:
a) Keluarga miskin penerima PKH atau penerima BPNT
dikeluarkan dari daftar calon penerima BLT-Dana Desa. Data
penerima bantuan PKH dan BPNT ada dalam DTKS yang bisa
didapat dari Dinas Sosial kabupaten/kota atau dari
Pendamping PKH.
b) Keluarga miskin penerima Kartu Prakerja dikeluarkan dari
daftar calon penerima BLTDana Desa. Data penerima kartu
tersebut bisa didapatkan dari Dinas Ketenagakerjaan
kabupaten/kota.
c) Mengidentifikasi keluarga miskin dan rentan untuk
diprioritaskan menjadi penerima BLT Dana Desa.
d) Melakukan verifikasi status kependudukan calon penerima
BLT-Dana Desa berdasarkan data administrasi kependudukan
(adminduk) yang dimiliki oleh desa atau dari Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dinas Dukcapil)
kabupaten/kota.
2. Relawan Desa dan/atau Gugus Tugas COVID-19 memastikan
keluarga miskin dan rentan seperti perempuan kepala keluarga,
warga lanjut usia, penyandang disabilitas menjadi prioritas/ tidak
boleh terlewat.
3. Setiap melakukan verifikasi keluarga miskin dan mengidentifikasi
keluarga miskin dan rentan, Relawan Desa dan/atau Gugus Tugas
COVID-19 perlu mengambil foto dan mencantumkan lokasi
tempat tinggalnya secara manual dan digital (share location) jika
memungkinkan.
4. Bila ditemukan keluarga miskin calon penerima BLT-Dana Desa
yang tidak memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK), petugas
pendata mencatat dan memberikannya kepada kasi pemerintahan
atau petugas khusus di desa, untuk selanjutnya dibuatkan Surat
Keterangan Domisili. Calon penerima BLT-Dana Desa yang
hanya memiliki surat keterangan tersebut kemudian dicatat dan
diinformasikan ke petugas adminduk di desa jika ada, atau ke
kecamatan atau langsung ke Dinas Dukcapil untuk mendapatkan
layanan adminduk.
5. Hasil verifikasi dan pendataan baru disampaikan oleh Relawan
Desa dan/atau Gugus Tugas COVID-19 kepada Kepala Desa.
BAB V
PENUTUP
5.1 Rangkuman
Anjela, Ririn. (2019) “Efektivitas Bantuan Dana Tunai Program PKH Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Desa Kualu Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar” Skripsi— UIN Sultan Syarif Kasim, Riau.
Arumdani, dkk. 2021. Efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLTDD)
Di Desa Mojoruntut Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Jurnal
Indonesia Sosial Teknologi. Universitas Veteran Jawa Timur. Volume. 2,
No.5
Arika Bagus P et al. (2020, April). Policy Analysis Melindungi Pekerja Rentan di
Masa (dan Pasca) pandemic Covid-19”, IGPA MAP FISIPOL UGM dan
Forbil Institute
“Ekonomi Indonesia Triwulan I 2020 Tumbuh 2,97 Persen” (2021, 3 Juni) dalam
https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/05/05/1736/ekonomi-indonesia-
triwulan-i-2020tumbuh-2-97-persen.html.
Maun, Carly Erfly Fernando. 2020. Efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana
Desa Bagi Masyarakat Miskin Terkena Dampak Covid-19 Di Desa Talaitad
Kecamatan Suluun Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Mahasiswa
Program Studi Ilmu Pemerintah FISIP UNSRAT.
Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda
karya.
Maun, Carly Erfly Fernando. 2020. Efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana
Desa Bagi Masyarakat Miskin Terkena Dampak Covid-19 Di Desa Talaitad
Kecamatan Suluun Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Mahasiswa
Program Studi Ilmu Pemerintah FISIP UNSRAT.
Peraturan Menteri Desa Nomor 6 Tahun 2020 yang diterbitkan 14 April 2020
tentang perubahan atas peraturan menteri desa, pembangunan daerah
tertinggal, dan transmigrasi nomor 11 tahun 2019 tentang prioritas
penggunaan dana desa tahun 2020
Pramanik, Nunik Dewi. (2020) “Dampak Bantuan Paket Sembako dan Bantuan
Langsung Tunai Terhadap Kelangsungan Hidup Masyarakat Padalarang
pada Masa Pandemi Covid – 19”. Dalam Intelekva: Jurnal Ekonomi, Sosial
& Humaniora. Vol. 1 No. 2
Robbins Stephen P, 2008, Perilaku Organisasi, Jilid 1 & 2, Alih Bahasa : Hadyana
Pujaatmaka, Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Anjela, Ririn. (2019) “Efektivitas Bantuan Dana Tunai Program PKH Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Desa Kualu Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar” Skripsi— UIN Sultan Syarif Kasim, Riau.
Arumdani, dkk. 2021. Efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLTDD)
Di Desa Mojoruntut Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Jurnal
Indonesia Sosial Teknologi. Universitas Veteran Jawa Timur. Volume. 2,
No.5
Arika Bagus P et al. (2020, April). Policy Analysis Melindungi Pekerja Rentan di
Masa (dan Pasca) pandemic Covid-19”, IGPA MAP FISIPOL UGM dan
Forbil Institute
Daton, Darius Beda. (2021, 2 Juni). “Kusut Data BLT Dana Desa”, dalam
https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--kusut-data-blt-dana-desa
“Ekonomi Indonesia Triwulan I 2020 Tumbuh 2,97 Persen” (2021, 3 Juni) dalam
https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/05/05/1736/ekonomi-indonesia-
triwulan-i-2020tumbuh-2-97-persen.html.
Gibson, James, L., 2011, Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses, Edisi ke-5.
Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Maun, Carly Erfly Fernando. 2020. Efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana
Desa Bagi Masyarakat Miskin Terkena Dampak Covid-19 Di Desa Talaitad
Kecamatan Suluun Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Mahasiswa
Program Studi Ilmu Pemerintah FISIP UNSRAT.
Pramanik, Nunik Dewi. (2020) “Dampak Bantuan Paket Sembako dan Bantuan
Langsung Tunai Terhadap Kelangsungan Hidup Masyarakat Padalarang
pada Masa Pandemi Covid – 19”. Dalam Intelekva: Jurnal Ekonomi, Sosial
& Humaniora. Vol. 1 No. 2
Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2020 tentang Desa Tanggap Covid-19 dan
Penegasan Padat Karya Tunai Desa
Butir
Variabel Indikator Jumlah
Pertanyaan
Sosialisasi 1 1
Pelaksanaan
Pendataan 2 1
Program BLT
Distribusi 3 1
Ketepatan penentuan waktu 4 1
Ketepatan perhitungan biaya 5 1
Ketepatan dalam pengukuran 6 1
Butir
Variabel Indikator Jumlah
Pertanyaan
Sosialisasi 1 1
Pelaksanaan
Pendataan 2 1
Program BLT
Distribusi 3 1
Ketepatan penentuan waktu 4 1
Ketepatan perhitungan biaya 5 1
Ketepatan dalam pengukuran 6 1
Butir
Variabel Indikator Jumlah
Pertanyaan
Sosialisasi - 0
Pelaksanaan
Pendataan - 0
Program BLT
Distribusi 1 1
Ketepatan penentuan waktu 2 1
Ketepatan perhitungan biaya 3 1
Ketepatan dalam pengukuran