Kisi Kisi Uts Simrs
Kisi Kisi Uts Simrs
Kisi Kisi Uts Simrs
INTEROPERABILITAS
Interoperabilitas adalah dimana suatu aplikasi bisa berinteraksi dengan aplikasi
lainnya melalui suatu protokol yang disetujui bersama lewat bermacam-macam
jalur komunikasi diantaranya dapat terjadi komunikasi data dengan aplikasi
berikut:
A. Standarisasi SIMAK BMN (untuk Rumah Sakit milik pemerintah) Minimal
pengkodean barang mengunakan kode yang terdapat pada SK BMN, jika tidak
harus di buat mapping antara SK BMN dengan pengkodean Rumah Sakit tersebut.
B. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Dapat terjadi komunikasi data antara
SIMRS dengan Kementerian Kesehatan untuk pelaporan SIRS.
C. Sistem Casemix (khusus yang melaksanakan program Jaminan Kesehatan
Nasional) Dapat terjadi komunikasi data antara SIMRS dengan Kementerian
Kesehatan untuk pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional.
D. Aplikasi yang lainnya yang mendukung Kinerja Rumah Sakit
TATA KELOLA
A.Struktur Organisasi Rumah Sakit harus memiliki unit/instalasi informasi dan
teknologi yang terdiri dari:
1. Kepala Instalasi SIMRS
2. Staf informasi dan teknologi Fungsional
B. Sumber Daya Manusia informasi dan teknologi
Sumber daya manusia informasi dan teknologi terdiri dari staf yang memiliki
kualifikasi dalam bidang:
1. Staf Analis System
2. Staf Programmer
3. Staf Hardware
4. Staff Maintanance Jaringan
C. Kerangka Kerja Tata Kelola Informasi Dan Teknologi Sangat di
rekomendasikan
menggunakan kerangka kerja yang best practice seperti cobit.
STANDAR TEKNOLOGI
A. Direkomendasikan menggunakan aplikasi dengan kode sumber terbuka (open
source) terutama pada bagian pelayanan utama (front office).
B. Direkomendasikan menggunakan beragam sistem operasi.
Software
Untuk membuat pengelolaan data dan informasi di rumah sakit menjadi lebih baik
maka Anda tentunya membutuhkan software dalam hal ini adalah software SIMRS
yang akan Anda terapkan nantinya. Software SIMRS ini nantinya harus diinstal di
seluruh komputer yang digunakan di rumah sakit terutama di bagian pelayanan pasien
seperti pada loket pendaftaran pasien, poli, bagian rawat inap, IGD hingga apotek pun
bisa menggunakan aplikasi SIMRS ini untuk kelancaran pelayanan pasien yang ada di
dalam rumah sakit. Dengan adanya SIMRS ini maka tentunya pelayanan pasien bisa
menjadi lebih cepat dan data yang ada di dalam software ini bisa disimpan dengan
baik. Tidak hanya data pasien saja yang bisa disimpan di SIMRS melainkan data
perlengkapan rumah sakit seperti stok obat-obatan juga bisa didata, sekaligus juga
digunakan untuk mendata staff rumah sakit.
Hardware
Dalam penerapannya tentu rumah sakit nantinya akan membutuhkan sejumlah
hardware untuk membantu kelancaran penggunaan SIMRS. Hardware tersebut
seperti misalnya saja komputer, sudah tentu komputer adalah unsur yang amat
penting dalam menjalankan SIMRS. Sebuah rumah sakit yang menerapkan SIMRS
harus memiliki komputer dengan spesifikasi yang baik, rumah sakit juga harus
menyediakan satu komputer yang digunakan sebagai server di rumah sakit tersebut
yang nantinya akan hidup selama 24 jam penuh selama rumah sakit tersebut
beroperasi, untuk keperluan komputer server ini maka tentunya rumah sakit harus
menyediakan komputer yang memiliki spesifikasi yang tinggi karena tentunya untuk
bisa dihidupkan 24 jam tentunya akan membuat komputer yang biasa menjadi cepat
rusak. Tidak hanya komputer saja yang Anda butuhkan, Anda juga membutuhkan
printer, jika nantinya ada berkas yang perlu dicetak. Kemudian biasanya Anda juga
akan membutuhkan TV untuk menampilkan nomor antrian pada loket misalnya. Tak
ketinggalan juga Anda memerlukan mesin box antrian yang digunakan pasien untuk
mengambil nomor antrian secara otomatis.
Networking
Networking adalah jaringan internet yang digunakan untuk menjalankan SIMRS agar
bisa berjalan dengan lebih lancar. Jaringan yang dibutuhkan seperti misalnya
jaringan LAN, wireless dan lainnya. Tanpa adanya jaringan itu tentunya penerapan
SIMRS tidak akan bisa dilaksanakan dengan lancar. Untuk dapat mengakses SIMRS
tentunya penggunanya harus menggunakan koneksi internet agar bisa menggunakan
SIMRS dengan lancar. Jaringan ini pun diharapkan tidak terputus selama 24 jam
penuh.
SOP (Standard Operating Procedure)
Pihak rumah sakit yang menggunakan SIMRS harus menerapkan SOP baru untuk
menjalankan SIMRS bagi semua staff rumah sakit terutama yang menggunakan
SIMRS secara langsung. Karena SIMRS nantinya digunakan untuk hampir seluruh
kegiatan rumah sakit maka dari itu tentunya harus ada aturan yang tepat untuk
menjalankannya, sehingga semua staff bisa bertanggungjawab dengan penggunaan
SIMRS yang dilakukannya.
Komitmen
Pada saat rumah sakit memutuskan untuk menggunakan SIMRS maka seluruh staff rumah
sakit harus sadar dan sama-sama berkomitmen untuk dapat menjalankan SIMRS tersebut,
karena jika tidak ada komitmen dari staff rumah sakit untuk menjalankannya, akan
menyulitkan bagi rumah sakit itu sendiri karena semua data di dalam SIMRS itu harus
diinput secara langsung oleh semua staff rumah sakit yang menggunakannya. Seluruh staff
rumah sakit juga harus bersedia untuk mengikuti training yang diadakan untuk dapat
menjalankan SIMRS dengan baik. Sebagai software baru bagi rumah sakit tersebut, tentunya
jika tidak mengikuti training maka staff rumah sakit itu tidak akan bisa dengan sendirinya
langsung mengetahui bagaimana cara penerapannya.
Sumber Daya Manusia
Tentunya SDM ini menjadi unsur yang sangat penting dalam penerapan SIMRS di rumah
sakit, karena tanpa adanya SDM yang mengerti mengenai software ini sudah tentu
penerapan SIMRS tidak akan bisa diwujudkan. Karena nantinya SDM inilah yang nantinya
akan menjalankan SIMRS di rumah sakit. Sebaiknya ada petugas yang mengerti mengenai
bidang IT di rumah sakit atau Anda bisa menggunakan SIMRS dari software developer yang
mampu memberikan bimbingan dan pelatihan selama penggunaan SIMRS di rumah sakit itu
berlangsung, dengan demikian jika ada kendala yang terjadi pada software tersebut pihak
rumah sakit bisa menanyakannya langsung kepada pengembang software tersebut.
3. Apa fungsi dari organisasi/ tim pengelola SIMRS menurut saudara ? dan
Organisasi/ Tim pengelola SIMRS yang bagaimana yang ideal jelaskan
JAWAB:
Fungsi dari Organisasi pengelola SIMRS:
1. Bertanggung jawab mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan bisnis proses dan
aplikasi system agar sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan
2. Bertanggung jawab mengawasi dan mengevaluasi penggnaan perangkat Hardwre
dan network system informasi agar selalu siap digunakan
3. Merumuskan kebijakan teknis dibagian system informasi manajemen
4. Mengkoordinir pelaksanaan pengembangan system informasi manajemen dengan
melakukan pemetaan bisnis proses workflow serta data informasi flow dalam
organisasi
5. Menyusun modul dan prosedur yang berkaitan dengan system pengolahan data
elektronik (aplikasi program) serta memberikan pelatihan bagi para pengguna
aplikasi program
6. Menyusun kompleks system requitment untuk memenuhi kebtuhan user
7. Melakukan analisis keutuhan hardware dan networking system informasi rumah
sakit dan Menyusun rencana pemeliharaan hardware
8. Menyusun rencana pemelharaan hardware
1. Bersama dengan manajemen memberikan penilaian yang diperoleh dari hasil evaluasi
seluruh kajian dan juga rancangan sistem.
2. Merupakan anggota dari tim perancang sistem.
3. Mengkaji hasil akhir dari sistem.
4. Bersama dengan tim pendukung dokumentasi membuat laporan-laporan yang berguna
untuk kepentingan PPA (Profesional Pemberi Asuhan), manajemen, dan juga pihak
luar RS.
5. Bersama dengan tim pendukung dokumentasi memiliki wewenang untuk membuat
dokumen rancangan.
4. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pengembangan Rekam Medik
Elektronik Jelaskan?
5. Apa yang dimaksud dengan tatakelola TIK? Dan hal apa yang menyebabkan tata
Kelola TIK ini diperlukan dalam Implementasi SIMRS.
6. Buatlah contoh bisnis proses
Contoh Bisnis Proses Rekam Medis
Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien,
memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperoleh dan juga memuat
informasi yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosa dan pengobatan
serta merekam hasilnya. Tujuan berkas rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya
tertib administrasi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pengisian atau pencatatan rekam medis di rumah sakit dilakukan oleh dokter dan perawat.
1. Input Input merupakan material yang memicu terjadinya suatu reaksi. Di mana
dalam proses bisnis komponen input memiliki tiga aspek yang memengaruhi input
tersebut. Pertama adalah sumber daya manusia yang berperan untuk memberikan
kontribusi seperti bakat dan sikap yang benar untuk menggerakan organisasi.
Selain itu aspek berikutnya adalah bahan baku di mana dalam proses bisnis hal itu harus
disediakan secara tepat waktu dan dengan biaya yang terjangkau. Aspek yang terakhir
adalah informasi di mana dalam menjalankan proses bisnis harus bersamaan dengan
prosedur dan sistem umpan balik yang dapat memastikan tujuan tercapai.
2. Aktivitas
Aktivitas harus memahami sudut pandang sistem, artinya dapat melakukan dan
menjalankan setiap urutan proses bisnis dengan baik dan sesuai SOP. Selain itu,
keseluruhan bagian-bagian tugas dan fungsinya dapat tercapai dan lebih optimal.
3. Output
Output merujuk kepada efektivitas dan efisiensi dalam proses bisnis di mana secara
keseluruhan akan memengaruhi dan membantu untuk mengevaluasi proses bisnis yang
telah berjalan.
Front Office
Data yang dimasukan pada proses rawat akan digunakan pada proses rawat dan
pulang. Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat
layanan dan tindakan dari unitunit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi,
bedah, invasive, diagnostic non invasive dan lainnya. Unit tersebut mendapat
order/pesanan dari dokter (misalnya berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan
sejenisnya) dan perawat. Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses
bisnis Rumah Sakit (seluruh order berasal dari mereka). Karena itu kami
menyebutkan inti sistem ini sebagai order communation system.
Contoh SIMRS yang terintegrasi (SIMRS GOS)
FRONT OFFICE
• PENDAFTARAN
• ADMISSION RAWAT INAP
• PELAYANAN RAWAT JALAN
• PELAYANAN RAWAT INAP
• PELAYANAN IGD
• PELAYANAN LABORATORIUM
• PELAYANAN APOTIK
• PELAYANAN KAMAR OPERASI
• BILLING/PEMBAYARAN
Back Office
Proses bisnis data tidak terstruktur Proses-proses bisnis tersebut di atas yang melibatkan data-
data terstruktur, yang dapat dikelola dengan relational database management system, selain
itu terdapat proses bisnis yang melibatkan data yang tidak terstruktur seperti alur kerja, surat
diposisi, email, manajemen proyek, kolaborasi, team work, manajemen dokumen dan
sejenisnya.
1. Proses Primer
Sesuai namanya, jenis proses bisnis ini adalah yang paling fundamental karena terkait
kegiatan operasional perusahaan.
Setiap tahapan dalam proses ini bertujuan untuk menambah nilai pada penawaran akhir.
Terdapat tiga tahap dalam proses primer, yaitu produksi, pemasaran, dan pelayanan
pelanggan.
2. Proses Sekunder
Pada proses sekunder, aktivitas yang dilakukan tidak untuk menambah nilai melainkan
mempersiapkan lingkungan. Proses ini akan mendukung aktivitas primer.
Hal tersebut dilakukan sehingga aktivitas primer tetap berjalan dengan baik dan lancar.
Proses sekunder tetap harus berpedoman dan sesuai dengan operasional perusahaan.
3. Proses Manajemen
Jenis proses bisnis yang terakhir adalah proses manajemen yang melibatkan aktivitas
pengawasan atau pemantauan.
Tahapan inilah yang mengatur standar dan tujuan untuk memastikan proses primer dan
sekunder berjalan efisien serta efektif.
Selain itu, proses manajemen berfungsi untuk mengatur bisnis melalui perencanaan taktis,
operasional, dan strategis.
1. Analisis Kegiatan
Pertama, tahapan proses bisnis adalah melakukan analisis untuk mengidentifikasi tugas atau
aktivitas apa saja yang perlu dilakukan dalam periode tertentu.
Penting untuk memastikan analisis telah dilakukan dengan tepat sehingga sesuai dengan
tujuan dan kebutuhan perusahaan.
2. Pengambilan Keputusan
Setelah mengetahui apa saja yang perlu dilakukan, tahapan proses bisnis selanjutnya adalah
membuat dan mengambil keputusan.
Hal tersebut biasanya berkaitan dengan penentuan biaya operasional, proses, dan pembagian
peran untuk kelancaran aktivitasnya.
3. Implementasi
Tahapan pelaksanaan mengacu pada implementasi rencana atau strategi yang telah disusun di
tahap sebelumnya. Dengan demikian, rencana yang dibuat tidak hanya menjadi wacana.
4. Evaluasi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa proses bisnis adalah aktivitas berulang dan
dilakukan secara terus menerus dengan perbaikan seiring waktu.
Perbaikan yang dilakukan tentu diperoleh dari adanya evaluasi, baik secara parsial maupun
holistik. Ada beberapa hal yang bisa menjadi poin evaluasi.
Salah satu di antaranya adalah kinerja karyawan. Dengan demikian, perusahaan juga bisa
menilai bagian yang perlu diperbaiki.
1. Produksi
Tujuan: Mendapatkan bahan baku dari pemasok dan mengolahnya menjadi stok untuk
dijual ke konsumen
Peserta: Staf gudang, staf penjualan, staf pembelian, vendor
Input: Pembelian dari konsumen atau pemesanan kembali
Output: Pesanan pembelian produk
Itulah pembahasan mengenai proses bisnis yang merupakan rangkaian aktivitas fundamental
dalam perusahaan.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses bisnis berperan penting untuk
memastikan bisnis berjalan lancar dan optimal.
Berbicara soal kelancaran bisnis, sebuah perusahaan tentu ingin melakukan ekspansi untuk
pengembangan bisnisnya.
Front Office
Data yang dimasukan pada proses rawat akan digunakan pada proses rawat dan
pulang. Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat
layanan dan tindakan dari unit unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi,
bedah, invasive, diagnostic non invasive dan lainnya. Unit tersebut mendapat
order/pesanan dari dokter (misalnya berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan
sejenisnya) dan perawat. Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses
bisnis Rumah Sakit (seluruh order berasal dari mereka). Karena itu kami
menyebutkan inti sistem ini sebagai order communation system.
Back Office
Proses bisnis data tidak terstruktur Proses-proses bisnis tersebut di atas yang melibatkan data-
data terstruktur, yang dapat dikelola dengan relational database management system, selain
itu terdapat proses bisnis yang melibatkan data yang tidak terstruktur seperti alur kerja, surat
diposisi, email, manajemen proyek, kolaborasi, team work, manajemen dokumen dan
sejenisnya.
Aktivitas yang dilakukan tentu akan berkaitan dengan pembuatan atau pengembangan produk
bisnis.
Dalam serangkaian proses bisnis ini, sejumlah peran dan posisi memiliki tugas yang berbeda-
beda namun tetap untuk mencapai tujuan bersama.
Tahapan proses bisnis juga akan terjadi secara berulang-ulang dan akan dioptimalkan seiring
waktu sesuai dengan standar.
Kelly R. Rainer
Proses bisnis adalah kegiatan yang saling berhubungan dalam upaya menghasilkan produk
atau jasa yang bernilai bagi perusahaan.
Proses bisnis adalah aktivitas yang membutuhkan satu atau lebih masukan untuk
menghasilkan output yang bernilai bagi pelanggan.
Proses bisnis mengacu pada sekumpulan aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan
produk maupun jasa.
Dengan proses bisnis yang berjalan baik dan sistematis tentu akan meminimalisir munculnya
pengeluaran tidak terencana.
2. Meningkatkan Efisiensi
Aktivitas dalam proses bisnis akan dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan efisiensi
kerja.
Oleh karena itu, proses bisnis membantu perusahaan menjaga dan meningkatkan
pelayanannya karena berorientasi konsumen.
Misalnya, perusahaan dapat mengatur strategi terkait waktu produksi sehingga prosesnya
lebih efektif dan efisien untuk mencapai target.
1. Proses Primer
Sesuai namanya, jenis proses bisnis ini adalah yang paling fundamental karena terkait
kegiatan operasional perusahaan.
Setiap tahapan dalam proses ini bertujuan untuk menambah nilai pada penawaran akhir.
Terdapat tiga tahap dalam proses primer, yaitu produksi, pemasaran, dan pelayanan
pelanggan.
2. Proses Sekunder
Pada proses sekunder, aktivitas yang dilakukan tidak untuk menambah nilai melainkan
mempersiapkan lingkungan. Proses ini akan mendukung aktivitas primer.
Hal tersebut dilakukan sehingga aktivitas primer tetap berjalan dengan baik dan lancar.
Proses sekunder tetap harus berpedoman dan sesuai dengan operasional perusahaan.
3. Proses Manajemen
Jenis proses bisnis yang terakhir adalah proses manajemen yang melibatkan aktivitas
pengawasan atau pemantauan.
Tahapan inilah yang mengatur standar dan tujuan untuk memastikan proses primer dan
sekunder berjalan efisien serta efektif.
Selain itu, proses manajemen berfungsi untuk mengatur bisnis melalui perencanaan taktis,
operasional, dan strategis.
1. Analisis Kegiatan
Pertama, tahapan proses bisnis adalah melakukan analisis untuk mengidentifikasi tugas atau
aktivitas apa saja yang perlu dilakukan dalam periode tertentu.
Penting untuk memastikan analisis telah dilakukan dengan tepat sehingga sesuai dengan
tujuan dan kebutuhan perusahaan.
2. Pengambilan Keputusan
Setelah mengetahui apa saja yang perlu dilakukan, tahapan proses bisnis selanjutnya adalah
membuat dan mengambil keputusan.
Hal tersebut biasanya berkaitan dengan penentuan biaya operasional, proses, dan pembagian
peran untuk kelancaran aktivitasnya.
3. Implementasi
Tahapan pelaksanaan mengacu pada implementasi rencana atau strategi yang telah disusun di
tahap sebelumnya. Dengan demikian, rencana yang dibuat tidak hanya menjadi wacana.
4. Evaluasi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa proses bisnis adalah aktivitas berulang dan
dilakukan secara terus menerus dengan perbaikan seiring waktu.
Perbaikan yang dilakukan tentu diperoleh dari adanya evaluasi, baik secara parsial maupun
holistik. Ada beberapa hal yang bisa menjadi poin evaluasi.
Salah satu di antaranya adalah kinerja karyawan. Dengan demikian, perusahaan juga bisa
menilai bagian yang perlu diperbaiki.
1. Produksi
Tujuan: Mendapatkan bahan baku dari pemasok dan mengolahnya menjadi stok untuk
dijual ke konsumen
Peserta: Staf gudang, staf penjualan, staf pembelian, vendor
Input: Pembelian dari konsumen atau pemesanan kembali
Output: Pesanan pembelian produk
Itulah pembahasan mengenai proses bisnis yang merupakan rangkaian aktivitas fundamental
dalam perusahaan.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses bisnis berperan penting untuk
memastikan bisnis berjalan lancar dan optimal.
Berbicara soal kelancaran bisnis, sebuah perusahaan tentu ingin melakukan ekspansi untuk
pengembangan bisnisnya.
Proses bisnis adalah serangkaian aktivitas secara konsisten yang memiliki tujuan spesifik
untuk membawa hasil maksimal terhadap pertumbuhan bisnis. Di dalam proses bisnis
terdapat sejumlah pengoperasian sistem serta sumber daya manusia yang mendukung setiap
fungsi dan tugas-tugas bisnis tersebut berjalan dengan baik.
Proses bisnis berfungsi sebagai pendekatan sistematis yang membantu organisasi untuk
mencapai tujuan spesifik yang telah ditentukan. Proses bisnis juga membantu untuk
memetakan setiap tugas dan aktivitas untuk memaksimalkan atau membuat setiap fungsi
menjadi efektif. Selain itu, proses bisnis juga memberikan pandangan yang jelas untuk
memahami cara kerja yang lebih baik.
Proses bisnis yang baik memiliki komponen-komponen yang mendukung atas menjadi
landasan dalam beroperasi. Berikut adalah komponen proses bisnis yang perlu diketahui.
1. Input
Input merupakan material yang memicu terjadinya suatu reaksi. Di mana dalam proses bisnis
komponen input memiliki tiga aspek yang memengaruhi input tersebut. Pertama adalah
sumber daya manusia yang berperan untuk memberikan kontribusi seperti bakat dan sikap
yang benar untuk menggerakan organisasi.
Selain itu aspek berikutnya adalah bahan baku di mana dalam proses bisnis hal itu harus
disediakan secara tepat waktu dan dengan biaya yang terjangkau. Aspek yang terakhir adalah
informasi di mana dalam menjalankan proses bisnis harus bersamaan dengan prosedur dan
sistem umpan balik yang dapat memastikan tujuan tercapai.
2. Aktivitas
Aktivitas harus memahami sudut pandang sistem, artinya dapat melakukan dan menjalankan
setiap urutan proses bisnis dengan baik dan sesuai SOP. Selain itu, keseluruhan bagian-
bagian tugas dan fungsinya dapat tercapai dan lebih optimal.
3. Output
Output merujuk kepada efektivitas dan efisiensi dalam proses bisnis di mana secara
keseluruhan akan memengaruhi dan membantu untuk mengevaluasi proses bisnis yang telah
berjalan.
Baca Juga : Apa yang Dimaksud Dengan Strategi Bisnis? Seperti Apa Hal Ini Bisa
Membantu Bisnis Anda?
Proses bisnis bekerja sebagai tools untuk mengoptimalkan semua fungsi dan tugas-tugas
terkait agar semua komponen yakni input, aktivitas, dan output secara sinergis mencapai
tujuan organisasi.
Proses bisnis akan membantu organisasi untuk memaksimalkan output mereka sehingga baik
waktu, bahan baku, uang, dan sumber daya yang dimiliki berjalan dengan maksimal. Artinya,
dengan adanya proses bisnis maka organisasi dapat mengukur dan menilai setiap fungsi dan
tugas-tugas terkait dalam setiap proses apakah semuanya telah bekerja secara maksimal atau
perlu ditingkatkan.
Kinerja proses bisnis yang baik akan membantu untuk memperbaiki kualitas produk dan
layanan. Di mana organisasi dapat melacak kekurangan dan berusaha untuk memperbaikinya
sehingga kualitas akan meningkat. Selain itu, organisasi dapat mengevaluasi setiap kualitas
dan terus melakukan perbaikan berkala dan mempertahankan kualitas dari produk dan
layanan yang pada akhirnya dapat memengaruhi kepercayaan serta kepuasan pelanggan.
Tentu saja proses bisnis yang efektif dan efisien akan memangkas biaya-biaya yang tidak
diperlukan sehingga organisasi dapat mengalihkan dana tersebut kepada kegiatan strategis
yang dapat membawa keuntungan atau manfaat bagi bisnis.
1. Kompleksitas Bisnis
Setiap bisnis memiliki tingkat kompleksitas yang berbeda-beda, dan umumnya makin besar
sebuah bisnis maka tingkat kompleksitasnya akan makin tinggi. Hal ini akan menjadi
tantangan dalam sebuah organisasi untuk mengoptimalkan proses bisnis mereka agar efisien
dan efektif. Mereka juga perlu memetakan setiap fungsi terkait jumlah produk, karyawan,
investor, pemasok, sampai pelanggan dapat dijangkau secara menyeluruh.
Lingkungan bisnis sangat berkaitan dengan faktor internal dan eksternal. Perubahan pada
sistem ekonomi, munculnya pesaing baru, teknologi baru, sampai situasi hukum dan politik
akan memengaruhi sebuah bisnis. Organisasi akan menghadapi tantangan tersebut dan
menyesuaikan proses bisnis yang dapat berjalan sesuai perubahan yang terjadi.
Menjalankan setiap fungsi dan proses bisnis tentu membutuhkan sumber daya manusia yang
terampil dan ahli dalam melaksanakan tugas-tugas. Mereka ini dipercaya sebagai bagian yang
terlibat untuk menjalankan, mengevaluasi, dan memajukan sebuah bisnis. Sehingga tanpa
sumber daya yang terampil maka rencana strategis sebuah bisnis tidak dapat direalisasikan
secara maksimal.
Seorang pemimpin akan bertugas untuk mengarahkan dan memandu jalan dalam sebuah
bisnis. Mereka membuat dan menetapkan tujuan-tujuan serta mendorong para karyawan
untuk mencapainya. Maka peran kepemimpinan sangat besar dalam menjalankan proses
bisnis.
Seorang pemimpin juga akan berupaya untuk membangun budaya kerja yang efektif sehingga
memengaruhi produktivitas para karyawan. Hal ini tentu akan membawa impak positif dan
mendorong karyawan untuk secara maksimal bekerja sesuai fungsi mereka.
Kolaborasi antar tim akan memaksimalkan setiap fungsi dalam proses bisnis, itulah mengapa
seorang pemimpin akan berupaya untuk meningkatkan kolaborasi antar tim dengan
membangun budaya kerja yang efektif. Cara ini efektif untuk menyelesaikan setiap tugas
dengan cepat dan sesuai target.
Setiap kinerja karyawan akan diukur secara cermat melalui sistem penilaian dalam sebuah
bisnis. Karyawan yang kinerjanya belum maksimal dalam menjalankan fungsinya akan
didorong untuk berkembang melalui pelatihan atau pengembangan keterampilan. Sehingga
mereka dapat lebih efektif dalam bekerja dan termotivasi untuk menjalankan fungsinya
secara optimal.
Proses bisnis dapat dioptimalkan melalui cara-cara yang tepat agar setiap fungsi dan tugas-
tugas dapat dilaksanakan dengan lancar. Berikut adalah cara untuk mengoptimalkan proses
bisnis.
Tentu saja dengan melakukan metode ini organisasi juga dapat menyusun beberapa
rekomendasi untuk perbaikan pada area yang dianggap lemah atau tidak bekerja secara
maksimal. Setiap kebutuhan yang diperlukan dapat diidentifikasi dan dianalisis agar
penentuan kebutuhan ini dapat menyesuaikan dan memberikan solusi terhadap setiap
kerangka proses bisnis.
Mengidentifikasi dan melakukan analisis risiko bisnis agar bisnis dapat memahami dan
mengetahui setiap langkah dan kemungkinan risiko yang mungkin terjadi. Mereka dapat
mengestimasi besar atau kecil risiko serta meminimalisirnya. Sehingga setelah mengetahui
itu semua mereka dapat membuat atau menyusun metode untuk mengelola risiko serta cara
apa yang paling baik.
Redesain proses bisnis dilakukan setelah melalui identifikasi serta analisis proses bisnis dan
risiko bisnis. Tahapan ini adalah untuk menyesuaikan kembali setiap kebutuhan dan
kelemahan serta risiko yang mungkin terjadi. Melakukan redesain artinya proses bisnis ingin
lebih dimaksimalkan dan dibuat lebih cocok dengan setiap kondisi dan perubahan.
Berikut adalah contoh penerapan untuk mengoptimalkan proses bisnis pada sebuah bisnis
dengan membuat studi kasus bisnis.
Meningkatkan proses bisnis dengan mengoptimalkan proses produksi yang efisien dan efektif
dapat dilakukan melalui beberapa tahap. Organisasi akan melakukan identifikasi dan analisis
terhadap setiap tahap dalam proses produksi di mana mereka akan observasi dan mengukur
pada area mana proses produksi menghabiskan waktu yang lebih lama.
Setelah itu tahapan rancang ulang proses akan dilakukan setelah mengetahui masalah dan
area mana yang perlu perbaikan. Rancang ulang berguna untuk membuat alur atau proses
produksi berjalan lebih baik dan terstruktur.
Organisasi harus memastikan pasokan bahan baku dan peralatan produksi selalu tersedia dan
cukup sehingga proses produksi tidak mengalami keterlambatan. Selain itu, pelatihan
karyawan juga perlu untuk memastikan mereka cukup terlatih dan terampil untuk
melaksanakan fungsi dan tugas-tugas.
Setelah semua tahapan optimalisasi dilakukan, organisasi akan menerapkan standar kualitas
untuk setiap proses produksi agar produk yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan standar.
Yang terakhir adalah organisasi melakukan evaluasi secara berkala dan terus-menerus untuk
memastikan kualitas produksi tetap baik dan makin meningkat.
Dalam menjalankan bisnis, kepuasan pelanggan juga menjadi salah satu indikator sebuah
bisnis berjalan dengan baik atau tidak. Maka berdasarkan alasan itu, organisasi juga perlu
meningkatkan kepuasan pelanggan.
Mereka harus mengenali dan memahami kebutuhan serta preferensi pelanggan agar dapat
memberikan layanan yang tepat dan sesuai dengan apa yang pelanggan harapkan.
Untuk mengetahui hal tersebut maka organisasi harus menganalisis dan mencari tahu setiap
kebutuhan dari pelanggan mereka. Dalam proses bisnis yang dijalankan apakah respons yang
diberikan kepada pelanggan sudah cepat dan efektif atau masih belum maksimal. Selain itu
untuk memperbaikinya organisasi dapat memilih untuk menggunakan chatbot dalam
menjawab setiap permintaan pelanggan.
Mengevaluasi cara berkomunikasi yang diterapkan juga sangat penting untuk membantu
mengatasi sebuah masalah yang dihadapi pelanggan. Setiap karyawan yang terlibat pada area
itu harus diberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas pelayanan mereka.
Bagian yang terakhir, setiap proses dan perbaikan tetap dievaluasi secara berkala dan terus -
menerus untuk meningkatkan dan mempertahankan proses pelayanan agar sesuai dengan
standar dan makin efektif dan efisien.