Peran Generasi Muda Untuk Memperkuatkan
Ketahanan Nasional
Nama : Bintang Kartika Simangunsong
NIM : 856075907
Prodi : S1-PGSD
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemuda merupakan salah satu komponen penting bangsa ini. Angka
pemuda yang mencapai 65 juta jiwa menunjukkan bahwa jumlah pemuda
sangatlah signifikan dalam setiap dinamisasi perubahan bangsa. Pemuda selain
menjadi aset ekonomi, karena tergolong dalam usia produktif (berdasarkan
Undang-Undang Kepemudaan usia pemuda adalah 16 – 30 tahun), juga merupakan
aset dalam bidang ideologi, politik, sosial dan budaya. Jadi selain secara kategori
ekonomi, pemuda juga menjadi bagian dari kategori sosial.
Dalam menjalankan berbagai peran pentingnya, selain menghadapi
ancaman terhadap demokrasi, pemuda juga menghadapi tantangan bagaimana bisa
bersaing dengan bangsa yang sudah mengglobal. Dalam praktiknya korupsi,
anarkisme yang mengatasnamakan agama, dan berbagai pelanggaran hukum
lainnya dapat menyebabkan kegagalan demokrasi di Indonesia. Oleh sebab itu,
pemuda haruslah siap menghadapi ancaman dan siap pula menjawab tantangan
yang ada. Salah satu nilai yang harus selalu ada pada pemuda adalah jiwa
kepemimpinan. Kepemimpinan sebagai salah satu soft skill, menjadi salah satu
syarat eksistensi dan resistensi pemuda dalam menghadapi tantangan global.
Menjadi sebuah agenda penting bagi kita bersama untuk kembali memupuk jiwa
kepemimpinan pemuda mengingat globalisasi, yang ditandai dengan keterbukaan
arus informasi dan berbagai kesempatan kadang tidak disertai dengan kesiapan
filtering masyarakat Indonesia menghadapi gelombang berbagai informasi, paham
dan ideologi yang bisa merusak moral dan persatuan bangsa.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 mengamanatkan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk
mewujudkan tujuan nasional tersebut, pemuda mempunyai peran penting sebagai
salah satu penentu dan subjek bagi tercapainya tujuan nasional.
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah mencatat peran penting
pemuda yang dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda
tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945, pergerakan pemuda, pelajar,
dan mahasiswa tahun 1966, sampai bangsa Indonesia memasuki masa reformasi.
Hal ini membuktikan bahwa pemuda mampu berperan aktif sebagai garda terdepan
dalam proses perjuangan, pembaruan, dan pembangunan bangsa.
Dalam proses pembangunan bangsa, pemuda merupakan kekuatan moral,
kontrol sosial, dan agen perubahan sebagai perwujudan dari fungsi, peran,
karakteristik, dan kedudukannya yang strategis dalam pembangunan nasional.
Untuk itu, tanggung jawab dan peran strategis pemuda di segala dimensi
pembangunan perlu ditingkatkan dalam kerangka hukum nasional sesuai dengan
nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan amanat Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan berasaskan Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan, kebangsaan, kebhinekaan, demokratis, keadilan,
partisipatif, kebersamaan, kesetaraan, dan kemandirian.
Dengan adanya peraturan perundang-undangan baru, yaitu Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, mendorong penulis untuk
mengangkat dalam bentuk skripsi dengan judul ”Kedudukan dan Peranan
Pemuda dalam Rangka Memantapkan Ketahanan Nasional Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan Dikaitkan
dengan Tanggung Jawab Warga Negara dalam Mempertahankan Negara”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menarik beberapa hal pokok yang
dijadikan permasalahan, yaitu :
1. Bagaimana tanggung jawab pemuda sebagai warga negara Indonesia dalam
mempertahankan negara?
2. Apakah Pengaturan Kedudukan dan Peranan Pemuda dalam Rangka
Memantapkan Ketahanan Nasional di dalam Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2009 tentang Kepemudaan sudah memadai?
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tanggung jawab pemuda sebagai warga negara Indonesia
dalam kaitannya mempertahankan negara;
2. Untuk mengetahui memadai atau tidaknya Kedudukan dan Peranan Pemuda
dalam Rangka Memantapkan Ketahanan Nasional di dalam Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan.
Adapun yang menjadi tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Memberikan gambaran kepada pemuda menyangkut peranannya dalam
memantapkan Ketahanan Nasional dikaitkan dengan tanggung jawabnya
sebagai warga negara dalam mempertahankan negara;
2. Memberikan pemahaman kepada masyarakat menyangkut keberadaan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
3. Memberikan sumbang pikir kepada pemerintah dalam rangka lebih
memantapkan kebijakan kepemudaan; dan
4. Menambah kepustakaan di bidang Kepemudaan khususnya Pengembangan
dan Kepemimpinan Pemuda.
D. Kerangka Pemikiran
1. Kerangka Teoritis
Negara Indonesia sebagai suatu negara memiliki letak geografisyang
sangat strategis di Asia Tenggara. Oleh karena itu di kawasan Asia Tenggara
Indonesia memiliki posisi yang sangat penting penting, sehngga tidak
menutup kemugkinan di era global dewasa ini menjadi perhatian banyak
negara di dunia. Berdasarkan peranan dan posisi negara Indonesia, maka tidak
menutup kemungkinan akan merupakan ajang perebutan kepentingan
kekuatan transnasional. Oleh karena itu sebagai suatu negara, Indonesia harus
memperhatikan dan mengembangkan ketahanan nasional.
Ketahanan nasional sebagai istilah sebenarnya belum lama dikenal.
Istilah ketahanan nasional mulai dikenal dan dipergunakan pada permulaan
tahun 1960-an. Istilah ketahanan nasional untuk pertama kali dikemukakan
oleh Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno. Kemudian pada tahun
1962 mulai diupayakan secara khusus untuk mengembangkan gagasan
ketahanan nasional di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat Bandung.
Stabilitas keamanan lingkungan strategis menjadi bagian dari kepentingan
nasional Indonesia sehingga Indonesia berkepentingan untukmencermati
perkembangan situasi yang mengancam perdamaian dunia dan
stabilitas regional agar dapat mengambil langkah-langkah yang tepat.
Indonesia juga menyadari bahwa keamanan nasionalnya menjadi bagian dari
kepentingan strategis negara-negara lain. Oleh karena itu, penyelenggaraan
fungsi pertahanan negara Indonesia diarahkan untuk mewujudkan stabilitas
keamanan nasional yang kondusif bagi stabilitas regional dan global.
Dinamika lingkungan keamanan strategis tersebut mengisyaratkan tantangan
yang besar dan kompleks bagi pertahanan negara dalam mempertahankan
kedaulatan dan keutuhan wilayah. Ancaman yang dihadapi pertahanan negara
dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
bangsa semakin berkembang menjadi multidimensional, fisik dan nonfisik,
serta berasal dari luar dan dari dalam negeri. Dalam Buku PutihPertahanan
Indonesia Tahun 2003 dinyatakan bahwa ancaman invasi atau agresi militer
negara lain terhadap Indonesia diperkirakan kecil kemungkinannya. Dengan
mencermati perkembangan lingkungan keamanan strategis Indonesia pasca-
2003, pada saat ini dan dalam beberapa tahun akan datang belum terdapat
indikasi suatu ancaman militer konvensional yang mengarah ke wilayah
Indonesia. Namun, kondisi yang kondusif ini tidak lalu membuat Indonesia
mengabaikan kesiapsiagaannya dalam membangun kemampuan bangsa untuk
melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, di sektor
pertahanan negara harus terus dipersiapkan denganmemadukan kemampuan
pertahanan militer dan nirmiliter untuk menangkal setiap kemungkinan
ancaman serta apabila kondisi memaksa, mampu
menghadapi segala perubahan situasi. Dalam bidang pertahanan, terdapat
sejumlah isu yang menonjol, di antaranya adalah isu perbatasan dan pulau-
pulau kecil terluar, separatisme, terorisme, radikalisme yang anarkis, konflik
komunal, bencana alam, dan kondisi politik pascareformasi.
Pertahanan negara pada hakikatnya merupakan segala upaya
pertahanan bersifat semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada
kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan pada
kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan
negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Kesemestaan mengandung
makna pelibatan seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana dan
prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan
pertahanan yang utuh dan menyeluruh. Hal tersebut diatur dalam konstitusi
negara Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal
30 ayat (1) dan ayat (2) dalam Amandemen Keempat :
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.
(2) Untuk pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat,
sebagai kekuatan pendukung.
2. Kerangka Konseptual
Dalam kerangka konseptual ini dikemukakan atau diberikan
perumusan, definisi atau pengertian yang menjadi batasan tentang suatu
istilah, sehingga bila istilah tersebut ditemukan dalam skripsi ini, pengertian
tidak boleh menyimpang dari pengertian yang sudah ditentukan dalam
kerangka konseptual. Adapun pengertian atau definisi-definisi tersebut antara
lain sebagai berikut :
a. Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting
pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai
30 (tiga puluh) tahun.
b. Kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi,
tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisai diri, dan cita-cita
pemuda.
c. Pemantapan merupakan proses, cara, perbuatan memantapkan
(meneguhkan, menjadikan stabil: Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990)
dan lebih kokoh oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pemantapan
adalah suatu proses kegiatan yang mengedepankan upaya‐upaya untuk
membuat seseorang atau keadaan menjadi teguh, stabil, sehingga dapat
berlangsung lebih baik dari sebelumnya untuk menunjang kehidupan
sesorang atau kehidupan bersama sebagai suatu masyarakat.
d. Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang
berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan, baik yang datang
dari luar maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak
langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidupbangsa
dan negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan nasionalIndonesia.
e. Warga Negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
f. Pertahanan Negara adalah segala usaha untuk mempertahankan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara.
E. Metode Penelitian
1. Sifat Penelitian
Sifat penelitian yang digunakan dalam skripsi ini yaitu deskriptif
analitis, artinya bahwa pembahasan dilakukan dengan cara menyajikan dan
menjelaskan data secara lengkap, terperinci dan sistematis yang didasarkan
pada kerangka pemikiran dari hal-hal yang umum menjadi hal-hal yang
bersifat khusus yang berkaitan dengan materi skripsi. Kemudian terhadap data
tersebut dilakukan analisis dengan menggunakan teori-teori ilmu hukum,
khususnya Hukum Tata Negara, Peraturan Perundang-undangan dan juga
pemikiran penulis.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam ini adalah
Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu pengumpulan data atau
informasi dengan menelusuri literatur-literatur, peraturan perundang-
undangan, surat kabar nasional, majalah, media elektronik, hasil seminar dan
materi-materi perkuliahan yang berhubungan dengan materi pokok.
3. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dalam rangka penyusunan skripsi ini diolah
secara kualitatif, yaitu dengan menggunakan kata-kata dan kalimat-kalimat
dengan maksud agar tersusun suatu materi pembahasan yang sistematis dan
mudah untuk dipahami.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab-bab sebelumnya
maka dapatlah dibuat beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas identifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Tanggung jawab pemuda sebagai warga negara Indonesia dalam
mempertahankan negara dalam konstitusi Republik Indonesia terdapat di
dalam peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
a. Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang pada intinya pemuda sebagai bagian dari
warga negara Indonesia berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara;
b. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;
c. Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, dan Pasal 21 Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan yang pada intinya
pemuda memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting dan
berperan aktif dalam mempertahankan negara.
2. Menurut Penulis, Pengaturan Kedudukan dan Peranan Pemuda dalam
Rangka Memantapkan Ketahanan Nasional di dalam Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan sudah memadai. Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya bab yang khusus mengatur tentang Peran,
Tanggung Jawab, dan Hak Pemuda. Ditambah dengan bab yang mengatur
Pemberdayaan yang mengisyaratkan pendidikan bela negara dan ketahanan
nasional sebagai salah satu langkah yang harus dilakukan dalam hal
pemberdayaan pemuda.
Saran
3. Pemerintah secara konsisten menjabarkan Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2009 tentang Kepemudaan ke dalam prioritas program pembangunan
nasional di bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia generasi
muda.
4. Adanya penerapan konsep ‘pengarusutamaan pemuda’, strategi yang
dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan peran pemuda dalam
seluruh aspek kehidupan manusia dan memperhatikan serta melibatkan
pemuda ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari
seluruh kebijakan dan program di berbagai kehidupan dan pembangunan.
Misalnya dalam partisipasi politik, dalam bidang ekonomi dengan
menggiatkan kegiatan wirausaha muda dan merangkul mahasiswa dalam
berbagai kegiatan usaha, dan lain sebagainya. Sudah banyak program seperti
ini yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga
Republik Indonesia, seperti berbagai lomba karya inovatif, wirausaha muda,
dan sebagainya, namun menurut Penulis kurang memiliki gaung yang besar
karena sosialisasinya yang juga kurang luas.
5. Pengadaan Program Pelatihan Ketahanan Nasional Untuk Pemuda
(Tannasda) Republik Indonesia di tingkat nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota sudah cukup bagus untuk menumbuhkan kesadaran para
pemuda akan kedudukan dan peranannya dalam rangka memantapkan
ketahanan nasional dan tanggung jawabnya dalam mempertahankan
negara. Akan tetapi Penulis berpendapat, untuk lebih memperkuat
pemahaman tersebut, perlu juga diadakan Tannasda di tingkat Perguruan
Tinggi karena dinamika yang terdapat di dalamnya cukup tinggi dan rentan
akan benturan pemahaman maupun ideologi, sehingga diperlukan suatu
pelatihan dan rangkaian diskusi untuk menyamakan perbedaan persepsi
tersebut.
6. Berkaitan dengan organisasi kepelajaran dan kemahasiswaan, menurut
Penulis keberadaan Resimen Mahasiswa sebagai salah satu organisasi
kepemudaan di lingkungan Perguruan Tinggi harus dipertahankan dan
perlu juga adanya semacam grup diskusi yang khusus membahas
Ketahanan Nasional dan Kepemudaan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Peraturan Perundang-undangan
Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun1945 Amandemen
Keempat.
➢ Undang-Undang tentang Pertahanan Negara. UU
Nomor 3Tahun 2002. LN RI No.3 TLN RI No.4169.
➢ Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan
Nasional, UUNomor 20 Tahun 2003. LN RI No. 78,
TLN RI No. 4301
➢ Undang-Undang tentang Kewarganegaraan. UU
Nomor 12 Tahun 2006. LN RI No.63 TLN RI
No.4634.
➢ Undang-Undang tentang Kepemudaan. UU Nomor
40Tahun 2009. LN RI No.148 TLN RI No.5067.
B. Buku
Departemen Pertahanan Republik Indonesia. Buku Putih
Pertahanan Indonesia2008. Jakarta:
Departemen Pertahanan Republik Indonesia,
2008.
Dewanata, Pandu & Chavchay Syaifullah. Rekonstruksi
Pemuda. Jakarta:Kementerian Pemuda dan
Olahraga Republik Indonesia, 2008.