01+787+CopyEditing Jurnal Rahmat Khalid Akhir+R01

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Journal of Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia, April 2024, 02(1): 01-11

Available Online at: https://journal.unej.ac.id/JIAMPI/issue/archive

Penerapan BIM pada Perencanaan Gedung Perkantoran untuk


Mendeteksi Clash Detection dan QTO Pekerjaan Struktur
Rahmat Khalid1, Jojok Widodo Soetjipto2, Tatang Maulana Maliq3
1,2,3
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember, Jember.
*Corresponding author’s email: [email protected]

Diterima: Januari 2024, Direvisi: April 2024, Disetujui: April 2024,Terbit: April 2024

Abstract: Building Information Modeling (BIM) is an innovative technological approach that aims to solve problems in the
construction phase by improving understanding, coordination and efficiency. This research focuses on applying the BIM system
to the three-dimensional modelling of reinforced concrete buildings using Tekla Structure BIM software. The objectives include
creating a 3D design model, identifying reinforcement clash, calculating structural material volume, and estimating planning
costs. The case study uses the design of a five-story office building in Mojolangu, Malang Regency, which uses reinforced concrete
materials. The modelling method uses Tekla Structure software to produce 3D designs and Quantity Take Off output.
Implementing BIM into the construction process is expected to increase the designability and efficiency of construction design
work. The results of the volume of work based on the Quantity Take Off analysis of reinforcement are 199,572.2 kg, and concrete
is 831.10 m³ with a planned budget for structural work costs of Rp. 9,391,331,828. BIM is proven to have the advantage of
being more efficient and integrated into producing 3D design, can detect conflicts in the early stages of a design, can ensure
accurate cost estimates based on material requirements, produces the least risk of design overlap and has a high level of adaptability
in the process high design.
Keywords: Building Information Modeling; Clash Detection, Quantity Take Off, 3D Design

Abstrak: Building Information Modeling (BIM) adalah pendekatan teknologi inovatif yang bertujuan untuk memecahkan
masalah dalam tahap konstruksi dengan meningkatkan pemahaman, koordinasi, dan efisiensi. Penelitian ini berfokus pada
penerapan sistem BIM ke dalam pekerjaan pemodelan tiga dimensi bangunan beton bertulang dengan menggunakan perangkat
lunak Tekla Structure BIM. Tujuannya meliputi pembuatan model gambar 3D, identifikasi tumpang tindih pada tulangan,
perhitungan volume material struktur, dan estimasi biaya perencanaan. Studi kasus menggunakan perancangan gedung
perkantoran lima lantai di Mojolangu Kabupaten Malang yang menggunakan material beton bertulang. Metode pemodelan
menggunakan perangkat lunak Tekla Structure yang dapat menghasilkan desain 3D serta luaran Quantity Take Off.
Implementasi BIM ke dalam proses konstruksi, diharapkan dapat meningkatkan kemudahan dan efisiensi pekerjaan perancangan
konstruksi. Hasil volume pekerjaan berdasarkan analisa Quantity Take Off pembesian yaitu 199,572.2 kg dan beton sebesar
831.10 m³ dengan rencana anggaran biaya pekerjaan struktur sebesar Rp. 9,391,331,828. BIM terbukti memiliki keunggulan
yaitu lebih efisien dan terintegrasi dalam menghasilkan gambar 3D, dapat mendeteksi adanya konflik di tahapan awal sebuah
perancangan, dapat memastikan estimasi biaya secara tepat berdasarkan kebutuhan dari material, menghasilkan risiko tumpang
tindih desain paling sedikit, serta memiliki tingkat kemampuan adaptasi dalam proses perancangan yang tinggi.
Kata Kunci : Building Information Modeling, Deteksi Tumpang Tindih, Perhitungan Volume, Desain 3D.

1. Pendahuluan
Sektor pembangunan merupakan sektor yang menjadi perhatian penting pemerintah terutama
pembangunan infrastruktur yang pada dasarnya memiliki tujuan untuk menunjang kebutuhan
infrastruktur yang terus bertambah. Inovasi terus dikembangkan seiring dengan kemajuan
teknologi yang semakin hari bertambah pesat (Khairi et al., 2022). Saat ini perkembangan
teknologi dan ilmu komunikasi mampu menjawab permasalahan tersebut, salah satunya adalah
dengan menggunakan Building Information Modelling (BIM) yang memfasilitasi proses desain
dan konstruksi yang lebih terintegrasi agar didapatkan hasil yang efisien (Wicaksana &
Rachman, 2018). Tekla Structures sendiri merupakan sebuah program Building Information
Modelling (BIM) yang berfungsi untuk membuat model dan menyimpan seluruh informasi
sebuah struktur bangunan (Partogi H. Simatupang et al., 2020). Selain itu BIM juga sudah
diterapkan pada operasi dan pemeliharaan gedung stasiun (Soetjipto, 2023).
Dengan adanya BIM sebagai inovasi teknologi, sudah membuktikan bahwa bidang pekerjaan
konstruksi telah memasuki era revolusi industri 4.0 dalam proses perencanaan, perancangan,
pelaksanaan pembangunan beserta infrastrukturnya bagi semua pihak yang terlibat di dalam
suatu proyek (Chen et al., 2019). Manfaat Building Information Modeling (BIM) dalam tahap
desain yaitu arsitek mampu menyeimbangkan ruang lingkup proyek antara jadwal dan biaya
(Gunawan, 2021). Kemudahan informasi yang dicapai dengan mengaplikasikan konsep BIM
adalah berupa dokumentasi gambar progres setiap pekerjaan, rincian pengadaan suatu proyek,

1
Journal of Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia Vol. 02 No. 1 (April 2024)

dan berbagai informasi yang ingin didapat dari suatu progres dari proyek saat akan, sedang,
maupun telah di bangun (Nugroho et al., 2022). Dalam BIM, stakeholders dapat saling bekerja
sama, bertukar informasi, maupun berkolaborasi untuk mengefisienkan proses konstruksi
sehingga dapat mengurangi terjadinya konflik informasi antar stakeholders karena bersumber
pada satu model informasi yang bisa dengan mudah untuk diakses oleh stakeholders (Novita &
Pangestuti, 2021).
Konsep Building Information Modelling juga memiliki fitur clash detection yang diperlukan untuk
mengidentifikasi tumpang tindih antar desain tulangan sebelum pelaksanaan proyek
berlangsung guna memastikan kelancaran selama tahapan pelaksanaan konstruksi. Clash
detection ini dapat menyebabkan peningkatan keterlambatan dalam pelaksanaan proyek yang
sebenarnya, ketidaksinambungan pekerjaan, dan dalam beberapa kasus penangguhan proyek
(Charehzehi et al., 2017). Dengan menggunakan fitur clash detection ini memungkinkan potensi
masalah dapat diidentifikasi sejak dini dari fase desain sebelum konstruksi (Luo & Setyandito,
2023). BIM juga akan memberikan informasi biaya atau RAB pada tiap komponen pekerjaan
sehingga dapat digunakan untuk memprediksi perkiraan biaya pada satu komponen pekerjaan
(Ahmad et al., 2012). Proyek pembangunan gedung kantor lima lantai di daerah Mojolangu
Kabupaten Malang merupakan pembangunan gedung perusahaan pelaksanaan konstruksi.
Dalam pelaksanaannya, proyek pembangunan pada gedung ini belum menerapkan metode
perencanaan permodelan menggunakan Building Information Modeling sebagai penunjang dalam
perencanaan konstruksi. Perhitungan volume dilakukan secara manual dengan menganlisa dari
gambar 2D serta informasi lainnya. Pada saat pelaksanaan, terdapat banyak kendala yaitu
adanya perubahan desain akibat banyak desain yang tumpang tindih, perhitungan volume
pekerjaan yang tidak sesuai, pemilik proyek meminta banyak detail desain yang sejak
perancangan belum didetailkan, progres proyek yang terlambat akibat masalah di atas, dan lain
sebagainya.
Pada penelitian ini menerapkan metode perencanaan BIM digunakan sebagai penyelesaian
masalah di atas dan sebagai acuan untuk mendukung pekerjaan yang lebih efisien dan efektif
serta akan sangat dibutuhkan karena mengacu pada peraturan Menteri PUPR Nomor 22 Tahun
2018, menjadikan BIM sebagai wadah inovasi dalam perkembangan teknologi sebuah kontruksi
(Minawati et al., 2017). Pembangunan gedung yang akan dikerjakan sebagai tempat kantor
kontraktor. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini akan melakukan redesain terhadap desain
struktur proyek dengan mengimplementasikan konsep Building Information Modelling (BIM)
menggunakan software Tekla Structures sebagai pemodelan tiga dimensi, serta dapat
mengidentifikasi hasil clash detection struktur dan perhitungan pekerjaan volume pekerjaan
menggunakan metode Quantity Take Off (QTO) yang akan disandingkan dengan Microsoft Excel
sebagai alat bantu perhitungan volume beserta estimasi biaya. Quantity Take Off (QTO) adalah
suatu pengukuran kuantitas material dalam suatu proyek konstruksi secara detail dengan
beberapa metode. QTO memerlukan standar pengukuran yang harus diperhatikan seperti
ketepatan pengukuran volume pekerjaan dan deskripsi item pekerjaan (Maghfirona et al., 2023).

2. Metodologi
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu pengumpulan data dari proyek yang terdiri
dari data Gambar 2 dimensi dan data Analisa Harga Satuan Pekerjaan Kabupaten Malang
sebagai acuan rencana anggaran biaya pembangunan gedung kantor lima lantai. Berikut adalah
Tahapan pelaksanaan penelitian.
• Tahapan Persiapan Permodelan
Tahapan persiapan sebagai tahap awal dari proses pemodelan tiga dimensi yang akan dilakukan.
Tahap ini bertujuan mempermudah pelaksanaan pemodelan. Pada tahapan ini dilaksanakan
proses install software Tekla Structure 2022 pada laptop yang akan digunakan untuk permodelan.
• Pengumpulan Data
Data yang diperlukan pada pemodelan merupakan data sekunder berupa data gambar dua
dimensi pembangunan gedung kantor untuk permodelan tiga dimensi.
• Permodelan

2
Vol. 02 No. 1 (April 2024) Journal of Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia

Data yang telah didapatkan akan dilanjutkan ke pemodelan desain bangunan dengan software
Tekla Structure. Tahapan ini dilaksanakan dari awal yaitu pembuatan grid yang disesuaikan
dengan data data gambar. Kemudian pemodelan dimulai dari item struktur bawah bangunan
yaitu berupa pondasi dari tiang pancang, pile cap, kolom pedestal dan tie beam. Selanjutnya naik
ke bagian pekerjaan struktur atas bangunan berupa permodelan kolom, balok, pelat, dimulai dari
konstruksi lantai 1, sampai dengan konstruksi lantai 5.
• Clash Detection
Clash detection digunakan untuk mengetahui hasil identifikasi permodelan tiga dimensi untuk
meminimalisir risiko terjadinya bentrokan antar tulangan struktur yang diperkirakan akan
terjadi dalam tahap konstruksi pembangunan gedung kantor.
• Hasil Quantity Take off
Pemodelan tiga dimensi yang telah selesai dilakukan akan dilanjutkan proses Quantity Take off
atau menghitung volume seluruh material yang dibutuhkan atau digunakan untuk
pembangunan gedung kantor.
• Perhitungan Estimasi Biaya
Tahapiestimasi biaya menggunakan menuiquantity take off dariisoftware Tekla Structure untuk
mendapatkanivolume masing-masing item struktur bangunan. Estimasi biaya dilakukan dengan
cara mengkalikan volume item pekerjaanidengan harga satuan pekerjaan menggunakan
software Microsoft Excel.

3. Hasil dan Pembahasan


Hasil pada penelitian ini akan dijelaskan dalam beberapa sub bab :

3.1 Permodelan Struktur 3D


Permodelam struktur 3 Dimensi terbagi menjadi 2 yaitu struktur bawah dan struktur atas.
Berikut ini pembahasan masing-masing permodelan 3 Dimensi.
1. Struktur Bawah
• Permodelan Grid
Grid berfungsi untuk mempermudah prosesipenempatan komponen struktur bangunan dan
sebagai titik as tulangan. Permodelan Grid dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Permodelan Grid

• Permodelan Pondasi Tiang pancang


Pada Gambar 2 merupakan permodelan untuk pondasi. Pondasi yang digunakan pada
pembangunan gedung kantor ini adalah pondasi tiang pancang. Pondasi tiang pancang memiliki
diameter 400 mm dan kedalaman 7 m dari permukaan tanah.
• Permodelan Pile Cap
Pada pembangunan gedung kantor ini menggunakan 2 tipe Pile cap dengan besi tulangan ulir
diameter 12, untuk Pile Cap tipe 1 memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran 2000x1200
mm dengan ketebalan 400 mm. Pile Cap ini berfungsi menghubungkan dua tiang pancang yang

3
Journal of Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia Vol. 02 No. 1 (April 2024)

saling berdekatan. Selain itu ada Pile Cap tipe 2 memiliki ukuran 1200x1200 mm dengan
ketebalan 400 mm. Pile Cap ini menggunakan mutu beton K-350. Permodelan Pile cap dapat
dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2. Pemodelan Tiang Pancang Struktur Beton Bertulang

Gambar 3. Permodelan Pile Cap

• Permodelan Kolom Pedestal


Permodelan kolom pedestal dengan ukuran 600x600 mm dan kedalaman 700 mm di bawah
permukaan tanah. Kolom pedestal dimodelkan dengan besi tulangan ulir diameter 25 dengan
mutu beton K-350. Permodelan kolom pedestal dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Permodelan Kolom Pedestal

• Permodelan Tie Beam


Terdapat 2 tipe tie beam antara lain tie beam T1 dengan ukuran 400x500 mm, menggunakan besi
tulangan ulir diameter 25 dan tie beam T2 dengan ukuran 350x400 mm menggunakan besi
tulangan ulir diameter 19 dan menggunakan mutu beton K-350. Tie beam ditempatkan sebagai
elemen penahan beban lateral pada bangunan, seperti angin atau guncangan akibat gempa.
Pemodelan 3D tie beam dapat dilihat pada Gambar 5.

4
Vol. 02 No. 1 (April 2024) Journal of Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia

Gambar 5. Permodelan Tie Beam

2. Struktur Atas
• Permodelan Kolom
Pemodelan kolom sesuai dengan gambar rencana dengan menggunakan 2 tipe kolom, antara
lain ukuran K1 dengan ukuran 600x600 mm dengan besi tulangan diameter 25 dan ditempatkan
sebagai penopang beban terbesar bangunan. Selanjutnya ada kolom K2 dengan ukuran 500x400
mm dengan besi tulangan diameter 19. Kedua kolom dicor menggunakan mutu beton K-350.
Permodelan detail kolom dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Permodelan Kolom

• Permodelan Balok
Mutu beton yang digunakan pada pemodelan balok yaitu K-350. Pemodelan balok bangunan ini
menggunakan 2 jenis balok, balok B1 dengan ukuran 500x400 mm menggunakan besi tulangan
ulir diameter 25, ditempatkan pada pemikul beban terbesar pada bangunan dan balok B2 dengan
ukuran 400x350 mm menggunakan besi ulir 19, ditempatkan pada setiap bagian ruangan.
Permodelan detail 3D balok dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Permodelan Balok

5
Journal of Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia Vol. 02 No. 1 (April 2024)

• Permodelan Pelat
Tipe yang digunakan pada pemodelan plat ada 2, yaitu tipe pelat S1 dengan menggunakan
ketebalan beton 130 mm dan pelat tipe S2 dengan ketebalan beton 110 mm. Besi tulangan yang
digunakan pada pelat lantai menggunakan besi tulangan wiremesh tipe M10, dan menggunakan
mutu beton K-350. Permodelan detail plat dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Pemodelan 3D Plat Struktur Beton Bertulang

3. Hasil Permodelan 3D
Setelah dilakukan semua permodelan dari struktur pondasi sampai dengan struktur atas maka
dihasilkan permodelan 3D dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Hasil Permodelan Struktur 3D

3.2 Clash Detection


Clash Detection berarti mengidentifikasi segala jenis benturan tulangan dalam desain
konstruksi. Bentrokan terlihat ketika dua elemen atau lebih menempati ruang yang sama.
Identifikasi bentrokan dilakukan untuk membantu mempermudah perencanaan guna
memperkecil kemungkinan konflik antar tulangan pada bangunan.
Pada Gambar 10 ditemukan titik clash pada software tekla strukture, yaitu terjadinya konflik
bentrokan antar tulangan pada elemen antar sambungan tulangan kolom sejumlah 390 clash
dan 414 titik clash pada elemen pelat. Clash pada sambungan kolom terjadi karena pada tulangan
lewatan tepatnya pada tekukkan sambungan kolom masih bertabrakan dengan tulangan kolom
lainnya. Sehingga hal itu menyebabkan terjadinya konflik antar tulangan sambungan pada
kolom (lihat Gambar 11). Clash selanjutnya terjadi pada elemen pelat yang disebabkan karena

6
Vol. 02 No. 1 (April 2024) Journal of Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia

tabrakan antara tulangan wiremesh dengan tulangan sengkang balok (lihat Gambar 12).

Gambar 10. Clash Detection

Gambar 11. Titik Clash Pada Sambungan Kolom

Gambar 12. Titik Clash Pada Pelat Lantai

Pada permasalahan clash detection, perlu adanya tindakan perbaikan agar nantinya pada saat
pelaksanaan pengerjaan pembangunan bisa meminimalisir konflik antar tulangan. Perbaikan
yang dilakukan yaitu :
1. Perbaikan Clash pada sambungan kolom
Solusi yang diterapkan pada permasalahan clash ini adalah, dengan menambahkan kedalaman
bengkokkan tulangan sambungan kolom yang direncanakan dengan bengkokan 24 mm dirubah
menjadi 32 mm agar tidak terjadi clash. Perbaikan gambar dapat dilihat pada Gambar 13.
2. Perbaikan Clash pada pelat lantai
Pada permasalahan clash detection pelat lantai, perbaikan yang paling efisien yang dapat
digunakan yaitu dengan menggeser tulangan pelat wiremesh 8 mm ke arah samping melewati
tulangan sengkang balok yang bertabrakan agar bisa menghindari bentrokan antara tulangan
balok dan tulangan pelat. Perbaikan gambar pelat lantai dapat dilihat pada Gambar 13.

7
Journal of Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia Vol. 02 No. 1 (April 2024)

Gambar 13. Perbaikan Titik Clash pada Sambungan Kolom

Gambar 14. Perbaikan Titik Clash Pada Pelat Lantai

Setelah perbaikan pada titik konflik antar tulangan, maka perlu adanya deteksi clash kembali
yang dilakukan untuk memastikan tulangan yang sudah diperbaiki sudah aman dan tidak terjadi
clash detection. Pada Gambar 15 menunjukkan bahwa sudah tidak ditemukan konflik antar
tulangan pada pembangunan gedung kantor.

Gambar 15. Tidak Ditemukan Konflik Antar Tulangan

3.3 Quantity Take Off (QTO)


Pada tahapaniini dilakukan dengan caraimenghitung volume pekerjaan struktur dengan cara
menghitung volume menggunakan bantuan software Microsoft Excel berdasarkan format yang
sudah ada. Perhitungan volume pekerjaan berdasarkan standar detail yang terdapat pada
gambar rencana. Tahap awal adalah exporting Gambar rencana ke dalam workspace Tekla
Structures. Setelah diimport ke dalam Tekla Structure kemudian dibuat pemodelan struktur
seperti tulangan, dan model strukturnya berdasarkan gambar rencana yang sudah didapat.
Setelah pemodelan selesai dan sesuai dengan standar detailling penulangan yang terdapat pada
gambar bestek, dari data tersebut selanjutnya diolah menggunakan bantuan Microsoft Excel

8
Vol. 02 No. 1 (April 2024) Journal of Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia

dengan cara blok permodelan, lalu klik organizer pada menu Manage dan yang terakhir export
kedalam software Microsoft Excel untuk dilakukan pengolahan data volume.
Total Quantity Take Off material pekerjaan struktur pada software Microsoft Excel ini terdapat 2
tipe rekapitulasi, yaitu rekapitulasi tulangan besi dan rekapitulasi beton. Berdasarkan studi kasus
tentang hasil perhitungan quantity take off menggunakan software Tekla Structure dengan software
bantu yang digunakan yaitu Microsoft Excel, dihasilkan volume total pembesian dalam proyek
pembangunan Pembangunan gedung kantor ini yaitu 199572.2 kg dan total beton ready mix
yang digunakan adalah 831.10 m³.

3.4 Rencana Anggaran Biaya


Perhitungan estimasi biaya mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia No 8 Tahun 2023. Harga dari satuan pekerjaan ini dibagi menjadi 2
bagian yaitu harga bahan dan upah tenaga kerja yang mengikuti Peraturan Bupati Malang No
13 Tahun 2022 Tentang Standar Harga Satuan Tahun Anggaran 2023.
1. Rekapitulasi Harga Satuan Pekerjaan
Harga satuan menggunakan perhitungan analisa harga satuan sesuai SNI dan harga material
dan upah sesuai dengan harga setempat. Adapun rekapitulasi harga satuan pekerjaan kantor 5
lantai ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Harga Satuan Pekerjaan

No Uraian Pekerjaan Satuan Harga Satuan


1 Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang bh Rp 3.120.921,00
2 Pekerjaan Galian Pile Cap m³ Rp 68.781,00
3 Pekerjaan Bekisting Pile Cap m² Rp 222.509,00
4 Pekerjaan Tulangan Besi Polos Ø14 kg Rp 28.338,00
5 Pembongkaran Bekisting m² Rp 60.111,00
6 Pekerjaan Penulangan Besi Ulir Ø25 kg Rp 28.506,00
7 Pekerjaan Galian Tie Beam m³ Rp 68.781,00
8 Pekerjaan Bekisting Tie Beam m² Rp 342.584,00
9 Pekerjaan Tulangan Besi Polos Ø12 kg Rp 28.552,00
10 Pengecoran Beton ready mix K350 m³ Rp 2.163.448,00
11 Pekerjaan Bekisting Kolom m² Rp 336.084,00
12 Pekerjaan Penulangan Besi Ulir Ø19 kg Rp 926.064, 00
13 Pekerjaan Bekisting Plat Lantai m² Rp 231.621,00
14 Pekerjaan Bekisting Balok m² Rp 201.534,00
15 Pekerjaan Penulangan Plat Lantai kg Rp 13.506,00

2. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya


Berdasarkan analisis harga satuan dan volume pekerjaan yang dihasilkan dari QTO pada
pekerjaan struktur Proyek Pembangunan Gedung Kantor 5 Lantai ini, maka dapat disusun
rincian rencana anggaran biaya pekerjaan dari software tekla strukture untuk masing-masing
pekerjaan sesuai dengan satuannya. Rekapitulasi rencana anggaran biaya pekerjaan struktur
Proyek Pembangunan Pembangunan Gedung Kantor 5 Lantai dapat dilihat pada Tabel 2. Pada
tabel tersebut dapat dilihat bahwa kebutuhan biaya pekerjaan struktur beton bertulang pada
Proyek Pembangunan Gedung Kantor 5 Lantai sebesar Rp. 9,391,331,830. Rencana anggaran
biaya tersebut dihasilkan dari perhitungan: (i) Pekerjaan Pondasi; (ii) Pekerjaan Tie Beam; dan
(iii) Pekerjaan Struktur Lantai 1 sampai dengan Lantai 5.

9
Journal of Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia Vol. 02 No. 1 (April 2024)

Tabel 2. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

No Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Jumlah Harga

A.1 Pekerjaan Pondasi Rp 563.098,910


A.2 Pekerjaan Tie Beam Rp 693.805,893
B.1 Pekerjaan Struktur Lantai 1-5 Rp 8,134.427,025
Jumlah Total Rp 9.391.331,828
Total Harga Pembutalan Rp 9.391.331,830

3.5 Kebaruan Hasil Penelitian


Dalam dunia arsitektur, teknik, dan konstruksi, kemunculan Building Information Modeling
(BIM) telah merevolusi cara proyek dipahami, dirancang, dan dilaksanakan. Pendekatan digital
terhadap konstruksi ini telah meninggalkan metode desain tradisional. Menurut (AlFajri &
Nasution, 2016) kekurangan dari gambar tradisional yaitu, perancang harus menyediakan
banyak duplikasi gambar sketsa agar dapat membuat alternatif gambar lainnya. Gambar
tradisional tidak bisa mendeteksi bentrokan dan konflik dalam desain sejak dini yang dapat
menyebabkan kerugian dalam pembangunan. Selain itu dalam pekerjaan gambar manual,
gambar tidak bisa ditampilkan secara visualisasi realistis proyek sehingga sulit untuk
memahami maksud desain.
Sebaliknya, menurut (Rizqy et al., 2021) representasi digital 3D menggunakan Building
Information Modeling (BIM) memiliki karakteristik fisik dan fungsional bangunan yang sangat
baik. Hal ini melampaui gambar 2D yang biasanya digunakan dalam proses desain tradisional.
BIM mendorong kolaborasi di antara arsitek, insinyur, kontraktor, dan pemangku kepentingan.
Hal ini memungkinkan berbagi dan memperbarui data secara real-time, yang dapat
merampingkan proses desain dan konstruksi. BIM juga membantu mendeteksi bentrokan dan
konflik dalam desain sejak dini, sehingga mengurangi kesalahan yang merugikan dan
pengerjaan ulang selama konstruksi. Keunggulan lainnya yaitu, BIM menyediakan model 3D
yang menawarkan visualisasi realistis proyek, membantu klien untuk lebih memahami maksud
desain serta BIM dapat menghasilkan jumlah material dan estimasi biaya yang akurat, sehingga
memudahkan kontrol anggaran yang lebih baik.

4. Kesimpulan
Pada permodelan gedung kantor menggunakan Software Tekla Sctructure, dapat digunakan
untuk memodelkan 3D dengan mendetailkan tiap-tiap komponen berupa struktur pondasi,
kolom, TieBeam, pelat lantai, dan balok. Pada permodelan struktur yang sudah dibuat,
ditemukan clash yang terjadi pada sambungan antar tulangan kolom dan pada tulangan pelat
wiremesh dengan tulangan sengkang balok. Perbaikan yang perlu dilakukan pada sambungan
antar tulangan kolom adalah menambahkan kedalaman bengkokkan tulangan sambungan kolom
yang direncanakan. Perbaikan pada tulangan pelat wiremesh dengan sengkang balok yaitu
dengan menggeser 8 mm tulangan pelat kearah samping melewati tulangan sengkang balok
yang bertabrakan agar bisa menghindari clash. Dari permodelan 3D gedung kantor didapatkan
hasil volume pekerjaan menggunakan metode Quantity Take Off dari model 3D Tekla Structure
diperoleh hasil pembesian yaitu 199.572.2 kg dan total beton yang digunakan adalah 831.10 m³,
dengan Rencana Anggaran Biaya pengerjaan struktur bawah sebesar Rp.1,256,904,803 dan
pengerjaan struktur atas sebesar Rp.8,134,427,025. Sehingga didapatkan Rencana Anggaran
Biaya total pekerjaan struktur sebesar Rp. 9,391,331,828.

Daftar Pustaka
Ahmad, A. M., Demian, P., & Price, A. D. F. (2012). BIM implementation plans: A comparative
analysis. Association of Researchers in Construction Management, ARCOM 2012 - Proceedings of the
28th Annual Conference, 1(September), 33–42.

10
Vol. 02 No. 1 (April 2024) Journal of Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia

AlFajri, S., & Nasution, I. N. (2016). Aplikasi Menggambar Teknik Bangunan Dengan
Menggunakan Metode Manual Dan Digital. Educational Building, 2(1), 30–40.
https://doi.org/10.24114/eb.v2i1.3744
Charehzehi, A., Chai, C. S., Md Yusof, A., Chong, H. Y., & Loo, S. C. (2017). Building information
modeling in construction conflict management. International Journal of Engineering Business
Management, 9, 1–18. https://doi.org/10.1177/1847979017746257
Chen, Y., Yin, Y., Browne, G. J., & Li, D. (2019). Adoption of building information modeling in
Chinese construction industry: The technology-organization-environment framework.
Engineering, Construction and Architectural Management, 26(9), 1878–1898.
https://doi.org/10.1108/ECAM-11-2017-0246
Gunawan, M. (2021). Penerapan Building Information Modelling (Bim) Pada Proyek Pasar
Soreang Kabupaten Bandung. Jurnal Student Teknik Sipil, 3(2), 407–420.
https://doi.org/10.37150/jsts.v3i2.1655
Khairi, I. F., Bayzoni, Husni, H. R., & Siregar, A. M. (2022). Penerapan Building Information
Modeling (BIM) pada bangunan gedung menggunakan software Autodesk Revit (Studi Kasus:
Gedung 5 RSPTN Universitas Lampung). Jrsdd, 10(1), 15–026.
Luo, K., & Setyandito, O. (2023). Transformasi Digital Bim Dalam Industri Konstruksi (Case
Study Project Sls Plant Pt.X). Professional Engineer Program Profesional Engineer Program Study
Program Faculty of Engineering Universitas Bina Nusantara, 1(February), 1–114.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.18327.04001
Maghfirona, A., Iq’bal Khairul Amar, T., Muhammad, A. A., & Failasufa, H. (2023). Jurnal
Teslink : Teknik Sipil dan Lingkungan Analisis Komparasi Quantity Take Off Pekerjaan
Struktur Berdasarkan Metode Konvensional Dan Metode BIM Studi Kasus : Perencanaan Omah
DW. 5(1), 60–67.
Minawati, R., Chandra, H. P., & Nugraha, P. (2017). 6575-12342-1-Pb. Manfaat Penggunaan
Software Tekla Building Information Modeling (BIM) Pada Proyek Design - Build, 1–8.
Novita, R. D., & Pangestuti, E. K. (2021). Analisa Quantity Take Off Dan Rencana Anggaran
Biaya Dengan Metode Building Information Modeling (BIM) Menggunakan Software Autodeks
Revit 2019 (Studi Kasus: Gedung LP3 Universitas Negeri Semarang). Dinamika Teknik Sipil:
Majalah Ilmiah Teknik Sipil, 14(1), 27–31. https://doi.org/10.23917/dts.v14i1.15276
Nugroho, B. J., Baskoro, I. A., & Widiatmoko, K. W. (2022). Penerapan Aplikasi Building
Information Modelling (Bim) Pada Proyek Rehabilitasi Dermaga Multifungsi Pulang Pisau.
Teknika, 17(2), 117. https://doi.org/10.26623/teknika.v17i2.5419
Partogi H. Simatupang, Tri M.W, & Verry A.Waddu. (2020). Integrasi Program Tekla
Structures Dan Sap2000 Dalam Perencanaan Gedung Beton Struktural. Jurnal Teknik Sipil,
IX(1), 1–14.
Rizqy, R. M., Martina, N., & Purwanto, H. (2021). Perbandingan Metode Konvensional Dengan
Bim Terhadap Efisiensi Biaya, Mutu, Waktu. Construction and Material Journal, 3(1), 15–24.
https://doi.org/10.32722/cmj.v3i1.3506
Wicaksana, A., & Rachman, T. (2018). 済無No Title No Title No Title. Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., 3(1), 10–27.
Zarkasi, I. K., Trisiana, A., & Soetjipto, J. W. (2023). Model of Building Maintenance Planning
Using The Building Information Modeling (BIM). iii, 1–15.

11
Journal of Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia Vol. 02 No. 1 (April 2024)

[This page is intentionally left blank]

12

Anda mungkin juga menyukai