1900 4422 2 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia ISSN 2620-7710 (Versi Cetak)

Vol. 1, No. 1, Mei 2018, Hal. 211-222 ISSN 2621-0398 (Versi Elektronik)

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DAN


CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN

Ajeng Andriani Hapsari1


1
Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Widyatama
Email: [email protected]

ABSTRACT
This study aims to examine the effect of applying Good Corporate Governance and Corporate Social Responsibility
to the Value of Banking Companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). GCG Mechanism variable is
measured by the implementation of Corporate Governance, Managerial Ownership, Institutional Ownership, Board
of Commissioners, and Independent Commissioners CSR is measured by referring to the GRI (Global Reporting
Initiative) guidelines which include 79 disclosure items. Company value itself is measured using Tobin's Q. The
population of this study is all banks listed on the Stock Exchange for 5 years, which is the 2011-2015 observation
period. This research is a descriptive verificative study with the Purposive Sampling method which is a Non
Probability Sampling methods. The results obtained in this study statistically show that GCG has a negative and an
insignificant effect on firm value. Meanwhile, CSR has a positive effect, but it is not significant towards Company
Value.
Keywords: Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility, Corporate Value, Banking

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan Good Corporate Governance dan Corporate Social
Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variable
Mekanisme GCG diukur dengan implementasi Corporate Governance, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
institusional, Dewan Komisaris, dan Komisaris Independen. Sementara CSR diukur dengan mengacu pada pedoman
GRI (Global Reporting Initiative) yang meliputi 79 item pengungkapan. Nilai Perusahaan sendiri diukur dengan
menggunakan Tobin’s Q. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perbankan yang terdaftar di BEI selama 5 tahun
yaitu periode pengamatan 2011 sampai dengan 2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif verifikatif
dengan metode Purposive Sampling yang merupakan salah satu metode Non Probability Sampling. Hasil yang
diperoleh pada penelitian ini memperlihatkan secara statistic GCG berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
Nilai Perusahaan. Sementara itu, CSR mempunyai pengaruh yang positif, namun tidak signifikan terhadap Nilai
Perusahaan.
Kata Kunci: Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility, Nilai Perusahaan, Perbankan

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Krisis ekonomi ditahun 1997 merupakan awal mula Corporate Governance banyak dibicarakan
dan mulai diterapkan di Asia, krisis yang melanda sebagian besar wilayah dunia juga Negara-
negara di Asia Timur termasuk Indonesia dikarenakan masalah fundamental yang ada didalam
struktur ekonomi tiap Negara. Selain dari pihak eksternal, terjadinya krisis juga disebabkan oleh
aspek internal seperti kurangnya pengawasan didalam kelembagaan dan juga keputusan investasi
yang kurang tepat (Harahap, 2003). Seperti yang disebutkan Daniri, 2005 bahwa terjadinya krisis
ekonomi dikarenakan lemahnya penerapan prinsip Corporate Governance. Pendapat lain
dikatakan oleh Herwidayatmo (2000) dan Muntoro (2006) menduga bahwa salah satu dari
penyebab krisis yang terjadi di Indonesia yaitu karena kurangnya pengawasan yang dilakukan
terhadap direksi perusahaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab dari Dewan Komisaris.

Penerapan GCG juga merupakan suatu tuntutan agar persaingan global yang semakin keras tidak
sampai menindas banyak perusahaan yang ada. Karena, pada dasarnya prinsip-prinsip dasar dari
GCG mempunyai tujuan agar kinerja suatu perusahaan memiliki kemajuan yang lebih condong

211
Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Ajeng
Responsibility terhadap Nilai Perusahaan

kepada serangkaian pola perilaku perusahaan yang diukur dengan kinerja, pertumbuhan, struktur
pembiayan, perlakuan terhadap para pemegang saham, dan juga stakeholders yang dapat
menjadikan sebagai dasar analisis dalam mengkaji corporate governance disuatu perusahaan
dengan memenuhi transparansi dan akuntabilitas didalam pengambilan keputusan yang sistematis
dapat digunakan sebagai dasar dari pengukuran yang lebih akurat tentang kinerja perusahaan.
Seperti hasil riset dari The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) pada tahun
2002 ditemukan bahwa yang menjadi alasan utama dari perusahaan untuk menerapkan GCG
adalah kepatuhan terhadap peraturan, karena perusahaan yakin bahwa implementasi GCG adalah
bentuk lain dari penegakan etika bisnis dan etika kerja yang dijadikan komitmen perusahaan sejak
dulu, dan implementasi dari GCG ini memiliki hubungan dengan peningkatan citra d a r i
perusahaan. Sehingga, perusahaan yang mempraktikan GCG akan mengalami perbaikan citra
dan peningkatan nilai perusahaan.
Selain itu ada kewajiban dari bank untuk melakukan penelitian sendiri (Self Assessment)
mengenai tingkat kesehatan dari bank dengan menggunakan pendekatan Risiko (Risk Based Bank
Rating/RBBR) baik secara individual maupun secara konsolidasi yang diantaranya mencangkup
penilaian faktor Good Corporate Governance (GCG) seperti yang dimaksud dalam Peraturan
Bank Indonesia Nomer 13/1/PBI/2011 mengenai Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2011 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5184), Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang
pelaksanaan Good Corporate Governance untuk Bank Umum.

Selain Good Corporate Governance, hal yang diduga mempengaruhi nilai perusahaan adalah
Corporate Social Responsibility. Beberapa tahun belakangan ini perusahaan-perusahaan semakin
sadar akan pentingnya penerapan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai
bagian dari strategi bisnis yang diterapkannya. Selain itu, dorongan kuat bagi perusahaan untuk
menjalankan CSR adalah karena telah munculnya Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas. Pasal 74 ayat 1 Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa “perseroan
yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam
wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Sementara dalam Gossling dan
Voucht (2007) dikatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan dapat dipandang sebagai suatu
kewajiban didalam dunia bisnis untuk menjadi akuntable terhadap seluruh stakeholder. Karena
jika perusahaan tidak memberikan akuntabilitas kepada seluruh stakeholder yang meliputi
pelanggan, karyawan, komunitas, lingkungan global ataupun lokal, pada akhirnya perusahaan
akan dinilai buruk dan tidak akan mendapatkan dukungan dari masyarakat. Menurut Heinkel et.
al., (2001) perusahaan harus menganggap CSR sebagai strategi jangka panjang yang
menguntungkan, bukan sebagai suatu aktivitas yang merugikan. Seperti yang dikatakan Chairiri
(2008) pengungkapan CSR dapat digunakan sebagai alat manajerial untuk menghindari masalah
sosial dan lingkungan.

Peningkatan terhadap nilai perusahaan yang tinggi menjadi tujuan jangka waktu panjang dari
sebuah perusahaan yang tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian dari investor
terhadap perusahaan dapat diamati dengan pergerakan harga saham dari perusahaan yang ada di
bursa efek untuk perusahaan yang sudah go public. Tingginya nilai perusahaan dapat menjadikan
meningkatnya kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan
menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Tendi Haruman, 2008 dalam Wien Ika
Permanasari, 2010:1). Dalam proses memaksimalkan nilai peusahaan akan muncul konflik
kepentingan antara manajer dan pemegang saham yang sering disebut dengan agency problem.
Perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham ini mengakibatkan timbulnya
konflik yang biasa disebut agency conflict, hal itu dapat terjadi karena manajer tersebut

212
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia ISSN 2620-7710 (Versi Cetak)
Vol. 1, No. 1, Mei 2018, Hal. 211-222 ISSN 2621-0398 (Versi Elektronik)

mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan


pribadi dari manajer karena akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan
penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham sehingga menurunkan
nilai perusahaan (Jensen dan Mecking, 1976 dalam Wien Ika Permanasari, 2010:1)

Pada penelitian ini akan menggunakan Tobin’S Q pada perhitungan Nilai perusahaannya, yang
dikembangkan oleh Professor James Tobin (1967). Menurut Sukamulja (2004), salah satu rasio
yang dinilai bisa memberikan informasi paling baik adalah Tobins Q, karena rasio ini bisa
menjelaskan berbagai fenomena dalam kegiatan perusahaan, seperti misalnya terjadinya
perbedaan cross sectional dalam pengambilan keputusan investasi serta hubungan antara
kepemilikan saham manajemen dan nilai perusahaan yang akan diteliti.

Rumusan Masalah
Lingkup permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
sebagai berikut:
1. Apakah mekanisme Good Corporate Governance mempengaruhi Nilai Perusahaan?
2. Apakah mekanisme Corporate Social Responsibilty (CSR) mempengaruhi Nilai Perusahaan?
3. Apakah mekanisme Corporate Governance dan Corporate Social Responsibilty (CSR)
mempengaruhi Nilai Perusahaan secara parsial maupun simultan?

Kerangka Penelitian

Good Corporate Governance


H1

H3
Firm
Corporate Social Responsibility H2

Gambar 1. Kerangka Penelitian

2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif.
Dengan data sekunder yang didapat dari studi pustaka dan studi lapangan. Dengan purposive
sampling yang merupakan salah satu metode non probability sampling perusahaan Perbankan
yang terdaftar di BEI periode 2011-2015 dengan menggunakan metode data panel.

Sumber dan Cara Penentuan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data yang
diterbitkan dan digunakan oleh organisasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode dokumentasi dengan mengumpulkan data yang sesuai dengan keperluan penelitian dari
sumber data sekunder yang tersedia, baik dengan metode studi pustaka dan juga dengan studi
lapangan.

Populasi dan sampel Penelitian


Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode Purposive Sampling yaitu salah satu teknik Non Probability Sampling. Melalui teknik

213
Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Ajeng
Responsibility terhadap Nilai Perusahaan

Purposive Sampling, maka proses pemilihan sampel didalam penelitian ini digambarkan sebagai
berikut:
1. Perusahaan yang memiliki data kepemilikan manajerial, dewan komisaris, dan komite audit,
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember
selama periode pengamatan 2011-2016.
3. IPO < 5 tahun tidak dipilih.
4. Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki Laporan
keuangan lengkap pada tahun penelitian.

Metode Pengumpulan Data


Data sekunder yang dikumpulkan berupa data publikasi laporan keuangan perusahaaan dan Annual
Report perusahaan Perbankan yang menjadi sampel penelitian periode tahun 2011-2015. Sesuai
karakteristiknya, data variabel yang digunakan pada penelitian ini merupakan data gabungan dari
Cross Section dan Time Series yaitu Pooled Data (Data Panel).

Pemilihan Metode Estimasi


1. Pemilihan secara teoritis
2. Pemilihan atas dasar sampel penelitian
3. Pemilihan dengan uji formal statistik

Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis


Teknik pengujian pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda berguna untuk
menganalisis hubungan linear antara dua variabel independen atau lebih dengan satu variabel
dependen. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah pengaruh Corporate Governance dan
Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan yang sudah listing
di BEI menggunakan metode regresi linear berganda. Berdasarkan pengembangan hipotesis yang
ada pada penelitian ini, maka model regresi berganda yang dapat diterapkan adalah sebagai
berikut:
 Qit = α0 + α1ICGit+ α1KMit + α1KIit+ α1DKit+ α1KIndit ………….Hipotesis 1
 Qit = α0 + α1CSRit…………………………………….. ………….Hipotesis 2
 Qit = α0 + α1CSRit + α1ICGit+ α1KMit + α1KIit+ α1DKit+ α1KIndit...Hipotesis 3
Dimana:
Q = Proksi dari Nilai Perusahaan, Tobin’s Q
ICG = Implementasi Corporate Governance dari CGPI
KM = Kepemilikan Manajerial
KI = Kepemilikan Institusional
DK = Dewan Komisaris
KInd = Komisaris Independen
CSR = Corporate Sosial Responsibility

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Data Analisis Deskriptif
Mean Std. Deviation
T_Q 179,4132 212,69821
GCG 1,8806 ,55403
CSR ,1787 ,14154
Sumber: Pengolahan Data oleh Penulis

214
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia ISSN 2620-7710 (Versi Cetak)
Vol. 1, No. 1, Mei 2018, Hal. 211-222 ISSN 2621-0398 (Versi Elektronik)

Nilai perusahaan yang diukur menggunakan Tobins Q menunjukan rata-rata Nilai Perusahaan
perbankan di Indonesia yang terdaftar di BEI sebesar 179,4132. Standar deviasi atau simpangan
baku yang ditunjukan pada Nilai Perusahaan menunjukan angka sebesar 212, 69821 yang
menunjukan nilai statistik yang digunakan untuk menentukan sebaran data yang ada dalam sample
juga seberapa dekat titik data individu ke mean atau rata-rata nilai sample.

Uji Normalitas
Table 2. Hasil Uji Normalitas Taksiran Model Regresi X –Y
Unstandardized Residual
Asymp. Sig. (2-failed) 0,651
Hasil perhitungan Kolmogorov untuk model regresi yang diperoleh dengan probability (p-value)
sebesar 0,651. Diperoleh nilai probability (signifikasi) uji Kolmogorov model lebih besar dari
tingkat kekeliruan sebesar 0,05, maka disimpulkan bahwa nilai residual dari model regresi ini
berdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas
Table 3. Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas
Model Colineartity Statistics
VIF Tolerance
GCG ,891 1,122
CSR ,960 1,042
Sumber: Pengolahan Data oleh Penulis

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai VIF dari varibel bebas memiliki nilai yang lebih
kecil dari 10 dan begitu pula dengan nilai tolerance yang diperlihatkan dari semua variabel bebas
dalam penelitian ini tidak lebih dari 0,10. Maka, dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian model
regresi tersebut menunjukan tidak adanya gejala multikolinear dalam model regresinya. Hal ini
berarti bahwa semua variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini layak digunakan sebagai
prediktor. Begitu pula dengan nilai tolerance yang diperlihatkan dari semua variabel bebas dalam
penelitian ini tidak lebih dari 0,10.

Uji Autokorelasi
Table 4. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Durbin-Watson
1,364
a. Predictors: (Constant), csr, gcg
b. Dependent Variable: t_q

Dari hasil pengelohan data tabel 4.6 diatas, dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini model
regresi linear berganda terbebas dari gejala Autokorelasi, karena angka yang dihasilkan pada nilai
Durbin Watson pada penilitian menunjukan angka sebesar 1,364 yang terletak diantara -2 sampai
+2 (Singgih Santoso, 2002:219).

215
Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Ajeng
Responsibility terhadap Nilai Perusahaan

Uji Heterokedastisitas

Gambar 2. Scatterplot

Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau dengan kata lain tidak terjadi
heterokedastisitas. Didalam penelitian yang dilakukan ini, uji heterokedasitisitas dilakukan dengan
cara menggunakan analisis grafik scatter plot antar nilai prediksi variabel terikat dengan
residualnya. Dari grafik scatter plot dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak diatas
maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Walaupun ada terjadi sedikit penumpukan pada beberapa
titik dalam grafik, tetapi hal ini tidak menghambat terjadinya heterokedasitas. Maka, dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedasitias pada model regresi (Ghozali, 2007).

Hasil Pengujian Model Regresi Linear Berganda


Table 5. Hasil Regresi Linear Berganda
Unstandardized Coefficients
Model T Sig.
B
(constant) 129,775 2,003 ,047
GCG -12,631 -,453 ,651
CSR 150,865 1,434 ,153
Sumber: Pengolahan Data oleh Penulis

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa persamaan regresi berganda untuk data penelitian yang
digunakan ini adalah sebagai berikut:
𝑌 = 129,775– 12,631 X2 + 150,865 X3
Koefisien determinasi menunjukan besaran variable bebas (Good Corporate Governance dan
Corporate Social Responsibility) secara bersama sama dapat menjelaskan atau menerangkan
variasi variable terikat Nilai Perusahaan Perbankan Indonesia yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia pada periode 2011-2015

Table 6. Uji Koefisien Determinasi (R2)


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,278a ,077 ,063 205,86515
a. Predictors: (Constant), csr, gcg
b. Dependent Variable: t_q
Sumber: Pengolahan Data oleh Penulis

Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, tampak bahwa nilai Adjusted R Square sebesar
,063. Hal ini berarti hanya 6,3% variasi variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan yang diukur
menggunakan Tobins Q dapat dijelaskan oleh variabel Independen Good Corporate Governance,

216
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia ISSN 2620-7710 (Versi Cetak)
Vol. 1, No. 1, Mei 2018, Hal. 211-222 ISSN 2621-0398 (Versi Elektronik)

dan Corporate Social Responsibility. Sedangkan sisanya sebesar 93,7% dapat dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan kedalam model penelitian kali ini.

Nilai Standar Error of Estimate (SEE) menunjukan penyimpangan data-data terhadap garis
regresi, atau bagaimana penyimpangan data yang menyebar disekitar garis regresi. Didalam
penelitian diharuskan melakukan perhitungan Standar Error of Estimate (SEE) ini karena, Y’
merupakan harga penaksiran regresi, maka sangat mungkin terjadi kekeliruan (error) yaitu selisih
antara Y obeservasi dengan Y taksiran. Oleh karena itu perlu dihitung Standar Error of Estimate
(SEE) atau dengan kata lain kekeliruan standar dari penaksiran, baik untuk persamaan regresi,
untuk konstanta dan untuk kooefisien regresi. Standar Error of Estimate (SEE) digunakan untuk
mengukur simpangan daridata aktual disekitar garis regresi. Jika garis regresi memberikan Standar
Error of Estimate (SEE) yang kecil, maka garis regresi tersebut sangat mewakili data aktual.
Sementara pada penelitian kali ini dengan nilai Standar Error of Estimate (SEE) sangat besar yaitu
sebesar 205,86515 memperlihatkan model regresi ini kurang tepat didalam memprediksi variabel
dependennya.
Angka Koefisien determinasi R pada tabel 4.8 diatas, dengan nilai 0,278 menunjukan bahwa
keterkaitan antara variabel independen dan variabel dependen itu kecil, karena memiliki nilai R
dibawah 0,5 dan mendekati nilai 0.

Uji Signifikansi Simultan (Uji F Statistik)


Dengan hipotesis yang diuji seperti berikut ini:
1) H0 : β1=β2=β3
Artinya, secara serempak tidak ada satupun variabel bebas (Good Corporate Governance,
dan Corporate Social Responsibility) berpengaruh terhadap variabel terikat Nilai
Perusahaan

2) Ha: β1≠0
Artinya, minimal salah satu dari variabel bebas (Good Corporate Governance, dan
Corporate Social Responsibility) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

Berdasarkan hasil perhitungan dan olah data dengan bantuan SPSS maka diperoleh Uji statistik F-
test dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Table 7. Uji Simultan (F-Test)


ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 696295,298 3 232098,433 5,477 ,001b
Residual 8306570,275 196 42380,461
Total 9002865,572 199
a. Dependent Variable: t_q
b. Predictors: (Constant), csr, gcg

Dari Uji Anova pada tabel 4.9 dapat kita lihat bahwa nilai F hitung sebesar 5,466 dengan tingkat
signifikansi 0.001 sedangkan F tabel pda tingkat kepercayaan 95% (0,05) adalah 3,04. Pada kedua
perhitungan dapat kita lihat bahwa F hitung > F tabel dan signifikansinya 0,001<0,05 hal ini berarti
hipotesis secara simultan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Atau
dengan kata lain menolak Hipotesis Null dan Menerima Ha.

217
Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Ajeng
Responsibility terhadap Nilai Perusahaan

Table 8. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)


Hasil Uji Regresi Linier
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 129,775 64,799 2,003 ,047
gcg -12,631 27,901 -,033 -,453 ,651
csr 150,865 105,236 ,100 1,434 ,153

Uji T dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara parsial varibel bebas terhadap
variabel terikat. Untuk melihat seberapa besar keterkaitan antara variabel independen terhadap
variabel dependen, dapat dilihat dengan nilai beta unstandardized. Sedangkan, untuk melihat
dominasi variabel independen terhadap variabel dependen tercermin pada beta standardized.

Berdasar pada tabel pengujian regresi linear, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Tobins Q = 129,775– 0,33 gcg + 0,100 csr
Dari persamaan regresi diatas, dapat diketahui bahwa variabel tanggung jawab sosial perusahaan
memiliki koefisien dengan arah positif, sedangkan Good Corporate Governance memiliki
koefisien regresi kearah negatif. Hal ini berarti bawa perusahaan dengan Laba dan tanggung jawab
sosial yang tinggi akan menyajikan atau menyebabkan nilai perusahaan yang tinggi pula, dan
sebaliknya perusahaan dengan Good Corporate Governance yang tinggi akan menyebabkan nilai
perusahaan yang rendah.

Hasil pengujian signifikansi variabel bebas secara parsial sebagaimana pada pembahasan sebagai
berikut:
1. Variabel Good Corporate Governance
Ha: Terdapat pengaruh positif dan signifikan Good Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan.
Pengujian hipotesis mengenai Good Corporate Governance menunjukan nilai t hitung
sebesar -0,453 dan t tabel sebesar 1,652 dengan nilai signifikansi sebesar 0,651 yang
berada diatas 0,05. Maka dalam hal ini Good Corporate Governance memiliki pengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
2. Variabel Corporate Social Responsibility
Ha: Terdapat pengaruh positif dan signifikan Corporate Social Responsibility terhadap
Nilai Perusahaan.
Pengujian hipotesis mengenai Corporate Social Responsibility menunjukan nilai t hitung
sebesar 1,434 dan t tabel sebesar 1,652 dengan nilai signifikansi sebesar 0,153 yang berada
diatas 0,05. Maka dalam hal ini Corporate Social Responsibility memiliki pengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis


Hasil analisis didalam penelitian ini menunjukan bahwa besarnya Nilai Perusahaan pada Laporan
Tahunan perusahaan dapat dijelaskan oleh kombinasi Variabel Good Corporate Governance dan
Corporate Social Responsibility secara bersamaan. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil uji F
yang memperlihatkan nilai sebesar 5,477 dengan probabilitas 0,001. Karena probabilitas yang
dihasilkan lebih kecil dari 0,05 maka dari ketiga variabel independen memperllihatkan bahwa
secara simultan atau bersama-sama dapat memberikan pengaruh terhadap nilai perusahaan, yang
berarti model yang telah digunakan didalam penelitian ini sudah dapat memenuhi Goodness Of
Fit.

218
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia ISSN 2620-7710 (Versi Cetak)
Vol. 1, No. 1, Mei 2018, Hal. 211-222 ISSN 2621-0398 (Versi Elektronik)

Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan


Berdasarkan hasil perhitungan statistik memperlihatkan bahwa GCG berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap perusahaan perbankan yang ada di Indonesia. Ini mematahkan pendapat
yang digunakan untuk rujukan penelitian ini bahwa GCG berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Nilai perusahaan seperti yang dilakukan oleh Black, Jang dan Kim (2003) di Korea yang
menuliskan bahwa GCG berpengaruh terhadap nilai Perusahaan juga menemukan adanya korelasi
positif antara GCG yang diproksikan menggunakan GCG score terhadap nilai perusahaan. Juga
penelitian yang dilakukan oleh Silviera dan Barros (2007) didalam jurnalnya tentang Corporate
Governance Quality and Firm yang mengatakan bahwa kualitas GCG berkorelasi positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Tetapi, diantara banyaknya penelitian tentang GCG dan CSR
yang mengatakan berhubungan positif dan signifikan. Banyak pula yang mendapatkan hasil
negatif. Seperti penelitian Che Haat, Rahman, dan Mahenthiran (2008) yang mneyimpulkan antara
interpedensi dewan komisaris, cross directoship dewan komisaris, dan kepemilikan manajerial
tidak berpengaruh signifikan dan berkorelasi negatif terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan
menggunakan tobins Q. Persis sama seperti temuan yang didapatkan pada penelitian ini. Ini
dikarenakan bahwa kepemilikan manajemen di Indonesia khususnya untuk perusahaan sektor
keuangan terutama perbankan masih sangat rendah. Sehingga pada praktiknya para pihak
manajemen lebih banyak bertindak untuk memaksimalkan utilitasnya sendiri, dan pada akhirnya
akan berakibat merugikan para pemegang saham. Kepemilikan manajemen yang rendah dapat
mengakibatkan kinerja yang maksimal sehingga kepemilikan manajemen belum bisa dijadikan
mekanisme untuk meningkatkan nlai perusahaan. Begitu pula didalam proporsi dewan komisaris
yang dimungkinkan terjadi karena penambahan anggota dewan komisaris Independen pada
perusahaan yang hanya sekedar formalitas, sementara pemegang saham mayoritas dalam hal ini
pemilik perusahaan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak
manajemen yang malah bisa memicu timbulnya konflik kepentingan antara pemilik saham dengan
manajemen sehingga kinerja dari dewan komisaris tidak meningkar sehingga tidak ada pengaruh
yang signifikan didalam memeberi nilai tambah bagi perusahaan.

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan


Hipotesa pertama didalam penelitian ini adalah CSR berengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Namun, berdasarkan hasil perhitungan statistik, hasil penelitian menunjukan
adanya pengaruh positif tetapi tidak signifikan dari variabel CSR terhadap Nilai Perusahaan. Hal
ini menunjukan bahwa besar kecilnya praktik CSR didalam perusahaan tidak akan mempengaruhi
nilai perusahaan itu sendiri. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa perusahaan
bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus bermanfaat
terutama pada stake holdernya. Hal ini diakibatkan pada beberapa fenomena yaitu kecenderungan
investor didalam membeli saham, rendahnya pengungkapan CSR, juga variabel CSR yang tidak
dapat diukur secara langsung. Begitu juga dengan rendahnya pengungkapan CSR di Indonesia
yang masih berada diangka 17% memperlihatkan masih rendahnya kesadaran perusahaan didalam
sampel mengenai dampak positif pada jangka panjang pada CSR ini, sehingga variabel ini kurang
memberikan konstribusi pengaruh dan hubungan yang baik terhadap nilai perusahaan. CSR
merupakan strategi untuk jangka panjang yang tidak bisa dirasakan manfaatnya langsung dalam
jangka pendek. Tetapi investor di Indonesia membeli saham untuk memperoleh capital gain yang
melakukan transaksi membeli dan menjual saham secara harian. Secara teori, seharusnya
pengungkapan CSR dapat menjadi pertimbangan investor sebelum melakukan investasi, karena
didalamnya sarat dengan informasi sosial yang telah dilakukan oleh perusahaan. Informasi tersebut
diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk berinvestasi oleh para investor. Akan tetapi hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa investor tidak merespon atas pengungkapan CSR yang telah
dilakukan oleh perusahaan. Terdapat indikasi bahwa para investor tidak perlu melihat

219
Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Ajeng
Responsibility terhadap Nilai Perusahaan

pegungkapan CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan, karena terdapat jaminan yang tertera
pada UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, bahwa perusahaan pasti melaksanakan CSR dan
mengungkapkannya, karena apabila perusahaan tidak melaksanakan CSR, maka perusahaan akan
terkena sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sehingga dianggap
pengungkapan CSR tidak memberi pengaruh terhadap nilai suatu perusahaan.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1) Dari hasil pengolahan data dan pembahasan didapatkan bahwa mekanisme Good
Corporate Governance berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Ini dikarenakan bahwa salah satu ukuran yang digunakan untuk menghitung GCG yaitu
kepemilikan manajemen perusahaan di Indonesia, dalam hal ini khususnya perusahaan
sektor keuangan terutama perbankan masih sangat rendah. Sehingga, pada praktiknya para
pihak manajemen perusahaan lebih banyak bertindak untuk memaksimalkan utilitasnya
senditi dan pada akhirnya malah berakibat merugikan para pemegang saham. Selain itu
pengaruh GCG yang negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan
dimungkinkan karena praktek GCG pada perusahaan memang dilaksanakan, tetapi
implementasinya masih belum diterapkan dengan baik diperusahaan dengan prinsip-
prinsip GCG yang ada, atau dengan kata lain, praktek GCG dilakukan oleh perusahaan
hanya sekedar memenuhi formalitas.
2) Dari hasil penelitian dan pengolahan data, didapatkan bahwa mekanisme Corporate Social
Responsibility terhadap Nilai Perusahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Hal
ini menunjukan bahwa besarnya kegiatan tanggung jawab yang perusahaan perbankan
lakukan, tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan.
3) Corporate Social Responsibility, dan Good Corporate Governance secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2015.

Saran
Pihak Praktisi
 Bagi perusahaan , baiknya manajemen perusahaan menyarankan untuk membuat CSR dan GCG
lebih baik lagi demi menciptakan profitability tinggi sehingga Nilai Perusahaan juga menjadi
baik.
 Bagi Pemerintah, terkait dengan kemajuan teknologi yang ada, pemerintah sebgai pihak
berkepentingan ada baiknya membuatkan aplikasi untuk membantu mempermudah peninjauan
dan pemantauan dari setiap kegiatan Corporate Social Responsibility yang telah dilakukan oleh
perusahaan. Selain menjadi alat kontrol kegiatan tanggung jawab sosial yang telah dilakukan
oleh perusahaan, teknologi tersebut bisa mempermudah perusahaan untuk mencari tahu
kegiatan CSR apa saja yang belum perusahaan jalankan.

Pihak Akademisi
Terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan masukan bagi kalanganakademisi, terutama untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut :
 Menggunakan operasionalisasi variabel yang lebih representative dan up to date;
 Menambahkan variabel baru pada penelitian yang logis yang bisa mempengaruhi kebijakan
diperusahaan.

220
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia ISSN 2620-7710 (Versi Cetak)
Vol. 1, No. 1, Mei 2018, Hal. 211-222 ISSN 2621-0398 (Versi Elektronik)

 Penggunaan sample data dalam penelitian ini masih terbatas, seandainya memungkinkan
penelitian lebih jauh dapat dilakukan menggunakan data yang lebih luas;
 Sejalan dengan perkembangan teknologi kearah yang lebih praktis dan modern, ada
baiknya GCG maupun CSR dimasukan kedalam Fintech (Financial Technology) yang
merupakan inovasi keuangan di era digital saat ini.
 Penulis menyarankan bagi pihak akademisi untuk menggunakan metode lain dan alat
statistic lainnya dalam menganalisis data seperti menggunakan STATA atau EVIEWS.

REFERENSI
Anggraini, Fr.Reni Retno, 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi
Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta)”, Simposium
Nasional Akuntansi IX, Padang.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Penelitian; Pendekatan Praktek, Edisi Revisi
Kelima. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Basalamah, Salim dan Jeremias. 2003. Studi Kelayakan Investasi : Proyek dan Bisnis. Jakarta
Bernhart, S.W & Rosenstein, S. 1998. Board Composition, Managerial Ownership, and Firm
Performance: An Empirical Analysis. Financial Review, Vol. 33, pp. 1-16.
Boone dan Kurtz, 2002, Pengantar Bisnis, Jilid 2, Jakarta: Erlangga
Brigham, EF and Lc Gapensi. 2002. Intermediate Financial Management, Fith Edition, The
Drysden Press, New York. Brown, dan Caylor .2004. Corporate Governance and firm
performance.
Daniri, Mas. 2005. Good Corporate Governance Konsep dan Penerapannya Dalam Konsep
Indonesia. Ray Indonesia, Jakarta
Darwin, Ali, 2004. Penerapan Sustainability Reporting di Indonesia. Konvensi Nasional
Akuntansi V, Program Profesi Lanjutan, Yogyakarta.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi III. 1-52, 79-
134, 251-258. Badan Penerbit UNDIP. Semarang.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Gray, R. H. R. Kouhy and S. Lavers. 1995. Corporate Social and Environmental Repoting : A
Review of the Literature and Longitu dinal Study of UK Disclosure. Accounting, Auditing
and Accountability Journal, Vol. 8 : 47 – 77.
Gujarati, D. 2003. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta.
Harahap, Sofyan Safri, 2003. Teori Akuntansi, Edisi Kelima, PT. Raspindo, Jakarta.
Haruman, Tendi. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangan dan
Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI.Pontianak.
Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governnace sebagai variabel moderating
dari Pengaruh Earning Management terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Keuangan
Universitas Trisakti, Jakarta.
Herwidayatmo. 2000. Implementasi Good Corporate Governance Untuk Perusahaan
Publik di Indonesia. Usahawan No. 10 TH XXIX Oktober.
Jensen, M.C dan W.H Meckling.1976. Theory of The Firm, Managerial Behaviour Agency Cost
and Ownership Structure, Journal of Financial Economics 3, pp 305-360
Kiroyan, Noke. 2006. ”Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility
(CSR) Adakah Kaitan di Antara Keduanya?” Economics Business Accounting Review. Ed.
September-Desember: 45 – 58
Klapper, L.F & Love, I. 2003. Corporate Governance, Investor Protection and Performance
in Emerging Markets. Working Paper-The World Bank.

221
Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Ajeng
Responsibility terhadap Nilai Perusahaan

Kuncoro, M. 2004. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga. Jakarta. Lantos, G. P.
2002. The Ethicality of Altruistic Corporate Social Responsibility. Journal of Consumer
Marketing, Vol. 19 No. 3, pp. 205 – 230.
Muntoro, R.K. 2006. Profesionalisme Akuntan Manajemen Economic Business Accounting
Review, II April 2006. Indonesia.
Nasir. M. 2003. Metode Penelitian . Jakarta . Ghalia Indonesia.
Black, B.S., Jang, H., & Kim, W. 2003. Predicting Firms Corporate Governance Choices:
Evidence from Korea. Working Paper. http://papers.ssrn.com/abstract=428662.
Saunders, Mark, et all. 2009. Research Methods for Business Students 5th edition. Itali, Pearson.
Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business : A Skill Building Approach 2nd
Edition, John Wiley and Son. New York.
Siallagan & Machfoedz, M. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas
Laba dan Nilai Perusahaan. Makalah SNA IX.
Sugiyono . 2004. Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Keenam. Alfabeta. Bandung. Sugiyono.
2005 . Metode Penelitian Kuantitatif . Bandung . Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta.
Susanti, Angaheni Niken, Rahmawati dan Aryani. 2010. “Analisis Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan dengan Kualitas Laba sebagai variabel
Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2004-
2007” Artikel Simposium Nasional Keuangan I.
Susanto, 2009. Reputation – Driven Corporate Social Responsibility. Penerbit : Erlangga.
Sukamulja, Sukmawati. 2004. Good corporate governance di Sektor Keuangan:Dampak GCG
terhadap Kinerja Perusahaan (kasus di Bursa Efek Jakarta). BENEFIT.
Zeghal, D., dan Ahmed, S.A. 1990. Comparison of social responsibility information disclosure
media used by Canadian firms. Accounting, Auditing & Accountability Journal. Vol. 3: 38-
53.

222

Anda mungkin juga menyukai