METAMPIRON

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Antalgin adalah salah satu obat penghilang rasa sakit ( analgetik ),turunan NSAID
yaitu Non Steroid Anti-Inflamasi Drugs,umumnya obat-obatan analgetik adalah golongan
obat anti-inflamasi (anti pembengkakan) sehingga dikategorikan sebagai analgetik-
antipiretik. Golongan analgetik-antipiretik adalah golongan analgetik ringan. Contoh obat
yang berada pada golongan ini adalah paracetamol tetapi antalgin lebih banyak sifat
analgetiknya.
Antalgin merupakan derivat metansulfonat dari aminopirina yang memiliki sifat yang
mudah larut dalam air, sehingga akan cepat di serap ke dalam tubuh melalui saluran
pencernaan.obat ini bekerja terhadap susunan saraf pusat yaitu mengurangi sensitivitas
reseptor rasa nyeri dan mempengaruhi pusat pengaturn suhu tubuh. Tiga efek utama adalah
sebagai analgetik, antipiretik, dan anti-inflamasi.

Dosis obat antalgin


-Oral
 Anak-anak : 250-500 mg 3-4 kali sehari (maks 1 gr)
 Dewasa : 500-1000 mg 3-4 kali sehari ( maks 3 gr )
-Parenteral
 500-1000 mg sekali suntik ( jangan lebih dari 1 gr )

Efek samping yang terjadi jika mengkonsumsi antalgin tidak sesuai dosis
 Infeksi lambung,hiperhidrosis
 Retensi cairan dan garam
 Reaksi alergi cukup sering : reaksi kulit dan edema angioneurotik
 Efek samping yang berat : agranulositosis, pansitopenia dan nefrosis.

1
1.2. TUJUAN

 Tujuannya untuk mengetahui cara pembuatan tablet metampiron yang benar sesuai
dengan syarat dan ketentuan CPOB,sehingga diperoleh tablet metampiron yang
berkualitas dan bermutu.

1.3. MANFAAT

 Digunakan sebagai pengobatan analgetik, antipiretik, dan anti-inflamasi.


 Supaya mahasiswa dapat mengetahui dan membuat tablet metampiron.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. TEORI DASAR

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi.berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebgai tablet cetak dan
tablet kempa (FI IV,Hal 4).

A. Kriteria tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebgai berikut :
 Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memnuhi persyaratan
 Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil
 Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik
 Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
 Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan.
 Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan
 Bebas dari kerusakan fisik
 Stabilitas kimiawi dan fisika cukup lama selama penyimpanan
 Zat aktif harus cepat dilepaskan secara homogen dan dalam waktu tertentu.

B. Keuntungan sediaan tablet


 Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih
 Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis
 Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga
memudahkan pross pembuatan , pengemasan,pengangkutan dan
penyimpanan
 Bebas dari air sehingga potensi adanya hidrolisis dapat dicegah/diperkecil

C. Kerugian tablet
 Ada orang tertentu tidak dapat menelan tablet
 Formulasi tablet cukup rumit,antara lain :
 beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat karna sifatnya
amorfnya,floukulasi atau rendahnya berat jenis.
 zat aktif yang sulit terbasahi,lambat melarut ,dosisnya cukup
besar/tinggi,absorpsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau
kombinasi dari sifat tersebut akan sulit untuk diformulasi.
 Zat aktif yang rasanya pahit ,tidak enak,atau baunya tidak
disenangi,atau zat aktif yang peka terhadap oksigen,atmosfer dan
kelembaban udara,memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa.
D. Masalah dalam pembuatan tablet

3
 OTT zak aktif (meleleh,berubah warna,terurai,dan sebagainya)
 Stabilitas dan zat aktif.
 Perbandingan bobot jenis zat aktif dengan pembawa (jika terlalu jauh
hendaknya jumlah fine sesedikit mungkin).
 Konsentrasi Mg.sterat sebagai lubrikan maksimal 2%. Jika terlau besar akan
terjadi laminating.
 Penggunaan mucilago amyli sebagai pengikat pada proses pembutan tablet
akan mempersulit disolusi zat aktif dari dalam granul karena mucilago amyli
yang sudah kering sulit ditumbuh air.
 Penggunaan amylum yang terlalu banyak (maksimal 30%) menyebabkan
tablet tidak dapat dicetak karena kompresibilitasnya sangat jelek.

E. Macam-macam bentuk tablet


 Berdasarkan penggunaannya:
 Tablet oral misalnya tablet kunyah.
 Tablet yang penggunaannya melalui rongga mulut misalnya tablet
bulan,tablet hisap.
 Tablet yang penggunaanya di bawah kulit misalnya tablet implantasi.
 Tablet effervescent.
 Tablet vagina

 Berdasarkan cara pelepasan bahan obat dn absorpsinya:


 Tablet biasa
 Tablet sustained release
 Tablet dengan kerja berulang
 Tablet dengan aksi diperlama

 Berdasarkan cara pembuatannya:


 Tablet cetak (compressed tablet)
 Tablet kempa
 Tablet kempa ganda
 Tablet salut
 Tablet cetak ulang

2.2. CARA PEMBUATAN TABLET

4
Dengan cara granulasi basah :
 Bahan obat,bahan pengembang dalam daan bahan pengisi di timbang.
 Bahan-bahan yang telah ditimbang dimasukkan kedalam lumpang kemudiaan di
homogenkan.
 Di tambah bahan pengikat sedikit demi demi sedikit sampai diperoleh massa yang
kompak. Kemudian di catat berapa bahan pengikat yang terpakai dan yang sisa.
 Massa diayak dengan ayakan mesh nomor 8. Lalu di catat berat granul basah.
 Dikeringkan di lemari pengering pada suhu 40-60oC selama satu hari.
 Granul kering di ayak dengan ayakan mesh nomor 12. Di catat berat granul kering.
 Di campurkan dan dihomegankan massa granul kering denam bahan pengembang
luar dan bahan pelicin.
 Dilakukan uji preformulasi yaitu Indeks tap, waktu alir, sudut diam.
 Di cetak massa menjadi tablet.

2.3. UJI PREFORMULASI TABLET

Adanya uji preformulasi memungkinkan untuk memperkirakan kemungkinan


secara kuantitatif apakah bahan yang akan di formulasi akan di cetak dapat di cetak dan
menghasilkan tablet yang baik. Uji yang di lakukan yaitu indeks tap, waktu alir, sudut
diam, dan uji kandungan lembab.

Indeks tap rasio antara volume sebelum deformasi dengn volume setelah deformasi.
Uji ini dilakukan untuk melihat kerapatan dari bahan atau granul yang akan di cetak.

Waktu alir dilakukan untuk melihat daya alir dari bahan ataau granul yang akan
dicetak. Kebanyakan sifat aliran dipengruhi oleh perubahan ukuran partikel, kerapatan,
bentuk, muatan elektrostatis, dan lembab yang terabsobsi yang mungkin timbul dari
proses formulasi.

Sudut diam adalah sudut yang terbentuk oleh tepi batas padatan. Sudut ini adalah
sudut maksimum yang biasa didapat antara permukaan tegak dari tumpukan serbuk dan
dasar horizontal. Pengukuran ini dapat memberikan gambaran dari kohhesi internal dan
efek hambatan di bawah tingkat bawah muatan eksternal yang mungkin pada
pencampuran serbuk atau pada pencetak tablet (die).

Uji kandungan air untuk menetukan % massa yang hilang air, (komponen yang mudah
menguap) selama pemanasan pada suhu tertentu (700C).

2.4. UJI EVALUASI TABLET

5
Untuk memenuhi syarat syarat baik teknis maupun syarat biologis/farmakologi maka
tablet yang dihasilkan harus dihasilkan terhadap beberapa teknik evaluasi tablet.
 Keragaman bobot
Pengisian die (ruang cetak) menentukan berat dari tiap tablet yang tercetak.
Penyimpangan yang kecil dari setiap tablet tidak dapat dihindari dari batasan
batasan yang diperbolehkan dimuat dalam farmakope indonesia hnya untuk tablet
yang tidak bersalut. Untuk itu dilakukan evaluasi terhadap keragaman bobot dari
tablet.

 Waktu hancur
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan oleh tablet untuk hancur
menjadi partikel partikel kecil. Faktor faktor yang mempengaruhi waktu hancur dari
tablet adalah sifat kimia dan fisika dari granulat, kekerasan dan porositasnya.

 Kekerasan
Ketahanan dari tablet terhadap gonjangan pada waktu pengangkutan,
pengemasan dan peredaran bergantung pada kekerasan tablet. Kekerasan
dinyatakan dalam satuan kg dari tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan tablet.

 Friabilitas
Gesekan dan goncangan merupakan hal yang paling sering menyebabkan
tablet capping atau hancur. Untuk menguji friabilitas dipakai alat friabilator. Alat ini
menyebabkan tablet terkikis dan mengalami goncangan ketika tablet terjatuh
setinggi 6 inchi (15cm) sewaktu silender berputar.

2.5. KARAKTERISTIK ZAT

 Methampyron
Nama lain : Antalgin
Rumus kimia : C13H16N3NaO4S.H2O
Bobot Molekul : 351,37
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih kekuningan
Kelarutan : Larut dalam air, larut dalan HCL 0,02 N
Khasiat : Analgetik, Antipiretik, Untuk macam macam rasa sakit, pada
Kolik dan sakit setelah operasi.
Farmakologi : Pada fase ini, antalgi mengalami proses absorpsi distribusi,
metabolisme dan eskresi yang berjalan secara stimuli
langsung.

 Amylum manihot

6
Nama lain : Pati singkong
Pemerian : Serbuk halus kadang kadang berupa gumpalan kecil, warna
putih tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : t/air
Khasiat : Zat tambahan dalam tablet digunakan sebagai pengikat,
penghancur.

 Laktosa
Nama lain : Gula susu
Pemerian : Serbuk atau partikel kristalin, putih sampai agak putih, tidak
berbau rasa manis.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol 95%
Khasiat : Pengisi tablet

 Talcum
Pemerian : Serbuk hablur sangat halus licin kadang kadang sedikit
mengandung aluminuim silikat.
Kelarutan :talcum tidak bisa larut dalam hampir semua pelarut.

BAB III

7
METODE PEMBUATAN TABLET METHAMPIRON

3.1. RESEP

R/ Methampiron 500 mg
Lactosa qs
Mucilago 10 %
Amylum Manihot 5%
Talcum 1%
Mg. Stearat 1%
m.f. dtd tan No.CC

3.2. PERHITUNGAN BAHAN

 Bobot Total = 600 mg x 200 tab = 120 000 mg = 120 gr


 Antalgin = 500 mg x 200 tab = 100 000 mg = 100 gr
 Mucilago 10 % = 10/100 x 120 gr = 12 gr
 Amylum Manihot 5% = 5/100 x120 gr = 6 gr ( 3 gr pengembang dalam dan 3 gr
pengembang luar)
 Talcum 1 % = 1/100 x 120 gr =1,2 gr
 Mg.Stearat 1 % = 1/100 x120 gr =1,2 gr
 Lactosa = 120 gr – ( 100 + 3 + 1,2 +1,2 )gr
= 120 gr – 105,4 gr
= 14,6 gr

3.3. PROSEDUR KERJA

A. Pembuatan Mucilago
Prosedur kerjanya yaitu :
 Mucilago di buat dari campuran amylum dengan air
 Panaskan amylum yang telah dilarutkan dalam air di atas water bath,lalu
aduk perlahan-lahan hingga terbentuk massa kental yang transparan.
 Dinginkan,lalu massa mucilago di timbang.

B. Pembuatan Granul
Prosedur kerjanya yaitu :

8
 Bahan obat ( zat aktif ) ,bahan pengisi,dan bahan pengembang di timbang
dengan seksama.
 Bagan obat,bahan pengisi dan bahan pengembang yang telah ditimbang
dimasukkan kedalam lumpang,lalu digerus homogen.
 Tambahkan mucilago secara perlahan-lahan sambil digerus sampai diperoleh
massa yang lembab. ( jika gumpalan massa disentuh maka akan pecah).
 Massa dilewatkan pada ayakan mesh nomor 8.
 Keringkan granul yang terbentuk dalam lemari kering pada suhu 40-60 oC
selama satu hari.
 Granul yang sudah kering dilewatkan lagi pada ayakan mesh 12.
 Tambahkan ke dalamnya bahan pelicin dan bahan pengembang luar,
campurkan dan homogenkan.
 Timbang berat granul kering
 Lakukan uji preformulasi : indeks tap,waktu alir dan sudut diam.
 Cetak massa menjadi teblet.

C. Uji Preformulasi
1). Sudut Diam
Prosedur kerjanya yaitu :
 Kedalam corong alir yang di tutup bagian bawahnya, di alirkan granul kering
yang akan dicetak
 Lalu dibuka dan granul dibiarkan mengalir.
 Hitung sudut diamnya
 Rumusnya : Tg Tan = 2h/D
 Syarat : 20o<Tan<40o

2). Waktu Alir


Prosedur kerjanya yaitu :
 Kedalam corong alir dimasukkan granul yang akan dicetak.
 Di alirkan hingga seluruh granul mengalir.
 Ditentukan waktu alir dimulai dari granul mengalir sampai seluruh granul
mengalir keluar.
 Syarat : t alir < 10 detik

3). Indeks Tap


Prosedur kerjanya yaitu :

9
 Sejumlah granul dimasukkan kedalam gelas ukur.kemudian di tapping
sebanyak 20 kali.
 Tentukan penurunan volume.
 Dilakukan tapping sampai hasil penurunan granul stabil.
 Rumus : I = Vo-Vtap/Vo x 100 %
 Syarat : 1 ≤ 20%.

D. Pencetakan Tablet
Prosedur kerjanya yaitu :
 Mesin pencetak tablet single punch disiapkan.dipasang punch bawah dengan
diameter sesuai dengan tablet yang akan dicetak dan diatur dienya.
 Masukkan massa tablet ke dalam hopper, lalu diatur sekrup atas dan bawah
untuk menentukan volume dan tekanan.
 Dicetak 1 buah tablet, dicek beratnya ( pengatur pada punch bawah )dan
tekanannya ( pengatur punch atas )
 Ditimbang tablet apakah sudah sesuai dengan berat yang diinginkan.
 Jika tablet sudah memenuhi syarat, dicetak 10 tablet lagi,diuji kembali berat
serta kekerasannya, jika tidak mengalami perubahan maka dapat dicetak
seluruhnya.
 Tablet yang dipakai sebagai sampel dapat digranulasi.

E. Uji Evaluasi Tablet


1). Uji keseragaman bobot
Prosedur kerjanya yaitu :
 Dibersihkan tablet,diambil 20 tablet kemudian ditimbang.
 Tentukan bobot rata-rata kemudian ditimbang satu persatu,hitung deviasi
dan di ambil 3 berat tablet yang deviasi tinggi.
 Rumus menghitung berat rata-rata : berat seluruhnya / jumlah tablet yang
dicetak

2). Uji waktu hancur


Prosedur kerjanya yaitu :
 Dimasukkan 6 tablet pada masing-masing tabung di keranjang, lalu letakkan 6
tablet di atas cakram penuntun, dan dijalankan alat.
 Dicelupkan pada air dengan suhu 37oC ( lebih kurang 1oC ) dengan tinggi air
tidak boleh kurang dari 15 cm, sehingga tabung dapat dinaik turunkan secara
teratur 30 kali permenit.
 Pada kedudukan tertinggi ,bagian bawah keranjang masih berada pada
permukaan air dan pada kedudukan terendah bagian atas keranjang berada
di dalam air.

10
 Tablet dinyatakan hancur bila tidak ada lagi tablet yang tertinggal pada kawat
kasa.
 Dicatat waktu setiap tablet hancur.

3). Uji kekerasan tablet


Prosedur kerjanya yaitu :
 Sebuah tablet dimasukkan di antara anvil dan punch
 Tablet dijepit dengn cara memutar sekrup sampai lampu stop menyala.
 Tekan tombol sampai tablet retak atau pecah.
 Pada saat tersebut angka yang ditunjukkan pada skala adalah harga dari
kekerasan tablet, lalu dicatat.
 Percobaan dilakukan untuk 5 tablet dengan mengembalikan jarum ke angka
nol dan alat di bersihkan.
 Syarat : 4-8 kg

4). Uji friabilitas


Prosedur kerjanya yaitu :
 Dibersihkan 20 tablet dari debu yang merupakan berat awal, misalkan A gr.
 Tablet dimasukkan ke dalam alat dengan putaran 100 kali selama 4 menit.
 Di keluarkan 20 tablet tadi, bersihkan dari debu dan ditimbang berat
akhirnya, misal B gr.
 Rumus : A-B/A x 100 %.
 Syarat : kehilangan berat tidak boleh lebih dari 0,8 %.

5). Uji disolusi


Prosedur kerjanya yaitu :
 Masukkan sejumlah volume media disolusi seperti yang tertera dalam
masing-masing monografi kedalam wadah, pasang alat, biarkan media
disolusi hingga suhu 37oC ± 0,5 oC dan angkat thermometer.
 Masukkan 1 tablet ke dalam alat
 Hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang di uji dan segera
jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi.
 Dalam interval waktu yang ditetapkan, ambil cuplikan pada pertengahan
antara permukaan media disolusi dan bagian atas dari alat dayung, tidak
kurang 1 cm dari titik wadah.
 Syarat dan tahap :
- ≥ Q = 80 % + 5 %

11
- ≥ Q = 80 %
- ≥ Q =80 % - 15 %

BAB IV
HASIL

4.1. UJI PREFORMULASI

12
A. Sudut Diam
 Data :

No Tinggi (h=cm) Diameter ( d=cm)


1 3,5 13
2 3,5 13
3 3 13
Rata- 3,33 13
rata

Tg Tan = 2h/d =2 (3,33)/13 =6,66/13 = 0,5123


= 26,5 %

 Syarat : 20o<Tan<40o
 Kesimpulan : MS ( memenuhi syarat )

B. Waktu Alir
 Data :
No Waktu alir
(detik)
1 19:10
2 19:00
3 18:42
Rata- 18:84
rata
 Syarat :t alir < 10 detik
 Kesimpulan : TMS ( tidak memenuhi syarat )

C. Indeks Tap
 Data :

No Vo Vtap I rata-rata
1 100 95 97,5

13
2 100 95 97,5
3 100 93 96,5
Rata-rata 97,16

1.1 = Vo-Vtap/Vo x 100 % = 100-95/100 x 100 % = 5 %


1.2 = Vo-Vtap/Vo x 100 % = 100-95/100 x 100 % = 5 %
1.3 =Vo-Vtap/Vo x 100 % = 100-93/100 x 100 % =7 %
Rata-rata =(1.1 + 1.2 + 1.3)/3 = (5% + 5% + 7% )/3 =5,66 %
 Syarat : 1≤20%
 Kesimpulan : MS ( memenuhi syarat )

4.2. UJI EVALUASI TABLET


A. Keseragaman Bobot
 Data :
Bobot tablet :
Tablet 1 : 565 mg
Tablet 2 : 553 mg
Tablet 3 : 567 mg
Tablet 4 : 549 mg
Tablet 5 : 573 mg
Tablet 6 : 571 mg
Tablet 7 : 555 mg
Tablet 8 : 568 mg
Tablet 9 : 550 mg
Tablet 10 : 568 mg
Bobot seluruh tablet = 5619
Bobot rata-rata tablet = bobot seluruhnya/jumlah tablet yang di uji
= 5619/10 tab
= 561,9
Kadar methampiron setelah dilakukan penetapan kadar = 105,4 %
Kadar per tablet :
- Tab 1 = 565/561,9 x 105,4 % = 105,9 % = 105,9/100 x 500 mg = 529,5 mg
- Tab 2 = 553/561,9 x 105,4 % = 103,7 % = 103,7/100 x 500 mg = 518,5 mg
- Tab 3 = 567/561,9 x 105,4 % = 106,3 % = 106,3/100 x 500 mg = 531,5 mg
- Tab 4 = 549/561,9 x 105,4 % = 102,9 % = 102,9/100 x 500 mg = 514,5 mg
- Tab 5 = 573/561,9 x 105,4 % = 107,4 % = 107,4/100 x 500 mg = 537 mg
- Tab 6 = 571/561,9 x 105,4 % = 107,1 % = 107,1/100 x 500 mg = 535,5 mg
- Tab 7 = 555/561,9 x 105,4 % = 104,1 % = 104,1/100 x 500 mg = 520,5 mg
- Tab 8 = 568/561,9 x 105,4 % = 106,5 % = 106,5/100 x 500 mg = 532,5 mg

14
- Tab 9 = 550/561,9 x 105,4 % = 103,1 % = 103,1/100 x 500 mg = 515,5 mg
- Tab 10 = 568/561,9 x 105,4 %=106,5 % = 106,5/100 x 500 mg = 532,5 mg
Kadar seluruh tablet = 5267,2 mg
Rata-rata kadar per tablet = 5267,2/10 tab = 626,72 mg
Mecari nilai SD
- Tablet 1 = ( 529,5 – 526,72 ) = ( 2,78 )2 = 7,7284
- Tablet 2 = ( 518,5 – 526,72 ) = ( -8,22 )2 = 67,5684
- Tablet 3 = ( 531,5 – 526,72 ) = ( 4,78 )2 = 22,8484
- Tablet 4 = ( 514,5 – 526,72 ) = (-12,22 )2 = 149,3284
- Tablet 5 = ( 537 – 526,72 ) = ( 10,28 )2 =105,6784
- Tablet 6 = ( 535,5 – 526,72 ) = ( 8.78 )2 = 77,0884
- Tablet 7 = (520,5 – 526,72 ) = ( -6,22 )2 = 38,6884
- Tablet 8 = ( 532,5 – 526,72 ) = ( 5,78 )2 = 33,4084
- Tablet 9 = ( 515,5 – 526,72 ) = ( -11,22 )2 = 125,884
- Tablet 10 = ( 532,5 – 526,72 ) = ( 5,78 )2 = 33,4084

SD =

RSD = SD/X rata-rata x 100 % = 8,5740/526,72 x 100 % = 1,62 %


 Syarat : RSD ≤ 6 %
 Kesimpulan : MS ( memenuhi syarat )

B. Waktu Hancur
 Data : keenam tablet yang di uji hancur pada waktu 14 menit
 Syarat : waktu yang dibutuhkan untuk menghancurkan 6 tablet biasa tidak
boleh lebih dari 15 menit.
 Kesimpulan : MS ( memenuhi syarat )

C. Uji Kekerasan Tablet


 Data :
No Kekerasan ( kg )
1 10
2 11

15
3 11
Rata- 10,66
rata
 Syarat : 4-8 kg
 Kesimpulan : TMS ( tidak memenuhi syarat )

D.Uji Friabilitas
 Data : A= 11,0798 , B= 11,0784
Maka :
= A-B/A x 100 %
= 11,0798 – 11,0784/11,0798 x 100 %
= 0,0014/11,0784 x 100 %
=0,012 %
 Syarat :kehilangan berat tidak boleh lebih dari 0,8 %
 Kesimpulan : MS ( memenuhi syarat )

E. Uji Disolusi
 Data :
Kadar methampiron pada tab hasil disolusi (%)
- Tablet 1 = 91,8
- Tablet 2 = 93,8
- Tablet 3 = 93,1
- Tablet 4 = 92,6
- Tablet 5 = 80,2
- Tablet 6 = 92,8
- Tablet 7 = 92,8
- Tablet 8 = 96,9
- Tablet 9 = 91,3
- Tablet 10 = 97,6
- Tablet 11 = 92,9
- Tablet 12 = 86,6

Nilai kelarutan = 80 %
Tahap Jumlah yang diuji Kriteria
S1 6 Tiap unit tidak kurang dari Q + 5%.
80% + 5% = 85%
Kesimpulan : hasil pengujian tidak memenuhi kriteria karena terdapat satu tablet
yang memiliki kadar < 85%.artinya pengujian harus dilanjutkan ke thap S2.

16
Tahap Jumlah yang di uji Kriteria
S2 6 S1+S2 = />Q
Dan tidak stupun unit sediaan
< Q – 15%
80% - 15% = 65 %
Kesimpulan : hasil pengujian memenuhi kriteria karena kadar dari12 unit ( S1 + S2 )
menunjukkan angka yang > 80% dan tidak ada satupun yang unit yang < 65%.

1. HASIL UJI PREFORMULASI TABLET


 Uji sudut diam : MS ( memenuhi syarat )
 Uji waktu alit : TMS ( tidak memenuhi syarat )
 Uji indeks tap : MS ( memenuhi syarat )

2. HASIL UJI EVALUASI TABLET


 Uji keseragaman bobot : MS ( memenuhi syarat )
 Uji kekerasan tablet : TMS ( tidak memenuhi syarat )
 Uji friabilitas : MS ( memenuhi syarat )
 Uji disolusi : MS ( memenuhi syarat )

BAB V
KESIMPULAN

17
Dari hasil praktikum yang kami lakukan pada uji preformulasi tablet, yaitu uji
sudut diam, memenuhi syarat, dimana syaratnya: 20˚ < Ꝋ < 40˚ dan hasil yang kami
dapat 26,5 %. Kemudian uji indeks tap juga memenuhi syarat, dimana syaratnya ≤
20% dan hasil yang kami dapat 5,66%. Sedangkan uji waktu alir tidak memenuhi
syarat, dimana syarat pada uji alir yaitu t air < 10 detik, dan hasil yang kami peroleh
adalah 18,84 detik. Hal tersebut bisa terjadi mungkin karena massa yang diuji terlalu
banyak atau bahan pelicinnya kurang.

Pada uji evaluasi tablet, dimana uji keragaman bobot yang kami lakukan
memenuhi syarat, dimana syarat pada uji ini RSD nya tidak lebih dari 6%, dan hasil
yang kami peroleh 1,6%. Pada uji friabilitas juga memenuhi syarat, dimana syaratnya
kehilangan berat tidak boleh lebih dari 0,8% dan hasil yang kami dapatkan 0,012%.
Dan uji dissolusi juga memenuhi syarat, yaitu pada tahap kedua (S2), dimana kadar
rata-rata dari 12 unit (S1+S2) menunjukkan angka > 80% dan tidak satu unit pun <
65%. Uji waktu hancur memenuhi syarat, karena 6 tablet yang uji hancur pada waktu
14 menit. Sedangkan syaratnya yaitu, tidak boleh lebih dari 15 menit. Sedangkan
pada uji kekerasan tablet tidak memenuhi syarat, dimana syarat kekerasan tablet
= 4-8 kg, sedangkan hasil yang kami dapat 10,6 kg. Hal ini dikarenakan tablet terlalu
keras. Walaupun kekerasan tablet yang lebih tinggi menghasilkan tablet yang bagus,
tidak rapuh tetapi ini mempengaruhi dan mengakibatkan lamanya waktu hancur.

DAFTAR PUSTAKA

Anief M., 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press, Yogyakarta.

18
Anief M., 1987, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press, Yogyakarta.

Anonim, 1995 Farmakope Indonesia, IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai