Jaksa Agung HM Prasetyo memutuskan untuk mengesampingkan (deponering) dua
perkara yang melibatkan mantan ketua dan wakil ketua Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), yakni Abraham Samad dan Bambang Widjojanto. Dalam keterangan
pers di Gedung Kejaksaan Agung Jakarta Kamis (3/3), Jaksa Agung HM Prasetyo
menjelaskan, keputusan ini adalah hak prerogatif dirinya selaku Jaksa Agung.
"Saya sebagai Jaksa Agung menggunakan hak prerogatif yang diberikan oleh pasal
35 huruf C Undang-Undang No 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia, untuk mengambil keputusan. Dan keputusan yang diambil Jaksa Agung
adalah mengesampingkan (deponeering) perkara atas nama saudara Abraham
Samad dan saudara Bambang Wijoyanto. Pengesampingan perkara dimaksud
adalah demi kepentingan umum," ujar Prasetyo.
Menurut saudara faktor apa saja yang menjadi pertimbangan dilakukannya
deponeering, kemudian hubungkan dengan asas oportunitas.
Jawaban :
Pertimbangan Deponeering dan Hubungannya dengan Asas Oportunitas
Jaksa Agung HM Prasetyo memutuskan untuk melakukan deponeering terhadap
perkara yang melibatkan Abraham Samad dan Bambang Widjojanto. Beberapa
faktor yang mungkin menjadi pertimbangan dalam deponeering ini antara lain:
Kepentingan Umum: Jaksa Agung menyatakan bahwa deponeering dilakukan demi
kepentingan umum. Ini mungkin berarti bahwa dalam konteks tertentu, mengejar
perkara tersebut tidak dianggap sebagai prioritas yang mendesak bagi kepentingan
umum.
Hak Prerogatif Jaksa Agung: Sebagai Jaksa Agung, Prasetyo memiliki hak
prerogatif untuk mengambil keputusan terkait penuntutan atau penghentian perkara.
Hubungannya dengan asas oportunitas adalah sebagai berikut:
Asas Oportunitas: Asas oportunitas mengacu pada kebijaksanaan penuntutan
yang memberikan keleluasaan kepada penegak hukum untuk memutuskan apakah
akan menuntut atau menghentikan suatu perkara, berdasarkan pertimbangan
kepentingan umum, kepentingan korban, dan kepentingan tersangka. Dalam
konteks ini, deponeering perkara Abraham Samad dan Bambang Widjojanto
mungkin merupakan penerapan asas oportunitas, di mana keputusan tersebut
diambil dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang relevan, termasuk
kepentingan umum.
Dengan demikian, deponeering perkara ini mungkin merupakan hasil dari
pertimbangan yang cermat terhadap kepentingan umum dan penerapan asas
oportunitas dalam konteks hukum di Indonesia.