FAKULTAS ILMU KESEHATAN Yol

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

FAKULTAS ILMU KESEHATAN – S1 KEPERAWATAN PARALEL

NHA634 - Keperawatan Agregat Komunitas Tugas Sesi 2

Dosen : Ns. Abdurrasyid, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.Kom

Nama : Yolanda Melyana


NIM: 20230303184
Tugas Kuliah
NHA634 - Keperawatan Agregat Komunitas

Judul Tugas : Tugas Keperawatan Agregat Komunitas sesi 2


Dosen : Ns. Abdurrasyid, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.Kom
Nama Mahasiswa : Yolanda Melyana
NIM :20230303184

TUGAS PERTEMUAN Ke 2

Berikut ini adalah penugasan perkuliahan sebagai bentuk latihan untuk mencapai
kompetensi pada mata ajar Keperawatan Komunitas 2. Kerjakanlah tugas sesuai
interuksi yang diberikan secara cermat dan tepat waktu!.
Buatlah Laporan Pendahuluan terkait pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada keluarga dengan
masalah kesehatan sebagai berikut:
1. Hipertensi
2. Diabetes melitus
3. Stanting
4. Obesitas
5. Osteo Artritis
6. Geriatri

Adapun layout laporan pendahuluan yaitu


A. Gambaran kasus secara Global dan Nasional
B. Definisi Kasus
C. Manifestasi Klinis
D. Patofisiologi
E. Patwhay
F. Pengkajian Fokus
G. Hasil penelitian untuk penyelesaian kasus di masyarakat (5 hasil penelitian)
H. Diagnosis Keperawatan yang kemungkinan muncul
I. Rencana Keperawatan

Diagnosis Nursing Out Come / Nursing Intervensi /


Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
LAPORAN PENDAHULUAN (PRE-PLANNING)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

A. Gambaran Kasus secara Global dan Nasional

Organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/ WHO) mengestimasi saat


ini prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% dari total penduduk dunia. Dari
beberapa penderita tersebut, kurang dari seperlima yang melaksanakan upaya pengendalian
terhadap tekanan darah yang dimilikinya. Wilayah Afrika mempunyai prevalensi hipertensi
paling tinggi sebesar 27%, Mediterania Timur 26%, Asia Tenggara terletak di posisi
ke-3 paling tinggi dengan prevalensi sebesar 25%, Eropa 23%, Pasifik Barat 19% serta
Amerika 18% terhadap total penduduk. WHO juga memperkirakan 1 di antara 5 orang
wanita di seluruh dunia memiliki hipertensi. Jumlah ini lebih besar diantara kelompok pria,
yaitu 1 di antara 4 pria (Kemenkes RI, 2019a). Di Asia Tenggara seperti Myanmar memiliki
prevalensi sebesar 21,5%, Vietnam 21%, Malaysia 19,6%, Filipina 18,6%, Brunei
Darussalam sebesar 17,9% dan Singapura 16% (WHO, 2018).
Prevalensi hipertensi secara global menurut WHO pada tahun 20l9 sebesar 22%. Data
kasus hipertensi di Puskesmas Sepauk selama tahun 2018 sebesar 98 kasus kemudian
meningkat sebanyak 1362 kasus pada tahun 2019 dan 1868 kasus tahun 2020. Menurut WHO
(2020) Hipertensi secara global ada 1 milyar orang didunia memiliki hipertensi, 2/3
diantaranya orang yang tinggal di negara berkembang yang memiliki penghasilan rendah
sampai sedang. Hipertensi ini sudah mengakibatkan kematian sebanyak 8 juta orang setiap
tahunnya, dimana 1,5juta kematian terjadi di Asia Tenggara yang 1/3 populasinya menderita
hipertensi sehingga dapat menyebabkan peningkatana beban biaya Kesehatan.
Menurut Riskesdas ( Kemenkes RI, 2021) prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar
34,1%mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada tahun 2013 sebesar
25,8%. Prevalensi Hipertensi tahun 2020 diperoleh dari data Riskesdas Tahun 2018 dimana
angkanya di Jawa Barat meningkat hingga 34,5% menjadi 39,6% ( Dinkes Jawa Barat, 2020).
Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada
penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%),
sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Estimasi jumlah kasus hipertensi di
Indonesia sebesar63.309.620 orang, Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44
tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%).Dari prevalensi
hipertensi sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8%terdiagnosis hipertensi dan13,3%
orang yang terdiagnosishipertensi tidak minum.
Hipertensi adalah salah satu dampak dari adanya transisi epidemiologi, prevalensinya
sebanyak 34,1% dengan jumlah penduduk sekitar 260 juta. Jumlah Kasus PTM di seluruh
Puskesmas Semarang sebanyak 161.283,3 kasus dengan peringkat tertinggi ke 3 ialah pada
Puskesmas Bandarharjo sebanyak 11.014 kasus. Hipertensi adalah suatu kondisi dimana
pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg). Pada kasus hipertensi, kepatuhan minum obat akan
menurunkan risiko kematian, risiko kerusakan organ penting tubuh dan risiko penyakit
jantung

B. Definisi Kasus

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama terjadinya
penyakit kardiovaskular aterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi
termasuk masalah yang besar dan serius karena sering tidak terdeteksi meskipun sudah
bertahun-tahun.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan kronis yang ditandai dengan
meningkatnya tekanaan darah pada dinding pembuluh darah arteri. Keadaan tersebut
mengakibatkan jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh
melalui pembuluh darah. Penyakit hipertensi dapat menyebabkan penyakit degeneratif, hingga
kematian, oleh sebab itu hipertensi dijuluki sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam
dapat menyerang siapa saja serta tidak memiliki tanda yang spesifik.
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau
tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.
Menurut Smeltzer (2013), berdasarkan penyebab terjadinya, hipertensi terbagi atas dua
bagian, yaitu :
1. Hipertensi Primer (Esensial)
Hipertensi primer sering terjadi pada populasi dewasa antara 90% - 95%. Hipertensi
primer, tidak memiliki penyebab klinis yang dapat diidentifikasi, dan juga
kemungkinan kondisi ini bersifat multifaktor. Hipertensi primer tidak bisa
disembuhkan, akan tetapi bisa dikontrol dengan terapi yang tepat. Dalam hal ini, faktor
genetik mungkin berperan penting untuk pengembangan hipertensi primer dan bentuk
tekanan darah tinggi yang cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-
tahun (Bell, Twiggs, & Olin, 2015).
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder memiliki ciri dengan peningkatan tekanan darah dan disertai
penyebab yang spesifik, seperti penyempitan arteri renalis, kehamilan, medikasi
tertentu, dan penyebab lainnya. Hipertensi sekunder juga bisa bersifat menjadi akut,
yang menandakan bahwa adanya perubahan pada curah jantung (Ignatavicius,
Workman, & Rebar, 2017)

Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati,
akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya
1 dari setiap 200 penderita hipertensi.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-
anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa.
Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat
melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari
juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam
hari.
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

•Normal Dibawah : 130 mmHg Dibawah 85 mmHg

•Normal tinggi : 130-139 mmHg 85-89 mmHg (Stadium 1)

•Hipertensi ringan : 140-159 mmHg 90-99 mmHg (Stadium 2)

•Hipertensi sedang : 160-179 mmHg 100-109 mmHg (Stadium 3)

•Hipertensi berat : 180-209 mmHg 110-119 mmHg (Stadium 4)

•Hipertensi maligna : 210mmHg atau lebih dari 120 mm

C. Manifestasi klinis

Menurut American Heart Association atau AHA dalam Kemenkes (2018), hipertensi
merupakan silent killer dimana gejalanya sangat bermacam-macam pada setiap individu dan
hampir sama dengan penyakit lain. Gejala-gejala tersebut adalah sakit kepala atau rasa berat
ditengkuk. Vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga
berdenging dan mimisan.

Gambaran klinis pasien hipertensi meliputi :


• nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan
tekanan darah intrakranial.

• Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi. Ayunan langkah yang
tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat. Nokturia karena peningkatan
aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.

• Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler. Gejala lain
yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit
kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain- lain.

D. Patofisiologi

Hipertensi adalah kondisi peningkatan tekanan darah sistemik yang persisten. Tekanan darah
sendiri adalah hasil dari curah jantung/ cardiac output dan resistensi pembuluh darah perifer
total (12). Hipertensi melibatkan interaksi berbagai sistem organ dan berbagai mekanisme.
Sekitar 90 % hipertensi merupakan hipertensi essensial yang tidak diketahui penyebabnya,
namun faktor yang berperan penting dalam hipertensi essensial ini antara lain genetik, aktivasi
sistem neurohormonal seperti sistem saraf simpatis dan sistem renin-angiotensin-aldosteron,
dan peningkatan asupan garam. Hipertensi sekunder yang penyebabnya dapat ditentukan
(10%), antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme) (12,13).

Ginjal memiliki beberapa peran utama dalam hipertensi. Salah satunya adalah produksi renin
yang berperan dalam aktivasi sistem renin-angiotensin Aldosteron (RAAS), dimana renin
merupakan suatu protease aspartat yang memecah angiotensinogen menjadi angiotensin I,
yang pada gilirannya diaktifkan oleh ACE untuk menghasilkan Angiostensin II sehingga
memicu dihasilkannya aldosterone. Angiostensin II akan meningkatkan resistensi pembuluh
darah perifer total sedangkan aldosteron akan meningkatkan cardiac output, dimana hal ini
dapat menyebabkan hipertensi (14).

Hipertensi hormonal biasanya mengacu pada gangguan kelenjar adrenal termasuk kelebihan
glukokortikoid (kortisol), peningkatan aldosterone, dan peningkatan katekolamin.

E. Pathway
F. Pengkajian
• Pengkajian keperawatan
a) Identitas klien
1) Identitas klien meliputi:
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit (MRS),
nomor register, dan diagnosa medik.
2) Identitas Penanggung Jawab meliputi:
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta status hubungan dengan
pasien
b) Keluhan utama
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing,
leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan impotensi.
c) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan pertanyaan
tentang kronologi keluhan utama. Keluhan lain yang menyerta biasanya : sakit
kepala , pusing, penglihatan buram, mual ,detak jantung tak teratur, nyeri dada.
d) Riwayat kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit jantung, penyakit ginjal, stroke.
Penting untuk mengkaji mengenai riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan
adanya riwayat alergi terhadap jenis obat.
e) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji didalam keluarga adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit metabolik,
penyakit menular seperi TBC, HIV, infeksi saluran kemih, dan penyakit menurun
seperti diabetes militus, asma, dan lain-lain.
f) Aktivitas / istirahat
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
g) Sirkulasi
a. Gejala :
o Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/ katup dan
penyakit serebrovaskuler.
o Episode palpitasi

b. Tanda :
o Peningkatan tekanan darah

o Nadi denyutan jelas dari karotis,ugularis,radialis, takikardia

o Murmur stenosis vulvular

o Distensi vena jugularis

o Kulit pucat,sianosis ,suhu dingin (vasokontriksi perifer)

o Pengisian kapiler mungkin lambat / tertunda

h) Integritas ego
a. Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
b. Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan perhatian, tangisan meledak,
otot uka tegang, menghela nafas, peningkatan pola bicara.
i) Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini (seperti obstruksi) atau riwayat penyakit ginjal pada
masa yang lalu.
j) Makanan / cairan
a. Gejala :
o Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak
serta kolesterol.
o Mual, muntah dan perubahan berat badan saat ini (meningkat/turun).

o Riwayat penggunaan diuretic

b. Tanda :
o Berat badan normal atau obesitas

o Adanya edema

o Glikosuria

o Neurosensori
c. Gejala :
o Keluhan pening / pusing, berdenyut, sakit kepala, suboksipital (terjadi
saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
o Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur, epistakis)

d. Tanda :
o Status mental, perubahan keterjagaan orientasi, pola/ isi bicara, efek
proses pikir
o Penurunan kekuatan genggaman tangan

k) Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : angina ( penyakit arteri koroner / keterlibatan jantung), sakit kepala
l) Pernapasan
1) Gejala :
o Disnea yang berkaitan dari aktivitas/ kerja, takipnea, ortopnea.
Dispnea.
o Batuk dengan / tanpa pembentukan sputum.

o Riwayat merokok

2) Tanda :
o Distress pernapasan / penggunaan otot aksesori pernapasan

o Bunyi napas tambahan (crakles/mengi)

o Sianosis

m)Keamanan
Gejala :
o gangguan koordinasi/ cara berjalan,

o hipotensi postural.

n) Pembelajaran / penyuluhan
Gejala :
o Factor risiko keluarga: hipertensi,aterosklerosis, penyakit jantung, diabetes
mellitus.
o Factor lain, seperti orang afrika-amerika, asia tenggara, penggunaan pil KB
atau hormone lain, penggunaan alcohol/obat.
o) Rencana pemulangan
Bantuan dengan pemantau diri tekanan darah/ perubahan dalam terapi obat.
G. Hasil Penelitian untuk Penyelesaian Kasus dimasyarakat ( 5 hasil penelitian )
1. Jurnal AKPER Dharma Wacana
https://jurnal.akperdharmawacana.ac.id/index.php/JWC/article/viewFile/388/249
2. Jurnal Kesehatan Masyarakat Darmais
https://ejournal.stikesdarmaispadangsidimpuan.ac.id/index.php/jkmd/article/view/
180/97
3. Jurnal Keperawatan Stikeskendal
http://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/keperawatan/article/download/
117/512/1447
4. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan
https://jim.usk.ac.id/FKep/article/viewFile/23656/11769
5. Jurnal Universitas Widya Nusantara
https://jptam.org/index.php/jptam/article/download/5881/4915/11135

H. Diagnosis Keperawatan yang muncul


Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung
actual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons
klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Berikut diagnose keperawatan yang muncul dengan hipertensi :
a. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload (D.0011)
b. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler selebral dan iskemia
c. Hipervolume
d. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
e. Perfusi Perifer tidak efektif
I. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan berdasarkan SDKI,SLKI dan SIKI

DIAGNOSA LUARAN KEPERAWATAN INTERVENSI KEPERAWATAN


Resiko Penurunan curah Tujuan : setelah dilakukan 1. Identifikasi tanda/gejala primer
Jantung (D.00 11) tindakan keperawatan selama penurunan curah jantung (mis:
Definisi : Beresiko mengalami 2x24 jam diharapkan curah dispnea, kelelahan,
pemompaan jantung yang tidak jantung meningkat edema,ortopnea, paroxymal
adekuat untuk memenuhi Kriteria hasil : curah jantung nocturnal dyspnea, peningkatan
kebutuhan metabolism tubuh. ( L.02008) CVP)

o Tanda vital dalam 2. Identifikasi tanda/gejala sekunder

rentang normal penurunan curah jantung (mis:


peningkatan berat badan,
o Nadi teraba kuat
hepatomegali,distensi vena
o Pasien tidak mengeluh
jugularis, palpitasi, ronkhi basah,
lelah
oliguria, batuk, kulit pucat).
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor intake dan output cairan
5. Monitor keluhan nyeri dada
6. Berikan dietj antung yang sesuai
7. Berikan terapi terapi relaksasi
untuk mengurangi strees, jika
perlu
8. Anjurkan beraktifitas fisik sesuai
toleransi
9. Anjurkan berakitifitas fisik secara
bertahap

Nyeri akut ( D.0077 ) Tujuan : setelah dilakukan (Manajemen nyeri I.08238)


Definisi : Pengalaman sensorik tindakan selama 2x24 jam 1. Identifikasi lokasi, karakteristik
atau emosional yang berkaitan keperawatan diharapkan nyeri, durasi, frekuensi, intensitas
dengan kerusakan jaringan tingkat nyeri menurun nyeri
actual atau fungsional, dengan Kriteria hasil : Tingkat nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
onset mendadak atau lambat ( L.08066)
3. Identifikasi faktor yang
dan berintensitas ringan hingga
o Pasien mengatakan memperberat dan memperingan
berat yang berlangsung kurang
nyeri berkurang dari nyeri
dari 3 bulan.
skala 7 menjadi 2 4. Berikan terapi non farmakologis
o Pasien menunjukan untuk mengurangi rasa nyeri (mis:
ekspresi wajah tenang akupuntur,terapi musik hopnosis,

o Pasien dapat biofeedback, teknik imajinasi


terbimbing,kompres hangat/
beristirahat dengan
dingin)
nyaman
5. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis:
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
6. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
7. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri
8. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

Perfusi perifer tidak efektif Tujuan : setelah dilakukan Pemantauan tanda vital ( I.02060 )
(D.0009) tindakan keperawatan selama 1. Memonitor tekanan darah
Definisi : penurunan sirkulasi 2x24 jam diharapkan perfusi
2. Memonitor nadi (frekuensi,
darah pada level kalpiler yang perifer meningkat
kekuatan, irama)
dapat menggangu metabolisme Kriteria hasil : Perfusi perifer
3. Memonitor pernapasan (
tubuh (L.02011)
frekuensi, kedalaman)
o Nadi perifer teraba kuat
4. Memonitor suhu tubuh
o Akral teraba hangat 5. Memonitor oksimetri nadi
o Warna kulit tidak pucat 6. Identifikasi penyebab perubahan
tanda vital
7. Atur interval pemantauan sesuai
kondisi pasien
8. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan

Hipervolemia (D.0022) Tujuan : setelah dilakukan Manajemen hipervolemia I.03114)


Definisi: peningkatan volume tindakan keperawatan selama 1. Periksa tanda dan gejala
cairan intravaskuler, 2x24 jam diharapkan hipervolemia (mis: ortopnes,
interstisiel, dan/atau keseimbangan cairan dipsnea, edema, JVP/CVP
intraseluler. meningkat meningkat, suara nafas tambahan)
Kriteria hasil : ( keseimbangan 2. Monitor intake dan output cairan
cairan L. 03020)
3. Monitor efek samping diuretik (
o Terbebas dari edema mis : hipotensi ortortostatik,
o Haluaran urin hipovolemia, hipokalemia,
meningkat hiponatremi )

o Mampu mengontrol 4. Batasi asupan cairan dan garam

asupan cairan 5. Anjurkan melapor haluaran urin


<0,5 mL/kg/jam dalam 6jam
6. Ajarkan cara membatasi cairan
7. Kolaborasi pemberian diuretic

Intoleransi aktivitas (D.0056) Tujuan : setelah dilakukan Manajemen energi I.050178)


Definisi :ketidakcukupan tindakan keperawatan selama 1. Monitor kelelahan fisik dan
energi untuk melakukan 2x24 jam diharapkan toleransi emosional
aktivitas sehari- hari aktivitas meningkat
2. Monitor pola dan jam tidur
Kriteria hasil : toleransi
3. Sediakan lingkungan yang
aktivitas (L.05047)
nyaman dan rendah stimulus (mis:
o Pasien mampu cahaya, suara, kunjungan)
melakukan aktivitas 4. Berikan aktifitas distraksi yang
sehari-hari
o Pasien mampu menenangkan
berpindah tanpa 5. Anjurkan tirah baring
bantuan 6. Anjurkan melakukan aktifitas
o pasien mengatakan secara bertahap
keluhan lemah 7. Kolaborasi dengan ahli gizi
berkurang tentang cara meningkatkan asupan
makanan

DAFTAR PUSTAKA

Ariyani, A. R. (2020). Kejadian Hipertensi Pada Usia 45 - 65 Tahun. Higeia Journal Of


Public Health Research And Development.
Hapsari, D. I. (2022). FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEPATUHAN PENGOBATAN PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEPAUK TAHUN 2021. Jurnal Mahasiswa dan
Peneliti Kesehatan.
Azizah, W. (2022). Penerapan of Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi. Jurnal Cendikia Muda.
Rahayu, Y. (2021). Penyuluhan dsn Edukasi Tentang Penyakit Hipertensi. Jurnal Abdimas
Saintika.
Anjayati, S. (2023). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pencegahan
Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Pesisir. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan.
Rahmawati. (2023). Hipertensi Usia Muda. GALENCIAL: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Mahasisw Malikussaleh.
Lubis, A. H. (2023). Gambaran Tingkat Kepatuhan Pasien Dalam Minum Obat
Antihipertensi di PUSKESMAS Sangkunur Kecamatan Angkolah Sangkunur
Kabupaten Tapanuli Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Darmais.

Anda mungkin juga menyukai