Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 28
BAB V
VIEW CSS PADA CODEIGNITER 4
5.1 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini : 1. Untuk mengenal CSS3 2. Dapat menghubungkan CSS3 dalam project CI4 3. Dapat membuat styling sederhana menggunakan CSS3
5.2 Alat dan Bahan
1. Seperangkat komputer atau laptop 2. Code Editor 3. Framework CodeIgniter 4
5.3 Dasar Teori
5.3.1 Pengenalan CSS (Cassading Style Sheet) Cascading Style Sheet atau biasa disingkat CSS merupakan W3C standar yang digunakan untuk mengatur visualisasi berkas yang ditulis pada HTML. CSS bukanlah bahasa pemrograman karena didalamnya tidak terdapat logika, tidak terdapat sintaks pengkondisian, tidak adanya proses iterasi. CSS hanya sebuah declarative language yang digunakan untuk mendeklarasikan suatu nilai yang nantinya digunakan untuk mengatur seperti apa sebuah elemen HTML ditampilkan pada browser. 5.3.2 Aturan Penulisan Styling Dalam menuliskan sebuah style sheet yang terdiri dari satu atau lebih aturan styling yang mendeskripsikan bagaimana sebuah elemen atau sebuah kelompok elemen ditampilkan dalam jendela browser. Memahami sebuah bagian rules sangat penting sebagai langkah awal untuk belajar CSS. Dalam penggunakan CSS, terdapat dua bagian dalam sebuah rule. Yang pertama adalah identitas elemen atau elemen yang akan menerapkan rule biasanya disebut dengan selector dan yang kedua adalah deklarasi atau intruksi yang akan diterapkan pada sebuah selector.
Gambar 5. 1 struktur css
Gambar 5. 2 struktur css
5.3.3 CSS Selector 1. Type Selector Type Selector menggunakan nama elemen sebagai target untuk diterapkannya rule. Dengan kata lain, ketika menggunakan selector ini tentu rule akan diterapkan pada seluruh tag target yang ada pada dokumen HTML. Contohnya sebagai berikut:
Gambar 5. 3 Penggunaan Selector pada CSS
2. Class Selector Class selector menetapkan target elemen berdasarkan nilai dari atribut class yang diterapkan pada elemennya. Untuk penulisan selector, awali dengan tanda titik (.) kemudian lanjutkan dengan nama class-nya. Contoh:
Gambar 5. 4 Penjelasan Class Selector Pada CSS
Satu nama class dapat diterapkan dibeberapa tag HTML. Contoh class warna pada gambar diatas akan diterapkan pada dua lebih tag HTML. Gambar 5. 5 Keterhubungan Pada Selector Class Dalam sebuah tag HTML juga dapat menerima lebih dari satu nama class didalamnya. Sehingga dalam satu lingkup tag HTML dapat diberikan dua atau lebih rules. Untuk menggunakannya pada atribute class tinggal tuliskan nama kelasnya dan pisahkan tiap kelasnya dengan spasi. 3. Id Selector Id selector menetapkan target elemen berdasarkan nilai dari atribut id yang diterapkan pada tag HTML. Sama seperti class, atribut id dapat diterapkan pada seluruh tag HTML, dan kebanyakan atribut ini digunakan untuk memberikan sebuah arti pada generic element seperti <div> dan <span>. Namun atribut id ini tidak bersifat shareable, yang artinya nilai id ini harus unik dan digunakan pada satu elemen saja. Untuk menetapkan selector dengan menggunakan id, kita gunakan tanda octothorpe (#) atau lebih familiar disebut dengan hash. Berikut contohnya:
Gambar 5. 6 Penggunaan Id Selector Pada CSS
Yang harus diperhatikan kembali adalah id ini bersifat unik. Jika ingin menerapkan sebuah rule pada banyak tag, sebaiknya gunakan atribut class, bukan dengan id. Berikut merupakan penerapan id yang salah.
Gambar 5. 7 Penggunaan Id Selector Yang Benar
4. Atribut Selector Attribute selector merupakan cara menetapkan target tag HTML berdasarkan sebuah atribute yang terkandung dalam tag HTML sebuah atribute yang digunakan bisa lebih spesifik sesuai dengan value yang terkandung didalam atribute yang ditargerkan.
Gambar 5. 8 Contoh Penggunaan Atribut Selector
Dari source code diatas terdapat banyak kondisi yang dapat diterapkan dalam sebuat atribut selector. Berikut tabel penjelasan menganai beberapa pengkondisian yang diterapkan dalam sebuat atribut selector. Tabel 5. 1 Penjelasan Atribut Selector pada CSS Syntax Description [attr] Menargetkan elemen yang menerapkan atribut attr. [attr=value] Menargetkan elemen yang menerapkan atribut attr dengan nilai value. [attr~=value] Menargetkan elemen yang menerapkan atribut attr dengan salah satu nilainya adalah value. [attr^=value] Menargetkan elemen yang menerapkan atribut attr yang nilainya diawali dengan nilai value. [attr$=value] Menargetkan elemen yang menerapkan atribut attr yang nilainya diakhiri dengan value. [attr*=value] Menargetkan elemen yang menerapkan atribut attr yang nilainya mengandung value. 5. Universal Selector Universal selector digunakan untuk diterapkan pada seluruh elemen. Tetapi selector ini juga bisa secara spesifik menargetkan sebuah elemen dengan menggabungkan bersama selector yang lainnya. Berikut ini contohnya: Gambar 5. 9 Contoh Penggunaan Universal Selector 6. Pseudo Selector Pseudo selector berbeda dengan selector yang sudah dibahas sebelumnya, tipe selector ini menargetkan elemen pada bagian yang “tidak terlihat” seperti sifat pada element, sehingga untuk menerapkan pesudo selector tidak bisa menggunakan selector biasa. Dalam penyeleksian target tag HTML dalam bidang pseudo selector, pseudo selector memiliki dua kategori. Untuk kategorinya ada pseudo-class dan pseudo-element. a. Pseudo-Class Pseudo-class merupakan sebuah class “semu” yang sebenarnya ada pada setiap elemen HTML, dengan menggunakan selector ini dapat memilih tag HTML berdasarkan class yang tidak tampak pada dokumen. Untuk menggunakan pseudo-class gunakan tanda titik dua (:) pada basic selector kemudian diikuti dengan pseudo-classnya. Berikut beberapa pseudo-class yang sering digunakan. Tabel 5. 2 Jenis Pseudo Class pada CSS Syntax Deskripsi :link Rule akan diterapkan pada sebuah tautan yang belum pernah dikunjungi :visited Rule akan diterapkan pada sebuah tautan yang sudah pernah dikunjungi :hover Rule akan diterapkan pada sebuah tautan ketika diarahkan dengan kursor :active Rule akan diterapkan pada sebuah tautan ketika ditekan
Gambar 5. 10 Contoh Penggunaan Pseudo Class
b. Pseudo-Element Pseudo-element sama dengan pseudo-class dia merupakan sebuah element “semu” yang sebenarnya ada tetapi tidak tampak secara tertulis pada berkas HTML. Selector ini biasa digunakan ketika ingin menambahkan sebuah konten tepat sebelum dan setelah sebuah elemen paragraf cukup memanfaatkan pseudo- elemen ::before dan ::after kemudian tuliskan konten tersebut cukup pada CSS. Berikut contoh penambahan tanda kutip sebelum dan sesudah tag HTML blockquote.
Gambar 5. 11 Contoh Penggunaan Pseudo Element
5.3.4 Styling Dokumen HTML Agar halaman HTML dapat membaca css yang dibuat halaman HTML harus dihubungkan dengan source code css. Untuk menghubungkan file css dengan halaman HTML ada tiga cara antara lain: 1. External Style Sheet External Style Sheet merupakan berkas terpisah yang di dalamnya hanya terdapat sebuah rules. Berkas ini harus berekstensi .css, dan berkas ini nantinya dihubungkan pada dokumen HTML. Cara ini merupakan yang paling powerful dalam menerapkan styling. Karena dengan cara ini, satu berkas styling (.css) dapat digunakan oleh banyak berkas HTML. Untuk menyambungkan berkas .css dengan dokumen HTML, dapat menggunakan elemen <link> pada <head> berkas HTML. Gambar 5. 12 Pemanggilan CSS dengan External Stylesheet Pada elemen <link> tersebut, tetapkan berkas CSS yang digunakan dengan menggunakan atribut href dan beri nilai “stylesheet” pada atribut rel sebagai relationship (hubungan) antara berkas style.css dengan dokumen HTML. Atribut href menerima value berupa path dimana posisi file css yang dipakai ini berada. Nilai atribut href juga dapat berupa berkas .css yang tersedia melalui sebuah URL. Banyak pengembang menggunakan bootstraps.min.css untukmembantu penyusunan layout website-nya. Agar bisa menggunakannya pada berkas HTML bisa langsung menuliskan URL untuk berkas tersebut. Berikut contoh penggunaan href css dari local dan href css dari URL.
Gambar 5. 13 Href CSS Lokal
Gambar 5. 14 Href CSS URL
2. Embedded Style Sheet Embedded Style Sheet merupakan kumpulan rules yang dituliskan dalam berkas HTML dengan menggunakan elemen <style>. Dengan begitu rules yang dituliskan hanya dapat dicakup oleh satu berkas HTML. Penulisan rules harus dituliskan dalam elemen <style> dan ditempatkan di dalam <head> dari berkas HTML.
Gambar 5. 15 Contoh Penggunaan Embedded Stylesheet
3. Inline Style Sheet Inline Style merupakan styling yang diterapkan pada elemen HTML dengan menggunakan atribut style. Contohnya seperti berikut:
Gambar 5. 16 Contoh Penggunaan Inline Stylesheet
Untuk menambahkan styling properties lainnya (multiple properties), kita tuliskan dengan menggunakan semicolon (;) sebagai pemisah antar styling properties-nya.
Gambar 5. 17 Penggunaan Inline Stylesheet Dengan Banyak Atribut
Inline styles hanya diterapkan pada elemen di mana atribut style diterapkan. Teknik ini seharusnya dihindari terkecuali benar-benar diperlukan untuk menggantikan sebuah styling yang ditetapkan pada Embedded Style Sheet atau External Style Sheet. 5.3.5 CSS Conception 1. Inheritance Styling HTML bersifat inheritance yang artinya dapat mewarisi properti style “tertentu” pada elemen yang ada di dalamnya. Contohnya pada rules yang kita tuliskan untuk elemen <body> akan diterapkan pada seluruh elemen yang ada di dalam elemennya (body). Contoh lainnya, pada rules yang diterapkan pada elemen <footer> dengan properti color yang bernilai white, akan diterapkan pada seluruh elemen yang ada di dalam <footer>. Hal ini menjadi alasan mengapa memahami struktur dokumen itu penting.
Gambar 5. 18 Konsep Pewarisan Style Pada CSS
2. Group Selector Jika menerapkan rule yang sama pada beberapa selector yang berbeda, di CSS dapat menggabungkan selector tersebut sehingga dapat meminimalisir penulisan kode yang berulang. Contohnya akan dilakukan styling pada p dan h1 dengan property yang sama yaitu margin 5px.
Gambar 5. 19 Penggunaan Selektor Tanpa Group Selector
Jika terdapat kasus seperti ini, dapat dituliskan dua selector sekaligus dalam satu struktur rule. Gunakan tanda koma (,) untuk memisahkan tiap selector-nya.
Gambar 5. 20 Penggunaan Selektor Dengan Group Selector
3. Rule Order Css memiliki alur kerja dalam membaca kode yang mengalir dari atas ke bawah. Karena itu harus diperhatikan urutan dalam penulisan rules, terutama saat terjadi sebuah konflik. Konflik dapat terjadi karena menerapkan beberapa styling pada satu dokumen HTML. Contohnya, apa yang seharusnya ditampilkan pada browser ketika eksternal css mengharuskan elemen <p> menampilkan warna merah, tetapi pada embedded css <p> harus menampilkan warna biru? Kembali pada alur kerja CSS yang membaca dari atas ke bawah, sehingga warna yang akan diterapkan adalah warna yang paling akhir didefinisikan. Untuk lebih jelasnya, bisa lihat contoh berikut:
Gambar 5. 21 Pembuktian Rule Pada CSS
Namun property styling agar dianggap penting untuk diterapkan oleh browser dan tidak memperhatikan urutannya. Dengan menambahkan keyword !important diakhir nilai propertinya.
Gambar 5. 22 Penambahan Keyword !important
Pada gambar 5.22 menampilkan kode jika ada sebuah selektor yang sama akan tetapi salah satu dari selektor diberi dengan keyword ! important maka yang ada keyword akan dipilih sebagai style pada CSS. 5.4 Percobaan Praktikum 1. Styling Proyek CI 4 a. Buka folder public kemudian buat folder baru dengan nama assets
Gambar 5. 23 folder assets
Pada gambar 5.23 menampilkan folder assets. b. Buka folder assets kemudian buat folder dengan nama css
Gambar 5. 24 buat folder
Pada gambar 5.24 menampilkan tampilan dari pembuatan folder css pada folder asset. c. Dalam folder css buat file css didalamnya dengan nama style.css Dalam proyek codeigniter semua assets atau bahan yang dibutuhkan seperti gambar, file css, dan file javascript dimasukan ke dalam folder public karena folder inilah yang pertama kali dilewati ketika server codeigniter dijalankan. Gambar 5. 25 folder css Pada gambar 5.25 menampilkan tampilan dari folder css pada folder asset d. Buka kembali projek latihan modul 3 kemudian jalankan seperti biasa. Pada percobaan praktikum kali ini akan dilakukan styling sederhana untuk halaman tersebut.
Gambar 5. 26 projek latihan
Pada gambar 5.26 menampilkan tampilan dari projek projek latihan bab 3. e. Hubungkan file css kedalam halaman HTML tersebut dengan mengetikan link:css pada header. Gambar 5. 27 menghubungkan file Pada gambar 5.27 menampilkan tampilan dari mengHubungkan file css kedalam halaman HTML tersebut f. Selanjutnya ada dicoba untuk menggunakan css dari luar dimana berbentuk sebuah URL. URL yang dipanggil merupakan cdn dari sebuah styling untuk membentuk sebuah icon. Cdn yang dipanggil merupakan cdn dari fontawesome.
Gambar 5. 28 memanggil css external
Pada gambar 5.28 menampilkan tampilan dari menggunakan css dari luar dimana berbentuk sebuah URL g. Lakukan perubahan pada div dengan class navbar menjadi seperti ini :
Gambar 5. 29 perubahan pada div
Pada source code diatas terdapat sebuah class yang diawali dengan “fa”, class tersebut merupakan pengimplementasian dari styling cdn atau URL yang dilampirkan. Untuk lebih jelasnya dapat mengakses dasboard dari fontawesome (https://fontawesome.com/) untuk mendapatkan beberapa kreasi icon yang disediakan oleh fontawesome. h. Selanjutnya buka file style.css yang sebelumnya sudah dibuat. Dalam percobaan praktikum kali ini akan dilakukan import font yang disediakan oleh google font, font yang akan dipakai berjenis “poppins”. Untuk mendapatkan font tersebut pertama cari font dengan membuka website google font pada browser anda (https://fonts.google.com/).
Gambar 5. 30 import font
Pada gambar 5.30 menampilkan tampilan dari import font untuk styling css. i. Masukan keyword dari font yang ingin digunakan. Kemudian pilih font tersebut.
Gambar 5. 31 Masukan keyword
Pada gambar 5.31 menampilkan tampilan dari font yang akan di gunakan untuk styling css. j. Scroll down sampai menebuka tampilan seperti ini kemudian klik semua icon tambah.
Gambar 5. 32 import font
Pada gambar 4.32 menampilkan tampilan dari font yang akan di gunakan untuk styling css. k. Lanjut klik icon berikut kemudian pilih import kemudian copy.
Gambar 5. 33 import font
Gambar 5. 34 import font
Pada gambar 5.34 menampilkan tampilan dari import font untuk styling css. l. Kemudian paste hasil copy tadi ke file style.css kemudian hapus tag <style>. Font yang diambil sudah siap digunakan.
Gambar 5. 35 paste hasil copy
Pada gambar 4.35 menampilkan tampilan dari mempastekan hasil copy tadi ke file css. m. Sebelum melakukan styling css baiknya dilakukan reset CSS agar tidak ada styling yang dikandung oleh halaman website yang terbawa dari struktur HTML nya bersamaan dengan mendeklarasi font yang dipakai. Karena styling untuk semua maka akan digunakan universal selector.
Gambar 5. 36 universal selector
Pada gambar 5.36 menampilkan tampilan dari universal selector. n. Selanjutnya akan dilakukan styling untuk class navbar dan banner. Untuk property backgourd image pada class banner bisa ditambahkan gambar backgroud yang ingin dijadikan backgroud, sebelumnya buat folder baru dengan nama image pada public>assets, kemudian buka folder image dan masukan aset gambar untuk background pada folder image yang sudah dibuat. Lanjut panggil path untuk gambarnya.
Gambar 5. 37 styling untuk class navbar
Gambar 5. 38 styling untuk class navbar
Pada gambar 5.38 menampilkan tampilan dari styling pada navbar dan banner pada latihan sebelumnya. o. Next akan dilakukan styling untuk class name, description, dan about.
Gambar 5. 39 styling untuk class name, description, dan about.
Pada gambar 5.39 menampilkan tampilan dari styling untuk class name, description, dan about. p. Sekarang tampilan HTML akan menjadi seperti berikut
Gambar 5. 40 tampilan HTML
Pada gambar 5.40 menampilkan tampilan dari HTML. 5.5 Tugas 1. Dari tugas modul bab 3 percantiklah dengan styling css dengan memperhatikan tata letak dan komposisi warna sehingga layak untuk dipresentasikan. Dan buatlah halaman tersebut responsive untuk device handphone, table, dan dektop. Serta jelaskan komponen styling yang anda gunakan. Jawab: a. Pembuatan file css
Gambar 5. 41 File index.css
Gambar 5.41 merupakan pembuatan index.css didalam folder public >> assets >> css. file ini akan digunakan untuk memberi style pada file index di folder layouts supaya tampilannya semakin lebih bagus dan lebih menarik. b. Penambahan kode pada file css
Gambar 5. 42 Penambahan Sintak Kode Pada File index.css
Gambar 5.42 merupakan sintak kode yang ditambahkan pada file index.css, kode berguna untuk memberi style sesuai kemauan yang membuat. c. Pemanggilan file index.css
Gambar 5. 43 Sintak Kode Pemanggilan File CSS
Gambar 5.43 merupakan sintak kode untuk memanggil file index.css pada folder public >> assets >> css. Kode tersebut ditaruh didalam element head pada layout.php di folder layouts. d. Tampilan sebelum diberikan style
Gambar 5. 44 Tampilan Sebelum Pemberian Style
Gambar 5.44 merupakan tampilan sebelum diberikan style oleh CSS. e. Tampilan setelah diberikan style 1) Tampilan Pada Desktop
Gambar 5. 45 Tampilan Projek Versi Desktop
Gambar 5.45 merupakan tampilan projek ketika dibuka pada device laptop atau desktop. 2) Tampilan Pada Tablet
Gambar 5. 46 Tampilan Projek Versi Tablet
Gambar 5.46 merupakan tampilan projek ketika dibuka pada device Tablet. 3) Tampilan Pada Mobile
Gambar 5. 47 Tampilan Projek Versi Mobile
Gambar 5.47 merupakan tampilan projek ketika dibuka pada device mobile atau smartphone. 5.6 Kesimpulan Cascading Style Sheet atau biasa disingkat CSS merupakan W3C standar yang digunakan untuk mengatur visualisasi berkas yang ditulis pada HTML. CSS bukanlah bahasa pemrograman karena didalamnya tidak terdapat logika, tidak terdapat sintaks pengkondisian, tidak adanya proses iterasi. CSS hanya sebuah declarative language yang digunakan untuk mendeklarasikan suatu nilai yang nantinya digunakan untuk mengatur seperti apa sebuah elemen HTML ditampilkan pada browser. Memahami sebuah bagian rules sangat penting sebagai langkah awal untuk belajar CSS. Dalam penggunakan CSS, terdapat dua bagian dalam sebuah rule. Yang pertama adalah identitas elemen atau elemen yang akan menerapkan rule biasanya disebut dengan selector dan yang kedua adalah deklarasi atau intruksi yang akan diterapkan pada sebuah selector. Selektor pada CSS terbagi menjadi 6 sebagai berikut: 1. Type Selector 2. Class Selector 3. Id Selector 4. Atribut Selector 5. Universal Selector 6. Pseudo Selector