BAB I
PENDAHULUAN
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi dari
lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan.1
Salah satu kelainan kulit yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi
kulit adalah eritroderma. Eritroderma bukan merupakan kasus yang sering
ditemukan, namun insidensi eritroderma semakin meningkat didalam kehidupan
sehari-hari dan masalah yang ditimbulkannya cukup parah. Diagnosis yang
ditegakkan lebih awal, cepat dan akurat serta penatalaksanaan yang tepat sangat
memengaruhi prognosis penderita.
Prevalensi eritoderma kian meningkat selaras dengan peningkatan kejadian
psoriasis karena salah satu kausa yang paling sering adalah psoriasis. Dari
beberapa pendapat para ahli, eritoderma dibagi menjadi dua sesuai penyebabnya
yaitu : eritoderma akibat alergi obat secara sistemik dan eritoderma akibat
perluasan penyakit kulit.1
Pada eritoderma akibat alergi obat diperlukan anamnesis yang teliti untuk
mencari obat penyebabnya. Umumnya alergi timbul akut dalam waktu 1$ hari dan
wujud kelainan kulitnya berupa eritema saja setelah fase penyembuhan barulah
timbul skuama. Pada eritoderma akibat perluasan penyakit kulit seringkali
disebabkan oleh psoriasis dan dermatitis seborik pada bayi. Faktor penyebab
psoriasis menjadi eritoderma ada 2 hal yaitu karena penyakitnya sendiri atau
karena pengobatan yang terlalu kuat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Eritroderma berasal dari bahasa Yunani, yaitu erythro (red ) merah* dan
derma, dermatos (skin ) kulit*, merupakan kelainan kulit yang ditandai dengan
eritema mengenai 9$% atau lebih pada permukaan kulit yang biasanya disertai
skuama. Pada beberapa kasus, skuama tidak selalu ditemukan, misalnya pada
eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, pada mulanya tidak
disertai skuama. Pada eritroderma yang kronik, eritema tidak begitu jelas karena
bercampur dengan hiperpigmentasi. Bila eritema mencangkup antara 5$% - 9$%
maka sering dinamai pre-eritroderma.
Kelainan kulit yang ditandai dengan adanya gambaran kemerahan yang
bersifat universal atau yang mencakup 9$% permukaan tubuh diakibatkan oleh
pelebaran pembuluh darah pada kulit atau yang sering disebut eritema. Keadaan
1
tersebut berlangsung dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.
Dermatitis eksfoliativa dianggap sinonim dengan eritroderma meskiupun
tidak begitu tepat karena pada gambaran klinik dapat menghasilkan gambaran
penyakit yang berbeda. Pada banyak kasus eritroderma umumnya terdapat
kelainan kulit yang ada sebelumnya misalnya psoriasis atau dermatitis atopik.
II. EPIDEMIOLOGI
Penyakit kulit yang sedang diderita memegang peranan lebih dari setengah
kasus dari eritroderma. Seperti yang telah disebutkan bahwa pasien dengan
eritroderma bukan pasien yang sering ditemukan namun disadari adanya
peningkat jumlah pasien hari demi hari. Dengan penyebab utama ialah psoriasis
yang meluas oleh sebab itu insidensi meningkat seiring dengan insidensi psoriasis.
/dentifikasi psoriasis mendasari penyakit eritroderma lebih dari seperempat kasus
1,3
didapatkan laporan bahwa terdapat 07 dari 12$ kasus adalah psoriasis berat.
Penyakit ini dapat mengenai pria ataupun wanita, namun paling sering
pada pria dengan rasio 2 : 1 sampai 3 : 1, dengan onset usia rata-rata 4 3$ tahun,
meskipun eritroderma dapat terjadi pada semua usia. 5nak-anak bisa menderita
eritroderma lebih sering diakibatkan oleh alergi terhadap obat. 5lergi terhadap
obat bisa karena pengobatan yang dilakukan sendiri ataupun penggunaan obat
secara tradisional.1, 2
III. ETIOLOGI
Dahulu eritroderma dibagi menjadi primer dan sekunder. Pendapat
sekarang semua eritroderma memiliki penyebab dasarnya, sehingga eritroderma
selalu sekunder. Eritroderma dapat disebabkan oleh 3 hal yang sudah diketahui
hingga saat ini yaitu:
1. Eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik
Diperlukan anamnesis yang teliti untuk memastikan bahwa alergi
obat yang terjadi secara sistemik ialah proses masuknya obat kedalam
tubuh dengan cara apapun termasuk melalui mulut, hidung, suntikan7infus,
rectum maupun vagina.
Keadaan ini banyak ditemukan pada anak hingga dewasa muda.
8bat yang dapat menyebabkan eritroderma adalah obat yang mengandung
arsenik organik, emas, merkuri (jarang*, penisilin, barbiturate. Pada
beberapa masyarakat, eritroderma mungkin lebih tinggi karena pengobatan
sendiri dan pengobatan secara tradisional. Waktu mulainya obat ke dalam
tubuh hingga timbul penyakit bervariasi, dapat segera sampai 2 minggu.
Gambaran klinisnya adalah eritema universal. Bila ada obat yang masuk
lebih dari satu yang masuk ke dalam tubuh, diduga sebagai penyebabnya
ialah obat yang paling sering menyebabkan alergi.1, 3
2. Eritroderma yang disebabkan oleh perluasan penyakit kulit.
Eritroderma yang disebabkan oleh penyakit kulit lain, merupakan
penyebab eritroderma yang paling banyak ditemukan dan tersering
disebabkan oleh penyakit :
a* Psoriasis
Psoriasis dapat menjadi eritroderma disebabkan oleh 2 hal
yaitu oleh perkembangan penyakit psoriasis itu sendiri maupun
akibat pengobatan psoriasis yang terlalu kuat. 8leh sebab itu perlu
dianamnesis dengan jelas riwayat penyakit psoriasis dan
pengobatan yang sudah dilakukan.1
b* Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik yang dimaksud ialah dermatitis
seboroik pada bayi juga dapat menyebabkan eritroderma yang juga
dikenal sebagai penyakit Leiner atau eritroderma deskuamativum.
Etiologinya belum diketahui pasti namun diduga disebakan oleh
dermatitis seboroika yang meluas. Usia penderita berkisar 3-2$
minggu. Selain itu yang dapat menyebabkan eritroderma adalah
ptiriasis rubra pilaris, pemfigus foliaseus, dermatitis atopic dan
liken planus.1,3,3
3. Eritroderma akibat penyakit sistemik termasuk keganasan
Berbagai penyakit atau kelainan alat dalam termasuk infeksi fokal
hingga keganasan dapat memberikan kelainan kulit berupa eritroderma.
<adi setiap kasus eritroderma yang tidak termasuk akibat alergi obat dan
akibat perluasan penyakit kulit lain harus dicari penyebabnya, yang
berarti perlu pemeriksaan menyeluruh termasuk pemeriksaan
laboratorium dan foto toraks, untuk melihat adanya infeksi penyakit pada
alat dalam atau infeksi fokal dan mencari kemungkinan adanya
keganasan. 5danyaleukositosis tanpa ditemukan penyebabnya,
menunjukan adanya
infeksi bacterial yang tersembunyi (occult infection* yang perlu diobati.1
Termasuk didalamnya ialah sindrom se>ary yaitu suatu limfoma
yang belum diketahui penyebabnya ada yang menduga bahwa ini
berhubungan dengan stadium dini mikosis fungoides. Diduga juga
berhubungan dengan infeksi virus HTL@-@ dan dimasukan ke dalam
ATAL (Autaneus T-Aell Lymphoma*. Yang diserang ialah orang
dewasa, pria berkisar usia 23 tahun dan wanita berkisar 53 tahun.
Sindrom ini ditandai dengan eritema berwarna merah membara yang
universal disertai
skuama dan rasa sangat gatal.
Pada sepertiga atau setengah dari pasien didapat splenomegaly,
limfadenopati superfisial, alopesia, hiperpigmentasi, hyperkeratosis
palmaris dan plantasis, serta kuku yang distrofik.
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat sel yang khas berupa sel
limfosit atipik yang disebut sel se>ary. Dapat disebut sindrom se>ary jika
jumlah sel se>ary yang beredar 1$$$7m3 atau lebih atau melebihi 1$% sel
yang beredar. <ika jumlah sel dibawah 1$$$7mm3 maka disebut sindrom
pre-se>ary.
IV. PATOFISIOLOGI
Bekanisme terjadinya eritroderma belum diketahui dengan jelas. Dapat
diketahui bahwa akibat suatu agen dalam tubuh baik itu obat-obatan, perluasan
penyakit kulit dan penyakit sistemik menyebabkan tubuh bereaksi berupa
pelebaran pembuluh darah kapiler yang menyebabkan eritema yang universal.
Eritema berarti terjadi pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah
ke kulit meningkat sehingga kehilangan panas bertambah. 5kibatnya pasien
merasa dingin dan menggigil. Pada eritroderma kronis dapat terjadi gagal jantung.
<uga dapat terjadi hipotermia akibat peningkatan perfusi kulit. Penguapan cairan
yang makin meningkat dapat menyebabkan dehidrasi. Bila suhu badan meningkat,
kehilangan panas juga meningkat. Pengaturan suhu terganggu. Kehilangan panas
menyebabkan hipermetabolisme kompensator dan peningkatan laju metabolisme
basal. Kehilangan cairan oleh transpirasi meningkat sebanding laju metabolisme
basal.1
Kehilangan skuama dapat mencapai 9 gram7m 2 permukaan kulit atau lebih
sehari sehingga menyebabkan kehilangan protein (hipoproteinemia* dengan
berkurangnya albumin dengan peningkatan relatif globulin terutama
gammaglobulin merupakan kelainan yang khas. Edema sering terjadi,
kemungkinan disebabkan oleh pergeseran cairan ke ruang ekstravaskuler.1
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium digunakan karena penyakit eritroderma pada
dasarnya dapat disebabkan oleh penyakit sistemik dan dapat mengakibatkan
komplikasi sistemik. Pada eritroderma terjadilah eritema yang berarti pelebaran
pembuluh darah yang menyebabkan peningkatan penguapan yang dapat
2
mengakibatkan dehidrasi. Kehilangan skuama yang dapat mencapai 9 gram7m
pada permukaan kulit mengakibatkan kehilangan protein. Sehingga pada
pemeriksaan darah didapatkan albumin serum yang rendah dan peningkatan
relative gammaglobulin, ketidakseimbangan elektrolit, protein fase akut
meningkat dan leukositosis.1,3
2. Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi pada kebanyakan pasien dengan eritroderma
dapat membantu mengidentifikasi penyebab eritroderma sampai dengan 5$%
kasus, biopsi kulit dapat menunjukkan gambaran yang bervariasi, tergantung berat
dan durasi proses inflamasi. Pada tahap akut, spongiosis dan parakeratosis
menonjol, sehingga terjadi edema. Pada stadium kronis, akantosis dan
perpanjangan rete ridge lebih dominan.
Eritroderma akibat limfoma, yang infiltrasi bisa menjadi semakin
pleomorfik, dan mungkin akhirnya memperoleh fitur diagnostik spesifik, seperti
bandlike limfoid infiltrate di dermis-epidermis, dengan sel cerebriform
mononuclear atipikal dan Pautrier’s microabscesses. Pada pasien dengan Sindrom
Se>ary ditemukan limfosit atipik yang disebut sel Se>ary. Biopsi pada kulit juga
memberi kelainan yang agak khas, yakni terdapat infiltrat pada dermis bagian atas
dan terdapatnya sel Se>ary. Disebut sindrom Se>ary, jika jumlah sel Se>ary yang
beredar 1$$$7mm3 atau lebih atau melebihi 1$% sel-sel yang beredar. Bila jumlah
sel tersebut di bawah 1$$$7mm3 dinamai sindrom pre-Se>ary.1
Pemeriksaan immunofenotipe infiltrate limfoid juga mungkin sulit
menyelesaikan permasalahan karena pemeriksaan ini umumnya memperlihatkan
gambaran sel T matang pada eritroderma jinak maupun ganas. Pada psoriasis
papilomatosis dan gambaran clubbing lapisan papiler dapat terlihat, dan pada
pemfigus foliaseus, akantosis superfisial juga ditemukan. Pada eritroderma
ikhtisioform dan ptiriasis rubra pilaris, biopsi diulang dari tempat-tempat yang
dipilih dengan cermat dapat memperlihatkan gambaran khasnya.
VIII. DIAGNOSIS BANDING
5da beberapa diagnosis banding pada eritroderma:
1. Dermatitis atopik
Dermatitis atopik adalah peradangan kulit kronis yang terjadi di
lapisan epidermis dan dermis, sering berhubungan dengan riwayat atopik
pada keluarga asma bronkial, rhinitis alergi, konjungtivitis. 5topik terjadi
di antara 15-25% populasi, berkembang dari satu menjadi banyak kelainan
dan memproduksi sirkulasi antibodi /gE yang tinggi, lebih banyak karena
alergi inhalasi.5 Dermatitis atopik adalah penyakit kulit yang mungkin
terjadi pada usia berapa pun, tetapi biasanya timbul sebelum usia 5 tahun.
Biasanya ada tiga tahap: balita, anak-anak, dan dewasa.
Dermatitis atopik merupakan salah satu penyebab eritroderma pada
orang dewasa di mana didapatkan gambaran klinisnya terdapat lesi pra-
existing, pruritus yang parah, likenifikasi dan prurigo nodularis,
sendangkan pada gambaran histologi terdapat akantosis ringan, spongiosis
variabel, derma eosinofil dan parakeratosis.3
Gambar 2. Dermatitis atopik
2. Psoriasis
Eritroderma psoriasis dapat disebabkan oleh karena pengobatan
topikal yang terlalu kuat atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas.
Ketika psoriasis menjadi eritroderma biasanya lesi yang khas untuk
psoriasi tidak tampak lagi karena dapat menghilang, plak-plak psoriasis
menyatu, eritema dan skuama tebal universal.1,2 Psoriasis mungkin
menjadi eritroderma dalam proses yang berlangsung lambat dan tidak
dapat dihambat atau sangat cepat. Faktor genetic berperan. Bila
orangtuanya tidak menderita psoriasi, resiko mendapat psoriasi 12%,
sedangkan jika salah seorang orang tuanya menderita psoriasis, resikonya
mencapai 33-39%.1
Psoriasis ditandai dengan adanya bercak-bercak, eritema berbatas
tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan disertai
fenomena tetesan lilin, 5uspit>, dan Koebner.1
Gambar 7. Psoriasis
3. Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik adalah peradangan kulit yang kronis ditandai
dengan plak eritema yang sering terdapat pada daerah tubuh yang banyak
mengandung kelenjar sebasea seperti kulit kepala, alis, lipatan nasolabial,
belakang telinga, cuping hidung, ketiak, dada, antara skapula. Dermatitis
seboroik dapat terjadi pada semua umur, dan meningkat pada usia 3$
tahun.5 Biasanya lebih berat apabila terjadi pada laki-laki dari pada wanita
dan lebih sering pada orang-orang yang banyak memakan lemak dan
minum alkohol.1
Biasanya kulit penderita tampak berminyak, dengan kuman
pityrosporum ovale yang hidup komensal di kulit berkembang lebih subur.
Pada kepala tampak eritema dan skuama halus sampai kasar (ketombe*.
Guo ad sanam : dubia ad bonam
Guo ad vitam : dubia ad
bonam Guo ad fungsionam : dubia ad
bonam Guo ad kosmetikum : dubia ad
bonam
BAB IV
KESIMPULAN
Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan eritema di seluruh7
hampir seluruh tubuh dan biasanya disertai skuama. Kelainan ini lebih banyak
didapatkan pada pria, terutama pada usia rata-rata 3$-2$ tahun. Penyebab
tersering eritroderma adalah akibat perluasan penyakit kulit sebelumnya, reaksi
obat, alergi obat, dan akibat penyakit sistemik termasuk keganasan.
Gambaran klinik eritroderma berupa eritema dan skuama yang bersifat
generalisata. Penatalaksanaan eritroderma yaitu dengan pemberian
kortikosteroid dan pengobatan topikal dengan pemberian emolien serta
pemberian cairan dan perawatan di ruangan yang hangat.
Prognosis eritroderma yang disebabkan obat-obatan relatif lebih baik,
sedangkan eritroderma yang disebabkan oleh penyakit idiopatik, dermatitis
dapat berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan cenderung
untuk kambuh.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, 5dhi. /lmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi kelima. <akarta:
Fakultas Kedokteran Universitas /ndonesia, 2$1$.
2. Umar, H Sanusi. Erythroderma (generali>ed exfoliative dermatitis*, diunduh
dari: www.emedicine.com,pada 20 <anuari 2$12.
3. Siregar, FS. Saripati Penyakit Kulit. <akarta: EGA, 2$$3.
3. Fit>patrickHs Dermatology in General Bedicine 7th eds. Cew York: BcGraw-
Hill, 2$$1.
5. Bandyopadhyay debabrata, 5ssociate Professor and Head Department of
Dermatology, diunduh dari: www.tripodindonesia.com, pada tanggal 20
<anuari 2$12