Ruang Kaloborasi Kelompok 4

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

PEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDIK

DAN PEMBELAJARANNYA
TOPIK 1
RUANG KOLABORASI

Disusun oleh:

Kelompok 4:
A.NASRUL

WAHYUDI

ST. RAHAYU

NURUL ZAKIYA FITRAH

PPG PRAJABATAN GELOMBANG 2


UNIVERSITAS TERBUKA MAJENE
2023
KASUS I
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda
hendak menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-
rata (mean). Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran,
Anda mencoba untuk membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh
peserta didik agar dapat mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta
kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya, peserta
didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda
siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik
mampu mengerjakannya dengan benar.

1. Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal
dengan baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan
soal)?

Jawab : Pada percobaan kedua, ketika siswa mampu menjawab soal dengan baik
tanpa melihat urutan/langkah penyelesaian soal, hal ini dimungkinkan karena
siswa memahami keseluruhan konsep dasar penyelesaian soal, mencari nilai
rata-ratanya. Mereka telah menginternalisasi langkah-langkah dan logika di
balik perhitungannya. Dalam hal ini siswa tidak hanya menghafal urutan
langkahlangkahnya, tetapi juga memahami prinsip dasar.
2. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di
atas dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang
berkaitan.
Jawab: Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya pengalaman dan latihan dalam hubungan stimulus
dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan kemampuan
siswa dalam bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi
antara stimulus dan respon.. Metode pembiasaan ini dapat di terapkan dalam
kegiatan belajar yang berfokus pada kecepatan peserta didik seperti menjawab
pertayaan dengan jawaban yang jelas secara lisan melakukan perhitungan
dengan cepat, melakukan kegiatan belajar yang jelas aturan atau langkahnya.
KASUS II
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa
berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu
setiap peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.

1. Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya
sesuai dengan tahapan perkembangan usia?
Jawab: Menurut saya yang dapat dilakuknan oleh Rina sebagai guru kelas 1 SD
dengan banyaknya siswa yang belum bisa berhitung dengan lancar, Rina bisa
menggunakan media pembelajaran sederhana yang sehari-hari terdapat di
sekitar lingkungan peserta didik seperti contoh Rina bisa mengajak peserta
didik membawa batu kerikil 1 plastik kecil atau korek api kayu 1 pack.
Kemudian di dalam ruang kelas Rina menyiapkan kartu angka dan mengajak
peserta didik mulai berhitung benda yang sudah dibawa dari rumah. Dan
menunjukkan pula dengan kartu angka. Sehingga peserta didik mampu
memahami konsep berhitung sederhana dengan mudah.

2. Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan


menyertakan teori yang berkaitan.?

Jawab: Kegiatan pembelajaran yang kami sarankan di atas sangat erat kaitannya
dengan Teori Belajar Konstruktivisme, dengan menyediakan benda-benda di
sekitar serta beberapa permainan yang berhubungan dengan hitung-menghitung
secara tidak langsung siswa dihadapkan dengan situasi nyata yang ada
dilingkungan sekitarnya. Sehingga tercipta pengalaman baru yang bisa
digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Perkembangan siswa di kelas 1 SD pada tahap penguasaan berhitung masih
membutuhkan penggunaan benda dan hal-hal yang konkrit. Depdiknas (2000:7)
mengemukakan bahwa berhitung di Taman kanak-kanak seyogyanya dilakukan
melalui tiga tahap penguasaan berhitung, yaitu penguasaan konsep, masa
transisi dan lambang. Penguasaan konsep adalah pemahaman dan pengertian
tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa kongkrit, seperti
pengenalan warna, bentuk, dan menghitung bilangan. Masa transisi adalah
proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman konkrit
menuju pengenalan lambang yang abstrak, dimana benda konkrit itu masih ada
dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Hal ini harus dilakukan guru secara
bertahap sesuai dengan laju dan kecepatan kemampuan anak yang secara
individu berbeda.
KASUS III
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah
Bali. Ia mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan
materi teks deskripsi pada peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi
panduannya saat mengajar, terdapat beberapa contoh teks deskripsi menceritakan
tentang bangunanbangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota. Dengan
memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk
memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai
dan makanan khas di Bali.

1. Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai?


Mengapa demikian?

Jawab: Menurut saya pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai, karena
seorang guru harus mengaitkan sebuah materi dengan keunikan atau kekhasan
daerah dia mengajar seperti etnik, budaya dan status sosial. Hal tersebut dapat
membuat peserta didik memahami materi yang diajarkan dengan baik sesuai
dengan kondisi dari lingkungan peserta didik.

2. Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut?

Jawab: Prinsip yang Made gunakan pada kasus tersebut menerapkan


pembelajaran yang relevan dan mendasar pada teori belajar kontruktivisme
yaitu adanya interaksi sosial individu dengan lingkungannya atau sebuah
pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan dan budaya peserta
didik. Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
kaitkan dengan dunia nyata, lingkungan, dan budaya yang menarik minat
peserta didik. Pemahaman karakteristik peserta didik sangat menentukan hasil
belajar yang akan dicapai. Karakter peserta didik harus menjadi perhatian dan
pijakan pendidik dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Karakter peserta
didik meliputi: etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif,
kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan moral, serta motorik.

Anda mungkin juga menyukai