Proposal Novi Ika Sari, (S 1 Keperawatan)
Proposal Novi Ika Sari, (S 1 Keperawatan)
Proposal Novi Ika Sari, (S 1 Keperawatan)
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
NOVI IKA SARI
221014201157
Oleh :
NOVI IKA SARI
221014201157
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta petunjuk yang melimpah sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan judul “Hubungan Tingkat
Pengetahuan Lansia dengan Pencegahan Hipertensi Terhadap Pola Makan Yang
Teratur di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Tahun 2023”
Proposal skripsi ini di ajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program pendidikan S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sumatera
Barat.Selama penyusunan proposal Skripsi ini dari awal sampai akhir tidak terlepas
dari peran dan dukungan berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu dr. Puthi Dwi Untari, HKM selaku ketua Yayasan Pendidikan
Sumatera Barat.
2. Ibu DR. Hj. Nurtati, SE, MM. Selaku Rektor Universitas Sumatera Barat
3. Ibu Ns. Sri Burhani Putri, S. Kep. M. Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Sumatera Barat
4. Ibu Ns. Renty Ahmalia M. Kep. Ka Prodi Profesi Ners Keperawatan
Fakultas Universitas Sumatera Barat
5. Bapak Ns. Hekman Pelani, M. Kep. Selaku dosen pembimbing Skripsi
satu yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk
memberikan bimbingan dan petunjuk yang amat berharga selama
penyusunan ini.
6. Ibu Ns. Hega Valintine, SKM. MKM sebagai pembimbing dua yang telah
memberikan bimbingan, semangat dan dorongan dalam pembuatan skripsi
ini.
7. Segenap Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Sumatera Berat yang telah memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis.
8. Teristimewa kepada kedua orang tua dan serta keluarga tercinta yang telah
memberikan semangat, dan perhatian, mendoakan dan memberikan
dorongan baik moral maupun material pada penulis dalam mempersiapkan
diri untuk menjalani dan melalui semua tahap-tahap dalam penyusunan
Proposal Skripsi ini.
9. Teman-teman seangkatan yang telah memberikan semangat dan dukungan
yang besar dalam menyelesaikan Proposal Skripsi ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atau gejala. Tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital
seperti jantung, otak ataupun ginjal. Gejala-gelaja akibat hipertensi, seperti pusing,
gangguan penglihatan, dan sakit kepala, sering kali terjadi pada saat hipertensi sudah
lanjut disaat tekanan darah sudah mencapai angka tertentu yang bermakna (Triyanto,
E, 2014). Kebanyakan orang dengan penyakit hipertensi tidak menyadari masalah ini
karena tidak memiliki gejala dan baru diketahui setelah munculnya komplikasi
(WHO, 2019). Estimasi WHO mengenai prevalensi hipertensi tahun 2014 sebesar
22% dari jumlah penduduk dunia (WHO, 2014). Berdasarkan data tahun 2015
penderita hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2025 diperkirakan
1,5 miliar orang terkena hipertensi, dan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal
akibat hipertensi dan komplikasinya (WHO, 2019). Dari total penderita hipertensi
secara global, hanya kurang dari seperlima yang melakukan upaya pengendalian
Hal ini sesuai dengan hasil Riskesdas 2013 pada umur ≥18 tahun sebesar 25.8%
meningkat menjadi 34.1% pada Riskesdas 2018. Demikian juga di Sumatera Utara
prevalensi hipertensi pada umur ≥18 tahun juga terjadi peningkatan dari 25,1% pada
Riskesdas 2013 menjadi 29.19% pada hasil Riskesdas 2018. Jika dilihat dari
kelompok umur,kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,32%),
umur 55-64 tahun (55,2%). Berdasarkan jenis kelamin, perempuan (36,85%) lebih
Hipertensi sering terjadi tanpa adanya gejala, sehingga tekanan darah yang
terlalu tinggi dan tidak terkontrol akan berakibat fatal, maka dari itu perlu dilakukan
pemeriksaan medis secara teratur. Jika hipertensi tidak segera diperiksa atau
terhadap suatu objek dari indra yang dimilikinya. Pengetahuan dan kesadaran pasien
tentang hipertensi merupakan faktor penting dalam mencapai kontrol tekanan darah.
Pengetahuan akan mempengaruhi kompetensi perasaan dalam mengatur gejala.
Seseorang yang paham tentang hipertensi dan berbagai penyebabnya maka akan
2012)
masyarakat.Pola hidup sehat dan pola makan sehat merupakan pilihan tepat untuk
menjaga diri terbebas dari hipertensi.Semuanya dilakukan secara terus menerus, tidak
boleh temporer. Sesekali kita lengah menjaga diri dengan tindak mengikuti pola
hidup sehat, dipastikan kita akan mudah terkena hipertensi dan penyakit lainnya
(Kurniawan, 2019).
hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau istilah lainnya esensial adalah hipertensi
hipertensi primer seperti jenis kelamin, usia, genetic, merokok, konsumsi garam,
konsumsi lemak, aktivitas fisik dan obesitas. (Nurhaedah, dalam (Aprillia, 2020).
Pola makan merupakan salah satu faktor resiko utama yang dapat
dimodifikasi dalam penyakit hipertensi. Pola makan yang tinggi akan daging merah
dan olahan, makanan cepat saji, makanan berlemak dan makanan penutup yang manis
(dessert) dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, namun pola diet kaya akan
sayuran, biji-bijian utuh, buah-buahan, daging tanpa lemak terbukti berhubungan
(Middle Age). Nafsu makan pada umur 45-59 tahun rentang mengalami penurunan,
karena itu pada usia dewasa pertegahan diupayakan mengkonsumsi makanan sehat
dan bergizi. Bertambahnya usia menyebabkan indera rasa menurun. Masyarakat usia
dewasa pertengahan (Middle Age) memilih makanan atau masakan dengan rasa
sangat manis atau asin. Padahal, penambahan garam berlebihan pada makanan dapat
apa yang dimakan. Mereka membutuhkan pengaturan menu yang tepat, seperti
makanan rendah lemak dan rendak garam (Gligorijevic, Robajac and Nedic, 2019).
pola makan (kebiasaan konsumsi lemak, natrium dan kalium), oleh karena itu, salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah hipertensi antara lain dengan
melakukan pengaturan pola makan seperti diet rendah garam, pengaturan obesitas.
Pola makan yang sehat dapat berupa pemilihan menu makanan atau menu diet yang
seimbang. Faktor pola makan salah satu dapat dilihat dari tingkat konsumsi natrium
Terhadap Pola Makan Yang Teratur di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring
Tahun 2023 ”.
B. Rumusan maslah
ini adalah apakah ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia dengan Pencegahan
Hipertensi Terhadap Pola Makan Yang Teratur di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
c. Untuk mengetahui pola makan yang teratur lansia di Wilayah Kerja UPT
teratur lansia di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Tahun 2023.
teratur lansia di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Piring Tahun 2023.
D. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan referensi dalam teori tentang
hipertensi.
Diharapkan hasil dari penelitian ini mampu menjadi sumber informasi dan dapat
5. Bagi responden
Hasil ini dapat menambah pengetahuan tentang hipertensi dan bagaimana pola
Sungai Piring. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross
penelitian ini lansia yang mengalami hipertensi di wilayah kerja UPT Puskesmas
Sungai Pirang yang di peroleh melaui simpel random sampling. Adapun variabel
yang di ukur adalah tingkat pengetahuan, pencegahan dan pola makan. Data yang
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan berasal dari kata “ tahu” yang berarti mengerti sesudah melihat
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan adalah unsur yang sangat penting
bagi dirinya.
terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang akan memungkinkan seseorang dapat
pengalaman langsung atau dari orang lain yang sampai kepada seseorang.
(Notoedmodjo, 2018).
kesehatan terjadi secara teratur didalam suatu kelompok tertentu, maka setiap orang
2. Tingkat pengetahuan
yang diinginan, bagaimana individu itu berfikir, berbuat sebagai hasil suatu unit
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh badan yang telah
diterima.Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kala kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang yang dipelajari
b. Memahami (Comprehention)
secara benar tentang obyek dan diketahui dan dapat menginterpestasikan materi
tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus
c. Aplikasi (Aplication)
dipelajari pada situasi dan kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat
e. Sintesis (Syentesis)
suatu bentuk keseluruhan yang baru.dengan kata lain sintesis adalah suatu
f. Evaluasi (Evaluation)
penilaian dari suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
pengetahuan yaitu:
a. Factor internal
1) Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2018), usia adalah umur individu
yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut
Hurlok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat
seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi
kedewasaannya. Hal ini akan jadi sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.
2) Pendidikan
orang lain menuju arah cita-cita tertentu yang yang menentukan manusia untuk
seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam
motivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2017) pada
keluarga.
4) Pengalaman
pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengtahuan, hal ini
b. Faktor eksternal
1) Lingkungan
kelompok.
2) Sosial budaya
Sistem social budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap
hubungannya dengan orang lain seseorang mengalami suatu proses belajar dan
a. Cara tradisional
1) Cara coba-coba
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengelaman yang diproleh
(Notoadmodjo, 2018).
pengetahuan.
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah, cara ini tersebut dengan metode penelitian ilmiah
5. Mengukur pengetahuan
yaitu : tinggi dan rendah, sesuai dengan kriteri tingkat pengetahuan yaitu :
menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau
sekolah dari sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi sedangkan pengetahuan
dari pendidikan non formal yaitu misalnya melalui kursus pelatihan dan seminar.
c. Petugas kesehatan
penyuluhan kesehatan.
d. Melalui teman
manfaat dari suatu ide bagi dirinya maka seeorang akan menyebarkan ide tersebut
1. Pengertian Lansia
tubuh lansia akibat dari faktor usia maka dari itu lansia mudah terserang
infeksi dan gangguan dari luar. Menjadi tua adalah dimana proses hilangnya
normalnya sehingga usia –usia itu rentan sekali terhada infeksi (Mujahidullah
2012).
3) Kelompok yang beresiko tinggi yaitu lansia yang lebih berusia 70 tahun
C. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan
tubuh. (Kaplan, 2012). Berdasarkan beberapa teori, yang dimaksud dengan hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas
normal. Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah secara tetap khususnya, tekanan diastoliknya melebihi 90 mmHg dan
sistolik lebih dari 140 mmHg (Wade, 2016). Tekanan maksimal arteri berhubungan
dengan kontraksi ventrikel kiri yang disebut tekanan sistolik. Tekanan minimal, yang
terjadi saat jantung berada pada kondisi relaksasi maksimal disebut tekanan diastolik
2. Etiologi Hipertensi
a. Kelelahan
b. Keturunan
c. Stress
d. Proses Penuaan
f. Sosial Budaya.
jantung dan pembuluh darah. System ini ibarat sebuah pohon. Arteri terbesar aorta
adalah batangnya. Aorta membawa darah dari jantung untuk diangkut oleh cabang
arteri ke seluruh bagian tubuh. Dinding arteriol normalnya lentur, tetapi pada tekanan
kelenturannya. Kondisi ini bisa terjadi secara alami seiring bertambahnya usia.
pengerasan dinding ini, jantung memompa lebih keras, dan seiring waktu, kehilangan
normal ke jantung, otak, ginjal, atau organ lain. Akibatnya, salah satu komplikasi
yang melumpuhkan dan seringkali mematikan dari tekanan darah tinggi serangan
Para ahli membagi dua kelompok faktor risiko pemicu timbulnya hipertensi, yaitu
yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol yaitu :
Beberapa faktor yang tidak dapat dikontrol antara lain sebagai berikut :
a. Keturunan
orang tua maka dugaan hipertensi esensial lebih besar. Hipertensi juga
banyak dijumpai pada penderita yang kembar onozigot (satu telur) apabila
b. Jenis kelamin
2016).
a. Kegemukan
hipertensi. Telah dibuktikan pula bahwa faktor ini mempunyai kaitan erat
pemakaian garam yang berlebih atau makanan yang diasinkan.hal itu tidak
Hipertensi juga dirangsang oleh adanya nikotin dalam batang rokok yang
4. Patofisiologi
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan
penebelan tunika interna dan hipertropi tunika medika. Dengan adanya hipertropi
dan hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi
sehingga terjadi anoksia relatif. Keadaan ini dapat diperkuat dengan adanya
sclerosis koroner.
a. Sakit Kepala
b. Mual Muntah
c. Vertigo
e. Perubahan Penglihatan
f. Pola Makan
g. Sesak nafas
h. Nyeri dada
6. Pencegahan
a. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain : tekanan darah di atas rata-rata, adanya
b. Pencegahan Sekunder
hipertensi berupa :
dikontrol.
D. Pola Makan
gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan dan minuman
yang dikonsumsi akan mempengaruhi gizi sehingga akan mempengaruhi
kesehatan individu dan masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk
Pola makan adalah menu makanan yang dimakan sehari-hari. Pola makan
yang sehat tercemin pada pemilihan menu makanan atau menu diet yang
Sedangkan menurut (Hidayat dalam Anisah and Soleha, 2018), pola makan
yaitu perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makanan yang meliputi
makanan.
Faktor makanan yang merupakan penentu dari tingginya tekanan darah adalah
kelebihan lemak dalam tubuh, intake garam yang tinggi dan konsumsi alkohol yang
berlebihan, sedangkan salah satu faktor resiko yang tidak bisa dikendalikan yaitu
usia. Seiring dengan bertambahnya usia, tekanan darah sistolik biasanya menurun,
a. Faktor Gizi
Pendidikan gizi bagi kaum usia lanjut, kelompok pra pensiun dan mereka yang
akan merawat manula merupakan pencegahan yang amat penting. Direktorat Bina
Gizi Masyarakat Depkes RI (2010) telah membuat buku petunjuk menyusun
menu bagi usia lanjut yang isinya dapat disaring sebagai berikut :
1) Menu hendaknya mengandung zat gizi dari beraneka ragam bahan makanan
yang terdiri dari zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2) Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh lansia adalah 50% dari Hidrat
kacangan, biji-bijian).
3) Jumlah lemak dalam makanan dibatasi yang 25-30% dari total kalori
pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah yang
bertahap.
yoghurt, ikan
7) Makanan mengandung zat besi (Fe dalam jumlah besar seperti kacang-
citrate.
9) Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang
11) Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah, seperti bahan makanan lembek.
12) Menciptakan pola makan yang baik untuk kemudian bersahabat dengannya.
Banyaknya tiap-tiap zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari makanan sehari-
hari untuk mencegah defisiensi zat gizi. AKG dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin, berat badan, aktifitas fisik, dan keadaan fisik dan keadaan fisiologis.
Angka kebutuhan gizi adalah banyaknya zat gizi minimal yang dibutuhkan
a) Kebutuhan energi akan mulai menurun pada usia 40-49 tahun sekitar 5%, dan
pada usia 50-69% tahun menurun 10%, sehingga jumlah makanan yang
dan serat.
penyakit degenerative, serta vitamin B12, asam folat, vitamin B1 dan vitamin
C.
d) Tingkatkan asupan zat gizi mikro : fosfor (P), kalium (K), natrium (Na), dan
e) Perbanyak minum air putih minimal 8 gelas per hari untuk melancarkan
Berikut ini diberikan sejumlah kiat untuk mencapai lansia yang sehat.
a) Buatlah masakan dengan bumbu yang tidak merangsang seperti pedas atau
b) Kurangilah pemakaian garam yaitu tidak lebih dari 4 gram per hari, hal ini
c) Kurangilah asupan santan, daging yang berlemak, dan minyak agar kolesterol
darah tidak naik, karena santan kelapa dan daging berlemak mengandung
dan ikan, karena pada lanjut usia, khususnya ibu-ibu yang menopause sangat
tinggi agar gula darahnya normal, khususnya bagi penderita kencing manis
g) Buatlah masakan agar lunak dan mudah dikunyah, sehingga kesehatan gigi
terjaga.
Menurut (Anisah and Soleha, 2018) indikator pola makan dibagi menjadi jenis
a. Jenis makanan
Jenis makanan yaitu makanan yang dimakan setiap hari dan menjadi makanan
utama. Jenis makanan terdiri dari lauk, sayur-sayuran dan buah untuk di
konsumsi. Beberapa bahan makanan yang di makan, dicerna, diserap dan akan
mempunyai kandungan yang tinggi akan purin seperti jeroan (hati, limpa,
babat), ternak (daging sapi, daging kambing, dan daging kuda), dalam bentuk
olahan (kornet, sarden, keju dan dendeng), unggas (daging ayam, daging
bebek, kalkun, dan daging angsa), dan seafood (kepiting, udang, dan kerang).
Makanan yang mengandung garam yang tinggi seperti ikan asin, makanan
makan rendah garam. Pola makan rendah garam ini dapat dilakukan dengan
Ada tiga tingkat diet rendah garam berdasarkan jumlah garam yang
Tabel 2.1
Tingkat diet rendah garam berdasarkan jumlah garam yang dikonsumsi dalam
sehari-hari.
Tabel 2.2
Jenis-jenis Makanan Hipertensi
Protein nabati Tahu tempe, kacang hijau, Keju, kacang asin, tauco,
kacang kedelai, kacang tolo, tahu asin
kacang tanah, kacang kapri,
dan kacang lain yang segar
Lemak Santen encer, minyak mentega Mentega, margarine,
tanpa garam lemak hewan
Sayuran Semua sayuran segar Sayuran yang diawetkan
dan sayuran dalam kaleng
Ada beberapa makanan yang dianjurkan dan makanan yang tidak dianjurkan untuk
Tabel 2.3
Makanan Yang Dianjurkan Untuk Hipertensi
Mineral Garam meja, ikan asin, telur asin, kecap, terasi, petis,
tauco, MSG, soda kue/baking powder, pengawet makanan
yang mengandung benzoate, dan pemanis buatan yang
mengandung natrium siklamat
3. Frekuensi makan
pagi, makan siang, makan malam). Sarapan pagi dilakukan setiap pagi hari.
Sarapan pagi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dilakukan sebelum
lambung yang kosong selama 8-10 jam dan mempunyai manfaat untuk
diperhatian kandungan karbohidrat, protein, lemak dan mineral yang cukup untuk
mengkonsumsi buah dan sayur 400 gram per hari. Menurut American Heart
Association porsi makan 50% atau 4,5 mangkok dari berbgai jenis buah dan sayur
konsumsi 3-5 porsi sayur dan 2-3 porsi buah per hari (Teologi et al., 2021).
Tabel 2.2
Kandungan Natrium Beberapa Bahan Makanan (mg/100)
Ayam 50 gr ½ ptg
menunjukkan salah satu masalah serius yang dapat mengganggu aktifitas sehari-hari
yaitu usia, pendidikan, budaya, lingkungan, faktor ekonomi, dan agama (Anisah and
Soleha, 2018).
a. Usia
Pola makan pada dapat mempengaruhi usia seperti, porsi makan pada usia balita
akan berbeda dengan porsi makan pada usia dewasa. Semakin bertambahnya usia
kebutuhan makan atau kebutuhan gizi manusia akan lebih rendah untuk tiap
b. Pendidikan
Faktor pendidikan pada pola makan menjadi salah satu pengetahuan yang dapat
c. Budaya
Faktor budaya merupakan faktor yang mempengaruhi jenis makanan yang akan di
konsumsi. Perkembangan zaman akan terus menerus merubah pola makan dan
mengkonsumsi pola makan dengan cara sendiri. Dalam budaya mempunyai cara
d. Lingkungan
e. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi dapat mempengaruhi pola makan, jenis makanan dan kualitas
makanan. Pendapatan yang tinggi dapat menarik daya beli makanan seperti
makanan cepat saji, tinggi natrium, daging, sayuran dan buah-buahan yang mahal.
Sedangkan untuk yang pendapatan rendah kurang mampu untuk membeli
f. Agama
Agama memiliki cara dan bentuk untuk memulai makan dan minum dengan baik
dan benar. Seperti sebelum dan sesudah makan diawali dengan berdoa, makan
sesungguhnya bisa dinikmati. Makanan sehat atau makanan utama yang biasa
dikenal dengan istilah 4 sehat 5 sempurna. Makanan 4 sehat terdiri dari makanan
pokok, sayur, buah, dan lauk, sedangkan 5 sempurna yaitu susu yang merupakan
Menurut (Suarni, 2017) pola makan sehat adalah cara atau usaha dalam
jumlah makan seperti daging ayam 50 gr (1 potong), daging sapi 35gr (1 potong),
telur ayam 55gr (1 butir), kuning telur 45gr (4 butir), otak 56gr (1 potong besar),
udang 35gr (4 ekor sedang), hati sapi 35gr (1 potong sedang), ayam dengan kulit
55gr (1 potong sedang), ayam tanpa kulit 40gr (1 potong sedang), mie instan 80gr
(1 bungkus), sarden 150gr (1 kaleng), sosis 50gr (1/2 potong sedang), roti tawar
30gr ( 2 potong/iris), biskuit 20gr (2 potong), garam 15gr (3 sdt), msg 3gr (1 sdt),
Pola makan yang tidak sehat adalah kebiasaan makan yang tidak teratur,
sering terlaambat untuk makan, menyukai makanan pedas, mudah tertarik pada
produk makanan yang baru dan suka mengkonsumsi makanan cepat saji, padahal
makan tersebut belum tentu memiliki kandungan gizi yang baik (Y.f diliyana,
2020).
Pola makan yang tidak sehat bagi penderita hipertensi yang perlu di
hindari yaitu makanan yang berkadar lemak tinggi, makanan yang diolah
menggunakan garam yang tinggi, makanan dan minuman olahan dalam kaleng,
makanan yang diawetkan, dan makanan penutup yang manis (Firdaus and
Suryaningrat, 2020).
E. Penelitian yang Relevan
makan yang paling banyak yaitu yang masuk dalam kategori baik sebanyak 31
kejadian Hipertensi di Poskesdes juku Eja Tahun 2021 (0,000 < 0,005)dan
Terdapat hubungan signifkan negatif antara pangan pencegah (brokoli dan biji
bunga matahari) dan pangan pemicu (crackers dan ikan asin) dengan tekanan
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2021 Hasil dari penelitian ini di ketahui
49,4% responden, sebagian besar responden memiliki pola makan kurang baik
Square, ada hubungan pengetahuan (p-value = 0,001) dan pola makan (p-
A. Kerangka Konsep
Tingkat Pengetahuan
Pola Makan
Pencegahan
B. Defenisi Operasional
C. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
penelitian yang digunakan adalah corss sectional yaitu variabel independen yang
1. Populasi
(Notoadmodjo, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang datang
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
N
n= 2
1+ N ( d )
n = 558
1+558(0,01)
n = 84,8 = 85
Pada pengumpulan data dan penelitian ini, terdiri dari dua jenis data yaitu data
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah di peroleh langsung dari responden
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari lapangan dimana dilakukan
E. Pengolah Data
Memberikan kode pada setiap lembar kuesioner sesuai dengan nomor urut
F. Analisa Data
Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
1. Analisa univariat
umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap
2. Analisa bivariate
Analisa bivariate yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan
DAFTAR PUSTAKA
Aaziz Alimul Hidayat 2017. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa
Data. Jakarta, Salemba Medika.
Fithriyah, I. (2018). Empowering Self Esteem Orang Dengan Gangguan Jiwa melalui
Griya Mandiri sebagai Program Rehabilitasi Sosial. Surabaya.
Suliswati. 2015. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Penerbit Buku Ajar
Kedokteran EGC. Jakarta.
Sunaryo. 2014. Psikologi Untuk Keperawatan. Penerbit Buku Ajar Kedokteran EGC.
Jakarta.
Stuart, Sundeen. 2017. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5.EGC. Jakarta.
Williams, Lippinactt. 20018. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Penerbit Buku Ajar
Kedokteran EGC. Jakarta.
Lampiran 1
KUESIONER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DENGAN
PENCEGAHAN HIPERTENSI TERHADAP POLA MAKAN
YANG TERATUR DI WILAYAH KERJA UPT
PUSKESMAS SUNGAI PIRING
TAHUN 2023
Petunjuk pengisian
1. Nama (Inisial) :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
A. Pengetahuan
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan anda !
B. Pencegahan
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan anda !
C. Pola makan
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan anda !
7 Saya mengkonsumsi
olahan daging ayam
tanpa kulit (50 gram
atau 1 potong)
8 Saya mengkonsumsi
olahan daging ayam
dengan kulit yang
digoreng secara
berlebihan (55 gram
atau 1 potong)
9 Saya mengkonsumsi
makanan seperti
udang, kepiting dan
cumi (35 gram atau 4
ekor sedang)
10 Saya suka
mengkonsumsi
makanan olahan buah
alpukat (50gram atau ½
buah besar)