Math Materi
Math Materi
SISTEM BILANGAN
a. Bilangan BULAT
Bilangan bulat terdiri atas bilangan asli atau bilangan positif, bilangan nol, dan lawan dari bilangan
asli yang juga lazim disebut dengan bilangan negatif.
Selain itu, bilangan bulat dapat juga diartikan dengan sebuah bilangan yang memiliki bentuk yang
abstrak dan bilangan tersebut dapat ditambah, dikurangi, dan dikalikan dengan bilangan yang
lainnya.
Bilangan bulat bukan berarti kumpulan atau himpunan bilangan yang bentuknya bulat, ya. Tapi,
nilainya yang bulat. Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah dan bilangan bulat negatif.
Himpunan bilangan bulat dalam matematika dilambangkan dengan Z. Lambang ini berasal dari
bahasa Jerman, yaitu Zahlen yang berarti bilangan.
Nah, bilangan cacah sendiri merupakan himpunan bilangan yang terdiri dari bilangan nol dan
bilangan bulat positif. Bilangan bulat positif bisa juga disebut sebagai bilangan asli, merupakan
himpunan bilangan bulat yang bernilai positif. Sementara itu, bilangan bulat negatif merupakan
himpunan bilangan bulat yang bernilai negatif.
Contoh :
b. Bilangan ASLI
Bilangan asli terbagi lagi menjadi bilangan ganjil, genap, prima, dan komposit.
- Bilangan ganjil merupakan himpunan bilangan yang bukan kelipatan dua atau
nilainya nggak habis jika dibagi 2.
- Bilangan genap merupakan himpunan bilangan kelipatan 2 atau nilainya akan habis jika
dibagi 2.
- Bilangan prima merupakan himpunan bilangan yang lebih besar dari 1 dan hanya bisa dibagi
oleh 1 atau bilangan itu sendiri.
- Bilangan Komposit adalah bilangan yang nilainya lebih besar dari 1 dan bukan termasuk
bilangan prima.
Contoh :
8 merupakan bilangan genap karena kalo kita bagi dengan 2, nilainya akan habis atau nggak punya
sisa.
13 bisa dibagi 2 nggak? Jawabannya bisa, tapi nilainya nggak habis. Berarti, 13 bukan kelipatan 2. Itu
tandanya, 13 termasuk bilangan ganjil.
2 merupakan bilangan prima karena hanya bisa dibagi 1 dan bilangan itu sendiri, yaitu 2.
Sedangkan, 4 bukan bilangan prima karena selain bisa dibagi 1 dan 4, 4 juga bisa dibagi 2, termasuk
bilangan komposit
c. Bilangan PECAHAN
Maksudnya gimana? Analoginya gini, coba deh kamu lihat gambar kue, Kue tersebut dipotong atau
dipecah menjadi beberapa bagian. Nah, bagian-bagian dari potongan kue itu yang bisa kita sebut
sebagai pecahan.
1. Pecahan Biasa
Pecahan biasa dapat berupa pecahan murni atau pecahan tidak murni.
Nah, jika nilai pembilang lebih kecil daripada nilai penyebut (a < b), maka disebut pecahan murni.
Contohnya:
Sementara itu, jika nilai pembilang lebih besar dari nilai penyebut (a > b), maka disebut pecahan
tidak murni. Contohnya:
2. Pecahan Campuran
Pecahan campuran adalah pecahan yang memuat campuran bilangan bulat dan pecahan murni.
Contohnya:
Lalu timbul pertanyaan, bagaimana mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran, maupun
sebaliknya? Caranya mudah, yang harus kamu pahami dulu, Pecahan yang bisa diubah menjadi
pecahan campuran adalah pecahan tidak murni. Kalau Pecahan murni hanya bisa disederhanakan,
ya.
Bentuk desimal adalah suatu bentuk pecahan dengan penyebut khusus, seperti 101, 102, dan
seterusnya (10 pangkat bilangan bulat positif). Cara penulisan bentuk desimal menggunakan tanda
koma sebagai pemisah antara bilangan bulat dengan pecahan.
Pada bentuk desimal, kita mengenal aturan pembulatan, nih. Penjelasannya begini,
Nah, lalu, bagaimana mengubah pecahan lain menjadi bentuk desimal dan sebaliknya?
Mengubah pecahan ke bentuk desimal dengan pembagian bersusun. (Sumber: tes.com &
enchantedlearning.com)
e. Bilangan REAL
Bilangan riil atau bilangan real adalah sistem bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk desimal.
Bilangan real berasal dari bahasa inggris "real" yang berarti nyata, karena bilangan real dapat
ditemukan pada garis bilangan. Setiap bilangan real dapat diidentifikasi sebagai suatu titik pada garis
bilangan.
Misalnya angka-angka pada penggaris merupakan bilangan real, karena angka tersebut dapat
diidentifikasi sebagai titik-titik pada penggaris yang merupakan sebuah garis bilangan.
B. Macam-Macam Bilangan Real
Dalam sistem bilangan pada ilmu matematika, bilangan real terdiri dari 2 sistem bilangan yaitu:
1. Bilangan Rasional
Seperti penjelasan di atas, bilangan rasional adalah sistem bilangan yang dapat
dinyatakan dalam bentuk pecahan a/b dengan a dan b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0.
2. Bilangan Irasional
Bilangan irasional adalah sistem bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
pecahan a/b namun dapat ditulis dalam bentuk desimal. Misalnya:
e (euler) = 2,7182818….
Jika a, b, dan c merupakan elemen dari himpunan bilangan real, maka berlaku sifat-sifat berikut.
Asosiatif a + (b + c) = (a + b) + c a × (b × c) = (a × b) × c
Distributif a × (b + c) = (a × b) + (a × c)
1. Tertutup: operasi perkalian dan penjumlahan bilangan real menghasilkan bilangan real.
2. Asosiatif: penjumlahan atau perkalian tiga buah bilangan real yang dikelompokkan
secara berbeda mempunyai hasil yang sama.
3. Komutatif: pertukaran letak angka pada penjumlahan dan perkalian bilangan real
mempunyai hasil sama.
4. Unsur identitas: operasi perkalian dan penjumlahan setiap bilangan real dengan
identitasnya dapat menghasilkan bilangan real itu sendiri.
o Identitas penjumlahan termasuk bilangan real yaitu 0
o Identitas perkalian termasuk bilangan real yaitu 1
5. Mempunyai Invers: setiap bilangan real mempunyai nilai invers real terhadap operasi
penjumlahan dan perkalian, suatu bilangan real yang dioperasikan dengan invers
menghasilkan unsur identitasnya.
6. Sifat Distributif: penyebaran 2 operasi hitung yang berbeda, salah satu operasi hitung
berfungsi sebagai operasi penyebaran dan operasi lainnya digunakan untuk
menyebarkan bilangan yang dikelompokan dalam tanda kurung.
7. Tidak ada pembagi nol: pembagian bilangan real dengan nol menghasilkan nilai tidak
terdefinisi (undefined).