0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan47 halaman

Modul Praktikum ELektronika

Untuk D3 Teknik Komputer

Diunggah oleh

noviardi adi
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan47 halaman

Modul Praktikum ELektronika

Untuk D3 Teknik Komputer

Diunggah oleh

noviardi adi
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 47

MODUL PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR DAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR & PRAKTIKUM (TKK 2234)


Semester 2/ 2 SKS

Pengampu Mata Kuliah


Noviardi ST, IMIM

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PAYAKUMBUH


TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempaan kepada penulis untuk
menyusun Modul Praltikum mata kuliah Elektronika dasar dan Praktikum. Dimana Modul
ini digunakan untuk program studi D3 Teknik Komputer STT Payakumbuh. Modul ini
disusun untuk membantu mahasiswa dalam memahami dan menerapkan rangkaiann
elektronika dasar yang dimanfaatkan untuk mampu merancang, mengelola dan
mengintegrasikan Sistem Tertanam (embeded Sistem) untuk kebutuhan sistem IoT

Selanjutnya, kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan modul ini
penulis mengucapkan terimakasih.

Payakumbuh, Februari 2024

Penulis

Program Studi D3 Teknik Komputer 2


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PAYAKUMBUH

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KOMPUTER

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

TGL
MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER
PENYUSUNAN

ELEKTRONIKA DASAR & TKK 2234 Matakuliah 2 2 (Tiga) Februari 2024


PRAKTIKUM Kemampuan
Berkarya

Otorisasi Dosen Pengembang Modul Koordinator MK Kaprodi

Dr. Ramacos Fardela, M.Si


NOVIARDI
NIDN. 1021117905 NIDN. 1004048901
DAFTAR ISI

MODUL 1. SOFTWARE PROTEUS ISIS PROFESIONAL ...................................... 5


MODUL 2. PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA ................................ 13
MODUL 3. RANGKAIAN SERI DAN PARALEL .................................................. 19
MODUL 4. PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN DAN HAMBATAN RANGKAIAN
SERI dan PARALEL ............................................................................... 24
MODUL 5. RANGKAIAN PENYEARAH ............................................................... 28
MODUL 6. RANGKAIAN TRANSISTOR............................................................... 28
MODUL 7. TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR (SWITCHING) .......................... 28
MODUL 8. TRANSISTOR H-BRIDGE 39

MODUL 9. L298 DAN L293D H-BRIDGE MOTOR DC 42


MODUL 10 OP AMPLIFIER 44
MODUL 1
SOFTWARE PROTEUS ISIS PROFESIONAL

TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menggunakan software Proteus ISIS untuk memahami bentuk
dan simbol komponen elektronika
2. Mahasiswa mampu menggunakan software Proteus ISIS sebagai tool simulasi
praktikum elektronika
3. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran nila dan rangkaian komponen
elektronika pasif

TUGAS PENDAHULUAN
1. Mencari sumber referensi tentang software Proteus ISIS
2. Mempelajari Proteus ISIS untuk mencari komponen-komponen elektronika
3. Mempelajari penggunaan library alat ukur pada Proteus ISIS untuk media simulasi
praktikum

DASAR TEORI
Proteus professional merupakan kelompok software elektronik yang digunakan untuk
membantu para desainer dalam merancang dan mensimulasikan suatu rangkaian
elektronik. Software ini memiliki dua fungsi sekaligus dalam satu paket, paket satu sebagai
software untuk menggambar skematik dan dapat disimulasikan yang diberi nama ISIS.
Paket kedua digunakan sebagai merancang gambar Printed Circuits Board (PCB) yang
diberi nama ARES. Secara langsung, pengubahan dari skematik ke PCB dapat dilakukan
dalam software Proteus Profesional ini.

Proteus Prof ISIS memiliki versi yang selalu diperbarui, mulai dari versi 7.0 sampai
dengan 7.8. Setiap kenaikan versi memiliki penambahan akan library komponen yang
dapat diambil dan digunakan dalam penggambaran atau perancangan. Sebagai perancang
rangkaian elektronik terlebih dahulu menggunakan ISIS sebagai media yang memudahkan
dalam peranangan dan simulasi. Banyaknya library dari Proteus Profesional ISIS membuat
software ini dikatakan software simulasi lengkap, yaitu dari komponen-komponen pasif,
Analog, Trasistor, SCR, FET, jenis button/tombol, jenis saklar/relay, IC digital, IC
penguat, IC programmable (mikrokontroller) dan IC memory. Selain didukung dengan
kelengkapan komponen, juga didukung dengan kelengkapan alat ukur seperti Voltmeter,
Program Studi D3 Teknik Komputer 5
Ampere meter, Oscilloscope, Signal Analyzers, serta pembangkit Frekuensi. Kelengkapan
fitur yang disediakan ini menjadikan Proteus Profesional ISIS menjadi salah satu software
simulasi elektronik terbaik

INSTALASI PROTEUS PROFESIONAL (Series 7.5)

Untuk menjalankan program Proteus Profesional 7.5 perlu dilakukan installasi dulu pada
computer. Berikut langkah installasi pada computer (Windows XP dan Windows 7
langkahnya sama):
1. Buka Folder Proteus 7.5, jalankan setup proteus 75 dengan cara double click

2. Khusus pada Win 7/Vista akan muncul dialog security, pilih OK


3. Selanjutnya akan muncul window dialog seperti dibawah ini, pilih YES

4. Window seperti dibawah ini akan muncul, kemudian klik OK


Program Studi D3 Teknik Komputer 6
5. Muncul window baru click Next Fs
6. Click Yes

7. Pilih use a locally installed License Key click Next

Program Studi D3 Teknik Komputer 7


8. Apabila belum pernah terinstall proteus, akan muncul window baru sebagai berikut
(no licence key is installed) click Next;
9. Window yang akan muncul seperti dibawah ini. Langkah selanjutnya click browse
for key file cari lokasi key pada folder master proteus, pilih dan click Open
 click install pada window licensee (sehingga kolom sebelah kanan sama
dengan kolom sebelah kiri) kemudian click close.

Program Studi D3 Teknik Komputer 8


10. Selanjutnya pada window product licensee key yang muncul, pilih tombol Next

11. Pada window definition location pilih tombol next

12. Pada window select feature pilih tombol next

Program Studi D3 Teknik Komputer 9


13. Pada window select program folder pilih tombol next

14. Tunggu sampai program loading selesai melakukan installing kemudian


pilih tombol Finish.
15. Setelah selesai installing software, masuk pada folder master proteus crak xp
 copy 3 folder (Bin, Library, Model) secara bersamaan, kemudian paste pada
C:Program File/Labcentre Electronic/Proteus 7 Profesional, Paste 3 folder file
tadi dengan over write (xp) atau copy and replace (win7).

Program Studi D3 Teknik Komputer 10


MENJALANKAN PROTEUS PROF 7.5

Tahap menjalankan Proteus Professional 7.5 sebagai berikut:

1. Klik Start All Program Proteus 7 Profesional Klik ISIS 7


Profesional

Program Studi D3 Teknik Komputer 11


2. Menunggu loading file library seperti dibawah ini, sampai program Proteus ISIS 7
Profesional telah jalan/terbuka.

FUNGSI TIAP FITUR PROTEUS PROF 7.5

Tampilan window Proteus Profesional ISIS 7 seperti dibawah ini, dan memiliki fungsi
difitur-fiturnya yang sering digunakan sebagai berikut;

Program Studi D3 Teknik Komputer 12


MODUL 2
PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menggunakan alat ukur listrik
2. Mahasiswa mampu menggunakan dan membaca display AVO meter
3. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran rangkaian komponen elektronika pasif
4. Mahasiswa mampu membaca hasil pengukuran

TUGAS PENDAHULUAN
1. Bawa 3 buah resistor yang memiliki hambatan berbeda-beda
2. Tuliskan warna pita yang mengelilingi badan resistor dan hitung nilai tahanan resistor
sesuai dengan teori identifikasi empat pita
3. Gambar dan tuliskan nilai dari setiap resistor dalam sebuah kertas A4 lengkap dengan
warna pita (gunakan gambar dan tulisan tangan)

DASAR TEORI
Resistor merupakan perangkat elektronika yang paling banyak digunakan
dalam listrik dan elektronika. Resistor dibuat dengan berbagai cara, antara lain ada yang
dibuat dari gulungan kawat tertentu yang digulungkan sedemikian rupa pada suatu
kerangka. Resistor ini banyak digunakan dalam pemakaian arus dan tempereatur yang
tinggi.
Selain resistor jenis kawat gulung, ada juga resistor yang dibuat dari keramik atau
dari karbon. Resistor ini kurang tahan terhadap temperatur tinggi sehingga hanya
digunakan untuk arus kecil atau elektronika.

Resistor gulungan Resistor keramik Resistor warna


Gambar 1. Jenis resistor menurut konstruksinya.

Resistor juga dapat dibagi menurut tahananya, ada resistor yang dapat diatur harga
tahananya ada juga yang tidak. Resistor yang bisa diatur tahananya disebut variable
resistor atau sering disebut potensiometer. Resistor yang tidak dapat diatur nilai tahananya
disebut fixed resistor.

Program Studi D3 Teknik Komputer 13


Fixed resistor Variable resistor

Gambar 2. Simbol resistor


Kode warna
Harga tahanan dari resistor dapat dibaca langsung pada badanya. Akan tetapi, yang
paling lazim dipakai adalah pembacaaan melalui lukisan gelang-gelang berwarna (4 buah
gelang) yang disebut kode warna. Dibawah ini merupakan tabel kode warna beserta
nilainya.
Warna Warna pada gelang
1 2 3 4
Hitam - - 100
Cokelat 1 1 101
Merah 2 2 102
Orange 3 3 103
Kuning 4 4 104
Hijau 5 5 105
Biru 6 6 106
Ungu 7 7 107
Abu-abu 8 8 108
Putih 9 9 109
Emas 10-1 5%
Perak 10-2 10 %
Tak berwarna 20 %

Program Studi D3 Teknik Komputer 14


Satuan
1
Puluhan
Gelang 2
Faktor pengali
3
Toleransi
4

Gambar 3. Cara pembacaan kode warna resistor


Contoh :
Sebuah resistor memiliki empat buah gelang warna sebagai berikut : Merah –
kuning – hijau – emas. Berapakah nilai tahanan dari resistor tersebut?
Jawab :
Gelang 1 warna merah = 2
Gelang 2 warna kuning= 4
Gelang 3 warna hijau = 105
Gelang 4 warna emas = 5 %
Nilai ideal resistor tersebut adalah 24 x 105 ± (5 % x 24x105). Jadi nilai resistor tersebut
berkisar antara 2.280.000 s/d 2.520.000 Ω.
PENGGUNAAN MULTIMETER

Program Studi D3 Teknik Komputer 15


Perhatikan baik-baik catatan mengenai penggunaan multimeter
 Kesalahan penggunaan multimeter dapat menyebabkan fuse pada multimeter putus.
 Dalam keadaan tidak dipakai, selector sebaiknya pada kedudukan AC volt pada harga
skala cukup besar (misalnya 250 volt). Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan
pakai yang membahayakan multimeter.
 Sebelum mulai mengukur suatu besaran listrik perhatikanlah lebih dahulu besaran apakah
yang akan digunakan. Perhatikan pula polaritas bila diperlukan.
 Jangan menyambungkan multimeter pada rangkaian, baru kemudian memilih kedudukan
selector dan skala yang akan digunakan. Jika arus/tegangan melebihi batas maksimal
pengukuran multimeter, fuse akan putus
 Pada waktu mulai melakukan pengukuran arus dan tegangan, bila tidak dipastikan
besarnya arus/ tegangan tersebut, maka mulailah dari batas ukur yang paling besar. Setelah
itu selector dapat dipindahkan ke batas yang lebih rendah untuk memperoleh ketelitian
yang lebih baik.
 Harus diperhatikan: pengukuran resistansi hanya boleh dilakukan pada komponen atau
rangkaian yang tidak mengandung sumber tegangan.

KEGIATAN PRAKTIKUM
A. Pengukuran Resistansi Menggunakan Multimeter
Siapkan peralatan sebagai berikut :
A. 3 Buah Resistor dengan resistansi berbeda
B. 1 Buah Multimeter
Lakukan pengukuran resistansi resistor dengan menggunakan multimeter dan buatlah tabel
seperti berikut, isi tabel tersebut dengan hasil pengukuran manual dan melalui multimeter. Lakukan
pengukuran dengan menggunakan beberapa komponen yang sama minimal 3 kali

No Jenis Komponen Pengukuran Manual Pengukuran Multimeter

Buatlah rata-rata error rate dari setiap resistor (R1, R2 dan R3) yang diukur dengan rumus
n

 ab
 1
.................................... (1)
n
Dimana :
Program Studi D3 Teknik Komputer 16
a : nilai resistansi dengan pengukuran manual
b : nilai resistansi dari hasil pengukuran menggunakan multimeter
n : banyaknya pengukuran untuk sebuah resistor
E : nilai error rate dari resistor yang diukur
B. Pengukuran Resistor Variabel ( Variable Resistor)
a. Alat dan bahan
1. Power suplay 0 –30 V 1 buah
2. Volt meter 1 buah
3. Amper meter 1 buah
4. Electronic lab trainer (ELT – 01) 1 buah
5. Resistor variabel (potensiometer) 5 kΩ 1 buah
6. Lampu DC 12 V/10 W 1 buah
b. Gambar rangkaian

c. Langkah kerja
1. Rangkailah rangkaian seperti gambar diatas.
2. Hidupkan power suplay.
3. Atur potensiometer pada kedudukan minimum, amati perubahan nyala lampu dan catat
hasilnya pada tabel .
4. Ulangi langkah 2 dengan kedudukan potensiometer yang maksimum.
5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan diatas.
d. Tabel pengukuran
Keadaan potensiometer I (mA) V (volt) Nyala lampu
Minimum
Maksimum

Program Studi D3 Teknik Komputer 17


TUGAS
1. Buatlah laporan praktikum dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengunakan ketas
A4 dan ditulis tangan
2. Analisa hasil pengamatan pada saat praktikum dan jawablah pertanyaan berikut:
 Berapakah rata-rata kesalahan pengukuran yang terjadi saat mengukur resistansi
menggunakan multimeter, kenapa kesalahan tersebut dapat terjadi?

Program Studi D3 Teknik Komputer 18


MODUL 3
RANGKAIAN SERI DAN PARALEL
TUJUAN
1. Siswa dapat merangkai sebuah rangkaian listrik sederhana menggunakan prinsip hukum
Ohm
2. Siswa dapat mengukur besaran-besaran listrik dalam rangkaian tersebut
3. Siswa dapat membuktikan kebenaran nilai yang diukur dengan analisis perhitungan
menggunakan konsep hukum Ohm.
TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang anda ketahui tentang hukum ohm? Jelaskan!
2. Sebutkan bunyi dari hukum ohm!
3. Apa yang anda ketahui tentang pembatas arus dan pembagi tegangan? Jelaskan!

A. HUKUM OHM
Diantara dua titik yang berbeda tegangan (diusahakan beda tegangan konstan) dihubungkan
dengan kawat penghantar maka arus akan mengalir dari arah positif ke arah negatif. Apabila beda
tegangan dinaikan dua kali lipat, ternyata arus yang mengalir juga naik dua kali lipat. Jadi, arus
yang mengalir melalui kawat penghantar akan sebanding dengan tegangan yang terdapat antara
kedua ujung penghantar.
Percobaan ini dilakukan oleh Ohm yang selanjutnya disebut hukum Ohm.
Oleh karena itu dirumuskan:
E
= R
I
Keterangan :
E = Tegangan dalam Volt (V)
I = Arus dalam ampere (A)
R = Resistansi / tahanan dalam ohm (Ω)
Gambar rangkaian :

Program Studi D3 Teknik Komputer 19


B. RANGKAIAN SERI
Yang dimaqksud dengan rangkaian seri adalah apabila beberapa resistor dihubungkan secara
berturut-turut, yaitu ujung akhir dari resistor pertama disambung dengan ujung awal dari resistor
kedua, dan seterusnya. Jika ujung awal dari resistor pertam dan ujung akhir resistor terakhir
diberika tegangan, maka arus akan mengalir berturut-turut melalui semua resistor yang besarnya
sama.
Gambar rangkaian:

Hubungan pada rangkaian seri :


 Besar tahanan totalnya adalah
RT = R1 + R2 + R3 + ……Rn

 Besar arus listriknya adalah


I = IR1 = IR2 = IR3 ….= In

E
I=
RT

 Besar tegangan listriknya adalah


ER1 = I . R1

ER2 = I . R2

ER3 = I . R3

ERn = I . Rn

ET = ER1 + ER2 + ER3

Program Studi D3 Teknik Komputer 20


C. RANGKAIAN PARALEL

Yang dimaksud rangkaian pararel jika beberapa resistor secara bersama dihubungkan antara
dua titik yang dihubungkan antara tegangan yang sama.
Dalam praktek rangkaian paralel, semua alat listrik yang ada dirumah dihubungkan secara
paralel (lampu, setrika, pompa air, dll).
Gambar rangkaian:

Besar tegangan listriknya adalah


E = ER1 = ER2 = ER3 = ERn
E = I . RT

Program Studi D3 Teknik Komputer 21


KEGIATAN PRAKTIKUM
A. MENGUKUR RANGKAIAN SERI

a. Alat dan bahan


1. Power suplay 0 –30 V 1 buah
2. Volt meter 3 buah
3. Amper meter 1 buah
4. Electronic lab trainer (ELT – 01) 1 buah
5. Resistor 680 Ω 1 buah
6. Resistor 1 kΩ 1 buah
7. Resistor 2,2 kΩ 1 buah
8. Kabel secukupnya
b. Gambar rangkaian

c. Langkah kerja
1. Rangkai rangkaian seperti gambar diatas
2. Hidupkan power suplay
3. Baca nilai yang tertera pada alat ukur dan masukan hasilnya kedalam tabel
4. Lepaskan sumber tegangan dari rangkaian
5. Buat analisis perhitungan dengan nilai-nilai yang ada dalam rangkaian menggunakan
konsep hukum ohm
6. Buat kesimpulan dari hasil pengukuran diatas
d. Tabel pengukuran
Tegangan Arus ER1 ER2 ER3
Sumber (mA) (volt) (Volt) (Volt)
(Volt)

MENGUKUR RANGKAIAN PARALEL


a. Alat dan bahan
Program Studi D3 Teknik Komputer 22
1. Power suplay 0 –30 V 1 buah
2. Volt meter 3 buah
3. Amper meter 1 buah
4. Electronic lab trainer (ELT – 01) 1 buah
5. Resistor 680 Ω 1 buah
6. Resistor 1 kΩ 1 buah
7. Resistor 2,2 kΩ 1 buah
8. Kabel secukupnya
b. Gambar rangkaian

c. Langkah kerja
1. Rangkai rangkaian seperti gambar diatas
2. Hidupkan power suplay
3. Baca nilai yang tertera pada alat ukur dan masukan hasilnya kedalam tabel
4. Lepaskan sumber tegangan dari rangkaian
5. Buat analisis perhitungan dengan nilai-nilai yang ada dalam rangkaian menggunakan
konsep hukum ohm
6. Buat kesimpulan dari hasil pengukuran diatas.

d. Tabel pengukuran
Tegangan Arus IR1 IR2 IR3
(Volt) (mA) (mA) (Ma) (mA)

Program Studi D3 Teknik Komputer 23


MODUL 4
PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN DAN HAMBATAN
RANGKAIAN SERI dan PARALEL

TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar hukum ohm melalui pengukuran langsung
2. Mahasiswa mampu merangkai rangkaian seri dan paralel
3. Mahasiswa mampu mengukur arus, tegangan, dan hambatan
4. Mahasiswa mampu menghitung rumus-rumus elektronika

TUGAS PENDAHULUAN
4. Apa yang anda ketahui tentang hukum ohm? Jelaskan!
5. Sebutkan bunyi dari hukum ohm!
6. Apa yang anda ketahui tentang pembatas arus dan pembagi tegangan? Jelaskan!

DASAR TEORI
Elektronika merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki hukum-hukum tersendiri.
Karena itu hukum-hukum itu harus dipahami agar gejala-gejala listrik yang terjadi dapat dianalisis.
Salah satu hukum yang paling mendasar, yaitu hukum Ohm, menjadi topik percobaan kali ini.
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah
penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah
benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung
terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini
tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan
alasan sejarah. Berikut adalah rumus hukum Ohm : V = I . R
Dimana :
 adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.
 adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt.
 adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam
satuan ohm.

Suatu rangkaian elektronika biasanya mengandung simpul (node) dan simpal (loop).
Hubungan dasar elemen-elemennya dapat berupa hubungan seri atau paralel. Simpul adalah suatu
(titik) persekutuan ujung-ujung elemen-elemen rangkaian elektronika. Simpal adalah gabungan
elemen-elemen rangkaian elektronika yang membentuk suatu hubungan tertutup. Hubungan seri
adalah hubungan dua atau lebih buah elemen rangkaian elektronika yang memiliki satu simpul atau
titik sekutu. Hubungan paralel adalah hubungan beberapa elemen rangkaian elektronika yang
memiliki satu simpul pada setiap ujungnya. Contohnya seperti Gambar 2.1 di bawah ini.
Program Studi D3 Teknik Komputer 24
Node Node
E1 E3 E6

+ Loop E2 E4 E5 E7
v - Loop

Node

Gambar 2.1
Elemen E4 dan E5 memiliki hubungan paralel dan elemen E6 dan E7 memiliki hubungan
seri.

KEGIATAN PRAKTIKUM
Hukum Ohm
Siapkan peralatan sebagai berikut :
 Utama : Papan plug-in
Power Supply PTE-022-01
Saklar SPST
Hambatan 100Ω
Jumper
Kabel Penghubung
Meter Dasar (Basic Meter)
 Pendukung : Multimeter Digital

Ikuti langkah kerja berikut :


1. Siapkan papan plug-in, catu-daya tegangan utama, hambatan 100Ω, saklar, dan multimeter
digital.
2. Dengan posisi saklar terbuka, rangkailah alat-alat sesuai dengan Gambar 2.2.
I

S +

+
EV - R=100Ω

Gambar 2.2
3. Hidupkan saklar. Dengan meter ukurlah arus I dan dengan tegangan E, dan ukurlah
hambatan R dengan multimeter. Kemudian isi dan lengkapi Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Program Studi D3 Teknik Komputer 25


No. E (volt) I (amp) R (Ω) I.R (volt) E.I (watt) E2/R (watt) I2.R (watt)
1
2
3

Hambatan Seri dan Pembagi Tegangan


Siapkan peralatan sebagai berikut :
 Utama : Papan plug-in
Power Supply PTE-022-01
Saklar SPST
Penghambat 47Ω
Penghambat 100Ω
Meter Dasar (Basic Meter)
Jumper
Kabel Penghubung
 Pendukung : Multimeter Digital

Ikuti langkah kerja berikut :


1. Siapkan papan plug-in, catu daya tegangan utama, saklar SPST, dua buah penghambat
dengan nilai masing-masing 47Ω dan 100Ω dan multimeter digital.
2. Dengan keadaan saklar SPST terbuka (off), buatlah rangkaian seperti pada Gambar 2.3
dengan menggunakan papan plug-in.

Program Studi D3 Teknik Komputer 26


R1=47Ω

+
R2=100Ω
E -

Gambar 2.3

3. Hidupkan saklar. Dengan multimeter ukurlah arus I dan dengan tegangan E, dan ukurlah
hambatan R dengan multimeter. Kemudian isi dan lengkapi Tabel 2.2.

Tabel 2.2
No. E (volt) I (amp) R (Ω) I.R (volt) E.I (watt) E2/R (watt) I2.R (watt)
1
2
3

TUGAS

1. Dari tabel hasil percobaan hukum ohm buktikan bahwa daya yang didisipasikan oleh
hambatan berupa kalor yang nilainya sesuai dengan rumus : P = E.I = I2.R = E2/R
2. Dari tabel buktikan bahwa nilai E = I.R. Hubungan ini disebut persamaan hukum Ohm.
Hukum Ohm sendiri berbunyi : “Tegangan yang terdapat pada suatu elemen rangkaian
elektronika sama dengan perkalian arus yang melaluinya dan hambatan antara kedua
ujungnya”. Buktikan dengan penjelasan tentang hukum ini.
3. Buatlah laporan praktikum dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengunakan ketas
A4 dan tulisan tangan tinta biru.

Program Studi D3 Teknik Komputer 27


MODUL 5
RANGKAIAN PENYEARAH

TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui bentuk dan fungsi rangkaian penyearah setengah
gelombang
2. Mahasiswa mengetahui bentuk dan fungsi rangkaian penyearah gelombang penuh.

TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah setengah gelombang? Gambarkan rangkaian dan
bentuk gelombang input/outputnya!
2. Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah gelombang penuh center tap? Gambarkan
rangkaian dan bentuk gelombang input/outputnya!
3. Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah gelombang penuh dengan jembatan diode (diode
bridge) Gambarkan rangkaian dan bentuk gelombang input/ outputnya!

DASAR TEORI
Penyearah berfungsi untuk mengubah tegangan ac menjadi tegangan dc. Penyearah ada 2
macam, yaitu penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh.

KEGIATAN PRAKTIKUM
Siapkan bahan berikut:
1. Transformator
2. Dioda semikonduktor
3. Resistor
4. Projectboard
5. Multimeter
6. Osiloskop

Langkah Percobaan
A. Penyearah Setengah Gelombang
1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini. Tentukan nilai T1, D1, dan R1

Program Studi D3 Teknik Komputer 28


Gambar 1. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang

2. Tutup saklar S1.


3. Ukur besar tegangan keluaran pada T1 Menggunakan multimeter.
4. Ukur besar tegangan pada R1 menggunakan multimeter.
5. Gambar bentuk sinyal output dari Osiloskop.
6. Simulasikan rangkaian diatas pada program EWB. (optional)
7. Hitung besar tegangan keluaran pada R1.

B. Penyearah Gelombang Penuh dengan Center Tap


1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini.
T1 = Transformator, D1 = Dioda Semikonduktor, R1 = Resistor

Gambar 2. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh

2. Tutup sakar S1.


3. Ukur besar tegangan pada T1 menggunakan multimeter.
4. Ukur bedsar tegangan pada resistor beban menggunakan multimeter.
5. Ukur tegangan keluaran pada T1 menggunakan osiloskop.
6. Ukur tegangan keluaran pada R1 menggunakan osiloskop.
7. Simulasikan rangkaian datas pada program EWB.
Program Studi D3 Teknik Komputer 29
8. Hitung besar keluaran pada R1.

C. Penyearah Gelombang Penuh dengan Dioda Bridge


1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini:
T1 = Transformator, DB1 = Dioda Bridge, R1 = Resistor

Gambar 3. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan Dioda Bridge

2. Tutup sakar S1.


3. Ukur besar tegangan pada T1 menggunakan multimeter.
4. Ukur bedsar tegangan pada resistor beban menggunakan multimeter.
5. Ukur tegangan keluaran pada T1 menggunakan osiloskop.
6. Ukur tegangan keluaran pada R1 menggunakan osiloskop.
7. Simulasikan rangkaian datas pada program EWB.
8. Hitung besar keluaran pada R1.

TUGAS

1. Buatlah analisis laporan praktikum dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengunakan
ketas A4 dan tulisan tangan tinta biru.

Program Studi D3 Teknik Komputer 30


MODUL 6
RANGKAIAN TRANSISTOR

TUJUAN
1. Mengetahui cara menentukan kaki-kaki transistor menggunakan Ohmmeter
2. Mengetahui karakteristik transistor bipolar.
3. Mampu merancang rangkaian sederhana menggunakan transistor bipolar.
4. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar
TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan fungsi komponen transistor pada suatu rangkaian !
2. Jelaskan yang dimaksud dengan PNP dan NPN pada transistor ?

DASAR TEORI
Transistor adalah salah satu komponen elektronika aktif. Transistor dapat berfungsi
sebagai penguat arus maupun tegangan. Dibawah ini adalah simbol transistor npn dan pnp.

Transistor memiliki tiga buah kaki, yaitu base, kolektor dan emitter. Ketiga kaki tersebut
dapat ditentukan menggunakan Ohmmeter.
Mencari Kaki Base
- Atur multimeter pada pengukuran ohmmeter x100.
- Lakukan pengukuran seperti gambar dibawah ini.

Program Studi D3 Teknik Komputer 31


Perhatikan penunjukkan pergerakan jarum. Apabila jarum bergerak ke kanan
dengan posisi probe yang satu tetap pada kaki 3 dan probe lainnya pada kaki 1 atau kaki 2
berarti kaki 3 adalah base transistor. Jika probe positif yang berada pada kaki 3 berarti
transistor tersebut berjenis NPN, sebaliknya jika probe negative berada pada kaki 3 berarti
transistor tersebut berjenis PNP.
Mencari Kaki Kolektor dan Emitter
• Misal: transistor berjenis NPN
• Lakukan pengukuran seperti gambar dibawah ini.
• Perhatikan penunjukkan jarum, apabila jarum bergerak ke kanan maka kaki 1 (pada
probe positif) adalah emitter dan kaki 2 (pada posisi probe negatif) adalah kolektor. Atau
Jika dipasang kebalikkannya (probe positif pada kaki 2 dan probe negatif pada kaki 1) dan
jarum tidak bergerak, maka kaki 1 adalah emitter dan kaki 2 adalah kolektor.

Kegiatan praktikum

1) Periksalah dan uji transistor dan resistor dengan Ohmmeter sebelum digunakan !

2) Rakitlah rangkaian transistor sebagai saklar seperti pada Gambar diagram di bawah ini !

3) Setelah rangkaian diperiksa secara cermat dan tidak ada kesalahan pada rangkaian,
hubungkanlah saklar dan catu daya !

4) Aturlah posisi AVO meter pada posisi Volt DC

Program Studi D3 Teknik Komputer 32


5) Ukurlah besaran arus kolektor dan arus basis, catatlah hasil pengukuran tersebut ke
Tabel

6) Ukurlah tegangan kolektor-emitor saat sakelar terbuka dan catatlahlah data tersebut
kedalam Tabel.

9) Selesai percobaan, kembalikanlah alat dan bahan ke tempatnya semula!

Tabel 1

Arus Arus Arus Tegangan Tegangan Tegangan


kolektor basis basis kolektor emitor Basis
Saklar
terbuka
Saklar
tertutup

TUGAS
1. Buatlah laporan praktikum dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengunakan
ketas A4 dan ditulis tangan
2. Analisa hasil pengamatan pada saat praktikum dan jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut:
a. Jelaskanlah prinsip kerja rangkaian di atas?
b. Buat kesimpulan pada hasil pengukuran rangkaian transistor diatas !

Program Studi D3 Teknik Komputer 33


MODUL 7
TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR (SWITCHING)

TUJUAN
1. Memahami karakteristik transistor sebagai saklar.
2. Membuat rangkaian transistor NPN sebagai saklar.
3. Membuat rangkaian transistor PNP sebagai saklar.

TUGAS PENDAHULUAN
1. Apakah yang anda ketahui tentang fungsi Transistor Sebagai saklar dan kegunaannya
dalam ilmu elektronika?
2. Bagaimana prinsip kerja dari Transistor Sebagai saklar?

DASAR TEORI
Transistor Sebagai saklar adalah salah satu fungsi dari transistor itu sendiri. Sifat saturasi
dan cut off pada transistor membuat nya memiliki karatersistik sebagai switch electric.
Ketika Transistor berada dalam kondisi saturasi maka tegangan dari Collector akan di
lewatkan ke Emitor, Namun sebalik nya, jika Transistor berada dalam kondisi cut off maka
Tegangan tidak akan di lewatkan dari dari collector ke emitter. Pemicu kondisi transistor
berada pada kondisi saturasi maupun cut off di tentukan oleh trigger pada kaki basis
Transistor.

Sebagai contoh pada transistor NPN, kondisi saturasi ketika pada basis ada tegangan, dan
sebalik nya, jika tidak ada tegangan maka transistor akan berada pada kondisi cut – off.
Transistor jenis NPN ini berkebalikan dengan Transistor tipe PNP. Pada PNP akan terjadi
Saturasi jika tidak ada tegangan pada basisi, atau dengan kata lain basisi di hubungkan ke
GND. Sebalik nya, kondisi cut off jika ada nya tegangan pada basis.

Karena sifat Transistor ini juga sebagai penguat maka tegangan pada basis lebih kecil dari
pada tegangan di inputkan ke collector. Sebagai contoh penulis pribadi. untuk mengontrol
relay 12volt maka kita hanya perlu tegangan 3.3volt sampe 5 volt untuk men trigger pada
kaki basis nya.

Program Studi D3 Teknik Komputer 34


Rangkaian Transistor Sebagai Saklar

Transistor Sebagai saklar dapat kita terapkan sesuai dengan keterangan yang kita bahas di
atas. Namun bagai mana kah contoh atau fungsi rangkaian transistor sebagai saklar ini?
mari kita lihat satu-satu penjelasan dan contoh rangkaian nya.

A. Fungsi Transistor sebagai saklar LED

Transistor juga bias kita gunakan sebagai saklar untuk LED. Mengapa demikian? LED
terkadang perlu kita pasang secara parallel pada kondisi dan desain tertentu. Misalnya kita
buat pada rangkaian Running LED ( Running Text ) yang membutuhkan LED yang
banyak. Sehingga jika kita menyalakan LED langsung dari kaki Arduino atau controller
lain nya maka LED tidak akan menyala. Untuk itu perlu di buat rangkaian Transistor
sebagai Saklar nya atau sebagai penguat Tegangan dan Arus. Rangkaian nya dapat kita
lihat di bawah ini.

Ketika ada tegangan dari Arduino atau mikrokontroller lain ( logika High ) maka LED
akan menyala. Namun jika Dari pin Arduino nya Logika Low atau tidak ada tegangan (
GND ) maka LED tidak akan menyala. Cara kerja rangkaian di atas terlihat jelas bahwa
transistor juga dapat berfungsi sebagai saklar untuk LED.

Program Studi D3 Teknik Komputer 35


Pada dasar nya beban LED pada rangkaian di atas dapat di ganti menjadi Beban lain.
Sebagai contoh Motor DC, Kipas, dan beban DC lain nya. Untuk Transistor sebagai saklar
dapat kita lihat pada pembahasan lain di bawah ini

B. Fungsi Transistor Sebagai Saklar AC ( Menggunakan Relay )

Jika kita ingin mengendalikan Beban AC dan di control melalui Arduino, Raspberry,
mikrokontroller lain secara otomatis maka kita membutuhkan rangkaian Transistor dengan
Relay. Transistor yang memiliki sifat on off ini akan kita gunakan untuk meng aktifkan
relay atau me-non aktifkan relay itu sendiri.

Relay pada dasar nya terdiri dari lilitan dan contactor. Ketika lilitan di aliri listrik maka
lilitan akan berubah menjadi magnet. ketika berubah menjadi magnet maka magnet ini
akan menarik kontaktor, sehingga kontaktor akan terhubung. Begitu juga sebalik nya.
Lebih jelas nya mari kita lihat rangkaian pada gambar di bawah ini.

KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Siapkan serta cek alat dan bahan yang digunakan.
2. Buatlah rangkaian rangkaian transistor NPN dan PNP sebagai saklar seperti pada
kedua gambar1 dan 2

.
Gambar 1 rangkaian transistor NPN sebagai saklar

Program Studi D3 Teknik Komputer 36


Gambar 2 rangkaian transistor PNP sebagai saklar
3. Hitunglah besarnya arus lampu nominal dari data lampu
4. Onkan saklar atur nilai resistansi potensio secara bertahap amati besarnya arus yang
melewati saklar (arus basis ib) dan arus yang melewati beban (arus colector ic)
sehingga lampu dalam kondisi hidup.

5. Catat hasil pengukuran pada tabel yang telah tersedia, dan bedakan table untuk
Transistor NPN dan PNP

Potensio P1(Ω) Arus ib(µA) Arus ic(mA) Tegangan Kondisi led


lampu(V)

6. Jelaskan perbedaan rangkaian transistor NPN dan PNP sebagai saklar dan
simpulkan penggunaannya masing-masing.

7. Rapikan alat dan bahan yang digunakan, kembalikan ke tempat semula

Program Studi D3 Teknik Komputer 37


MODUL 8
TRANSISTOR H-BRIDGE

TUJUAN
1. Memahami karakteristik transistor sebagai saklar.
2. Membuat rangkaian transistor NPN sebagai pengendali arah putaran motor DC.
3. Membuat rangkaian transistor PNP sebagai pengendali arah putaran Motor DC

TUGAS PENDAHULUAN
4. Apakah yang anda ketahui tentang fungsi Transistor sebagai pengendali arah putaran
Motor DC dan kegunaannya dalam ilmu elektronika?
5. Bagaimana prinsip kerja dari Transistor sebagai pengendali arah putaran Motor DC?

DASAR TEORI

H-Bridge Transistor adalah rangkaian elektronika yang terdiri dari empat transistor sebagai
komponen utama dan beberapa resistor sebagai pembatas arus. Pada rangkaian ini,
keempat transistor tersebut berfungsi dan beroperasi sebagai saklar (switch) dimana setiap
terminal Basis (B) menjadi input logika (logic input). Umumnya H-Bridge Transistor
dipakai sebagai pengendali motor DC untuk mengatur gerak dan arah putaran motor.
Istilah lain dari H-Bridge Transistor adalah H-Bridge Driver. Rangkaian H-Bridge
Transistor

Rangkaian di atas terdiri dari dua buah transistor jenis NPN dan dua buah transistor jenis
PNP. Setiap resistor yang menghubungkan input dan basis transistor berfungsi sebagai
pembatas arus yang disesuaikan dengan spesifikasi transistor yang dipakai. Jika Forward
Input diberi logic “1” dan Reverse Input diberi logic “0”,maka motor akan berputar searah
Program Studi D3 Teknik Komputer 38
jarum jam. Jika Forward Input diberi logic “0” dan Reverse Input diberi logic “1”, maka
motor akan berputar berlawanan arah jarum jam. Jika Forward Input dan Reverse Input
diberi logic sama, maka motor akan berhenti perputar (tidak bergerak). Berikut adalah
tabel kebenarannya.

Tabel Kebenaran H-Bridge Transistor

Transistor NPN sebagai H. Bridge Driver pengatur arah putaran motor DC

Program Studi D3 Teknik Komputer 39


Transistor PNP sebagai H. Bridge Driver pengatur arah putaran motor DC

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Buatlah rangkaian seperti dibawah ini dengan proteus isis

2. Isi table pengamatan perubahan arah putar motor DC

ARAH PUTARAN
INPUT 1 INPUT 2 INPUT 3 INPUT 4
MOTOR

3. Lakukan percobaan yang sama untuk rangkaian Transistor NPN

4. Buatlah kesimpulan

Program Studi D3 Teknik Komputer 40


MODUL 9
L298 dan L293D H-BRIDGE MOTOR DC

TUJUAN
1. Memahami karakteristik IC L298 dan L293D sebagai driver Motor
2. Membuat dan menerapkan rangkaian IC L298 dan L293D sebagai pengendali arah
putaran motor DC.
3. Membuat dan menerapkan rangkaian IC L298 dan L293D sebagai pengendali arah
putaran Motor DC

TUGAS PENDAHULUAN
4. Apakah yang anda ketahui tentang fungsi IC L298 dan L293D sebagai pengendali arah
putaran Motor DC dan kegunaannya dalam ilmu elektronika?
5. Bagaimana prinsip kerja dari IC L298 dan L293D sebagai pengendali arah putaran
Motor DC?

DASAR TEORI

L298N adalah H-Bridge-Transistor yang sudah dirangkai dalam satu modul PCB
menggunakan IC L298N sehingga penggunaannya lebih mudah tanpa perlu merangkai H.
Bridge dari empat atau lebih transistor secara manual.

Program Studi D3 Teknik Komputer 41


Konfigurasi PPIN L298N
Kedua H-Bridge di dalam IC L298N bisa di paralel untuk meningkatkan kemampuan
menopang arus sampai 4 Ampere. Untuk mencegah terjadinya over temperature, IC
L298N dipasang heatsink. Pada saat berputar, motor DC yang terhubung dengan H-Bridge
Driver akan membangkitkan tegangan yang besarnya dapat mencapai dua kali lipat bahkan
tiga kali lipat dari tegangan Vm atau Vs. Tegangan tersebut dapat merusak rangkaian di
belakang¬nya. Sebagai solusinya dipasang komponen 8 buah dioda penga¬man arus balik.
Skema Rangkaian H-Bridge Driver L298N dapat dilihat pada gambar-gambar berikut:

KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Buatlah rangkaian dibawah ini dengan menggunkan Proteus ISIS
2. Isilah table pengamatan putaran motor dibawah ini
IN1 IN2 IN3 IN4 EN1 EN2 Arah Putaran Motor 1 Arah Putaran Motor 2

3. Lakukan Hal yang sama untuk IC L293D dan isikan table pengamatan,
4. Buatlah kesimpulan setelah melaksankan Praktikum

Program Studi D3 Teknik Komputer 42


MODUL 10
RANGKAIAN OP-AMP

TUJUAN
1. Mempelajari penggunaan operasional amplifier
2. Mempelajari rangkaian- rangkaian standar operational amplier

TUGAS PENDAHULUAN
6. Apakah yang anda ketahui tentang OP-Amp dan kegunaannya dalam ilmu elektronika?
7. Bagaimana prinsip kerja dari OP-Amp?

DASAR TEORI
Operational Amplier, sering disingkat dengan sebutan Op Amp, merupakan komponen
yang penting dan banyak digunakan dalam rangkaian elektronik berdaya rendah (low power).
Istilah operational merujuk pada kegunaan op amp pada rangkaian elektronik yang memberikan
operasi aritmatik pada tegangan input (atau arus input) yang diberikan pada rangkaian.

Op amp digambarkan secara skematik seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar di atas menunjukkan dua input, output, dan koneksi catu daya pada op amp. Simbol “-”
menunjukkan inverting input dan “+” menunjukkan non-inverting input. Koneksi ke catu daya
pada op amp tidak selalau digambarkan dalam diagram, namun harus dimasukkan pada rangkaian
yang sebanarnya.

RANGKAIAN STANDAR OP AMP

Berikut ini merupakan beberapa rangkaian standar op amp.

Program Studi D3 Teknik Komputer 43


Gambar 4 Rangkaian Penyangga (voltage follower)

Vout = Vin

Gambar 5 Inverting-Amplifier

Vout = -(R2/R1)Vin

Gambar 6 Noninverting-Amplifier

Vout = (1+R2/R1)Vin

Gambar 7 Difference-Amplifier

Vout = (R2/R1)(Vin,2-Vin,1)

Program Studi D3 Teknik Komputer 44


KEGIATAN PRAKTIKUM
Alat dan Komponen yang digunakan
 Power Supply DC 2 buah
 Generator sinyal 1 buah
 Osiloskop 1 buah
 Kabel BNC – probe jepit 2 buah
 Kabel BNC – BNC 1 buah
 Kabel 4mm – 4mm max. 5 buah
 Kabel 4mm – jepit buaya max 5 buah
 Multimeter Digital 2 buah
 Breadboard 1 buah
 Kabel Jumper 1 meter
 IC Op Amp 741 7 buah
 Kapasitor 1 nF 1 buah
 Resistor 1k ohm 6 buah
 Resistor 1,1 k ohm 2 buah
 Resistor 2,2 k ohm ` 7 buah
 Resistor 3,3 k ohm 4 buah

Pada percobaan ini akan digunakan tegangan catu + 12 V dan -12 V untuk rankaian op amp.
Pastikan tegangan catu OFF ketika menyusun rangkaian. Setelah rangkaian telah dicek (yakin
bahwa tidak terdapat kesalahan perangkaian) baru berikan tegangan. Koneksi tegangan yang
tidak tepat akan merusak IC.

Program Studi D3 Teknik Komputer 45


Rangkaian Penguat Non-Inverting

1. Perhatikan rangkaian berikut.

2. Ukur dan catat nilai aktual resistor 1k ohm.


3. Sambungkan Vp ke titik A, catat nilai Vin dan Vo.
4. Sambungkan Vp ke titik B, catat nilai Vin dan Vo.
5. Sambungkan Vp ke titik C, catat nilai Vin dan Vo.
6. Sambungkan Vp ke titik D, catat nilai Vin dan Vo.
7. Bagaimana hubungan antara Vout dengan Vin? Catat dan analisis pada laporan.

Program Studi D3 Teknik Komputer 46


Rangkaian Penguat Inverting
1. Perhatikan rangkaian berikut.

2. Ukur dan catat nilai aktual resistor yang digunakan.


3. Sambungkan Vp ke titik A, catat nilai Vin dan Vo.
4. Sambungkan Vp ke titik B, catat nilai Vin dan Vo.
5. Bagaimana hubungan antara Vout dengan Vin? Catat dan analisis pada laporan.
6. Selanjutnya, pasang generator sinyal sebagai Vin dengan frekuensi 500 Hz. Atur Keluaran
generator sinyal sehingga menghasilkan output op amp sebesar 4 V peak to peak.
7. Catat besar tegangan Vin peak to peak. Pastikan setting osiloskop menggunakan DC
coupling. Bagaimana hubungan antara Vout dengan Vin? Lakukan analisis pada laporan.

TUGAS
1. Buatlah analisis laporan praktikum dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengunakan
ketas A4 dan tulisan tangan tinta biru.

Program Studi D3 Teknik Komputer 47

Anda mungkin juga menyukai