Tugas Artikel Dasgro. Muhammad Luthfi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MUHAMMAD LUTHFI MATA KULIAH : DASAR AGRONOMI

NPM : 202301009 PRODI : AGROTEKNOLOGI

TANAMAN DAN FAKTOR LINGKUNGAN

A. Pengertian Tanaman
Tanaman adalah suatu jenis organisme (terutama tumbuhan) yang umum
ditanam oleh manusia. Pengertian tanaman seringkali dibedakan dengan tumbuhan,
meskipun tidak sering pula tanaman dan tumbuhan digunakan secara bergantian.
Hampir semua tanaman adalah "tumbuhan", tetapi tanaman kadang mencakup pula
beberapa fungi (yakni jamur pangan seperti jamur kancing dan jamur merang)
dan alga (seperti alga penghasil agar-agar dan nori) yang sengaja dibudidayakan untuk
dimanfaatkan nilai ekonominya.

Tanaman dalam kajian agronomi adalah tumbuhan yang dibudidayakan


manusia dan mempunyai manfaat langsung untuk kebutuhan manusia. Tumbuhan
tersebut biasanya telah melalui seleksi alami dalam jangka waktu yang panjang melalui
seleksi buatan manusia atau telah mengalami pemuliaan. Tanaman mempunyai ciri-ciri
seperti mudah dikembang biakkan, berkembang biak dalam waktu yang relatif singkat,
mampu memberikan hasil berlipat ganda, tidak berbahaya bagi manusia, dan dapat
dipasarkan, misalnya; padi, kedelai, jagung, kakao, kopi, kelapa, kelapa sawit, dan lain-
lain. Menurut kelompok tanaman biasanya dibedakan menjadi:
 Serealia, tanaman pangan utama penghasil biji-bijian
 Kacang-kacangan
 Tanaman buah, penghasil buah-buahan
 Tanaman sayuran, penghasil sayur-mayur
 Tanaman industri, penghasil bahan baku industri (pewarna, karet, dan sebagainya)
 Tanaman rempah, penghasil rempah-rempah
 Tanaman umbi-umbian, penghasil umbi yang dapat dimakan
 Tanaman serat, untuk menghasilkan serat yang digunakan untuk keperluan
tertentu, seperti pembuatan tekstil dan kertas
 Tanaman obat-obatan
 Tanaman Hias
 Tanaman penghasil minyak atsiri

B. Faktor lingkungan
Tanaman seperti halnya mahluk hidup lainnya, membutuhkan lingkungan yang
sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan produktivitas tanaman dapat
dibedakan menjadi dua ketagori umum, yaitu lingkungan di atas tanah (above ground
environmental) dan lingkungan di bawah tanah (below ground environmental).
Memahami karakteristik dan peran penting masing-masing faktor lingkungan dalam
mengelola tanaman sangat penting dalam rangka mendapatkan hasil terbaik. Dalam
kasus tertentu kita merasa puas dengan tindakan budidaya yang diaplikasikan dapat
menghasilkan dengan baik karena didukung lingkungan yang memuaskan, tetapi dalam
kasus lainnya hasilnya sangat kurang memuaskan karena saat itu faktor lingkungan
tidak mendukung.

1. Lingkungan di atas tanah (above ground environmental)


Faktor lingkungan di atas tanah dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu faktor
abiotik (non-living) dan faktor biotik (living organism). Faktor lingkungan abiotik
terdiri atas cahaya, suhu, dan lain-lain.

A. Cahaya
Cahaya matahari merupakan faktor utama diantara faktor iklim yang lain, tidak
hanya sebagai sumber energi primer tetapi karena pengaruhnya terhadap keadaan
factor-faktor iklim yang lain seperti suhu, kelembaban dan angin. Respon tanaman
terhadap cahaya pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga aspek, yaitu intensitas,
kualitas dan fotoperiodisitas. Intensitas cahaya adalah banyaknya energi yang
diterima oleh suatu tanaman per satuan luas dan per satuan waktu (kal/cm2/hari).
Pengertian intensitas disini sudah termasuk didalamnya lama penyinaran, yaitu lama
matahari bersinar dalam satu hari, karena satuan waktunya menggunakan hari.
Fotoperiodisitas atau panjang hari didefinisikan sebagai panjang atau lamanya siang
hari dihitung mulai dari matahari terbit sampai terbenam ditambah lamanya keadaan
remang-remang (selang waktu sebelum matahari terbit atau setelah matahari
terbenam pada saat matahari berada pada posisi 60 di bawah cakrawala). Panjang
hari tidak terpengaruh oleh keadaan awan seperti pada lama penyinaran yang bisa
berkurang bila matahari tertutup awan, sedang panjang hari tetap.

B. Suhu
Pengertian suhu mencakup dua aspek, yaitu derajat dan insolasi (suhu suatu
daerah). Insolasi menunjukkan energi panas dari matahari dengan satuan
gram/kalori/cm2 /jam, mirip dengan pengertian intensitas pada radiasi matahari.
Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan tanaman dikenal sebagai suhu kardinal yaitu
meliputi suhu optimum (pada kondisi ini tanaman dapat tumbuh baik), suhu
minimum (pada suhu di bawahnya tanaman tidak dapat tumbuh), serta suhu
maksimum (pada suhu yang lebih tinggi tanaman tidak dapat tumbuh). Suhu kardinal
untuk setiap jenis tanaman memang bervariasi satu dengan lainnya. Pada suhu
ekstrim tanaman akan mengalami kerusakan. Di Indonesia kerusakan tanaman
terhadap suhu ekstrim jarang sekali terjadi, karena pada umumnya di daerah tropika
variasi suhu tidak terlalu besar. Namun di daerah beriklim sedang kerusakan tanaman
akibat suhu rendah sering terjadi, demikian pula di daerah gurun pasir kerusakan
akibat suhu tinggi.

C. Faktor Biotik
Lingkungan tanaman di atas tanah dapat mengandung mikrooganisme yang
bersifat patogen terhadap tanaman. Iklim mempengaruhi faktor biotik di atas tanah,
termasuk hama dan penyakit tanaman hortikultura. Serangan hama dan penyakit dapat
terjadi karena ada tanaman inang yang peka, ada pathogen dan lingkungan yang cocok
yang disebut dengan segi tiga penyakit (disease triangle). Serangan hama dan penyakit
tidak akan terjadi apabila salah satu dari segi tiga penyakit tersebut tidak mendukung.
2. Lingkungan di Bawah Tanah (below ground environmental)

A. Tanah
Tanah merupakan medium utama untuk menumbuhkan tanaman. Namun
dengan teknologi modern tanaman dapat ditanam pada berbagai media lainnya seperti
air, arang sekam, kerikil, atau campuran berbagai media tertentu dalam pot (potting
media). Media campuran tersebut sering disebut media buatan tanpa tanah (soilless
mixes) karena material penyusunnya tidak asli dari tanah, walaupun sesungguhnya
campuran tersebut banyak yang mengandung tanah.
Fungsi tanah dalam produksi tanaman adalah untuk menyokong tanaman secara
fisik sehingga dapat tumbuh tegak serta sebagai sumber hara dan air (kelembaban)
bagi pertumbuhan tanaman. Dalam kaitannya dengan kemampuan tanah menyediakan
nutrisi bagi tanaman, tanah dibedakan atas tanah subur, kurang subur dan tanah
marjinal. Kesuburan tanah terkuras dari tahun ketahun sehingga perlu dipupuk secara
periodik.
Tanah terdiri atas beberapa lapisan yang disebut dengan horison tanah. Lapisan-
lapisan tersebut secara bersama-sama membentuk profil tanah. Profil tanah terdiri atas
3 bagian, yaitu:
1. Lapisan atas (top soil/A-horizon), yaitu lapisan tanah paling atas tempat
sebagian besar akar tanaman ditemukan. Warnanya umumnya lebih gelap
sebab mengandung bahan organik tinggi. Lapisan ini sering disebut tanah
pertanian (agricultural soil) yang terganggu selama persiapan lahan untuk
tujuan budidaya. Lapisan ini juga merupakan lapisan yang mengalami
pencucian hara (leaching) dan pelapukan (weathering) paling besar.
2. Lapisan subsoil (sub soil/B and C-horizon), yaitu lapisan transisi pada profil
tanah yang merupakan zone penangkap (catch zone) bagi partikel dan mineral
tanah yang bergeraak dari lapisan top soil karena pengaruh air. Horison ini
mengakumulasi liat, kalsium karbonat dan oksida tanah. Kandungan bahan
organiknya rendah dan sebagian kecil akar dapat ditemukan pada lapisan ini.
3. Bahan induk tanah (parent material/substratun/R horizon), yaitu lapisan bahan
induk tanah yang merupakan sumber dari pembentuk lapisan tanah diatasnya.

B. Air
Air sering menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman. Dalam
pembicaraan suplai air sebagai pembatas, faktor lain diasumsikan dalam keadaan
favorabel bagi pertumbuhan dan perkembangan. Suhu siang dan malam, serta
intensitas cahaya dalam kisaran optimum, periode cahaya dan gelap cocok untuk
tanaman, unsur-unsur esensialnya juga dalam keadaan favorabel. Dalam kaitannya
dengan suplai air sebagai faktor pembatas, pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu suplainya cukup
(favorable), suplai kekurangan, dan suplai kelebihan.
Pada kondisi suplai air favorabel, laju absorpsi air menjamin laju transpirasi.
Dalam kondisi demikian sel penjaga dan sel-sel yang mengelilinginya bersifat turgid
dan stomata terbuka. Akibatnya, karbondioksida berdifusi secara cepat ke dalam
daun dan fotosintesis berlangsung dengan laju tinggi. Dengan laju fotosintesis yang
tinggi selama siang hari dan laju respirasi normal selama siang dan malam, banyak
karbohidrat tersedia untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Pada suplai kekurangan, pengaruhnya terhadap pertumbuhan berbeda antara
kekurangan ringan dan kekurangan ekstrim. Pada umumnya, pengaruhnya yang
segera ialah pengurangan ukuran sel di daerah pemanjangan sel. Jadi, sel-sel yang
terbentuk berukuran lebih kecil. Hal ini menjelaskan mengapa tanaman yang tumbuh
dengan sedikit kekurangan air, membentuk batang yang pendek ruasnya dan
mengapa daun-daunnya, bunga-bunga dan buah buahnya berukuran kecil. Pengaruh
berikutnya ialah pengurangan laju fotosintesis. Laju absorpsi jauh lebih rendah dari
laju transpirasi, sel-sel penjaga kehilangan turgornya dan jadi kempis, stomata
menutup sebagian atau secara sempurna. Akibatnya, laju difusi karbondioksida ke
dalam sel-sel pembuat karbohidrat rendah, dan laju pembentukan bahan-bahan
pangan awal juga rendah. Hanya sedikit karbohidrat, pigmen, lemak, protein, dan
zat-zat lain yang dibentuk.
Pada suplai kelebihan, pada kondisi tertentu untuk tanaman tertentu, kelebihan
air dalam tanaman memberikan efek buruk. Pada umumnya, efek ini mencakup
terbentuknya bibit-bibit berkaki panjang (leggy) dan terjadinya keretakan tumbuh.
Bibit-bibit berkaki panjang biasanya terbentuk pada kondisi: bila tanaman rapat
berdekatan, bila tanah dibiarkan hangat dan lembab, bila suhu udara dalam kisaran
suhu optimum dan bila intensitas cahaya secara relatif rendah. Tanah yang hangat
dan lembab, serta sistem perakaran yang baik dapat menjamin absorpsi yang banyak;
namun penanaman yang terlalu rapat, suhu yang favorabel, intensitas cahaya yang
kurang dan dikombinasikan angin kencang dapat membuat laju transpirasi secara
relatif rendah. Jadi absorpsi yang tinggi di suatu pihak dan di pihak lain laju
transpirasi yang secara relatif rendah, tekanan turgor di daerah pemanjangan sel
tinggi, dan sel-sel merentang tidak wajar. Hal ini sering terjadi di rumah kaca dan
bedengan tanam pada awal musim semi.

C. Unsur Hara
Unsur hara sebagai salah satu bahan bakunya haruslah memenuhi syarat yaitu
mengandung satu atau lebih unsur esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan serta
berada dalam bentuk yang dapat diserap tanaman dan digunakannya. Sebagai contoh,
nitrogen merupakan bagian semua protein dan bagian molekul klorofil a dan klorofil b.
Nitrogen, karena itu merupakan unsure esensial. Walau nitrogen berada dalam banyak
tipe persenyawaan, tanaman hanya menyerap dan menggunakan nitrogen dari dalam
tanah dalam bentuk ion yang relatif sederhana; ion nitrat dan ion amonium.
Unsur-unsur esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman ialah: karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor, kalium, belerang, kalsium,
magnesium, mangan,besi, boron, seng, tembaga, dan molibdenum. Karena unsur
esensial sangat penting, perlu diketahui peranannya dalam kehidupan tanaman,
bagaimana mengenali gejala kekahatan (defisiency) atau kelebihannya (toxicity), dan
bila dan bagaimana memberikannya yang terbaik (Marschner, 1986).

Reference:
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman
5ae2d5c7515c9ab3a834b65e29affd3c.pdf

Anda mungkin juga menyukai