Kel 3 Ketenagakerjaan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 1

Kel 3

A. Maksud dari pekerjaan tertentu tersebut, adalah setiap pekerjaan yang telah ditentukan yang menurut jenis dan sifat pekerjaan
atau kegiatannya yang hanya sementara sifatnya (dalam artian PKWT per-pekerjaan). Dengan kata lain, bukan akumulasi
beberapa kali hubungan kerja (PKWT) Bisa saja terjadi seseorang tenaga kerja dibuat (diperjanjikan) beberapa kali hitungan
kerja melaluiPKWT untuk beberapapekerjaan atau kegiatan di beberapa projek pada suatu perusahaan. Sebaliknya bisa juga
diperjanjikan dengan seseorang tenaga kerja melalui beberapa kali PKWT di beberapa proyek pada pe:rusahaan yang berbeda
beda.

Ciri-ciri dari pekerjaan tertentu tersebut di uraikan terperinci dalam Pasal 59 ayat (1) UU No. 1 2003-, yakni:

1. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementitra sifatnya


2. pekerjaaan yang dipekerjakan penyelesaiailnya dalam waktu yang tidak terlalu lama.
dan paling lama 3 (tiga) tahun
3. pekerjaan yang bersifat musiman atau
4. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan.
yang masih dalam percobaan atau penjajalan.

B. Berdasarkan peraturan perundang-undangan, ada beberapa hal yang membedakan kedua jenis perjanjian kerja (PKWT dan
PKWTT) tersebut, yakni:

1. Perbedaan prinsip antara PKWT dan PKWTT adalah batasan lamanya hubungan kerja berlangsung yang didasarkan pada jenis
dan sifat atau kegiatan pekerjaan yang dilakukan. 2. Apabila pada jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaan yang dilakukan akan
selesai dalam waktu tertentu dan bukan pekerjaan yang bersifat tetap maka tenaga kerja yang direkrut dapat disewa melalui
PKWT.sebaliknya apabila jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaan yang bersifat tetap dan terus menerus dalam suatu proses
produksi (barang dan jasa)dalam artian tidak ada batasan tegas selesainya pekerjaan dalam waktu tertentu dan merupakan
pekerjaan yang bersifat tetap,maka tenaga kerja yang direkrut harus di hire melalui PKWTT. 3. PKWT berakhir setiap selesainya
suatu pekerjaan tertentu sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan Akan tetapi apabila ada salah satu pihak yang
mengakhiri sebelum jangka waktu yang ditentukan dalam perjanjian dimaksud, maka pihak yang mengakhiri tersebut harus
membayar kompensasi (ganti rugi) kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja/buruh yang bersangkutan sampai batas waktu
berakhimya jangka waktu perjanjian kerja (PKWT), kecuali diperjanjian hal-hal tertentu yang dapat menyebabkan putusnya
hubungan kerja PKWT tanpa harus membayar kompensasi dimaksud. 4. Undang-undang mengatur hak-hak dan kompensasi
(allowance henefit) bagi tenaga kerja yang di-hire melalui PKWTT setelah berakhimya (pasca) hubungan kerja sebagaimana
diatur dalam Pasal 1 56 ayat (2) dan (3) serta ayat (4) UU Nomor 13 Tahun 2003. 5. Demikian juga, dalam hal-hal tertentu
bilamana hubungan kerja berakhir khususnya yang merupakan inisiatif pengakhiran PHK dari pihak pengusaha maka hak pekerja
atau buruh paska hubungan kerja berlipat 2 (dua) kali ketentuan tabel masa kerja yang diatur dalam Pasal 156 ayat (2) dan (3)
serta ayat (4) UU Nomor 13 tahun 2003 dimaksud.

C. PKWTT adalah Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu yang diperuntukkan untuk para karyawan tetap. Jika mengacu pada
peraturan, PKWTT sudah diatur pada Pasal 60 ayat (1) UU Ketenagakerjaan dan hanya akan berakhir apabila karyawan sudah
memasuki masa pensiun. meninggal dunia, atau mengajukan resign. Dasar Hukum PKWTT Sebagai suatu undang-undang yang
tujuannya memberikan perlindungan kepada pekerja dalam mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarga, Undang- undang
nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan memberikan panduan mengenai perjanjian kerja.

D. Outsourcing adalah pekerjaan yang tidak berhubungan langsung dengan bisnis inti perusahaan dimana pekerjaan tersebut
dialihkan ke pihak atau perusahaan lain. Sehingga, karyawan outsourcing bukan merupakan dari perusahaan pengguna. Selain
itu, pekerjaan outsourcing tidak memiliki jenjang karir.
Para karyawan outsourcing tidak mendapat tunjangan dari pekerjaan yang dilakukannya seperti karyawan pada umumnya, dan
waktu kerja tidak pasti karena kesepakatan kontrak. Karyawan outsourcing juga berstatus sebagai pekerja dari perusahaan
penyalur tenaga kerja. Dengan kata lain, perusahaan tempat bekerja atau perusahaan pengguna jasa outsourcing tidak memiliki
kewajiban terhadap kesejahteraan pada karyawan yang bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai