Pedoman Pelaksanaan Dan Pengendalian Kegiatan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 63

1

SALINAN

BUPATI KEBUMEN
PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI KEBUMEN


NOMOR 96 TAHUN 2022

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN KEGIATAN


ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN,

Menimbang : a. bahwa untuk memberikan pedoman dalam pelaksanaan


dan pengendalian kegiatan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, perlu mengaturnya dengan Peraturan
Bupati;
b. bahwa Peraturan Bupati Kebumen Nomor 103 Tahun 2020
tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pengendalian Kegiatan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Bupati Kebumen Nomor 13
Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati
Nomor 103 Tahun 2020 tentang pedoman Pelaksanaan dan
Pengendalian Kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan,
sehingga perlu diganti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pengendalian
Kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 1950 Nomor 42);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
-2-

3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata


Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4663);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4890);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6041);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
7. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
63);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 4 Tahun
2017 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2017 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Nomor
134);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 3 Tahun
2020 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2020 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Nomor
170);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN


DAN PENGENDALIAN KEGIATAN ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA DAERAH.
-3-

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Kebumen.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Kebumen.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Kebumen.
5. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Kebumen.
6. Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah yang selanjutnya disingkat
BPKPD adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten
Kebumen.
7. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah yang selanjutnya
disingkat Bappeda adalah Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan
Daerah Kabupaten Kebumen.
8. Inspektorat Daerah adalah Inspektorat Daerah Kabupaten Kebumen.
9. Inspektur adalah Inspektur Daerah Kabupaten Kebumen.
10. Bagian Administrasi Pembangunan adalah Bagian Administrasi Pembangunan pada
Sekretariat Daerah Kabupaten Kebumen.
11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintah Pusat yang ditetapkan dengan Undang-
Undang.
12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah
rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
13. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan Keuangan Daerah.
14. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Bupati yang karena
jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan
keuangan Daerah dan mewakili Pemerintah Daerah dalam kepemilikan kekayaan
Daerah yang dipisahkan.
15. Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Sekretaris Daerah yang karena
jabatannya membantu Bupati menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan urusan pemerintahan Daerah termasuk pengelolaan keuangan
Daerah.
16. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Daerah.
17. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah unsur
Perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah yang melaksanakan Urusan
Pemerintahan Daerah.
18. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala
SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak
sebagai Bendahara Umum Daerah.
19. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang
bertindak dalam kapasitas sebagai Bendahara Umum Daerah.
20. Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan tugas BUD.
-4-

21. Unit Kerja adalah bagian Perangkat Daerah yang melaksanakan 1 (satu) atau
beberapa Program.
22. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas dan fungsi SKPD
yang dipimpinnya.
23. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang
diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD.
24. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik
Daerah.
25. Kuasa Pengguna Barang adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melakukan
sebagian kewenangan Pengguna Barang dengan melaksanakan sebagian
kewenangan penggunaan barang milik Daerah.
26. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat pemilik
pekerjaan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
27. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah pejabat
pada Unit SKPD yang melaksanakan 1 (satu) atau beberapa Kegiatan dari suatu
Program sesuai dengan bidang tugasnya.
28. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat PPK SKPD adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan
pada SKPD.
29. Pengelola Kegiatan adalah Pejabat Struktural/Pejabat Fungsional/Staf pada
Perangkat Daerah yang mengelola kegiatan yang terdiri dari: PA, KPA, PPK-SKPD,
PPTK, Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan
Pembantu, Bendahara Pengeluaran Pembantu, dan Pembantu Bendahara.
30. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat Pegawai ASN adalah
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat
oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
31. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang Daerah yang ditentukan oleh
Bupati untuk menampung seluruh penerimaan Daerah dan membayar seluruh
pengeluaran Daerah.
32. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang Daerah
yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan Daerah dan
membayar seluruh pengeluaran Daerah pada bank yang ditetapkan.
33. Bendahara Penerimaan adalah pejabat yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggung jawabkan uang Pendapatan
Daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
34. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat yang ditunjuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggung jawabkan uang untuk
keperluan belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
35. Bendahara Penerimaan Pembantu adalah Pegawai ASN yang ditunjuk untuk
menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan penerimaannya kepada Bendahara Penerimaan pada
Perangkat Daerah.
36. Bendahara Pengeluaran Pembantu adalah Pegawai Negeri Sipil yang ditunjuk untuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja Daerah dalam rangka
pelaksanaan APBD kepada Bendahara Pengeluaran pada Perangkat Daerah.
-5-

37. Pembantu Bendahara Penerimaan adalah Pegawai ASN yang membantu dan
mendukung kelancaran tugas Bendahara Penerimaan.
38. Pembantu Bendahara Pengeluaran adalah Pegawai ASN yang membantu dan
mendukung kelancaran tugas Bendahara Pengeluaran.
39. Penerimaan Daerah adalah uang yang masuk ke Kas Umum Daerah.
40. Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari Kas Umum Daerah.
41. Pendapatan Daerah adalah semua hak Daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang berkenaan.
42. Kinerja adalah Keluaran/Hasil dari Program/Kegiatan yang akan atau telah dicapai
sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang
terukur.
43. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi 1 (satu) atau lebih Kegiatan
yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat yang dikoordinasikan oleh
Pemerintah Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan Daerah.
44. Kegiatan adalah bagian dari Program yang dilaksanakan oleh 1 (satu) atau beberapa
SKPD sebagai bagian dari pencapaian Sasaran terukur pada suatu Program dan
terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa
personil atau sumber daya manusia, barang modal termasuk peralatan dan
teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumber daya
tersebut, sebagai masukan untuk menghasilkan Keluaran dalam bentuk
barang/jasa.
45. Sub Kegiatan adalah bagian dari Kegiatan yang merupakan bentuk aktivitas
kegiatan dalam pelaksanaan kewenangan Daerah sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
46. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya
disingkat RKA SKPD adalah dokumen yang memuat rencana pendapatan dan
belanja SKPD atau dokumen yang memuat rencana pendapatan, belanja, dan
Pembiayaan SKPD yang melaksanakan fungsi BUD yang digunakan sebagai dasar
penyusunan rancangan APBD.
47. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPA SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan belanja SKPD
atau dokumen yang memuat pendapatan, belanja, dan Pembiayaan SKPD yang
melaksanakan fungsi BUD yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran
oleh PA.
48. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
selanjutnya disingkat DPPA-SKPD adalah dokumen yang memuat perubahan
pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan
perubahan anggaran oleh PA.
49. Rencana Kerja Operasional yang selanjutnya disingkat RKO adalah dokumen yang
memuat Program Kegiatan dan rencana jadwal pelaksanaan Kegiatan Perangkat
Daerah yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan Kegiatan.
50. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen yang
menyatakan tersedianya dana sebagai dasar penerbitan Surat Permintaan
Pembayaran atas pelaksanaan APBD.
51. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen
yang digunakan untuk mengajukan permintaan pembayaran.
52. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang
digunakan untuk penerbitan surat perintah pencairan dana atas Beban pengeluaran
DPA SKPD.
-6-

53. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah dokumen
yang digunakan sebagai dasar pencairan dana atas Beban APBD.
54. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPM-UP
adalah dokumen yang digunakan untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
atas Beban pengeluaran DPA SKPD yang dipergunakan sebagai Uang Persediaan
untuk mendanai Kegiatan.
55. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPM-
GU adalah dokumen yang digunakan untuk penerbitan SP2D atas beban
pengeluaran DPA SKPD yang dananya dipergunakan untuk mengganti Uang
Persediaan yang telah dibelanjakan.
56. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat
SPM-TU adalah dokumen yang digunakan untuk penerbitan SP2D atas beban
pengeluaran DPA SKPD, karena kebutuhan dananya tidak dapat menggunakan
Pembayaran Langsung dan Uang Persediaan.
57. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah
dokumen yang digunakan untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA
SKPD kepada pihak ketiga.
58. Barang Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BMD adalah semua barang yang
dibeli atau diperoleh atas Beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
59. Sistem Pengendalian Intern Keuangan Daerah merupakan suatu proses yang
berkesinambungan yang dilakukan oleh lembaga/badan/unit yang mempunyai
tugas dan fungsi melakukan pengendalian melalui audit dan evaluasi, untuk
menjamin agar pelaksanaan kebijakan pengelolaan keuangan Daerah sesuai dengan
rencana dan peraturan perundang-undangan.
60. Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disingkat UKPBJ adalah unit
kerja di Pemerintah Daerah yang menjadi pusat keunggulan Pengadaan Barang/Jasa
yang dilaksanakan oleh Bagian Pengadaan Barang dan Jasa pada Sekretariat Daerah
Kabupaten Kebumen.
61. Kelompok Kerja Pemilihan yang selanjutnya disebut Pokja Pemilihan adalah sumber
daya manusia yang ditetapkan oleh pimpinan UKPBJ untuk mengelola pemilihan
Penyedia.
62. Pejabat Pengadaan adalah pejabat administrasi/pejabat fungsional/ personel yang
bertugas melaksanakan Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung, dan/atau E-
purchasing.
63. Tim Teknis Pengadaan Barang dan Jasa yang selanjutnya disebut Tim Teknis adalah
tim yang ditetapkan oleh PA yang dibentuk dari unsur Pemerintah Daerah untuk
membantu PA/KPA/PPK/Pokja Pemilihan dalam melaksanakan Pengadaan Barang
dan Jasa melalui Penyedia.
64. Staf Teknis Pengadaan Barang dan Jasa adalah 1 (satu) orang dari unsur
Pemerintah Daerah yang ditunjuk dan ditetapkan oleh PA untuk membantu
PA/KPA/PPK/Pokja Pemilihan dalam melaksanakan Pengadaan Barang dan Jasa
melalui Penyedia.
65. Tenaga ahli adalah tim ahli atau perorangan yang mempunyai keahlian dan
kemampuan untuk memberi masukan dan penjelasan kepada Pelaku Pengadaan
Barang/Jasa terkait dengan keahliannya
66. Pakta integritas adalah surat pernyataan yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, Pejabat Pengadaan, atau Pokja Pemilihan.
67. Penyelenggara Swakelola adalah Tim yang menyelenggarakan kegiatan secara
Swakelola.
68. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa adalah Pejabat Fungsional yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.
-7-

69. Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disingkat RUP adalah
daftar rencana Pengadaan Barang/Jasa yang akan dilaksanakan oleh Perangkat
Daerah.
70. Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan yang selanjutnya disingkat SIRUP
adalah sistem informasi yang dibuat dan dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah untuk menyusun dan mengumumkan RUP
pada masing-masing Perangkat Daerah.
71. Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah layanan pengelolaan teknologi
informasi untuk memfasilitasi pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa secara
elektronik.
72. Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola yang selanjutnya disebut Swakelola
adalah cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh Perangkat
Daerah, Perangkat Daerah lain, organisasi kemasyarakatan atau kelompok
masyarakat.
73. Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Ormas adalah organisasi yang
didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan
aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan dan tujuan untuk
berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
74. Kelompok Masyarakat adalah kelompok masyarakat yang melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa dengan dukungan anggaran belanja dari APBD.
75. Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia adalah cara memperoleh barang/jasa
yang disediakan oleh Pelaku Usaha.
76. Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan
kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
77. Penyedia Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Penyedia adalah Pelaku
Usaha yang menyediakan barang/jasa berdasarkan kontrak.
78. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak
maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau
dimanfaatkan oleh Pengguna Barang.
79. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan
kembali suatu bangunan.
80. Jasa Konsultasi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian
tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir.
81. Jasa Lainnya adalah jasa non-Konsultasi atau jasa yang membutuhkan peralatan,
metodologi khusus, dan/atau keterampilan dalam suatu sistem tata kelola yang
telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
82. Harga Perkiraan Sendiri yang selanjutnya disingkat HPS adalah perkiraan harga
barang/jasa yan ditetapkan oleh PPK.
83. E-purchasing adalah tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog
elektronik.
84. Tender adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya.
85. Seleksi adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Jasa Konsultasi.
-8-

86. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia


Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultasi/Jasa Lainnya dalam keadaan
tertentu.
87. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah
perjanjian tertulis antara PA/ KPA/PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau
pelaksana Swakelola.
88. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
89. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
90. Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa adalah strategi Pengadaan Barang/ Jasa yang
menggabungkan beberapa paket Pengadaan Barang/Jasa sejenis.
91. Rapat Koordinasi Pengendalian Operasional Pembangunan/Kegiatan yang
selanjutnya disingkat Rakor POP/K adalah suatu kegiatan rapat koordinasi dalam
rangka pengendalian pelaksanaan kegiatan pembangunan.
92. Unit Organisasi Bersifat Khusus yang selanjutnya disebut UOBK adalah unsur
pelaksana untuk melaksanakan kegiatan pelayanan di bidang kesehatan yang
memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang milik Daerah serta
bidang kepegawaian.

BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Bupati ini adalah untuk pelaksanaan kegiatan APBD termasuk
kegiatan di lingkungan Badan Usaha Milik Daerah yang sumber dananya sebagian atau
seluruhnya berasal dari APBD, kecuali kegiatan yang mempunyai aturan khusus atau
kegiatan Badan Layanan Umum Daerah yang telah diatur tersendiri.

BAB III
RKO DAN BIAYA KEGIATAN

Bagian Kesatu
RKO

Pasal 3

(1) Dalam pelaksanaan APBD tahun berkenaan disusun RKO oleh Perangkat Daerah
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan yang bersifat khusus dan bukan kegiatan
rutin.
-9-

(2) RKO Perangkat Daerah memuat besaran anggaran yang dikelola, jadwal pelaksanaan
kegiatan dan target fisik, rencana pengeluaran anggaran dan target keuangan serta
rencana pengadaan barang/jasa.
(3) RKO disusun bersamaan dengan penyusunan RKA.
(4) RKO diverifikasi oleh Tim Verifikasi RKA dari Bagian Administrasi Pembangunan atau
Bagian Pengadaan Barang dan Jasa.
(5) RKO yang telah diverifikasi ditetapkan oleh Kepala Perangkat Daerah dan
disampaikan kepada Bupati Cq. Kepala Bagian Administrasi Pembangunan
bersamaan dengan verifikasi DPA/DPPA.

Bagian Kedua
Biaya Kegiatan

Pasal 4

Biaya kegiatan disusun dengan ketentuan sebagai berikut :


a. memperhitungkan biaya umum administrasi Kegiatan; dan
b. khusus bagi Perangkat Daerah yang akan melaksanakan pengadaan barang/jasa
memperhitungkan biaya Kegiatan pengadaan barang/jasa yang cukup sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 5

Biaya Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 meliputi:


a. Biaya Umum terdiri atas:
1. Biaya untuk administrasi Kegiatan yang meliputi biaya yang digunakan untuk
honorarium Pengelola Kegiatan, perjalanan dinas Pengelola Kegiatan, rapat
Pengelola Kegiatan, penggandaan dan pembelian alat tulis kantor; dan
2. Biaya untuk proses pengadaan barang/jasa yang meliputi:
a) honorarium Pejabat Pengadaan, Tim Teknis Pengadaan Barang/Jasa;
b) honorarium Pokja Pemilihan dianggarkan pada Bagian Pengadaan Barang dan
Jasa;
c) biaya lainnya yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pengadaan
barang/jasa seperti biaya survei lapangan, survei harga, rapat, penggandaan,
biaya pendapat hukum ahli kontrak profesional, biaya uji coba pada saat proses
evaluasi dilakukan dan/atau biaya uji coba sebelum dilakukan penerimaan
hasil pekerjaan.
b. Pembangunan Bangunan Gedung Negara biaya pelaksanaan konstruksi, biaya
perencanaan teknis, biaya pengawasan teknis, dan biaya pengelolaan Kegiatan
dihitung paling banyak berdasarkan persentase terhadap biaya pelaksanaan
konstruksi sesuai dengan klasifikasi Bangunan Gedung Negara.
c. Pekerjaan Konstruksi selain Pembangunan Gedung Negara dapat mengacu pada
persentase Pembangunan Gedung Negara sebagaimana dimaksud pada huruf b.

Pasal 6

(1) Alokasi biaya umum untuk administrasi Kegiatan dan pengadaan barang/jasa
disediakan anggaran yang cukup oleh masing-masing Perangkat Daerah berdasarkan
pada peraturan perundang-undangan.
-10-

(2) Tim yang dibentuk oleh Bupati/PA/KPA dalam rangka pelaksanaan Kegiatan dapat
diberikan honorarium sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(3) Besarnya honorarium sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan pada
Peraturan Bupati yang mengatur mengenai standarisasi satuan harga.
(4) Perangkat Daerah menyediakan biaya pendukung untuk pelaksanaan pemilihan
Penyedia Barang/Jasa yang pelaksanaan pengadaannya akan dilakukan pada tahun
anggaran berikutnya.

BAB IV
ORGANISASI KEGIATAN

Bagian Kesatu
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Pasal 7

(1) Bupati selaku pemegang kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah dan mewakili
Pemerintah Daerah dalam kepemilikan kekayaan Daerah yang dipisahkan.
(2) Pemegang kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mempunyai kewenangan:
a. menyusun rancangan Peraturan Daerah tentang APBD, rancangan Peraturan
Daerah tentang perubahan APBD, dan rancangan Peraturan Daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
b. mengajukan rancangan Peraturan Daerah tentang APBD, rancangan Peraturan
Daerah tentang perubahan APBD, dan rancangan Peraturan Daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas bersama;
c. menetapkan Peraturan Daerah tentang APBD, Peraturan Daerah tentang perubahan
APBD, dan Peraturan Daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
telah mendapat persetujuan bersama DPRD;
d. menetapkan kebijakan terkait Pengelolaan Keuangan Daerah;
e. mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak terkait Pengelolaan
Keuangan Daerah yang sangat dibutuhkan oleh Daerah dan/atau masyarakat;
f. menetapkan kebijakan pengelolaan APBD;
g. menetapkan KPA;
h. menetapkan Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran;
i. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan pajak Daerah dan
retribusi Daerah;
j. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan Utang dan Piutang
Daerah;
k. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran;
l. menetapkan pejabat lainnya dalam rangka Pengelolaan Keuangan Daerah sesuai
peraturan perundang-undangan; dan
m. melaksanakan kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Dalam melaksanakan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati
melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban,
serta pengawasan Keuangan Daerah kepada Pejabat Perangkat Daerah.
-11-

(4) Pejabat Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas:
a. Sekretaris Daerah selaku koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah;
b. Kepala SKPKD selaku PPKD; dan
c. Kepala SKPD selaku PA.
(5) Pelimpahan sebagian atau seluruh kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
didasarkan pada prinsip pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan,
menguji, dan menerima, atau mengeluarkan uang.
(6) Pelimpahan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.

Pasal 8

(1) Bupati selaku wakil Pemerintah Daerah dalam kepemilikan kekayaan Daerah yang
dipisahkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) berkedudukan sebagai
pemilik modal pada perusahaan umum Daerah atau pemegang saham pada perseroan
Daerah.
(2) Ketentuan mengenai Bupati selaku wakil Pemerintah Daerah dalam kepemilikan
kekayaan Daerah yang dipisahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua
Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah

Pasal 9

(1) Sekretaris Daerah selaku koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana


dimaksud pada Pasal 7 ayat (4) huruf a mempunyai tugas:
a. koordinasi dalam Pengelolaan Keuangan Daerah;
b. koordinasi di bidang penyusunan rancangan APBD, rancangan perubahan APBD,
dan rancangan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
c. koordinasi penyiapan pedoman pelaksanaan APBD;
d. memberikan persetujuan pengesahan DPA SKPD;
e. koordinasi pelaksanaan tugas lainnya di bidang Pengelolaan Keuangan Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
f. memimpin TAPD.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), koordinator
Pengelolaan Keuangan Daerah bertanggung jawab kepada Bupati.

Bagian Ketiga
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

Pasal 10

(1) Kepala SKPKD selaku PPKD mempunyai tugas:


a. menyusun dan melaksanakan kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah;
-12-

b. menyusun rancangan Peraturan Daerah tentang APBD, rancangan Peraturan


Daerah tentang perubahan APBD, dan rancangan Peraturan Daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
c. melaksanakan pemungutan Pendapatan Daerah yang telah diatur dalam
Peraturan Daerah;
d. melaksanakan fungsi BUD; dan
e. melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d berwenang:
a. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
b. mengesahkan DPA SKPD;
c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran
Kas Umum Daerah;
e. melaksanakan pemungutan pajak Daerah;
f. menetapkan SPD;
g. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama
Pemerintah Daerah;
h. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan Keuangan Daerah;
i. menyajikan informasi keuangan Daerah; dan
j. melakukan pencatatan dan pengesahan dalam hal penerimaan dan Pengeluaran
Daerah sesuai peraturan perundang-undangan, tidak dilakukan melalui Rekening
Kas Umum Daerah.

Pasal 11

(1) PPKD selaku BUD mengusulkan pejabat di lingkungan SKPKD kepada Bupati untuk
ditetapkan sebagai Kuasa BUD.
(2) Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.
(3) Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:
a. menyiapkan Anggaran Kas;
b. menyiapkan SPD;
c. menerbitkan SP2D;
d. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau
lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk;
e. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;
f. menyimpan uang Daerah;
g. melaksanakan penempatan uang Daerah dan mengelola/menatausahakan
investasi;
h. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan PA/KPA atas beban APBD;
i. melaksanakan pemberian pinjaman Daerah atas nama Pemerintah Daerah;
j. melakukan pengelolaan utang dan piutang Daerah; dan
k. melakukan penagihan piutang Daerah.
(4) Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada PPKD
selaku BUD.
-13-

Pasal 12

Bupati atas usul BUD dapat menetapkan lebih dari 1 (satu) Kuasa BUD di lingkungan
SKPKD dengan pertimbangan besaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi,
dan/atau rentang kendali.

Bagian Keempat
PA/Pengguna Barang

Pasal 13

(1) Kepala SKPD selaku PA mempunyai tugas:


a. menyusun RKA SKPD;
b. menyusun DPA SKPD;
c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas Beban anggaran
belanja;
d. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
e. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
f. melaksanakan pemungutan retribusi Daerah;
g. mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain dalam batas
anggaran yang telah ditetapkan;
h. menandatangani SPM;
i. mengelola utang dan piutang Daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
dipimpinnya;
j. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;
k. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
l. menetapkan PPTK dan PPK SKPD;
m. menetapkan pejabat lainnya dalam SKPD yang dipimpinnya dalam rangka
Pengelolaan Keuangan Daerah; dan
n. melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Selain tugas kepala SKPD selaku PA mempunyai tugas lainnya, meliputi:
a. menyusun anggaran kas SKPD;
b. melaksanakan pemungutan lain-lain pendapatan asli Daerah;
c. menyusun dokumen Naskah Perjanjian Hibah Daerah;
d. menyusun dokumen Pemberian Bantuan Sosial;
e. menyusun dokumen permintaan pengesahan pendapatan dan belanja atas
penerimaan dan pengeluaran Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan tidak dilakukan melalui Rekening Kas Umum Daerah, BUD
melakukan pencatatan dan pengesahan Penerimaan dan Pengeluaran Daerah
tersebut; dan
f. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya kepada
PPKD selaku BUD.

(3) Kepala SKPD selaku PA mempunyai wewenang, meliputi:


a. menandatangani dokumen permintaan pengesahan pendapatan dan belanja atas
penerimaan dan pengeluaran Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. menandatangani dokumen Naskah Perjanjian Hibah Daerah;
c. menandatangani dokumen Pemberian Bantuan Sosial;
d. menetapkan pejabat lainnya dalam SKPD yang dipimpinnya dalam rangka
Pengelolaan Keuangan Daerah; dan
-14-

e. menetapkan Pembantu Bendahara Penerimaan, Pembantu Bendahara


Pengeluaran dan Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
(4) Dalam hal dibentuk SKPD tersendiri yang melaksanakan wewenang melaksanakan
pemungutan pajak Daerah PA melaksanakan pemungutan pajak Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Mengelola utang dan piutang Daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
dipimpinnya merupakan akibat yang ditimbulkan dari pelaksanaan DPA-SKPD.
(6) Mengelola utang yang menjadi kewajiban kepada pihak lain sebagai akibat:
a. pekerjaan yang telah selesai pada tahun anggaran sebelumnya;
b. hasil pekerjaan akibat pemberian kesempatan kepada penyedia barang/jasa
menyelesaikan pekerjaan sehingga melampaui tahun anggaran sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan;
c. akibat putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; dan
d. kewajiban lainnya yang menjadi beban SKPD yang harus dianggarkan pada APBD
setiap tahun sampai dengan selesainya kewajiban tersebut sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(7) Mengelola piutang Daerah yang menjadi hak Daerah sebagai akibat:
a. perjanjian atau perikatan;
b. berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. akibat putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; dan
d. piutang lainnya yang menjadi hak SKPD sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(8) Dalam hal mengadakan ikatan untuk pengadaan barang dan jasa, PA bertindak
sebagai PPK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(9) PA yang bertindak sebagai PPK dapat dibantu oleh pegawai yang memiliki kompetensi
sesuai dengan bidang tugas PPK atau agen pengadaan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(10) PA bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan wewenangnya kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
(11) Berdasarkan pertimbangan beban kerja, Sekretaris Daerah dapat melimpahkan pada
Kepala Bagian selaku KPA untuk melakukan pengelolaan keuangan.
(12) PA dalam pengadaan barang dan jasa memiliki tugas dan kewenangan sebagai
berikut:
a. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja;
b. mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggaran belanja yang
telah ditetapkan;
c. menetapkan perencanaan pengadaan;
d. menetapkan dan mengumumkan RUP;
e. melaksanakan Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa;
f. menetapkan Penunjukan Langsung untuk Tender/Seleksi ulang gagal;
g. menetapkan pengenaan Sanksi Daftar Hitam
h. menetapkan Pejabat Pengadaan;
i. menetapkan Penyelenggara Swakelola;
j. menetapkan Tim Teknis Pengadaan Barang/ Jasa;
k. menetapkan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan melalui Sayembara/Kontes;
l. menyatakan Tender gagal/Seleksi gagal; dan
m. menetapkan pemenang pemilihan/Penyedia untuk metode pemilihan:
-15-

1. Tender/Penunjukan Langsung/E-purchasing untuk paket Pengadaan


Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai pagu anggaran
paling sedikit di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau
2. Seleksi/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultasi
dengan nilai pagu anggaran paling sedikit di atas Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).
(13) PA dapat melimpahkan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (12) huruf a
sampai dengan huruf g kepada KPA.

Bagian Kelima
KPA/Kuasa Pengguna Barang

Pasal 14

(1) PA dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala Unit SKPD selaku
KPA.
(2) Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan
pertimbangan besaran anggaran Kegiatan, lokasi, dan/atau rentang kendali.
(3) Pertimbangan besaran anggaran Kegiatan sebagaimana tersebut pada
ayat (2) dilakukan oleh SKPD yang mengelola besaran anggaran Kegiatan dengan
kriteria SKPD yang memiliki pagu anggaran paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah), dan Unit SKPD yang memiliki pagu
anggaran paling sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah),
(4) Pertimbangan lokasi dan/atau rentang kendali sebagaimana tersebut pada ayat (2)
dilakukan terhadap SKPD yang membentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah, dan/atau
kelurahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati
atas usul kepala SKPD.
(6) Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran
belanja;
b. melaksanakan anggaran Unit SKPD yang dipimpinnya;
c. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
d. mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain dalam batas
anggaran yang telah ditetapkan;
e. melaksanakan pemungutan retribusi Daerah;
f. mengawasi pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya; dan
g. melaksanakan tugas KPA lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(7) Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) KPA
bertanggung jawab kepada PA.
(8) Dalam hal PA melimpahkan sebagian kewenangannya kepada Unit SKPD selaku KPA,
KPA menandatangani SPM-TU dan SPM-LS.
(9) Dalam hal mengadakan ikatan untuk pengadaan barang dan jasa, KPA bertindak
sebagai PPK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(10) KPA yang merangkap sebagai PPK dapat dibantu oleh pegawai yang memiliki
kompetensi sesuai dengan bidang tugas PPK atau agen pengadaan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
-16-

(11) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (13), KPA berwenang
menjawab Sanggah Banding peserta Tender Pekerjaan Konstruksi.
(12) Camat selaku PA/Pengguna Barang pada Kecamatan yang wilayah kerjanya terdapat
Kelurahan dapat menguasakan kewenangannya kepada Lurah untuk bertindak
sebagai KPA/Kuasa Pengguna Barang.
(13) KPA dapat dibantu oleh Pengelola Pengadaan Barang/Jasa.
(14) Rumah Sakit Umum Daerah selaku UOBK, KPA mempunyai tugas:
a. menyusun RKA-UOBK;
b. menyusun DPA-UOBK;
c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran
belanja dan/atau pengeluaran pembiayaan;
d. melaksanakan anggaran pada UOBK yang dipimpinnya;
e. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
f. melaksanakan pemungutan retribusi Daerah;
g. mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain dalam batas
anggaran yang telah ditetapkan;
h. menandatangani SPM;
i. mengelola utang dan piutang Daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
dipimpinnya;
j. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan unit organisasi bersifat khusus
yang dipimpinnya;
k. mengawasi pelaksanaan anggaran pada unit organisasi bersifat khusus yang
dipimpinnya;
l. menetapkan PPTK dan PPK-Unit SKPD;
m. menetapkan pejabat lainnya dalam unit organisasi bersifat khusus yang
dipimpinnya dalam rangka Pengelolaan Keuangan Daerah; dan
n. melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(15) Dalam hal KPA berhalangan tetap atau sementara sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, PA bertugas untuk mengambil alih pelimpahkan sebagian
tugasnya yang telah diserahkan kepada kepala Unit SKPD selaku KPA.

Bagian Keenam
Pejabat Pembuat Komitmen

Pasal 15

(1) PPK dalam Pengadaan Barang/Jasa memiliki tugas:


a. menyusun perencanaan pengadaan;
b. melaksanakan Konsolidasi Pengadaan barang/Jasa;
c. menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja;
d. menetapkan rancangan kontrak;
e. menetapkan HPS;
f. menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia;
g. mengusulkan perubahan jadwal Kegiatan;
h. melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit di atas Rp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah);
i. mengendalikan kontrak;
j. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Kegiatan;
k. melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian Kegiatan kepada PA/ KPA;
l. menilai kinerja Penyedia;
-17-

m. menetapkan tim pendukung;


n. menetapkan tim ahli atau tenaga ahli; dan
o. menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa.
(2) Pengadaan Barang/Jasa yang menggunakan anggaran belanja dari APBD, PA/KPA
menugaskan PPTK untuk melaksanakan tugas PPK sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a sampai dengan huruf l.
(3) PPTK yang melaksanakan tugas PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib
memenuhi persyaratan kompetensi PPK.
(4) Persyaratan kompetensi PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah sebagai
berikut:
a. memiliki integritas dan disiplin;
b. menandatangani Pakta Integritas;
c. memiliki sertifikat kompetensi di bidang Pengadaan Barang/ Jasa;
d. berpendidikan paling rendah Sarjana Strata Satu (S1) atau setara atau memiliki
golongan ruang paling rendah III/a atau disetarakan dengan golongan III/a.
e. memiliki latar belakang keilmuan dan pengalaman yang sesuai dengan pekerjaan;
atau
f. memiliki kompetensi teknis pada bidang masing-masing sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(5) Ketentuan mengenai kewajiban sertifikat kompetensi di bidang Pengadaan
Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) huruf c, Sertifikat Keahlian
Tingkat Dasar dapat digunakan sampai dengan 31 Desember 2023.
(6) Penugasan PPTK untuk melaksanakan sebagian tugas PPK dilaksanakan dengan
penerbitan Surat Tugas oleh PA/KPA.
(7) Apabila PPTK tidak memenuhi persyaratan kompetensi sebagai PPK, maka tugas PPK
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetap dilaksanakan oleh PA/KPA dengan
dibantu oleh PPTK.

Bagian Ketujuh
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Pasal 16

(1) PA/KPA dalam melaksanakan Kegiatan/ Sub Kegiatan menetapkan pejabat pada
SKPD/Unit SKPD selaku PPTK.
(2) PPTK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas membantu tugas dan wewenang
PA/KPA.
(3) Tugas PPTK dalam membantu tugas dan wewenang PA/KPA meliputi:
a. mengendalikan dan melaporkan perkembangan pelaksanaan teknis Kegiatan/Sub
Kegiatan SKPD/Unit SKPD;
b. menyiapkan dokumen dalam rangka pelaksanaan anggaran atas Beban
pengeluaran pelaksanaan Kegiatan/Sub Kegiatan; dan
c. menyiapkan dokumen pengadaan barang/jasa pada Kegiatan/Sub Kegiatan
SKPD/Unit SKPD sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai pengadaan barang/jasa.
(4) Tugas mengendalikan dan melaporkan pelaksanaan teknis Kegiatan/Sub Kegiatan
sebagaimana disebut pada ayat (3) huruf a meliputi:
a. menyusun jadwal pelaksanaan Kegiatan/Sub Kegiatan;
b. memonitoring dan evaluasi pelaksanaan Kegiatan/Sub Kegiatan; dan melaporkan
perkembangan pelaksanaan Kegiatan/Sub Kegiatan kepada PA/KPA.
-18-

(5) Tugas menyiapkan dokumen dalam rangka pelaksanaan anggaran atas beban
pengeluaran pelaksanaan Kegiatan/Sub Kegiatan sebagaimana disebut pada ayat (3)
huruf b meliputi:
a. menyiapkan laporan kinerja pelaksanaan Kegiatan/Sub Kegiatan;
b. menyiapkan dokumen administrasi pembayaran sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan; dan
c. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Kegiatan.
(6) Dalam membantu tugas PA/KPA, PPTK pada SKPD bertanggung jawab kepada PA,
sedangkan PPTK pada Unit SKPD bertanggung jawab kepada KPA.
(7) Dalam hal PPTK berhalangan sementara sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan, PA/KPA mengambil alih mandat yang dilaksanakan oleh PPTK.
(8) PA/KPA dapat menetapkan lebih dari 1 (satu) PPTK di lingkungan SKPD/Unit SKPD.
(9) Penetapan PPTK berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan, besaran anggaran
Kegiatan/Sub Kegiatan, beban kerja, lokasi, rentang kendali, dan/atau pertimbangan
objektif lainnya.
(10) Pertimbangan penetapan PPTK didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi.
(11) PPTK merupakan Pegawai ASN yang menduduki jabatan struktural sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
(12) Pegawai ASN yang menduduki jabatan struktural merupakan pejabat satu tingkat di
bawah kepala SKPD selaku PA dan/atau memiliki kemampuan manajerial dan
berintegritas.
(13) Dalam hal PA melimpahan kepada KPA, PPTK merupakan Pegawai ASN yang
menduduki jabatan struktural satu tingkat di bawah KPA dan/atau memiliki
kemampuan manajerial dan berintegritas.
(14) Dalam hal tidak terdapat Pegawai ASN yang menduduki jabatan struktural, PA/KPA
dapat menetapkan pejabat fungsional selaku PPTK yang kriterianya ditetapkan
sebagai berikut.
a. Pegawai Negeri Sipil serendah-rendahnya Golongan III/a; dan
b. memiliki latar belakang Pendidikan S1 yang sesuai dengan bidang tugasnya.
(15) PPTK tidak dapat menjadi Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan pada Kegiatannya
sendiri.

Bagian Kedelapan
Tim Teknis/Staf Teknis

Pasal 17

(1) Tim Teknis/Staf Teknis dapat dibentuk oleh PA/KPA dalam rangka membantu
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.
(2) Personil Anggota Tim Teknis/Staf Teknis berasal dari Pegawai ASN dan dapat berasal
dari luar ASN yang memiliki peranan dan kontribusi serta terkait langsung dengan
kelancaran pelaksanaan Kegiatan.
(3) Tim Teknis terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota yang mampu memahami setiap
Kegiatan penggunaan anggaran sesuai dengan spesifikasi Kegiatan.
(4) Tim Teknis/Staf Teknis mempunyai tugas membantu, memberikan masukan, dan
melaksanakan tugas tertentu terhadap sebagian atau seluruh tahapan pengadaan
barang/jasa.
-19-

(5) Tim Teknis/Staf Teknis bertanggung jawab kepada PA/KPA.


(6) Dalam hal pekerjaan konstruksi Tim Teknis/Staf Teknis mempunyai tugas antara
lain:
a. mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan yang dilakukan
Penyedia Jasa;
b. memeriksa kebenaran laporan harian, mingguan dan bulanan yang dibuat oleh
Penyedia Jasa;
c. memberikan teguran kepada Penyedia Jasa apabila dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi terdapat penyimpangan/tidak sesuai dengan bestek/gambar yang
sudah disahkan untuk melakukan pembongkaran serta pembangunan kembali
sesuai dengan bestek;
d. membuat presensi dan rencana jadwal kunjungan ke objek pengawasan sebelum
Kegiatan pengawasan;
e. memecahkan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
sesuai dengan batasan kewenangan yang diserahkan kepadanya oleh
PA/KPA/PPK tentang pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan; dan
f. ikut menertibkan administrasi pekerjaan konstruksi di lapangan.
(7) Tim Teknis dalam membantu mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi paling
banyak 4 (empat) Kegiatan/pekerjaan yang dilaksanakan bersamaan dan apabila
melaksanakan pengawasan lebih dari 1 (satu) pekerjaan konstruksi agar diupayakan
lokasinya berada dalam wilayah yang berdekatan.

Bagian Kesembilan
Tim Koordinasi Lintas Perangkat Daerah

Pasal 18

(1) Tim Koordinasi Lintas Perangkat Daerah dibentuk oleh Bupati dalam rangka
membantu pelaksanaan Kegiatan dan/atau pekerjaan yang melibatkan dua atau lebih
Perangkat Daerah.
(2) Anggota Tim Koordinasi Lintas Perangkat Daerah berasal dari Pejabat struktural
dan/atau pejabat fungsional yang jabatannya berkaitan secara langsung dengan jenis
Kegiatan/pekerjaan.
(3) Tim Koordinasi Lintas Perangkat Daerah terdiri dari Pengarah, Ketua, Sekretaris dan
Anggota.
(4) Tim Koordinasi Lintas Perangkat Daerah mempunyai tugas:
a. melaksanakan pengendalian dan koordinasi terkait perencanaan, pelaksanaan
pekerjaan dan memberikan masukan terkait aspek teknis dan non teknis yang
diperlukan untuk menjamin ketepatan mutu, kualitas, dan waktu pelaksanaan
pekerjaan dengan tetap berpedoman pada ketentuan yang berlaku; dan
b. memastikan rincian tahapan Kegiatan/pekerjaan terlaksana sesuai tugas dan
fungsi.
(5) Tim Koordinasi Lintas Perangkat Daerah bertanggung jawab kepada Bupati.
-20-

BAB V
KEGIATAN PENGADAAN BARANG DAN JASA

Bagian Kesatu
Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa
Pasal 19

(1) Dalam melaksanakan tugasnya UKPBJ memiliki fungsi:


a. pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa;
b. pengelolaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik;
c. pembinaan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Pengadaan Barang/Jasa;
d. pelaksanaan pendampingan, konsultasi dan/atau bimbingan teknis pengadaan
barang/jasa; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh menteri/kepala lembaga/kepala
Daerah yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya.
(2) Pemilihan Penyedia dengan metode tender/seleksi dilaksanakan di UKPBJ oleh Pokja
Pemilihan.

Bagian Kedua
Pokja Pemilihan dan Pejabat Pengadaan

Pasal 20

(1) Kepala UKPBJ menetapkan Pokja Pemilihan.


(2) Pokja Pemilihan ditetapkan dan melaksanakan tugas untuk setiap paket pengadaan.
(3) Pokja Pemilihan beranggotakan 3 (tiga) orang.
(4) Dalam hal berdasarkan pertimbangan kompleksitas pemilihan Penyedia, anggota
Pokja Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat ditambah sepanjang
berjumlah gasal.
(5) Pokja Pemilihan dalam Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) memiliki tugas:
a. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan Penyedia;
b. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan Penyedia untuk katalog
elektronik;
c. melaksanakan Tender/Seleksi/Penunjukan Langsung untuk Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai pagu anggaran paket
pengadaan bernilai paling sedikit di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah); dan
d. melaksanakan Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk Pengadaan Jasa
Konsultasi dengan nilai pagu anggaran paling sedikit di atas Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah).
(6) Pokja Pemilihan dapat dibantu oleh oleh Tim Teknis /Tenaga Ahli.

Pasal 21

(1) Pejabat Pengadaan dalam Pengadaan Barang/Jasa memiliki tugas:


a. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Pengadaan Langsung;
-21-

b. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan Langsung untuk


pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling
banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
c. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan Langsung untuk
pengadaan Jasa Konsultasi yang bernilai paling banyak Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah); dan
d. melaksanakan E-purchasing yang bernilai paling banyak Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah).
(2) Pejabat Pengadaan berasal dari Pegawai ASN dari Perangkat Daerah yang
bersangkutan maupun Perangkat Daerah lainnya.

Bagian Ketiga
Perencanaan Pengadaan

Pasal 22

(1) Perencanaan pengadaan meliputi identifikasi kebutuhan, penetapan barang/jasa,


cara, jadwal, dan anggaran Pengadaan Barang/Jasa.
(2) Perencanaan Pengadaan dilakukan bersamaan dengan proses penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Perangkat Daerah (RKA Perangkat Daerah) setelah nota
kesepakatan Kebijakan Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara.
(3) Perencanaan pengadaan terdiri atas:
a. Perencanaan pengadaan melalui Swakelola; dan/ atau
b. Perencanaan pengadaan melalui Penyedia.
(4) Perencanaan pengadaan melalui Swakelola meliputi:
a. penetapan tipe Swakelola;
b. penyusunan spesifikasi teknis/ Kerangka Acuan Kerja; dan
c. penyusunan perkiraan biaya/ Rencana Anggaran Biaya).
(5) Tipe Swakelola sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a terdiri atas:
a. Tipe I yaitu Swakelola yang direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh
Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran;
b. Tipe II yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh Perangkat Daerah
penanggung jawab anggaran dan dilaksanakan oleh Perangkat Daerah lain
pelaksana Swakelola;
c. Tipe III yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh Perangkat Daerah
penanggung jawab anggaran dan dilaksanakan oleh Ormas pelaksana Swakelola;
dan
d. Tipe IV yaitu Swakelola yang direncanakan oleh Perangkat Daerah penanggung
jawab anggaran dan/atau berdasarkan usulan Kelompok Masyarakat, dan
dilaksanakan serta diawasi oleh Kelompok Masyarakat pelaksana Swakelola.
(6) Perencanaan pengadaan melalui Penyedia meliputi:
a. penyusunan spesifikasi teknis/ Kerangka Acuan Kerja;
b. penyusunan perkiraan biaya/ Rencana Anggaran Biaya;
c. pemaketan Pengadaan Barang/Jasa;
d. Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa; dan
e. penyusunan biaya pendukung.
(7) Hasil perencanaan Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dimuat dalam RUP.
-22-

(8) Perangkat Daerah menyediakan biaya untuk pelaksanaan pemilihan penyedia


barang/jasa yang dibiayai dari APBN/APBD, yang meliputi:
a. honorarium personil organisasi pengadaan barang/jasa termasuk Tim Teknis, Tim
Pendukung dan Staf Kegiatan;
b. biaya penggandaan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa; dan
c. biaya lainnya yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pengadaan
barang/jasa.
(9) Biaya administrasi untuk Kegiatan/pekerjaan yang akan dilaksanakan pada tahun
anggaran yang akan datang namun pengadaannya dilaksanakan pada tahun
anggaran berjalan harus disediakan pada tahun anggaran berjalan.
(10) Perangkat Daerah menyediakan biaya pendukung untuk pelaksanaan pemilihan
penyedia barang/jasa yang pengadaannya akan dilakukan pada tahun anggaran
berikutnya.
(11) PA melalui Admin PA/KPA mengumumkan RUP secara terbuka kepada masyarakat
luas, setelah rancangan peraturan Daerah tentang APBD yang merupakan rencana
keuangan tahunan Pemerintah Daerah dibahas dan disetujui bersama oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
(12) Pengumuman RUP sebagaimana dimaksud pada ayat (11), dilakukan melalui aplikasi
(SIRUP) yaitu www.sirup.lkpp.go.id/sirup dan hasil cetaknya dikirim ke Bagian
Pengadaan Barang dan Jasa.
(13) Pengumuman RUP melalui SIRUP sebagaimana dimaksud pada ayat (12) dapat
ditambahkan dalam situs web Pemerintah Daerah dengan alamat
www.kebumenkab.go.id, papan pengumuman resmi untuk masyarakat, surat kabar,
dan/atau media lainnya.
(14) Pengumuman RUP dilakukan kembali dalam hal terdapat perubahan/revisi paket
pengadaan atau DPA.

Bagian Keempat
Dokumen Persiapan Pengadaan

Pasal 23

(1) Sebelum pelaksanaan pengadaan, PPK menyusun dokumen persiapan pengadaan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (7) huruf b, meliputi:
a. Spesifikasi Teknis dan Gambar:
PPK menyusun spesifikasi teknis dan gambar sesuai dengan hasil pengkajian
ulang spesifikasi teknis dan gambar brosur, termasuk perubahan yang telah
disetujui oleh PA/KPA.
b. Harga Perkiraan Sendiri:
1) Penyusunan HPS dikecualikan untuk Pengadaan Barang/Jasa dengan pagu
anggaran paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), E-purchasing,
dan Tender pekerjaan terintegrasi;
2) digunakan sebagai:
a) alat untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya;
b) dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah untuk
pengadaan;
c) dasar untuk negosiasi harga dalam Pengadaan Langsung dan Penunjukan
Langsung;
d) dasar untuk menetapkan besaran nilai jaminan penawaran; dan
-23-

e) dasar untuk menetapkan besaran nilai jaminan pelaksanaan bagi


penawaran yang nilainya lebih rendah dari 80% (delapan puluh persen)
nilai total HPS.
3) dikalkulasikan secara keahlian dan berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan;
4) data yang dipakai untuk menyusun HPS meliputi:
a) harga pasar setempat yaitu harga barang di lokasi barang
diproduksi/diserahkan/dilaksanakan, menjelang dilaksanakannya
pengadaan barang;
b) informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat
Statistik;
c) informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi
terkait dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan;
d) daftar biaya/tarif barang yang dikeluarkan oleh pabrikan/ distributor
tunggal;
e) biaya kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya inflasi tahun sebelumnya,
suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank Indonesia;
f) hasil perbandingan dengan kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan
instansi lain maupun pihak lain;
g) norma indeks; dan/atau
h) informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
5) penyusunan HPS untuk pemilihan Penyedia secara internasional
menggunakan informasi harga barang/jasa yang berlaku di luar negeri;
6) dalam menyusun HPS telah memperhitungkan:
a) Pajak Pertambahan Nilai; dan
b) keuntungan dan biaya overhead yang dianggap wajar bagi Penyedia
maksimal 15% (lima belas persen) dari total biaya tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai;
7) HPS tidak boleh memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-lain dan Pajak
Penghasilan Penyedia;
8) Nilai total HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia;
9) Riwayat HPS harus didokumentasikan secara baik;
10) HPS tidak dapat digunakan sebagai dasar perhitungan kerugian negara;
11) Tim Ahli dapat memberikan masukan dalam penyusunan HPS;
12) HPS ditetapkan:
a) paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum batas akhir
pemasukan penawaran untuk pemilihan dengan pascakualifikasi; atau
b) paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum batas akhir
pemasukan penawaran ditambah dengan waktu lamanya prakualifikasi
untuk pemilihan dengan prakualifikasi.
c. Rancangan Kontrak:
PPK menyusun rancangan kontrak antara lain meliputi: draf perjanjian, syarat-
syarat umum kontrak, serta syarat-syarat khusus kontrak.
-24-

(2) PPK menyampaikan secara on line dokumen persiapan pengadaan dan permintaan
pemilihan Penyedia melalui Tender/Seleksi/Penunjukan Langsung kepada UKPBJ
melalui aplikasi SI-MADA dengan alamat http://ulp.kebumenkab.go.id, dengan
melampirkan:
a. Surat Keputusan Penetapan sebagai PPK;
b. Dokumen Anggaran Belanja yang telah ditetapkan;
c. Nomor identitas Paket RUP dari aplikasi SIRUP; dan
d. Rencana waktu penggunaan barang/jasa.

Bagian Kelima
Pemaketan Pekerjaan
Pasal 24

(1) Pemaketan Pengadaan Barang/Jasa dilakukan dengan berorientasi pada:


a. keluaran atau hasil;
b. volume barang/jasa;
c. ketersediaan barang/jasa;
d. kemampuan Pelaku Usaha; dan/atau
e. ketersediaan anggaran belanja.
(2) Dalam melakukan pemaketan barang/jasa dilarang:
a. menyatukan atau memusatkan beberapa paket Pengadaan Barang/Jasa yang
tersebar dibeberapa lokasi/Daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat
efisiensinya seharusnya dilakukan di beberapa lokasi/Daerah masing-masing;
b. menyatukan beberapa paket Pengadaan Barang/Jasa yang menurut sifat dan
jenis pekerjaannya harus dipisahkan;
c. menyatukan beberapa paket Pengadaan Barang/Jasa yang besaran nilainya
seharusnya dilakukan oleh usaha kecil; dan/atau
d. memecah Pengadaan Barang/Jasa menjadi beberapa paket dengan maksud
menghindari Tender/Seleksi.

Bagian Keenam
Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa
Pasal 25

(1) Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa dilakukan pada tahap perencanaan pengadaan,


persiapan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia, dan/atau persiapan pemilihan
Penyedia.
(2) Konsolidasi dilakukan sesuai dengan kewenangan masing-masing pihak dalam
perencanaan pengadaan, yaitu:
a. PA dapat mengkonsolidasikan paket antar KPA dan/atau antar PPK;
b. KPA dapat mengkonsolidasikan paket antar PPK; dan
c. PPK dapat mengkonsolidasikan paket di area kerjanya masing-masing.
(3) Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa dapat dilakukan sebelum atau sesudah
pengumuman RUP.
(4) Apabila konsolidasi dilaksanakan setelah DPA ditetapkan maka dilengkapi dengan
hasil telaah teknis oleh PPK.
(5) Konsolidasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan pada Kegiatan pemaketan
Pengadaan Barang/Jasa atau perubahan RUP.
(6) Konsolidasi dilakukan dengan memperhatikan kebijakan pemaketan.
(7) Konsolidasi oleh PPK sebagai berikut:
-25-

a. PPK menerima Dokumen Perencanaan Pengadaan dari PA/KPA.


b. PPK melakukan reviu Dokumen Perencanaan Pengadaan untuk mendapatkan
data/informasi paket Pengadaan Barang/Jasa sejenis.
c. PPK melaksanakan strategi penggabungan beberapa paket Pengadaan
Barang/Jasa sejenis apabila terdapat indikasi pemecahan paket untuk
menghindari Tender/Seleksi.
d. PPK melakukan Konsolidasi untuk paket Pengadaan Barang/Jasa sejenis yang
dicadangkan untuk usaha mikro atau usaha kecil sampai dengan nilai maksimum
hasil konsolidasi sebesar Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah).
e. PPK dilarang menyatukan atau memusatkan beberapa paket Pengadaan
Barang/Jasa yang tersebar di beberapa lokasi/Daerah yang menurut sifat
pekerjaan dan tingkat efisiensinya seharusnya dilaksanakan/dikerjakan di
beberapa lokasi/Daerah masing- masing.
f. PPK mengusulkan perubahan pemaketan kepada PA/KPA.
g. Dalam hal usulan perubahan pemaketan disetujui oleh PA/KPA, maka
ditindaklanjuti dengan perubahan RUP.
h. PPK menyampaikan hasil Konsolidasi kepada Pejabat Pengadaan/ UKPBJ
untuk dilakukan pemilihan Penyedia.

Bagian Ketujuh
Pelaksanaan Kontrak

Pasal 26

(1) PPK menetapkan bentuk Kontrak dengan memperhatikan nilai kontrak, jenis
barang/jasa, metode pemilihan Penyedia dan/atau resiko pekerjaan sesuai ketentuan
peraturan perundangan.
(2) Bentuk kontrak terdiri atas :
a. Kuitansi
Kuitansi merupakan dokumen yang dijadikan sebagai tanda bukti transaksi
pembayaran yang ditandatangani oleh penerima uang/Penyedia dengan berbagai
ketentuan pembayaran untuk Pengadaan Barang atau Jasa Lainnya dengan nilai
paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
b. Surat Perintah Kerja
Surat Perintah Kerja merupakan perjanjian sederhana secara tertulis antara
kedua belah pihak tentang suatu perbuatan yang memiliki akibat hukum untuk
memperoleh hak dan melaksanakan kewajiban. Surat Perintah Kerja digunakan
untuk:
1. Pengadaan Jasa Konsultasi dengan nilai paling banyak Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah);
2. Pengadaan Barang atau Jasa Lainnya dengan nilai paling sedikit di atas Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan nilai paling banyak Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah); dan
3. Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dengan nilai paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
c. Surat Perjanjian
Surat Perjanjian merupakan pernyataan secara tertulis antara kedua belah pihak
tentang suatu perbuatan yang memiliki akibat hukum untuk memperoleh hak dan
melaksanakan kewajiban. Surat Perjanjian digunakan untuk:
-26-

1. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai paling


sedikit di atas Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah); dan
2. Pengadaan Jasa Konsultasi dengan nilai paling sedikit di atas
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
d. Surat Pesanan
Surat Pesanan merupakan bentuk perjanjian dalam pelaksanaan pengadaan
melalui E-purchasing atau pembelian melalui toko daring. Untuk pengadaan
barang/jasa tertentu yang membutuhkan pengaturan Kontrak yang lebih rinci
atau diperlukan/dipersyaratkan secara administratif dalam proses pembayaran
maka Surat Pesanan dapat ditindaklanjuti Surat Perintah Kerja atau Surat
Perjanjian.
(3) PPK menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja untuk pekerjaan Konstruksi/ Jasa
Lainnya/Jasa Konsultasi dan Surat Perintah Pengiriman untuk Pengadaan Barang
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal penandatanganan
Kontrak
(4) Format Surat Perintah Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, Surat
Perintah Mulai Kerja dan Surat Perintah Pengiriman sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) mengikuti ketentuan dalam Standar Dokumen Pengadaan.
(5) Surat Perintah Kerja, Surat Perintah Mulai Kerja, dan Surat Perintah Pengiriman yang
diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini dianggap masih berlaku sampai
dengan selesainya masa pekerjaan.

Pasal 27

(1) Bagi PA/KPA dan PPTK bersama Penyedia barang/jasa sebelum pelaksanaan Kegiatan
fisik melakukan sosialisasi Kegiatan kepada calon penerima manfaat.
(2) Untuk pekerjaan konstruksi, Penyedia Jasa wajib memasang papan pengumuman
nama Kegiatan dengan ukuran yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak pada
lokasi Kegiatan sebelum memulai pekerjaan.

Pasal 28

(1) Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, PPK bersama dengan Penyedia dapat
melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan bersama.
(2) Untuk kepentingan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PA/KPA dapat
menetapkan Tim Teknis dan PPK dapat menetapkan Tenaga Ahli.
(3) Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara, apabila dalam
pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi kontrak maka harus dituangkan
dalam addendum kontrak.

Pasal 29

(1) Pelaksanaan Kontrak terdiri atas:


a. penetapan Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa;
b. penandatanganan Kontrak;
-27-

c. penyerahan Lokasi Kerja;


d. Surat Perintah Mulai Kerja/Surat Perintah Pengiriman;
e. pemberian Uang Muka;
f. penyusunan Program Mutu;
g. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak;
h. Mobilisasi;
i. Pemeriksaan Bersama;
j. Pengendalian Kontrak;
k. Inspeksi Pabrikasi;
l. Pembayaran Prestasi Pekerjaan;
m. Perubahan Kontrak;
n. Penyesuaian Harga;
o. Keadaan Kahar;
p. Penghentian Kontrak atau Berakhirnya Kontrak;
q. Pemutusan Kontrak;
r. Pemberian Kesempatan; dan
s. Denda dan Ganti Rugi.
(2) PPK dilarang mengadakan ikatan perjanjian atau menandatangani Kontrak dengan
Penyedia, dalam hal belum tersedia anggaran belanja atau tidak cukup tersedia
anggaran belanja yang dapat mengakibatkan dilampauinya batas anggaran belanja
yang tersedia untuk Kegiatan yang dibiayai APBN/APBD.
(3) PPK bersama dengan Penyedia menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan
kontrak dengan melibatkan unsur perencanaan, unsur pengawasan, untuk pekerjaan
jasa Konsultasi dapat mengikutsertakan Tim Teknis dan/atau Tim Pendukung yang
hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Rapat Persiapan Kontrak dan ditandatangani
oleh peserta rapat.
(4) Dalam persiapan pelaksanaan kontrak, unsur pengawasan membuat rencana
pengawasan dan rencana jadwal kunjungan ke objek pengawasan sebelum Kegiatan
pengawasan.
(5) Paling lambat 15 (lima belas) hari setelah kontrak ditandatangani, maka Pengguna
Anggaran menyampaikan salinan kontrak ke Sekretaris Daerah c.q Bagian
Administrasi Pembangunan, BPKPD, dan Inspektorat.

Pasal 30

(1) Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk menetapkan


volume pekerjaan atau Kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil
pekerjaan dan dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.
(2) Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam Berita Acara Penilaian Pekerjaan.
(3) Apabila terdapat kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, Penyedia wajib
memperbaiki/menyelesaikannya.
(4) Untuk merekam Kegiatan pelaksanaan pekerjaan/proyek, PPK membuat foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.
(5) Pekerjaan yang telah dinyatakan selesai 100% (seratus persen) dan sesuai kontrak
dibuatkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
-28-

(6) Untuk Pekerjaan Konstruksi, setelah masa pemeliharaan berakhir dilakukan serah
terima dengan Berita Acara Serah Terima.

Bagian Kedelapan
Pembayaran Prestasi Pekerjaan

Pasal 31

(1) Pembayaran prestasi pekerjaan diberikan kepada Penyedia setelah dikurangi


angsuran pengembalian uang muka, retensi, dan denda.
(2) Retensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar 5% (lima persen) digunakan
sebagai Jaminan Pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi atau Jaminan Pemeliharaan
Jasa Lainnya yang membutuhkan masa pemeliharaan.
(3) Dalam hal Penyedia menyerahkan sebagian pekerjaan kepada subkontraktor,
permintaan pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada subkontraktor
sesuai dengan realisasi pekerjaannya.
(4) Pembayaran prestasi pekerjaan dapat diberikan dalam bentuk:
a. pembayaran bulanan;
b. pembayaran berdasarkan tahapan penyelesaian pekerjaan/termin; atau
c. pembayaran secara sekaligus setelah penyelesaian pekerjaan.
(5) Pembayaran dapat dilakukan sebelum prestasi pekerjaan untuk Pengadaan
Barang/Jasa yang karena sifatnya dilakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum
barang/jasa diterima, setelah Penyedia menyampaikan jaminan atas pembayaran
yang akan dilakukan.
(6) Pembayaran dapat dilakukan untuk peralatan dan/atau bahan yang belum terpasang
yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang berada di lokasi pekerjaan dan telah
dicantumkan dalam Kontrak.
(7) Ketentuan mengenai pembayaran sebelum prestasi pekerjaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(8) Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
persen) dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan diterbitkan, dilampirkan
dokumentasi Kegiatan pada keadaan kemajuan fisik 0% (nol persen), 50% (lima puluh
persen), dan 100% (seratus persen) yang diambil masing-masing dari 3 (tiga)
sudut/sisi yang berlainan.
(9) Penyedia mengajukan permohonan pembayaran ke PPK paling lama 15 (lima belas)
hari kalender setelah Berita Acara Serah Terima Pekerjaan dan kelengkapannya,
selanjutnya PPK mengajukan SPM melalui PA/KPA paling lama 15 (lima belas) hari
kalender dan dituangkan dalam Kontrak.
(10) Dalam hal Penyedia tidak menyelesaikan kewajibannya sesuai Kontrak, maka PPK
berhak menolak membayar tagihan yang disampaikan Penyedia.

Pasal 32

Persyaratan dan prosedur pemilihan barang/jasa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pengadaan barang/jasa
pemerintah.
-29-

BAB VI
PENGENDALIAN, MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Bagian Kesatu
Pengendalian Kegiatan

Pasal 33

Pelaksanaan pengendalian Program/Kegiatan dilakukan oleh:


a. Bappeda meliputi pemantauan, koordinasi terhadap pencapaian tujuan agar Program
dan Kegiatan secara keseluruhan yang didanai dari APBD sesuai dengan kebijakan
pembangunan Daerah;
b. BPKPD meliputi pengendalian administrasi keuangan Program/Kegiatan yang didanai
dari APBD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
c. Bagian Administrasi Pembangunan meliputi pengendalian pelaksanaan
Program/Kegiatan yang didanai dari APBD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
dan
d. Kepala Perangkat Daerah sebagai pengendali internal Program/Kegiatan APBD untuk
mengendalikan pelaksanaan Program/Kegiatan lingkup Perangkat Daerah sesuai
dengan rencana yang ditetapkan dalam DPA-SKPD.

Bagian Kedua
Monitoring dan Evaluasi

Pasal 34

(1) Setiap Perangkat Daerah melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi


pelaksanan Program/Kegiatan sebagai bagian pembinaan dan pengendalian internal
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
(2) Monitoring dan evaluasi meliputi:
a. Bappeda melakukan pemantauan, Koordinasi, penilaian terhadap pelaksanaan
proses perumusan dokumen rencana pembangunan Daerah, dan pelaksanaan
Program/Kegiatan pembangunan Daerah serta menghimpun, menganalisis dan
menyusun hasil evaluasi Kepala Perangkat Daerah dalam rangka pencapaian
rencana pembangunan Daerah;
b. BPKPD melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kesesuaian pelaksanaan
anggaran kas, penyerapan anggaran, Program/Kegiatan dan kesesuaian
pembebanan kode rekening dengan output;
c. Bagian Administrasi Pembangunan melakukan pemantauan terhadap
pelaksanaan Kegiatan pada setiap Perangkat Daerah meliputi evaluasi rencana
jadwal pelaksanaan Kegiatan, realisasi fisik dan keuangan Kegiatan, kesesuaian
pelaksanaan kontrak dengan Perjanjian/Kontrak yang bersangkutan; dan
d. Perangkat Daerah melakukan pemantauan Program/Kegiatan meliputi realisasi
pencapaian target, penyerapan anggaran, kendala yang dihadapi serta penilaian
terhadap pelaksanaan Program/Kegiatan.
-30-

Bagian Ketiga
Penilaian Kinerja Penyedia

Pasal 35

(1) Dalam rangka pembinaan terhadap Penyedia, maka setiap pelaksanaan pekerjaan,
PPK melakukan penilaian terhadap kinerja Penyedia sesuai dengan peraturan yang
mengatur tentang Penilaian Penyedia.
(2) Penilaian kinerja dilakukan melalui aplikasi Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKaP)
yang diselenggarakan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Bagian Keempat
Mekanisme Pelaporan

Pasal 36

(1) Perangkat Daerah menyampaikan laporan pelaksanaan Kegiatan kepada Bupati c.q.
Kepala Bagian Administrasi Pembangunan paling lambat tanggal 7 (tujuh) setiap
bulannya melalui aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pelaporan.
(2) Hasil laporan dicetak dan ditandatangani oleh Kepala Perangkat Daerah/Kepala Unit
Pelaksana Teknis Dinas dan diarsip pada masing-masing Perangkat Daerah/ Unit
Pelaksana Teknis Dinas.
(3) Materi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Laporan Kemajuan
Pelaksanaan Kegiatan, Laporan Kemajuan Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh Penyedia, Identifikasi Masalah dan Hambatan, Jadwal Rencana Kegiatan dan
Cashflow, dan Laporan realisasi RUP yang dilaksanakan melalui Penyedia.
(4) Laporan realisasi RUP yang dilaksanakan melalui Penyedia sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) ditujukan kepada Bupati c.q. Kepala Bagian Pengadaan Barang dan
Jasa.
(5) Bagian pada Sekretariat Daerah sesuai dengan urusan pemerintahan melaksanakan
penelaahan atas laporan Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
melaporkan hasil telaah kepada Sekretaris Daerah melalui Asisten Sekretaris Daerah
paling lambat tanggal 14 (empat belas) bulan berikutnya.
(6) Perangkat Daerah yang menerima Dana Alokasi Khusus dan yang bersumber dana
Bantuan Keuangan APBD Provinsi wajib mengisi laporan secara online dalam aplikasi
pelaporan yang ditentukan. dan
(7) Perangkat Daerah yang menerima Dana Alokasi Khusus menyampaikan laporan
triwulanan kepada Bupati cq. Kepala Bappeda paling lambat tanggal 3 (tiga) bulan
berikutnya.
-31-

Bagian Kelima
Rapat Koordinasi Pengendalian Operasional Pembangunan/Kegiatan

Pasal 37

(1) Rakor POP/K dilaksanakan dalam rangka pengendalian pembangunan/ Kegiatan


secara umum di Daerah serta untuk membantu penyelenggaraan
pembangunan/Kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(2) Tujuan diselenggarakannya Rakor POP/K sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah untuk mendapatkan cara pemecahan terbaik apabila terjadi
permasalahan di setiap pembangunan/Kegiatan dan menekan angka penyimpangan
dalam pelaksanaannya.
(3) Pelaksanaaan Rakor POP/K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbagi menjadi 2
(dua), yaitu Rakor POP/K Tingkat Kabupaten dan Rakor POP/K Perangkat Daerah.
(4) Rakor POP/K Tingkat Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dengan
ketentuan:
a. diselenggarakan oleh Bagian Administrasi Pembangunan dengan dipimpin oleh
Bupati/Wakil Bupati didampingi Sekretaris Daerah, 3 (tiga) orang Asisten
Sekretaris Daerah, Kepala Bappeda, Inspektur, Kepala BPKPD, dan Kepala Bagian
Administrasi Pembangunan dengan peserta terdiri dari Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran dan dimungkinkan menghadirkan Kepala Instansi Vertikal
yang mempunyai Kegiatan/proyek di Daerah, unsur masyarakat penerima
manfaat Kegiatan maupun Lembaga Swadaya Masyarakat.
b. waktu pelaksanaan Rakor POP/K Tingkat Kabupaten dengan ketentuan:
1. Rakor POP/K Tingkat Kabupaten Tahap I dilaksanakan pada bulan Pertama
Triwulan I;
2. Rakor POP/K Tingkat Kabupaten Tahap II dilaksanakan bulan Pertama
Triwulan II;
3. Rakor POP/K Tingkat Kabupaten Tahap III dilaksanakan bulan Pertama
Triwulan III; dan
4. Rakor POP/K Tingkat Kabupaten Tahap IV dilaksanakan pada bulan kedua
atau ketiga Triwulan IV.
c. materi Rakor POP/K adalah:
1. Rakor POP/K Tingkat Kabupaten Tahap I berisi hal-hal sebagai berikut:
a) Rencana Kegiatan Perangkat Daerah sebagaimana tertuang dalam dokumen
RKO meliputi:
1) jumlah anggaran yang dikelola Perangkat Daerah;
2) target pendapatan bagi Perangkat Daerah yang memiliki pendapatan;
3) pengadaan barang/jasa dan jadwal pengadaan yang dilelangkan;
4) rencana penggunaan anggaran dan target keuangan; dan
5) jadwal pelaksanaan Kegiatan dan target fisik.
b) evaluasi pelaksanaan Kegiatan/pembangunan dan pencapaian Indikator
Kinerja Utama tahun anggaran sebelumnya.
-32-

2. Rakor POP/K Tingkat Kabupaten Tahap II dan Tahap III materinya sebagai
berikut:
a) evaluasi capaian Perangkat Daerah dengan berpedoman pada RKO
Perangkat Daerah meliputi:
1) laporan atas monitoring dan evaluasi Perangkat Daerah oleh Asisten
Sekretaris Daerah;
2) realisasi keuangan atau jumlah anggaran yang sudah terserap
dibandingkan target keuangan;
3) realisasi fisik Kegiatan dibandingkan jadwal pelaksanaan Kegiatan;
4) realisasi pendapatan dibandingkan target pendapatan; dan
5) realisasi pengadaan barang/jasa yang dilelangkan;
6) pembahasan perubahan-perubahan serta hal lainnya yang diperlukan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan
b) permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaan Kegiatan.
3. Rakor POP/K Tingkat Kabupaten Tahap IV materinya sebagai berikut:
a) Laporan atas monitoring dan evaluasi Perangkat Daerah oleh Asisten
Sekretaris Daerah;
b) evaluasi kemajuan Kegiatan Perangkat Daerah berpedoman pada RKO
Perangkat Daerah meliputi realisasi keuangan dan fisik Kegiatan, realisasi
pendapatan dan realisasi pengadaan barang/jasa;
c) permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaan Kegiatan;
d) koordinasi langkah-langkah menghadapi akhir tahun anggaran; dan
e) langkah-langkah persiapan yang perlu dilakukan Perangkat Daerah untuk
tahun anggaran berikutnya.
(5) Rakor POP/K Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dengan
ketentuan:
a. diselenggarakan oleh masing-masing Perangkat Daerah dipimpin oleh Kepala
Perangkat Daerah selaku PA dengan peserta terdiri dari: KPA, PPK Perangkat
Daerah, seluruh PPTK, Bendahara Penerimaan dan/atau Bendahara Pengeluaran,
Bendahara Penerimaan Pembantu dan/atau Bendahara Pengeluaran Pembantu,
Pembantu Bendahara dan mengundang Asisten Sekretaris Daerah sesuai urusan
pemerintahan pada Sekretariat Daerah yang mempunyai fungsi koordinasi dengan
Perangkat Daerah yang bersangkutan.
b. Pelaksanaan Rakor POP Perangkat Daerah dapat menghadirkan narasumber dari
Bappeda, BPKPD, Inspektorat Daerah, dan Bagian di Sekretariat Daerah serta
apabila terdapat permasalahan yang harus dikonsultasikan undangan dilengkapi
dilampiri materi dan draf laporan.
c. Waktu pelaksanaan Rakor POP/K Perangkat Daerah dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Rakor POP/K Perangkat Daerah dilaksanakan pada minggu kesatu atau
minggu kedua setiap bulan.
2. Ketentuan mengenai narasumber dapat diundang dengan ketentuan satu kali
setiap triwulan.
d. Materi yang disampaikan pada saat Rakor POP/K Perangkat Daerah sebagai
berikut:
-33-

a) Kemajuan pelaksanaan Kegiatan Perangkat Daerah dengan berpedoman pada


RKO Perangkat Daerah meliputi:
1) target dan realisasi fisik dan keuangan;
2) kemajuan Kegiatan yang dipihakketigakan;
3) target dan realisasi Rencana Umum Pengadaan; dan
4) identifikasi masalah dan solusi yang diusulkan.
5) target dan realisasi pendapatan bagi yang mengelola pendapatan.
b) Progres penatausahaan keuangan dan penyelesaian Surat
Pertanggungjawaban serta jumlah uang yang berada dalam kas.
e. Mekanisme Rakor POP/K Perangkat Daerah sebagai berikut:
1. PA/KPA memaparkan hal-hal umum terkait progres Kegiatan Perangkat
Daerah.
2. Kepala Bidang/PPTK memaparkan progres Kegiatan yang menjadi tugas
fungsinya.
3. Setelah paparan dari Perangkat Daerah, Asisten Sekretaris Daerah atau yang
mewakili memberikan tanggapan dan masukan.
4. Narasumber yang hadir memberikan tanggapan dan jawaban atas pertanyaan
yang disampaikan sebagaimana tercantum dalam undangan.
5. Rapat diakhiri dengan kesimpulan hasil Rakor POP/K Perangkat Daerah oleh
pimpinan rapat.
f. Setelah pelaksanaan Rakor POP/K Perangkat Daerah, Kepala Perangkat Daerah
melaporkan resume/hasil Rakor POP/K Perangkat Daerah disertai dokumentasi
pelaksanaan kepada Bupati cq. Kepala Bagian Administrasi Pembangunan,
dengan tembusan kepada Kepala Bappeda, Inspektur dan Kepala BPKPD paling
lambat 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan melalui e-letter atau surat tertulis.

Bagian Keenam
Pengawasan

Pasal 38

(1) Pengawasan intern atas pelaksanaan Kegiatan APBD dilaksanakan oleh Inspektorat
Daerah.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan Pemerintah
Daerah yang tercermin dari keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan Program dan Kegiatan dan dipatuhinya ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Aparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melakukan pengawasan intern melalui:
a. Audit;
b. Review;
c. Evaluasi;
d. Pemantauan; dan
e. Kegiatan pengawasan lainnya.
-34-

Bagian Ketujuh
Pertanggungjawaban

Pasal 39

(1) Hasil Kegiatan pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah
langsung dicatat dan diakui sebagai aset Perangkat Daerah yang bersangkutan.
(2) Hasil Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan dalam bentuk
Laporan Hasil Pengadaan Bulanan, Semesteran dan Tahunan.
(3) Untuk Kegiatan yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang hasilnya berupa aset
tetap dan diserahkan atau dimanfaatkan oleh Perangkat Daerah lain atau oleh pihak
di luar Perangkat Daerah/Pemerintah Daerah, terlebih dahulu dilaksanakan
penyerahan hasil Kegiatan oleh PA/KPA kepada Sekretaris Daerah selaku pengelola
Barang Milik Daerah melalui Kepala BPKPD dengan Berita Acara Serah Terima Hasil
Kegiatan dan tembusannya dikirim kepada Inspektur dan Kepala Bagian Administrasi
Pembangunan.

BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 40
Contoh format:
1. RKO
2. Tabel Persentase Komponen Biaya Pembangunan Bangunan Gedung Negara
3. Surat Perintah Tugas PPTK Selaku Pelaksana Sebagian Tugas PPK
4. RUP
5. Alur/Tata Cara Pengadaan Melalui Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa
6. Kelengkapan Dokumen Persiapan Pengadaan, Sampul Dokumen Persiapan Pengadaan
(DPP)
7. Rencana Jadwal Kunjungan
8. Papan Nama Kegiatan
9. Berita Acara Penilaian Pekerjaan
10. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
11. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (Akhir) Untuk Pekerjaan Konstruksi
12. Laporan bulanan target, realisasi fisik dan keuangan kegiatan (APBD/DAK)
13. Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan yang Dilakukan Oleh Penyedia
14. Identifikasi Masalah dan Hambatan
15. Jadwal Rencana Kegiatan dan Cashflow
16. Laporan realisasi RUP
17. Hasil Telaah Laporan Pelaksanaan Pembangunan/Kegiatan Perangkat Daerah Oleh
Bagian Pada Sekretariat Daerah
18. Laporan Triwulan Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK)
19. Berita Acara Serah Terima Hasil Kegiatan kepada Pihak diluar Perangkat
Daerah/Pemerintah Daerah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II, Lampiran III, Lampiran IV,
Lampiran V, Lampiran VI, Lampiran VII, Lampiran VIII, Lampiran IX, Lampiran X,
Lampiran XI, Lampiran XII, Lampiran XIII, Lampiran XIV, Lampiran XV, Lampiran XVI,
Lampiran XVII, Lampiran XVIII, dan Lampiran XIX yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
-35-

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 41

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku:


a. Peraturan Bupati Kebumen Nomor 133 Tahun 2011 tentang Penilaian Kinerja Penyedia
Jasa Konstruksi pada Pekerjaan Konstruksi yang Bersumber Dana dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kebumen (Berita Daerah Kabupaten
Kebumen Tahun 2011 Nomor 133); dan
b. Peraturan Bupati Kebumen Nomor 103 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan dan
Pengendalian Kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Daerah
Kabupaten Kebumen Tahun 2020 Nomor 107) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Bupati Kebumen Nomor 13 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Bupati Kebumen Nomor 103 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan dan
Pengendalian Kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Daerah
Kabupaten Kebumen Tahun 2021 Nomor 13);
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 42

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kebumen.

Ditetapkan di Kebumen
pada tanggal 26 Desember 2022
BUPATI KEBUMEN,

ttd.

ARIF SUGIYANTO

Diundangkan di Kebumen
pada tanggal 26 Desember 2022

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN KEBUMEN

ttd.

AHMAD UJANG SUGIONO


BERITA DAERAH KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2022 NOMOR 96
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN,

ttd.

IRA PUSPITASARI, S.H. M.Ec.Dev


Pembina
NIP 198004172006042015
1

LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN
PENGENDALIAN KEGIATAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

FORMAT RENCANA KERJA OPERASIONAL PERANGKAT DAERAH


1. Jadwal Kegiatan dan Target Fisik
No Nama Kegiatan/ Pagu Target Fisik Ket
Sub Kegiatan Anggaran Jan Feb Mar Apr Dst…. Des
Contoh untuk Kegiatan PBJ
1. Kegiatan ….. Rp. xxx 0% 20% 80% 100% … 100%
Sub Kegiatan Pengadaan Sarana
dan Prasarana Kantor
Persiapan
Pembuatan kelengkapan
dokumen pengadaan
Rapat – rapat koordinasi
Pelaksanaan
BAST

Contoh untuk Kegiatan


Konstruksi
2. Kegiatan Peningkatan Jalan Rp. xxx 5% 7% 20% 30% … 100%
Persiapan
Pembuatan kelengkapan
dokumen pengadaan
Rapat – rapat koordinasi
Pelaksanaan
Tender
Tandatangan kontrak
Pelaksanaan fisik Konstruksi
Pengawasan pelaksanaan
pekerjaan
Pemeriksanaan dan Serah
Terima Pekerjaan
Pengajuan pembayaran
JUMLAH Rp. xxx x% xx xx xx % xx
% % %

Keterangan : 1. Untuk kegiatan rutin (belanja pada Program Adm. Perkantoran) dapat
langsung pada tahap pelaksanaan.
2. Untuk kegiatan non rutin sekurang-kurangnya diurai dalam 3 (tiga)
tahap yaitu Persiapan, Pelaksanaan dan Pelaporan.

2. Rencana Penggunaan Anggaran

Nama
NO Kegiatan/Sub Anggaran JAN FEB MAR APR Dst DES KET
Kegiatan
1 Kegiatan …. 10.000 5.000 - 5.000
Sub Kegiatan
Pengadaan Alat
Kantor
Sub Kegiatan …..
Dst….
-2-

2 Kegiatan 50.000 2.000 5.000 40.000


Penyelenggaraan
Musrenbang
Sub Kegiatan …..
Dst….
3 Peningkatan 200.000 5.000 5.000 10.000 150.000
Jalan
Dst……
JUMLAH 260.000 12.000 10.000 55.000 --- 150.000

Alternatif tabel 2. Rencana Penggunaan Anggaran cukup Lampirkan Print Out Rencana
Anggaran Kas Bulanan dan Triwulanan dari aplikasi SIMDA/SIPD

BUPATI KEBUMEN,

ttd.

ARIF SUGIYANTO
-3-

LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN KEGIATAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TABEL 1

PERSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN


BANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI SEDERHANA
BIAYA KONSTRUKSI FISIK 0 250 500 1,000 2,500 5,000 10,000 25,000 50,000 100,000 250,000
(JUTA RP) sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd
KOMPONEN KEGIATAN 250 500 1,000 2,500 5,000 10,000 25,000 50,000 100,000 250,000 500,000 > 500,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
18.11 15.03 12.39 10.23 9.28 7.81 6.83 4.88 3.29 2.08
18.11 1.80
PERENCANAAN KONSTRUKSI Sd sd sd sd sd Sd Sd sd Sd sd
1 (dalam %) 15.03 12.39 10.23 9.28 7.81 6.83 4.88 3.29 2.08 1.80
10.59 9.15 7.72 6.47 5.41 4.49 4.03 3.63 2.48 1.59
10.59 1.49
PENGAWASAN KONSTRUKSI Sd Sd Sd Sd Sd Sd sd sd Sd sd
2 (dalam %) 9.15 7.72 6.47 5.41 4.49 4.03 3.63 2.48 1.59 1.49
14.00 10.00 6.75 4.20 2.85 1.90 1.20 0.80 0.54 0.36
14.00 0.25
PENGELOLAAN KEGIATAN sd Sd Sd Sd Sd Sd Sd sd Sd sd
3 (dalam %) 10.00 6.75 4.20 2.85 1.90 1.20 0.80 0.54 0.36 0.25
-4-

TABEL 2
PERSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI TIDAK SEDERHANA
BIAYA KONSTRUKSI FISIK 0 250 500 1,000 2,500 5,000 10,000 25,000 50,000 100,000 250,000
(JUTA RP) > 500,000
sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd
KOMPONEN KEGIATAN 250 500 1,000 2,500 5,000 10,000 25,000 50,000 100,000 250,000 500,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
19.80 16.61 13.97 11.81 10.83 9.33 8.28 6.04 4.02 2.55
2.32
PERENCANAAN KONSTRUKSI Sd sd sd sd sd Sd Sd sd Sd sd
1 (dalam %) 19.80 16.61 13.97 11.81 10.83 9.33 8.28 6.04 4.02 2.55 2.32
28.57 24.43 20.69 17.73 14.97 10.47 7.34 4.89 3.25 2.03
MANAJEMEN KONSTRUKSI Sd sd Sd Sd Sd Sd Sd sd Sd Sd 1.36
2 (dalam %) atau 28.57 24.43 20.69 17.73 14.97 10.47 7.34 4.89 3.25 2.03 1.36
10.59 18.20 15.37 6.47 5.41 7.62 5.13 3.50 2.39 1.50
1.10
PENGAWASAN KONSTRUKSI Sd Sd Sd Sd Sd Sd sd sd Sd sd
3 (dalam %) 21.08 18.20 15.37 12.88 10.76 7.62 5.13 3.50 2.39 1.50 1.10
16.00 11.25 7.75 5.10 3.36 2.24 1.42 0.95 0.64 0.40
PENGELOLAAN KEGIATAN sd Sd Sd Sd Sd Sd Sd sd Sd sd
4 (dalam %) 16.00 11.25 7.75 5.10 3.36 2.24 1.42 0.95 0.64 0.40 0.28 0.28
-5-

TABEL 3
PERSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI KHUSUS
BIAYA KONSTRUKSI FISIK 0 250 500 1,000 2,500 5,000 10,000 25,000 50,000 100,000 250,000
(JUTA RP) > 500,000
sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd sd
KOMPONEN KEGIATAN 250 500 1,000 2,500 5,000 10,000 25,000 50,000 100,000 250,000 500,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
21.45 18.04 15.16 12.87 11.90 10.35 9.32 6.90 4.60 2.96
21.45 2.75
PERENCANAAN KONSTRUKSI Sd sd sd sd sd Sd Sd sd Sd sd
1 (dalam %) 18.04 15.16 12.87 11.90 10.35 9.32 6.90 4.60 2.96 2.75
15.74 13.23 11.29 9.64 8.71 7.56 6.82 4.60 3.14 2.90
MANAJEMEN KONSTRUKSI 15.74 Sd sd Sd Sd Sd Sd Sd sd Sd Sd 2.73
2 (dalam %) atau 13.23 11.29 9.64 8.71 7.56 6.82 4.60 3.14 2.90 2.73
16.00 11.25 7.75 5.10 3.35 2.22 1.42 0.95 0.64 0.41
16.00
PENGELOLAAN KEGIATAN sd Sd Sd Sd Sd Sd Sd sd Sd sd
3 (dalam %) 11.25 9.64 5.10 3.35 2.22 1.42 0.95 0.64 0.41 0.28 0.28

BUPATI KEBUMEN,

ttd.

ARIF SUGIYANTO
-6-
LAMPIRAN III
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN
PENGENDALIAN KEGIATAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

FORMAT SURAT PERINTAH TUGAS PPTK SELAKU PELAKSANA SEBAGIAN TUGAS PPK

KOP PERANGKAT DAERAH

SURAT PERINTAH TUGAS


NO : …………………………
Dasar : 1. Peraturan Bupati Kebumen Nomor: xx tahun 2022 Tentang Pedoman Pelaksanaan dan
Pengendalian APBD beserta perubahannya;
2. Keputusan Bupati Kebumen Nomor: xx tahun 20xx tentang Penunjukkan Pengguna
Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran dan
Bendahara Pengeluaran Pembantu
MEMERINTAHKAN

Kepada : Nama : ……………………………...


NIP : ……………………………...
Pangkat/Gol. Ruang : ……………………………...
Nomor/tanggal SK PPTK : …….. tgl ……………
Jenis Sertifikat PBJ : Kompetensi PPK / Keahlian PBJ Tingkat Dasar / Level 1
Nomor/Tanggal Sertifikat : …….. tgl ……………

Untuk : 1. Melaksanakan sebagian tugas Pejabat Pembuat Komitmen pada Kegiatan …………… yang
meliputi :
a. menyusun perencanaan pengadaan;
b. melaksanakan Konsolidasi Pengadaan barang/Jasa;
c. menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK);
d. menetapkan rancangan kontrak;
e. menetapkan HPS;
f. menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia;
g. mengusulkan perubahan jadwal kegiatan;
h. melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit di atas Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah);
i. mengendalikan kontrak;
j. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan;
k. melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada PA/ KPA;
l. menilai kinerja Penyedia;
2. Dalam melaksanakan tugasnya PPTK bertanggungjawab kepada PA/KPA.

Ditetapkan di : Kebumen
Pada Tanggal : …………………….
………………..(Jabatan)
Selaku PA/KPA

NAMA PEJABAT
Pangkat
NIP

BUPATI KEBUMEN,
ttd.
ARIF SUGIYANTO
-7-
LAMPIRAN IV
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN
PENGENDALIAN KEGIATAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

FORMAT RENCANA UMUM PENGADAAN


A. RENCANA UMUM PENGADAAN MELALUI PENYEDIA
NAMA PERANGKAT DAERAH…………

Metode WAKTU
Nama Pagu Sumber Kode
Pemilihan
Paket (Rp) Dana RUP Pemilihan Pelaksanaan Pemanfaatan
Penyedia
Penyedia Kontrak Barang/Jasa

KEPALA PERANGKAT DAERAH

B. RENCANA UMUM PENGADAAN SWAKELOLA


NAMA PERANGKAT DAERAH …………
Waktu Tipe
Nama Pagu Sumber Kode
Kegiatan Swakelola
Paket (Rp) Dana RUP awal akhir *)

C. RENCANA UMUM PENGADAAN (PENYEDIA DALAM SWAKELOLA)


NAMA PERANGKAT DAERAH …………

Metode WAKTU
Nama Pagu Sumber Kode
Pemilihan Pemilihan Pelaksanaan Pemanfaatan
Paket (Rp) Dana RUP
Penyedia Penyedia Kontrak Barang/Jasa

KEPALA PERANGKAT DAERAH

*) Keterangan:
Tipe I : Swakelola di rencanakan, dilaksanakan dan diawasi oleh Perangkat Daerah sendiri
Tipe II : Swakelola direncanakan dan diawasi oleh Perangkat Daerah dan laksanakan oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain
Tipe III : Swakelola yang di rencanakan, diawasi oleh Perangkat Daerah dan di laksanakan oleh Ormas
pelaksana Swakelola
Tipe IV : Swakelola yang direncanakan oleh Perangkat Daerah dan/atau berdasarkan usulan oleh
Kelompok Masyarakat dan dilaksanakan serta diawasi oleh Kelompok Masyarakat

BUPATI KEBUMEN,

ttd.

ARIF SUGIYANTO
-8-
LAMPIRAN V
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN
PENGENDALIAN KEGIATAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

ALUR/TATA CARA PENGADAAN MELALUI UNIT KERJA PENGADAAN BARANG/JASA


1 Menyampaikan Dokumen
Persiapan Pengadaan (DPP)
paket pekerjaan yang akan
dilelangkan kepada Ketua
ULP

2 Sekretariat ULP melakukan


verifikasi DPP:
a. apabila lengkap akan
diajukan ke kepala ULP
b. DPP belum lengkap, PPK b
melengkapi DPP dan
disampaikan kembali ke a
ULP

3 Menunjuk Pokja yang akan


melakukan proses
pengadaan

4 Mengumumkan
pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa di LPSE dan
papan pengumuman
resmi

5 Melakukan
pendaftaran/upload
dokumen penawaran paket
lelang

6 Melakukan pembukaan
dokumen penawaran dari
LPSE dan mengevaluasi
dokumen

7 Memberikan laporan hasil


pengadaan barang/jasa
kepada Kepala ULP dan
menyerahkan salinan
Dokumen Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa
kepada PPK melalui
Sekretariat ULP

8 Mengirimkan hasil
pemilihan penyedia
barang/jasa kepada PPK

9 Menyimpan Dokumen Asli


Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa

BUPATI KEBUMEN,

ttd.

ARIF SUGIYANTO
-9-

LAMPIRAN VI
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN
PENGENDALIAN KEGIATAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

KELENGKAPAN DOKUMEN PERSIAPAN PENGADAAN

I. DATA/DOKUMEN YANG DIPERLUKAN UNTUK PELAKSANAAN LELANG


A. DATA UNTUK PENYUSUNAN DOKUMEN LELANG:
1. Unit Kerja : .............................................................................
2. Nama Program : .............................................................................
3. Nama Kegiatan : .............................................................................
4. Nama Pekerjaan : .............................................................................
5. Lokasi Pekerjaan : .............................................................................
6. Pagu Anggaran : .............................................................................
7. Nilai Total HPS : .............................................................................
8. Kode Rekening : .............................................................................
9. Sumber Dana : .............................................................................
10. Nama PA/KPA : .............................................................................
a. Jabatan : .............................................................................
b. Pangkat : .............................................................................
c. NIP : .............................................................................
d. No. HP : .............................................................................
11. Nama PPK : .............................................................................
a. Jabatan : .............................................................................
b. Pangkat : .............................................................................
c. NIP : .............................................................................
d. No. HP : .............................................................................
12. Nama PPTK : .............................................................................
No. HP : .............................................................................

B. DOKUMEN PERSIAPAN PENGADAAN (DPP) YANG DISERAHKAN KE UNIT


LAYANAN PENGADAAN:

1. a. Spesifikasi Teknis
b. Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK)
c. Kerangka Acuan Kerja (KAK)
d. Syarat kualifikasi
2. HPS yang sudah ditetapkan oleh PA/KPA/PPK

3. Rencana Anggaran Biaya (RAB)


4. Brosur/gambar dan/ atau dokumen-dokumen lain yang
menggambarkan jenis pekerjaan yang akan dilelangkan
5. Surat Keputusan Penetapan PPK (SK PPK)
6. Fotokopi DPA (hanya alokasi anggaran pekerjaan yang akan
dilelangkan)
7. Fotokopi RUP (Rencana Umum Pengadaan) (cetak dari
website)dan nomor id lelang sesuai SIRUP

Kebumen,
PPK

_________________
NIP.
-10-

II. CONTOH SAMPUL DOKUMEN PERSIAPAN PENGADAAN (DPP)

KOP PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PERSIAPAN PENGADAAN


PEKERJAAN ...........................

Nomor :.....................................
Tanggal :....................................

PERANGKAT DAERAH...
KABUPATEN KEBUMEN
TAHUN ANGGARAN......

Keterangan:
1. Poin 1 sampai dengan 4 pada huruf B dalam bentuk Hardcopy dan Softcopy.
2. Warna sampul DPP dengan ketentuan:
a. biru untuk Pekerjaan Pengadaan Barang
b. merah untuk Pekerjaan Konstruksi
c. kuning untuk Pekerjaan Jasa Konsultansi
d. hijau untuk Pekerjaan Jasa Lainnya
BUPATI KEBUMEN,

ttd.

ARIF SUGIYANTO
-11-
LAMPIRAN VII
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN KEGIATAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

FORMAT RENCANA JADWAL KUNJUNGAN DAN PRESENSI TIM TEKNIS


RENCANA JADWAL KUNJUNGAN DAN PRESENSI TIM TEKNIS
NAMA PAKET KETERANGAN
NO KEGIATAN NILAI WAKTU KUNJUNGAN LOKASI KEGIATAN (TAHUN ....... )
YANG DIAWASI (Rp.) JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPT OKTO NOV DES x : jumlah
1 Jembatan …… 400.000.000 xx Xx Xx xx xx xx xx xx kunjungan ke
2 Jalan…............ 250.000.000 xx Xx Xx xx xx xx xx xx lokasi
3 ……………….. xx Xx Xx xx xx xx xx xx
dst (masa persiapan) ( masa fisik konstruksi utama) ( Masa
Pemeliharaan )

Jumlah Total

MENGETAHUI : PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN TIM TEKNIS


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN KEGIATAN ....................................... KEGIATAN ……………….
……………………….

……………… ……………. ………………..…………. …………………..………….


NIP. …………………… NIP. …………………… NIP. ……………………

BUPATI KEBUMEN,

ttd.

ARIF SUGIYANTO
-12-
LAMPIRAN VIII
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN
PENGENDALIAN KEGIATAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

FORMAT CONTOH PAPAN NAMA KEGIATAN

KOP PERANGKAT DAERAH

a. Nama Kegiatan :
b. Kode Rekening Kegiatan :
c. Sumber Dana :
d. Tahun Anggaran :
e. Nilai Kegiatan :
f. Jangka Waktu Pelaksanaan : hari ( s.d )
g. Nama Penyedia Jasa Selaku
Pelaksana Konstruksi :
h. Nama Penyedia Jasa Selaku
Konsultan Perencana :
i. Nama Penyedia Jasa Selaku
Konsultan Pengawas :

BUPATI KEBUMEN,

ttd.

ARIF SUGIYANTO
-13-

LAMPIRAN IX
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN
PENGENDALIAN KEGIATAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

FORMAT BERITA ACARA PENILAIAN PEKERJAAN

KOP PERANGKAT DAERAH

BERITA ACARA PENILAIAN PEKERJAAN


NOMOR: ....................................................

PEKERJAAN………………………..…………………………………………………………………..
KEGIATAN……………………………………………………………………………………………….

Pada hari ini, ......... tanggal ......... bulan .............. tahun dua ribu ......, kami Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) untuk Pekerjaan tersebut diatas, berdasarkan:

1. Surat Perintah Kerja (SPK)/ Surat Perjanjian Pemborongan (SPPP)/Kontrak Nomor ............. tanggal
...................
2. Surat Penunjukan PPK Nomor ………..tanggal………….
3. Surat Permohonan Pemeriksaan oleh Penyedia Barang/Jasa Nomor: ...... tanggal ........
4. Surat Undangan Pemeriksaan Nomor : ........... tanggal ............

Telah dilakukan pemeriksaan bersama–sama terhadap pekerjaan tersebut diatas yang


dilaksanakan oleh PT/CV/Koperasi....... , dengan hasil sebagai berikut:

NO. JENIS PEKERJAAN/BARANG SATUAN VOLUME HASIL PENILAIAN


1 2 3 4 5

Demikian Berita Acara ini kami buat dengan sebenarnya, dibuat dalam rangkap 6 (enam) untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.

MENYETUJUI: PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


PENYEDIA BARANG/JASA

............................................................... ...............................................................
Direktur NIP. …………………………………………….

Keterangan:
Kolom 1 = nomor
Kolom 2 = nama pekerjaan/barang BUPATI KEBUMEN,
Kolom 3 = satuan sesuai dalam kontrak ttd.
Kolom 4 = volume pada saat penilaian
Kolom 5 = progres pekerjaan (%) ARIF SUGIYANTO
-14-
LAMPIRAN X
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN
PENGENDALIAN KEGIATAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH

FORMAT BERITA ACARA SERAH TERIMA PEKERJAAN

KOP PENYEDIA
BERITA ACARA SERAH TERIMA PEKERJAAN
Nomor:……………………………..…………
PEKERJAAN:…………………………………………………………………………………………..
KEGIATAN……………………………………………………………………………………………….

Pada hari ini, ………….tanggal…………..bulan…………tahun dua ribu …….….., kami yang bertandatangan
di bawah ini:
1 Nama …………………………………………………………………..
Jabatan …………………………………………………………………..
Alamat …………………………………………………………………..
Kedudukan Pejabat Pembuat Komitmen Pekerjaan…………………………………………
Kegiatan……………………………………………..
Selanjutnya disebut PIHAK KESATU.

2 Nama …………………………………………………………………..
Jabatan Direktur Penyedia barang/jasa……………………………
Alamat …………………………………………………………………..
Kedudukan Bertindak untuk dan atas nama perusahaan tersebut di atas berdasarkan Akta
Pendirian Notaris………………………..Tanggal ………Nomor…………..(dan Akta
Perubahan Notaris…………….Tanggal ……….Nomor………..)
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan Serah Terima Pekerjaan untuk
pekerjaan…………….Kegiatan…………….Tahun 20…, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
SPK/SPPP Nomor………….tanggal………..dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Setelah meneliti dan mempelajari Berita Acara Penilaian Pekerjaan ............. Nomor: ……. Tanggal
………… yang merupakan satu kesatuan dengan Berita Acara ini, maka PIHAK KESATU menyatakan
bahwa PIHAK KEDUA telah melaksanakan pekerjaan tersebut di atas dengan baik dan lengkap.
2. PIHAK KEDUA menyerahkan Pekerjaan …………….kepada PIHAK KESATU dan PIHAK KESATU
menerima penyerahan pekerjaan dimaksud dari PIHAK KEDUA.
3. Apabila dikemudian hari ditemukan kekurangan pekerjaan/kelebihan pembayaran atas perjanjian
tersebut akan menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.

Demikian Berita Acara ini dibuat dalam rangkap 4 (empat) untuk digunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN PENYEDIA BARANG/JASA

………………………………….... ……………………………………….
NIP……………………………….. Direktur

Keterangan :
1. Lembar 1 untuk Berkas Pembayaran
2. Lembar 2 untuk Arsip Penyedia
3. Lembar 3 untuk Arsip PPK
4. Lembar 4 untuk Arsip Kepala Perangkat Daerah (sebagai tembusan)

BUPATI KEBUMEN,
ttd.

ARIF SUGIYANTO
-15-
LAMPIRAN XI
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN
PENGENDALIAN KEGIATAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH

FORMAT BERITA ACARA SERAH TERIMA PEKERJAAN (AKHIR)


UNTUK PEKERJAAN KONSTRUKSI
KOP PENYEDIA

BERITA ACARA SERAH TERIMA PEKERJAAN AKHIR


Nomor: …………................................. (Pihak Kesatu)
Nomor: …………................................. (Pihak Kedua)
PEKERJAAN:…………………………………………………………………………………………..
KEGIATAN……………………………………………………………………………………………….
Pada hari ini, ………….tanggal…………..bulan…………tahun dua ribu ………….., kami yang bertandatangan
di bawah ini:
1 Nama : …………………………………………………………………..
Jabatan : …………………………….....
Alamat : …………………………………………………………………..
Kedudukan : Pejabat Pembuat Komitmen Pekerjaan…………………………………………
Kegiatan……………………………………………..
Selanjutnya disebut PIHAK KESATU.

2 Nama : …………………………………………………………………..
Jabatan : Direktur Penyedia Barang/Jasa……………………………
Alamat : …………………………………………………………………..
Kedudukan : Bertindak untuk dan atas nama perusahaan tersebut di atas berdasarkan Akta
Pendirian Notaris………………………..Tanggal ……………Nomor…………..(dan Akta
Perubahan Notaris…………….Tanggal ……….Nomor………..)
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan Serah Terima Pekerjaan Akhir untuk pekerjaan
…………Kegiatan…………….Tahun 20…, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam SPK/SPPP nomor
…………. Tanggal ……….. dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Setelah meneliti dan mempelajari Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan Akhir nomor: …. Tanggal
…………. yang merupakan satu kesatuan dengan Berita Acara ini, maka PIHAK KESATU menyatakan
bahwa PIHAK KEDUA telah melaksanakan pemeliharaan pekerjaan tersebut diatas dengan baik.
2. PIHAK KEDUA menyerahkan untuk Tahap Akhir Pekerjaan …………….kepada PIHAK KESATU dan
PIHAK KESATU menerima penyerahan pekerjaan dimaksud dari PIHAK KEDUA.
3. Apabila dikemudian hari ditemukan kekurangan pekerjaan/kelebihan pembayaran atas perjanjian
tersebut akan menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.

Demikian Berita Acara ini dibuat dalam rangkap 4 (empat) untuk digunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN PENYEDIA BARANG/JASA………

………………………………….... ……………………………………….
NIP……………………………….. Direktur

Keterangan : Akhir adalah dalam rangka serah terima akhir pekerjaan konstruksi
1. Lembar 1 untuk Berkas Pembayaran
2. Lembar 2 untuk Arsip Penyedia
3. Lembar 3 untuk Arsip PPK
4. Lembar 4 untuk Arsip Kepala Perangkat Daerah (sebagai tembusan)
BUPATI KEBUMEN,
ttd.
ARIF SUGIYANTO
-16-
LAMPIRAN XII
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN
KEGIATAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DAERAH

FORMAT LAPORAN BULANAN TARGET, REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN (APBD/DAK)

TARGET, REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN PERANGKAT DAERAH.........................................


TAHUN ANGGARAN .........

Bulan :
TARGET SD BULAN INI REALISASI KEUANGAN SELISIH
JUMLAH KEU FISIK SP2D SP2D SP2D SD SPJ SPJ SPJ REALISASI KEU KEU FISIK
NO NAMA KEGIATAN ANGGARAN (ANGGARAN KAS) BULAN BULAN BULAN INI BULAN BULAN SAMPAI FISIK SP2D SPJ (6-15)
(Rp) LALU INI LALU INI DENGAN (5-10) (5-14)
BULAN INI
Rp (%) (%) (Rp) (Rp) (Rp) % (Rp) (Rp) Rp. % (%) (%) % (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
BELANJA xx
I BELANJA OPERASI xx
…… xx
……
II BELANJA MODAL xx
...... xx
- ……… xx
- …….. xx
Dst ….. xx

JUMLAH Rp Rp...... .....% .....% Rp... Rp... Rp... ...% Rp.. Rp... Rp.. ..% ...% ..% ..% ...%

Keterangan : SP2D tidak dirinci per kegiatan namun langsung jumlah totalnya

KEBUMEN, .................................
MENGETAHUI : PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN
PENGGUNA ANGGARAN/KUASA PENGGUNA ANGGARAN

................................................................ ....................................................
NIP. . NIP. .
-17-

Petunjuk Pengisian Lampiran XII:


Kolom 1 : Nomor urut
Kolom 2 : Nama Kegiatan pada Perangkat Daerah
Kolom 3 : Jumlah Anggaran masing-masing kegiatan
Kolom 4 : Target keuangan (anggaran kas) sampai dengan bulan inidalam rupiah
Kolom 5 : Target keuangan (anggaran kas) sampai dengan bulan ini dalam %
Kolom 6 : Prosentase target fisik sampai dengan bulan ini dalam % (minimal sama % target keuangan)
Kolom 7 : Realisasi SP2D dalam rupiah sampai dengan bulan lalu
Kolom 8 : Realisasi SP2D dalam rupiah bulan ini (periode bulan laporan)
Kolom 9 : Jumlah SP2Ddalam rupiahs/d bulan ini
Kolom 10 : Jumlah SP2D dalam % s/d bulan ini (kolom 9 : total anggaran )x 100
Kolom 11 : Realisasi SPj dalam rupiah (SPJ fungsional) sampai dengan bulan lalu
Kolom 12 : Realisasi SPj dalam rupiah (SPJ fungsional) bulan ini (bulan pelaporan)
Kolom 13 : Realisasi SPj dalam rupiah (SPJ fungsional) s/d bulan ini (bulan pelaporan)
Kolom 14 : Realisasi SPj dalam % (SP J fungsional) s/d bulan ini (bulan pelaporan)
Kolom 15 : Realisasi Fisik kegiatan yang sudah dicapai dalam % s/d bulan ini
Kolom 16 : Selisih target keuangan dengan progress keuangan SP2D dalam % (kolom 5 – kolom 10)
Kolom 17 : Selisih target keuangan dengan progress keuangan Spj dalam % (kolom 5 – kolom 14)
Kolom 18 : Selisih target fisik dengan progress fisik dalam % (kolom 6 – kolom 15)

BUPATI KEBUMEN,

ttd.

ARIF SUGIYANTO
-18-
LAMPIRAN XIII
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN
KEGIATAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DAERAH

FORMAT LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN YANG DIPIHAK KETIGAKAN

LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN YANG DIPIHAKKETIGAKAN TAHUN ........


Bulan : ……………………

NAMA LOKASI JENIS METODE PELAKSANA KONTRAK TARGET REALISASI DEVIASI


SUMBER PAGU NILAI NAMA
PEKERJAAN KEGIATAN PENGADAAN PENGADAAN (PT/CV/ KET
NO DANA DANA KONTRAK MULAI SELESAI KEU FISIK KEU FISIK KEU FISIK PPK
(KECAMATAN) KOPERASI)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

JUMLAH

Kebumen, ...............................................
MENGETAHUI : PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN
PENGGUNA ANGGARAN/KUASA PENGGUNA ANGGARAN

............................................................... ....................................................
NIP. . NIP. .
-19-
Petunjuk Pengisian Lampiran XIII:
Kolom 1 : Nomor urut
Kolom 2 : Nama Kegiatan yang dipihak ketigakan
Kolom 3 : Lokasi Kegiatan yang dipihak ketigakan
Kolom 4 : Sumber Dana kegiatan
Kolom 5 : Jenis Pengadaan (Barang/Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya)
Kolom 6 : Metode Pengadaan (Pengadaan Langsung/Penunjukan Langsung/Lelang)
Kolom 7 : Nama Pihak Ketiga/Nama Pelaksana (PT, CV, Firma/ Koperasi)
Kolom 8 : Pagu Dana/Anggaran yang dikontrakkan
Kolom 9 : Nilai Kontrak
Kolom 10 : Tanggal mulai pekerjaan (Sesuai SPMK/SP)
Kolom 11 : Tanggal selesai pelaksanaan pekerjaan (Sesuai SPMK/SP)
Kolom 12 : Target Keuangan (%)
Kolom 13 : Target Fisik (%)
Kolom 14 : Realisasi Keuangan (%) pekerjaan
Kolom 15 : Progres Fisik/Prosentase pekerjaan yang telah dilaksanakan s/d masa laporan yang dikirim
Kolom 16 : Deviasi Keuangan
Kolom 17 : Deviasi Fisik
Kolom 18 : Nama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau yang menandatangani Kontrak
Kolom 19 : Keterangan

BUPATI KEBUMEN,

ttd.

ARIF SUGIYANTO
-20-

LAMPIRAN XIV
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN
KEGIATAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DAERAH

FORMAT IDENTIFIKASI MASALAH DAN HAMBATAN YANG DITEMUI DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN

IDENTIFIKASI MASALAH DAN HAMBATAN YANG DITEMUI DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN


BULAN/TAHUN: ……………………………………….

NO NAMA KEGIATAN IDENTIFIKASI UPAYA/SOLUSI PEMECAHAN MASALAH KETERANGAN


MASALAH/HAMBATAN
1 2 3 4 5

Kebumen, ………………………………..

MENGETAHUI : PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN


PENGGUNA ANGGARAN/KUASA PENGGUNA ANGGARAN

................................................................... ..................................................
NIP. . NIP. .

BUPATI KEBUMEN,
ttd.

ARIF SUGIYANTO
-21-

LAMPIRAN XV
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN
KEGIATAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DAERAH

FORMAT JADWAL RENCANA KEGIATAN DAN CASH FLOW PENGGUNAAN ANGGARAN


JADWAL RENCANA KEGIATAN DAN CASH FLOW PENGGUNAAN ANGGARAN
NAMA KEGIATAN : …………………………………………………………

NO URAIAN NILAI RT dan R REALISASI DAN PENCAIRAN DANA KET.


KEGIATAN
Jan Peb Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept Okt Nop Des
REKENING DPA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Honorarium RT
1 10.000 100 0 0 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 RT
Pengelola Kegiatan
R90 0 0 0 0 500 2.000 1.500 1.000 1.000 1.000 1.000 2000 R
2 Alat Tulis Kantor 2.000 RT 0 0 500 0 0 500 0 0 500 0 0 500
R
80 300 0 0 700 0 0 750 0 0 250
Pengadaan
3 70.000 RT70 0 0 0 0 0 20.000 30.000 10.000 10.000 0 0 0
Pakaian Dinas
R60 0 0 0 0 0 0 21.000 2.000 2.000 45.000 0 0
50
Jumlah (Rp) 82.000 RT 0 0 1.500 1.000 1.000 21.500 31.000 11.000 11.500 1.000 1.000 1.500
R40 0 0 300 0 500 2.700 22.500 3.000 3.750 46.000 1.000 2.250

Jumlah Total (Rp) RT30 0 0 1.500 2.500 3.500 25.000 56.000 67.000 78.500 79.500 80.500 82.000

R20 0 0 300 300 800 3.500 26.000 29.000 32.750 78.750 79.750 82.000

Jumlah(%) 100 10
RT 0 0 1,8 3,1 4,3 30,5 68,3 81,7 95,7 96,9 98,2 100,0

R 0 0 0 0,4 0,4 0,9 4,3 31,7 35,4 39,9 96,0 97,3 100,0

MENGETAHUI : PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN


PENGGUNA ANGGARAN/KUASA PENGGUNA ANGGARAN .............................................

……………….……………. ……………..…………….
NIP. …………………… NIP. ……………………
-22-
Petunjuk Pengisian Lampiran XV:
Kolom 1 : Nomor Urut
Kolom 2 : Uraian Kegiatan sesuai rekening DPA
Kolom 3 : Jumlah Anggaran
Kolom 4 : RT : Rencana Target, R: Realisasi
Kolom 5 s/d 16 : Perkembangan RT dan R masing–masing bulan, RT sesuai dengan anggaran kas bulanan, Rsesuai dengan SPJ fungsional
Kolom 17 : Keterangan
Dari angka–angka pada Jumlah (%) Bulan Januari sampai dengan Bulan Desember dibuat grafik.

BUPATI KEBUMEN,

ttd.

ARIF SUGIYANTO
-23-

LAMPIRAN XVI
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN
KEGIATAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DAERAH

LAPORAN REALISASI RENCANA UMUM PENGADAAN MELALUI PENYEDIA DAN PENYEDIA DALAM SWAKELOLA
BULAN: TAHUN:

Metode Tahapan Pemilihan Penyedia Tahapan Pelaksanaan Kontrak


Nama Pagu Sumber Kode
Pemilihan
Paket (Rp) Dana RUP
Penyedia Rencana* Realisasi Rencana* Realisasi

Keterangan : *) Diisi data bulan yang diambil dari aplikasi SIRUP

Kepala Satuan/ Unit Kerja

Nama Terang
NIP.

BUPATI KEBUMEN,
ttd.

ARIF SUGIYANTO
-24-
LAMPIRAN XVII
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN
PENGENDALIAN KEGIATAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH

FORMAT HASIL TELAAH LAPORAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN/ KEGIATAN


PERANGKAT DAERAH OLEH BAGIAN PADA SEKRETARIAT DAERAH

TELAAH LAPORAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN/ KEGIATAN PERANGKAT DAERAH


OLEH BAGIAN PADA SEKRETARIAT DAERAH
TERHADAP PERANGKAT DAERAH PENGAMPU URUSAN

BAGIAN : ......
PERIODE LAPORAN : TRIWULAN ..…

NO URAIAN KEGIATAN PERMASALAHAN/ SARAN/ RTL KET


PERSOALAN
I NAMA PERANGKAT DAERAH
1. Kegiatan.......
2. Kegiatan.......
DST
II NAMA PERANGKAT DAERAH

1. Kegiatan.......

2. Kegiatan.......

DST

Kebumen,……
Kepala Bagian…
Setda Kabupaten Kebumen

Nama Terang
NIP.

BUPATI KEBUMEN,
ttd.

ARIF SUGIYANTO
-25-
LAMPIRAN XVIII
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN
KEGIATAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DAERAH
A. FORMAT LAPORAN KEMAJUAN TRIWULANAN DANA ALOKASI KHUSUS

LAPORAN TRIWULAN KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)


Provinsi : Jawa Tengah
Kabupaten :
Perangkat Daerah :
Triwulan :

Provinsi : Jawa Tengah


Kabupaten :
Perangkat Daerah :
Triwulan :

PERENCANA KEGIATAN PELAKSANAAN REALISASI Kesesuaian


Kesesuaian
Jumlah Satuan Jumlah PAGU JUMLAH KEGIATAN sasaran dan
antara DPA- Kode
Penerima Pusat DAK PENDAM TOTAL SWAKEL Kontrak Keuangan Fisik lokasi
No KEGIATAN OPD dengan fikasi
Manfaat PING OLA dengan
Petunjuk Masa
RKPD
Teknis lah
Rp.(0.000) (Rp.0.000) (Rp.0.000) (Rp.0.000) (Rp.0.000) (Rp.0.000) (Rp.0.000) (%) (%) Ya Tidak Ya Tidak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1. Nama Keg Keg/pkt Pengelola
Bidang paket /unit
DAK unit
2.
dst
Jumlah
Bidang
DAK
-26-

B. FORMAT LAPORAN KEMAJUAN PER TRIWULAN CHECKLIST DOKUMEN DAN


KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)

LAPORAN KEMAJUAN PER TRIWULAN


CHECKLIST DOKUMEN DAN KEGIATAN PELAKSANAAN
DANA ALOKASI KHUSUS TA......

PERANGKAT DAERAH: …..


NO DOKUMEN/KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
1 2 3 4
I PERENCANAAN
1
2
dst

II PELAKSANAAN
1
2
dst

Kebumen, ..................................
Kepala Perangkat Daerah

(..................)

BUPATI KEBUMEN,
ttd.
ARIF SUGIYANTO
- 27 -

LAMPIRAN XIX
PERATURAN BUPATI KEBUMEN
NOMOR 96 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN
PENGENDALIAN KEGIATAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

FORMAT BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL KEGIATAN


KEPADA PIHAK DI LUAR PERANGKAT DAERAH/PEMERINTAH DAERAH
BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL KEGIATAN
KEPADA PIHAK DI LUAR PERANGKAT DAERAH/PEMERINTAH DAERAHTAHUN ANGGARAN ....
NOMOR : ...........................

Pada hari ini .......... tanggal ………… bulan ………… tahun Dua Ribu ..... ( ....- .... –
20..), yang bertanda tangan di bawah ini masing–masing:
1. .………………………..... : Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran* berdasarkan
Keputusan BUPATI KEBUMEN* Nomor: ……… tentang ……. ,
selanjutnya disebut PIHAK KESATU.

2. ………………………….. : ................** , beralamat di ……… , Kabupaten Kebumen


selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

berdasarkan ketentuan dalam PERATURAN BUPATI KEBUMEN Nomor ……. Tahun ……… tentang
Pelaksanaan dan Pengendalian Kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, maka dilaksanakan
serah terima Hasil Kegiatan …………… oleh PIHAK KESATU untuk diserahkan kepada PIHAK KEDUA, dengan
ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA hasil Kegiatan ....... yang telah selesai
berupa .......................kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima dengan baik
dengan rincian sebagai berikut:

NO. JENIS BARANG SATUAN VOLUME SPESIFIKASI NILAI BARANG KET


1 2 3 4 5 6 7

Pasal 2
Sejak saat dilaksanakannya serah terima hasil kegiatan tersebut, maka pemanfaatan, pengelolaan dan
pemeliharaannya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dan ditanda tangani oleh PIHAK
KESATU dan PIHAK KEDUA dalam rangkap 8 (delapan) untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


PENGGUNA ANGGARAN/
........................................ KUASA PENGGUNA ANGGARAN

……...........…………….
…………………..…… NIP. ……………………
- 28 -

KETERANGAN:
* Disesuaikan dengan kedudukan PIHAK KESATU
** Disesuaikan dengan kedudukan PIHAK KEDUA
Nilai barang pada tabel kolom 6 adalah senilai harga perolehan yaitu fisik dan
atribusi.
Keterangan pada tabel kolom 7 diisi dengan rencana diserahkan kepada siapa.

Rangkap 8 (delapan) untuk:


- Lembar 1 untuk PIHAK KESATU;
- Lembar 2 untuk PIHAK KEDUA;
- Lembar 4 untuk Bappeda Kabupaten Kebumen;
- Lembar 5 untuk Inspektorat Daerah Kabupaten Kebumen;
- Lembar 6 untuk BPKPD Kabupaten Kebumen;
- Lembar 7 untuk Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah
Kabupaten Kebumen;
- Lembar 8 untuk yang bersangkutan.

BUPATI KEBUMEN,

ttd.

ARIF SUGIYANTO

Anda mungkin juga menyukai