Ix Teks Deskripsi Keluarga
Ix Teks Deskripsi Keluarga
Ix Teks Deskripsi Keluarga
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat,
mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki
keterampilan memimpin
F. MODEL PEMBELAJARAN
KOMPONEN INTI
a. Sumatif:
Rubrik Penilaian Aktivitas Diskusi Kelompok (Keterampilan Berkomunikasi)
Sedang Berkembang Sesuai Ekspektasi Melebihi Ekspektasi
b. Formatif:
Dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, saat peserta didik diskusi dan
presentasi
Asesmen Sumatif
Dilakuakan di akhir berupa tes tertulis
c. Relektif:
1) Menggunakan bahan bacaan teks deskripsi untuk menguji kemampuan peserta didik
dalam mencermati tujuan dan simpulan bacaan yang sudah disediakan
F. PEMAHAMAN BERMAKNA
G. PERTANYAAN PEMANTIK
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
Orientasi
a) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME
dan berdoa untuk memulai pembelajaran
b) Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
c) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
a) Guru mengajukan pertanyaan lebih dalam untuk mengarahkan ke topik yang akan
dipelajari.
(1) Apa yang ada di benak kalian saat mendengar kata infografik ?
(2) Mengapa teks deskripsi penting bagi kita?
(3) bisakah kalian membaca infografik dalam teks deskripsi?
Kegiatan Inti
Aktivitas Pemantik
a) Guru mengajak peserta didik membaca bab 1 Teks Deskripsi dengan sub bab infografik
b) [Pengayaan] Guru meminta peserta didik secara berkelompok untuk menganalisis
infografik dalam teks deskripsi
Aktivitas Utama
Pertemuan 1
Peserta didik memahami tentang infografik
Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan guru
Menemukan arti kata yang sulit yang terdapat pada jelajah kata
Peserta didik diberikan LKPD untuk dikerjakan secara mandiri menganalisis infografik
pada teks diskusi yang dibaca
Setelah selesai peserta didik melakukan presentasi secara bergantian
Peserta didik melakukan resensi terhadap apa yang mereka pelajari hari ini
Guru memberi apresiasi kepada peserta didik yang berperan aktif dalam pembelajaran
Kegiatan Penutup
a) Releksi
b) Guru menyampaikan Tugas Kelompok/Individu.
c) Guru mempersilahkan peserta didik untuk berdoa dan mensyukuri segala nikmat yang
diberikan Tuhan YME.
Alternatif Kegiatan
Guru memaparkan vidio lewat aplikasi youtub tentang infografik bagan informasi yang
disampaikan melalui grafik.
I. REFLEKSI
Releksi
a) Peserta didik yang mungkin sudah terjawab selama aktivitas utama. Peserta didik juga
dapat menambahkan jawaban pada pertanyaan teman jika ia mengetahui jawabannya.
b) Guru memberikan pertanyaan relektif di akhir pertemuan.
LAMPIRAN
Nama :
Kelas :
Petunjuk!
Ayo Cari Aktivitas 1.1
Perhatikan Infografik berikut ini !
kepada pembaca?
pamflet di atas?
3. Apakah gambar pada infografik
infografik?
Kesimpulan
2. Apakah pemilihan bentuk dan ukuran huruf telah mendukung kejelasan informasi pada
infografik?
5. Apakah informasi telah di sampaiakn dengan kalimat yang jelas dan dapat menyampaikan
Kurniasari (2014: 141) menjelaskan bahwa: Deskrispi berisi mengenai pengalaman yang
digambarkan secara jelas. Pengalaman tersebut bisa dalam bentuk suatu objek. Ketika
membaca dan mendengar, seolah-olah pembaca atau pendengar merasakan sendiri
seperti melihat, mendengar, atau menyentuh.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis teks deskripsi adalah
proses menggambarkan objek, terutama objek yang jauh dan tidak bisa dihadirkan ke
dalam kelas. Oleh karena objek dari teks deskripsi berupa objek realita, peserta didik
tidak bisa asal berkreasi sendiri dalam pikiran.
a) Isinya menggambarkan suatu benda, tempat, makhluk hidup, atau sesuana tertentu.
c) Tujuan membaca paragraf deskripsi, yakni seolah-olah orang yang membaca atau
diceritakan ikut merasakan dan melihat sendiri objek yang dimaksud.
Ide adalah rancangan yang tersusun di dalam, pikiran, dapat juga disebut sebagai
gagasan. Ide pokok adalah sebuah ide yang disampaikan oleh penulis dalam sebuah
pokok bahasan di dalam paragraf. Ide pokok juga memiliki nama lain. Diantaranya
adalah gagasan pokok, gagasan utama atau pikiran utama.
Ide pokok adalah hal yang penting di dalam suatu paragraf. Ide pokok akan memberikan
informasi penting untuk para pembaca. Selain itu, ide pokok juga akan membantu
penulis untuk mengembangkan sebuah alur tulisan. Ide pokok akan didukung oleh
gagasan penjelas.
Di dalam sebuah kalimat, biasanya hanya ditemukan satu ide pokok. Ide pokok tersebut
terletak pada awal kalimat. Namun ada sesuatu yang perlu diingat oleh pembaca, yaitu
kalimat pertama tidak sama dengan kalimat utama. Kalimat pertama dapat berada pada
awal paragraf, ini disebut sebagai paragraf deduktif. Jika terletak di akhir paragraf, maka
dinamakan paragraf induktif. Ketika berada di awal atau di akhir paragraf maka disebut
paragraf campuran.
Jenis-jenis paragraf berdasarkan posisi kalimatnya terdiri atas 4 jenis, yaitu paragraf
induktif, deduktif, ineratif, dan campuran. Keempatnya termasuk ke dalam golongan
tersebut karena keempat paragraf ini mempunyai letak kalimat utama dan penjelas yang
berbeda antara satu sama lain. Untuk mengetahui seperti apa keempat paragraf ini,
berikut ditampilkan penjelasan mengenai keempatnya yang tertera di bawah ini!
1. Paragraf Induktif
Paragraf induktif merupakan suatu paragraf yang bersifat khusus ke umum. Artinya,
paragraf ini berisi pembahasan suatu tema secara khusus, lalu kemudian disimpulkan
dengan kesimpulan yang bersifat umum. Pembahasan-pembahasan khusus tersebut
adalah kalimat penjelas paragraf ini, sedangkan bagian kesimpulan justru adalah kalimat
utamanya. Untuk jelasnya, perhatikanlah contoh paragraf yang ada di bawah ini!
Sampah botol plastik bisa diolah menjadi pot bibit tanaman pada umumnya. selain itu,
botol palstik beks juga bisa didaur ulang menjadi pot untuk beberapa jenis tanaman
gantung. Dengan demikian, bisa kita simpulkan bahwa sampah botol plastik bisa didaur
ulang menjadi barang yang lebih berguna, salah satunya dengan menjadi pot.
Kalimat yang dimiringkan pada kalimat di atas merupakan kalimat utama pada paragraf
tersebut, sedangkan sisanya merupakan kalimat penjelas.
2. Paragraf Deduktif
Kebalikan dari paragraf induktif, paragraf deduktif merupakan paragraf yang kalimat
utamanya ada di bagian awal, dan kalimat penjelas mengikuti kalimat utama di
belakangnya. Dengan demikian, bisa kita simuplkan juga bahwa paragraf deduktif
adalah paragraf yang bersifat umum ke khusus, di mana isi paragraf ini merupakan
pembahasan suatu tema, dimulai dari bahasan umum hingga ke bagian-bagian
rincininya. Contoh:
Sampah botol plastik bekas bisa didaur ulang menjadi barang yang lebih berguna.
Adapun salah satu barang berguna yang dapat dihasilkan dari pendaurulangan sampah
botol plastik bekas adalah pot tanaman gantung. Cara membuat pot ini terbilang cukup
mudah, di mana cara pembuatan pot ini adalah….
Kalimat yang dimiringkan pada paragraf dedukti di atas adalah kalimat utama dari
paragraf tersebut, sedangkan sisanya adalah kalimat penjelas.
3. Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif merupakan sebuah paragraf yang letak kalimat utamanya justru berada
di tengah-tengah paragraf. Dengan demikian, paragraf ini bisa didefinisikan sebagai
paragraf yang kalimat utamanya berada di tengah-tengah kalimat penjelas.
Contoh:
Kurangnya waktu istirahat saat bekerja membuat tubuh mudah lelah dan juga rentan
terkena sakit. Itulah sebabnya, kita tidak boleh melupakan istirahat dari bekerja walau
hanya sebentar saja. Adapun salah satu kiat untuk beristirahat di sela-sela kerja adalah
memanfaatkan jam istirahat kantor untuk tidur sejenak atau makan siang. Jika Anda
seorang pekerja lepas, maka Anda bisa mengatur waktu istirahat sebanyak mungkin
sesuai dengan kebutuhan dan mengoptimalkannya dengan sebaik-baiknya.
4. Paragraf Campuran
Jika paragraf ineratif merupakan paragraf yang kalimat utamanya dihimpit oleh kalimat
penjelas, maka paragraf ini justru merupakan paragraf yang kalimat penjelasnya diapit
oleh kalimat utama. Dengan demikian, paragraf campuran bisa disebut sebagai paragraf
yang mempunyai dua kalimat utama yang terletak di awal dan akhir paragraf ini. Misal:
Bekerja terlalu keras dapat mebahayakan kesehatan tubuh. Adapun beberapa dampak
tersebut antara lain tubuh mudha lelah dan renta akn berbagai macam penyakit, mulai
dari yang ringan hingga yang berat. Dengan demikian, kita tidak boleh terus menerus
bekerja terlalu keras karena akn menghasilkan dampak yang tidak baik.
D. Ide Pokok
Secara garis besar, ide pokok pada dasarnya dapat dipahami sebagai ide atau gagasan
yang menjadi pokok pengembangan suatu paragraf. Hal ini yang membuat banyak orang
juga menyebut ide pokok dengan gagasan utama. Ide pokok biasanya berada di kalimat
utama dari suatu paragraf. Selain itu, dalam setiap paragraf akan memiliki satu ide pokok
saja.
Keberadaan ide pokok dalam sebuah paragraf akan sangat membantu pembaca dalam
memahami dan juga menentukan pokok pikiran yang ingin disampaikan oleh penulis.
Tidak hanya itu, ide pokok akan sangat membantu penulis untuk melakukan
pengembangan tulisannya. Keberadaan kalimat penjelas dalam sebuah paragraf menjadi
cara penulis dalam mengembangkan gagasannya.
Hal lain yang perlu diperhatikan dari ide pokok atau gagasan utama yaitu, kalimat utama
tidak selalu terletak pada kalimat pertama. Bentuk paragraf yang beragam
mengakibatkan kalimat utama bisa berada di kalimat pertama, kalimat terakhir, bahkan
juga dapat berada di kalimat pertama dan terakhir.
E. Konjungsi atau kata sambung
Konjungsi adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa
yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa,
serta kalimat dengan kalimat. Contoh: dan, atau, serta.
Preposisi dan konjungsi adalah dua kelas yang memiliki anggota yang dapat beririsan.
Contoh irisannya adalah karena, sesudah, sejak, sebelum.
Kata penghubung adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan
kata, klausa dengan klausa atau kalimat dengan kalimat. Umpamanya kata dan, karena,
dan ketika. Dilihat dari fungsinya, berikut ini dua macam kata penghubung:
Kata penghubung yang kedudukannya sederajat atau setara terdiri dari beberapa hal
berikut:
Menyatakan sebab: sebab dan karena
Menyatakan syarat: kalau, jikalau, jika, bila, apalagi, dan asal
Menyatakan tujuan: agar dan supaya
Menyatakan waktu: ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala.
Menyatakan akibat: sampai, hingga, dan sehingga
Menyatakan sasaran: untuk dan guna
Menyatakan perbandingan: seperti, sebagai, dan laksana
Menyatakan tempat: tempat
F. Kohesi dan Koherensi
Salah satu unsur penting dalam wacana ialah kohesi. Pengertian kohesi ialah keserasian
hubungan antar posisi dalam menyatakan unsur unsur semantik dan gramatikal secara
eksplisit dalam kalimat kalimat wacana. Keserasian tersebut membuat sebuah wacana
bersifat kohesif. Pembentukan kohesi berasal dari alat bahasa yang bernama “Pemarkah
Kohesi (Cohesive Marker)”, seperti kata yang diulang, pronomina (kata ganti),
konjungsi (kata sambung), dan demonstrative (kata tunjuk). Berdasarkan pemarkah
bahasanya, kohesi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
Kohesi Gramatikal
Pengertian kohesi gramatikal ialah hubungan yang terjadi antar unsur semantis yang
ditandai dengan alat bahasa gramatikal dalam penyusunan tata bahasa. Wujud dari
kohesi gramatikal dapat berupa penghubungan (konjungsi), pengacuan (referensi),
pelesapan (elipsis), maupun penyulihan (substitusi).
Kohesi Leksikal
Pengertian kohesi leksikan ialah hubungan antar bagian dalam wacana yang terjadi
secara leksikal sehingga terdapat keserasian struktur secara kohesif. Wujud kohesi
leksikal dapat berupa lawan kata (antonim), persamaan kata (sinonim), pengulangan
(repetisi), metonimi maupun hiponimi. Selain pengertian kohesi dan jenis kohesi diatas,
saya juga akan membagikan contoh kohesi dalam wacana. Berikut contohnya:
Sebulan lamanya Sarah dan Nia berlibur kerumah neneknya. Sarah dan Nia banyak
mendapatkan informasi baru tentang tanaman padi untuk menyempurnakan tugas
laporan akhir kuliahnya. Informasi tersebut ialah tanaman padi dapat ditanam diladang
yang kadar airnya sedikit. Misalnya kawasan penduduk banyak menanam padi diladang
dengan kadar air yang sedikit. Padi tersebut bernama tanaman padi Gogo. Selain itu,
mereka juga mengambil gambar terkait perkembangan tanaman padi untuk laporan
tambahan dalam tugasnya.
Koherensi
Pengertian koherensi ialah pengaturan gagasan, ide, fakta dan kenyataan agar lebih rapi
menjadi serangkaian yang logis sehingga kandungan pesan didalamnya lebih mudah
dipahami. Antar bagian yang satu dengan yang lain dalam wacana dihubungkan oleh
koherensi agar menjadi satu kesatuan makna yang utuh. Untuk lebih jelasnya dapat anda
simak contoh koherensi dibawah ini:
Pak Joni ingin menanam jagung di ladangnya. Ladang Pak Joni sangat luas. Pak Joni
lebih memilih menanam jagung karena tanaman tersebut memiliki nilai jual yang tinggi.
Tumbuhan jagungnya dapat dijual untuk pakan ternak, seperti sapi. Disamping itu,
jagung dapat dimanfaatkan sebagai pengganti makanan pokok seperti nasi.
Dalam wacana di atas terdapat koherensi karena kalimat kalimat didalamnya memiliki
satu kesatuan makna yang utuh
Menurut Heri Jauhari (2013:54) Sudut pandang disebut juga dengan sentra narasi yaitu
penentu corak serta gaya cerita. Watak dan kepribadian dari pencerita ini kemudian akan
banyak menentukan dongeng yang disajikan kepada pembaca. Keputusan seorang
pengarang dalam menentukan siapa yang menceritakan kisah kemudian menentukan apa
yang terdapat dalam suatu cerita. Apabila pencerita berbeda, maka detail-detail dongeng
yang dipilih nantinya juga akan berbeda.
Sudut pandang orang pertama yang kemudian menggunakan kata ganti “aku” atau
“saya” atau “kami” (sebagai sudut pandang jamak). Pada saat menggunakan sudut
pandang orang pertama, kamu kemudian seakan-akan menjadi salah satu tokoh
dalam suatu cerita yang sedang dibuat. Si pembaca juga akan merasa melakoni
setiap cerita yang dikisahkan.
Sesuai dengan namanya–sudut pandang orang pertama atau tokoh utama si penulis
seolah-olah ‘masuk’ ke dalam cerita tersebut sebagai tokoh utama atau tokoh sentral
dalam cerita (first person central). Segala hal yang berkaitan dengan pikiran,
perasaan, serta tingkah laku, ataupun kejadian tokoh “aku” yang digambarkan di
cerita tersebut. Ia kemudian akan menjadi pusat kesadaran serta pusat dari cerita.
Pada teknik ini, tokoh “aku” hadir bukan sebagai peran utama, melainkan peran
pendukung ataupun tokoh tambahan (first personal peripheral). Kehadiran tokoh
“aku” dalam suatu cerita juga berfungsi dalam memberikan penjelasan mengenai
cerita kepada para pembaca.
Teknik ini hampir sama dengan teknik sudut pandang orang ketiga serba tahu,
hanya saja, tidak semahatahu teknik itu.Pada sudut pandang orang ketiga penulis
menceritakan sebatas pengetahuannya saja. Pengetahuan ini diperoleh dari
penangkapan pancaindra yang digunakan, baik dengan cara mengamati (melihat),
mendengar, mengalami, atau merasakan suatu kejadian di dalam cerita. Pengamatan
pun dapat diperoleh dari hasil olah pikir si penulis tentang tokoh “dia” yang sedang
ia ceritakan.
D. GLOSARIUM
Glosarium
Deskripsi : Pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan
terperinci; uraian: kamus yang baik memuat tentang aspek leksikon
secara tuntas.
Induktif : Paragraf induktif merupakan suatu paragraf yang bersifat khusus
ke umum
Deduktif : Kebalikan dari paragraf induktif, paragraf deduktif merupakan
paragraf yang kalimat utamanya ada di bagian awal
Ineratif : Paragraf ineratif merupakan sebuah paragraf yang letak kalimat
utamanya justru berada di tengah-tengah paragraf
Infografik : informasi yang disampaikan melalui grafik
E. DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Keraf, Gorys. (1981). Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: Nusa Indah.
Kurniasari, Anna Nurlaila. 2014. Sarikata Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta :
Solusi Distribusi
Mahsun. (2014). Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Maria,Mevi. (2015). karakteristik Teks Deskripsi : Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra
Indonesia,@ Basindo Jurnal, 2579-3799.