Uts Filosofi
Uts Filosofi
Uts Filosofi
Kelas :A
Sosok guru masa depan adalah seseorang yang tidak hanya menguasai materi
pelajaran, tetapi juga memiliki empati dan kepedulian terhadap siswa. Guru yang mampu
menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, memahami kebutuhan individual siswa, dan
mendorong siswa berkreativitas serta pemikiran kritis. Kemudian saya juga harus terbuka
terhadap perkembangan teknologi dan mampu mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
dan mampu memciptakan media pembelajaran yang bervariasi. Selain itu, sosok guru masa
depan menjadi contoh teladan dalam sikap, etika, dan nilai-nilai moral, serta berperan aktif
dalam membentuk karakterpeserta didik. Selain itu, juga memiliki semangat untuk terus
belajar dan mengembangkan diri untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi generasi
yang akan datang. Guru yang bisa menginspirasi siswa bahwa apa yang diajarkan itu penting
bagi siswa dan suatu hari akan bisa diterapkan dalam kehidupannya. Guru tidak hanya
mampu mengandalkan kemampuan mengajar saja akan tetapi harus memiliki Kepribadian
luhur, bermartabat, berwibawa, kharismatik, memiliki daya magnet bagi peserta didik,
sehingga peserta didik bisa menemukan sosok orang tua kedua yang menyejukan bagi
mereka, memberikan keteladanan bagi mereka dan bisa bermanfaat bagi manusia lainnya.
Sehingga untuk meningkatkan mutu dunia pendidikan, satu-satunya komponen lembaga
pendidikan yang diharapkan adalah mampu merubah dunia pendidikan dengan sosok seorang
guru profesional dengan memiliki kompetensi, keteladanan, sehingga bisa melaksanakan
amanah profesinya secara baik dan benar. Seorang guru yang hebat tentunya harus memiliki
keunggulan tertentu, baik dalam mengajar maupun hubungan dengan peserta didik, dan
anggota komunitas sekolah serta pihak lain seperti dengan orang tuadan komite.
Seorang guru masa depan juga harus mempunyai sikap profesionalitas yang tinggi
yaitu keinginan untuk memperbaiki diri dan mengikuti perkembangan zaman sehingga
penting bagi seorang guru untuk membangun etoskerja yang positif, menjunjung tinggi
pekerjaan, menjagadiri dalam melaksanakan pekerjaandan keinginan untuk melayani
masyarakat. Lebih jauh lagi, guru juga harus memperhatikan penampilannya baik secara
fisik, intelektual, relasi sosial, kepribadian dan kerohanian sehingga dapat menjadi motivator
bagi peserta didiknya. Menjadi guru adalah pilihan diri yang berasal dari panggilan jiwa.
Menjadi guru berarti harus dapat mengajar dan mendidik dengan baik. Seorang guru haruslah
dapat mengembangkan kemampuan dan potensi diri peserta didik melalui pembelajaran yang
berpihak pada peserta didik. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan sangat
cocok dengan filosofi menjadi guru. Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan adalah
hak asasi setiap individu dan harus diakses oleh semua lapisanmasyarakat tanpa terkecuali.
Beliau juga menekankan pentingnya pendidikan yang berkualitas danberkontribusi pada
pembangunan sosial dan budaya bangsa. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan
harus membentuk individu yang memiliki karakter yang kuat dan dapat berpikir kritis.
Pendidikan harus difokuskan pada pengembangan kepribadian siswa, bukan hanya pada
transfer ilmu pengetahuan. Menjadi guru yang mengikuti filosofi Ki Hajar Dewantara berarti
memandang siswa sebagai individu yang unik dengan potensi yang berbeda-beda. Guru harus
berusaha untuk memberikan pendidikanyang berkualitas dan inklusif, serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri dan berpikir kritis.
Sejalan dengan pendapat Ki Hajar Dewantara bahwa didiklah anak sesuai dengan
zamannya. Dalam hal ini, guru memegang peran yang sangat penting dalam proses
pencapaian tujuan pendidikan. Untuk itu,diperlukan guru yang kreatif dan menyenangkan
sehingga mampu menciptakan iklim pembelajaran kondusif yang berbasis teknologi, suasana
pembelajaran yang menantang dan mampu membelajarkan dengan menyenangkan. Hal ini
penting, terutama dalam setiap pembelajaran guru memiliki peranan yang sangat sentral, baik
sebagai perencana, pelaksana maupun evaluator pembelajaran. Kualitas pembelajaran sangat
bergantung pada profesionalitas guru dalam memberikan kemudahan belajar kepada peserta
didik secara efektif. Syaodih (1988) mengemukakan bahwa guru memegang peranan yang
cukup penting baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan kurikulum. Guru juga
merupakan barisan pengembang kurikulum yang terdepan, maka guru pulalah yang selalu
melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap kurikulum. Menyadari hal tersebut, maka
sangat penting untuk meningkatkan aktivitas, kreativitas, kualitas, dan profesionalisme guru.
Hal tersebut lebih nampak lagi dalam pendidikanyang dikembangkan secara desentralisasi
sejalan dengan kebijakan otonomi daerah, karena guru diberi kebebasan untuk memilih dan
mengembangkan materi standar dan kompetensi dasar sesuai dengan kondisi serta kebutuhan
daerah dan sekolah. Kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi proses dan dari
segi hasil.
Dari segi proses, guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar
peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Di
samping itu, dapat dilihat dari segi gairah dan semangat mengajarnya, serta adanya rasa
percaya diri. Dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang diberikan
mampu mengubah perilaku sebagian besar pendidik kearah penguasaan kompetensi dasar
yang lebih baik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan berbagai kompetensi
pembelajaran. Pengembangan kualitas guru merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan berbagai faktor yang saling terkait. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya tidak
hanya menuntut keterampilan teknis dari para ahli terhadap pengembangan kompetensi
guru,tetapi harus pula dipahami berbagai faktor yang memengaruhinya. Sehubungan dengan
itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas guru dalam
mengembangkan berbagai aspek pendidikan dan pembelajaran. Dalam pelaksanaan berbagai
kebijakan diatas, guru dituntut untuk menjadi ahli penyebar informasiyang baik, karena tugas
utamanya antara lain menyampaikan informasi kepada peserta didik. Untuk itu, diperlukan
peran dari para guru. Mereka dituntut memiliki keterampilan teknis yang memungkinkan
untuk mengorganisasikan materi standar serta mengelolanya dalam pembelajaran dan
pembentukan kompetensi peserta didik. Guru seperti inilah yang akan menjadi tumpuan
harapan orang tua dan masyarakat kedepannya untuk mendidik anak-anak bangsa dan
membantu mengantarkan mereka ke jenjang kesuksesan, baik untuk hidup dalam masyarakat
lokal maupun dalam dunia global. Guru demikianlah yang mampu melakukan pembelajaran
secara kreatif dan menyenangkan, sehingga dapat menyiapkan peserta didik untuk memasuki
era globalisasi tanpa melupakan lingkungannya. Sosok guru masa depan inilah yang
diharapkan mampu menempa dan membimbing peserta didik agar dapat berpikir global dan
bertindak lokal.