Overdosis
Overdosis
LANDASAN TEORI
II-2
1. Deskripsi
Deskripsi dari pola dan kecenderungan sering memberikan kemungkinan
penjelasan untuk suatu pola atau kecenderungan.
2. Estimasi
Estimasi hampir sama dengan klasifikasi, kecuali variabel target estimasi
lebih ke arah numerik daripada ke arah kategori. Model dibangun menggunakan
record lengkap yang menyediakan nilai dari variabel target sebagai nilai rediksi.
Selanjutnya, pada peninjauan berikutnya estimasi nilai dari variabel target dibuat
berdasarkan nilai variabel prediksi.
3. Prediksi
Prediksi hampir sama dengan klasifikasi dan estimasi, kecuali bahwa dalam
prediksi nilai dari hasil akan ada di masa datang.
4. Klasifikasi
Dalam klasifikasi, terdapat target variabel kategori yang berguna untuk
menggolongkan data kedalam kelompok-kelompok yang ada. Misalnya
penggolongan pendapatan dapat dipisahkan dalam tiga kategori, yaitu pendapatan
tinggi, pendapatan sedang, dan pendapatan rendah.
5. Pengklusteran
Pengklusteran merupakan pengelompokan record, pengamatan, atau
memperhatikan dan membentuk kelas objek-objek yang memiliki kemiripan.
Kluster adalah kumpulan record yang memiliki kemiripan satu dengan lainnya
dan memiliki ketidakmiripan dengan record-record dalam kluster lain.
Pengklusteran berbeda dengan klasifikasi yaitu tidak adanya variabel target
dalam pengklusteran. Pengklusteran tidak mencoba untuk melakukan klasifikasi,
mengestimasi, atau memprediksi nilai dari variabel target. Akan tetapi, algoritma
pengklusteran mencoba untuk melakukan pembagian terhadap keseluruhan data
menjadi kelompok-kelompok yang memiliki kemiripan (homogen), yang mana
kemiripan record dalam satu kelompok akan bernilai maksimal, sedangkan
kemiripan dengan record dalam kelompok lain akan bernilai minimal.
II-3
6. Asosiasi
Tugas asosiasi dalam data mining adalah menemukan atribut yang muncul
dalam satu waktu. Dalam dunia bisnis lebih umum disebut analisis keranjang
belanja (Kusrini & Emha Taufiq,2009).
II-4
harus dikonversikan ke bentuk vertikal terlebih dahulu (Kaur & Grag,2014 dikutip
oleh Norsyanah,2016).
Algoritma Eclat (Equivalence Class Transformation) adalah sebuah
program yang digunakan untuk menemukan set item yang sering, algoritma ini
menggunakan yang melakukan pencarian depth first pada kisi bagian dan
menentukan dukungan set item dengan memotongkan daftar transaksi. Versi saat
ini dari program ini hanya dapat menemukan set item yang sering. Algoritma ini
tidak mendukung pengelompokan item / clustering, tetapi algoritma ini dapat
mendukung diffset dan beberapa varian algoritma lainnya (Samodra, J. Et
al,2015).
Contoh penerapan algoritma ECLAT adalah sebagai berikut :
Format data awal transaksi berbentuk horizontal :
Tabel 2.1 Transaksi Dalam Format Horizontal
TID Item
1 Jagung, Gandum, Telur
2 Gandum, Tepung
3 Gandum, Beras
4 Jagung, Gandum, Tepung
5 Jagung, Beras
6 Gandum, Beras
7 Jagung, Beras
8 Jagung, Gandum, Beras, Telur
9 Jagung, Gandum, Beras
II-5
Tabel 2.3 Hasil Penyilangan 2-itemset
2-Itemset TID
Jagung, gandum 1,4,8,9
Jagung, beras 5,7,8,9
Jagung, tepung 4
Jagung, telur 1,8
Gandum, beras 3,6,7,8,9
Gandum, tepung 2,4
Gandum, telur 1,8
Beras, tepung 0
Beras, telur 8
Tepung, telur 0
Dari hasil di atas, diketahui terdapat itemset yang tidak memenuhi syarat
minimum support dan akan dihilangkan. Frequent 3-itemset dapat dilihat di bawah
ini :
Tabel 2.6 Frequent 3-itemset
3-Itemset TID
Jagung, gandum, beras 8,9
Jagung, gandum, telur 1,8
II-6
Gambar 2. 1 Pseudocode Algoritma ECLAT (Xu, G. Zhang, Y. Li, L.2011)
2.5.Pengertian Narkoba
“Narkoba (Narkotika dan Obat/Bahan Berbahaya), disbut juga NAPZA
(Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif Lain) adalah obat, bahan, atau zat bukan
makanan yang jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan
berpengaruh pada kerja otak (susunan syaraf pusat) dan seringkali menimbulkan
ketergantungan” (Martono, 2008).
II-7
- Golongan II berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan dan
penggunaannya untuk kebutuhan pengobatan yaitu terbatas. Contoh : Petidin,
Candu.
- Golongan III berpotensi ringan menimbulkan ketergantungan dan banyak
digunakan pada pengobatan. Contoh : Kodein.
2.5.2 Psikotropika
Pengertian psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh pada susunan saraf
pusat dan menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.
Ada 4 golongan psikotropika yang dibagi menurut potensinya
menyebabkan ketergantungan, yaitu sebagai berikut :
- Golongan I sangat tinggi menimbulkan ketergantungan dan selain untuk ilmu
pengetahuan dinyatakan sebagai barang terlarang, sehingga dilarang keras
digunakan atau diedarkan di luar ketentuan hukum. Contoh : ekstasi
(MDMA) yang banyak disalahgunakan dan LSD.
- Golongan II berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan dan secara
selektif dapat digunakan pada pengobatan. Contoh : Amfetamin dan
Metafatamin (shabu) yang banyak disalahgunakan.
- Golongan III dan IV berpotensi sedang dan ringan menimbulkan
ketergantungan, dan dapat digunakan pada pengobatan, tetapi harus dengan
resep dokter. Contoh bermacam-macam obat penenang (sedativa) dan obat
tidur (hipnotika). Yang sering disalahgunakan : Mogadon (MG), Rohypnol
(Rohyp), pil BK/Koplo, Lexotan (Lexo).
II-8
b. Inhalansi atau Solven, yaitu gas atau zat pelarut yang mudah menguap berupa
senyawa organik yang sering digunakn untuk berbagai keperluan industri,
kantor, bengkel, toko, dan rumah tangga, seperti lem, Thiner, Aceton,
Aerosol, bensin.
c. Nikotin terdapat pada tembakau. Rokok mengandung 4000 zat. Yang paling
berbahaya adalah Nikotin, tar, dan Karbon Monoksida (CO). Nikotin
merupakan bahan penyebab ketergantungan.
Organisasi Kesehatan sedunia (WHO) menggolongkan obat, bahan, dan zat
prikoaktif, berdasarkan pengarunya terhadap tubuh manusia yaitu :
1. Opioida (Opium, Morfin, Heroin, dan Petidin)
2. Ganja
3. Kokain dan daun koka
4. Alkohol
5. Amfetamin (Amfetamin, Ekstasi, Shabu)
6. Halusinogen (LSD)
7. Sedativa dan hipnotika (obat penenang dan obat tidur)
8. PCP (Fensiklidin)
9. Inhalansia dan solven
10. Nikotin
11. Kafein (Martono, 2008).
II-9
2.7 Overdosis
Overdosis bisa terjadi karena : penyalahgunaan obat-obatan ilegal,
menggunakan obat-obatan untuk mendapatkan efek “high”, atau ketika seseorang
mengkonsumsi obat yang telah diresepkan diluar dari dosis yang disarankan.
Beberapa jenis overdosis berdasarkan informasi (National Council on Alcoholism
and Drugs Dependence, 2015 ) yaitu :
1. Overdosis Depressant
Opioid, Benzodiazepines dan alkohol tergolong depresan, artinya membuat
kerja nervous system, termasuk pernafasan dan detak jantung menjadi lambat. Jika
mengkonsumsi substan ini terlalu banyak atau mengkombinasikannya bisa
menyebabkan kematian atau cacat otak permanen.
2. Overdosis Stimulant
Mengkonsumsi amphetamines memiliki kemungkinan mengalami overodosis.
3. Mencampur Obat-obatan
Mengkonsumsi lebih dari satu jenis obat dapat membuat kejang pada badan
dan meningkatkan resiko serta effectnya. Contoh : kebanyakan overdosis Heroin
terjadi saat mengkonsumsi Heroin dan obat depressant lain secara bersamaan.
Alkohol dan Benzodiazepines yang merupakan depressant, mencampurnya
dengan Heroin, Oxycodone atau Morphine meningkatkan resiko overdosis.
Sedangkan menurut artikel yang diterbitkan Substance Abuse and Mental
Health Service Administration (SAMHSA, 2016) overdosis Opioid dapat terjadi
karena beberapa alasan diantaranya :
1. Overdosis obat Opioid ilegal seperti Heroin dan Morphin.
2. Tanpa sengaja mengkonsumsi dosis ekstra, penyalahgunaan obat Opioid
resep, atau mencampur Opioid dengan obat-obatan lain, alkohol, atau obat-
obatan over-the-counter.
3. Ketika seseorang mengkonsumsi obat Opioid yang diresepkan untuk orang
lain. Dimana anak-anak rentan mengalami overdosis yang tak disengaja jika
mengkonsumsi obat yang tidak ditujukan untuk mereka.
II-10
2.8 The Western Pennsylvania Regional Data Center
The Western Pennsylvania Regional Data Center mengelola Allegheny
Country dan City Of Pittsburgh portal data, serta menyediakan berbagai
pelayanan kepada pengguna dan publisher. Data center mendapatkan data dari
berbagai agen sektor umum, institusi akademi, dan organisasi non-profit. Data
center dikelola oleh University of Pittsburgh’s Center for Social and Urban
Research bekerja sama dengan University, Allegheny County and the City of
Pittsburgh. Didirikan oleh Richard King Mellon Foundation, The Heinz
Endowments, dan University of Pittsburgh (wprdc.org).
II-11
laki-laki dalam penggunaan opioid. Dimana lebih dari 30% laki-laki maupun
perempuan membutuhkan perawatan di rumah sakit sedangkan lebih dari 20%
perempuan dan laki-laki membutuhkan perawatan ICU.
Penelitian lain yaitu penelitian oleh (Budiana, A.2015) dengan judul
implementasi data mining pada penjualan produk di PT. Focus Gaya Graha
Menggunakan Metode Association Rule yaitu ECLAT. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pola pembelian konsumen agar dapat mempermudah dalam
menentukan produk apa yang akan diproduksi. Menggunakan data penjualan dari
bulan Januari-Februari 2015 dengan nilai minimum support 3 dan nilai minimum
confidence 50%. Aturan asosiasi sistem yang dibangun adalah MB.0602 – Beige
MB.0603 – Beige confidence 50%, LPP.32 – Walnut LPP.22 – Italian
Walnut confidence 60%, MB.0603 – Beige MB.0602 – Beige confidence 60%,
LHS.0701 – Beige LHS.0703 – Walnut confidence 66,67%, LHS.0703
LHS.0701 – Beige confidence 66,67% dan LPP.22 – Italian Walnut LPP.32 –
Walnut confidence 100%. Kesimpulan yang didapat yaitu nilai minimum support
dan minimum confidence mempengaruhi terhadap banyaknya rule yang terbentuk.
Maka dari itu untuk nilai minimum support lebih baik bernilai kecil, sedangkan
untuk nilai minimum confidence lebih baik bernilai besar karena jika seperti itu
akan menghasilkan rule yang lebih bervariasi dengan nilai kepastian yang tinggi.
Dan yang terakhir yaitu penelitian yang dilakukan oleh (Norsyanah, E.2016)
dengan judul Penerapan Algoritma Eclat Dalam Menentukan Metode Kontrasepsi
Yang Dipilih. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari metode kontrasepsi yang
dipilih berdasarkan umur, lama menikah, pekerjaan dan pendidikan. Hasil dari
penelitian ini yaitu pengguna KB terbanyak adalah pengguna yang berumur antara
26-35 tahun, dengan usia pernikahan 1-10 tahun, bekerja sebagai Ibu Rumah
Tangga (IRT) dan berpendidikan SMA/sederajat, dengan metode KB yang paling
banyak adalah jenis suntik dengan nilai support tertinggi sebesar 8,50% dengan
nilai confidence sebesar 55,26%.
II-12