METAMPIRON
METAMPIRON
METAMPIRON
PENDAHULUAN
Antalgin adalah salah satu obat penghilang rasa sakit ( analgetik ),turunan NSAID
yaitu Non Steroid Anti-Inflamasi Drugs,umumnya obat-obatan analgetik adalah golongan
obat anti-inflamasi (anti pembengkakan) sehingga dikategorikan sebagai analgetik-
antipiretik. Golongan analgetik-antipiretik adalah golongan analgetik ringan. Contoh obat
yang berada pada golongan ini adalah paracetamol tetapi antalgin lebih banyak sifat
analgetiknya.
Antalgin merupakan derivat metansulfonat dari aminopirina yang memiliki sifat yang
mudah larut dalam air, sehingga akan cepat di serap ke dalam tubuh melalui saluran
pencernaan.obat ini bekerja terhadap susunan saraf pusat yaitu mengurangi sensitivitas
reseptor rasa nyeri dan mempengaruhi pusat pengaturn suhu tubuh. Tiga efek utama adalah
sebagai analgetik, antipiretik, dan anti-inflamasi.
Efek samping yang terjadi jika mengkonsumsi antalgin tidak sesuai dosis
Infeksi lambung,hiperhidrosis
Retensi cairan dan garam
Reaksi alergi cukup sering : reaksi kulit dan edema angioneurotik
Efek samping yang berat : agranulositosis, pansitopenia dan nefrosis.
1
1.2. TUJUAN
Tujuannya untuk mengetahui cara pembuatan tablet metampiron yang benar sesuai
dengan syarat dan ketentuan CPOB,sehingga diperoleh tablet metampiron yang
berkualitas dan bermutu.
1.3. MANFAAT
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi.berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebgai tablet cetak dan
tablet kempa (FI IV,Hal 4).
A. Kriteria tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebgai berikut :
Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memnuhi persyaratan
Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil
Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik
Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan.
Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan
Bebas dari kerusakan fisik
Stabilitas kimiawi dan fisika cukup lama selama penyimpanan
Zat aktif harus cepat dilepaskan secara homogen dan dalam waktu tertentu.
C. Kerugian tablet
Ada orang tertentu tidak dapat menelan tablet
Formulasi tablet cukup rumit,antara lain :
beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat karna sifatnya
amorfnya,floukulasi atau rendahnya berat jenis.
zat aktif yang sulit terbasahi,lambat melarut ,dosisnya cukup
besar/tinggi,absorpsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau
kombinasi dari sifat tersebut akan sulit untuk diformulasi.
Zat aktif yang rasanya pahit ,tidak enak,atau baunya tidak
disenangi,atau zat aktif yang peka terhadap oksigen,atmosfer dan
kelembaban udara,memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa.
D. Masalah dalam pembuatan tablet
3
OTT zak aktif (meleleh,berubah warna,terurai,dan sebagainya)
Stabilitas dan zat aktif.
Perbandingan bobot jenis zat aktif dengan pembawa (jika terlalu jauh
hendaknya jumlah fine sesedikit mungkin).
Konsentrasi Mg.sterat sebagai lubrikan maksimal 2%. Jika terlau besar akan
terjadi laminating.
Penggunaan mucilago amyli sebagai pengikat pada proses pembutan tablet
akan mempersulit disolusi zat aktif dari dalam granul karena mucilago amyli
yang sudah kering sulit ditumbuh air.
Penggunaan amylum yang terlalu banyak (maksimal 30%) menyebabkan
tablet tidak dapat dicetak karena kompresibilitasnya sangat jelek.
4
Dengan cara granulasi basah :
Bahan obat,bahan pengembang dalam daan bahan pengisi di timbang.
Bahan-bahan yang telah ditimbang dimasukkan kedalam lumpang kemudiaan di
homogenkan.
Di tambah bahan pengikat sedikit demi demi sedikit sampai diperoleh massa yang
kompak. Kemudian di catat berapa bahan pengikat yang terpakai dan yang sisa.
Massa diayak dengan ayakan mesh nomor 8. Lalu di catat berat granul basah.
Dikeringkan di lemari pengering pada suhu 40-60oC selama satu hari.
Granul kering di ayak dengan ayakan mesh nomor 12. Di catat berat granul kering.
Di campurkan dan dihomegankan massa granul kering denam bahan pengembang
luar dan bahan pelicin.
Dilakukan uji preformulasi yaitu Indeks tap, waktu alir, sudut diam.
Di cetak massa menjadi tablet.
Indeks tap rasio antara volume sebelum deformasi dengn volume setelah deformasi.
Uji ini dilakukan untuk melihat kerapatan dari bahan atau granul yang akan di cetak.
Waktu alir dilakukan untuk melihat daya alir dari bahan ataau granul yang akan
dicetak. Kebanyakan sifat aliran dipengruhi oleh perubahan ukuran partikel, kerapatan,
bentuk, muatan elektrostatis, dan lembab yang terabsobsi yang mungkin timbul dari
proses formulasi.
Sudut diam adalah sudut yang terbentuk oleh tepi batas padatan. Sudut ini adalah
sudut maksimum yang biasa didapat antara permukaan tegak dari tumpukan serbuk dan
dasar horizontal. Pengukuran ini dapat memberikan gambaran dari kohhesi internal dan
efek hambatan di bawah tingkat bawah muatan eksternal yang mungkin pada
pencampuran serbuk atau pada pencetak tablet (die).
Uji kandungan air untuk menetukan % massa yang hilang air, (komponen yang mudah
menguap) selama pemanasan pada suhu tertentu (700C).
5
Untuk memenuhi syarat syarat baik teknis maupun syarat biologis/farmakologi maka
tablet yang dihasilkan harus dihasilkan terhadap beberapa teknik evaluasi tablet.
Keragaman bobot
Pengisian die (ruang cetak) menentukan berat dari tiap tablet yang tercetak.
Penyimpangan yang kecil dari setiap tablet tidak dapat dihindari dari batasan
batasan yang diperbolehkan dimuat dalam farmakope indonesia hnya untuk tablet
yang tidak bersalut. Untuk itu dilakukan evaluasi terhadap keragaman bobot dari
tablet.
Waktu hancur
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan oleh tablet untuk hancur
menjadi partikel partikel kecil. Faktor faktor yang mempengaruhi waktu hancur dari
tablet adalah sifat kimia dan fisika dari granulat, kekerasan dan porositasnya.
Kekerasan
Ketahanan dari tablet terhadap gonjangan pada waktu pengangkutan,
pengemasan dan peredaran bergantung pada kekerasan tablet. Kekerasan
dinyatakan dalam satuan kg dari tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan tablet.
Friabilitas
Gesekan dan goncangan merupakan hal yang paling sering menyebabkan
tablet capping atau hancur. Untuk menguji friabilitas dipakai alat friabilator. Alat ini
menyebabkan tablet terkikis dan mengalami goncangan ketika tablet terjatuh
setinggi 6 inchi (15cm) sewaktu silender berputar.
Methampyron
Nama lain : Antalgin
Rumus kimia : C13H16N3NaO4S.H2O
Bobot Molekul : 351,37
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih kekuningan
Kelarutan : Larut dalam air, larut dalan HCL 0,02 N
Khasiat : Analgetik, Antipiretik, Untuk macam macam rasa sakit, pada
Kolik dan sakit setelah operasi.
Farmakologi : Pada fase ini, antalgi mengalami proses absorpsi distribusi,
metabolisme dan eskresi yang berjalan secara stimuli
langsung.
Amylum manihot
6
Nama lain : Pati singkong
Pemerian : Serbuk halus kadang kadang berupa gumpalan kecil, warna
putih tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : t/air
Khasiat : Zat tambahan dalam tablet digunakan sebagai pengikat,
penghancur.
Laktosa
Nama lain : Gula susu
Pemerian : Serbuk atau partikel kristalin, putih sampai agak putih, tidak
berbau rasa manis.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol 95%
Khasiat : Pengisi tablet
Talcum
Pemerian : Serbuk hablur sangat halus licin kadang kadang sedikit
mengandung aluminuim silikat.
Kelarutan :talcum tidak bisa larut dalam hampir semua pelarut.
BAB III
7
METODE PEMBUATAN TABLET METHAMPIRON
3.1. RESEP
R/ Methampiron 500 mg
Lactosa qs
Mucilago 10 %
Amylum Manihot 5%
Talcum 1%
Mg. Stearat 1%
m.f. dtd tan No.CC
A. Pembuatan Mucilago
Prosedur kerjanya yaitu :
Mucilago di buat dari campuran amylum dengan air
Panaskan amylum yang telah dilarutkan dalam air di atas water bath,lalu
aduk perlahan-lahan hingga terbentuk massa kental yang transparan.
Dinginkan,lalu massa mucilago di timbang.
B. Pembuatan Granul
Prosedur kerjanya yaitu :
8
Bahan obat ( zat aktif ) ,bahan pengisi,dan bahan pengembang di timbang
dengan seksama.
Bagan obat,bahan pengisi dan bahan pengembang yang telah ditimbang
dimasukkan kedalam lumpang,lalu digerus homogen.
Tambahkan mucilago secara perlahan-lahan sambil digerus sampai diperoleh
massa yang lembab. ( jika gumpalan massa disentuh maka akan pecah).
Massa dilewatkan pada ayakan mesh nomor 8.
Keringkan granul yang terbentuk dalam lemari kering pada suhu 40-60 oC
selama satu hari.
Granul yang sudah kering dilewatkan lagi pada ayakan mesh 12.
Tambahkan ke dalamnya bahan pelicin dan bahan pengembang luar,
campurkan dan homogenkan.
Timbang berat granul kering
Lakukan uji preformulasi : indeks tap,waktu alir dan sudut diam.
Cetak massa menjadi teblet.
C. Uji Preformulasi
1). Sudut Diam
Prosedur kerjanya yaitu :
Kedalam corong alir yang di tutup bagian bawahnya, di alirkan granul kering
yang akan dicetak
Lalu dibuka dan granul dibiarkan mengalir.
Hitung sudut diamnya
Rumusnya : Tg Tan = 2h/D
Syarat : 20o<Tan<40o
9
Sejumlah granul dimasukkan kedalam gelas ukur.kemudian di tapping
sebanyak 20 kali.
Tentukan penurunan volume.
Dilakukan tapping sampai hasil penurunan granul stabil.
Rumus : I = Vo-Vtap/Vo x 100 %
Syarat : 1 ≤ 20%.
D. Pencetakan Tablet
Prosedur kerjanya yaitu :
Mesin pencetak tablet single punch disiapkan.dipasang punch bawah dengan
diameter sesuai dengan tablet yang akan dicetak dan diatur dienya.
Masukkan massa tablet ke dalam hopper, lalu diatur sekrup atas dan bawah
untuk menentukan volume dan tekanan.
Dicetak 1 buah tablet, dicek beratnya ( pengatur pada punch bawah )dan
tekanannya ( pengatur punch atas )
Ditimbang tablet apakah sudah sesuai dengan berat yang diinginkan.
Jika tablet sudah memenuhi syarat, dicetak 10 tablet lagi,diuji kembali berat
serta kekerasannya, jika tidak mengalami perubahan maka dapat dicetak
seluruhnya.
Tablet yang dipakai sebagai sampel dapat digranulasi.
10
Tablet dinyatakan hancur bila tidak ada lagi tablet yang tertinggal pada kawat
kasa.
Dicatat waktu setiap tablet hancur.
11
- ≥ Q = 80 %
- ≥ Q =80 % - 15 %
BAB IV
HASIL
12
A. Sudut Diam
Data :
Syarat : 20o<Tan<40o
Kesimpulan : MS ( memenuhi syarat )
B. Waktu Alir
Data :
No Waktu alir
(detik)
1 19:10
2 19:00
3 18:42
Rata- 18:84
rata
Syarat :t alir < 10 detik
Kesimpulan : TMS ( tidak memenuhi syarat )
C. Indeks Tap
Data :
No Vo Vtap I rata-rata
1 100 95 97,5
13
2 100 95 97,5
3 100 93 96,5
Rata-rata 97,16
14
- Tab 9 = 550/561,9 x 105,4 % = 103,1 % = 103,1/100 x 500 mg = 515,5 mg
- Tab 10 = 568/561,9 x 105,4 %=106,5 % = 106,5/100 x 500 mg = 532,5 mg
Kadar seluruh tablet = 5267,2 mg
Rata-rata kadar per tablet = 5267,2/10 tab = 626,72 mg
Mecari nilai SD
- Tablet 1 = ( 529,5 – 526,72 ) = ( 2,78 )2 = 7,7284
- Tablet 2 = ( 518,5 – 526,72 ) = ( -8,22 )2 = 67,5684
- Tablet 3 = ( 531,5 – 526,72 ) = ( 4,78 )2 = 22,8484
- Tablet 4 = ( 514,5 – 526,72 ) = (-12,22 )2 = 149,3284
- Tablet 5 = ( 537 – 526,72 ) = ( 10,28 )2 =105,6784
- Tablet 6 = ( 535,5 – 526,72 ) = ( 8.78 )2 = 77,0884
- Tablet 7 = (520,5 – 526,72 ) = ( -6,22 )2 = 38,6884
- Tablet 8 = ( 532,5 – 526,72 ) = ( 5,78 )2 = 33,4084
- Tablet 9 = ( 515,5 – 526,72 ) = ( -11,22 )2 = 125,884
- Tablet 10 = ( 532,5 – 526,72 ) = ( 5,78 )2 = 33,4084
SD =
B. Waktu Hancur
Data : keenam tablet yang di uji hancur pada waktu 14 menit
Syarat : waktu yang dibutuhkan untuk menghancurkan 6 tablet biasa tidak
boleh lebih dari 15 menit.
Kesimpulan : MS ( memenuhi syarat )
15
3 11
Rata- 10,66
rata
Syarat : 4-8 kg
Kesimpulan : TMS ( tidak memenuhi syarat )
D.Uji Friabilitas
Data : A= 11,0798 , B= 11,0784
Maka :
= A-B/A x 100 %
= 11,0798 – 11,0784/11,0798 x 100 %
= 0,0014/11,0784 x 100 %
=0,012 %
Syarat :kehilangan berat tidak boleh lebih dari 0,8 %
Kesimpulan : MS ( memenuhi syarat )
E. Uji Disolusi
Data :
Kadar methampiron pada tab hasil disolusi (%)
- Tablet 1 = 91,8
- Tablet 2 = 93,8
- Tablet 3 = 93,1
- Tablet 4 = 92,6
- Tablet 5 = 80,2
- Tablet 6 = 92,8
- Tablet 7 = 92,8
- Tablet 8 = 96,9
- Tablet 9 = 91,3
- Tablet 10 = 97,6
- Tablet 11 = 92,9
- Tablet 12 = 86,6
Nilai kelarutan = 80 %
Tahap Jumlah yang diuji Kriteria
S1 6 Tiap unit tidak kurang dari Q + 5%.
80% + 5% = 85%
Kesimpulan : hasil pengujian tidak memenuhi kriteria karena terdapat satu tablet
yang memiliki kadar < 85%.artinya pengujian harus dilanjutkan ke thap S2.
16
Tahap Jumlah yang di uji Kriteria
S2 6 S1+S2 = />Q
Dan tidak stupun unit sediaan
< Q – 15%
80% - 15% = 65 %
Kesimpulan : hasil pengujian memenuhi kriteria karena kadar dari12 unit ( S1 + S2 )
menunjukkan angka yang > 80% dan tidak ada satupun yang unit yang < 65%.
BAB V
KESIMPULAN
17
Dari hasil praktikum yang kami lakukan pada uji preformulasi tablet, yaitu uji
sudut diam, memenuhi syarat, dimana syaratnya: 20˚ < Ꝋ < 40˚ dan hasil yang kami
dapat 26,5 %. Kemudian uji indeks tap juga memenuhi syarat, dimana syaratnya ≤
20% dan hasil yang kami dapat 5,66%. Sedangkan uji waktu alir tidak memenuhi
syarat, dimana syarat pada uji alir yaitu t air < 10 detik, dan hasil yang kami peroleh
adalah 18,84 detik. Hal tersebut bisa terjadi mungkin karena massa yang diuji terlalu
banyak atau bahan pelicinnya kurang.
Pada uji evaluasi tablet, dimana uji keragaman bobot yang kami lakukan
memenuhi syarat, dimana syarat pada uji ini RSD nya tidak lebih dari 6%, dan hasil
yang kami peroleh 1,6%. Pada uji friabilitas juga memenuhi syarat, dimana syaratnya
kehilangan berat tidak boleh lebih dari 0,8% dan hasil yang kami dapatkan 0,012%.
Dan uji dissolusi juga memenuhi syarat, yaitu pada tahap kedua (S2), dimana kadar
rata-rata dari 12 unit (S1+S2) menunjukkan angka > 80% dan tidak satu unit pun <
65%. Uji waktu hancur memenuhi syarat, karena 6 tablet yang uji hancur pada waktu
14 menit. Sedangkan syaratnya yaitu, tidak boleh lebih dari 15 menit. Sedangkan
pada uji kekerasan tablet tidak memenuhi syarat, dimana syarat kekerasan tablet
= 4-8 kg, sedangkan hasil yang kami dapat 10,6 kg. Hal ini dikarenakan tablet terlalu
keras. Walaupun kekerasan tablet yang lebih tinggi menghasilkan tablet yang bagus,
tidak rapuh tetapi ini mempengaruhi dan mengakibatkan lamanya waktu hancur.
DAFTAR PUSTAKA
Anief M., 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press, Yogyakarta.
18
Anief M., 1987, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press, Yogyakarta.
Anonim, 1995 Farmakope Indonesia, IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
19