Resume Modul 1 Pembelajaran Terpadu Di SD Kelompok 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

RESUME

MODUL 1
KONSEP DASAR DAN MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN TERPADU

KELOMPOK 1 :
 BAYU AJI KRESNO (877309901)
 LILIK KUSPRAPTININGTYAS (8779544970)
 SITI NITA PANCARINI (877953986)
 AYU NURI SARI DEWI (877313245)
 BELLA SWESTIKASARI (859691357)

UNIVERSITAS TERBUKA
2024 - 2025
KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TERPADU

A. Pengertian Pembelajaran Terpadu


Secara teoritis memiliki hubungan yang saling berkaitan yaitu Integrated curriculum
(kurikulum terpadu) dan Inegrated learning (pembelajaran terpadu).
Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu
melalui pemaduan isi, keterampilan, dan sikap (Wolfinger, 1994:133)

Rasional pemanduan ini disebabkan oleh:


1. Kebanyakan masalah dan pengalaman bersifat interdisipliner
2. Adanya tuntutan interaksi kolaboratif yang tinggi
3. Memudahkan anak membuat hubungan antarskemata dan transfer pemahaman
antar konteks
4. Demi efisiensi
5. Adanya tuntutan keterlibatan anak yang tinggi dalam proses pembelajaran

B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu


1. Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa (student centered)
2. Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa
(direct experiences)
3. Dalam pembelajaran terpadu pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak jelas
4. Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata Pelajaran
5. Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel)
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan siswa

C. LANDASAN PEMBELAJARAN TERPADU


1. Secara filosofis : berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan
psikologi/teori belajar :
a. Aliran progresivisme : Aliran ini juga memandang bahwa dalam proses
belajar, siswa sering dihadapkan pada persoalan-persoalan yang harus
mendapatkan pemecahan atau bersifat problem solving.
b. Aliran konstruktivisme
Melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci
dalam pembelajaran.
c. Aliran humanisme
Melihat siswa dari segi:
a) Keunikan/kekhasannya,
b) Potensinya,
c) Motivasi yang dimilikinya. Siswa selain memiliki kesamaan juga
kekhasan.
2. Psikologis : berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan
psikologi/teori belajar
a) Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri.
b) Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari
pola dan hubungan antara gagasan-gagasan yang ada.
c) Pada dasarnya siswa adalah seorang individu dengan berbagai
kemampuan yang dimilikinya dan mempunyai kesempatan untuk
berkembang.
d) Keseluruhan perkembangan anak adalah terpadu dan anak melihat
dirinya dan sekitarnya secara utuh (holistic).
3. Landasan Praktis : diperlukan karena pada dasarnya guru harus melaksanakan
pembelajaran terpadu secara aplikatif di dalam kelas. Landasan praktis sebagai
berikut:
a) Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu
banyak informasi yang harus dimuat dalam kurikulum.
b) Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama
lain, padahal seharusnya saling terkait.
c) Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini
cenderung lebih bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga
diperlukan usaha kolaboratif antara berbagai mata pelajaran untuk
memecahkannya.
d) Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit
dengan pembelajaran yang dirancang secara terpadu sehingga siswa akan
mampu berpikir teoritis dan pada saat yang sama mampu berpikir
praktis.

D. PRINSIP PEMBELAJARAN TERPADU


1. Prinsip Proses Penggalian Tema
a) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat
digunakan untuk memadukan mata pelajaran.
b) Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji
harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
c) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
d) Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukkan sebagian besar
minat siswa.
e) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa
otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.
f) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang
berlaku serta harapan masyarakat.
g) Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan
sumber belajar.
2. Prinsip Pelaksanaan
a) Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi single actor yang
mendominasi aktivitas dalam proses pembelajaran.
b) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam
setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
c) Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama
sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran
3. Prinsip Penilaian
a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri ( self-
evaluation) di samping bentuk penilaian lainnya.
b) Guru perlu mengajak para siswa untuk menilai perolehan belajar yang
telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan atau
kompetensi yang telah di sepakati.

E. MANFAAT PEMBELAJARAN TERPADU


1. Dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi penghematan
karena tumpang-tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan;
2. Siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab materi
pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat daripada tujuan akhir itu
sendiri;
3. Pembelajaran terpadu dapat meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa. Hal
ini dapat terjadi karena siswa dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang
lebih besar, lebih luas, dan lebih dalam ketika menghadapi situasi
pembelajaran;
4. Kemungkinan pembelajaran yang terpotong-potong sedikit sekali terjadi, sebab
siswa dilengkapi dengan pengalaman belajar yang lebih terpadu sehingga akan
mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang lebih terpadu;
5. Pembelajaran terpadu memberikan penerapan-penerapan dunia nyata sehingga
dapat mempertinggi kesempatan transfer pembelajaran (transfer of learning);
6. Dengan pemaduan pembelajaran antarmata pelajaran diharapkan penguasaan
materi pembelajaran akan semakin baik dan meningkat;
7. Pengalaman belajar antarmata pelajaran sangat positif untuk membentuk
pendekatan menyeluruh pembelajaran terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan. Siswa akan lebih aktif dan otonom dalam pemikirannya;
8. Motivasi belajar dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam pembelajaran
antarmata pelajaran. Para siswa akan terlibat dalam “konfrontasi yang
melibatkan banyak pemikiran” dengan pokok bahasan yang dihadapi;
9. Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif atau
pengetahuan awal siswa yang dapat menjembatani pemahaman yang terkait,
pemahaman yang terorganisasi dan pemahaman yang lebih mendalam
tentang konsep-konsep yang sedang dipelajari, dan akan terjadi transfer
pemahaman dari satu konteks ke konteks yang lain; dan
10. Melalui pembelajaran terpadu terjadi kerja sama yang lebih meningkat antara
para guru, para siswa, guru-siswa dan siswa-orang/nara sumber lain; belajar
menjadi lebih menyenangkan; belajar dalam situasi yang lebih nyata dan
dalam konteks yang lebih bermakna
KEGIATAN BELAJAR 2
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

A. Macam-Macam Model Pembelajaran Terpadu


Menurut Robin Fogarty (1991), menyatakan bahwa terdapat sepuluh model
pembelajaran terpadu. Kesepuluh model tersebut yaitu (1) model penggalan
(fragmented); (2) model keterhubungan (connected); (3) model sarang (nested); (4)
model urutan/rangkaian (sequenced); (5) model bagian (shared); (6) model jaring
laba-laba (webbed); (7) model galur (threaded); (8) model keterpaduan (integrated);
(9) model celupan (immersed); dan (10) model jaringan (networked).

Secara garis besar model pembelajaran terpadu dibagi menjadi 2:


1) Integrasi dalam satu disiplin ilmu (within single disciplines)
 Model Penggalan (Fragmented)
 Model Keterhubungan (Connected)
 Model Sarang (Nested)
2) Integrasi lintas mata pelajaran (across several disciplines)
 Model Urutan (Sequenced)
 Model Bagian (Shared)
 Model Jaring Laba-Laba (Webbed)
 Model Galur (Threaded)
 Model Keterpaduan (Integrated)
 Model Celupan (Immersed)
 Model Jaringan (Networked)

Adapun dari sepuluh model-model di atas akan dijelaskan sebagai berikut :


1. Model Penggalan (Fragmented)
Ciri model penggalan adalah terbatas pada satu mata
pelajaran saja. Contohnya, materi yang akan dibahas
tentang berbicara, membaca, menulis, dan menyimak.
Maka materi-materi tersebut dapat dikemas dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi pembelajaran
keterampilan berbahasa.
2. Model Keterhubungan (Connected)
Butir-butir pembelajaran dapat dimasukkan ke dalam
induk mata pelajaran. Contohnya, materi yang
membahas tentang berbicara, menyimak, menulis, dan
membaca. Pemahaman butir-butir tersebut sebagai
upaya kemampuan bersastra dan berbahasa.

3. Model Sarang (Nested)


Penguasaan konsep keterampilan dalam sebuah
pembelajaran secara terfokus. Model ini biasanya berupa
kegiatan. Contohnya, peguasaan konsep dan keterampilan
dalam membuat puisi yang berupa materi memaknai puisi,
menentukan ciri-ciri puisi, membuat puisi, dan menulis
puisi.

4. Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)


Pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda
secara parallel. Contohnya, memadukan mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dengan materi Makna Perjuangan
dengan mata pelajaran IPS dengan materi Kerajaan
Majapahit pada waktu yang bersamaan.

5. Model Bagian (Shared)


Pemaduan pembelajaran akibat adanya dua ide mata
pelajaran atau lebih. Contohnya, dalam materi
pembelajaran tentang keberagaman dalam mata
pelajaran IPS dan IPA, yang kemudian dikemas dalam
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial.

6. Model Jaring Laba-Laba (Webbed)


Pemaduan topik antar mata pelajaran yang dapat mengikat
menjadi sebuah tema. Contohnya, memadukan mata
Pelajaran IPA, IPS, Matematika, Pendidikan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Seni dalam satu
mata pelajaran, yaitu TEMATIK.

7. Model Galur (Threaded)


Pemaduan bentuk keterampilan yang sama dalam mata pelajaran berbeda. Contohnya,
memadukan materi yang sama dalam mata pelajaran IPA, Matematika, IPS, dan
Pendidikan Kewarganegaraan,

8. Model Keterpaduan (Integrated)


Pemaduan beberapa mata pelajaran yang memiliki inti
yang sama menjadi satu topik Pelajaran. Contohnya,
memadukan inti materi dari mata pelajaran IPA, IPS,
Bahasa Indonesi, dan Matematika.

9. Model Celupan (Immersed)


Pendekatan antar disiplin ilmu yang menghasilkan
pemikiran sesuai bidang minatnya untuk diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari Contohnya, pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang mana dapat
membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra
yang mana penerapannya dalam bentuk membaca dan
menulis pidato.

10. Model Jaringan (Networked)


Model ini memadukan berbagai pengetahuan
dan keterampilan dari berbagai bidang keahlian.
Contohnya, dalam pembuatan miniatur
jembatan membutuhkan beberapa disiplin ilmu,
yaitu Matematika terkait penghitungan skala,
Seni terkait desain jembatan, dan IPA untuk
membuat jembatan yang ramah lingkungan,

Menurut Jacobs (1989), mengemukakan lima model pembelajaran terpadu, yaitu :


1. Discipline based adalah suatu bentuk pemaduan yang berdasar dari mata pelajaran
tertentu.
2. Parallel adalah pemaduan beberapa mata pelajaran dengan tema-tema yang sama.
3. Multidisciplinary adalah suatu bentuk pembelajaran beberapa disiplin ilmu secara
terpisah-pisah melalui sebuah tema.
4. Interdisciplinary adalah pemaduan sejumlah disiplin ilmu dalam sebuat tema.
5. Integrated adalah bentuk pembelajaran yang memadukan sebuah konsep dari
sejumlah mata pelajran melalui hubungan tujuan-tujuan, isi, keterampilan, aktivitas,
dan sikap.
B. Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar
1. Model Jaring Laba-Laba (Webbed)
Pemaduan topik antar mata pelajaran yang dapat
mengikat menjadi sebuah tema.
Kelebihannya sebagai berikut :
a) Memotivasi peserta didik
b) Memudahkan guru dalam merencanakan
pembelajaran, terutama bagi guru yang baru
mengajar
Kekurangan :
a) Kesulitan dalam memilih tema
b) Guru akan lebih cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal
c) Guru akan lebih terpusat pada kegiatan dibandingkan dengan pengembangan

2. Model Keterhubungan (Connected)


Butir-butir pembelajaran dapat dimasukkan ke dalam
induk mata pelajaran.
Kelebihan :
a) Adanya keterkaitan antar ide-ide dalam suatu
mata pelajaran.
b) Akan terjadi internalisasi.
c) Meningkatkan kecakapan berpikir siswa.

Kekurangan :
a) Antar mata pelajaran masih terpisah-pisah
(interdipliner).
b) Guru akan cenderung untuk bekerja sendiri tidak secara tim.
c) Terabaikannya pengembangan dalam menghubungkan antar bidang studi.
3. Model Keterpaduan (Integrated)
Pemaduan beberapa mata pelajaran yang memiliki inti yang sama menjadi satu topik
Pelajaran.
Kelebihan:
a) Memudahkan peserta didik dalam
mengaitkan hubungan antar mata
pelajaran.
b) Memungkinkan pemahaman peserta didik
dan pemberian reward.
c) Membangun motivasi peserta didik.
Kekurangan :
a) Sulit untuk diterapkan secara menyeluruh.
b) Menghendaki guru yang kompeten.
c) Membutuhkan tim antar bidang studi.
C. Kesimpulan
Pembelajaran terpadu merupakan pemaduan beberapa tema, topik, dan keterampilan
atau bahkan pemaduan beberapa disiplin ilmu.
Model pembelajaran terpadu yang dapat diterapkan di sekolah dasar adalah model
jaring laba-laba (Webbed), model keterhubungan (Connected), dan model keterpaduan
(Integrated). Model Jaring Laba-Laba (Webbed) adalah penggabungan topik antar mata
pelajaran menjadi sebuah tema. Model Keterhubungan (Connected) adalah pemaduan
butir-butir pembelajaran ke dalam satu induk mata pelajaran. Model Keterpaduan
(Integrated) adalah suatu topik pelajaran dari hasil pemaduan beberapa mata pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai