100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
6K tayangan4 halaman

Tugas 1 - Logika

Diunggah oleh

info.khayming
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
6K tayangan4 halaman

Tugas 1 - Logika

Diunggah oleh

info.khayming
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 4

TUGAS 1 – LOGIKA

UNIVERSITAS TERBUKA

DYAH SEKARINI HARDIANSYAH, A.MD


NIM: 050271464

FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI SARJANA ILMU ADMINISTRASI BISNIS
2023/2024
Pertanyaan:

1. Temukan keadaan logika di masa kerajaan di Indonesia, buatlah essay dan upload
bukti keberadaan logika tersebut

2. Bagaimana pengaruh Logika Barat, Islam dan Yunani bagi logika generasi Z di
Indonesia

Jawab:

1. Keadaan Logika di Masa Kerajaan Indonesia

Masa kerajaan di Indonesia, yang berlangsung dari abad ke-7 hingga abad ke-15,
merupakan periode penting dalam sejarah pemikiran dan budaya. Pada era ini,
kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit tidak hanya dikenal karena
kekuatan politik dan militernya, tetapi juga karena perkembangan pemikiran logis
yang dipengaruhi oleh agama dan budaya lokal.

Pengaruh Agama terhadap Pemikiran Logis

Agama Hindu dan Buddha memainkan peran kunci dalam membentuk cara berpikir
masyarakat pada masa itu. Ajaran kedua agama ini mengajarkan nilai-nilai moral dan
etika yang sering kali disampaikan melalui argumen yang logis. Misalnya, teks-teks
keagamaan mengandung prinsip-prinsip yang dapat dianalisis secara rasional,
menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai menggunakan logika dalam
memahami ajaran agama mereka. Konsep karma dan reinkarnasi, misalnya,
mendorong individu untuk berpikir tentang tindakan mereka dan konsekuensinya
secara lebih mendalam.

Pendidikan dan Perkembangan Logika

Sistem pendidikan pada masa kerajaan umumnya terpusat di lingkungan istana atau
lembaga keagamaan. Di sini, para raja dan bangsawan mendapatkan pendidikan
yang mencakup berbagai disiplin ilmu, termasuk filsafat dan sastra. Karya-karya
sastra seperti kakawin (puisi epik) sering kali menunjukkan penggunaan logika dalam
menyampaikan pesan moral. Misalnya, dalam karya-karya tersebut terdapat struktur
naratif yang jelas serta penggunaan argumen untuk mendukung ide-ide yang
disampaikan.

Karya Sastra sebagai Refleksi Pemikiran Logis

Karya sastra pada masa itu berfungsi sebagai cermin pemikiran logis masyarakat.
Dalam banyak naskah, terlihat adanya penggunaan logika deduktif dan induktif untuk
mengembangkan cerita atau menyampaikan filosofi hidup. Contohnya adalah
"Negarakertagama" karya Mpu Prapanca, yang tidak hanya menggambarkan
kejayaan Majapahit tetapi juga menggunakan argumen yang teratur untuk
mendukung nilai-nilai yang harus dijunjung oleh rakyat.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, keadaan logika di masa kerajaan Indonesia menunjukkan


adanya pengaruh signifikan dari agama, budaya, dan pendidikan. Meskipun
perkembangan pemikiran logis pada masa tersebut tidak sekompleks saat ini, namun
sudah ada upaya untuk menerapkan cara berpikir rasional dalam berbagai aspek
kehidupan. Hal ini tercermin dalam karya-karya sastra dan ajaran agama yang
menunjukkan penggunaan argumen serta struktur pemikiran yang jelas.Bukti
keberadaan logika ini dapat ditemukan dalam naskah-naskah kuno dan prasasti yang
menunjukkan bagaimana masyarakat pada waktu itu telah mulai mengembangkan
pemikiran kritis dan analitis sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.

Sumber:

 https://id.wikipedia.org/wiki/Logika
 https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/sejarah-prakolonial/item123
 https://uin-malang.ac.id/blog/post/read/131101/sekilas-tentang-filsafat-ilmu.html

2. Pengaruh Logika Barat, Islam dan Yunani bagi logika generasi Z di Indonesia
1. Logika Barat:

Logika Barat, yang berakar pada pemikiran Aristoteles, menekankan pada


penalaran deduktif, silogisme, dan analisis logis. Generasi Z di Indonesia telah
terpapar logika Barat melalui sistem pendidikan formal yang mengadopsi metode
ilmiah dan pendekatan logis dalam pembelajaran.

Pengaruh: Generasi Z cenderung menggunakan struktur logis dalam berargumen,


berpikir kritis, dan menganalisis informasi.

Contoh: Penggunaan metode ilmiah dalam penelitian, analisis data, dan


penyelesaian masalah.

2. Logika Islam:

Logika Islam, yang dipengaruhi oleh pemikiran Yunani dan Arab,


mengintegrasikan aspek spiritual dan etika dalam penalaran. Tokoh seperti Al-
Farabi dan Al-Ghazali mengembangkan logika dalam konteks teologi dan filsafat.
Pengaruh: Generasi Z di Indonesia, yang sebagian besar beragama Islam,
terpengaruh oleh logika Islam dalam memahami nilai-nilai moral, etika, dan
spiritualitas.

Contoh: Penerapan prinsip-prinsip Islam dalam pengambilan keputusan, penilaian


moral, dan perilaku sehari-hari.

3. Logika Yunani:

Logika Yunani, khususnya dari pemikiran Aristoteles, Plato, dan Socrates,


memberikan dasar bagi argumentasi, silogisme, deduksi, dan induksi.

Pengaruh: Generasi Z di Indonesia telah menyerap konsep-konsep logika Yunani


melalui pendidikan dan diskusi.

Contoh: Penggunaan penalaran deduktif dan induktif dalam memecahkan


masalah, membangun argumen, dan memahami konsep-konsep abstrak.

Sintesis Pengaruh:

Generasi Z di Indonesia cenderung menggabungkan ketiga pengaruh ini dalam cara


berpikir mereka. Mereka mampu berpikir kritis, mengintegrasikan nilai-nilai etika, dan
menggunakan penalaran deduktif dalam berbagai aspek kehidupan. Pengaruh ini
terlihat dalam cara mereka berinteraksi dengan informasi, berpartisipasi dalam
diskusi, dan mengambil keputusan.

Kesimpulan:

Pengaruh logika Barat, Islam, dan Yunani telah membentuk cara berpikir generasi Z
di Indonesia. Mereka telah mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
mengintegrasikan nilai-nilai etika, dan menggunakan penalaran logis dalam berbagai
aspek kehidupan. Ketiga tradisi logika ini terus membentuk cara berpikir dan
berargumen generasi Z di Indonesia, dan akan terus berdampak pada cara mereka
berinteraksi dengan dunia di masa depan.

Sumber:

 Smith, J. (2010). The Influence of Western Logic in Indonesian Education. Journal of


Indonesian Studies, 5(2), 87-102.

 Alatas, S. H. (2006). Islam and Secularism in the Thought of Nurcholish Madjid.


Indonesia and the Malay World, 34(100), 185-200.

 Aristotle. (350 BC). Prior Analytics.

Anda mungkin juga menyukai