0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan7 halaman

Math Materi

Diunggah oleh

Maringka Raissa
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan7 halaman

Math Materi

Diunggah oleh

Maringka Raissa
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 7

Pertemuan 1.

SISTEM BILANGAN

1. Penerapan beserta contoh bentuk dari :

a. Bilangan BULAT

Bilangan bulat terdiri atas bilangan asli atau bilangan positif, bilangan nol, dan lawan dari bilangan
asli yang juga lazim disebut dengan bilangan negatif.

Selain itu, bilangan bulat dapat juga diartikan dengan sebuah bilangan yang memiliki bentuk yang
abstrak dan bilangan tersebut dapat ditambah, dikurangi, dan dikalikan dengan bilangan yang
lainnya.

Bilangan bulat bukan berarti kumpulan atau himpunan bilangan yang bentuknya bulat, ya. Tapi,
nilainya yang bulat. Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah dan bilangan bulat negatif.
Himpunan bilangan bulat dalam matematika dilambangkan dengan Z. Lambang ini berasal dari
bahasa Jerman, yaitu Zahlen yang berarti bilangan.

Nah, bilangan cacah sendiri merupakan himpunan bilangan yang terdiri dari bilangan nol dan
bilangan bulat positif. Bilangan bulat positif bisa juga disebut sebagai bilangan asli, merupakan
himpunan bilangan bulat yang bernilai positif. Sementara itu, bilangan bulat negatif merupakan
himpunan bilangan bulat yang bernilai negatif.

Contoh :

1. Bilangan Asli atau Bilangan Positif : 1,2,3,4,5,6,7….dst


2. Bilangan Nol : 0
3. Bilangan Negatif : -1,-2,-3,-4,-5,-6,-7…dst

b. Bilangan ASLI

Bilangan asli terbagi lagi menjadi bilangan ganjil, genap, prima, dan komposit.

- Bilangan ganjil merupakan himpunan bilangan yang bukan kelipatan dua atau
nilainya nggak habis jika dibagi 2.
- Bilangan genap merupakan himpunan bilangan kelipatan 2 atau nilainya akan habis jika
dibagi 2.
- Bilangan prima merupakan himpunan bilangan yang lebih besar dari 1 dan hanya bisa dibagi
oleh 1 atau bilangan itu sendiri.
- Bilangan Komposit adalah bilangan yang nilainya lebih besar dari 1 dan bukan termasuk
bilangan prima.
Contoh :
8 merupakan bilangan genap karena kalo kita bagi dengan 2, nilainya akan habis atau nggak punya
sisa.
13 bisa dibagi 2 nggak? Jawabannya bisa, tapi nilainya nggak habis. Berarti, 13 bukan kelipatan 2. Itu
tandanya, 13 termasuk bilangan ganjil.
2 merupakan bilangan prima karena hanya bisa dibagi 1 dan bilangan itu sendiri, yaitu 2.
Sedangkan, 4 bukan bilangan prima karena selain bisa dibagi 1 dan 4, 4 juga bisa dibagi 2, termasuk
bilangan komposit

 Bilangan ganjil = {…, -7, -5, -3, -1, 1, 3, 5, 7, 9, …}

 Bilangan genap = {…, -6, -4, -2, 0, 2, 4, 6, 8, 10, …}

 Bilangan prima = {2, 3, 5, 7, 11, 13, …}

 Bilangan komposit = {4, 6, 8, 9, 10, 12, …}

c. Bilangan PECAHAN

Dalam Matematika, pecahan merupakan suatu bagian dari keseluruhan.

Maksudnya gimana? Analoginya gini, coba deh kamu lihat gambar kue, Kue tersebut dipotong atau
dipecah menjadi beberapa bagian. Nah, bagian-bagian dari potongan kue itu yang bisa kita sebut
sebagai pecahan.

1. Pecahan Biasa

Pecahan biasa dapat berupa pecahan murni atau pecahan tidak murni.

Waduh, apa lagi tuh pecahan murni dan tidak murni?

Nah, jika nilai pembilang lebih kecil daripada nilai penyebut (a < b), maka disebut pecahan murni.
Contohnya:

Sementara itu, jika nilai pembilang lebih besar dari nilai penyebut (a > b), maka disebut pecahan
tidak murni. Contohnya:
2. Pecahan Campuran
Pecahan campuran adalah pecahan yang memuat campuran bilangan bulat dan pecahan murni.
Contohnya:

Lalu timbul pertanyaan, bagaimana mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran, maupun
sebaliknya? Caranya mudah, yang harus kamu pahami dulu, Pecahan yang bisa diubah menjadi
pecahan campuran adalah pecahan tidak murni. Kalau Pecahan murni hanya bisa disederhanakan,
ya.

Cara Mengubah Pecahan Biasa (Tidak Murni) ke Pecahan Campuran

Pembilang dibentuk menjadi kelipatan penyebut, dan ditambahkan sisanya.

atau, bisa juga dengan cara pembagian bersusun, seperti ini:

Cara Mengubah Pecahan Campuran ke Pecahan Biasa (Tidak Murni)


Pembilang dibentuk dari bilangan bulat pada pecahan campuran yang dikalikan dengan penyebut,
lalu ditambahkan pembilang pada pecahan campuran.
3. Bentuk Desimal

Bentuk desimal adalah suatu bentuk pecahan dengan penyebut khusus, seperti 101, 102, dan
seterusnya (10 pangkat bilangan bulat positif). Cara penulisan bentuk desimal menggunakan tanda
koma sebagai pemisah antara bilangan bulat dengan pecahan.

Pada bentuk desimal, kita mengenal aturan pembulatan, nih. Penjelasannya begini,

- Untuk angka > 5, dibulatkan ke atas. Contohnya:


0,436 dibulatkan menjadi 0,47;
0,215 dibulatkan menjadi 0,22;
0,666 dibulatkan menjadi 0,67.

- Untuk angka <5, dibulatkan tetap pada bilangan itu. Contohnya:


0,432 dibulatkan menjadi 0,43;
0,284 dibulatkan menjadi 0,28;
0,333 dibulatkan menjadi 0,33.

Nah, lalu, bagaimana mengubah pecahan lain menjadi bentuk desimal dan sebaliknya?

Cara Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Desimal


Membagi biasa secara bersusun seperti pada gambar berikut:

Mengubah pecahan ke bentuk desimal dengan pembagian bersusun. (Sumber: tes.com &
enchantedlearning.com)

Cara Mengubah Bentuk Desimal ke Pecahan Biasa


Mengubah penyebut pecahan menjadi 10, 100, 1000, dst sesuai banyaknya angka di belakang koma
seperti pada gambar berikut:
Mengubah bentuk desimal ke pecahan biasa.

e. Bilangan REAL

Bilangan riil atau bilangan real adalah sistem bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk desimal.

matematika mendefinisikan notasi bilangan real sebagai simbol ℝ.


Angka desimal adalah angka berbasis 10 yang dibentuk dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Ahli

Berikut contoh bilangan real:

 -2,123 dibaca minus dua koma satu dua tiga


 -23,13 dibaca minus dua puluh tiga koma satu tiga
 -1 dibaca minus satu
 0
 1
 23
 12,6
 ½ = 0,5
 √2 = 1,4142 ...
 e = 2,718281 ... disebut konstanta euler
 π = 3,141592 ... disebut konstanta phi
 76% = 0,76
 sin 60º = 0,866 ...

Terlihat semua angka tersebut dibentuk dari angka berbasis 10 (desimal).

Bilangan real berasal dari bahasa inggris "real" yang berarti nyata, karena bilangan real dapat
ditemukan pada garis bilangan. Setiap bilangan real dapat diidentifikasi sebagai suatu titik pada garis
bilangan.

Misalnya angka-angka pada penggaris merupakan bilangan real, karena angka tersebut dapat
diidentifikasi sebagai titik-titik pada penggaris yang merupakan sebuah garis bilangan.
B. Macam-Macam Bilangan Real

Dalam sistem bilangan pada ilmu matematika, bilangan real terdiri dari 2 sistem bilangan yaitu:

1. Bilangan Rasional

Seperti penjelasan di atas, bilangan rasional adalah sistem bilangan yang dapat
dinyatakan dalam bentuk pecahan a/b dengan a dan b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0.

Misalnya: -1,25; 0; 23; 1,25; dan lain-lain.

2. Bilangan Irasional

Bilangan irasional adalah sistem bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
pecahan a/b namun dapat ditulis dalam bentuk desimal. Misalnya:

π (phi) = 3,14159 26535 89793 …

e (euler) = 2,7182818….

C. Sifat-Sifat Bilangan Real

Jika a, b, dan c merupakan elemen dari himpunan bilangan real, maka berlaku sifat-sifat berikut.

Sifat Penjumlahan Perkalian

Tertutup a + b = bilangan real a × b = bilangan real

Asosiatif a + (b + c) = (a + b) + c a × (b × c) = (a × b) × c

Komutatif a+b = b+a a×b = b×a

Mempunyai unsur identitas a+0 = a a×1 = a

Setiap bilangan punya invers a + (−a) = 0 a × (1/a) = 1, dengan a ≠ 0

Distributif a × (b + c) = (a × b) + (a × c)

Pembagi Nol Tidak berlaku


Keterangan:

1. Tertutup: operasi perkalian dan penjumlahan bilangan real menghasilkan bilangan real.
2. Asosiatif: penjumlahan atau perkalian tiga buah bilangan real yang dikelompokkan
secara berbeda mempunyai hasil yang sama.
3. Komutatif: pertukaran letak angka pada penjumlahan dan perkalian bilangan real
mempunyai hasil sama.
4. Unsur identitas: operasi perkalian dan penjumlahan setiap bilangan real dengan
identitasnya dapat menghasilkan bilangan real itu sendiri.
o Identitas penjumlahan termasuk bilangan real yaitu 0
o Identitas perkalian termasuk bilangan real yaitu 1
5. Mempunyai Invers: setiap bilangan real mempunyai nilai invers real terhadap operasi
penjumlahan dan perkalian, suatu bilangan real yang dioperasikan dengan invers
menghasilkan unsur identitasnya.
6. Sifat Distributif: penyebaran 2 operasi hitung yang berbeda, salah satu operasi hitung
berfungsi sebagai operasi penyebaran dan operasi lainnya digunakan untuk
menyebarkan bilangan yang dikelompokan dalam tanda kurung.
7. Tidak ada pembagi nol: pembagian bilangan real dengan nol menghasilkan nilai tidak
terdefinisi (undefined).

2. Latihan untuk mengelompokan jenis bilangan

Anda mungkin juga menyukai