Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Pascasarjana Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Pekanbaru
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Pascasarjana Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Pekanbaru
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Pascasarjana Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Pekanbaru
TESIS
Oleh
IRFAN LUTHFI
NPM. 163121020
IRFAN LUTHFI
i
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Tesis ini dengan baik. Penulisan Tesis ini merupakan salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Sipil Pada Fakultas Teknik Universitas
Islam Riau. Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak akan terwujud tanpa
adanya dorongan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
penulisan dan penyelesaian Tesis ini tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Syafrinaldi SH., MCL, Rektor Universitas Islam Riau.
2. Bapak Dr. Anas Puri, S.T.,M.T Selaku Dosen Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Islam Riau dan sekaligus Pembimbing I.
3. Bapak Dr. Ing. Syawal Satibi, M.Sc Selaku Dosen Program Studi Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Riau dan sekaligus Pembimbing II.
4. Bapak dan Ibu Dosen, staff Tata Usaha serta karyawan Fakultas Teknik
Universitas Islam Riau
5. Bapak dan Ibu Dosen pengajar Fakultas Teknik Universitas Islam Riau.
6. Seluruh karyawan dan karyawati fakultas Teknik Universitas Islam Riau.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta, sebagai Orang Tua yang selalu memberikan
semangat dan mendo’akan yang terbaik.
8. Bapak Pimpinan Proyek Pembangunan Jalan Simpang Batang-SP. Purnama,
Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai beserta
karyawan yang telah memberikan data-data, serta izin untuk melakukan
penelitian
9. Buat teman-teman seperjuangan dan teman-teman lainnya di Fakultas
Teknik serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan Tesis ini.
Terima kasih atas segala bantuanya, semoga penelitian ini bermanfaat bagi
kita semua dan semoga segala amal baik kita mendapatkan balasan yang setimpal
dari Allah SWT. Amin…
IRFAN LUTHFI
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUANPUSTAKA
2.1 Umum...................................................................................... 9
2.2 Penelitian Terdahulu.................................................................. 9
2.3 Keaslian Penelitian................................................................... 13
iv
3.8. Potensi Bahaya........................................................................ 27
3.9. Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja........................................ 29
3.10. Kepatuhan K3......................................................................... 32
3.11. Fasilitas Keselamatan dan Kesehatan..................................... 33
3.12. Produktivitas Kerja................................................................. 45
3.13. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja……. 50
3.14. Populasi dan Narasumber....................................................... 55
BAB VI KESIMPULANDANSARAN
6.1. Kesimpulan............................................................................ 104
v
6.2. Saran...................................................................................... 104
LAMPIRAN-LAMPIRAN 109
vi
DAFTAR TABEL
vi
1
DAFTAR GAMBAR
vii
2
DAFTAR LAMPIRAN
viii
3
IRFAN LUTHFI
NPM. 163121020
ABSTRAK
IRFAN LUTHFI
NPM. 163121020
Abstract
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan Kerja (K3) sendiri masih dilihat sebelah mata oleh perusahaan-
produksi agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) memang merupakan salah satu persyaratan untuk
keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan
1
2
akibat kerja atau akibat dari lingkungan kerja sangat dibutuhkan oleh karyawan
Saat ini pekerjaan proyek konstruksi semakin besar dan kompleks. Besarnya
lingkup proyek, dan semakin kompleksnya jenis proyek, jelas melibatkan banyak
(Kusumastuti, 2010). Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor industri
yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Sekretaris Ditjen Bina
tidak serumit pekerjaan lainnya, akan tetapi tidak boleh mengesampingkan risiko
proyek konstruksi adalah hal – hal yang berhubungan dengan karakteristik proyek
konstruksi yang bersifat unik, dan dipengaruhi cuaca, waktu, pelaksanaan terbatas,
dinamis, menuntut ketahanan fisik yang tinggi, banyak menggunakan tenaga kerja
3
yang sangat lemah. Akibatnya para pekerja bekerja dengan metoda pelaksanaan
konstruksi yang berisiko lebih tinggi (Dinas Pemukiman Prasarana Wilayah Kota
Yogyakarta, 2008).
yaitu disebabkan karena kondisi tidak aman (unsafe condition) maupun tindakan
tidak aman (unsafe action). Kondisi tidak aman terjadi apabila pelaksanaan
kegiatan pekerja di lingkungan kerja tidak mematuhi peraturan dan prosedur yang
telah ditetapkan, yang mengatur agar kondisi tempat kerja aman dan sehat.
Sedangkan, tindakan tidak aman terjadi jika pekerja tidak mengetahui, tidak
mampu, dan tidak mau menjalankan cara kerja dan peraturan – peraturan yang
Untuk melihat hasil kerja atau kinerja setiap pegawai perlu adanya
penilaian, untuk mengetahui pegawai mana yang kinerjanya lebih baik atau tidak,
kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan tenaga dan waktunya untuk
(Sudirga, 2011). Oleh karena itu pemberian motivasi dianggap menjadi salah satu
proyek konstruksi guna untuk memaksimalkan kinerja pekerja agar tujuan proyek
dapat dicapai.
Kesehatan Kerja (K3) sendiri masih dilihat sebelah mata oleh perusahaan-
perusahaan di Indonesia.
ulang K3.
Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai, pada beberapa
pekerjaan masih terlihat ketidak seragaman dalam pemenuhan standar K3. Hal ini
terlihat pada penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh pekerja yang tidak
5
Batang-SP. Purnama, Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota
Dumai”. Penelitian ini diharapkan dapat memberi solusi motivasi kerja dan
pekerja.
Purnama, Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai?
Purnama, Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai?
Purnama, Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai?
6
Dari rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka didapat tujuan
SP. Purnama, Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota
Dumai.
1. Bagi Mahasiswa
(K3).
3. Bagi Umum
berikut :
lapangan.
keselamatan dan kesehatan kerja dari segi fisik dan tidak membahas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
bagi penelitian yang sedang dilakukan agar mendapatkan hasil penelitian yang
Jalan Simpang Batang-SP. Purnama, Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan
terkait yang pernah dilakukan sebelumnya. Seperti beberapa hasil penelitian yang
pernah dilakukan tentang penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
9
10
faktor kecelakaan kerja, faktor penyakit akibat kerja, dan faktor produktivitas
antara: Program Keselamatan kerja terhadap faktor kecelakaan kerja adalah -0,67.
Program Kesehatan kerja terhadap faktor penyakit akibat kerja adalah -0,83.
Faktor Kecelakaan kerja terhadap faktor produktivitas kerja adalah -0,79. Faktor
Penyakit akibat kerja terhadap faktor produktivitas kerja adalah -0,49. Program
adalah 0,53. Program Kesehatan kerja terhadap faktor produktivitas kerja secara
kerja yang tinggi karena di bagian ini kualitas produk ditentukan. Jenis penelitian
11
ini adalah penelitian deskriptif metode survai. Penelitian deskriptif metode survai
dapat diartikan sebagai proses pengambilan sampel dari suatu populasi dan
dari variabel produktivitas kerja (Y), memiliki kontribusi yang positif dan
semakin lengkapnya fasilitas dan perhatian yang serius akan keselamatan kerja di
PT. XYZ maka akan semakin mempengaruhi produktivitas kerja dari karyawan.
kerja (X2) (pemeriksaan kesehatan, jam istirahat, ergonomi) yang diukur dari
47,085 (signifikansi F = 0,000) lebih besar dari F tabel 3,09 atau Sig.F < 5 %
(0,000 < 0,05) maka Ho ditolak yang berarti program keselamatan kerja (X1) dan
Persero) Area Surabaya Utara. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal yaitu
untuk mengidentifikasi hubungan sebab dan akibat antar variabel dan peneliti
yang bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah ditentukan pada
bab sebelumnya. Penelitian ini menguji apakah variabel keselamatan kerja dan
kerja.
nyaman saat bekerja agar mencapai produktivitas yang optimal. Tujuan dari
kerja, kesehatan kerja dan lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan
PT.Air Manado. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji asumsi
klasik, uji F, uji T, regresi linier berganda, dan R square. Berdasarkan hasil
Keselamatan kerja adalah dan Lingkungan kerja adalah dimana X1 dan X3 tidak
karyawan sebesar sedangkan sisanya sebesar dijelaskan oleh faktor – faktor lain
sebelumnya, dan tinjauan pustaka yang dipaparkan diata smaka Tugas Akhir ini
berbeda waktu dan lokasi penelitian. Lokasi penelitian yang dipilih peneiliti
BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai. Serta terdapat juga perbedaan
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan” atau daya
anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk
rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan
usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para
keselamtan setiap orang yang memasuki tempat kerja, serta agar sumber produksi
dapat dipergunakan sceara aman dan efisien, jika ditinjau dari efek teknis K3
adalah ilmu pengetahuan dan penerapan mencegah kecelakaan kerja dan penyakit
14
15
terdahulu.
bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan
mau dan rela waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi
Siagian, 2003:138).
bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
usaha yang dilakukan oleh manusia tentunya untuk memenuhi keinginan dan
16
akan berperilaku sesuai dengan dorongan yang dimiliki dan apa yang mendasari
perilakunya
1. Teori “ERG”
Menurut Alderfer teori kebutuhan yang disebut teori ERG, tiga kelompok
a. Existence (Keberadaan)
b. Relatednees (Keterikatan)
c. Growth (Pertunbuhan)
bagi manajer tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih
mungkin karena kebijaksanaan pemerintah, maka hal ini harus menjadi perhatian
melakukan sesuatu guna memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan
Dikemukakan oleh David McCleland dalam Siagian (2004 : 167) inti teori
ini terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa pemahaman tentang motivasi
akan semakin mendalam apabila disadari bahwa setiap orang mempunyai tiga
tahun 1954. Teori ini sering dikenal sebagai teori hirarki kebutuhan Maslow.
memusatkan perhatian pada kepuasan kebutuhan pada level tersebut atau level di
Dalam aplikasinya, kebutuhan ini biasanya dipenuhi melalui gaji atau upah
kebutuhan ini agar para pekerjanya secara fisik aman, nyaman, dan
kemampuan yang berbeda dan lebih baik dari yang lain dalam
tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan
selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman
berhubungan dengan alat, baik yang sederhana sampai yang rumit, dari yang
ringan sampai alat – alat berat sekalipun. Sejak revolusi industri sampai sekarang,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh
equipment (Ervianto, 2005). Pada setiap kegiatan kerja, selalu saja ada
yang diderita oleh pekerja dana tau alat – alat kerja dalam suatu hubungan kerja.
kesehatan yang paling tinggi secara fisik, mental, dan social yang baik dari para
tenaga kerja dalam semua jenis pekerjaan dan jabatan (John Ridley, 2008).
yang kesemuanya itu menuju pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan
manusia.
3.6. Risiko K3
85% kecelakaan kerja diakibatkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia. Tapi,
faktor penyebab lain seperti factor lingkungan kerja dan tata cara kerja juga tidak
bisa kita remehkan sebagai pemicu terjadinya kecelakaan kerja, (Yosua dan
Nurwidawati, 2017).
21
terhadap keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan yang
dapat timbul dari sumber bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan konstruksi.
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu risiko tinggi, risiko sedang, dan
risiko kecil.
namun resiko kecelakaan kerja dapat terjasi kapan saja dan dimana saja. Oleh
sebab itu keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 adalah salah satu peraturan
pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerja
dengan penyebab yang beragam misalnya pekerja jatuh dari ketinggian, tower
craine, gondola runtuh, rangka baja runtuh saat masih dalam pelaksanaan, pekerja
Kecelakaan kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan
konstruksi banyak berhubungan dengan alat, baik yang sederhana sampai yang
rumit, dari yang ringan sampai alat-alat berat sekalipun. Sejak revolusi industri
setiap kegiatan kerja, selalu saja ada kemungkinan kecelakaan. Kecelakaan selalu
Alat Pelindung Diri (APD) sebagai tindakan proteksi dini terhadap bahaya
kecelakaan kerja yang timbul di tempat kerja. Penggunaan Alat Pelindung Diri
melindungi tenaga kerjanya dari faktor dan potensi bahaya (Onni Mayendra,
2009).
perusahaan, dan kinerja perusahaan yang pada akhirnya bisa berdampak negatif
perusahaan.
Suatu kecelakaan kerja hanya akan terjadi apabila terdapat berbagai faktor
penyebab secara bersamaan pada suatu tempat kerja atau proses produksi.
kecelakaan kerja tidak dapat terjadi dengan sendirinya, akan tetapi terjadi oleh
satu atau beberapa faktor penyebab kecelakaan sekaligus dalam suatu kejadian
(Tarwaka, 2008).
lain factor manusia, peralatan, manajemen dan lokasi kerja. Notoatmodjo (2003),
kelelahan, dan sebagainya. Menurut hasil penelitian yang ada 85% dari
condition misalnya lantai licin, pencahayaan yang kurang, silau, mesin yang
Penyebab kecelakaan kerja dapat kita lihat pada Gambar 3.1 dibawah ini:
1996)
antara lain meliputi faktor komitmen atau partisipasi dari pihak manajemen atau
para pekerjanya sendiri, kondisi tempat kerja, sarana kerja dan lingkungan kerja
(Tarwaka, 2008).
25
disebabkan oleh hasil tindakan tidak aman atau praktek (unsurmanusia dari sikap
dari kondisi yang tidak aman dariperalatan atau bahan (Muchemedzi dan
Charamba, 2006).
Penyebab dasar terdiri dari dua faktor yaitu faktor manusia atau pribadi
(personal factor) dan faktor kerja atau lingkungan kerja (job atau work
environment factor). Faktor manusia atau pribadi antara lain: (1) kurangnya
keterampilan atau keahlian; (3) stres; (4) motivasi yang tidak cukup. Faktor kerja
atau lingkungan antara lain: (1) tidak cukup kepemimpinan dan pengawasan;(2)
tidak cukup rekayasa (engineering); (3) tidak cukup pembelian atau pengadaan
barang; (4) tidak cukup perawatan (maintenance); (5) tidak cukup alat dan
perlengkapan; (6) tidak cukup standar kerja; (7) penyalahgunaan (Budiono, 2003).
Sebab utama dari kejadian kecelakaan kerja adalah adanya faktor dan
Faktor mausia atau tindakan tidak aman merupakan tindakan berbahaya dari
para tenaga kerja yang mungkin dilatar belakangi oleh berbagai sebab antara
kelelahan dan kejenuhan (fatique and boredom), sikap dan tingkah laku
yang tidak aman(unsafe attitude and habits), kebingungan dan stres (confuse
and stress) karena prosedur kerja yang baru belum dapat dipahami, belum
menguasai atau belum terampil dengan peralatan atau mesin baru (lack of
saat melakukan pekerjaan, sikap masa bodoh (ignorance) dari tenaga kerja,
Faktor lingkungan atau kondisi tidak aman adalah kondisi tidak aman dari
mesin, alat, bahan, lingkungan tempat kerja, proses kerja, sifat pekerjaan
dan sistem kerja. Lingkungan dalam artian luas dapat diartikan tidak saja
tugas atau pekerjaan, peralatan kerja dan lingkungan kerja dalam suatu
organisasi kerja.
Setiap proses produksi, peralatan atau mesin dan tempat kerja yang
tertentu yang bila tidak mendapat perhatian secara khusus akan dapat
kecelakaan kerja dapat berasal dari luar proses kerja. Identifikasi potensi bahaya
di tempat kerja yang berisiko antara lain disebabkan oleh berbagai faktor. Potensi
termasuk peralatan atau mesin dan tugas yang tidak sesuai dengan kebutuhan
kegagalan pengawasan atau monitoring, kegagalan manual suplai dari bahan baku,
kegagalan pemakaian dari bahan baku, kegagalan dalam prosedur shut down dan
start up, terjadinya pembentukan bahan antara, bahan sisa dan sampah yang
berbahaya.
upaya perbaikan dan perawatan alat, melakukan pekerjaan yang tidak sah atau
Kecelakaan dari luar yaitu terjadinya kecelakaan dalam suatu industri akibat
kecelakaan lain yang terjadi di luar pabrik, seperti: kecelakaan pada waktu
Kecelakaan akibat adanya sabotase bisa dilakukan oleh orang luar ataupun
dari dalam pabrik, biasanya hal ini akan sulit untuk diatasi atau dicegah, namun
lainnya.
29
cost) dan kerugian tidak langsung (indirect cost). Kerugian langsung misalnya
cidera pada tenaga kerja dan kerusakan pada sarana produksi. Kerugian tidak
langsung adalah kerugian yang tidak terlihat sehingga sering disebut juga sebagai
produksi, penurunan produksi, klaim atau ganti rugi, dampak sosial, citra dan
Kerugian atau biaya langsung, yaitu suatu kerugian yang dapat dihitung
secara langsung dari mulai terjadi peristiwa sampai dengan tahap rehabilitasi,
biaya angkut dan biaya rumah sakit, biaya kompensasi pembayaran asuransi
kecelakaan, upah selama tidak mampu bekerja, biaya perbaikan peralatan yang
rusak, dll (Tarwaka, 2008). Kerugian langsung adalah kerugian akibat kecelakaan
karena ada hal yang tidak termasuk dalam lingkup asuransi, seperti kerugian
itu, sekalipun suatu aset telah diasuransikan, tidak berarti bahwa usaha
asuransi.
Kerugian biaya tidak langsung atau terselubung, yaitu kerugian berupa biaya
yang dikeluarkan dan meliputi suatu yang tidak terlihat pada waktu atau beberapa
waktu setelah terjadinya kecelakaan, biaya tidak langsung ini antara lain
hilangnya waktu kerja dari tenaga kerja lain seperti rasa ingin tahu dan rasa
simpati serta setia kawan untuk membantu dan memberikan pertolongan pada
biaya penyelidikan dan sosial lainnya misalnya mengunjungi tenaga kerja yang
mengatur dan menunjuk tenaga kerja lain untuk meneruskan pekerjaan dari tenaga
kerja yang menderita kecelakaan, merekrut dan melatih tenaga kerja baru, dan
timbulnya ketegangan dan stres serta menurunnya moral dan mental tenaga kerja
b. Kerugian Produktivitas
keuntungan.
c. Kerugian Sosial
menderita. Bila korban tidak mampu bekerja atau meninggal, maka keluarga
ini dapat rusak dalam sekejap jika terjadi bencana atau kecelakaan sebagai
3.10. Kepatuhan K3
mengikuti spesifikasi, standar atau aturan yang telah diatur dengan jelas, dimana
aturan tersebut diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan dan lembaga lain
yang berwenang (wardani, 2009). Salah satu komponen dari prilaku keselamatan
untuk menjaga keselamatan dalam tempat kerja. Perilaku ini mengikuti pada
prosedur standar kerja dan pemakaian alat pelindung diri (APD). Pekerjaan
mempunyai dua pilihan dalam menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat
yaitu dengan patuh dengan kebijakan K3 atau mencegah masalah kecelakaan dan
penyakit akibat hubungan kerja (Griffin dan Neal, 2004). Penggunaan APD yang
33
memadai dan tepat saat bekerja menjadi upaya terakhir untuk mengurangi risiko
di area kerja, sekaligus mencegah kecelakaan dan penyakit karena pekerjaan (Rani
pelindung diri. Pekerja dengan usia > 45 tahun lebih taat menggunakan alat
pelindung diri. Menurut hana (1996) yang dikutip Angkat (2008) menyatakan
bahwa lama kerja juga terkait dengan usia seseorang. Pada usia tertentu relatif
sudah bekerja dalam waktu tertentu pula, usia 30 – 40 tahun adalah usia
peningkatan karir.
menghilangkan faktor penyebab kecelakaan yang disebut tindakan tidak aman dan
kondisi tidak aman. Namun dalam praktiknya tidak semudah yang dibayangkan
karena menyangkut berbagai unsur yang saling terkait mulai dari penyebab
34
langsung, penyebab dasar dan latar belakang. Oleh karena itu mulai berkembang
kegiatan dapat berjalan dengan aman. Alat Perlindungan Diri (APD) standar
seperti helm proyek, sepatu pelindung, pelindung mata, masker dan pelindung
rambu lalu lintas, ketentuan atau peraturan pengunaan peralatan yang sesuai
baik. Fasilitas pendukung Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan hal yang
disini meliputi fasilitas yang berada di sekitar proyek dan yang melekat pada diri
Selain adanya APD maka perlu juga dilengkapi oleh alat pengaman pada
antara lain:
pada proyek.
kerja.
luar proyek.
digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari
Alat pelindung diri gunanya adalah untuk melindungi pekerja dari bahaya-
APD untuk mengisolasi tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. Syarat APD
rasa aman, nyaman terhadap pemakai, dan praktis atau mudah di pakai. APD
mesin yang berputar dan melindugi kepala dari terbentur benda tajam atau
bahan kimia korosif, panas sinar matahari, dan lain-lain. Warna topi
(Kurniawan, 2015):
insinyur, mandor.
c. Helm safety warna kuning biasa dipakai oleh sub kontraktor atau
pekerja umum.
e. Helm safety warna pink biasa dipakai oleh pekerja baru atau magang.
g. Helm safety warna merah biasa dipakai oleh safety officer yang
Alat pelindung jenis ini digunakan untuk melindungi kaki dan bagian
benda panas, kontak dengan arus listrik. Alat pelindung kaki berfungsi
untuk melindungi kaki dari tertimpa benda berat, terbakar karena logam cair
dan bahan kimia korosif, dermatitis atau eksim karena zat kimia dan
tergelincir, dipakai sol anti selip luar dari karet alam atau sintetik
d. Sepatu atau sandal yang beralaskan kayu, baik dipakai pada tempat
tungkai atas, yang terbuat dari karet, asbes logam sesuai dengan risiko
bahayanya.
f. Untuk bekerja dengan logam cair atau benda panas, ujung celana tidak
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu,
berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu
mengampelas,mengerutkayu.
5. Penutup Telinga
dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan
6. Sarung Tangan
Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada
tali pengaman atau safety belt. Fungsi utama tali penganmanini adalah
9. Pakaian Kerja
Selain adanya APD maka perlu juga dilengkapi oleh alat pengaman pada
1. Jaring Pengaman
kebawah
2. Rambu – Rambu
3. Hydrant
4. Spanduk Peringatan K3
5. Alarm Peringatan
6. Lampu Peringatan
tubuh dari bahaya pekeerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit atau kecelakaan
kerja, sehingga penggunaan alat pelindung diri memegang perananpenting. Hal ini
penting dan bermanfaat bukan saja untuk tenaga kerja tetapi untuk perusahaan.
Manfaat bagi tenaga kerja yaitu: (1) tenaga kerja dapat bekerja perasaan lebih
aman untuk terhindar dari bahaya-bahaya kerja; (2) dapat mencegah kecelakaan
akibat kerja; (3) tenaga kerja dapat memperoleh derajat kesehatan yang sesuai hak
dan martabatnya sehingga tenaga kerja akan mampu bekerja secara aktif
hasil produksi. Hal ini akan menambah keuntungan bagi tenaga kerja yaitu berupa
kenaikan gaji atau jaminan sosial sehingga kesejahteraan akan terjamin (Tarwaka,
2014).
produksi dapat terjamin baik jumlah maupun mutunya; (2) penghematan biaya
terbuangnya jam kerja akibat absentisme tenaga kerja sehingga dapat tercapainya
Beberapa cara pemeliharaan alat pelindung diri dapat dilakukan, yaitu: (1)
tumbuhnya jamur dan bakteri; (2) pencucian dengan air sabun untuk alatpelindung
diri seperti helm keselamatan, kaca mata, aer plug yag terbuat dari karet, sarum
tangan; (3) penggantian cartridge atau canister pada respirator setelah dipakai
beberapa kali. Untuk penyimpanan alat pelindung diri harus disimpan pada tempat
penyimpanan yang bebas debu, kotoran, dan tidak terlalu lembab serta terhindar
dari gigitan binatang. Penyimpanan harus diatur sedemikian rupa sehinga mudah
diambil dan dijangkau oleh pekerja dan diupayakan disimpan dialmari khusus alat
dimana APD tersebut memenuhi standar yangberlaku pada saat ini, yaitu standar
NIOSH, OSHA, ANSI, JIS danlain sebagainya. Alat pelindung diri dapat
kering, bersih, berikan label dan simpan dalam kantung plastik serta letakkan pada
tempat terjangkau. Karyawan atau pekerja yang akan melakukan respirasi dan
(K3) dilingkungan atau tempat Anda. Untuk menjaga daya guna dari APD,
hendaknya disimpan ditempat khusus sehingga terbebas dari debu, kotoran, gas
menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu. Dimana ada suatu kebijaksanaan
yang ditetapkan untuk mencapai tujuan ideal yang diasanya berupa pernyataan
yang baik dan mantap. SOP bertujuan untuk memberikan langkah yang benar
memiliki SOP yang mengatur dan juga mengawasi segala sesuatu yang
adalah untuk menjelaskan perincian atau standar yang tetap mengenai aktivitas
perusahaan. Dimana dengan adanya SOP ini diharapkan mampu menjadikan arus
kerja yang lebih baik, menjadi panduan untuk karyawan baru, penghematan biaya,
pihak yang terkait untuk mengetahui tugasnya dan lebih fokus dalam
2. Menciptakan tekad yang kuat dan semangat kerja yang tinggi. Yang mana
tujuan ini dapat dirasakan dengan jelas dan berdampak bagi pihak-pihak
tugas-tugas yang ada sehingga hal ini pun juga dapat menghasilkan kinerja
Yang mana tujuan ini juga didukung oleh tujuan yang telah disinggung
sebelumnya. Ketika pedoman atau arahan yang baik dimiliki oleh suatu
instansi atau perusahaan maka akan menghasilkan kinerja hasil yang baik.
(SMK3) pada proyek konstruksi tidak lepas dari peran berbagai pihak yang saling
44
terlibat, berinteraksi dan bekerja sama. Hal ini sudah seharusnya menjadi
dilakukan oleh tim proyek dan seluruh manajemen dari berbagai pihak yang
Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen
Adapun maksud dari pedoman ini adalah sebagai acuan bagi pengguna jasa
menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran biasa yang telah
umum. Tujuan dan pentingnya keselamatan Kerja adalah jika perusahaan dapat
berkaitan dengan stress serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para
yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang terdiri
dari beberapa faktor seperti tanah, gedung, mesin, peralatan, dan sumber daya
mencapai hasil (output), terutama dilihat dari sisi kuantitasnya. Oleh karena itu
tingkat produktivitas setiap pegawai bisa berbeda, bisa tinggi atau bisa juga
produktivitas tidak lain adalah ratio dari pada apa yang dihasilkan (output)
produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin,
dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Ketiga, produktivitas merupakan
interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial, yakni : investasi termasuk
penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset, manajemen dan tenaga kerja.
produktivitas karyawan. Namun, ditemukan sebuah research gap yaitu pada hasil
kerja berhubungan negatif dengan produktivitas dan kinerja karyawan hal ini
bagian penting bagi organisasi dan keselamatan mereka di tempat kerja. Moral
terhadap manajemen dan mereka tidak bekerja secara maksimal dari kemampuan.
antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang
perbandingan antara hasil keluaran dan masuk atau out put : input. Masukan
sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran di ukur dalam
antara totallitas pengeluaran pada waktu tertentu di bagi totalitas masukan selama
yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan
terhadap sumber-sumber konversi seperti tenaga kerja dan mesin yang jika diukur
yang digunakan.
laku. Memang bisa lain kalau dilihat sudut pandangan ilmu lain, karena perbedaan
ilmu bisa juga didasarkan atas perbedaan objek kajian. Dalam psikologi,
produktivitas menunjukkan tingkah laku sebagai keluaran (out put) dari suatu
Itu berarti kalau kita berbicara mengenai produktivitas, tidak lain dari pada
produktivitasnya. Lebih khusus lagi, dibidang kerja atau organisasi kerja. Hal ini
lebuh banyak, dan berkualitas lebih baik, dengan usaha yang sama. Dengan
bekerja lebih lama atau lebih keras. Peningkatan produktivitas lebih banyak
merupakan hasil dari perencenaan yang tepat, dari investasi yang bijaksana, dari
tekhnologi yang baru, dari tekhnik yang lebih baik, dari efgisensi yang lebih
tinggi.
dirinya serta memiliki rasa percaya diri (self confidence), memiliki harga diri (self
esteem), dan memiliki konsep diri (self concept) yang tinggi. Hal ini berkaitan
menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi serta standar kehiodupan yang
lebih tinggi. Dalam laporan Dewan Produktivitas Nasional Tahun 1983, dikatakan
mempunyai pandangan: “mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari
1996) bahwa Produktivitas Kerja individu dapat dinilai dengan apa yang
dilakukan oleh individu tersebut dalam Kerjanya. Dengan kata lain produktivitas
unjuk Kerja.
50
A. faktor internal
meningkatkan efisiensi.
B. Faktor eksternal.
pemerintah.
ketinggalan mode..
2. Faktor upah/gaji,
2. Faktor pendidikan,
3. Faktor keterampilan,
4. Faktor manajemen,
2. Faktor upah/gaji,
work), dapat menerima tambahan tugas dan bekerja dalam suatu tim.
tugas.
kreativitas dalam berusaha, dan berada pada jalur yang benar dalam
berusaha.
53
Dalam majalah manajer, April 1996 yang dikutip oleh Anaroga (2001),
ada sepuluh faktor yang sangat diingini oleh para pekerja tetap untuk
perkembanagan perusahaan
organisasi perusahaan yang banyak disoroti dewasa ini tidak lepas dari
terampil. Banyak perusahaan merekrut tenaga kerja yang tidak terampil dan
1. Manusia
a. Kuantitas
b. Tingkat keahlian
d. Kemampuan, sikap
e. Minat
2. Modal
c. Bahan baku
3. Metode / proses
a. Tata ruang
4. Produksi
a. Kuantitas
b. Kualitas
c. Ruangan produksi
55
d. Struktur capuran
e. Spesialisasi produksi
b. Sistem manajemen
f. Sistem intensif
c. Struktur industri
7. Lingkungan internasional
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
56
dipelajari dan kemudian ditarik simpulan (Tika, 2006). Populasi dalam penelitian
Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai yang berjumlah
154 orang.
Sampel adalah bagian suatu subjek atau objek yang mewakili populasi
sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Penetapan sampel
yang diambil 10% dari jumlah seluruh populasi, dan perhitungan penentuan
………………………………………………………..………………………………………………
………..(1)
Dimana : n : jumlah sampel
N : Jumlah populasi
= = 111 responden
Jadi sampel dalam penelitian ini yang memenuhi kriteria adalah sebanyak
2. Tidak setuju
3. Kurang setuju
4. Setuju
5. Sangat setuju
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
internal instrumen, dilakukan dengan cara menganalisis hubungan antara skor tiap
butir dan skor total, dengan menggunakan rumus Product Moment. Perhitungan
tersebut menghasilkan butir yang valid dan yang tidak valid. Dengan persamaan
3.2.
n X i Yi X i Yi
rhitung
n X
……………….(3.2)
X i n Yi Yi
2 2 2 2
i
Dimana:
X i
= Jumlah skor item
Y i
= Jumlah skor total (seluruh item)
N = Jumlah responden
58
Kriteria yang digunakan untuk uji coba keabsahan butir instrument adalah
rhitung dalam taraf signifikan α = 0.05 dengan n = 111. Jika r hitung > r tabel, maka butir
pertanyaan dianggap valid. Demikian pula sebaliknya, jika rhitung < rtabel, maka
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk melihat andal
tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui
koefisien reliabilitas dan apabila koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0.60
Uji reliabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach (α) dari Ety Rochaety
dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Bisnis (2007) yang dapat dilihat
……………….(3.3)
Dimana:
3.18. Deskriptif
prodeuktifitas kerja disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif,
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena social. Untuk setiap pilihan jawaban akan diberi skor dan nilai maka,
dipilih. Adapun skal likert yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu dengan 5
skala jawaban.
2. Tidak setuju :4
3. Kurang setuju :3
4. Setuju :2
5. Sangat setuju :1
orang. Ketentuan ini dipakan untuk mencari kisaran (range) secara keseluruhan
……………(3.4)
60
3.19. Induktif
1) Uji Normalitas
Kolmogorov Smirnov adalah jika nilai Sig. atau nilai probabilitas (p)
lebih kecil dari 0,05 disimpulkan populasi tidak berdistribusi normal. Jika
nilai Sig. lebih besar dari 0,05 populasi berdistribusi normal (Ghozali,
memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Untuk menguji
kesamaan dua varians data dari kedua kelompok rumus yang digunakan
Ftabel yang mempunyai taraf signifikansi = 5%. Ho diterima jika Fhitung <
Ftabel dan Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel. Uji ini dimaksudkan untuk
a. Jika nilai signifikan atau Sig. < 0,05, maka dikatakan bahwa
varians dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak
b. Jika nilai signifikan atau Sig. > 0,05, maka dikatakan bahwa
varians dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama
(homogen)
3) Uji Linearitas
lebih kecil dari F tabel maka uji linearitas cocok digunakan pada regresi
linear.
4) Uji Hipotesis
……………….(3.6)
Dumai.
63
5) Uji Regresi
regresi apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk mengadakan
Y = a + b1X1 + b2X2.
Ket :
Y = Produktivitas Kerja
a = bilangan konstan
X1 = Motivasi kerja
for windows.
64
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Umum
motivasi kerja, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan produktivitas kerja
secara sensus adalah cara penarikan sampel yaitu seluruh populasi dijadikan
sampel. Serta dalam penelitian ini data dilapangan diperoleh melalui survei
64
65
dan wawancara.
tahapan pelaksanaan penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Mulai
2. Tahapan Persiapan
masalah yang pantas untuk diteliti. Kemudian mencari tempat atau lokasi
Dalam tahap ini kita sudah menentukan objek apa yang akan kita teliti,
pelaksana ataupun pemilik proyek yang akan kita jadikan tempat penelitian.
66
4. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis memerlukan beberapa data yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
responden atau objek yamng diteliti atau ada hubungannya dengan objek
yang diteliti (Tika, 2006). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari
angket dan pengamatan/ observasi. Data sekunder adalah data yang telah
lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi di luar dari
yang asli (Tika, 2006). Dalam penelitian ini data sekunder yang diambil
adalah data berkaitan dengan proyek dan data-data yang diperlukan, buku dan
jurnal-jurnal.
pelaksa dan mandor yang nantinya akan dijadikan sampel untuk mendapatkan
6. Penyusunan Kuesioner
tertutup, jadi disini responden hanya memilih dari jawaban jawaban yang
(2009), variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja dirujuk dari Handoko (2014) dan
7. Penyebaran Kuesioner
tentang motivasi kerja, resiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3), tingkat
dalam bentuk tabel, grafik atau lainnya, agar mempermudah pemahaman hasil
Kesimpulan dan saran yaitu membuat kesimpulan yang diambil dari hasil
penelitian dan memberikan saran kepada pembaca tentang kajian tenaga kerja
11. Selesai
dikatakan selesai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut:
68
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
dikelompokkan menurut beragam cara, namun terdapat tiga jenis tiga jenis
1. Variabel terikat
konsekuen, adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
variasinya sebagai hasil yang dipradugakan berasal dari variabel bebas. Variabel
2. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah motivasi kerja (X1) dan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (X2).
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
diperoleh dari hasil angket, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
70
dan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
umum dengan menggunakan persentase dan rataan yang disajikan dalam tabel
dan Produktivitas pekerja dibagi menjadi lima kategori. Analisis data dilakukan
digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan dua variabel, yaitu
(Sarwono, 2006). Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-).
searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar, maka variable
kedua variabel bersifat tidak searah. Tidak searah mempunyai makna jika variabel
antara 0 s/d 1 dengan ketentuan jika angka mendekati 1, hubungan kedua variabel
semakin kuat. Jika angka korelasi mendekati 0, hubungan kedua variabel semakin
Angka 1 sampai dengan 5 tersebut hanya merupakan simbol atau bukan angka
dan Kesehatan Kerja dan Produktivitas pekerja Preservasi Jalan Simpang Batang-
SP. Purnama, Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai.
dan kesehatan kerja serta produktivitas pekerjaan, yang sesuai dengan tingkat
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Umum
Kota Dumai yang menjadi objek dalam penelitian ini berlokasi di Jalan BTS. Kota
Ruas jalan Lintas Sumatra yang berada di daerah Riau akan segera
diperbaiki tahun ini dengan anggaran sekitar Rp. 1.27 triliun menggunakan Surat
Berharga Syariuah Negara (SBSN) atau sukuk negara untuk proyek infrastruktur.
Total menggunakan sukuk negara senilai Rp. 8,35 triliun untuk pekerjaan
senilai Rp 27,33 miliar yang seluruhnya didanai melalui Sukuk Negara telah
ditandatangani oleh Pejabat Pemb uat Komitmen (PPK) Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional (BBPJN) II Medan, Ditjen Bina Marga, dengan para penyedia jasa
Jalan Batas Kota Dumai- Duri dan Dalam Kota Dumai sepanjang 34.63 km
merupakan Penanganan Longsegmen, ruas jalan ini berada pada ruas jalan lintas
Purnama, Preservasi Jalan Batas Kota Dumai~Duri dan Dalam Kota Dumai
adalah :
pelengkapnya,
d. Preservasi Jembatan.
ekonominya tinggi
pemeliharaan jalan,
jalan.
Batas Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai sepanjang 34,63 Km.
Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai berada pada Daerah Kabupaten
Gambar 5.1
proyek
Kualifikasi. Dengan total masa pelaksanaan 315 (Tiga ratus lima belas)
kelamin, usia, tingkat pendidikan, masa kerja, dan jabatan. Lebih jelasnya dapat
Kelamin diketahui bahwa seluruh responden (111 orang) atau 100% berjenis
kelamin laki-laki. Kondisi ini menurut analisa penulis dipengaruhi jenis pekerjaan
yang dilakukan adalah kontruksi, dimana laki laki tentunya memilki fisik yang
dilapangan juga diketahui bahwa pekerja adalah dari jenis kelamin laki-laki. Hal
77
ini menunjukkan bahwa laki-laki memiliki motivasi kerja dilapangan karena laki-
laki merupakan tulang punggung keluarga dan dapat bekerja keras di bawah terik
Tabel 5.2.
atau sebesar 64.0% merupakan jumlah terbesar. Sedangkan usia di atas 55 Tahun
merupakan potensi sebagai tenaga kerja produktif. Penduduk pada usia produktif
umumnya dapat lebih mudah mengadopsi dan merespon hal-hal baru (inovasi)
berdampak positif terhadap hasil kerjanya. Pekerja dengan usia 22-55 tahun
secara rasional, lebih dapat mengendalikan emosi dan toleran terhadap pandangan
Menurut teori dewasa dan tidak dewasa Chris Argyris (dalam Salbiah &
Hastuti, 2005) yaitu ada perubahan di dalam kepribadian manusia bahwa semakin
dengan kepuasan, semakin lanjut usia seseorang maka semakin besar tingkat
sebanayak 82 orang atau sebesar 73.87% dan responden dengan pendidikan SMP
motivasi kerja relative lebih baik bila dibandingkan berlatar belakang pendidikan
dengan motivasi terlihat pendidikan tinggi lebih termotivasi dari pada pendidikan
rendah.
adopsi terhadap teknologi baru secara efektif dan efisien. Dengan tingkat
kerjanya.
Dari tabel 5.4. menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini adalah
dengan masa kerja 5 – 10 tahun sebanyak 66 orang (59.46%), masa kerja 11-20
tahun sebanyak 30 orang (27.03%), masa kerja lebih dari 20 tahun sebanyak 15
orang (13.51%). Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam
penelitian ini adalah pekerja dengan masa kerja 5 – 10 tahun. Artinya semakin
lama masa kerja yang dimiliki maka semakin memiliki pengalaman dan semakin
tinggi motivasi seseorang dalam bekerja. Hal tersebut dapat diasumsikan bahwa
dapat disebabkan lingkungan dan karena semakin lama bekerja maka semakin
produktifitas kerja yang semakin tinggi sesuai dengan pendapat Siagian (2002).
Gambar 5.4.
82
kerja untuk bekerja lebih produktif. Melalui pengalamanya yang cukup baik dan
lama, pekerja akan menyerap pengetahuan dan teknik dalam bekerja berdasarkan
yang tinggi.
diketahui bahwa responden dengan jabatan Projek Manager sebanyak 1orang atau
sebesar 0.90% dan responden dengan jabatan karyawan atau pekerja sebanyak 111
orang atau sebesar 96.30%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden adalah karyawan atau pekerja sebanyak 108 orang atau sebesar
96.30%. Kondisi ini tentunya sesuai dengan focus penelitian yaitu pengaruh
internal instrumen, dilakukan dengan cara menganalisis hubungan antara skor tiap
butir dan skor total, dengan menggunakan rumus Product Moment. Perhitungan
tersebut menghasilkan butir yang valid dan yang tidak valid. Kriteria yang
digunakan untuk uji coba keabsahan butir instrument adalah r hitung dalam taraf
signifikan α = 0.05 dengan n = 20. Jika rhitung > r tabel, maka butir pertanyaan
dianggap valid. Demikian pula sebaliknya, jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan
dianggap tidak valid dan tidak dipakai dalam penelitian/drop. Nilai r tabeldengan n
KODE
Corrected Item-Total Correlation r tabel Keterangan
INDIKATOR
memperoleh nilai rhitung lebih besar dari r tabel. (0.195) sehingga dapat dikatakan
Tabel 5.7 Hasil Uji Validitas Intrumen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
KODE
Corrected Item-Total Correlation r tabel Keterangan
INDIKATOR
B.1 0.489 0.195 valid
B.2 0.391 0.195 valid
B.3 0.473 0.195 valid
B.4 0.425 0.195 valid
B.5 0.514 0.195 valid
B.6 0.495 0.195 valid
B.7 0.431 0.195 valid
B.8 0.489 0.195 valid
B.9 0.436 0.195 valid
B.10 0.590 0.195 valid
B.11 0.438 0.195 valid
B.12 0.458 0.195 valid
B.13 0.485 0.195 valid
B.14 0.570 0.195 valid
B.15 0.494 0.195 valid
B.16 0.562 0.195 valid
B.17 0.465 0.195 valid
B.18 0.516 0.195 valid
B.19 0.407 0.195 valid
B.20 0.462 0.195 valid
B.21 0.534 0.195 valid
B.22 0.427 0.195 valid
B.23 0.323 0.195 valid
B.24 0.465 0.195 valid
B.25 0.409 0.195 valid
B.26 0.473 0.195 valid
B.27 0.413 0.195 valid
B.28 0.412 0.195 valid
B.29 0.369 0.195 valid
B.30 0.541 0.195 valid
86
Lanjutan Tabel 5.7 Hasil Uji Validitas Intrumen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
KODE
Corrected Item-Total Correlation r tabel Keterangan
INDIKATOR
B.31 0.497 0.195 valid
B.32 0.462 0.195 valid
B.33 0.477 0.195 valid
B.34 0.303 0.195 valid
B.35 0.458 0.195 valid
B.36 0.484 0.195 valid
B.37 0.459 0.195 valid
B.38 0.444 0.195 valid
B.39 0.310 0.195 valid
B.40 0.479 0.195 valid
Kesehatan Kerja memperoleh nilai rhitung lebih besar dari r tabel. (0.195) sehingga
memperoleh nilai rhitung lebih besar dari r tabel. (0.195) sehingga dapat dikatakan
dirancang dalam bentuk kuesioner dapat diandalkan, suatu alat ukur dapat
diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berulangkali akan memberikan hasil
yang relatif sama (tidak berbeda jauh). Untuk melihat andal tidaknya suatu alat
(Lampiran 4). Nilai ini lebih besar dari 0.600 atau 0.777 > 0.600 dengan demikian
dapat dikatakan bahwa instrument motivasi kerja adalah reliable. Dari perhitungan
diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha sebesar 0.773 (Lampiran 4). Nilai ini lebih
besar dari 0.600 atau 0.773 > 0.600 dengan demikian dapat dikatakan bahwa
diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha sebesar 0.808. Nilai ini lebih besar dari
88
0.600 atau 0.808 > 0.600 dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrument
Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai tepatnya di
Dumai selama berlangsungnya pekerjaan ini masih terlihat masih ada beberapa
pekerja yang kurang termotivasi dalam bekerja. Hasil pnelitian lapangan tentang
Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai akan dilihat dari indikator masing
masing variabel.
SP. Purnama, Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai
skor 5 dan terendah diberi skor 1 serta disebarkan kepada 111 orang sampel
Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai tergolong baik dengan skor 466. Dari Tabel
90
5.9 juga diketahui bahwa seluruh indikator yang dipergunakan untuk mengetahui
Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai tepatnya di
APD oleh tenaga kerja. Hasil pnelitian lapangan tentang pengaruh motivasi,
Dalam Kota Dumai akan dilihat dari indikator masing masing variabel.
Jalan Simpang Batang-SP. Purnama, Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan
setiap pernyataan diberi skor 5 dan terendah diberi skor 1 serta disebarkan kepada
5
Karyawan telah dilibatkan dalam menyusun
program,keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 60 5 300 38 4 152 12 3 36 0 2 0 1 1 1 489
6 karyawan
Karyawan dapat menemukan solusi atas masalah
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karyawan
48 5 240 49 4 196 13 3 39 0 2 0 0 1 0 475
7
Karyawan dapat berperan serta dalam
melaksanakan
program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 46 5 230 62 4 248 3 3 9 0 2 0 0 1 0 487
karyawan
8
Karyawan telah memiliki komitmen untuk
melaksanakan kebijakan tentang keselamatan dan 49 5 245 50 4 200 7 3 21 4 2 8 1 1 1 475
9 kesehatan kerja (K3)bagi karyawan
Karyawan telah mendapatkan pelatihan tentang
prosedur kerja yang berbahaya didalam, pada atau 62 5 310 35 4 140 12 3 36 2 2 4 0 1 0 490
10 di sekitar mesin atau peralatan kerja lainnya
Karyawan telah mendapatkan pelatihan tentang
penyimpanan yang tidak aman, kepadatan atau
kelebihan beban yang dapat menyebabkan 45 5 225 52 4 208 13 3 39 0 2 0 1 1 1 473
kecelakaan kerja
11
Karyawan telah mendapatkan pelatihan tentang
penjagaan peralatan kerja yang baik agar tidak
46 5 230 46 4 184 13 3 39 5 2 10 1 1 1 464
menimbulkan kecelakaan kerja
12
Karyawan telah mendapatkan pelatihan tentang
penanganan peralatan kerja yang rusak yang
dapat 38 5 190 31 4 124 38 3 114 4 2 8 0 1 0 436
menimbulkan kecelakaan kerja
13
Karyawan telah memiliki kematangan emosional
39 5 195 42 4 168 24 3 72 6 2 12 0 1 0 447
14 sebagai
Karyawan telah mempersiapkan kehati-hatian
sebagai bagian penting kompetensi karyawan 43 5 215 34 4 136 30 3 90 4 2 8 0 1 0 449
15 untuk menjamin
92
Lanjutan Tabel 5.11 Rekapitulasi Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Karyawan telah memiliki pengetahuan yang
memadai sebagai bagian penting kompetensi 40 5 200 35 4 140 31 3 93 5 2 10 0 1 0 443
16 karyawan untuk
Karyawan telah memiliki keterampilan sebagai
bagian penting kompetensi untuk menjamin 43 5 215 33 4 132 31 3 93 4 2 8 0 1 0 448
17 keselamatan dan kesehatan kerja karyawan
Karyawan telah melakukan komunikasi efektif
untuk
mendukung pelaksanaan keselamatan dan 56 5 280 49 4 196 6 3 18 0 2 0 0 1 0 494
kesehatan kerja (K3)
18
Karyawan saling bertukar informasi untuk
mendukung pelaksanaan keselamatan dan 55 5 275 50 4 200 5 3 15 1 2 2 0 1 0 492
19 kesehatan kerja (K3)
Karyawan memperoleh pengarahan tentang
52 5 260 46 4 184 12 3 36 1 2 2 0 1 0 482
20 program K3
Karyawan telah menerima umpan balik dari
perusahaan tentang program keselamatan dan 45 5 225 57 4 228 7 3 21 1 2 2 1 1 1 477
21 kesehatan kerja (K3)
Karyawan telah menggunakan umpan balik dari
perusahaan untuk penyempurnaan program
48 5 240 52 4 208 10 3 30 1 2 2 0 1 0 480
keselamatan
22
Karyawan telah memahami sasaran dari program
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 34 5 170 48 4 192 20 3 60 9 2 18 0 1 0 440
23
Karyawan telah memahami perlunya adanya
pengukuran ketercapaian sasaran terhadap 51 5 255 33 4 132 25 3 75 1 2 2 1 1 1 465
24 program keselamatan
Karyawan telah memahami perlunya evaluasi
terhadap sasaran program keselamatan dan 33 5 165 54 4 216 22 3 66 2 2 4 0 1 0 451
25 kesehatan kerja (K3)
Karyawan dapat melakukan pemantauan terhadap
pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan
kerja 38 5 190 54 4 216 13 3 39 5 2 10 1 1 1 456
26
Karyawan memiliki supervisor untuk memantau
pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan 38 5 190 48 4 192 18 3 54 5 2 10 2 1 2 448
27 kerja
93
Lanjutan Tabel 5.11 Rekapitulasi Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Karyawan dapat menggunakan hasil pemantauan
yang mendukung pelaksanaan program 54 5 270 31 4 124 24 3 72 2 2 4 0 1 0 470
28 keselamatan
Karyawan dapat memperhatikan hasil
pemantauan
suprevisor yang mendukung pelaksanaan 31 5 155 52 4 208 25 3 75 2 2 4 1 1 1 443
program
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
29
Karyawan mendapatkan bimbingan dalam
melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja 37 5 185 46 4 184 17 3 51 11 2 22 0 1 0 442
30 (K3)
Karyawan dipandu secara langsung dalam
melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja 32 5 160 40 4 160 32 3 96 6 2 12 1 1 1 429
31 (K3)
Karyawan mendapatkan pengawasan secara
langsung dalam melaksanakan keselamatan dan 30 5 150 43 4 172 33 3 99 5 2 10 0 1 0 431
32 kesehatan kerja
Karyawan memiliki pemahaman yang baik
tentang 34 5 170 38 4 152 30 3 90 9 2 18 0 1 0 430
aturan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
33
Karyawan memahami prosedur pelaksanaan 37 5 185 46 4 184 19 3 57 9 2 18 0 1 0 444
34 keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Karyawan mengaplikasikan prosedur pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 26 5 130 44 4 176 32 3 96 9 2 18 0 1 0 420
35
Karyawan memiliki pemahaman yang baik
terhadap
peralatan kerja yang mendukung keselamatan dan 38 5 190 50 4 200 19 3 57 4 2 8 0 1 0 455
kesehatan kerja (K3)
36
Karyawan turut berpartisipasi dalam
mensukseskan
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja 31 5 155 39 4 156 31 3 93 9 2 18 1 1 1 423
(K3) di perusahaan
37
Karyawan memiliki motivasi yang kuat untuk
melaksanakan aturan keselamatan dan kesehatan
kerja 35 5 175 40 4 160 32 3 96 4 2 8 0 1 0 439
(K3) secara
38
Karyawan memiliki motivasi yang kuat untuk
melaksanakan prosedur keselamatan dan 36 5 180 32 4 128 39 3 117 2 2 4 2 1 2 431
kesehatan kerja
39
Karyawan memiliki motivasi yang kuat untuk
menggunakan peralatan keselamatan dan 35 5 175 26 4 104 39 3 117 10 2 20 1 1 1 417
kesehatan kerja
40
JUMLAH 1713 200 8565 1759 160 7036 796 ## 2388 153 80 306 18 40 18 18313
RATA-RATA 42.8 5 214.125 44 4 175.9 19.9 3 59.7 3.83 2 7.65 0 1 0.5 457.83
BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai tergolong baik dengan skor
457.83.
Batang-SP. Purnama, Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota
pernyataan diberi skor 5 dan terendah diberi skor 1 serta disebarkan kepada 81
Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai tergolong baik dengan skor 454.1.
95
Produktivitas Pekerja
lebih lanjut. Adapun tujuan dilakukan pembuktian hipotesis ini yaitu untuk
kerja. Dalam teknik analisa data ini peneliti menggunakan perangkat komputer
melalui program SPSS (Statistical Program Society Science) versi 22.0 for
Uji Asumsi klasik adalah analisis yang dilakukan untuk menilai apakah di
dalam sebuah model regresi linear Ordinary Least Square (OLS) terdapat
dipenuhi pada model regresi linear OLS agar model tersebut menjadi valid
sebagai alat penduga. Beberapa uji asumsi klasik yaitu uji normalitas,
a. Uji Normalitas
normal. Uji normalitas dilakukan pada masing-maing variabel yaitu Motivasi dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Produktivitas kerja yang dianalisa
dengan bantuan SPSS 22.0 for windows. Kaidah yang digunakan untuk
96
mengetahui normal atau tidak sebaran data adalah jika p>0,05 maka sebaran
normal, jika sebaliknya p<0,05 maka sebaran tidak normal (Hadi, 2000).
produktivitas kerja dilakukan dengan uji uji kolmogorof Smirnov dengan keluaran
Motivasi K3 Produktivitas
N 111 111 111
a
Normal Parameters Mean 62.97 164.98 40.91
Std. Deviation 6.465 8.954 6.467
Most Extreme Differences Absolute .086 .065 .145
Positive .065 .065 .088
Negative -.086 -.059 -.145
Kolmogorov-Smirnov Z .902 .685 1.525
Asymp. Sig. (2-tailed) .390 .735 .219
a. Test distribution is Normal.
diketahui bahwa nilai signifikansi untuk motivasi kerja (0.390), Keselamatan dan
untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data
pada variabel motivasi kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Produktivitas
b. Uji Homogenitas
regresi terdapat kesamaan atau tidak kesamaan varians antara pengamatan yang
diketahui bahwa data motivasi kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
p> 0.05. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 5.14:
Pada Tabel 5.14 dapat dilihat berdasarkan hasil analisis uji homogenitas,
diperoleh nilai statistik sebesar 1.154 dan nilai probabilitas sebesar 0.296. Karena
nilai p> 0.05 (0.296> 0.05) maka data adalah homogen. Artinya bahwa kelompok
data motivasi kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan produktivitas kerja
c. Uji Linieritas
garis linier. apabila memiliki nilai p>0,05 maka kedua variabel dikatakan linier,
sebaliknya jika p<0,05 maka kedua variabel dikatakan tidak linier (Hadi, 2000).
Berdasarkan hasil perhitungan uji linieritas diketahui bahwa Distribusi data yang
diteliti mengikuti bentuk yang linier. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table
5.15:
98
Berdasarkan Tabel 5.15 bahwa dari output di atas dapat diketahui bahwa
disimpulkan bahwa antara variabel motivasi kerja dan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) dan Produktivitas terdapat hubungan yang linear karena nilai
motivasi kerja, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan produktivitas kerja
besar tingkat pengaruh motivasi kerja dan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
signifikan apabila memiliki nilai signifikan atau p > 0,05, apabila p > 0,05 maka
variabel tidak memiliki hubungan yang signifikan (Hadi, 2000). Adapun hasilnya
Tabel 5.16. Hasil Pengujian Nilai Koefisien Regresi Linier Berganda Motivasi
Kerja dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas
Pekerja
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 36.466 8.299 4.394 .000
Motivasi .454 .072 .454 6.277 .000
K3 .296 .052 .409 5.657 .000
a. Dependent Variable: Produktivitas
motivasi kerja, X2 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Dari output
36.466 yang berarti bahwa jika tidak ada motivasi kerja dan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) maka nilai konsisten produktivitas pekerja adalah
36.466
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (X2) tetap. Peningkatan ini bernilai
produktivitas pekerja.
100
3. Koefisien regresi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (X2) sebesar 0.296
pekerja sebesar 0.296 dengan anggapan motivasi (X1) tetap. Peningkatan ini
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji Statistik t
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dimana pada penelitian ini
Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai secara parsial atau
individual.
Ttabel = n – k – 1, alpha
2
= 111 – 2 – 1, 0.05
2
= 109, 0.025
= 1.980
Keterangan : n : jumlah
1 : konstan
1. Motivasi (X1). Diketahui sebesar 6.277 dan ttabel sebesar 1.980 dan pvalue
(sign) 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, hasil
5.657 dan ttabel sebesar 1.980 dan pvalue (sign) 0,000 yang artinya lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian, hasil penelitian ini berhasil menerima
b. Uji Statistik f
Jalan Simpang Batang-SP. Purnama, Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dan sijakan pada tabel 5.19
didapat nilai Fhitung 53.690 dan P value 0,000. Kemudian Ftabel dapat diperoleh
diketahui F hitung (53.690) > F tabel (3.09) dan P value (0,000) < (0,05). Artinya
Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota Dumai. Dengan
dependen.
berikut :
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .706 .499 .489 4.622
a. Predictors: (Constant), K3, Motivasi
dengan variable dependen. Dalam table di atas diketahui nilai R sebesar 0.706,
variable lain.
104
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Batang-SP. Purnama, Preservasi Jalan BTS. Kota Dumai-Duri dan Dalam Kota
Dumai yang diolah melalui jawaban responden dari angket penelitian, maka dapat
1) Motivasi kerja karyawan secara umum tergolong baik dengan skor rata-rata
sebesar 466.
3) Produktivitas Pekerja secara umum tergolong kurang baik dengan skor rata-
6.2. Saran
pada bagian ini perlu diberikan beberapa saran kepada pihak-pihak yang terkait
104
105
karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Andarini,P.2017,EvaluasiPelaksanaanKeselamatandanKesehatanKerja
(K3)padaPerusahaan KonstruksiPemeliharaan JalandiDinas
KimpraswilKota Yogyakarta, Jurnal, UniversitasAhmad Dahlan,
Yogyakarta.
Indah, A. 2017. Evaluasi Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada
Proyek Bangunan Gedung di Kabupaten Cirebon, Jurnal Teknik Sipil dan
Perencanaan ISSN: 2503-1899, Jurusan Teknik Sipil Universitas
Swadaya Gunung Jati, Cirebon.
Inayah, I. 2005. Hubungan motivasi kerja dengan manajemen waktu pada perawat
pelaksana rawat inap di RS PMI Bogor. Tesis Master. Tidak
dipublikasikan. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Pangkey,F.2012.PenerapanSistemManajemenKeselamatan danKesehatan
Kerja(SMK3)pada Proyek KonstruksiDi
Indonesia(StudiKasus:PembangunanJembatanDr. Ir.Soekarno-Manado),
Jurnal Ilmiah Media EngineeringVol. 2 No. 2, ISSN:2087-9334,
UniversitasSamRatulangi, Manado.
Sedarmayanti. 1996. Tata kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung. Mandar maju