Herbal Sri Mawarni

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Tugas Akhir Mata Kuliah Herbal Dalam Keperawatan

PENDEKATAN TERAPI KOMPLEMENTERUNTUK


PENATALAKSANAAN HIPERTENSI

Oleh :

Sri Mawarni
NIM : B300223070

Dosen Pengampuh :
Ibu Sulastri Makbul, S.Farm, Apt

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BARAMULI PINRANG
TAHUN 2024
Jurnal ABDI MERCUSUAR
Vol. 03, No. 01, Juni, 2023, pp. 060 - 068

PENDEKATAN TERAPI KOMPLEMENTER UNTUK


PENATALAKSANAAN HIPERTENSI

Nila Eza Fitria1, Ria Desnita2, Asriwan Guci2, Adek Sutiawan3, Gusti Prisda Yeni2,
Vonnica Amardya2, Rozaq Permana Yudha AH2, Richardson2, Resi Gusrita Dwi Putri1,
Feby Wahyu Indestri1

1ProdiD3 Kebidanan, STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang


2ProdiS1 Keperawatan, STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
3Bagian Administrasi Umum, STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang

E-mail korespondensi : [email protected]

Article History: Abstrak:


Received: 4 Juni 2023 Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu penyakit
Revised: 5 Juni 2023 tidak menular yang masih menjadi penyakit global dan perlu
Accepted: 28 Juni 2023 perhatian serius. Berbagai masalah yang muncul pada
penderita adalah tidak terkontrolnya tekanan darah, tengkuk
terasa berat serta gejala nyeri kepala. Masalah ini dapat diatasi
dengan pendekatan farmakologis dan non farmakologis.
Pendekatan non farmakologis salah satunya adalah dengan
terapi komplementer seperti slow stroke back massage (SSBM).
Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan penderita hipertensi tentang
penatalaksanaan hipertensi khususnya terapi komplementer
SSBM untuk mengontrol tekanan darah.
Metode: Metode dilakukan dengan memberikan edukasi dan
pelatihan tentang terapi SSBM. Kegiatan dilaksanakan di RW 08
Kelurahan Gunung Sarik pada 1 Desember 2022. Jumlah
penderita hipertnesi yang diberikan edukasi adalah 16 orang.
Kata Kunci : Slow Stroke Back Hasil: Hasil yang diperoleh adalah 87,5% penderita hipertensi
Massage, Hipertensi, Tekanan memiliki pengetahuan yang baik setelah diberikan edukasi
Darah tentang penatalaksanaan hipertensi. Setelah kegiatan
pengabdian ini dilakukan, penderita hipertensi diharapkan
dapat menerapkan terapi SSBM untuk mengontrol tekanan darah
disamping menggunakan terapi farmakologis.

60
ISSN: 2797-3239 (ONLINE) doi: https://doi.org/10.36984/jam.v3i1.391
Jurnal ABDI MERCUSUAR
Vol. 03, No. 01, Juni, 2023, pp. 060 - 068

Abstract:
Background: Hypertension is a non-communicable disease
which is still a global disease and needs serious attention.
Various problems that arise in sufferers are uncontrolled blood
pressure, neck feels heavy and symptoms of headaches. This
problem can be overcome by pharmacological and non-
pharmacological approaches. One of the non-pharmacological
approaches is complementary therapy such as slow stroke back
massage (SSBM). The purpose of this community service is to
increase the knowledge and skills of hypertension sufferers
regarding the management of hypertension, especially SSBM
complementary therapy to control blood pressure.
Method: The method is carried out by providing education and
training on SSBM therapy. The activity was carried out in RW
08, Gunung Sarik Village on December 1, 2022. The number of
hypertensive patients who were given education was 16
people.
Keywords: Slow Stroke Back Results: The results obtained were 87.5% of hypertension
Massage, Hypertension, Blood sufferers had good knowledge after being given education
Pressure about hypertension management. After this service activity is
carried out, hypertension sufferers are expected to be able to
apply SSBM therapy to control blood pressure in addition to
using pharmacological therapy.

Pendahuluan
Indonesia memiliki masalah kesehatan yang masih menjadi polemik kesehatan di
masyarakat. Banyaknya penyakit yang ada, dapat dikelompokkan menjadi penyakit
menular dan penyakit tidak menular. Salah satu penyakit tidak menular yang masih
menjadi penyakit global dan membutuhkan perhatian khusus ialah hipertensi. Penyakit
hipertensi dikenal sebagai silent killer karena tidak memiliki gejala yang jelas, sehingga
penderita tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap hipertensi. Kerusakan organ akibat
hipertensi dapat menjadi komplikasi pada penderitanya. Komplikasi akan bergantung pada
luasnya hipertensi dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosa dari awal
(Kartika et al., 2021).
Prevelensi angka hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan pada
tahun 2013 hingga 2018 hipertensi ini umumya dialami penderita dengan usia ≥ 18 tahun
yaitu, sebesar 25,8% mencapai 31,7%. (Kementrian Kesehatan RI, 2018). Perkiraan jumlah
kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di
Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian (Kemenkes RI, 2019). Sedangkan
prevalensi hipertensi pada tahun 2019 berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk
dengan usia ≥18 tahun sebesar 34,11%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), dan yang
terendah berada di Papua sebesar (22,2%). Untuk hipertensi Sumatera Barat yakni

61
ISSN: 2797-3239 (ONLINE) doi: https://doi.org/10.36984/jam.v3i1.391
Jurnal ABDI MERCUSUAR
Vol. 03, No. 01, Juni, 2023, pp. 060 - 068

menduduki peringkat ke 32 sebesar (25,16%) dari 34 Provinsi di Indonesia (Kemenkes RI,


2019).
Menurut Riskesdas Provinsi Sumatera Barat 2018, jumlah kasus hipertensi penduduk
usia 18 tahun ke atas sebanyak 206.300 jiwa. Kota Padang menjadi urutan pertama
terhadap jumlah kasus hipertensi terbanyak di Sumatera Barat dengan jumlah 29.199
kasus. Untuk jumlah penderita hipertensi pada tahun 2019 yang berusia ≥ 15 tahun
sebanyak 171.594 jiwa dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
sebanyak 45.213 jiwa (26,3%) dimana jumlah ini belum mencapai target 100% (Dinkes,
2020).
Pada penderita hipertensi biasanya akan muncul tanda gejala yang biasa dirasakan
seperti sakit kepala, pusing, kelelahan, serta pandangan kabur (Black & Hawk, 2014).
Adapun tanda gejala yang bisa dikatakan khas, seperti nyeri kepala terutama pada bagian
tengkuk yang terasa berat, serta pusing, jantung berdebar-debar, gelisah bahkan jika sudah
parah dapat merasakan nyeri dada. Dari keluhan tersebut, nyeri kepala pada bagian
tengkuk merupakan gejala yang sering dialami oleh para penderita hipertensi (Ekarini et
al., 2020).
Berdasarkan hasil survey awal terhadap data catatan kunjungan Posbindu PTM di RW
08 Kelurahan Gunung Sarik, Kota Pang, angka kunjungan lansia dengan hipertensi cukup
tinggi. Dari wawancara dengan kader kesehatan didapatkan informasi pasien hipertensi di
RW 08 banyak yang tidak mengontrol tekanan darah, minum obat tidak teratur serta
banyak juga yang tidak mengetahui bagaimana mengelola penyakit hipertensi. Bagi pasien
hipertensi yang datang ke Posyandu juga sering mengeluhkan gejala yang berkaitan
dengan hipertensi sepeti tengkuk terasa berat, nyeri kepala serta rasa lemah dan tidak
produktif dalam beraktifitas. Dari catatan data tekanan darah pada buku kunjungan
Posyandu terlihat nilai tekanan darah lansia sebagian besar berada di atas angka 140/90
mmHg. Penatalaksanaan yang diberikan saat Posyandu hanya berupa rujukan ke
Puskesmas dan nanti di Puskesmas penderita hipertensi akan mendapatkan obat. Hasil
wawancara dengan penderita hipertensi didapatkan informasi bahwa mereka masih sulit
untuk mengontrol tekanan darahnya dan cendrung mengalami tekanan darah tinggi
walaupun sudah rutin minum obat. Terkadang penderita hipertensi hanya meminum obat
jika mengalami nyeri kepala dan tengkuk terasa berat.
Pengontrolan tekanan darah serta tanda gejala pada penderita hipertensi tidak hanya
melalui terapi obat tetapi juga dapat melalui terapi non farmakologis. Terapi non
farmakologis dapat diberikan dalam bentu terapi komplementer. Dimana terapi
komplementer dapat menjadi pendamping penatalaksanaan hipertensi selain terapi obat.
Salah satu terapi komplementer yang dapat diajarkan kepada penderita hipertensi adalah
terapi slow stroke back massage (SSBM). SSBM merupakan pemijatan yang memberikan
stimulasi pada kutaneus dengan penekanan pada area punggung dengan teknik stroking,

62
ISSN: 2797-3239 (ONLINE) doi: https://doi.org/10.36984/jam.v3i1.391
Jurnal ABDI MERCUSUAR
Vol. 03, No. 01, Juni, 2023, pp. 060 - 068

petrisage dan friction. Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan pengaruh dari SSBM
terhadap pengontrolan tekanan darah dan gejala hipertensi. Hasil penelitian Wibowo
(2018) menunjukkan SSBM berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada
hipertensi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda. Hasil penelitian
Surya & Yusri (2022) menunjukkan terapi SSBM efektif untuk mengatasi nyeri kepala pada
pasien hipertensi.
Berdasarkan fenomena dan permasalahan yang ada maka dirancanglah kegiatan
pengabdian masyarakat dengan memberikan edukasi dan pelatihan bagi penderita
hipertensi tentang pendekatan terapi komplementer berupa SSBM untuk penatalaksanaan
hipertensi di RW 08 Kelurahan Gunung Sarik, Kota Padang.

Metode Pelaksanaan
Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di RW 08 Kelurahan Gunung Sarik,
Kota Padang. Sasaran pelaksanaan kegiatan adalah penderita hipertensi. Metode
pelaksanaan dilakukan dengan memberikan edukasi dan pelatihan di posko Posyandu RW
08. Jumlah sasaran kegiatan yang hadir pada saat edukasi adalah 16 orang. Kegiatan
edukasi dilakukan pada tanggal 1 Desember 2022. Kegiatan dilakukan setelah
mendapatkan izin dari RW 08 Kelurahan Gunung Sarik serta koordinasi dengan kader
Kesehatan di daerah tersebut.
Adapun rincian pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:

Tabel 1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan Kegiatan Partisipasi Mitra/Sasaran
1 Koordinasi tim serta rapat tim -
untuk merancang kegiatan
2 Sosialisasi rencana kegiatan dengan a. Membantu persiapan dengan
mitra, koordinasi dengan RW dan meluangkan waktu dan tempat
juga kader kesehatan b. Membuat komitmen bersama
untuk bekerja sama dalam
kegiatan
3 Melakukan pemeriksaan tekanan a. Hadir pada saat pemeriksaan
darah dan kolesterol pada penderita tekanan darah dan kolesterol
hipertensi b. Bersedia dilakukan
pemeriksaan
4 Melaksanakan pre-test untuk a. Mengisi kuesioner pre-test
menilai pengetahuan penderita
hipertensi tentang penatalaksanaan
hipertensi dan SSBM

63
ISSN: 2797-3239 (ONLINE) doi: https://doi.org/10.36984/jam.v3i1.391
Jurnal ABDI MERCUSUAR
Vol. 03, No. 01, Juni, 2023, pp. 060 - 068

5 Edukasi tentang hipertensi dan a. Hadir pada saat edukasi


terapi SSBM b. Berperan aktif pada saat
edukasi dan pelatihan
6 Demonstrasi dan melatih terapi a. Hadir saat pelatihan
komplementer SSBM b. Berperan aktif dan
memperagakan kembali terapi
SSBM
7 Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan a. Berperan aktif pada saat
post-test evaluasi dengan menjawab
pertanyaan tentang materi yang
diberikan
b. Mengisi kuesioner post-test
c. Mencobakan Kembali terapi
SSBM secara mandiri

Hasil
Hasil kegiatan pengabdian masyarakat pada penderita hipertensi di RW 08, Kelurahan
Gunung Sarik, Kota Padang adalah penderita hipertensi mengetahui nilai tekanan darah
dan kolesterol, sebagian besar penderita hipertensi mengalami peningkatan pengetahuan
setelah edukasi dan penderita hipertensi bisa memperagakan kembali terapi SSBM yang
sudah diajarkan. Gambaran pengetahuan penderita hipertensi sebelum dan sesudah
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi di RW 09


Kelurahan Gunung Sarik Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Pengabdian kepada
Masyarakat
(n = 16)
No Pengetahuan Pre-test Post-test
n % n %
1 Baik 6 37,5 14 87,5
2 Kurang Baik 10 62,5 2 12,5
Total 16 100 16 100

Berdasarkan tabel 2 di atas, diketahui bahwa sebelum diberikan edukasi, Sebagian


besar (62,5%) penderita hipertensi memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang
penatalaksanaan hipertensi dan SSBM. Setelah diberikan edukasi terjadi peningkatan
pengetahuan dimana 87,5% penderita hipertensi memiliki pengetahuan yang baik tentang
penatalaksanaan hipertensi dan SSBM.

64
ISSN: 2797-3239 (ONLINE) doi: https://doi.org/10.36984/jam.v3i1.391
Jurnal ABDI MERCUSUAR
Vol. 03, No. 01, Juni, 2023, pp. 060 - 068

Hasil dokumentasi kegiatan yang sudah dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1. Pemeriksaan tekanan darah Gambar 2. Pemberian edukasi


dan kolesterol

Gambar 3. Tim PKM bersama mitra kegiatan

Diskusi
Berdasarkan hasil kegiatan didapatkan 87,5% penderita hipertensi mengalami
peningkatan pengetahuan tentang hipertensi dan penderita dapat mendemonstrasikan
kembali terapi SSBM. Pemberian edukasi dapat meningkatkan pengetahuan individu dan
kelompok (Desnita et al., 2020). Pemberian edukasi ditujukan agar individu dapat
mengelola penyakitnya secara tepat sehingga meminimalkan komplikasi yang mungkin
timbul dari penyakitnya.

65
ISSN: 2797-3239 (ONLINE) doi: https://doi.org/10.36984/jam.v3i1.391
Jurnal ABDI MERCUSUAR
Vol. 03, No. 01, Juni, 2023, pp. 060 - 068

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis dan non


farmakologis. Penatalaksanaan farmakologis yaitu penatalaksanaan secara medis dengan
menggunakan obat. Biasa pada pasien hipertensi akan diberikan obat antihipertensi
seperti, diuretik, penyekat beta-adregenik atau beta-blocker, vasodilator, penyekat saluran
kalsium dan penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE) (Ainurrafiq et al., 2019).
Sedangkan untuk mengatasi nyeri kepala biasanya pasien hipertensi menggunakan obat golongan
analgetik, seperti antalgin, paracetamol, dan asam mefenamat. Tujuan dari obat-obatan yang
bersifat analgetik ini digunakan untuk menurunkan rasa nyeri termasuk nyeri kepala pada pasien
hipertensi (Ferdisa & Ernawati, 2021)
Penatalaksanaan non farmakologis merupakan penatalaksanaan pendamping yang
dapat dilakukan untuk memaksimalkan pengobatan farmakologi. Terapi non farmakologi
tidak bertujuan untuk menggantikan fungsi pengobatan farmakologi. Penatalaksanaan
hipertensi juga dibutuhkan kepatuhan untuk meningkatkan derajat kesehatan, seperti diet
rendah garam, tidak merokok, serta mengkonsumsi obat hipertensi secara teratur.
Penatalaksanaan hipertensi secara non farmakologis dapat diberikan melalui pemberian
edukasi kepada pasien karena semua penatalaksanaan ini akan dilaksanakan secara
mandiri oleh pasien di rumah. Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini telah dilakukan
edukasi kepada pasien tentang penatalaksanaan hipertensi dimana isi materi edukasi
mencakup program CERDIK dan PATUH sesuai rekomendasi dari Kemenkes RI. Program
CERDIK terdiri dari cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas
fisik, diet seimbang, istirahat cukup dan kelola stres. Program PATUH berupa periksa
kesehatan secara rutin, atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, tetap diet
dengan gizi seimbang, upayakan aktivitas fisik dengan aman, hindari asap rokok, alkohol
dan zat karsinogen lainnya (Kemenkes RI, 2018).
Disamping memberikan edukasi penatalaksanaan hiperteni, pada kegiatan pengabdian
masyarakat ini juga dilakukan demonstrasi terapi SSBM yang dapat diterapkan pasien
untuk mengontrol tekanan darah dan juga mengatasi keluhan hipertensi. Setelah
didemonstrasikan dan diajarkan, penderita hipertensi dapat memperagakan kembali
tindakan SSBM tersebut. Terapi SSBM merupakan salah satu penatalaksanaan non
farmakologis hipertensi.
SSBM merupakan pemijatan yang memberikan stimulasi pada kutaneus dengan
penekanan pada area punggung dengan teknik stroking, petrisage dan friction. SSBM
menstimulasi saraf di superfisial kulit yang kemudian diteruskan ke otak dibagian
hipotalamus yang memicu pelepasan hormon endorphin. Hormon endorphin memberikan
efek relaksasi yang mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga tekanan darah
menurun. Selain itu hormon endorphin juga menstimulasi produksi kerja hormon dopamin
sehingga meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis. Sistem saraf parasimpatis
berfungsi mengontrol aktivitas yang berlangsung dan bekerja pada saat tubuh rileks,

66
ISSN: 2797-3239 (ONLINE) doi: https://doi.org/10.36984/jam.v3i1.391
Jurnal ABDI MERCUSUAR
Vol. 03, No. 01, Juni, 2023, pp. 060 - 068

sehingga penderita hipertensi mempersepsikan sentuhan sebagai stimulus respon


relaksasi dan menyebabkan penurunan nyeri kepala (Yusiana & Suwardianto, 2014).
Beberapa hasil penelitian terdahulu juga telah menunjukkan efektifitas dari terapi
SSBM bagi pasien hipertensi. Hasil penelitian Wibowo (2018) menunjukkan SSBM
berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada hipertensi lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda. Hasil penelitian Surya & Yusri (2022)
menunjukkan terapi SSBM efektif untuk mengatasi nyeri kepala pada pasien hipertensi.
Berdasarkan hal ini, terapi ini tepat untuk diajarkan kepada pasien hipertensi selain
bermanfaat, juga mudah untuk diterapkan.

Kesimpulan dan Saran


Setelah dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat didapatkan hasil 87,5%
penderita hipertensi mengalami peningkatan pengetahuan tentang hipertensi dan terapi
SSBM. Penderita hipertensi dapat memperagakan kembali terapi SSBM yang telah
diajarkan. Setelah kegiatan selesai, diharapkan penderita hipertensi di RW 08 dapat
melakukan terapi SSBM untuk mengontrol tekanan darah disamping juga mengkonsumsi
obat hipertensi.

Ucapan Terima Kasih


Kami mengucapkan terimakasih kepada LPPM STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang,
Ketua STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang, Yayasan Mercubaktijaya, kader dan penderita
hipertensi di RW 08 Kelurahan Gunung Sarik yang telah memberikan kesempatan dan
dukungan dalam pelaksanaan Program Pengabdian Kepada Masyarakat.

Daftar Referensi
Ainurrafiq, A., Risnah, R., & Ulfa Azhar, M. (2019). Terapi Non Farmakologi dalam
Pengendalian Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi: Systematic Review. MPPKI
(Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Health
Promotion, 2(3), 192–199. https://doi.org/10.31934/mppki.v2i3.806
Black, J.M, & Hawks, J.H. (2014). Medical-surgical nursing: Clinical management for positive
outcome (8th ed.). St.Louis: Saunders Elsevier
Desnita, R., Andika, M., Sugiharto, & Efendi, Z. (2020). Pemberdayaan Pasien dan Keluarga
dalam Manajemen Diet Diabetes Melitus pada Masa Pandemi Covid-19 di Kota
Padang. Jurnal Implementasi Pengabdian kepada Masyarakat, 2(2), pp. 52-57.
Dinkes. (2020). Laporan tahunan tahun 2019 edisi 2020 1. Padang : Dinas Kesehatan Kota
Padang.
Ekarini, N. L. P., Wahyuni, J. D., & Sulistyowati, D. (2020). Faktor - Faktor Yang
Berhubungan Dengan Hipertensi Pada Usia Dewasa. Jurnal keperawatan, 5(1), 61–73.
https://doi.org/10.32668/jkep.v5i1.357

67
ISSN: 2797-3239 (ONLINE) doi: https://doi.org/10.36984/jam.v3i1.391
Jurnal ABDI MERCUSUAR
Vol. 03, No. 01, Juni, 2023, pp. 060 - 068

Ferdisa, R. J., & Ernawati, E. (2021). Penurunan Nyeri Kepala Pada Pasien Hipertensi
Menggunakan Terapi Relaksasi Otot Progresif. Ners Muda, 2(2), 47.
https://doi.org/10.26714/nm.v2i2.6281
Kartika, M., Subakir, S., & Mirsiyanto, E. (2021). Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan
Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh Tahun
2020. Jurnal Kesmas Jambi, 5(1), 1–9. https://doi.org/10.22437/jkmj.v5i1.12396
Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
Kemenkes RI. (2019). Hipertensi Si Pembunuh Senyap. Kementrian Kesehatan RI, 1-
5.https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
hipertensi-si-pembunuh-senyap.pdf
Surya, D. O., & Yusri, Viki. (2022). Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap
Nyeri Kepala Pasien Hipertensi. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 7(4), 120-123.
Wibowo, Thomas Ari. (2018). Pengatuh slow stroke back massage (SSBM) terhadap
penurunan tekanan darah pada hipertensi lansia. Jurnal Ilmu Kesehatan, 6(2), 119 –
131.
Yusiana, M. A., Suwardianto, H. (2014). The effectiveness of deep breathing and slow stroke
back massage to decrease the blood pressure on a patient with hypertension.
Indonesian Nursing Journal of Education and Clinis (INJEC), 1(1).
http://dx.doi.org/10.24990/injec.v1i1.49

68
ISSN: 2797-3239 (ONLINE) doi: https://doi.org/10.36984/jam.v3i1.391

Anda mungkin juga menyukai