Modul DevOps
Modul DevOps
DEVOPS
MODUL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TIM PENYUSUN
Ilham Mulia
Ma'ruf Hariam
Daftar Isi
1
A. Pendahuluan
1. DevOps
DevOps adalah gabungan dari kata Development dan
Operations. Metodologi DevOps akan menguraikan proses
pengembangan aplikasi yang berkualitas tinggi dengan
mengotomatiskan dan mengintegrasikan efforts dari tim
Development dan tim IT Operations. Di bawah model DevOps
ini, tim developer dan IT operations akan bekerja bersama di
seluruh tahapan software development life cycle.
DevOps dirancang untuk mengatasi permasalahan dalam
proses pengembangan produk yang cepat dengan menjaga
kualitas dan stabilitas sistem. Tim DevOps terdiri dari berbagai
pihak terkait seperti business users, developers, test
engineers, security engineers, system administrators, dan lain-
lain.
Bagaimana Cara DevOps Bekerja?
Pipeline DevOps adalah sekumpulan proses yang
memungkinkan tim developer dan tim IT operations dapat
bekerja sama untuk membangun dan menerapkan kode ke
production environment. Meskipun setiap perusahaan yang
menjalankan model DevOps ini dapat bekerja dengan proses
yang berbeda-beda, namun secara garis besar mereka akan
mengikuti fase DevOps pipeline berikut:
Sumber: blog.isostech.com
2
a. Plan
Fase ini melibatkan perencanaan untuk seluruh alur kerja
yang dibutuhkan sebelum tim pengembang mulai menulis
kode. Dalam tahap ini, manajer produk dan manajer proyek
akan memainkan peran penting. Mereka akan bekerjasama
untuk mengumpulkan requirements dan feedback dari
klien ataupun stakeholders. Informasi tersebut kemudian
akan dikumpulkan untuk membangun roadmap produk
untuk memandu proses pengembangan yang akan
dilakukan.
b. Code
Setelah rencana dibuat, tim developer dapat mulai menulis
kode yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk.
c. Build
Setelah tim developer selesai menulis kode yang
dibutuhkan, mereka akan memasukan kode tersebut ke
dalam shared code repository. Developer akan
mengirimkan pull request setelah developer yang lain akan
mereview perubahan yang telah dilakukan. Jika kode tidak
memiliki masalah maka developer tersebut akan
menyetujui pull request yang telah dikirim sebelumnya.
d. Test
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian. Jika ada
masalah yang ditemukan pada fase ini maka masalah
tersebut akan dikirim kembali ke tim developer untuk
diselesaikan.
e. Release
Fase release menjadi tonggak penting dalam DevOps
pipeline. Pada tahap ini, setiap perubahan kode telah
melewati serangkaian pengujian dan tim IT operations telah
memastikan bahwa masalah yang merusak dan regresi
sudah teratasi dengan baik.
3
f. Deploy
Tahap selanjutnya adalah deployment. Setelah production
environment dibuat dan dikonfigurasi maka versi terakhir
dari pengembangan yang telah dilakukan akan diterapkan.
g. Monitor
Pada tahap terakhir, tim IT operations akan terus bekerja
keras untuk memantau infrastruktur, sistem, dan aplikasi.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk atau
aplikasi yang dikembangkan dapat berjalan dengan lancar.
Mereka juga mengumpulkan data-data penting dari log,
analitik, sistem monitoring serta melihat feedback dari
pengguna untuk mengetahui jika ada masalah pada kinerja
aplikasi.
2. Gitlab
GitLab adalah platform DevOps terpadu yang menyediakan
solusi pengelolaan SDLC (software development life cycle),
termasuk version control, CI/CD, dan kolaborasi tim. Platform
ini dirancang khusus untuk mempermudah proses
pengembangan software, mulai dari perencanaan, coding,
sampai testing dan deployment.
Dikenal sebagai salah satu tool DevOps terlengkap, GitLab
tidak hanya berfungsi sebagai code repository, tetapi juga alat
untuk pengelolaan proyek dan kolaborasi tim. Dengan GitLab,
developer dapat mengatur alur kerja mereka secara efisien,
melakukan continuous integration dan continuous delivery,
memastikan software yang dikembangkan berkualitas tinggi
dan bisa diluncurkan lebih cepat.
Beberapa fitur utama GitLab, yaitu:
a. Manajemen repositori Git: GitLab menyediakan platform
terpusat untuk menyimpan, mengelola, dan mengontrol
code version dengan menggunakan Git, memudahkan
kolaborasi dan pengelolaan kode antar developer.
4
b. Pelacakan error dan project management: fitur ini
memungkinkan developer untuk melacak bug dan
mengelola proyek dengan alat seperti kanban board,
roadmap, serta error tracking.
c. CI/CD: GitLab mengotomasi proses testing dan penerapan
kode, sehingga pengembangan software lebih cepat dan
lebih andal dengan mengurangi risiko kesalahan manual.
d. Core review dan kolaborasi: fitur ini memfasilitasi code
review peer-to-peer dan diskusi, memperkuat kualitas kode
dan meningkatkan kerjasama dalam tim development.
e. Wiki dan dokumentasi: GitLab menyediakan wiki
terintegrasi untuk setiap proyek, memudahkan pembuatan
dan penyimpanan dokumentasi proyek yang mudah diakses
oleh tim.
f. AI dan MLOps: GitLab mendukung operasionalisasi machine
learning dengan menyediakan fitur untuk melacak
eksperimen, mengelola model ML, dan otomasi alur kerja
ML, mempermudah pengintegrasian AI dalam
pengembangan produk.
Kelebihan GitLab
a. Keserbagunaan: GitLab tidak hanya berguna sebagai
platform untuk version control dan kolaborasi kode, tetapi
juga menyediakan alat pengelolaan proyek lengkap yang
mendukung SDLC secara keseluruhan.
b. Keamanan: fitur keamanan yang terintegrasi, termasuk
scanning kerentanan dan pelaporan, membantu
memastikan kode tetap aman dari ancaman.
c. Kustomisasi dan fleksibilitas: GitLab menawarkan
kemampuan untuk menyesuaikan alur kerja sesuai
kebutuhan proyek, termasuk pengaturan akses yang detail
dan integrasi dengan tool eksternal.
d. Dukungan komunitas dan dokumentasi yang luas: GitLab
memiliki komunitas user aktif dan dokumentasi yang kaya,
memudahkan user baru untuk memulai dan mengatasi
masalah yang mungkin timbul.
5
e. Skalabilitas: GitLab cocok untuk semua ukuran tim, dari
individu sampai organisasi besar, dengan kemampuan
untuk mengelola proyek skala besar secara efisien.
Kekurangan GitLab
a. Sulit dipelajari pemula: bagi user baru, terutama yang
belum familiar dengan sistem CI/CD dan version control,
GitLab bisa terasa kompleks dan memerlukan waktu untuk
memahami semua fiturnya.
b. Performa: dalam beberapa kasus, GitLab mengalami
masalah kinerja, terutama pada instalasi besar, atau saat
menggunakan fitur-fitur tertentu yang membutuhkan
sumber daya sistem besar.
c. Biaya: meskipun menawarkan versi gratis, fitur-fitur
tertentu GitLab hanya tersedia pada paket berbayar, yang
mungkin menjadi pertimbangan bagi startup atau tim
dengan anggaran terbatas.
d. Proses integrasi: meskipun GitLab menyediakan banyak
integrasi dengan tool lain, proses pengaturannya bisa
menjadi kompleks dan memerlukan pemahaman teknis.
e. User interface: beberapa user menemukan user interface
GitLab kurang intuitif dibandingkan dengan tool serupa
lainnya, terutama dalam hal navigasi dan penggunaan fitur-
fitur canggih.
6
B. Instalasi Git
1. Git Server
Sebelum menginstal GitLab, penting untuk menginstal
perangkat lunak yang diperlukan selama instalasi dan
penggunaannya secara berkelanjutan. Perangkat lunak yang
diperlukan dapat diinstal dari repositori paket default Ubuntu.
a. Pertama, perbarui local packages dengan perintah berikut.
7
Konfigurasi Firewall
Setelah proses instalasi selesai, selanjutnya yaitu melakukan
konfigurasi Firewall agar dapat diakses
a. Cek status Firewall saat ini
8
Konfigurasi Gitlab
Berikutnya yaitu melakukan beberapa konfigurasi untuk
Gitlab.
a. Buka file konfigurasi sebagai berikut.
9
Maka, semua proses instalasi dari Gitlab untuk server telah
selesai.
Integrasi GitLab dengan Discord
Integrasi GitLab dengan Discord memungkinkan Anda
mendapatkan notifikasi langsung di saluran Discord setiap
kali ada aktivitas tertentu di repository GitLab. Dengan adanya
integrasi ini, anda dapat berkolaborasi secara lebih efisien
melalui saluran komunikasi yang terstruktur di Discord. Tim
pengembang proyek dapat menggunakan fitur-fitur Discord
seperti webhook untuk memantau aktivitas repository Gitlab
secara otomatis. Integrasi ini juga dapat meningkatkan
keterlibatan tim dengan memungkinkan mereka untuk tetap
terhubung dengan proyek secara langsung melalui platform
komunikasi yang mereka gunakan sehari-hari.Berikut adalah
langkah-langkah untuk mengatur integrasi GitLab dengan
Discord:
Buat Webhook di Discord
a. Buka server Discord di mana Anda ingin menerima
notifikasi.
b. Buka saluran teks tempat Anda ingin mengirim notifikasi.
c. Klik ikon roda gigi (Pengaturan Saluran) di sebelah kanan
nama saluran.
d. Pilih Integrasi > Webhooks > Buat Webhook.
e. Beri nama webhook tersebut dan pilih saluran di mana
Anda ingin notifikasi dikirim.
f. Salin URL Webhook yang dihasilkan.
10
Konfigurasikan Webhook di GitLab
a. Buka repository GitLab Anda.
b. Buka Pengaturan > Integrations.
c. Tempel URL Webhook yang Anda salin dari Discord di
kolom URL.
d. Pilih triggers yang ingin Anda terima notifikasinya
(misalnya, push events, merge requests, dll.).
e. Klik Add Webhook untuk menyimpan pengaturan.
11
2. Git Client
Git adalah alat command-line yang sangat kuat dan populer
digunakan dalam pengembangan perangkat lunak. Berikut
adalah langkah-langkah untuk menginstal Git di Windows:
a. Kunjungi situs resmi Git.
b. Unduh installer Git untuk Windows.
c. Jalankan file installer yang telah diunduh (Git-2.x.x-64-
bit.exe).
d. Ikuti petunjuk instalasi. Anda dapat menggunakan
pengaturan default untuk sebagian besar opsi.
12
b. Saat diminta untuk "Enter a file in which to save the key,"
tekan Enter untuk menerima lokasi file default.
c. Masukkan passphrase (atau biarkan kosong jika Anda tidak
ingin menggunakan passphrase). SSH Key akan terlihat
seperti pada gambar. Salin SSH Key tersebut.
13
D. Penggunaan Gitlab dengan CLI
1. Create Repository
a. Buat directory baru untuk project dengan perintah mkdir
my_project kemudian masuk ke folder terkait dengan
perintah cd my_project.
b. Inisialisasi repository Git dengan menggunakan perintah git
init.
c. Buat sebuah file index dengan perintah touch index.html.
14
g. Jika commit berhasil, maka akan terlihat seperti gambar
diatas.
2. Create Branch
a. Gunakan perintah git branch di Git Bash untuk membuat
branch baru. Misalnya, untuk membuat branch dengan
nama fitur-profil
b. Setelah membuat branch baru, Anda perlu beralih ke
branch tersebut agar dapat bekerja di dalamnya. Gunakan
perintah git checkout
c. Anda juga dapat membuat dan beralih ke branch baru
secara langsung dengan satu perintah menggunakan git
checkout -b
d. Untuk memastikan Anda sudah berada di branch yang
benar, jalankan perintah git branch
3. Git Clone
Cloning adalah proses membuat salinan lengkap dari
repository Git yang sudah ada di server ke komputer lokal
Anda. Ini termasuk semua file, riwayat commit, dan cabang
(branches) yang ada di repository tersebut.
Sebelum melakukan cloning, pastikan anda sudah membuat
repository di GitLab anda terlebih dahulu.
15
Membuat Repository pada Gitlab
a. Buka situs GitLab.
b. Daftar atau login ke akun GitLab Anda.
c. Setelah login, klik tombol New Project.
d. Pilih Create Blank Project.
e. Masukkan nama proyek dan pilih visibilitas
(public/private).
f. Klik Create Project.
16
4. Git Command
a. Pull
Git Pull merupakan pengambilan perubahan terbaru dari
repository remote dan menggabungkannya dengan branch
yang sedang aktif di repository lokal.
b. Staging
Staging merupakan perintah Git untuk menambahkan
perubahan yang telah dilakukan ke dalam staging area
sehingga siap untuk di-commit.
1) Sebelum melakukan staging, lakukan perubahan atau
penambahan file terlebih dahulu.
2) Anda dapat menambahkan file baru kedalam folder
terkait, misalnya disini kita menambahkan sebuah file
style.css ke dalam folder pkm2024.
17
3) Anda dapat melakukan penambahan atau perubahan
menggunakan Visual Studio Code atau code editor
lainnya.
4) Kemudian lakukan pengecekan pada terminal Git Bash
dengan perintah Git status. Dengan melakukan perintah
git status, anda dapat menampilkan status dari
repository Git lokal Anda. Ini memberikan informasi
tentang file-file yang telah diubah, yang sudah di-stage
(siap untuk di-commit), atau yang belum di-track oleh
Git.
18
Jadi, ringkasannya adalah Repository lokal Anda sudah
sinkron dengan repository remote di GitLab. Ada
beberapa file yang sudah Anda modifikasi (index.html)
dan ada file baru yang belum dilacak oleh Git (style.css).
Anda belum menambahkan perubahan-perubahan
tersebut ke staging area (index Git) untuk kemudian di-
commit.
4) Sekarang anda dapat melakukan Staging dengan
perintah git add . kemudian lakukan pengecekan kembali
dengan menggunakan git status.
c. Commit
Commit adalah perintah untuk menyimpan perubahan yang
telah ditambahkan ke staging area ke dalam repository lokal
Anda.
d. Push
Setelah berhasil melakukan commit, berikutnya lakukan git
push untuk mengirim file perubahan yang ada di staging
area ke repository di GitLab.
Push bertujuan Mengirimkan semua perubahan yang sudah
di-commit di repository lokal ke repository remote.
19
Jika Push berhasil dilakukan maka file berisi perubahan
terkait akan masuk ke dalam repository di GitLab. Dapat
dilihat file style.css telah berada di dalam repository
pkm2024 di GitLab yang menandakan push telah berhasil
dilakukan.
20
3) Setelah membuat Branch baru dan beralih ke branch
tersebut, selanjutnya buat sebuah file baru di dalam
branch terkait, bisa dengan menggunakan perintah touch
<nama file>. Seperti pada gambar di bawah ini.
21
6) Lakukan pengiriman branch "file terkait" beserta
perubahan di dalamnya ke repository GitLab (remote
origin), dengan perintah git push origin <nama branch>.
f. Merge
Merge merupakan proses menggabungkan cabang (branch)
ke cabang utama(master)
22
3) Pastikan tidak ada konflik yang terjadi antar branch
utama (main) dan branch cabang Anda. Untuk
memastikan semua perubahan berjalan lancar tanpa
konflik, Anda dapat melakukan perintah git status.
Kemudian lihat perubahan pada repository Anda di
GitLab apakah file berhasil ditambahkan atau tidak.
5. Rollback
Salah satu fitur Git adalah kemampuan untuk "rollback" atau
membatalkan perubahan tertentu yang telah dilakukan.
Berikut adalah beberapa metode utama untuk melakukan
rollback di Git.
a. Revert
Membuat commit baru yang membatalkan perubahan dari
commit tertentu. Cara ini tidak menghapus riwayat commit,
tetapi menambahkan commit baru yang membalikkan efek
commit sebelumnya.
Perintah: git revert <commit-hash>
1) Sebelum melakukan revert, anda perlu mengetahui hash
dari commit yang ingin Anda revert terlebih dahulu. Anda
dapat melihat riwayat commit dengan menggunakan
perintah git log.
23
2) Kemudian lakukan revert dan pastikan juga anda berada
di branch branch yang sesuai dengan riwayat commit
yang anda lakukan sebelumnya. Jika belum berada di
branch tersebut, pindahlah ke branch tersebut dengan
perintah. Saya akan melakukan revert pada comit
berikut:
24
5) Setelah berhasil, Periksa log commit untuk melihat
commit revert yang baru saja dibuat. Anda akan melihat
commit baru yang membatalkan perubahan dari commit
merge yang anda lakukan.
b. Checkout
Digunakan untuk memindahkan HEAD ke commit tertentu
tanpa mengubah riwayat commit.
Bisa digunakan untuk memeriksa file dari commit
sebelumnya tanpa mempengaruhi riwayat.
Perintah: git checkout <commit-hash> seperti pada
sebelumnya di atas.
c. Restore
Digunakan untuk memulihkan file atau commit ke keadaan
sebelumnya. Bisa mengembalikan file dari staging area atau
working directory ke commit tertentu.
Perintah: git restore <file> atau git restore --source
<commit-hash> <file>
6. Remove Code
Untuk menghapus file atau direktori dari repository Git dan
memastikan perubahan ini tidak dilacak atau diikutsertakan
dalam commit berikutnya, Anda dapat menggunakan beberapa
pendekatan tergantung pada apa yang Anda butuhkan.
1) Menghapus File dari Repository Git
25
2) Jika berhasil, maka akan terlihat seperti pada gambar.
Lakukan pengecekan dengan perintah git status untuk
memastikan perubahannya.
3) Jika Anda ingin membatalkan penghapusan file yang sudah
dijadwalkan untuk di-commit, Anda dapat menggunakan
perintah git restore --staged <file> atau git restore --staged .
untuk mengembalikan file tersebut dari staging area,
seperti penjelasan penggunaan restore diatas.
4) Menghapus Direktori Beserta Isinya dari Repository Git
26
6) Perintah di atas akan mengembalikan style.css dari commit
sebelumnya dan memuatnya kembali ke working directory
Anda. Pastikan untuk melakukan commit ulang setelah
mengembalikan file tersebut jika Anda ingin menyimpan
perubahan ini.
7. Ignoring Files (.gitignore)
.gitignore adalah sebuah file yang digunakan di dalam proyek
Git untuk menentukan file atau direktori apa saja yang harus
diabaikan oleh Git.
Dengan menggunakan file .gitignore, Anda dapat mencegah
file-file tertentu dari ditambahkan atau di push ke repository,
seperti file konfigurasi lokal, file build, atau file sementara yang
dihasilkan oleh sistem operasi atau alat pengembangan.
Salah satu praktik penting dalam pengelolaan proyek Git
adalah memastikan bahwa file konfigurasi sensitif atau file lain
yang tidak perlu disertakan dalam repository Git tidak
terunggah atau dilacak oleh Git. Untuk mengatasi ini, kita
menggunakan file .gitignore.
27
berupa nama file atau direktori spesifik, ekstensi file, atau
bahkan pola wildcard untuk mencakup beberapa file
sekaligus. Contohnya, filename.txt, *.log, directory/ dan
directory/*.tmp.
4) Contoh Penggunaan
Misalnya, kita ingin mengabaikan file config.ini yang berisi
pengaturan koneksi database atau pengaturan lingkungan.
28
7) Dengan menggunakan .gitignore dan memasukkan
config.ini ke dalamnya, Anda dapat memastikan keamanan
informasi sensitif seperti pengaturan koneksi database atau
konfigurasi lainnya, sehingga informasi tersebut tidak akan
tersedia untuk umum atau terlihat oleh pengguna lain yang
mengakses repository GitLab.
29
E. Penggunaan Gitlab Interface (Web)
1. Create Repository
a. Buka GitLab dan login ke akun Anda. jika belum memiliki
akun silahkan membuatnya terlebih dahulu. Kunjungi
https://about.gitlab.com/.
b. Setelah membuat akun GitLab, klik tombol "New Project"
atau "Create a Project".
c. Pilih opsi "Create blank project".
d. Isi nama proyek, deskripsi (opsional), dan atur visibilitas
(public atau private).
e. Klik tombol "Create project".
30
f. Repository anda akan terlihat seperti pada gambar di atas.
2. Create Branch
a. Navigasikan ke tab "Repository" dan pilih "Branches".
b. Klik tombol "New branch".
c. Isi nama branch baru dan tentukan branch dasar (misalnya,
main).
d. Klik tombol "Create branch".
31
b. Instal Fork di komputer Anda. ikuti langkah demi
langkahnya.
c. Kemudian Buka aplikasi Fork.
d. Di tab file, Klik tombol "Clone" di toolbar.
e. Masukkan URL repository GitLab Anda, bisa menggunakan
SSH atau HTTPS dan pilih direktori tempat repository akan
disimpan di komputer Anda.
f. Klik "Clone".
32
b. Staging
1) Buat perubahan pada file di repository lokal Anda.
2) Di Fork, pilih file yang berubah dan tambahkan ke staging
area. Jika belum memiliki file, silahkan membuatnya
terlebih dahulu.
3) Klik menu Open in dibagian bilah kanan lalu pilih sesuai
code editor anda.
4) Pilih file yang berubah pada Local Changes dan
tambahkan ke staging area dengan mengklik Stage di
sebelah file tersebut.
c. Commit
Dari file yang sudah ditambahkan ke staging are, sekarang
lakukan commit. Anda akan melihat menu commit
perubahan dibagian bawah staging area. Tuliskan
deskripsi yang menjelaskan perubahan tersebut dengan
jelas.
33
d. Push
Setelah commit, klik tombol "Push" di toolbar untuk
mengunggah perubahan ke repository remote di GitLab.
34
e. Switching Branch to Master
Untuk berpindah antar branch, Klik kanan pada branch
master/main di toolbar dan pilih branch master atau branch
lainnya yang ingin Anda pindahkan dan klik Checkout, atau
klik dua kali pada nama Branch yang anda tuju untuk
berpindah.
35
5. Tambahan
a. Cara rollback apabila terjadi conflict atau kesalahan
dalam kode yang sudah di push
1) Buka tab "Commits" di sidebar bagian bawah.
2) Cari commit yang ingin Anda revert.
3) Reset File To: Pada menu konteks (klik kanan) file yang
ingin Anda rollback, pilih opsi "Reset File To".
4) State At Commit: Pilih "State At Commit" untuk
mengembalikan file ke keadaan saat commit terakhir.
5) State Before Commit: Pilih "State Before Commit" untuk
mengembalikan file ke keadaan sebelum commit
terakhir.
6) Ini akan mengembalikan perubahan file ke keadaan yang
dipilih, dan membantu Anda memperbaiki konflik atau
kesalahan tanpa mempengaruhi commit lain yang
mungkin telah dilakukan. Fork akan otomatis membuat
commit baru yang membalikkan perubahan dari commit
tersebut.
36
c. Remove Code
1) Selain menggunakan Git Command, kita juga bisa
menghapus file melalui web interface secara langsung.
2) Buka Gitlab dan menuju ke repository yang digunakan.
37
5) Akan muncul popup, disana kita menentukan pesan
commit dan target branch yang akan digunakan
38
2) Pilih menu New file untuk menambahkan file
3) Isikan nama file dengan .gitignore, lalu isi path apa saja
yang ingin diabaikan oleh Git. Jangan lupa isikan juga
pesan commit dan target branch, lalu tekan Commit
changes untuk menyimpan perubahan
39
F. Latihan
Sebelum memulai latihan, kita harus mengunduh template yang
disediakan di sini. Unduh lalu ekstrak file arsip tersebut dan
simpan.
Persiapan:
1. Buat project di dalam gitlab
2. Beri nama sesuai kebutuhan. Di sini kita menggunakan nama
profile-user
3. Setelah selesai dibuat, maka akan terlihat sebagai berikut.
40
7. Push kode template ke dalam repository gitlab
41
10. Lihat perubahan pada website
42
12. Lihat perubahan pada website
43
Daftar Pustaka
Feradhita NKD (2021). “Apa Itu DevOps? Pengertian, Cara Kerja, dan
Manfaat DevOps”. Diakses pada 04 Juli, 2024. Dari
https://www.logique.co.id/blog/2021/05/28/apa-itu-devops/
Aditya Rahman (2023). “Pengertian, Cara Kerja, dan Manfaat dari DevOps”.
Diakses pada 04 Juli 2024. Dari https://elsamara.id/pengertian-cara-kerja-dan-
manfaat-dari-devops/
Revou. "Apa itu GitLab?". Diakses pada 04 Juli 2024. Dari
https://revou.co/kosakata/gitlab
GitLab. "SSH keys." GitLab Documentation. Diakses pada 25 Juni, 2024. Dari
https://docs.gitlab.com/ee/user/ssh.html
44