Skripsi Erna 26
Skripsi Erna 26
Skripsi Erna 26
SKRIPSI
SKRIPSI
2
3
Proposal Skripsi ini telah disetujui untuk diseminarkan dihadapan Penguji Proposal
Skripsi Program Studi Keperawatan S-1/Farmasi S-1 Fakultas Kesehatan dan
Farmasi Universitas Bani Saleh.
Bekasi,……………..2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena atas berkat
dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Keperawatan Jurusan Keperawatan pada Program Studi Keperawatan S1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh.
Skripsi ini berisi tentang Gambaran Tingkat Depresi Lansia Di Panti Tresna Werdha
Budi Mulia 1.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak, penyusunan
skripsi ini terasa sangat sulit. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Pembimbing Utama Bapak Ns. Amzal Mortin Andas, M.Kep, P.hD
2. Pembimbing Pendamping Bapak Ns. Ashar Prima, M.Kep
3. Ketua Program Studi Keperawatan S1 Ibu Ns. Fauzia H Wada,M.Kep
4. Dosen Penasehat Akademik Bapak Ns. Achmad Fauji, M.Kep.,SP.KMB
5. Dekan Fakultas Kesehatan dan Farmasi Bapak Ns. Ashar Prima, M.Kep
Akhir kata, semoga Allah Yang Maha Kuasa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Dan semoga proposal ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu keperawatan.
Bekasi,18 Desember 2023
Peneliti
5
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER...................................................................................................i
HALAMAN SAMPUL...............................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................28
DAFTAR SKEMA....................................................................................................30
DAFTAR TABEL.....................................................................................................31
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................32
PENDAHULUAN.....................................................................................................33
A. Latar Belakang...........................................................................................33
B. Rumusan Masalah......................................................................................35
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................35
1. Tujuan Umum............................................................................................35
2. Tujuan Khusus...........................................................................................35
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................35
1. Bagi Peneliti................................................................................................35
2. Bagi Institusi Pendidikan..........................................................................36
3. Bagi pemerintah daerah............................................................................36
4. Bagi Tempat Penelitian.............................................................................36
E. Keaslian Penelitian.....................................................................................36
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................39
A. Teori Pendukung........................................................................................39
1. Lanjut Usia.................................................................................................39
2. Depresi Lansia............................................................................................41
B. Kerangka Teori..........................................................................................55
METODE PENELITIAN.........................................................................................56
A. Kerangka Konsep.......................................................................................56
B. Definisi Operasional...................................................................................56
C. Desain dan Rancangan Penelitian............................................................57
D. Waktu dan Tempat Penelitian..................................................................58
6
DAFTAR SKEMA
Skema 2. 1 Kerangka Teori.....................................................................................54
Skema 2. 2 Kerangka Konsep..................................................................................55
8
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Definisi Operasional................................................................................55
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik.......................................................63
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Depresi...................................................64
9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1...............................................................................................................40
Lampiran 2...............................................................................................................41
Lampiran 3...............................................................................................................42
Lampiran 4...............................................................................................................43
Lampiran 5...............................................................................................................44
Lampiran 6...............................................................................................................45
Lampiran 7...............................................................................................................48
Lampiran 8...............................................................................................................51
10
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan jumlah populasi lansia di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dalam
dekade terakhir menjadi isu yang membutuhkan perhatian khusus, terutama terkait
dengan kesejahteraan mereka. Faktor-faktor seperti peningkatan derajat kesehatan
dan kesejahteraan penduduk Indonesia secara keseluruhan turut berkontribusi pada
peningkatan Angka Harapan Hidup (AHH) di negara ini. Menurut laporan (World
Health Organization, 2020), AHH di Indonesia meningkat dari 55,7 tahun pada tahun
2000 menjadi 71,7 tahun pada tahun 2020.
Prediksi AHH yang didukung oleh data (Kemenkes RI, 2021) menunjukkan
bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia mencapai 23,66 juta jiwa (9,03%).
Proyeksi untuk tahun-tahun mendatang, seperti 2023 (27,08 juta), 2025 (33,69 juta),
2030 (40,95 juta), dan 2035 (48,19 juta), mengindikasikan tren peningkatan yang
signifikan. Hal ini mencerminkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan sebagai
negara dengan struktur penduduk menuju tua (ageing population). Data terkini dari
Kementerian Dalam Negeri dan BPS pada tahun 2023 menunjukkan peningkatan
yang cukup signifikan dalam AHH, khususnya di kota Jakarta Timur, dengan
persentase penduduk lanjut usia (lansia) mencapai 10,82%.
Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menjadi salah satu indikator
keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai tantangan dalam pembangunan.
Keberhasilan karena peningkatan jumlah lansia merupakan dampak dari peningkatan
usia harapan hidup, sementara sebagai tantangan peningkatan jumlah lansia akan
menimbulkan permasalahan penting (Khan et al., 2019). Permasalahan lansia tidak
hanya seputar masalah fisik akan tetapi juga masalah psikologi lansia. Semakin
lanjut usianya seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama di bidang
kemampuan fisik dan status pensiunan, dapat mengakibatkan penurunan pada
peranan-peranan sosialnya. Kesibukan sosialnya akan semakin berkurang yang akan
mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Kondisi tersebut
menyebabkan lansia menjadi lebih rentan untuk mengalami problem mental, salah
satunya adalah depresi (Levin & Vasenina, 2019).
Depresi merupakan gangguan mood yang sering terjadi pada lansia dan
merupakan salah satu gangguan emosi. Depresi bisa terjadi pada lansia di sebabkan
lansia merasa terasing dari keluarganya. Lansia yang memiliki potensi terkena
11
depresi paling tinggi adalah lansia yang tinggal di panti dibandingkan dengan lansia
yang tinggal dirumah dengan keluarga atau yang sedang mendapatkan perawatan di
rumah sakit (Pae, et al.,2017). Hal ini dikarekan, lansia yang berada di panti tinggal
terpisah jauh dari keluarga sehingga tidak memiliki tempat untuk berbagi masalah
dan kesedihan yang dirasakan. Depresi pada lansia lebih sulit untuk dideteksi
dikarenakan usia lanjut yang sering menutupi kesepian serta rasa sedih dengan justru
lebih aktif dalam mengikuti kegiatan (Maier et al., 2021).
Pada tahun 2018 prevalensi depresi pada lansia di dunia berkisar 8-15% dan
hasil meta analisis dari laporan negara-negara di dunia mendapatkan prevalensi rata-
rata depresi pada lansia adalah 13,5% (Nshimyumuremyi et al., 2023). Proporsi
(jumlah) lansia depresi pada tahun 2020 diprediksi akan terus mengalami
peningkatan terutama di negara-negara berkembang yaitu sebesar 15,9% (WHO,
2017). Proporsi (jumlah) depresi pada lansia adalah 15,9%, pada tahun 2020 di
negara berkembang akan menggantikan penyakit-penyakit infeksi sebagai urutan
teratas (WHO, 2017). Gangguan depresi dapat diobati, sehingga para lansia dapat
terbebas dari penderitaan yang diakibatkan oleh depresinya serta bila mendapat
dukungan dari lingkungan atau keluarganya diharapkan dapat meningkatkan kualitas
hidupnya (Pramesona & Taneo, 2018).
Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa tingkat depresi pada
lansia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi fisik, dukungan sosial,
dan lingkungan tempat tinggal. Studi oleh (Smith et al.,2019) menemukan bahwa
faktor-faktor seperti isolasi sosial dan kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan
risiko depresi pada lansia. Selain itu, penelitian oleh (Brown et al.,2020) menyoroti
pentingnya peran pelayanan perawatan khusus seperti panti tresna werdha dalam
mengelola depresi pada populasi lansia.
Depresi pada lansia dapat memiliki dampak serius pada kesejahteraan mereka.
Secara fisik, depresi dapat memperburuk kondisi kesehatan fisik lansia, seperti
menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit kronis (Batiha et
al., 2020). Secara emosional, depresi dapat menyebabkan isolasi sosial, kehilangan
minat dalam aktivitas sehari-hari, dan bahkan berkontribusi pada penurunan kognitif
(Singh et al., 2022). Depresi pada lansia juga terkait dengan peningkatan risiko
bunuh diri (Lee et al., 2021). Dengan demikian, pengelolaan depresi pada lansia
bukan hanya penting untuk kesejahteraan psikologis mereka tetapi juga untuk
12
menjaga kesehatan fisik dan mengurangi risiko komplikasi lainnya (Van Orden et al.,
2020). Sumber terbaru dapat ditemukan dalam penelitian ilmiah terkini, seperti jurnal
kesehatan mental, riset geriatri, atau publikasi medis terkait.
Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa tingkat depresi pada
lansia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi fisik, dukungan sosial,
dan lingkungan tempat tinggal. Studi oleh Smith et al. (2019) menemukan bahwa
faktor-faktor seperti isolasi sosial dan kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan
risiko depresi pada lansia. Selain itu, penelitian oleh Brown et al. (2020) menyoroti
pentingnya peran pelayanan perawatan khusus seperti panti tresna werdha dalam
mengelola depresi pada populasi lansia. Namun, masih terdapat kekurangan
penelitian yang secara khusus mengeksplorasi tingkat depresi lansia di lingkungan
panti, terutama di Panti Tresna Werdha Budi Mulia 1. Oleh karena itu, penelitian ini
akan memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang tingkat depresi lansia di
panti tersebut, dengan harapan dapat memberikan masukan yang berharga untuk
perbaikan layanan perawatan dan kesejahteraan lansia di panti.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang maka dapat ditetapkan rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu bagaimana gambaran tingkat depresi lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Mulia 1?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui gambaran tingkat depresi lansia
di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik demografi lansia yang tinggal Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Mulia 1
b. Mengetahui gambaran tingkat depresi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Mulia
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi
peneliti dalam mengaplikasikan keperawatan gerontik.
13
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Pendukung
1. Lanjut Usia
a. Definisi Lanjut Usia (lansia)
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang atau fase dari
perjalanan hidup manusia. Manusia tidak secara tiba-tiba tua, tetapi
berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan tahap akhir menjadi tua.
Perubahan ini merupakan fase alamiah yang telah ditetapkan oleh Tuhan
yang patut disyukuri (Maryatun, 2013). Tahap lansia merupakan tahap
dimana terjadi penurunan kemampuan fisik, mental dan sosial secara
bertahap (WHO, 2015).
Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan
lansia dan Peraturan Pemerintah No. 43/2004 menetapkan bahwa batasan
umur lansia di Indonesia adalah 60 tahun ke atas (Kementerian Sosial RI,
2004). Kriteria lansia yang paling umum adalah gabungan antara usia
kronologis dengan perubahan dalam peran sosial dan diikuti oleh perubahan
status fungsional seseorang (Nugroho, 2008). Pengertian lansia beragam
tergantung kerangka pandangan individu (Azizah, 2011). Lansia bukan
penyakit tetapi merupakan tahapan lanjut dari suatu proses kehidupan yang
akan dijalani oleh individu, ditandai dari penurunan kemampuan fisik untuk
beradaptasi dengan lingkungan (Pramesona & Taneo, 2018).
Lansia berdasarkan karakteristik sosial masyarakatnya yang
menganggap orang yang telah tua menunjukan ciri fisik seperti rambut
beruban, kerutan kulit dan hilangnya gigi dan sosialisasi ke masyarakat
adanya penurunan peranan seperti orang dewasa, tidak terlibat dalam
kegiatan ekonomi produktif dan untuk wanita tidak mampu memenuhi tugas
rumah tangga (Susanti, 2020).
b. Batasan Lanjut Usia
Menurut WHO (World Health Organization, 2020), menggolongkan
lanjut usia berdasarkan usia kronologis/biologis menjadi 4 kelompok yaitu :
1) Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 – 59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly) antara usia 60 – 74 tahun.
3) Lanjut usia tua (old) antara usia 75 – 90 tahun dan
17
berkisar 8-15% dan hasil meta analisis dari laporan negara-negara di dunia
mendapatkan prevalensi rata-rata depresi pada lansia adalah 13,5%
(Nshimyumuremyi et al., 2023). Proporsi (jumlah) lansia depresi pada tahun
2020 diprediksi akan terus mengalami peningkatan terutama di negara-
negara berkembang yaitu sebesar 15,9% (WHO, 2017).
Gangguan depresi yang sering dijumpai pada lansia merupakan masalah
psikososiogerontik dan perlu mendapat perhatian khusus (Maryam, 2008).
Depresi pada lansia kadang-kadang tidak terdiagnosis dan tidak
mendapatkan penanganan yang semestinya karena gejala-gejala yang
muncul seringkali dianggap sebagai suatu bagian dari proses penuaan yang
normal (Arjadi, 2018). Proporsi (jumlah) depresi pada lansia adalah 15,9%,
pada tahun 2020 di negara berkembang akan menggantikan penyakit-
penyakit infeksi sebagai urutan teratas (WHO, 2017). Perlu ditegaskan
bahwa depresi adalah suatu gangguan atau penyakit, sedangkan proses
penuaan bukanlah penyakit, meskipun ada beberapa penyakit yang
berhubungan dengan proses penuaan. Gangguan depresi dapat diobati,
sehingga para lansia dapat terbebas dari penderitaan yang diakibatkan oleh
depresinya serta bila mendapat dukungan dari lingkungan atau keluarganya
diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidupnya (Pramesona & Taneo,
2018).
Depresi terjadi lebih banyak pada umur yang lebih tua dan dukungan
keluarga yang rendah. Faktor-faktor psikososial usia lanjut merupakan
permasalahan yang sangat rawan membebani kehidupannya yang pada
gilirannya dapat mempengaruhi gangguan fisik, sosial, dan mentalnya.
Gangguan depresi pada umumnya dicetuskan oleh peristiwa hidup tertentu.
Kenyataanya peristiwa hidup tersebut tidak selalu diikuti oleh depresi, hal
ini mungkin disebabkan karena adanya faktor–faktor lain yang ikut berperan
mengubah atau mempengaruhi hubungan tersebut. Jarang terjadi bahwa
depresi disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi lebih sering disebabkan oleh
berbagai faktor yang berinteraksi dalam berbagai kombinasi sehingga
menciptakan suatu kondisi tertentu yang berpengaruh terhadap tinggi
rendahnya dan frekuensi depresi (Pramesona & Taneo, 2018).
c. Tanda dan Gejala Depresi
21
Perilaku yang berhubungan dengan depresi menurut (Lubis, M., & Sari,
N. I. 2021). meliputi beberapa aspek seperti :
1) Afektif
Kemarahan, apatis, kekesalan, penyangkalan perasaan,
kemurungan, rasa bersalah, ketidakberdayaan, keputusasaan, kesepian,
harga diri rendah, kesedihan.
2) Fisiologik
Nyeri abdomen, anoreksia, sakit punggung, konstipasi, pusing,
letih, gangguan pencernaan, insomnia, makan berlebih/kurang,
gangguan tidur dan perubahan berat badan.
3) Kognitif
Ambivalensi, kebingungan, ketidakmampuan berkonsentrasi,
kehilangan minat dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, mencela diri
sendiri, pikiran yang destruktif tentang diri sendiri, pesimis dan
ketidakpastian.
4) Perilaku
Agresif, agitasi, alkoholisme, perubahan tingkat aktifitas,
kecanduan obat, intoleransi, mudah tersinggung, kurang spontanitas,
sangat tergantung, kebersihan diri kurang, isolasi sosial, mudah
menangis dan menarik diri.
d. Derajad depresi
1) Berdasarkan tingkat penyakitnya, depresi dibagi menjadi ;
a) Mild depression atau minor depression, pada depresi ringan, mood
yang rendah datang dan pergi dan penyakit datang setelah kejadian
stressful yang spesifik. Individu akan merasa cemas dan juga tidak
bersemangat. Perubahan gaya hidup biasanya dibutuhkan untuk
mengurangi depresi jenis ini.
b) Moderate depression, pada depresi sedang mood yang rendah
berlangsung terus dan individu mengalami simtom fisik juga
walaupun berbeda – beda tiap individu. Perubahan gaya hidup saja
tidak cukup dan bantuan diperlukan guna mengatasinnya.
c) Severe depression atau major depression, depresi berat adalah
penyakit yang tingkat depresinnya parah. Individu akan mengalami
22
signifikan antara penyakit kronis dan risiko depresi pada lansia, seperti yang
ditunjukkan dalam penelitian oleh Prince et al. (1999). Disabilitas
fungsional juga memainkan peran penting, dimana peningkatan tingkat
disabilitas fungsional pada lansia dapat berkorelasi dengan peningkatan
gejala depresi, seperti yang diungkapkan dalam studi longitudinal oleh Gill
(2006).
Selanjutnya, rasa sakit kronis juga dikaitkan dengan gejala depresi pada
lansia, seperti terungkap dalam penelitian oleh Reid et al. (2006). Faktor
neurologis, termasuk gangguan kognitif, dapat menjadi prediktor depresi
pada lansia, menurut studi oleh Byers dan Yaffe (2011). Kegagalan organ,
seperti gagal jantung atau gagal ginjal, juga terhubung dengan risiko depresi
pada lansia, sesuai dengan temuan oleh Cully et al. (2005).
Selain itu, tingkat kolesterol yang tidak seimbang dan faktor vaskular
juga dapat memengaruhi tingkat depresi pada lansia, seperti yang
diindikasikan oleh Almeida et al. (2012). Peran program promosi kesehatan
dalam mengurangi risiko depresi melalui perawatan kesehatan fisik pada
lansia juga mendapat perhatian, dan intervensi holistik yang mencakup
aspek kesehatan fisik dinilai dapat meningkatkan efektivitas terapi,
sebagaimana dibahas dalam penelitian oleh Hegel et al. (1999) dan Mather
et al. (2002).
Dengan memahami kompleksitas hubungan antara kondisi kesehatan
fisik dan tingkat depresi pada lansia, penelitian lebih lanjut pada aspek ini
dapat memberikan wawasan yang lebih dalam dalam upaya pencegahan dan
pengelolaan depresi pada populasi lansia.
j. Dampak Depresi
Dampak depresi dikemukakan oleh Bagulho, 2002; von Ammon
Cavanaugh et al., 2001 dalam Zauszniewski & Wykle, 2006 berupa risiko
timbulnya penyakit fisik, bertambah parahnya penyakit fisik, penyembuhan
yang lama setelah operasi atau menderita penyakit, kerusakan kognitif,
bertambahnya angka bunuh diri ataupun penyakit yang mematikan.
k. Instrumen Geriatric Depression Scale
Pentingnya mendeteksi depresi semakin disadari apalagi depresi yang
terjadi pada lansia sulit diketahui. Untuk itu, alat pendeteksi depresi dibuat
30
memori, agitasi (gejolak emosi), dan tiga serangkai (dimensi) menarik diri,
apatis dan semangat (MAS). Klasifikasi dysporia punya subklasifikasi lagi
yang dikelompokkan ke dalam putus asa. Pengelompokkan ini dibuat agar
pengukuran lebih akurat dan jelas. Hal ini memudahkan para peneliti dalam
menggali gejala mana yang lebih dominan (Adam,et al 2004) sehingga bisa
memilih pengobatan yang sesuai dengan gejala yang ada. Pernyataan yang
termasuk ke dalam klasifikasi dysporia adalah pernyataan nomor 1, 3, 4, 7,
9, 15, 16, 23, dan 25. Klasifikasi dysporia secara umum menggambarkan
perasaan sedih, tertekan (depresi), putus asa, dan kosong. Sedangkan
subklasifikasi dysporia yaitu putus asa ada pada pernyataan nomor 5, 10, 17,
dan 22. Secara umum, klasifikasi ini menggambarkan keputusasaan,
ketidakberdayaan, dan perasaan tidak berharga. Ide untuk bunuh diri
merupakan tujuan akhir setelah menjalani hidup yang tidak bergairah dan
tidak bersemangat dari orang depresi dengan keputusasaan dan
ketidakberdayaan (Adam, et al, 2004). Sehingga orang depresi yang
berusaha untuk bunuh diri memiliki gejalagejala yang dominan pada
klasifikasi ini. Lalu pernyataan nomor 8, 13, dan 18 termasuk ke dalam
klasifikasi cemas. Selanjutnya yang termasuk klasifikasi gangguan kognitif/
memori adalah nomor 6, 14, 26, 29, dan 30. Lalu klasifikasi yang termasuk
dalam gejala agitasi yaitu nomor 11, 24, dan 27. Dan yang termasuk
klasifikasi terakhir yaitu MAS adalah nomor 2, 12, 19,20,21, dan 28. Di
dalam MAS ini secara umum digambarkan pengalaman dan perilaku yang
dipengaruhi oleh umur, kelemahan fisik dan masalah kesehatan.
32
B. Kerangka Teori
Skema 2. 1 Kerangka Teori
DEPRESI
Kejadian depresi
Tingkat depresi
33
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Pada bab ini akan menjelaskan kerangka konsep dan definisi operasional yang
dapat memberikan arah pada pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini akan
digambarkan distribusi proporsi variabel- variabel penelitian secara sederhana.
Variabel- variabel tersebut berupa karakteristik lansia seperti jenis kelamin, umur,
status pernikahan, agama, tingkat pendidikan, lama lansia tinggal di panti , alasan
masuk ke panti, keluhan penyakit saat ini dan tingkat depresi yang dialami lansia.
Tingkat depresi yang akan diteliti pada lansia diukur dengan menggunakan skala
ukur yang disebut dengan Geriatric Deperession Scale (GDS). Berdasarkan tinjauan
teori yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka, maka kerangka konsep dari
penelitian ini dapat digambarkan secara skematis pada skema di bawah ini :
Skema 2. 2 Kerangka Konsep
B. Definisi Operasional
Tabel 3. 1 Definisi Operasional
Variabel Definisi
Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Penelitian Operasional
Identitas diri responden
1. Laki-laki
Jenis kelamin baik itu pria atapun Kuesioner Nominal
2. Perempuan
wanita
Rentang umur 1. middle age
responden berdasarkan (45-59)
pernyataan atau 2. elderly (60 –
Umur identitas diri. Kuesioner 74 tahun) Interval
3. old (75-90)
4. very old (>90
tahun)
Status Identitas diri responden Kuesioner 1. Janda/ duda Nominal
pernikahan baik itu menikah, 2. Menikah
belum menikah, 3. Belum
34
H. Pengolahan Data
Peneliti melakukan pengolahan data penelitian ini dengan beberapa langkah.
Data yang telah didapat lalu diproses melalui tahap editing. Editing dilakukan pada
kuesioner untuk diperiksa secara teliti oleh peneliti tentang adanya kesalahan
penulisan atau pertanyaan yang belum diisi. Jika ada data yang kurang atau kosong,
maka data itu belum bisa dijadikan data yang siap untuk diolah dan dianalisis. Jika
peneliti masih bisa mengambil data itu lagi kepada lansia yang menjadi responden di
panti sehingga datanya lengkap, maka data tersebut bisa digunakan untuk selanjutnya
dicoding. Data dicoding sesuai dengan kode yang telah ada di definisi operasional
sehingga data tersebut jelas dan tidak bercampur satu sama lain. Data yang sudah
dilakukan coding mempermudah peneliti dalam melakukan analisa data dan
mempercepat pemasukan data penelitian. Selanjutnya dilakukan kegiatan pengolahan
data dengan menggunakan program komputer. Setelah melalui proses editing
(pengecekan kelengkapan data) dan coding (pengubahan data yang berbentuk huruf
menjadi data berbentuk angka) , data hasil editing dimasukkan ke komputer dengan
program windows Statistic Program for Social Sciences (SPSS). Setelah data hasil
penelitian yang sudah melalui proses editing, coding dan telah dimasukkan ke
komputer (processing), maka peneliti harus mengecek kembali kelengkapan data
yang sudah dimasukkan ke dalam komputer.
I. Tekhnik Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-
masing variabel yang diteliti. Analisis univariat dalam penelitian ini
menggambarkan frekuensi dari seluruh variabel yang diteliti yaitu karakteristik
responden (usia, jenis kelamin, agama, status pernikahan, tingkat pendidikan,
keluhan medis saat ini dan lamanya tinggal di panti) dan variabel lainnya berupa
tingkat depresi pada lansia berdasarkan hasil ukur GDS.
Cara perhitungan dilakukan dengan rumus:
F
Presentase: x 100%
N
Keterangan:
F = Frekuensi
N = Jumlah sampel
38
K. Etika penelitian
Dilakukan penelitian ini, penulis telah mendapatkan adanya rekomendasi dari
institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada institusi tempat
penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian dengan
menekankan masalah etika yang meliputi:
1. Informed consent (Informasi Untuk Responden)
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden disertai judul penelitian,
manfaat penelitian, identitas responden dan identitas penulis. Lembar ini disertai
tanda tangan responden dan tanda tangan penulis, responden bersedia maka
responden menandatangani lembar persetujuan tersebut dan langsung di berikan
lembar kuesioner.
2. Autonomy
Penulis telah memberikan kebebasan bagi responden menentukan keputusan
sendiri untuk bersedia ikut dalam penelitian atau tidak tanpa adanya paksaan
atau pengaruh dari penulis. Hal yang dilakukan pertama kali adalah penulis
mendatangi responden. Penulis telah menjelaskan maksud dan tujuan penelitian
ini, serta menyampaikan bahwa penelitian ini tidak membahayakan atau
merugikan responden. Penulis menanyakan kesediaan calon responden untuk
ikut dalam penelitian ini. Penulis telah menyerahkan sepenuhnya keputusan
kepada responden dengan prinsip penulis menghormati dan menghargai apapun
yang telah di putuskan oleh responden. Setelah responden setuju dengan mengisi
kuesioner, penulis menyerahkan kuesioner kepada responden.
3. Beneficence
Prinsip ini adalah bahwa penelitian yang dilakukan haruslah mempunyai
keuntungan yang baik bagi penulis maupun responden penelitian. Sebelum
pengisian kuesioner dilakukan, penulis memberikan penjelasan tentang manfaat
penelitian ini serta keuntungannya bagi responden dan penulis. Penulis
menyampaikan bahwa keuntungan dari penelitian ini adalah sebagai suatu upaya
bagi penulis untuk menjawab pertanyaan penelitian, sedangkan keuntungan bagi
responden dalam penelitian yakni penulis memberikan keuntungan atau rewards
bagi responden.
4. Anonimity
40
Persentasi
Variabel Kategori Jumlah
(%)
Perempuan 96 59.3
Jenis Kelamin
Laki-laki 66 40.7
Total 162 100.0
Menikah 55 34.0
Status Pernikahan Janda/duda 107 66.0
Belum menikah 0 0.0
Total 162 100.0
Arthritis 71 43.8
Hipertensi 74 45.7
Konstipasi 5 3.1
DM 0 0.0
Keluhan saat ini
Paru paru 0 0.0
Penyakit kulit 0 0.0
Insomnia 12 7.4
Post stroke 0 0.0
Total 162 100.0
Tingkat Depresi Lansia
43
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui dari 162 responden (100%),
menunjukan bahwa sebanyak 96 responden dengan persentase 59,3% jenis kelamin
perempuan.
Jumlah responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada laki-laki.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Muhammadiyah et al., 2021) yang menyatakan
bahwa presentase jumlah responden yang tinggal di panti sosial lebih banyak berjenis
kelamin perempuan dibanding responden berjenis kelamin laki-laki. Hal tersebut
kemungkinan berhubungan dengan Angka Harapan Hidup di Indonesia lebih tinggi
perempuan dibandingkan laki-laki. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
Indonesia, angka harapan hidup masyarakat Indonesia di tahun 2018 yaitu 73,19
tahun pada wanita dan 69,30 tahun pada pria.
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui dari 162 responden (100%),
menunjukan bahwa sebanyak 108 responden dengan persentase 66.7% umur elderly
60-74th. Menurut Maryam (2011) lansia tidak akan dapat menghindari proses
penuaan yang alami dan bertahap. Fungsi organ-organ tubuh lansia akan mengalami
kemunduran sebab proses menua terjadi kerusakan sel-sel, akibatnya akan terjadi
penurunan imunitas tubuh.
Komisi Nasional Lanjut Usia (2010) juga menyebutkan bahwa kondisi
degeneratif tersebut menjadikan lansia rentan terhadap penyakit, termasuk depresi.
Penelitian yang dilakukan di Monroe County New York oleh Lyness et.al (2009)
membuktikan bahwa lansia dengan usia 65 tahun ke atas mempunyai risiko
menderita depresi lebih tinggi jika dibanding dengan lansia yang berusia 65 tahun.
Lansia yang berusia lebih panjang maka dapat diduga mempunyai mekanisme
koping serta kemampuan beradaptasi terhadap stresor fisik maupun psikis lebih
adaptif. Secara psikologis koping yang sudah terlatih dapat pencegah terjadinya
44
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui dari 162 responden (100%),
menunjukan bahwa sebanyak 71 responden dengan persentase 43,8% mengalami
depresi ringan.
Banyak factor yang melatar belakangi responden mengalami depresi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang tinggal dipanti banyak
karena factor keluarga. Anggota keluarga baik anak ataupun cucu yang sibuk di
dalam pekerjaanya mengakibatkan kurangnya berinteraksi kepada responden. Akibat
dari kurangnya interaksi antara responden dengan anggota keluarga adalah kurang
terpenuhinya kebutuhan responden dengan baik. Komunikasi yang baik diharapkan
oleh responden sering tidak dapat terpenuhi dimana anggota keluarga lebih banyak
tidak di rumah dan hanya sedikit waktu untuk dapat berkomunikasi dan dapat
memenuhi kebutuhan hidup responden. Meskipun aktivitas fisik masih dapat
dilakukan di rumah, namun karena dibatasi oleh anggota keluarga yang merasa
khawatir terhadap apa yang dikerjakan responden, maka anggota keluarga
menginginkan responden di bawa ke Panti dengan harapan responden dapat
beraktivitas dan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Namun persepsi anggota keluarga
ternyata berbeda kenyataanya dengan apa yang dialami oleh responden. Responden
yang telah tinggal di panti ternyata tidak semuanya dalam kondisi normal. Sembilan
puluh empat koma lima persen responden ternyata mangalami depresi. Depresi yang
dialami responden seperti merasakan kesedihan dikarenakan oleh kehilangan
keluarga atau orang yang disayangi. Hawari (2011) menyatakan seseorang yang
mengalami depresi mudah merasa haru, sedih, dan menangis. Hal ini merupakan ciri
kepribadiaan seseorang yang mengalami depresif.
Kehilangan keluarga atau orang yang disayangi merupakan pencetus timbulnya
depresi. Responden merasa disakiti, diacuhkan oleh keluarga, dibuang oleh keluarga,
dan kurangya perhatian dari keluarga. Hadi (2004) menyatakan kehilangan
merupakan faktor paling utama untuk mendasari terjadinya depresi, karena
kehilangan merupakan suatu keadaan individu yang berpisah dengan suatu yang
sebelumnya ada. Hidup yang jauh dengan anggota keluarga yang sejatinya anggota
keluarga masih ada, namun dengan berbagai argument bahwa anggota keluarga tidak
dapat mengasuh secara baik kepada responden sehingga diputuskan untuk membawa
responden ke panti.
47
C. Keterbatasan penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah, membutuhkan waktu yang sangat lama
karena dengan begitu banyaknya sample yang di ambil serta kekurangannya
responden dalam mengisi lembar pernyataan yang ada terkait data untuk di jadikan
penelitian.
48
BAB V KESIMPULAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka
hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai “Gambaran Tingkat Depresi Lansia
Di Panti Tresna Werdha Budi Mulia 1”, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai beritkut :
1. Distribusi jenis kelamin pada lansia Di Panti Tresna Werdha Budi Mulia 1
terbanyak perempuan
2. Distribusi umur lansia Di Panti Tresna Werdha Budi Mulia 1 terbanyak 60-74th.
3. Distribusi status pernikahan lansia Di Panti Tresna Werdha Budi Mulia 1
terbanyak janda/duda.
4. Distribusi agama lansia Di Panti Tresna Werdha Budi Mulia 1 terbanyak islam
5. Distribusi pendidikan lansia Di Panti Tresna Werdha Budi Mulia 1 terbanyak
SMA/SMK
6. Distribusi lama tinggal lansia Di Panti Tresna Werdha Budi Mulia 1 terbanyak
tinggal >5 tahun
7. Distribusi alas an masuk lansia Di Panti Tresna Werdha Budi Mulia 1 terbanyak
terbanyak penertiban satpol PP.
8. Distribusi keluhan saat ini lansia Di Panti Tresna Werdha Budi Mulia 1
terbanyak Arthritis.
9. Distribusi stres lansia Di Panti Tresna Werdha Budi Mulia 1 terbanyak ringan.
B. Saran
1. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan ilmiah dan
teoritis, sebagai memacu institusi pendidikan khususnya pada bidang profesi
keperawatan untuk mengadakan seminar tentang kesehatan secara fisik maupun
mental pada lansia sangat penting untuk meningkatkan angka kesejahteraan
lanisa di indonesia.
2. Bagi Panti
Peneliti menyarankan bagi panti lebih memperbanyak kegiatan yang
memiliki manfaat untuk kesehatan lansia dan lebih melakukan kekeluargaan
terhadap lansia agar lansia dapat menerima dengan baik di kehidupannya.
3. Bagi peneliti selanjutnya
49
Kajian mengenai gambaran depresi pada lansia ini menarik untuk diteliti
karena erat kaitannya dengan bidang keperawatan komunitas dan keperawatan
jiwa. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar meneliti dengan skala yang lebih
luas dan meneliti faktor-faktor lain dari variabel yang di teliti.
50
DAFTAR PUSTAKA
Anbesaw, T., & Fekadu, B. (2022). Depression and associated factors among older
adults in Bahir Dar city administration, Northwest Ethiopia, 2020: Cross-
sectional study. PLOS ONE, 17(8), e0273345.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0273345
Andas, A. M., Harahap, D., Purnamasari, A., & Prima, A. (2022). Effectiveness of
cognitive behaviour therapy (CBT) to improve the sleep quality of the elderly in
hospital. International Journal of Health Sciences, 1669–1678.
https://doi.org/10.53730/ijhs.v6nS4.6320
Batiha, O., Al-Zoubi, E., Wabaidur, S., Althiyabi, T., El-Salem, K., Singh, Z., &
Batiha, A. M. (2020). Impact of depression and anxiety on hospitalized elderly
patients with chronic diseases. Clinical interventions in aging, 15, 1049.
Guideline Development Panel for the Treatment of Depressive Disorders. (2022).
Summary of the clinical practice guideline for the treatment of depression across
three age cohorts. American Psychologist, 77(6), 770–780.
https://doi.org/10.1037/amp0000904
Kemenkes RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia 2020. Jakarta : Kemenkes RI.
Kementerian Dalam Negeri. (2023). Visualisasi Data Kependudukan.
www.dukcapil.kemendagri.go.id.
Khan, K. T., Hemati, K., & Donovan, A. L. (2019). Geriatric Physiology and the
Frailty Syndrome. Anesthesiology Clinics, 37(3), 453–474.
https://doi.org/10.1016/j.anclin.2019.04.006
Lee, Y. J., Cho, S. J., Cho, H. J., Lee, J. Y., Kim, S. Y., & Park, E. C. (2021).
Association between social activity and the risk of suicide in older adults.
International psychogeriatrics, 33(2), 227-236.
Levin, O. S., & Vasenina, E. E. (2019). Depression and cognitive decline in elderly:
Causes and consequences. Zhurnal Nevrologii i Psikhiatrii Im. S.S. Korsakova,
119(7), 87. https://doi.org/10.17116/jnevro201911907187
Li, H., Huang, J., & Liu, J. (2022). External Support for Elderly Care Social
Enterprises in China: A Government-Society-Family Framework of Analysis.
International Journal of Environmental Research and Public Health, 19(14),
8244. https://doi.org/10.3390/ijerph19148244
51
Zenebe, Y., Akele, B., W/Selassie, M., & Necho, M. (2021). Prevalence and
determinants of depression among old age: A systematic review and meta-
analysis. Annals of General Psychiatry, 20(1), 55.
https://doi.org/10.1186/s12991-021-00375-x..
53
Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN PEMBUATAN PROPOSAL SKRIPSI
“GAMBARAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI TRESNHA WERDAH
BUDI MULIA”
1. Pembag
ian
pembim
bing
2. Pengaju
an
Judul
3. Penyus
unan
bab 1 &
II
4. Penyus
unan
bab III
5. Revisi
bab I-
III
6. Semina
r
Proposa
l
54
55
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
GAMBARAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Salam Sejahtera,
Nama :
NIM :
Saya mahasiswi Program Studi S1 Keperawatan S-1 Universitas Bani Saleh Fakultas
Kesehatan dan Farmasi sedang melaksanakan penelitian untuk penulisan proposal
sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan.
Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan
penelitian. Untuk itu saya harap segala kerendahan hati agar kiranya Bapak/Ibu
bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan.
Kueisoner ini mohon diisi dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang
dipertanyakan sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik untuk
penelitian ini.
Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi Bapak/Ibu dalam pengisian
kuesioner ini .
Apakah Bapak/Ibu bersedia menjadi responden?
YA/TIDAK
56
Lampiran 3
SURAT PERSETUJUAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Usia :
Alamat :
Menyatakan bersedia/tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian yang
dilakukan oleh :
Nama :
NIM :
Judul : Gambaran Tingkat Depresi Lansia Di Panti Tresnha Werdha Budi
Mulia. Mahasiswi Universitas Bani Saleh yang sedang melakukan penelitian
untuk tugas akhir (Skripsi) Pada kesempatan ini peneliti meminta kepada
responden untuk mengisi semua pertanyaan kuesioner di bawah ini dengan jujur.
Semua jawaban Bapak/Ibu berikan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian saja dan akan dijaga kerahasiannya.
Atas kesediaan waktu dan partisipasi Bapak/Ibu, peneliti ucapkan Terima Kasih.
Bekasi, 2024
Peneliti Responden
( ) ( )
57
Lampiran 4
LEMBAR KUESIONER
Profil Responden
Nama Lansia : No.ID Responden
(diisi oleh peneliti)
Panti/ Wisma :
Tanggal Pemeriksaan :
Petunjuk Pengisian : Beri tanda (X) pada jawaban pilihan
1. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
2. Usia : ( ) 45 – 59 tahun ( ) 75-90 tahun
( ) 60 – 74 tahun ( ) diatas 90 tahun
3. Status Perkawinan : ( ) Menikah ( ) Tidak menikah/ belum menikah ( ) Janda/
duda
4. Agama : ( ) Islam ( ) Katolik ( ) Protestan ( ) Hindu ( ) Budha
5. Pendidikan Terakhir : ( ) Tidak Sekolah ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA ( ) Diploma ( )
PT
6. Keluhan Utama : ( ) Nyeri Sendi ( ) Mudah kesemutan ( ) boleh lebih dari satu
( ) Sesak ( ) Pusing ( )Tidak nafsu makan ( ) Sulit buang air besar ( ) Sulit
menelan dan mengunyah ( ) lainnya…………...
7. Lama di Panti : ( ) <1 tahun ( ) 1- 5 tahun ( ) > 5 tahun
8. 8. Alasan masuk : ( ) Tidak ada keluarga ( ) Anjuran atau saran keluarga ( )
Keinginan sendiri ( ) Penertiban Satpol PP ( ) Tidak punya tempat tinggal ( )
Dikirim oleh tokoh masyarakat ( ) Lainnya…..
58
Lampiran 5
GERIATRIC DEPRESSION SCALE 15-ITEM (GDS-15)
N PERTANYAA JAWABAN
O N
1 Apakah Anda Sebenarnya Puas Dengan Kehidupan Anda? TIDA
K
2 Apakah Anda Telah Meninggalkan Banyak Kegiatan Dan Minat/Kesenangan YA
Anda
3 Apakah Anda Merasa Kehidupan Anda Kosong? YA
7 Apakah Anda Merasa Bahagia Untuk Sebagian Besar Hidup Anda? TIDA
K
8 Apakah Anda Merasa Sering Tidak Berdaya? YA
9 Apakah Anda Lebih Sering tinggal di panti Daripada pergi Keluar Dan YA
Mengerjakan Sesuatu Hal Yang baru?
10 Apakah Anda Merasa Mempunyai Banyak Masalah Dengan Daya Ingat Anda YA
Dibandingkan Kebanyakan Orang ?
11 Apakah Anda Pikir Bahwa Kehidupan Anda Sekarang Menyenangkan? TIDA
K
12 Apakah Anda Merasa Tidak Berharga Seperti Perasaan Anda Saat Ini? YA
13 Apakah Anda Merasa Penuh Semangat? TIDA
K
14 Apakah Anda Merasa Bahwa Keadaan Anda Tidak Ada Harapan? YA
15 Apakah Anda Pikir Bahwa Orang Lain, Lebih Baik Keadaannya Daripada YA
Anda?
*) Setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor “1“ (satu) Interpretasi :
1. Normal : 0-4
2. Depresi ringan : 5-8
3. Depresi sedang : 9-11
4. Depresi berat : 12-15
59
Lampiran 6
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL
NAMA : Erna Karisatil A’la
NIM : 0432950422087
DOSEN PEMBIMBING I : Ns. Amzal Mortin Andas,M.Kep.,Ph.D
JUDUL SKRIPSI : Gambaran tingkat depresi lansia di Panti Tresna
Werdha Budi Mulia 1
Hari/Tanggal Materi Bimbingan Masukan/saran Dosen Tanda Tangan
NO
Bimbingan Pembimbing Mahasiswa Pembimbing
1. Jumat 1. Pengarahan 1. memilih 3 judul
01-12- 2023 mengenai utama skripsi pilihan
Pengajuan dan 2. Menentukan lokasi
penentuan judul penelitian dan lebih
skripsi via wa perdalam mengenai
Judul skripsi alasan untum
a. Pengaruh memilih lokasi
edukasi penelitian dan sampel
kesehatan kemudian
mental mencocokkan dan
terhadap memilih 1 judul
kualitas hidup antara 3 judul yang di
lansia dengan ajukan yang menurut
depresi peneliti paling
b. Hubungan relevan dan sesuai
aktivitas fisik 3. Menentukan
dengan instrumen
kemandirian 4. Saran judul no 3 dan
lansia di lakukan di Rs
c. Hubungan
dukungan
keluarga
terhadap
depresi lansia
di wilayah
kerja
2. Permohonan
persetujuan
dosen
pembimbing
3. Pengajuan surat
study
pendahuluan dan
pengambilan
data penelitian
2. Selasa 1. Followup terkait 1. Acc pengambilan
05-12-2023 judul penelitian sempel di panti
2. Mengajukan 2. Konsul harus di
arahan dari berikan cover yang
pembimbing ke sudah di atur sesuai
2 untuk pedoman skripsi
pengambilan 3. Pada latar belakang
sempel di panti boleh di cantumkan
3. Melanjutkan bab tentang lokasi
1 penelitian, cukup 2-3
60
Lampiran 7
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL
NAMA : Erna Karisatil A’la
NIM : 0432950422087
DOSEN PEMBIMBING I : Ns. Amzal Mortin Andas,M.Kep.,Ph.D
JUDUL SKRIPSI : Gambaran tingkat depresi lansia di Panti Tresna
Werdha Budi Mulia 1
gambaran di penulisan,
karenakan target penyusunan bab 1
dan lokasi sesuai dengan
penelitian panduan skripsi
3. Acc judul, dan 2. Keaslian penelitian
melanjutkan 3. Sumber yang
untuk menyusun relevan
bab 1
3. Kamis 1. Koreksi bab 1 1. Latar belakang
15-02-2024
dan saran untuk harus memiliki
melanjutkan kutiban
penyusunan bab 2. Lanjut bab 2 dan 3
2 dan 3 dan konsultasi ke
2. Memberikan pembimbing
conton lembar pertama
quesioner dan 3. Belum adanya
nama responden kerangka teori dan
yang di kirim konsep
melalui aplikasi 4. Pada lampiran
Whatsapp harus
menyertakan,
lembar quesioner
responden,
identitas responden
dan persetujuan
sebagai responden
4. Sabtu Koreksi bab 2 dan 3 1. Untuk lampiran
24-02-2024
dan lampiran sudah di sertakan
2. Konfirmasi ke
penguji mengenai
waktu ujian dan
daftar untuk
peserta ke bagian
administrasi
kampus agar bisa
di jadwalkan uji
64
proposal
65
Lampiran 8
OLAH DATA PENELITIAN DENGAN SPSS
JENIS_KELAMIN
UMUR
STATUS_PERNIKAHAN
AGAMA
PENDIDIKAN
LAMA_TINGGAL
ALASAN_MASUK
KELUHAN_SAAT_INI
TINGKAT_DEPRESI