0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan40 halaman

Beloved

revisi skripsi

Diunggah oleh

nurlayla SH
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai RTF, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan40 halaman

Beloved

revisi skripsi

Diunggah oleh

nurlayla SH
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai RTF, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 40

PROPOSAL

PENGARUH GURU BERSERTIFIKASI TERHADAP MOTIVASI


BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMK SEKECAMATAN
WONGSOREJO

A. Latar Belakang
Sifat hakikat manusia menjadi bidang kajian filsafat. Hal ini menjadi
keharusan oleh karena pendidikan merupakan suatu praktek berlandasan
dan bertujuan. Pendidkan merupakan masalah yang sangat penting bagi
manusia, Karen pendidikan menyangkut kelangsungan hidup manusia.
Manusia muda tidak cukup tumbuh dan berkembang dengan dorongan
instingnya saja, tetapi perlu bimbingan dan pengarahan pendidikan agar ia
menjadi manusia purna.1
Pendidikan sangat perlu bagi manusia dan hanya manusialah yang
memerlukan pendidikan, karena manusia adalah generasi-generasi yang
akan meneruskan estafet kejayaan bangsa Indonesia yang telah mendeka
sejak 76 tahun yang lalu. Hanya anak-anak yang terdidiklah yang mampu
melanjutkannya.
Sebagai mana yang telah tercantum dalam UUD RI NOMOR 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bahwasanya didalam
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
mengamanatkan pemerintah Republik Indonesi yang melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.2
Sedangkan untuk mewujudkan tujuan nasional dalam pendidikan,
Hal ini tercantum dalam UUD RI 1945 pasal 31 setiap warga negara

1
Djuwairiyah, dasar-dasar pendidikan, (NBS press, situbondo : 2018), 1
2
Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS & peraturan pemerintah RI tahun
2015 tentang standart nasional pendidikan serta wajib belajar,( citra umbara, Bandung : 2016)1

1
berhak mendapatkan pendidikan dan setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai, serta Pemerintah
mengusahakan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan UUD.3
Dalam kajian dan pemikiran tentang pendidikan ada 2 istilah yang
hampir sama bentuknya dan sering dipergunakan dalam dunia pendidikan,
yaitu paedagogie dan paedagogik. Paedagogie berarti “ pendidikan”
sedangkan paedagogik artinya “ilmu pendidikan”.4
Pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu Paedagogie.
Paedagogie asal katanya adalah Pais yang artinya ”anak” dan again yang
artinya adalah “membimbing” dengan demikian maka paedagogie berarti
“bimbingan yang di berikan kepada anak”. Orang yang memberikan
bimbingan kepada anak disebut pembimbing atau penunjang yang
diberikan dengan disengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.
Dalam perkembangan selanjutnya pendidikan berarti usaha yang
dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk yang memiliki
berbagai tujuan diantaranya yakni, mempengaruhi seseorang atau
sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup
dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.5
Dalam bahasa inggris pendidikan diterjemah dengan kata education.
Adalah kata yang berasal dari Yunani educate yang mengandung arti
membawa keluar sesuatu yang tersimpan dalam jiwa anak untuk dituntun
agar tumbuh dan berkembang.6 Melalui pendidikan anak-anak mampu
mengekspresikan kemampuan-kemapuan ia miliki, agar hal tersebut tidak
hanya tersimpan didalam dirinya saja.

3
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, ( putra bahari agency, Surabaya:
2016), 21
4
Djuwairiyah, dasar-dasar pendidikan, (NBS press, situbondo : 2018), 44
5
Kandiri Musrif, Ilmu Pendidikan, (perc. Assyarif:Sukorejo, 2019), 1.
6
Djuwairiyah, dasar-dasar pendidikan, (NBS press, situbondo : 2018), 44

2
Setiap kegiatan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Begitu juga
dengan sebuah Pendidikan. Penididkan sebagai sebuah usaha dasar
tentunya memiliki tujuan yang akan dirumuskan. Karena tanpa tujuan,
maka pelaksanaan pendidikan akan kehilangan arah. Sedangkan
pendidikan merupakan suatu kegiatan yang mengarah pada suatu tujuan
yang ingin dicapai oleh negara.
N.J lavergeld berpendapat bahwa tujuan umum pendidikan adalah
kedewasaan atau manusia dewasa. Yaitu manusia yang menentukan sendiri
secara mandiri atas tanggung jawab sendiri. Sedangkan Pengertian lain
tentang tujuan umum pendidikan adalah mampu melaksanakan tugas
sebagai pribadi yang utuh.7
Kualitas pendidikan suatu bangsa tergantung kepada peran seorang
pendidik. Dalam proses pembelajaran disekolah pada umumnya peran
guru sangat penting. Guru merupakan sumber daya utama dalam upaya
pengembangan peserta didik. Walaupun diera teknologi, most of student is
technology generation. So peserta didik bisa berguru pada teclonogy
seperti youtobe atau artikel, akan tetapi peran guru juga diperlukan
didalamnya untuk menuntun murid belajar melalui teknologi. Karena
Guru merupakan komponen sangat penting mempengaruhi proses
pendidikan dan merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung
dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Sebaik apapun kurikulum
pendidikan tidak akan berarti jika guru tidak memiliki basis kompetensi
yang memadai.8 Guru yang kompetitif akan menghasilkan proses dan hasil
pendidikan yang bermutu.
Banyak hadist yang mengungkap keutamaan guru. Pahala yang
dijanjikan Allah dan Rasul-Nya sangat menggiurkan. Ketika sistem rantai
penjualan yang sekarang populer dengan nama MLM (Multi Lavel
Marketing), maka sistem pahala guru juga demikian. Sebagaimana Hadist

7
Moh. Nawavil, Cornerstone of education (landasan – landasan pendidikan), (w. absolutemedia:
Yogyakarta, 2018), 95.
8
Wina sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi standart proses pendidikan, (kencana:jakarta, .
2020), 13.

3
Rasulullah saw. Barang siapa mengajak kepada kebaikan maka baginya
pahalanya seperti pahala yang diperoleh dari mereka yang mengerjakannya
tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun. Dan barang siapa
menunjukkan/mengajak kesesatan maka diapun akan mendapatkan dosa
seperti dosa yang akan ditanggung mereka yang melakukannya, tanpa
mengurangi dosanya sedikitpun.9
Guru adalah orang dewasa yang secara sadar mengarahkan
pengalaman dan tingkah laku dari individuan hingga dapat terjadi
pendidikan. Karna guru merupakan sumber inpirator dan motivator untuk
muridnya agar dapat mengukir masa depan hidup kedepannya.
Guru bukan hanya bertindak untuk menyampaikan ilmu pengetahuan
tetapi sebagai motivator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar.
Karna guru yang berkualitas akan menghasilkan peserta didik yang
berkualitas. Walaupun banayak pihak yang mengklaim guru sebagai
jabatan profesional, tetapi secara realita masih perlu klarifikasi secara
rasional dilihat dari penguasaan knowledge-base of teaching.10
Guru bukan hanya berperan sebagai guru didalam kelas juga seorang
komunikator, pendorong ( motivator) belajar. Pengembangan alat-alat
media belajar pencoba, penyusun organisasi, manajer system
pembelajaran, pembimbing baik disekolah maupun dimasyarakatdalam
hubungan dengan pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Berkat keahlian,
keterampilan dan kemampuan seninya dalam mengajar, guru mampu
memciptakan situasi belajar yang aktif, menggairahkan, penuh
kesungguhan dan mampu mendorong kretifita anak.11
Guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki pendidikan
memadai dalam bidang keilmuan dan sesuai bidang yang diajarkan. guru
bukan hanya dituntut untuk memberi ilmu penegtahuan saja. Akan tetapi

9
Erni sulastri, “Pengaruh Sertifikasi Guru Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Sma
Negeri 1 Juwana Kabupaten Pati” (SKRIPSI – Universitas negeri Semarang, 2011), 4.
10
Abdul majid, Perencanaan pembelajaran (Bandung, 2013), 4.
11
Nik haryati, pengembangan kurikulum pendidikan agama islam, (ALVABETA CV, bandung: 2011),
105

4
juga merubah sikap murid-muridnya agar lebih bermoral. Untuk
meningkatkan frofessionalitas seorang guru dalam pendidikan, memiliki
sifat dan kepribadian yang baik. Maka guru diharuskan melanjutkan
pendidikan kejenjang yang lebih focus terhadap profesinya hingga
nantinya ia akan mendapat pengakuan dari pemerintah sebagai guru
profesional yang ditunjukkan dengan sertifikat.
Sehingga dijelaskan dalam PP nomor 19 tahun 2005 tentang standart
nasional pendidikan pasal 28 disebutkan bahwa “pendidikan harus
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional”.12 Selanjutnya dengan disahkannya UU nomor
19 tahun 2005, profesionalisme guru dan sertifikasi. Melalui sertifikasi
maka dilakukan upaya standarisasi terhadap mutu pendidikan. Maka dalam
hal tersebut diharapka sertifikasi profesionalisme guru meningkat.
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk
guru atau dosen.13 Sertifikasi guru sebagai upaya meningkatkan mutu dan
kinerja guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai guru
dalam mata pelajaran yang diampu. Sertifikasi pendidik oleh guru
merupakan representasi kualitas kinerja guru sendiri. Oleh karena itu
seorang guru minimal memiliki kualifikasi akademik serendah-rendahnya
sarjana (S1) atau diploma IV, dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
tugas pokok dan sertifikasi profesi. Jika yang bersangkutan tidak memiliki
ijazah atau sertifikasi yang dipersyaratkan sebagaimana mestinya namun
memiliki keahlian khusus yang telah diakui dan diperlukan, serta dapat
diuji kelayakan sebagai guru yang keprofesionalisme maka guru tersebut
dapat diangkat sebagai pendidik setelah menempuh uji kelayakan dan
kesetaraan.
Dengan adanya program sertifikasi ini, guru diharapkan mampu
meningkatkan kualitas pendidikan. Tidak terkecuali guru bahasa inggris

12
Undang-undang RI nomor 19 tahun 2005 tentang standart nasional pendidikan
13
Siti holifah, sertifikasi guru dalam jabatan, ( SKRIPSI, fakultas tarbiyah, UIN malang: 2008), 29

5
yang disebut sebagai bahasa internasional dan wajib dipelajari oleh siswa.
Karena pelajaran tersebut sangat penting untuk masa depan siswa.
Walaupun sudah sangat lumrah jika mata pelajaran bahasa inggris
dianggap sulit dan tidak diminati bagi kebanyak siswa untuk
mempelajarinya disekolah. Sehingga dengan tersedianya program
sertifikasi diharapkan guru bahasa inggris khususnya yang telah
bersertifikasi mampu memotivasi siswa untuk lebih menyukai pelajaran
bahasa inggris.
Mengutip pendapat MC Donald “motivation is energy change within
the person characterized by affective arousal and anticipatory
goalbreaction”. Dari kutipan tersebut bisa disimpulkan bahwa adanya
motivasi belajar dalam diri seorang murid sangat berperan penting
terhadap masa depan murid tersebut. Karena tanpa adanya dorongan
motivasi dari dalam dirinya sendiri, ia akan kesulitan menerima motivasi
dari orang lain, hal tersebut akan menghambat proses pembelajarannya
juga.
Pendidikan yang berhasil akan menciptakan perilaku baik
dimasyarakat nantinya. Maka baik diakui atau tidak guru memiliki
pengaruh luar biasa terhadap perkembangan belajar siswa. Karena guru
juga diibaratkan motivator dan pembimbing perjalananbagi siswa. Oleh
karena itu seorang pendidik harus mampu menumbuhkan motivasi belajar
siswa. Akan tetapi seorang guru sebelum memotifasi siswa harus
memotivasi dirinya sendiri. Karena guru yang bahagia akan menciptakan
siswa dan keadaan kelas yang nyaman dan tentunya semangat untuk
belajar. Untuk memotivasi belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh guru
akan tetapi faktor tempat belajar juga mempengaruhi motivasi belajar
siswa agar siswa tidak merasa bosan dan nyaman menerima pelajaran.
Konten penelitian ini berada di sekolah SMK sekecamatan
Wongsorejo kabupaten Banyuwangi. Problem ditempat tersebut sebab latar
belakang sumber daya manusia yang mayoritas orang-orang Madura dan
jarang sekali anak-anak yang memiliki pengetahuan luas menegnai bahasa

6
inggris. Maka hal tersebut menjadi tantangan untuk guru bersertifikasi
yang mengajar didaerah tersebut.
B. Identifikasi dan pembatasan masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, terdapat beberapa
persoalan yang penting untuk dibahas dalam penelitian ini, yaitu :
a. Belum diketahuinya peran guru bersertifikasi terhadap motivasi
belajar bahasa inggris siswa
b. Belum diketahuinya pengaruh guru bersertifikasi terhadap motivasi
belajar bahasa inggris siswa
c. Minimnya murid yang paham mengenai pelajaran Bahasa inggris
d. Kurangnya fasilitas pembelajaran untuk siswa
2. Pembatasan masalah
Banyaknya permasalah yang ada, maka peneliti perlu membatasi
permasalahan yang akan diteliti dan fokus terhadap :
a. Belum diketahuinya pengaruh guru bersertifikasi terhadap motivasi
belajar bahasa inggris siswa dipesisir pantai
b. Belum diketahuinya seberapa besar pengaruh guru bersertifikasi
terhadap motivasi belajar bahasa inggris siswa dipesisir pantai.
C. Rumusan masalah
1. bagaimana pengaruh guru bersertifikasi terhadap motivasi belajar
bahasa inggris siswa dipesisir pantai ?
2. seberapa besar pengaruh guru bersertifikasi terhadap motivasi
belajar bahasa inggris siswa dipesisir pantai ?
D. Tujuan dan kegunaan penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tersebut adalah :
a. Mampu mengetahui pengaruh guru bersertifikasi terhadap
motivasi belajar bahasa inggris siswa dipesisir pantai
b. Mampu mengetahui seberapa besar pengaruh guru bersertifikasi
terhadap motivasi belajar bahasa inggris siswa dipesisir pantai

7
2. Kegunaan penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada manfaat serta
kegunaan yang dapat diambil semua pihak berkepentingan. Adapun
manfaat serta kegunaan yang dapat diperoleh dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Agar dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya
tentang seorang guru bersertifikasi
b. Bagi praktisi dapat dijadikan gambaran, bagaimana pengaruh guru
bersertifikasi dalam memotivasi belajar bahasa inggris siswa
c. Bagi civitas sekolah, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai tambahan pengetahuan dan masukan yang dapat
dimanfaatkan bagi guru yang telah bersertifikasi
d. Bagi Universitas ibrahimy, Khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan
Khumaniora untuk memperluas wacana tentang guru bersertifikasi
dalam memotivasi belajar bahasa inggris siswa
e. Bagi guru yang bersertifikasi, agar mampu menjadi motivator dan
fasilitator untuk siswa yang memang haus akan pendidikan.
E. Kajian penelitian terdahulu
1. Karya tulis ilmiah berupa skripsi dengan judul “pengaruh sertifikasi
terhadap kinerja SMA Negeri di kabupaten Sleman” yang ditulis oleh
Nur Baeti pada tahun 2015 mahasiswa prodi pendidik ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta. Pada skripsi ini menjelas bahwa
sertifikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru
SMA Negeri di kabupaten Sleman hal ini ditunjukkan dengan
koefisien 10,362 dan critical ratio 4,812. Persamaan yang dimiliki
skripsi dengan penelitian peneliti adalah terletak pada konten
penelitian yang sama-sama mencoba mengetahui pengaruh variabel
independen (sertifikasi). Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada
variabel dependen (kinerja guru) kontek tempat yang diteliti dan
korespondennya.

8
2. Karya tulis ilmiah berupa skripsi dengan judul “pengaruh sertifikasi
dan motivasi kerja terhadap kinerja guru SMA Negeri Juwana
kabupaten Pati” yang ditulis oleh Enni sulastri pada tahun 2011
mahasiswa prodi Pendidik Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Pada skripsi ini menjelas bahwa sertifikasi guru dan motivasi kerja
berpengaruh positive dan signifikan terhadap kinerja guru SMA Negeri
Juwana kabupaten Pati. Persamaan yang dimiliki skripsi dengan
penelitian peneliti adalah terletak pada konten penelitian yang sama-
sama mencoba mengetahui pengaruh variabel independen X 1
(sertifikasi guru). Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada
variabel dependen X2 (motivasi kerja) variabel dependen Y (kinerja
guru) dan konten yang ditempati.
3. Karya tulis ilmiah berupa skripsi dengan judul “pengaruh
profesionalitas guru terhadap motivasi belajar para siswa SMP
tarakanita Solo Baru Grogol Sukoharjo” yang ditulis oleh Hania
manahen pada tahun 2010 mahasiswa prodi Ilmu Pendidikan
Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Pada skripsi ini menjelas bahwa profesionalitas guru
terhadap motivasi belajar berpengaruh positive dan signifikan terhadap
para siswa SMP tarakanita Solo Baru Grogol Sukoharjo. Persamaan
yang dimiliki skripsi dengan penelitian peneliti adalah terletak pada
konten penelitian yang sama-sama mencoba mengetahui pengaruh
variabel independen (sertifikasi). Sedangkan perbedaannya adalah
terletak pada variabel independen X 1 (profesionalitas guru) dan konten
tempat.
4. Karya tulis ilmiah berupa skripsi dengan judul “Pengaruh Sertifikasi
Guru Terhadap Komitmen Guru Dan Kepuasan Kerja Guru Sekolah
Dasar Di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta “. Yang ditulis oleh
yona febriana pada tahun 2016 maha siswa prodi Manajemen
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan. Pada skripsi ini menjelas bahwa
sertifikasi guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen

9
Guru Dan Kepuasan Kerja Guru Sekolah Dasar Di Kecamatan
Umbulharjo Kota Yogyakarta dengan hasil data nilai (F statistik =
12,841, nilai P = 0,000. Persamaan yang dimiliki skripsi dengan
penelitian peneliti adalah terletak pada konten penelitian yang sama-
sama mencoba mengetahui pengaruh variabel independen ( sertifikasi
guru). Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada variabel
dependen (komitmen guru dan kepuasan kerja guru) beserta objek dan
konten tempat yang diteliti.
Tabel .1 kajian terdahulu

Nama dan judul Persamaan Perbedaan


1. Nur baeti Persamaan penelitian Perbedaannya
(2015) ini dengan peneliti penelitian ini dengan
pengaruh adalah terletak pada peneliti adalah
sertifikasi konten penelitian terletak pada variabel
terhadap yang sama-sama dependen (kinerja
kinerja mencoba mengetahui guru) kontek tempat
SMA pengaruh variabel yang diteliti dan
Negeri di independen korespondennya.
kabupaten (sertifikasi)
Sleman
2. Enni Persamaan penelitian Perbedaannya
sulastri ini dengan peneliti penelitian ini dengan
(2011) adalah terletak pada peneliti adalah
pengaruh konten penelitian terletak pada variabel
sertifikasi yang sama-sama dependen X2 (motivasi
dan mencoba mengetahui kerja) variabel
motivasi pengaruh variabel dependen Y (kinerja
kerja independen X1 guru) dan konten yang
terhadap (sertifikasi guru) ditempati
kinerja guru

10
SMA
Negeri
Juwana
kabupaten
Pati
3. Hania Persamaan penelitian Perbedaannya
manahen ini dengan peneliti penelitian ini dengan
(2010) adalah terletak pada peneliti adalah
pengaruh konten penelitian variabel independen
profesionali yang sama-sama X1 (profesionalitas
tas guru mencoba mengetahui guru) dan konten
terhadap pengaruh variabel tempat penelitian
motivasi dependen Y1
belajar para (motivasi belajar)
siswa SMP
tarakanita
Solo Baru
Grogol
Sukoharjo
4. Yona febria Persamaan yang perbedaannya adalah
(2016) dimiliki skripsi terletak pada variabel
Pengaruh dengan penelitian dependen (komitmen
Sertifikasi peneliti adalah guru dan kepuasan
Guru terletak pada konten kerja guru) beserta
Terhadap penelitian yang objek dan konten
Komitmen sama-sama mencoba tempat yang diteliti.
Guru Dan mengetahui
Kepuasan pengaruh variabel
Kerja Guru independen
Sekolah ( sertifikasi guru).
Dasar Di

11
Kecamatan
Umbulharjo
Kota
Yogyakarta

F. Kerangka teori
1. Sertifikasi Guru
a. Pengertian sertifikasi Guru
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya
bergantung kepada seorang pendidik (guru) karena guru merupakan
komponen yang menjadi tolak ukur penentu dalam sistem
pendidikan. Dengan demikian, bahwa guru yang berkualitas akan
menciptakan peserta didik yang berkualitas. Karena guru
merupakan komponen paling berpengaruh terhadap terciptanya
proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, pemerintah memberikan sebuah
tunjangan baru kepada tenaga pendidik melalui sertifikasi
guru.sertifikasi sebagai upaya pemerintah yang mencoba
memperlakukan guru, baik negara maupun swasta secara adil. 14
Sehingga pemerintah berharap seorang guru memiliki kemampuan
profesional dan terus melakukan peningkatan kualitas
pendidikannya.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen pasal 8 dijelaskan bahwa “guru wajib
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.15
Istilah sertifikasi dalam makna kamus berarti surat keterangan
dari lembaga yang berwenang dan diberikan kepada jenis profesi
14
ST. Kontono, Sekolah bukan pasar, (PT. Gramedia; jakarta, 2009), 98.
15
Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen

12
dan sekaligus pernyataan (lisersi) terhadap kelayakan profesi untuk
melaksanakan tugas. Sertifikasi pendidik hanya akan diberikan
kepada guru dan dosen yang telah memenuhi persyaratan. Karena
secara umum srtifikasi guru merupakan sebuah prosedur untuk
menentukan kelayakan seorang calon guru mendapat izin dan
berwenang untuk menanggapi. Dalam UU RI nomor 20 thn 2003
tentang SISDIKNAS dan PPRI tahun 2015 pada pasal 61
dijelaskan bahwa “sertifikat kompetensi diberikan oleh
penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan peserta didik dan
warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk
melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau
lembaga sertifikasi”.16
Pengertian sertifikasi juga telah dituangkan pada undang-
undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang
dikutip dalam beberapa pasal berikut ini :
1) Pasal 1 butir 11 : sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat
terhadap guru dan dosen.
2) Pasal 8 : pendidikan harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
3) Pasal 11 butir 1 : sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal
8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.
4) Pasal 16 : guru yang memiliki sertifikat pendidik memperoleh
tunjangan profesi sebagai satu kali gaji, guru negeri maupun
swasta dibayar pemerintah.
5) Dengan demikian, dari beberpa kutipan diatas dapat
disimpulkan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian

16
Undang-Undang RI nomor 20 thn 2003 tentang SISDIKNAS dan PPRI tahun 2015, (citra
umbara: bandung, 2017) hal. 30.

13
sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi
persyaratan tertentu, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak.17
b. Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru
Dasar utama pelaksanaan sertifikasi adalah Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang
disahkan tanggal 30 Desember 2005.
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagai upaya
meningkatkan frofessional guru tidak diselenggarakan Cuma-
Cuma melainkan hal tersebut diselenggarakan berdasarkan
landasan hukum, yaitu sebagai berikut:
1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional
2) Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen
3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
4) Peraturan pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 Tentang
Guru
5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.18
c. Tujuan sertifikasi guru
Undang-undang guru dan dosen menyatakan bahwasanya
sertifikasi adalah sebagian dari peningkatan dari mutu guru dan
peningkatan kesejahteraan. Oleh karena itu, melalui sertikikasi ini
diharapkan guru menjadi pendidik yang profesional.

17
Siti zulaikha, Peranan guru PAI tersertifikasi dalam meningkatkan strategi pembelajaran
(SKRIPSI-IAII situbondo, 2011), 12.
18
KEMENDIKBUD, sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2012, (Jakarta, 2012 ),2

14
Menurut Wibowo dalam E. Mulyasa (2005) mengungkapkan
bahwa, tujuan sertifikasi guru adalah :
1) Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan
2) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak
kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga
kependidikan
3) Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara
pendidikan, dengan menyediakan rambu-rambu dan instrumen
untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten.
4) Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan
tenaga kependidikan.19
d. Manfaat sertifikasi guru
sertifikasi pendidikan dan tenaga kependidikan mempunyai
manfaat sebagai berikut:
1) Pengawasan Mutu
a) Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan
menentukan seperangkat kompetensi yang bersifat unik.
b) Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi
untuk mengembangkan tingkat kompetensinya secara
berkelanjutan.
c) Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi,
baik pada waktu awal masuk organisasi profesi maupun
pengembangan karier selanjutnya.
d) Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang
lebih bermutu maupun usaha belajar secara mandiri untuk
mencapai peningkatan profesionalisme.
2) Penjamin Mutu
a. Adanya proses pengembangan profesionalisme dan
evaluasi terhadap kinerja praktisi akan menimbulkan

19
Imam wahyudi, Mengejar profesionalisme guru, (Prestasi pustaka;jakarta, 2012), 133.

15
persepsi masyarakat dan pemerintah lebih baik terhadap
organisasi profesi beserta anggotanya.
b. Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi
para pelanggan/pengguna yang ingin memperkerjakan
orang dalam bidang keahlian dan keterampilan tertentu.
c. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwasanya melalui
sertifikasi ini terdapat kepastian tentang status profesional
seorang guru dan menunjukkan bahwa pemegang sertifikat
memiliki kemampuan dalam memberikan layanan
profesional kepada masyarakat dan mampu mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.20
e. Prinsip sertifikasi guru
Menurut KEMENDIKBUD, bahwa pelaksanaan sertifikasi guru
berdasarkan prinsip sebagai berikut:
1. Dilaksanakan secara objektif, transaran, dan akuntabel. Semua
peserta sertifikasi guru ditetapkan bedasarkan urutan usia, masa
kerja, dan pangkat yang dimiliki, sehingga guru yang memiliki
rangking atas mendapatkan prioritas lebih awal dibandingkan
dengan rangking bawah. Objektif, yakni mengacu pada kriteria
pseserta yang telah ditetapkan. Transparan, yakni, Proses dan
hasil penetapan peserta dialkukan secara terbuka, hingga hal
tersebut dapat diketahui semua pihak. Sedangkan akuntebel,
yakni proses dan hasil penetapan sertifikasi guru dapat
dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan
pendidikan secara administrative, finansial dan akademik.
2. berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan nasional
melalui peningkatan mutu guru dan kesejahteraan guru.
Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam
meningkatkan mutu guru dan Guru yang telah lulus uji
20
Yona febriana, Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Komitmen Guru Dan Kepuasan
Kerja Guru Sekolah Dasar Di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta, ( Malang, 2016), 22.

16
sertifikasi guru akan benkontribusi terhadap peningkatan mutu
pendidikan.21
3. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Program sertifikasi guru dilaksanakan dalam rangka memenuhi
amanat Udang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis. Agar
pelaksanaan program sertifikai dapat berjalan dengan efektif
dan efisien, harus dirncanakan secara matang dan sistematis.22
A. Guru
1. Pengertian guru
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.23
Profesi guru dihubungkan dengan kualitas manusia yang ia
dibentuk. Dengan demikian, kepiawaian guru menjadi hal yang
utama dalam menentukan kualitasnya. Akan tetapi pada
kenyataanya guru hanyalah sebagai formalitas pekerjaan saja.
Karena ada banyak guru di Negara indonesia yang tidak
profesional. Sehingga menjadi tantangan bagi guru untuk
mampu menjaga kualitas diri dalam mengajar dengan terus
meningkatkan diri dalam wawasan maupun teknonologi.

21
KEMENDIKBUD, Sertifikais guru dalam jabatan tahun 2015 buku 1 pedoman penetapan peserta,
(Jakarta, 2015), 8
22
Nur baeti, pengaruh sertifikasi terhadap kinerja SMA Negeri di kabupaten Sleman. ( SKRIPSI-
universitas Yogyakarta, 2015), 41.
23
Edukasi, jurnal penelitian pendidikan agama dan keagamaan, volume 13, momor 3, 2015, 449

17
Menurut sardiman, Guru adalah salah satu komponen
manusiawi dalam proses belajar mengajar. Yang ikut berperan
dalam usaha pembentukan SDM yang potensial di bidang
pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah
satu unsur di bidang kependidikan harus berperan secara aktif
dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
profesional,sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin
berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada
setiap diri guru terletak tanggung jawab untuk membawa para
siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan
tertentu. Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sekedar
“pengaja” yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga
sebagai “pendidik” yang melakukan transfer of values dan
sekaligus sebagai “pembimbing” yang memberikan pengarahan
dan menuntun siswa dalam belajar. Berkaitan dengan ini,
sebenarnya guru memiliki peran yang unik dan sangat
kompleks di dalam proses belajar mengajar, dalam usaha untuk
mengantarkan peserta didik ke taraf yang dicita-citakan. Oleh
karena itu, setiap rencana kegiatan guru harus didudukkan dan
dibenarkan semata mata demi kepntingan anak didik, sesuai
dengan profesi dan tanggung jawabnya.24
Upaya mendidik, membimbing, mengajar dan melatih anak
didik bukan suatu hal yang mudah dan gampang. Pekerjaan ini
membutuhkan pengalaman yang banyak dan keseriusan.
Disana-sini masih juga terdapat kejanggalan dan kekurangan,
seorang guru berupaya mengurangi sedikit mungkin
kekurangan dan kesalahan didalam mengemban tugas sebagai
pendidik, pepatah mengatakan pengalaman adalah guru yang
paling baik.25
24
Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar-mengajar, (PT. Grajagrafindo; jakarta, 2012), 125.
25
M.Martiris yamin, Professionalisasi guru dan implementasi, (Agung persada press:jakarta,
2008), 49.

18
2. Peran guru
Peran guru ialah keterlibatan aktif seorang dalam suatu
proses kerja dalam proses penampilan itu ia tampil sebagai
sesuatu yang dimainkan. Peter F. Oliver mengemukakan
beberapa peran guru sebagai berikut :
1) Guru sebagai penceramah. Memang tugas guru sebagai
penyampai informasi. Guru juga disebut sebagai
penceramah zaman
2) Guru sebagai orang sumber (resourse person). Guru
dianggap sebagai manusia sumber. Melalui guru dan dari
guru pengetahuan disampaikan kepada anak didik.
3) Guru sebagai fasilitator. Ia menyediakan berbagai
lingkungan untuk belajar, memperlengkap bebbagai sumber
yang membantu siswa untuk dapat belajar.
4) Guru sebagai konselor. Ia membantu siswa memberi nasihat
memberanikan siswa, mendengar keluhan dan
menciptakansuasana belajar siswa, menyuruh memecahkan
persoalan dirinya sendiri.
5) Guru sebagai pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok
yang menstimulir gejala-gejala untuk belajar bersama dalam
kelompok belajar, memandang gejala-gejala sehingga
semua berpartisipasi bersama.
6) Guru sebagai tutor. Ia menolong seorang demi orang
berbagai nmacam cara.
7) Guru sebagi manajer. Yang menyajikan pelayanan media
belajar yang disediakan.
8) Guru sebagai penyusun program yang berperan merancang
pelajaran siswa.
9) Guru dapat juga berperan sebagai manipulator. Ia yang
mampu mengubah lingkungan belajar.26

26
Piet, ida aleida sahertian, supervisi pendidikan (PT. Rineka cipta: jakarta, 1992), 36.

19
3. Tugas guru
Jabatan pengajar memiliki banyak tugas, baik yang terikat
dinas maupun diluar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas
guru tidak hanya sebagai suatu profesi tetapi juga sebagai
suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan.
Dalam UU RI nomor 20 thn 2003 tentang SISDIKNAS dan
PPRI tahun 2015 pada pasal 171 ayat 2 dijelaskan bahwa “
pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : guru sebagaimana
guru professional mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.27
Tugas guru dalam tugas kemanusiaan tidak bisa diabaikan
karena guru harus terlibat dikehidupan masyarakat dengan
interaksi sosial. Guru harus menanamkan nilai-nilai
kemanusiaan, dengan begitu anak didik bisa mempunyai sifat
kesetiakawanan sosial. Sedangkan tugas guru dalam bidang
kemasyarakatan yaitu dikarenakan masyarakat menempatkan
pengajar pada tempat yang lebih terhormat dilingkungannya
karena seorang pengajar diharapkan masyarakat dapat
memperoleh ilmu pengetahuan.
Dalam proses pembelajaran, pengajar mempunyai tugas
untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajara
bagi pembelajar untuk mencapai tujuan. Pengajar mempuntyai
tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi
dalam kelas dalam rangka membantu proses perkembangan
pembelajar.28

27
Undang-Undang RI nomor 20 thn 2003 tentang SISDIKNAS dan PPRI tahun 2015, (citra
umbara: bandung, 2017), 379.
28
Iskandarwassid & dadang sunendar, strategi pembelajaran bahasa, (PT. Remaja rosdakarya
offset, 2009), 158.

20
Dengan demikian sangat jelas sekali bahwasanya tugas
guru tidaklah mudah. Dalam proses pembelajaran guru tidak
terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan saja, melainkan
lebih dari itu ia bertanggung jawab akan keseluruhan
perkembangan kepribadian peserta didik. Seorang guru tanpa
keinginan yang kuat serta keihklasan, tidak akan mampuy
melaksanakan dengan baik dan benar.29
4. Kompetensi guru
Dalam standart nasional pendidikan, memjelaskan pasal 28
ayat (3) bahwa “ kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing
peserta didik memenuhi standart kompetensi yang ditetapkan
dalam standart nasional pendidikan. Dalam pengertian tersebut
dijelaskan bahwa seorang guru haarus mempunyai kemampuan
professional agar dapat melaksanakan tugasnya sebaik
mungkin. Guru yang dinilai kompeten secara professional,
apabila :
a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab
dengan sebaik-baiknya
b. Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya
secara berhasil
c. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai
tujuan pendidikan sekolah
d. Guru tersebut mampu melaksanakan perannya dalam
proses belajar mengajar didalam kelas30
Dari pemaparan diatas, dapat diketahui bahwa keempat
kompetensi tersebut sangat diperlukan dan harus dimiliki

29
Siti zulaikha, Peranan guru PAI tersertifikasi dalam meningkatkan strategi
pembelajaran, (Perc. Assyarif; sukorejo, 2011), 26.

30
Ibid, 28.

21
seorang guru. Tanpa adanya salah satu dari kompetensi tersebut
guru tidak akan mampu melaksanakan tugasnya.
B. Motivasi
1. Pengertian motivasi
Pendidikan sangatlah penting bagi semua manusia dari
anak yang masih diusia dini maupun orang dewasa, Meskipun
kita sudah dewasa pun pendidikan itu masih harus kita pelajari.
Sehingga pendidikan yang berhasil akan menciptakan perilaku
yang baik di masyarakat kelak. Guru juga diibaratkan
motivator dengan pembimbing perjalanan. Proses belajar akan
berhasil apabila siswa memiliki motivasi dalam belajar. Oleh
karena itu seorang pendidik harus mampu menumbuhkan
motivasi dalam belajar.
Kata “motif” diartikan sebagai upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu
tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi
intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktyif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu,
terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
dirasakan/mendesak.31
Mengenai pembahasan tersebut MCDonald berpendapat
bahwa “ motiovasi is a energy change with in the person
characterized by effective arousal and anticipatory goal
reachiors”. Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan
reaksi untuk mencapai tujuan.32

31
Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar-mengajar (PT. Grajagrafindo; jakarta, 2012), 73.
32
Oemar hamalik, psikologi belajar dan mengajar (sinar baru algensindo: bandung, 2010), 173.

22
Guru yang bahagia akan melahirkan peserta-peserta didik
yang bahagia pula. Memotivasi diri sendiri merupakan salah
satu bagian penting untuk menuju guru yang bahagia. Menjadi
guru merupakan profesi yang mulia dan Tuhan pasti
memuliakan orang-orang yang mulia.
2. Fungsi motivasi dalam pembelajaran
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing
pihak sebenarnya dilatarbelakangi oleh sesuatu atau yang
secara umum dinamakan motifasi. Motivasi inilah yang
mendorong mereka untuk melakukan suatu kegiatan. Dengan
demikian, motivasi memengaruhi adanya kegiatan.
Sehubungan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi :
1. Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan
2. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-
perbuatan apa yang aharus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisishkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
3. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang
hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat diberikan
arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuan.33
Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain, motivasi dapat
berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.
Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi.
Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan
hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang
tekun dan terutama disadari adanya motivasi, maka seseorang
yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

33
Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar-mengajar (PT. Grajagrafindo; jakarta, 2012), 85.

23
Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajar
3. Macam-macam motivasi
Menurut Sardiman dan Syarifan Nurjan, bahwa Motivasi
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian,
motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi.
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a. Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang
dibawa sejak lahir, jadi motivasi ini tanpa dipelajari. Sebagian
contoh misalnya : dorongan untuk makan, minum, brekerja
beristirahat.
b. Motif-motif yang sering dipelari
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai
contohnya: dorongan untuk belajar suatu ilmu pengetahuan,
dorongan untuk mengajar sesuatu didalam masyarakat. Motif-
motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang
diisyaratkan secara sosial.
2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan
Marquis
a. Motif dan kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan
untuk makan dan minum.
b. Motif-motif darurat. Motivasi ini timbul karena rangsangan.,
meliputi misalnya: dorongan untuk menyelamatkan diri
c. Motif-motif objektif. Motif ini muncul karena dorongan untuk
dapat menghadapi dunia luar secara efektif.
3. Motivasi jasmani dan rohani
Yang termasuk motivasi jasmani misalnya: refleks, insting,
otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah
yaitu seperti: kemauan.34

34
Ibid, 87

24
4. Motivasi intrinsik dan ektrinsik
a. Motivasi intrinsik
Motif-motif yang dapat berfungsi tanpa harus dirangsang dari
luar. Seseorang ingin melakukan hal tersebut karna memang ia
ingin melakukan.
b. Motivasi ektrinsik
Motif-motif yang dapat berfungsi karena ada perangsang dari
luar. Misalnya, seseorang mendapatkan sesuatu karena ingin
mendapatkan upah.35
Didalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi intrinsik
dan ektrinsik sangat diperlukan. Melalui motivasi siswa dapat
mengembangkan aktivitas yang ia lakukan dan dapat mengarahkan
serta memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

4. Bentuk-bentuk motivasi disekolah


Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi
dalam kegiatan belajar mengajar disekolah, menurut Saridaman
bentuk- bentuk motivasi diantaranya :
1. Memberi angka
Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan
motivasi yang sangat kuat.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak
sealu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan,
mungkin tidak akan menarik bagin sesesorang yang tidak
senang dengan pekerjaan tersebut.
3. Saingan/kompetisi
Hal tersebut dapat digunakan untuk mendorong motivasi
siswa lebih giat dalam belajar

35
Syarifan nurjan, psikologi belajar, (ponorogo: wade group, 2016),154

25
4. Ego-involvement. Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar
merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan
harga diri.
5. Memberi ulangan para siswa akan giat belajar jika mengetahui
akan ada ulangan. Hal itu akan memotivasi siswa untuk giat
belajar. Akan tetapi tidak diperkenankan memberi ulangan
terus menerus karena bisa membosankan
6. Mengetahui hasil
dengan mengetahui hasil, apalagi diketahui terjadi
kemajuan, akan mendorong siswauntuk lebih giat belajar
7. Pujian
pujian adalah bentuk reinforcement yang positive dan
sekaligus merupakan motivasi yang baik
8. Hukuman
hukuman sebagai reiforcement yang negatif tetapi kalau
diberikan secara bijak dan tepat bisa menjadi alat motivasi
untuk siswa
9. Hasrat untuk belajar
hasrat untuk belajar berrti pada diri anak didik itu memang
ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu
hasilnya akan lebih baik
10. Tujuan
yang diakui hal ini merupakan motivasi yang paling
penting untuk siswa. Sebab dengan memahami tujuan yang
harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan
menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.36
5. Motivasi belajar bahasa inggris
Dalam konteks pembelajaran Bahasa Inggris yang notabennya
sebagai bahasa asing, motivasi sangat memegang peranan penting

36
Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar-mengajar (PT. Grajagrafindo; jakarta, 2012), 91.

26
terutama dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran itu
sendiri. Dalam hal ini, adanya motivasi memberikan energi positif
dan kemauan siswa untuk mencapai keberhasilan terhadap apa
yang sedang mereka pelajari. Sementara itu Ellis (2013)
menyatakan bahwa motivasi dalam belajar Bahasa Inggris tidak
dapat terlepas dari dua hal, yaitu sikap dan kondisi afektif pelajar
yang secara langsung dapat berpengaruh pada usaha yang
dilakukan siswa dalam mempelajari bahasa asing. Sikap dan
kondisi afektif ini merupakan faktor penggerak yang mendorong
siswa untuk memberikan usaha lebih dalam belajar, sehingga
tujuan belajar Bahasa Inggris dapat tercapai. Hal ini senada dengan
yang dikemukakan Bernaus dan Gardner yang menyatakan bahwa
ada dua fungsi motivasi dalam belajar, yaitu fungsi integratif dan
fungsi instrumental. Motivasi integratif adalah motivasi yang dapat
memberikan dorongan kepada seseorang untuk mempelajari suatu
bahasa karena adanya keinginan untuk berkomunikasi dengan
masyarakat penutur bahasa itu atau menjadi anggota masyarakat
bahasa tersebut. Sedangkan motivasi instrumental adalah jenis
motivasi yang dapat mendorong seseorang agar memiliki kemauan
untuk bahasa tesebut dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat;
misalnya, untuk mendapat pekerjaan atau hal lainnnya. Dengan
demikian, adanya motivasi merupakan hal positif yang harus
dipunyai oleh siswa dalam belajar sehingga tujuan dan target
belajar dapat tercapai.37
Berdasarkan teori-teori diatas maka indikator konsep pada
bagan dibawah ini :
Indicators : Indicators :

 TheTeacher
quality of  Advisers
Motivation (Y)
certification
education (X)  Changes in energy

37  Funtionalism and  Learning education


Ema Dauyah, Yulinar, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Bahasa Inggris
Mahasiswanon-Pendidikanteaching
Bahasa Inggris”  Abulyatama,
(JURNAL - Universitas
competence Energy positive
Aceh
Besar,2018), 102.
 Increased teacher well  Student success factor
 Ensure the quality27
of
education
 Certificate of educate
Gambar 1.1 kerangka konseptual

G. Hipotesis
Seringkali ditemukan pada beberapa skripsi ,peneliti tidak
memecahkan permasalahannya hanya menggunakan dengan sekali jalan.
Permasalahan ini akan diselesaikan segi demi segi dengan cara
mengajukan pertanyaan untuk tiap-tiap segi dan mencari jawabannya
melalui penelitian yang dilakukan.
Sehubungan dengan pembatasan pengertian tersebut maka
hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.38
Berikut ini hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini :
1. Hipotesis alternatif (Ha)
Terdapat pengaruh guru bersertifikasi terhadap motivasi belajar bahasa
inggris siswa
2. Hipotesis alternatif (H0)

38
Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, ( rineka cipta: jakarta, 2010),
110.

28
Tidak terdapatnya pengaruh guru bersertifikasi terhadap motivasi
belajar bahasa inggris siswa
H. Metode penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapat data dengan tujuan kegunaan tertentu. Pencarian ilmiah adalah
suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan dengan menggunakan
metode=metode yang diorganisasikan secara sistematis dalam
mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data.39
Dalam melakukan penelitian untuk menggunakan metode-metode
tertentu, dan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian
ini, kaitannya dengan metode penelitian yang akan digunakan. Beberapa
hal tersebut adalah:
1. Jenis penelitian
Adapun jenis penelitian ini ialah berjenis kuantitatif digunakan
untuk menganalisis data secara statistik. Variabel yang diangkat dalam
penelitian ini meliputi variabel independen (X) dan variabel dependen
(Y). Variabel independen dalam penelitian ini adalah sertifikasi guru
dan variabel dependen motivasi belajar.
2. Deskripsi data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari responden
melalui kuesioner, kelompok fokus dan panel atau juga data hasil
wawancara peneliti dengan narasumber. Data yang diperoleh dari
data primer ini harus diolah lagi. Sumber data yang langsung
memberikan kepada pengumpul data.
b. Data sekunder

39
Endang widi winarti, teori dan praktik penelitian kuantitatif, kualitatlif PTK, R&D, (bumi
perkasa: jakarta, 2018), 4.

29
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan, buku-
buku sebagai teori, artikel, majalah serta lainnya. Data yang
diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi. Karena
sebagai sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data.40
3. Populasi dan sampel
a. Populasi
Populasi ialah keseluruhan subjek penelitian apabila sesesorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitriannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya
juga disebut studi sensus.
Didalam encyclopedia of educational evaluation tertulis “a
population is a set cor collection of all element prossesing one or more
atributes of interest”.41
Populasi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa SMK
Sunan Kalijaga Wongsorejo Banyuwangi yang berjumlah sebanyak 100
orang.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi itu besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Misalnya ada
pembatasan dana, tenaga, dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu.42
Penentuan ukuran sampel dilakukan melalui rumus yamane sebagai
berikut :

N
n=
2
40 1+N
V.Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (e) Dan Ekonomi (Yogyakarta:
Bisnis
Pustakabarupress, 2015), 89.
41
Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, ( rineka cipta: jakarta, 2010),
173
42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan RND (Bandung: Alfabeta,
2016), 81

30
Keterangan :
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : tingkat presisi

n = N
1 + N (e)2

= 35

1+ 35 (0,05)2

= 35

1+ 35 (0,0025)

= 35

1+ 0, 087

= 35 = 32,198

1,087

Maka hasil tersebut dibulatkan menjadi 33. Jadi, jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 33.

4. Instrumen peneliatian
Instrumen penelitian ini instrumen yang digunakan untuk masing-
masing indikator untuk variabel dalam mengetahui pengaruh guru
bersertifikasi terhadap motivasi belajar bahasa inggris siswa. digunakan
pengukuran berbentuk skala guttman, skala pengukuran dengan tipe ini
akan mendapatakan jawaban yang tegas. Penelitiapn dengan menggunakan
skala guttman dilakukan bila ingin dapat jawaban yang tegas terhadap

31
suatu permasalahan yang ditanyakan, yaitu dengan menggukan alternative
jawaban “ya”-“tidak”, “benar”-“salah”, “pernah”-“tidak pernah”, dll.
Skala guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga
dapat dibuat dalam bentuk checklist.
Tabel. 2 kisi-kisi instrumen

Variabel Indikator No. Pertanyaan


penelitian

Guru  Kualitas pendidikan 1


bersertifikasi  Fungsionalisme dan kompetensi 2
(X) guru 3
 Peningkatan kesejahteraan guru 4
 Menjamin mutu pendidikan 5
 Sertifikat pendidikan

Motivasi (Y)  Pembimbing 6


 Perubahan energi 7
 Ketekunan belajar 8
 Energy positive 9
 Faktor keberhasilan siswa 10

5. Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang utama dalam
memperoleh data.43 Beberapa teknik pengumpulan data antara lain:
a. Observasi
Observasi merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh
peneliti terhadap suatu proses objek dengan tujuan memahami
pengetahuan dan gagasan yang diketahui sebelumnya.44 Sehingga dalam
penelitian ini, kegiatan observasi dilakukan dengan melakukan
pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian yang dibutuhkan untuk
memperoleh data objektif.

43
Ibid., 90.
44
Hendri Tanjung, dkk, Metodelogi Penelitian Ekonomi (Jakarta: Gramata Publishing, 2005), 93.

32
Metode observasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang
pengaruh guru bersertifikasi terhadap motivasi belajar bahasa inggris
siswa.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data apabila ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responder yang lebih mendalam dan jumlah respondernya sedikit. Dan
melalui teknik ini peneliti akan memperoleh tambahan data, mengenai
objek yang akan diteliti.
Inti dari metode wawancara ini bahwa disetiap penggunaan metode
selalu ada bebeerapa pewawancara, responder, materi wawncara dan
pedoman wawancara.45
c. Dokumentasi

Dokumentasi pada penelitian ini dokumentasi dilakukan untuk


pengumpulan data yang berhubungan dengan objek penelitian tentang
lembaga yang diteliti oleh penulis dan beberapa informasi tentang Smk
Sunan Kalijaga Wongsorejo Banyuwangi khususnya mengenai
Pengaruh Guru Bersertifikasi Terhadap Motivasi Belajar Bahasa Inggris
Siswa dan fakta yang terjadi dilapangan mengenai tujuan penelitian.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang guru dan


jumlah siswa serta hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian
yang ada dalam dokumentasi.
d. Kuesioner
Kuesioner ini merupakan beberapa pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

45
Burhan bungin, metode penelitian kuantitif, (kencana: jakarta, 2005), 136.

33
diharapkan dari responden. Pengumpulan data yang efisien bila peneliti
tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden.46
Metode kusioner ini digunakan untuk memperoleh data tentang
pengaruh guru bersertifikasi terhadap motivasi belajar bahasa inggris
siswa.
6. Uji normalitas data
Uji normalitas data adalah data yang dapat digunakan untuk
mengetahui normal atau tidaknya data penelitian distribusi.
a. Uji validitas
Uji validitas instrument adalah suatu alat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa pertanyaan yang terdapat dalam instrument
benar-benar menggambarkan variable yang diukur47 kevalidan atau
tidaknya.
Rumus statistic yang dipakai sebagai berikut :
R=n ( ∑ XY ) −¿ ¿

Untuk menentukan dibantu oleh program SPSS

b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat pengukur yang menunjukkan
sejauh mana kusioner dapat dipertanggung jawabkan. Bisa dikatan
valid jika telah diuji lebih dari satu kali namun hasilnya tetap
sama.
Rumus statistic yang dipakai adalah:

[ ][ ∑ Sb
]
2
k
r= 1−
k−1 St
2

7. Teknis analisis data

46
Ibid., 142.
47
MAswan Dkk, Analisis Korelasi dan Regresi untuk penelitian pendidikan ekonomi dan bisnis
dilengkapi dengan pengguna Spss 23 dan eview 8.3 (Surabaya: pustaka raja, 2017),165

34
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data tang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi, dan
kuesioner dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori,
menjabarkan dalam unut-unit, melakukan sentesis, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
ataupun orang lain. Jika datanya kuantitatif, maka teknik analis data
menggunakan metode statistik yang sudah tersedia.48
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
korelasi dan regresi dengan menggunakan bantuan program SPSS.
a. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana adalah suatu teknik analisis yang
digunakan untuk mengetahui hubungan searah (kausalitas/pengaruh)
antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen serta
untuk melakukan prediksi terhadap nilai variabel dependen didasarkan
atas nilai pada variabel independennya. Model yang digunakan untuk
melakukan analisis regresi sederhana adalah sebagai berikut:49

Y= a + bX + ε
Keterangan:
Y = Nilai yang diramalkan
a = Konstanta/intercept
b = Koefesiensi regresi/slope
X = Variabel bebas
ε = Nilai residu

48
Abdul Muhid, Analisis Statistik 5 Langkah Praktik Analisis Statistik Dengan Spss For
Windows (Sidoarjo: Zifatama Publishing, 2012), 133.

49
Ulva Ma’rifatun Nikmah, “Pengaruh Manajemen Resiko Terhadap Tingkat Penjualan Produk
Camilan”, (SKRIPSI-universitas ibrahimy, 2020), 20

35
Nilai a (konstanta) dan nilai b (koefesien regresi) dalam persamaan
di atas dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
( ∑ XY )−(∑ X )(∑ Y )
b = n(
n ( ∑ X 2) −(∑ X )²
∑ Y −b (∑ X )
a=
n
b. Menghitung Korelasi
Koefesien korelasi dibutuhkan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan atau pengaruh arah hubungan atau pengaruh antara variabel
independen dan variabel dependen. Dalam perhitungan manual,
besarnya koefesien korelasi dapat dicari melalui formula korelasi
person product moment sebagai berikut:
n ∑ XY −(∑ X)(∑ Y )


r xy = 2
¿ n ∑ − ( ∑ x )2 {n ∑ Y ²−(∑ Y )² }¿
c. Mengetahui Koefesiensi Determinasi
Koefesiensi determinasi dibutuhkan untuk mengetahui seberapa
besar variasi yang menggambarkan perubahan yang terjadi pada
variabel dependen yang dibebaskan oleh variasi pada variabel
independennya.50 Nilai koefesien determinasi dapat dicari melalui
formula sebagai berikut:
KD = R²x100%, dengan R = r ×y
d. Uji t
Uji t digunakan untuk membuktikan atau menguji apakah pengaruh
antara variabel Independent dan variabel dependent signifikan atau
tidak. Uji t sering disebut uji signifikansi. Dapat di sebut signifikan
karena, untuk mengetahui apakah pengaruh yang telah di ketahui pada
sampel dapat diaplikasikan pada populasi.51
Rumus statistika yang digunakan adalah :
50
Ibid., 37.
51
Ulva Ma’rifatun Nikmah, “Pengaruh Manajemen Resiko Terhadap Tingkat Penjualan
Produk Camilan”, (SKRIPSI-universitas ibrahimy, 2020), 21

36
(R xy ) √ n−2
t=
√ 1−(R xy )2

Prosedur pengetesannya adalah sebagai berikut:


1. H₀: ρ=0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial
pengaruh guru bersertifikasi terhadap motivasi belajar bahasa inggris
siswa.
2. H₁: ρ ≠ 0, artinya terdapat pengaruh secara signifikan secara Persial
pengaruh guru bersertifikasi terhadap motivasi belajar bahasa inggris
siswa α =5 % atau 0,05
3. Kriteria penolakan H₀
Tolak H₀, jika nilai t hitung¿ t tabel atau nilai sig. ≤ 0,05
Terima H₀, jika nilai t hitung≤t tabel atau nilai sig. ¿ 0,05
I. sistematika pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terdiri atas 5 bab,


dimana antara bab yang satu dengan bab yang lain memiliki keterkaitan
dengan rincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Uraian pendahuluan meliputi latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, kajian penelitian terdahulu, kerangka teori sistematika
pembahasan, outline skripsi, dan agenda penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Landasan teori penguraian tentang teori yang menjadi dasar
pembahasan mengenai pengaruh manajemen resiko yang mana untuk
meningkatkan penjualan produk camilan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bagian ini mencakup pendekatan dan jenis penelitian. Penelitian
menggunakan metode kuantitatif dan membahas antara kain: rancangan
penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data dan analisi data.

37
BAB IV PEMAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
Bagian ini berisi tentang pengkajian dan analisis data dari objek
penelitian (sampel), serta pembahasan data-data yang telah dianalisis.
BAB V PENUTUP
Bagian ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan
merupakan jawaban dari rumusan masalah.
J. Kerangka Pembahasan (Outline skripsi)
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi dan pembatasan masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan kegunaan Penelitian
E. Kajian penelitian Terdahulu
F. Kerangka Teori
G. Hipotesis
H. Metode Penelitian
I. Sistematika Pembahasan
J. Outline Skripsi
K. Agenda Penelitian
BAB II KERANGKA TEORI

38
A. Sertifikasi
1.Pengertian sertifikasi
2.Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi
3.Tujuan sertifikasi
4.Manfaat sertifikasi
5.Prinsip sertifikasi
B. Guru
1.Pengertian guru
2.Peran guru
3.Tugas guru
4.Kompetensi guru
C. Motivasi
1.Pengertian motivasi
2.Fungsi motivasi dalam pembelajaran
3.Macam-macam motivasi
4.Bentuk-bentuk motivasi disekolah
5.Motivasi belajar bahasa inggris
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Deskripsi data
C. Populasi dan Sampel
D. Instrumen Penelitian dan Skala Data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
BAB IV PEMAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian dan Analisis Data
B. Pembahasan (penafsiran atas data-data dan hasil analisis yang telah
ditentukan)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
K. Agenda Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan agenda jadwal
penelitian di bawah ini:

BULAN
NO KEGIATAN
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

1. Pengajuan Judul
2. Persetujuan judul
Penentuan
3.
Pembimbing
4. Pengajuan Proposal
5. Ujian Proposal
6. Kerangka skripsi
7. Penelitian lapangan
8. Proses bimbingan
9. Nota pembimbing

10. Ujian Komprehensif

11. Munaqasyah Skripsi


12. Wisuda

40

Anda mungkin juga menyukai