1+Teknokris+Yonas+Sipil 4 Dikonversi
1+Teknokris+Yonas+Sipil 4 Dikonversi
1+Teknokris+Yonas+Sipil 4 Dikonversi
ABSTRAK
Struktur Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bank BPD Jateng Kota Semarang didesain dengan
mengacu pada SNI 03-2847-2013, SNI 03-1726-2012, dan PPIUG 1987. Untuk menganalisis gaya gempa
digunakan metode dynamic respons spectrum. Gaya gempa pada struktur dirancang dengan menggunakan
konsep Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus karena struktur bangunan terletak pada tanah kelas sedang dan
masuk dalam kategori desain seismic tipe D. Sistem rangka portal terdiri dari balok dan kolom, yang
menggunakan konsep kolom kuat balok lemah. Sendi plastis dirancang terjadi di balok sedang pada kolom sendi
plastis hanya terjadi di kolom bagian atas pondasi. Hal ini direncanakan untuk mencegah terjadi keruntuhan
struktur pada pertemuan balok-kolom. Dalam pemodelan struktur dan merencanakan gaya-gaya dalam maka
proses penghitungannya berbantu program analisis struktur. Material yang digunakan ialah beton dengan mutu
f 'c 30 MPa, sedang untuk besi tulangan dengan mutu f 400
y MPa.
Kata kunci : SNI 03-1726-2012, SNI 03-2847-2013, Desain seismic tipe D, SRPMK, Sendi plastis
ABSTRACT
The building structure of Economic Institute Bank BPD Central Java is designed with reference to SNI
03-2847-2013, SNI 03-1726-2012, and PPIUG 1987. To analyze earthquake forces the method of dynamic
spectrum response is used. The earthquake force on the structure is designed using the concept of the Special
Moment Resisting Frame System because the building structure is located on medium grade soil and is included
in the type of seismic design D. The portal frame system consists of beams and columns, which use the weak
beam strong column concept. Plastic joints are designed to occur on beams and in plastic joint columns only
occurring in the column at the top of the foundation. This is planned to prevent structural collapse at the beam-
column frame section. Structural analysis program is used to help modeling the structure and calculating
internal forces. Material which is used in this project is concrete which have compressive strength of concrete
30 MPa, and for reinforced steel 400 is MPa.
Keywords : SNI 03-1726-2012, SNI 03-2847-2013, Seismic Design Type D, SRPMK, Plastic joint.
1
Jurnal Teknokris vol. 24, No. 1 , Januari - Juni 2021 P- ISSN : 1411-0539 E-ISSN : 2622-8300
2
Jurnal Teknokris vol. 24, No. 1 , Januari - Juni 2021 P- ISSN : 1411-0539 E-ISSN : 2622-8300
tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat c. Lantai Atap : 807 m2
gempa itu. 8. Elevasi :
2. Beban Angin (Wind Load) a. Lantai Ground Floor : +3.50 m
Beban angin adalah beban yang bekerja pada b. Lantai 2-6 : +2.90 m
suatu struktur, akibat pengaruh struktur yang mem- c. Lantai Atap : +0.00 m
blok aliran angin, sehingga energi kinetik angin 9. Spesifikasi material :
akan dikonversi menjadi tekanan energi potensial a. Mutu beton : 30 Mpa
yang menyebabkan terjadinya beban angin. Efek b. Mutu baja : 400 Mpa
beban angin pada suatu struktur bergantung pada 10. Gambar rencana
berat jenis dan kecepatan udara, sudut luas angin, 11. Data tanah
bentuk, dan kekakuan struktur, dan faktor-faktor 3.3 Diagram Alir
yang lain.
2.3 Kombinasi Pembebanan
Di dalam peraturan SNI 03-1726-2012, dijelaskan
mengenai Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung. Dinyatakan bahwa struktur lainnya
dirancang memakai kombinasi pembebanan,
kombinasi-kombinasi tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. U = 1,4D
2. U = 1,2D + 1,6L
3. U = 1,2D + 1,0L + 1,0 (I/R) Ex + 0,3 (I/R) Ey
4. U = 1,2D + 1,0L + 0,3 (I/R) Ex + 1,0 (I/R) Ey
Dimana :
D = beban mati (dead load)
L = beban hidup (live load)
E = beban gempa (earthquake load)
R = faktor reduksi
I = faktor keutamaan Gedung
3
Jurnal Teknokris vol. 24, No. 1 , Januari - Juni 2021 P- ISSN : 1411-0539 E-ISSN : 2622-8300
4.3 Portal
Portal adalah suatu sistem kerangka bangunan yang Tabel 4.1 Kategori Resiko Bangunan Gedung
terdiri dari bagian-bagian struktur yang saling dan Non Gedung untuk beban Gempa
berhubungan dan berfungsi menahan beban sebagai (lanjutan)
satu kesatuan. Hal-hal yang harus diperhatikan Jenis Pemanfaatan Kategori
dalam pendimensian portal adalah sebagai berikut : Resiko
1. Estimasi analisis struktur gedung terhadap pemadam kebakaran atau struktur
beban gempa mengacu pada SNI 03-1726- rumah atau struktur pendukung air
2012. atau material atau peralatan
2. Kajian struktur gedung bertingkat tinggi pemadam kebakaran) yang
dikerjakan dengan menggunakan metode disyaratkan untuk beroperasi pada
analisis Dinamik Spektrum Respons. saat keadaan darurat.
3. Menetapkan konfigurasi sistem rangka Gedung dan non gedung yang
pemikul momen yang dimulai dengan dibutuhkan untuk
menetapkan jenis kelompok resiko struktur mempertahankan fungsi struktur
gedung terhadap pengaruh gempa bangunan lain yang masuk ke
(kategori resiko IV). dalam kategori resiko IV
4. Menetapkan faktor keutamaan gempa dari
struktur gedung, yaitu dengan mengacu 5. Menetapkan menurut wilayah zona gempa.
4
Jurnal Teknokris vol. 24, No. 1 , Januari - Juni 2021 P- ISSN : 1411-0539 E-ISSN : 2622-8300
0.6
0.4
SA
0.2
0.0
0 1 2 3 4 5 6
T (detik)
5
Jurnal Teknokris vol. 24, No. 1 , Januari - Juni 2021 P- ISSN : 1411-0539 E-ISSN : 2622-8300
Ve4
125
125
5D22 3D22 Mpr4
Mpr3+Mpr4
Pu Ve3,4 =
lu
600
600
2D13 2D13
Gambar 4.5 Diagram Gaya Geser Kolom
3D22 5D22
400 400
Dari perhitungan, diperoleh tulangan utama
Tumpuan Lapangan 20D22 serta tulangan sengkang atau tulangan
pembagi 6D10-100 pada area tumpuan dan 6D10-
150 pada area lapangan. Detail penulangan kolom
dapat dilihat pada Gambar 4.6 dibawah ini :
Gambar 4.4 Detail Penulangan Balok Induk
Perencanaan Kolom
Kolom adalah batang tekan vertical dari rangka
struktur yang memikul beban dari balok, sehingga
keruntuhan pada kolom dapat menyebabkan runtuh
total (total collapse) seluruh struktur (Agus 2x3D10-100 2x3D10-150
Setiawan, 2016). Kuat Lentur minimum kolom
700
700
dihitung dengan persyaratan kolom, sebagai berikut
:
M c
Dimana :
1,2 M g
M
20D22 20D22
g = Momen nominal balok
M c
: Momen nominal kolom, harus dicari dari 700
Tumpuan
700
Lapangan
gaya aksial terfaktor yang menghasilkan kuat lentur
terendah, konsisten dengan arah gempa yang
ditinjau. Dalam hal ini hanya kombinasi beban
dengan beban gempa yang dipakai untuk
Gambar 4.6 Detail Penulangan Kolom
memeriksa syarat Kolom Kuat Balok Lemah ini.
Kuat geser kolom SRPMK berdasarkan terjadinya
Perencanaan Pertemuan Balok-Kolom
sendi-sendi plastis pada ujung balok-balok yang
Perencanaan pertemuan balok-kolom dalam
bertemu pada kolom tersebut. Untuk perencanaan
SRPMK dilakukan dengan perhitungan gaya geser
kolom, gaya geser didapat dengan menjumlahkan
horizontal akibat balok dan gaya geser kolom yang
Mpr kolom atas dengan Mpr kolom bawah dibagi melewati inti join harus dianalisis dengan
dengan tinggi bersih kolom. Gaya geser tidak perlu membentuk keseimbangan pada titik pertemuan.
diambil > dari gaya geser rencana dari kuat Di analisis pertemuan joint tengah balok kolom dan
hubungan balok kolom berdasarkan Mpr balok, pertemuan joint tepi balok kolom dengan asumsi
bahwa momen balok yang diterima oleh kolom
dan tidak boleh < dari gaya geser terfaktor hasil berlawanan dengan panjang kolom tersebut. Kita
analisis struktur. Diagram gaya geser rencana dapat melihat freebody diagram gayanya pada
kolom dapat dilihat pada Gambar 4.5 dibawah ini : gambar 4.7 dibawah ini :
6
Jurnal Teknokris vol. 24, No. 1 , Januari - Juni 2021 P- ISSN : 1411-0539 E-ISSN : 2622-8300
5. KESIMPULAN
Kesimpulan
Saran
Untuk bangunan bertingkat yang berada
pada daerah rawan gempa, sebaiknya didesain
menggunakan Struktur Rangka Pemikul Momen
Khusus (SRPMK), hal ini bertujuan agar diperoleh
sifat struktur daktail, sehingga apabila terjadi
gempa yang kuat, tidak terjadi keruntuhan pada
struktur sehingga jatuhnya korban jiwa dapat
dihindari. Dalam perencanaan struktur gedung
tahan gempa, deformasi struktur menjadi nilai
penting serta tidak dapat diabaikan.
Gambar 4.7 Gaya-gaya yang Bekerja pada
Hubungan Balok-Kolom DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil perhitungan dirancang tulangan 6D10- [1] Badan Standardisasi Nasional.2012. Tata
100. Detail penulangan hubungan balok kolom Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
dapat dilihat pada Gambar 4.8 dibawah ini : untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung (SNI 03-1726-2012). Bandung:
BSN.
[2] Badan Standardisasi Nasional.2013.
Persyaratan Beton Struktural untuk
Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2013).
Bandung: BSN.
[3] Direktorat Penyelidikan Masalah
Bangunan. 1983. Peraturan Pembebanan
Indonesia untuk Gedung. Bandung:
Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah
Bangunan.
[4] Kusuma, Gideon. 1995. Grafik dan Tabel
Perhitungan Beton Bertulang Berdasarkan
SK SNI T-15-1991-03 Seri Beton 4.
Jakarta: Erlangga.
[5] Chu Kia Wang, Charles G.Salmon, dan
Binsar Hariandja (ed.). 1993. Desain
Beton Bertulang. Jilid I.Jakarta:
Erlangga.
[6] Setiawan, Agus. 2016. Perancangan
Struktur Beton Bertulang. Jakarta :
Gambar 4.8 Detail Hubungan Balok-Kolom Erlangga