17 +Artikel+Fadhila+Khansa
17 +Artikel+Fadhila+Khansa
17 +Artikel+Fadhila+Khansa
2 Desember 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744
Abstrak
Hipertensi merupakan suatu kondisi peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg dan hal ini
dapat menyebabkan komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan dan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas
Rejosari. Penelitian menggunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional
dengan jumlah sampel sebanyak 79 responden menggunakan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner aktivitas fisik yang telah baku dari WHO, dan kusioner
tingkat pengetahuan yang telah dilakukan uji valid dan reliabel. Analis data yang digunakan adalah
analisis univariat dan bivariat (chi square). Hasil penelitaian menunjukan mayoritas responden
memiliki pengetahuan cukup sebanyak 35 orang (44,3%), aktivitas fisik rendah sebanyak 50 orang
(63,3%), dan tekanan darah tidak terkontrol sebanyak 45 orang (57,0%). Hasil analisis bivariat uji
chi square menunjukkan adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan tekanan darah pada
penderita hipertensi dengan p value (0,001) < 𝛼 (0,005). Kesimpulannya adanya hubungan tingkat
pengetahuan dan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada penderita hipertensi.
137 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 2. No. 2 Desember 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744
sekitar 29,14% (Kemenkes R1, 2019). Kota membatasi konsumsi garam, mengonsumsi
Pekanbaru merupakan salah satu dengan lemak yang berlebihan, kurangnya makanan
angka kejadian hipertensi cukup tinggi di yang berserat, tidak rutin minum obat,
Riau. Pada tahun 2019 Pekanbaru aktivitas fisik yang kurang, dan tidak rutin
merupakan urutan kedua setelah Indragiri memeriksa tekanan darah ke pelayanan
Hilir dengan angka kejadian hipertensi kesehatan (Yulita, Zulfitri, & Deli, 2019).
(Dinkes Provinsi Riau, 2021). Menurut data Sehingga menyebabkan risiko tingginya
Dinkes Kota Pekanbaru (2022), jumlah komplikasi dari hipertensi seperti stroke,
penderita hipertensi di Pekanbaru tahun penyakit jantung, gangguan fungsi ginjal,
2021 sebanyak 24.428 jiwa. Kasus dan lainnya (Kemenkes R1, 2019). Kunci
hipertensi tertinggi pada tahun 2021 adalah keberhasilan untuk mencegah terjadinya
di Puskesmas Rejosari sebanyak 3.546 komplikasi yaitu dengan mempertahankan
kasus hipertensi. pola hidup sehat dengan melakukan
Faktor meningkatnya kasus hipertensi aktivitas fisik dan meningkatkan
terdapat dua faktor risiko yang pengetahuan individu, kelompok atau
mempengaruhinya yaitu faktor yang tidak masyarakat tentang hipertensi.
dapat dikendalikan seperti usia, jenis Pengetahuan merupakan hasil dari
kelamin, dan genetik. Usia mempunyai kejadian setelah orang mencari tahu
hubungan yang sangat erat dengan tekanan kemudian dianalisis, diproses dan
darah. Tekanan darah rentan meningkat ditempatkan sesuai tempatnya (Muryani,
ketika mencapai umur 40 tahun ke atas. Chasanah, & Kaka, 2020). Pengetahuan
Proses menua dapat mengubah struktur dan memberi informasi kepada seseorang yang
fungsi sistem vaskular. Dinding arteri yang mempelajarinya sehingga dapat diterapkan
menebal dan menegang sehingga terjadi dalam kehidupan serta mendatangkan
komplians terhadap aliran darah sehingga perubahan perilaku, yang dalam hal ini
tekanan darah dapat meningkat (Pikir et al, berupa pola hidup sehat pada penderita
2015). hipertensi. Pengetahuan yang dimiliki
Faktor lainnya yang dapat seseorang akan dapat mencari tahu terkait
meningkatkan kasus hipertensi yaitu faktor bagaimana agar tekanan darah tetap
yang dapat dikendalikan seperti berlebihan terkontrol dengan baik. Pengetahuan yang
mengonsumsi garam, kurang serat, aktivitas harus dimiliki penderita hipertensi terkait
fisik kurang, obesitas, stress, konsumsi penyakit hipertensi, gejala hipertensi, faktor
minuman beralkohol, dan kurangnya resiko, komplikasi dan pentingnya
pengetahuan terhadap penyakit hipertensi melakukan pengobatan secara teratur serta
(Rahmadhani, 2021). Pola hidup penderita mengetahui bahaya yang akan timbul jika
hipertensi di Kota Pekanbaru belum tidak meminum obat maka akan
memiliki kesadaran untuk mengubah pola mempengaruhi keadaan penderita
hidup yang sehat dan baik seperti tidak hipertensi. Kurangnya pegetahuan terkait
138 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 2. No. 2 Desember 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744
139 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 2. No. 2 Desember 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744
dengan benar dan tepat. Mengenai aktivitas hipertensi dan kuesioner GPAQ tentang
fisik diperoleh 7 responden melakukan aktivitas fisik. Analisis data yang digunakan
aktivitas ringan seperti duduk bekerja di aalah analisis univariat dan analisis bivariat.
depan komputer, mengajar, menyetir, Analisis univariat yang digunakan untuk
mencuci piring, menyetrika, memasak, menggambarkan usia, jenis kelamin,
menyapu, mengepel lantai, menjahit, 2 pekerjaan, pendidikan terakhir, lama
responden melakukan aktivitas fisik sedang menderita hipertensi, tingkat pengetahuan
seperti berkebun, menanam pohon, mencuci dan aktivitas fisik dengan tekanan darah.
mobil, bermain badminton, voli, bersepeda Analisis bivariat yang digunakan untuk
dengan lintasan datar, sedangkan 1 mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
responden melakukan aktivitas berat seperti dan aktivitas fisik dengan tekanan darah
mengangkut beban yang berat, menyekop pada penderita hipertensi. Uji yang
pasir, memindahkan batu bata. Sementara digunakan adalah Chi Square. Penelitian ini
dari 10 responden tekanan darah terkontrol sudah mendapatkan ethical clearance dari
hanya 2 responden dari 10 responden dan Komite Etik Penelitian Keperawatan dan
lainnya memiliki tekanan darah tidak Kesehatan Fakultas Keperawatan
terkontrol. Berasarkan uraian diatas, peneliti Universitas Riau.
tertarik mengambil judul “Hubungan
Tingkat Pengetahuan dan Aktivitas Fisik HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan Tekanan Darah pada Penderita Analisa Univariat
Hipertensi”. 1. Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di
Puskesmas Rejosari yang dimulai dari
tanggal 12 Mei sampai 25 Mei 2023.
Peneliti menggunakan desain deskriptif
korelatif dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah penderita hipertensi. Sampel
diperoleh sebanyak 79 orang dengan teknik
Purposive Sampling dengan kriteria inklusi
yaitu responden berusia 35 tahun keatas Berdasarkan tabel 1 diatas
yang menderita hipertensi dan bersedia menunjukkan bahwa dari 79 responden,
menjadi responden. paling banyak berusia 56-65 tahun
Alat pengumpulan data yang sebanyak 33 orang (41,8%), berjenis
digunakan pada penelitian ini adalah kelamin perempuan sebanyak 51 orang
kuesioner tingkat pengetahuan tentang (64,6%), berpendidikan SMA sebanyak 42
140 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 2. No. 2 Desember 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744
orang (53,2%), bekerja sebagai Ibu Rumah seorang individu semakin luas pengetahuan
Tangga sebanyak 37 orang (46,8%), lama yang didapatkannya.
menderita hipertensi < 5 tahun sebanyak 44 b. Jenis Kelamin
orang (55,7%), dan tekanan darah tidak Hasil penelitian pada 79 responden
terkontrol sebanyak 45 orang (57,0%). terlihat sebagian besar responden berjenis
a. Usia kelamin perempuan sebanyak 51 (64,6%).
Hasil penelitian pada 79 responden di Hal ini didukung oleh penelitian Indria
Puskesmas Rejosari, diperoleh bahwa (2019), mengatakan bahwa mayoritas
karakteristik usia responden sebagian besar responden dalam penelitiannya adalah
berusia 56-65 tahun yaitu 33 orang (41,8%). perempuan sebanyak 57 responden
Usia merupakan salah satu faktor yang (60,6%). Pada umumnya perempuan lebih
mempengaruhi tekanan darah tinggi atau memperhatikan kesehatannya, namun laki-
hipertensi. Semakin bertambah usia laki seringkali tidak mempedulikan
seseorang maka semakin besar resiko kesehatannya. Oleh karena itu, perempuan
terkena hipertensi. Menurut penelitian lebih banyak waktu dan kesempatan untuk
Pebrisiana (2022) usia > 40 tahun lebih berobat dari pada laki-laki. Namun banyak
rentan terkena hipertensi karena dinding juga perempuan yang sibuk dengan
arteri akan mengalami penebalan oleh pekerjaannya sehingga tidak sempat datang
karena adanya penumpukan zat kolagen ke puskesmas (Rasajati, Raharjo, &
pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah Ningrum, 2015).
akan berangsur-angsur menyempit dan Hasil penelitian Maringga, & Sari
menjadi kaku. Tekanan darah sistolik (2021) rata-rata perempuan beresiko tinggi
meningkat karena kelenturan pembuluh terkena hipertensi, karena wanita
darah besar yang berkurang pada mengalami menopause dan penurunan
penambahan umur sampai dekade ketujuh sistem endokrin, yaitu hormon esterogen
sedangkan tekanan darah diastolik dan progesteron. Perempuan yang belum
meningkat sampai dekade kelima dan menopause akan dilindungi oleh hormon
keenam kemudian menetap atau cendrung esterogen. Esterogen berperan menaikkan
menurun (Mardiah, Pahrul, Marleni, kadar high-density lipoprotein (HDL) yang
Saputra, & Ematiyana, 2022). mengangkut kolesterol dari arteri dan
Menurut Notoatmodjo, (2014a) yang jaringan ke hati dan bertindak sebagai
dapat mempengaruhi pengetahuan sarana unruk menjaga sirkulasi kolesterol.
seseorang salah satunya adalah usia, dengan Kadar kolesterol HDL yang rendah dan
bertambahnya usia individu maka individu kadar kolesterol low density lipoprotein
tersebut semakin berkembang pula daya yang tinggi (LDL) mempengaruhi proses
ingat pengetahuan, daya serap, dan pola aterosklerosis (Rafsanjani, Asriati,
berpikir yang kritis sehingga membuat Kholidha, & Alifariki, 2019).
141 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 2. No. 2 Desember 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744
143 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 2. No. 2 Desember 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744
145 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 2. No. 2 Desember 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744
secara rutin. Frekuensi denyut jantung yang pengetahuan cukup sebanyak 34 orang
lebih tinggi akan menyebabkan otot jantung (43,0%). Kategori aktivitas fisik responden
bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. sebagian besar adalah rendah sebanyak 50
Semakin besar usaha otot jantung orang (63,3%).
memompa darah maka semakin besar pula Berdasarkan hasil uji Chi-Square
tekanan darah yang dibebankan pada hubungan tingkat pengetahuan dengan
dinding arteri sehingga terjadi peningkatan tekanan darah pada penderita hipertensi
tahanan perifer yang menyebabkan tekanan diperoleh nilai p value 0,001 hal ini
darah meningkat (Wedri, Windayanti, & menunjukkan Ho ditolak maka dapat
Rasdini, 2021). disimpulkan bahwa terdapat hubungan
Aktivitas fisik yang dilakukan secara tingkat pengetahuan dengan tekanan darah
rutin dan teratur dapat melatih otot jantung pada penderita hipertensi. Hasil uji Chi-
dan tahanan perifer yang dapat mencegah Square hubungan aktivitas fisik dengan
tekanan darah menjadi meningkat. Aktivitas tekanan darah pada penderita hipertensi
fisik yang dilakukan secara teratur dapat diperoleh nilai p value 0,001 hal ini
merangsang pelepasan hormon endorphin menunjukkan Ho ditolak maka dapat
yang menimbulkan efek euphoria dan disimpulkan bahwa terdapat hubungan
relaksaksi otot sehingga tekanan darah tidak aktivitas fisik dengan tekanan darah pada
mengalami kenaikan (Marleni, 2020) penderita hipertensi.
147 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 2. No. 2 Desember 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744
149 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 2. No. 2 Desember 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744
150 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 2. No. 2 Desember 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744
151 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional