TUGAS 3
BAHASA INDONESIA
OLEH :
NAMA : AGUSTIN MANDALA PUTRI
NIM : 050658879
PROGAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
SOAL
Setelah saudara membaca teks tersebut, silakan jawab pertanyaan berikut ini!
1. Perbaikilah beberapa kesalahan tulisan yang ada pada teks di atas dengan mengacu pada
tanda koreksi dan fungsinya sesuai dengan modul MKWU 4108 bahasa Indonesia halaman
8.37 s.d. 8.38.
2. Perbaiki kesalahan dalam penggunaan huruf kapital (sesuai Ejaan Bahasa
Indonesia/Permendikbud RI Nomor 50 Tahun 2015) dengan memberikan blok kuning pada
huruf kapital yang sudah dikoreksi/disunting pada jawaban saudara.
JAWABAN
Nomor 1
di saat kondisi perekonomian global yang tengah krisiss, torehan pertumbuhan ekonomi
indonesia menunjukkan hasil yang positiff.
jika dibandingkan, pada triwulan kedua tahun ini dengan periode yang sama tahun lalu,
ekonomi indonesia meningkat kurang lebih 6,4 perc √ Sen. pertumbuhan ini tetap masih
terpusat di pulau jawa dengan peningkatan sebesar 57,5% √persen. apabila di akumulasikan,
pertumbuhan ekonomi indonesia semester i tahun 20122 lebih baik dibandingkan dengan
semester i tahun 2011 yang tumbuh sekitar 6,3% √ persen.
akan tetapi, pertumbuhan ekonomiii indonesia dinilai mengalami bias atau anomali. hal ini
dikatakan oleh salamuddin daeng, pengamat ekonomi indonesia for global justice. ia
berpendapat, pertumbuhan ekonomi ini tidak diikuti dengan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
tidak hanya itu, daeng juga memaparkan, sekurang ┬kurangnya ada empat faktor yang
membuat ekonomi indonesia mengalami bias.
pertama, perekonomian indonesia lebih banyak ditengarai oleh utang asing yang nilainya
terus meningkat.
“utang indonesia mencapai r p. √Rp 2.865 triliun. utang asing pemerintah meningkat setiap
tahunnya. utang ini menjadi sumber penghasilan utama pemerintah dan menjadi pendorong
tumbuhnya ekonomi indonesia,” ujar daeng.
kedua, peningkatan konsumsi masyarakat dinilai ikut mendorong pertumbuhan ekonomi
indonesia. konsumsi masyarakat yang meningkat bersumber dari harga sandang pangan yang
mengalami kenaikan, serta disokong oleh pertumbuhan kredit terutama kredit konsumsi.
ketiga, ekonomi indonesia pertumbuhannya didorong oleh eksport bahan mentah, contohnya
hasil perkebunan, hutan, migas dan bahan tambang, sehingga kurang menciptakan nilai
tambah dan lapangan pekerjaan.
faktor terakhir, pertumbuhan ekonomi indonesia di dorong oleh penanaman asing yang
menjadikan sumber daya alam indonesia makin di kuasai asing. di lain pihak, a tony
pengamat ekonomi dari universitas gadjah mada , menyatakan pertumbuhan
ekonomi indonesia di topang oleh sektor domestik.
menurutnya, dampak krisis global melalui defisit neraca perdagangan dan penurunan ekspor
baru akan terasa pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini. ia menilai kontribusi ekspor
terhadap pdb √ PDB tidak besar. selaras dengan itu, ekonom mirza adityaswara berpendapat
bahwa sejumlah sektor ekonomi dalam negeri tumbuh karena didorong oleh suku bunga
rendah. hal ini tampak dari peningkatan kredit yang mencapai 26-28% √persen sekaligus
didukung oleh harga bbm √BBM yang rendah sebab masih disubsidi oleh pemerintah. lebih
lanjut mirza me√nyampaikan, sektor yang berorientasi dalam negeri mengalami pertumbuhan
tinggi, misalnya otomotif, manufaktur, transportasi, komunikasi, dan perdagangan.
dampaknya pertumbuhan sektor yang berorientasi dalam n√egeri memiliki kecenderungan
defisit neraca perdagangan y√ang semakin besar.
menurut a tony prasetiantono, belanja pemerintah yang lebih cepat dan besar juga sangat
membantu pertumbuhan. seiring dengan hal itu, tingkat inflasi yang berada dibawah 5 % √
persen
cukup membantu, walaupun √ meski hal tersebut ada dampaknya, yakni √ yaitu nilai
subsidi energi yang terus membengkak yang sebetulnya tidak sehat.
Nomor 2
Di saat kondisi perekonomian global yang tengah krisis, torehan pertumbuhan ekonomi
indonesia menunjukkan hasil yang positif.
Jika dibandingkan pada triwulan kedua tahun ini dengan periode yang sama tahun lalu,
ekonomi Indonesia meningkat kurang lebih 6,4 persen. Pertumbuhan ini tetap masih terpusat
di Pulau Jawa dengan peningkatan sebesar 57,5 persen. Apabila diakumulasikan,
pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I tahun 2012 lebih baik dibandingkan dengan
semester I tahun 2011 yang tumbuh sekitar 6,3 persen.
Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai mengalami bias atau anomali. Hal ini
dikatakan oleh Salamuddin Daeng, pengamat ekonomi Indonesia for Global Justice. Ia
berpendapat, pertumbuhan ekonomi ini tidak diikuti dengan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Tidak hanya itu, Daeng juga memaparkan, sekurang-kurangnya ada empat faktor yang
membuat ekonomi Indonesia mengalami bias.
Pertama, perekonomian Indonesia lebih banyak ditengarai oleh utang asing yang nilainya
terus meningkat.
“Utang indonesia mencapai Rp2.865 triliun. Utang asing pemerintah meningkat setiap
tahunnya. Utang ini menjadi sumber penghasilan utama pemerintah dan menjadi pendorong
tumbuhnya ekonomi Indonesia,” ujar Daeng.
Kedua, peningkatan konsumsi masyarakat dinilai ikut mendorong pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Konsumsi masyarakat yang meningkat bersumber dari harga sandang pangan yang
mengalami kenaikan, serta disokong oleh pertumbuhan kredit terutama kredit konsumsi.
Ketiga, ekonomi Indonesia pertumbuhannya didorong oleh ekspor bahan mentah, contohnya
hasil perkebunan, hutan, migas dan bahan tambang sehingga kurang menciptakan nilai
tambah dan lapangan pekerjaan.
Faktor terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh penanaman asing yang
menjadikan sumber daya alam Indonesia makin dikuasai asing. Di lain pihak, A. Tony
pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada , menyatakan pertumbuhan ekonomi
Indonesia ditopang oleh sektor domestik.
Menurutnya, dampak krisis global melalui defisit neraca perdagangan dan penurunan ekspor
baru akan terasa pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini. Ia menilai kontribusi ekspor
terhadap PDB tidak besar. Selaras dengan itu, ekonom Mirza Adityaswara berpendapat
bahwa sejumlah sektor ekonomi dalam negeri tumbuh karena didorong oleh suku bunga
rendah. Hal ini tampak dari peningkatan kredit yang mencapai 26-28 persen sekaligus
didukung oleh harga BBM yang rendah sebab masih disubsidi oleh pemerintah. Lebih lanjut
Mirza menyampaikan, sektor yang berorientasi dalam negeri mengalami pertumbuhan tinggi
misalnya otomotif, manufaktur, transportasi, komunikasi dan perdagangan.
Dampaknya pertumbuhan sektor yang berorientasi dalam negeri memiliki kecenderungan
defisit neraca perdagangan yang semakin besar.
Menurut A. Tony Prasetiantono, belanja pemerintah yang lebih cepat dan besar juga sangat
membantu pertumbuhan. Seiring dengan hal itu, tingkat inflasi yang berada dibawah 5 persen
cukup membantu, meski hal tersebut ada dampaknya, yakni yaitu nilai subsidi energi yang
terus membengkak yang sebetulnya tidak sehat.
SUMBER REFERENSI :
Modul 8 MKWU 4108 bahasa Indonesia halaman 8.37 s.d. 8.38
https://ejaan.kemdikbud.go.id/eyd/penggunaan-huruf/huruf-kapital/
https://ejaan.kemdikbud.go.id/eyd/penulisan-kata/singkatan-dan-akronim/
https://ejaan.kemdikbud.go.id/eyd/penulisan-kata/pemenggalan-kata/