Kisi Kisi Uts Simrs

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

KISI KISI UTS SIMRS

1. Berikan Gambaran standart SIMRS sesuai dengan Permenkes No 82 Tahun 2013?


JAWAB
1. Definisi SIMRS Menurut PMK No 82 Tahun 2013
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS adalah
suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan
seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi,
pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan
akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan.

Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi :


1. Data
2. Informasi
3. Indikator
4. Prosedur
5. Teknologi
6. Perangkat
7. Sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk
mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung
pembangunan kesehatan
2. Pengaturan SIMRS bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas,
profesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan Rumah Sakit.
3.  Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan SIMRS.
 Penyelenggaraan SIMRS dapat menggunakan aplikasi dengan kode sumber
terbuka (open source) yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan atau
menggunakan aplikasi yang dibuat oleh Rumah Sakit. Aplikasi penyelenggaraan
SIMRS yang dibuat oleh Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan minimal yang
ditetapkan oleh Menteri.
4. Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan
SIMRS. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SIMRS harus mampu
meningkatkan dan mendukung proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang
meliputi:
a. kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan efisiensi,
kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional;
b. kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan identifikasi masalah
dan kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan manajerial; dan
c. budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman sistem dan
pengurangan biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi.
5. SIMRS harus dapat diintegrasikan dengan program Pemerintah dan
Pemerintah Daerah serta merupakan bagian dari Sistem Informasi
Kesehatan.
 Pengintegrasian dengan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah
dilaksanakan dalam bentuk kemampuan komunikasi data (interoperabilitas).
 SIMRS harus memiliki kemampuan komunikasi data (interoperabilitas)
dengan: a. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara
(SIMAK BMN); b. Pelaporan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS);
c. Indonesia Case Base Group’s (INACBG’s);
d. aplikasi lain yang dikembangkan oleh Pemerintah; dan
e. sistem informasi manajemen fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

Kemampuan komunikasi data (interoperabilitas) dengan Sistem Informasi dan


Manajemen Barang Milik Negara (SIMAK BMN) paling sedikit mencakup
pengkodean barang.
6. Arsitektur SIMRS paling sedikit terdiri atas:
a. kegiatan pelayanan utama (front office);
b. kegiatan administratif (back office); dan
c. komunikasi dan kolaborasi
 Selain arsitektur ,Rumah Sakit dapat mengembangkan SIMRS dengan
menambahkan arsitektur pendukung yang berupa Picture Archiver System
(PACS), Sistem Manajemen Dokumen (Document Management System), Sistem
Antar Muka Peralatan Klinik, serta Data Warehouse dan Bussines Intelegence.
7. SIMRS yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit harus memenuhi 3 (tiga)
unsur yang meliputi:
keamanan secara fisik
jaringan, dan
 sistem aplikasi.
8. Penyelenggaraan SIMRS harus dilakukan oleh unit kerja struktural atau
fungsional di dalam organisasi Rumah Sakit dengan sumber daya manusia
yang kompeten dan terlatih.
9.  Menteri melalui Direktorat Jenderal yang menyelenggarakan urusan di bidang
Bina Upaya kesehatan, Pemerintah Daerah Provinsi melalui Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan SIMRS sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan
masing-masing.
 Pembinaan dan pengawasan ditujukan untuk:
a. meningkatkan mutu penyelenggaraan SIMRS; dan
b. mengembangkan penyelenggaraan SIMRS.
 Pembinaan dan pengawasan dilaksanakan melalui:
a. advokasi dan sosialisasi;
b. pendidikan dan pelatihan;
c. bimbingan teknis; dan/atau
d. pemantauan dan evaluasi.

 KEAMANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT


A. Keamanan fisik
1. Kebijakan hak akses pada ruang data center/server
2. Kebijakan penggunaan hak akses komputer untuk user pengguna
B. Keamanan Jaringan
1. Keamanan jaringan (network security) dalam jaringan komputer sangat penting
dilakukan untuk memonitor akses jaringan dan mencegah penyalahgunaan sumber
daya jaringan yang tidak sah. Tugas keamanan jaringan dikontrol oleh
administrator jaringan.
2. Segi-segi keamanan didefinisikan sebagai berikut:
a. Informasi (data) hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki wewenang.
b. Informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang memiliki wewenang.
c. Informasi tersedia untuk pihak yang memiliki wewenang ketika dibutuhkan.
d. Pengirim suatu informasi dapat diidentifikasi dengan benar dan ada jaminan
bahwa identitas yang didapat tidak palsu.
e. Pengirim maupun penerima informasi tidak dapat menyangkal pengiriman dan
penerimaan pesan.
C. Keamanan Aplikasi Untuk memenuhi syarat keamanan sebuah, maka sistem
harus memenui syarat-syarat sebagai berikut:
1. Keamanan aplikasi harus mendukung dan mengimplementasikan protokol
keamanan dalam melakukan transfer data (seperti: SSL, TLS)
2. Aplikasi harus memungkinkan masing-masing user dapat didentifikasikan
secara unik, baik dari segi nama dan perannya.
3. Akses melalui metode akses remote dapat berfungsi dengan baik melalui
aplikasi client (yaitu melalui VPN, modem, wireless, dan sejenisnya). 4. Aplikasi
dapat berfungsi dengan baik pada software anti-virus yang digunakan saat ini.

 INTEROPERABILITAS
Interoperabilitas adalah dimana suatu aplikasi bisa berinteraksi dengan aplikasi
lainnya melalui suatu protokol yang disetujui bersama lewat bermacam-macam
jalur komunikasi diantaranya dapat terjadi komunikasi data dengan aplikasi
berikut:
A. Standarisasi SIMAK BMN (untuk Rumah Sakit milik pemerintah) Minimal
pengkodean barang mengunakan kode yang terdapat pada SK BMN, jika tidak
harus di buat mapping antara SK BMN dengan pengkodean Rumah Sakit tersebut.
B. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Dapat terjadi komunikasi data antara
SIMRS dengan Kementerian Kesehatan untuk pelaporan SIRS.
C. Sistem Casemix (khusus yang melaksanakan program Jaminan Kesehatan
Nasional) Dapat terjadi komunikasi data antara SIMRS dengan Kementerian
Kesehatan untuk pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional.
D. Aplikasi yang lainnya yang mendukung Kinerja Rumah Sakit

 TATA KELOLA
A.Struktur Organisasi Rumah Sakit harus memiliki unit/instalasi informasi dan
teknologi yang terdiri dari:
1. Kepala Instalasi SIMRS
2. Staf informasi dan teknologi Fungsional
B. Sumber Daya Manusia informasi dan teknologi
Sumber daya manusia informasi dan teknologi terdiri dari staf yang memiliki
kualifikasi dalam bidang:
1. Staf Analis System
2. Staf Programmer
3. Staf Hardware
4. Staff Maintanance Jaringan
C. Kerangka Kerja Tata Kelola Informasi Dan Teknologi Sangat di
rekomendasikan
menggunakan kerangka kerja yang best practice seperti cobit.

 STANDAR TEKNOLOGI
A. Direkomendasikan menggunakan aplikasi dengan kode sumber terbuka (open
source) terutama pada bagian pelayanan utama (front office).
B. Direkomendasikan menggunakan beragam sistem operasi.

2. Sebutkan Komponen-komponen yang wajib ada dalam sebuah system Informasi


dan jelaskan?
JAWAB
SIMRS yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit harus memenuhi 3 (tiga) unsur yang
meliputi
a. keamanan secara fisik,
b. jaringan, dan
c. sistem aplikasi

Software
Untuk membuat pengelolaan data dan informasi di rumah sakit menjadi lebih baik
maka Anda tentunya membutuhkan software dalam hal ini adalah software SIMRS
yang akan Anda terapkan nantinya. Software SIMRS ini nantinya harus diinstal di
seluruh komputer yang digunakan di rumah sakit terutama di bagian pelayanan pasien
seperti pada loket pendaftaran pasien, poli, bagian rawat inap, IGD hingga apotek pun
bisa menggunakan aplikasi SIMRS ini untuk kelancaran pelayanan pasien yang ada di
dalam rumah sakit. Dengan adanya SIMRS ini maka tentunya pelayanan pasien bisa
menjadi lebih cepat dan data yang ada di dalam software ini bisa disimpan dengan
baik. Tidak hanya data pasien saja yang bisa disimpan di SIMRS melainkan data
perlengkapan rumah sakit seperti stok obat-obatan juga bisa didata, sekaligus juga
digunakan untuk mendata staff rumah sakit.

Hardware
Dalam penerapannya tentu rumah sakit nantinya akan membutuhkan sejumlah
hardware untuk membantu kelancaran penggunaan SIMRS. Hardware tersebut
seperti misalnya saja komputer, sudah tentu komputer adalah unsur yang amat
penting dalam menjalankan SIMRS. Sebuah rumah sakit yang menerapkan SIMRS
harus memiliki komputer dengan spesifikasi yang baik, rumah sakit juga harus
menyediakan satu komputer yang digunakan sebagai server di rumah sakit tersebut
yang nantinya akan hidup selama 24 jam penuh selama rumah sakit tersebut
beroperasi, untuk keperluan komputer server ini maka tentunya rumah sakit harus
menyediakan komputer yang memiliki spesifikasi yang tinggi karena tentunya untuk
bisa dihidupkan 24 jam tentunya akan membuat komputer yang biasa menjadi cepat
rusak. Tidak hanya komputer saja yang Anda butuhkan, Anda juga membutuhkan
printer, jika nantinya ada berkas yang perlu dicetak. Kemudian biasanya Anda juga
akan membutuhkan TV untuk menampilkan nomor antrian pada loket misalnya. Tak
ketinggalan juga Anda memerlukan mesin box antrian yang digunakan pasien untuk
mengambil nomor antrian secara otomatis.
Networking
Networking adalah jaringan internet yang digunakan untuk menjalankan SIMRS agar
bisa berjalan dengan lebih lancar. Jaringan yang dibutuhkan seperti misalnya
jaringan LAN, wireless dan lainnya. Tanpa adanya jaringan itu tentunya penerapan
SIMRS tidak akan bisa dilaksanakan dengan lancar. Untuk dapat mengakses SIMRS
tentunya penggunanya harus menggunakan koneksi internet agar bisa menggunakan
SIMRS dengan lancar. Jaringan ini pun diharapkan tidak terputus selama 24 jam
penuh.
SOP (Standard Operating Procedure)
Pihak rumah sakit yang menggunakan SIMRS harus menerapkan SOP baru untuk
menjalankan SIMRS bagi semua staff rumah sakit terutama yang menggunakan
SIMRS secara langsung. Karena SIMRS nantinya digunakan untuk hampir seluruh
kegiatan rumah sakit maka dari itu tentunya harus ada aturan yang tepat untuk
menjalankannya, sehingga semua staff bisa bertanggungjawab dengan penggunaan
SIMRS yang dilakukannya.
Komitmen

Pada saat rumah sakit memutuskan untuk menggunakan SIMRS maka seluruh staff rumah
sakit harus sadar dan sama-sama berkomitmen untuk dapat menjalankan SIMRS tersebut,
karena jika tidak ada komitmen dari staff rumah sakit untuk menjalankannya, akan
menyulitkan bagi rumah sakit itu sendiri karena semua data di dalam SIMRS itu harus
diinput secara langsung oleh semua staff rumah sakit yang menggunakannya. Seluruh staff
rumah sakit juga harus bersedia untuk mengikuti training yang diadakan untuk dapat
menjalankan SIMRS dengan baik. Sebagai software baru bagi rumah sakit tersebut, tentunya
jika tidak mengikuti training maka staff rumah sakit itu tidak akan bisa dengan sendirinya
langsung mengetahui bagaimana cara penerapannya.
Sumber Daya Manusia
Tentunya SDM ini menjadi unsur yang sangat penting dalam penerapan SIMRS di rumah
sakit, karena tanpa adanya SDM yang mengerti mengenai software ini sudah tentu
penerapan SIMRS tidak akan bisa diwujudkan. Karena nantinya SDM inilah yang nantinya
akan menjalankan SIMRS di rumah sakit. Sebaiknya ada petugas yang mengerti mengenai
bidang IT di rumah sakit atau Anda bisa menggunakan SIMRS dari software developer yang
mampu memberikan bimbingan dan pelatihan selama penggunaan SIMRS di rumah sakit itu
berlangsung, dengan demikian jika ada kendala yang terjadi pada software tersebut pihak
rumah sakit bisa menanyakannya langsung kepada pengembang software tersebut.
3. Apa fungsi dari organisasi/ tim pengelola SIMRS menurut saudara ? dan
Organisasi/ Tim pengelola SIMRS yang bagaimana yang ideal jelaskan
JAWAB:
Fungsi dari Organisasi pengelola SIMRS:
1. Bertanggung jawab mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan bisnis proses dan
aplikasi system agar sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan
2. Bertanggung jawab mengawasi dan mengevaluasi penggnaan perangkat Hardwre
dan network system informasi agar selalu siap digunakan
3. Merumuskan kebijakan teknis dibagian system informasi manajemen
4. Mengkoordinir pelaksanaan pengembangan system informasi manajemen dengan
melakukan pemetaan bisnis proses workflow serta data informasi flow dalam
organisasi
5. Menyusun modul dan prosedur yang berkaitan dengan system pengolahan data
elektronik (aplikasi program) serta memberikan pelatihan bagi para pengguna
aplikasi program
6. Menyusun kompleks system requitment untuk memenuhi kebtuhan user
7. Melakukan analisis keutuhan hardware dan networking system informasi rumah
sakit dan Menyusun rencana pemeliharaan hardware
8. Menyusun rencana pemelharaan hardware

Menurut PMK No. 82 tahun 2013 Pasal 8 : Penyelenggaraan SIMRS harus


dilakukan oleh unit kerja struktural atau fungsional di dalam organisasi Rumah
Sakit dengan sumber daya manusia yang kompeten dan terlatih.

Uraian Tugas Kepala Instalasi SIMRS:

1. Kepala instalasi merupakan manajer yang mempunyai pengalaman lebih dibidang


teknologi dan juga informasi.
2. Bertanggung jawab terhadap semua hasil kerja tim.
3. Memiliki kemampuan dan juga pengalaman untuk memimpin serta harus berperan
aktif didalam mengorganisir anggota tim.
4. Bertanggung jawab terhadap hasil kerja masing-masing anggota tim sesuai bidang
keahliannya.
5. Menjalin koordinasi serta kerjasama yang baik dengan manajemen RS, narasumber
lain, dan juga tim Pengarah.

Wewenang Kepala Instalasi SIMRS:

1. Bersama dengan manajemen memberikan penilaian yang diperoleh dari hasil evaluasi
seluruh kajian dan juga rancangan sistem.
2. Merupakan anggota dari tim perancang sistem.
3. Mengkaji hasil akhir dari sistem.
4. Bersama dengan tim pendukung dokumentasi membuat laporan-laporan yang berguna
untuk kepentingan PPA (Profesional Pemberi Asuhan), manajemen, dan juga pihak
luar RS.
5. Bersama dengan tim pendukung dokumentasi memiliki wewenang untuk membuat
dokumen rancangan.

4. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pengembangan Rekam Medik
Elektronik Jelaskan?
5. Apa yang dimaksud dengan tatakelola TIK? Dan hal apa yang menyebabkan tata
Kelola TIK ini diperlukan dalam Implementasi SIMRS.
6. Buatlah contoh bisnis proses
Contoh Bisnis Proses Rekam Medis

Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien,
memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperoleh dan juga memuat
informasi yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosa dan pengobatan
serta merekam hasilnya. Tujuan berkas rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya
tertib administrasi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pengisian atau pencatatan rekam medis di rumah sakit dilakukan oleh dokter dan perawat.

Prosedur Pelayanan Rekam Medis :

1. Melakukan pendaftaran pasien


2. Kartu identitas pasien
3. Input data pasien
4. Penyediaan dokumen rekam medis baru untuk pasien baru , pencarian dokumen
rekam medis lama untuk pasien lama
5. Pemeriksaan fisik pasien, pencatatan
6. Pemeriksaan penunjang medis jika diperlukan, pencatatan
7. Pembacaan hasil pemeriksaan penunjang,pencatatan
8. Tindakan medis jika diperlukan, pencatatan
9. Pengobatan, pencatatan
10. Pengiriman Dokumen Rekam Medis ke Instalasi Rekam Medis
11. Pengolahan Dokumen Rekam Medis

7. Komponen Bisnis proses apa saja?


Proses bisnis yang baik memiliki komponen-komponen yang mendukung atas menjadi
landasan dalam beroperasi. Berikut adalah komponen proses bisnis yang perlu
diketahui.

1. Input Input merupakan material yang memicu terjadinya suatu reaksi. Di mana
dalam proses bisnis komponen input memiliki tiga aspek yang memengaruhi input
tersebut. Pertama adalah sumber daya manusia yang berperan untuk memberikan
kontribusi seperti bakat dan sikap yang benar untuk menggerakan organisasi.

Selain itu aspek berikutnya adalah bahan baku di mana dalam proses bisnis hal itu harus
disediakan secara tepat waktu dan dengan biaya yang terjangkau. Aspek yang terakhir
adalah informasi di mana dalam menjalankan proses bisnis harus bersamaan dengan
prosedur dan sistem umpan balik yang dapat memastikan tujuan tercapai.

2. Aktivitas

Aktivitas harus memahami sudut pandang sistem, artinya dapat melakukan dan
menjalankan setiap urutan proses bisnis dengan baik dan sesuai SOP. Selain itu,
keseluruhan bagian-bagian tugas dan fungsinya dapat tercapai dan lebih optimal.

3. Output

Output merujuk kepada efektivitas dan efisiensi dalam proses bisnis di mana secara
keseluruhan akan memengaruhi dan membantu untuk mengevaluasi proses bisnis yang
telah berjalan.

1. Pelayanan Utama (Front Office)


Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya),
tetapi secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu
proses pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang (seperti pada
gambar berikut).

Front Office

Data yang dimasukan pada proses rawat akan digunakan pada proses rawat dan
pulang. Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat
layanan dan tindakan dari unitunit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi,
bedah, invasive, diagnostic non invasive dan lainnya. Unit tersebut mendapat
order/pesanan dari dokter (misalnya berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan
sejenisnya) dan perawat. Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses
bisnis Rumah Sakit (seluruh order berasal dari mereka). Karena itu kami
menyebutkan inti sistem ini sebagai order communation system.
Contoh SIMRS yang terintegrasi (SIMRS GOS)
FRONT OFFICE
• PENDAFTARAN
• ADMISSION RAWAT INAP
• PELAYANAN RAWAT JALAN
• PELAYANAN RAWAT INAP
• PELAYANAN IGD
• PELAYANAN LABORATORIUM
• PELAYANAN APOTIK
• PELAYANAN KAMAR OPERASI
• BILLING/PEMBAYARAN

2. Pelayanan Administratif (Back-Office)


Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang,
mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis
pakai dan sejenisnya). Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap
terdapat proses umum, diantaranya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan
stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang,
piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses back office ini berhubungan/link dengan
proses pada front office, digambarkan berikut ini.

Back Office
Proses bisnis data tidak terstruktur Proses-proses bisnis tersebut di atas yang melibatkan data-
data terstruktur, yang dapat dikelola dengan relational database management system, selain
itu terdapat proses bisnis yang melibatkan data yang tidak terstruktur seperti alur kerja, surat
diposisi, email, manajemen proyek, kolaborasi, team work, manajemen dokumen dan
sejenisnya.

Modul Back Office


• GUDANG
• GIZI DAN NUTRISI (OPTIONAL)
• AKUNTANSI/KEUANGAN
• DSS (OPTIONAL)
• ADMINISTRATOR
• KETERSEDIAAN TEMPAT TIDUR
• BUSINESS INTELLIGENCE (ANDROID,IOS)(OPTIONAL)

Jenis-Jenis Proses Bisnis


Dalam implementasinya, proses bisnis adalah rangkaian aktivitas yang terbagi ke dalam
beberapa jenis. Berikut adalah jenis proses bisnis beserta penjelasannya:

1. Proses Primer
Sesuai namanya, jenis proses bisnis ini adalah yang paling fundamental karena terkait
kegiatan operasional perusahaan.

Setiap tahapan dalam proses ini bertujuan untuk menambah nilai pada penawaran akhir.
Terdapat tiga tahap dalam proses primer, yaitu produksi, pemasaran, dan pelayanan
pelanggan.
2. Proses Sekunder
Pada proses sekunder, aktivitas yang dilakukan tidak untuk menambah nilai melainkan
mempersiapkan lingkungan. Proses ini akan mendukung aktivitas primer.

Hal tersebut dilakukan sehingga aktivitas primer tetap berjalan dengan baik dan lancar.
Proses sekunder tetap harus berpedoman dan sesuai dengan operasional perusahaan.

3. Proses Manajemen
Jenis proses bisnis yang terakhir adalah proses manajemen yang melibatkan aktivitas
pengawasan atau pemantauan.

Tahapan inilah yang mengatur standar dan tujuan untuk memastikan proses primer dan
sekunder berjalan efisien serta efektif.

Selain itu, proses manajemen berfungsi untuk mengatur bisnis melalui perencanaan taktis,
operasional, dan strategis.

Tahapan Proses Bisnis


Pelaksanaan proses bisnis dalam perusahaan terdiri dari sejumlah tahapan. Berikut adalah
tahapan proses bisnis:

1. Analisis Kegiatan
Pertama, tahapan proses bisnis adalah melakukan analisis untuk mengidentifikasi tugas atau
aktivitas apa saja yang perlu dilakukan dalam periode tertentu.
Penting untuk memastikan analisis telah dilakukan dengan tepat sehingga sesuai dengan
tujuan dan kebutuhan perusahaan.

2. Pengambilan Keputusan
Setelah mengetahui apa saja yang perlu dilakukan, tahapan proses bisnis selanjutnya adalah
membuat dan mengambil keputusan.

Hal tersebut biasanya berkaitan dengan penentuan biaya operasional, proses, dan pembagian
peran untuk kelancaran aktivitasnya.
3. Implementasi
Tahapan pelaksanaan mengacu pada implementasi rencana atau strategi yang telah disusun di
tahap sebelumnya. Dengan demikian, rencana yang dibuat tidak hanya menjadi wacana.

4. Evaluasi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa proses bisnis adalah aktivitas berulang dan
dilakukan secara terus menerus dengan perbaikan seiring waktu.

Perbaikan yang dilakukan tentu diperoleh dari adanya evaluasi, baik secara parsial maupun
holistik. Ada beberapa hal yang bisa menjadi poin evaluasi.

Salah satu di antaranya adalah kinerja karyawan. Dengan demikian, perusahaan juga bisa
menilai bagian yang perlu diperbaiki.

Contoh Proses Bisnis


Nah, setelah memahami apa itu proses bisnis beserta fungsi, manfaat, dan jenis-jenisnya,
berikut adalah contoh proses bisnis:

1. Produksi

 Tujuan: Mengolah bahan mentah menjadi barang jadi


 Peserta: Karyawan pabrik dan staf penjualan
 Input: Bahan baku, informasi produksi, pesanan pelanggan
 Output: Barang jadi
2. Penjualan

 Tujuan: Menjual barang ke konsumen dan memperoleh keuntungan dari hasil


penjualan
 Peserta: Staf penjualan, konsumen, gudang
 Input: Pesanan konsumen
 Output: Kwitansi, faktur, dokumen pengiriman
3. Pembelian

 Tujuan: Mendapatkan bahan baku dari pemasok dan mengolahnya menjadi stok untuk
dijual ke konsumen
 Peserta: Staf gudang, staf penjualan, staf pembelian, vendor
 Input: Pembelian dari konsumen atau pemesanan kembali
 Output: Pesanan pembelian produk
Itulah pembahasan mengenai proses bisnis yang merupakan rangkaian aktivitas fundamental
dalam perusahaan.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses bisnis berperan penting untuk
memastikan bisnis berjalan lancar dan optimal.

Berbicara soal kelancaran bisnis, sebuah perusahaan tentu ingin melakukan ekspansi untuk
pengembangan bisnisnya.

3. Jelaskan Bisnis proses FO dan BO


Pelayanan Utama (Front Office)
Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya),
tetapi secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu
proses pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang (seperti pada
gambar berikut).

Front Office

Data yang dimasukan pada proses rawat akan digunakan pada proses rawat dan
pulang. Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat
layanan dan tindakan dari unit unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi,
bedah, invasive, diagnostic non invasive dan lainnya. Unit tersebut mendapat
order/pesanan dari dokter (misalnya berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan
sejenisnya) dan perawat. Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses
bisnis Rumah Sakit (seluruh order berasal dari mereka). Karena itu kami
menyebutkan inti sistem ini sebagai order communation system.

Pelayanan Administratif (Back-Office)


Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang,
mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis
pakai dan sejenisnya). Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap
terdapat proses umum, diantaranya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan
stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang,
piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses back office ini berhubungan/link dengan
proses pada front office, digambarkan berikut ini.

Back Office
Proses bisnis data tidak terstruktur Proses-proses bisnis tersebut di atas yang melibatkan data-
data terstruktur, yang dapat dikelola dengan relational database management system, selain
itu terdapat proses bisnis yang melibatkan data yang tidak terstruktur seperti alur kerja, surat
diposisi, email, manajemen proyek, kolaborasi, team work, manajemen dokumen dan
sejenisnya.

KISI KISI LINK :

Apa Itu Proses Bisnis?


Pengertian proses bisnis adalah serangkaian tugas atau aktivitas bisnis yang dijalankan secara
terstruktur, terorganisir, dan saling berkaitan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Aktivitas yang dilakukan tentu akan berkaitan dengan pembuatan atau pengembangan produk
bisnis.

Dalam serangkaian proses bisnis ini, sejumlah peran dan posisi memiliki tugas yang berbeda-
beda namun tetap untuk mencapai tujuan bersama.

Tahapan proses bisnis juga akan terjadi secara berulang-ulang dan akan dioptimalkan seiring
waktu sesuai dengan standar.

Pengertian Proses Bisnis Menurut Para Ahli


Definisi proses bisnis juga telah dipaparkan oleh sejumlah ahli, seperti penjelasan berikut ini:

Kelly R. Rainer

Proses bisnis adalah kegiatan yang saling berhubungan dalam upaya menghasilkan produk
atau jasa yang bernilai bagi perusahaan.

Hammer & Champy’s

Proses bisnis adalah aktivitas yang membutuhkan satu atau lebih masukan untuk
menghasilkan output yang bernilai bagi pelanggan.

Rummler & Brache

Proses bisnis mengacu pada sekumpulan aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan
produk maupun jasa.

Fungsi Proses Bisnis


Setelah memahami apa itu proses bisnis, lantas apa saja fungsi proses bisnis? Simak
pembahasannya berikut ini.

 Membantu manajer atau pihak SDM perusahaan mengidentifikasi permasalahan dan


menemukan solusinya selama berjalannya proses bisnis
 Menjadi indikator penting bagi konsumen untuk mengetahui kapan proses bisnis akan
dimulai dan diakhiri atau berkelanjutan
 Menjadi pedoman bagi karyawan perusahaan terkait tugas dan perannya dalam
membantu mencapai tujuan bisnis
Baca juga: Etika Bisnis: Definisi, Tujuan, Manfaat, Prinsip & Contohnya
Manfaat Proses Bisnis
Terdapat beberapa manfaat proses bisnis yang penting untuk dipahami sehingga
implementasinya juga berjalan baik. Berikut penjelasannya:

1. Meminimalisir Risiko dan Pengeluaran


Manfaat proses bisnis adalah mencegah terjadinya kesalahan teknis dan munculnya risiko
serta mengurangi inefisiensi.

Dengan proses bisnis yang berjalan baik dan sistematis tentu akan meminimalisir munculnya
pengeluaran tidak terencana.

2. Meningkatkan Efisiensi
Aktivitas dalam proses bisnis akan dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan efisiensi
kerja.

Selanjutnya, perusahaan dapat mengambil keputusan untuk memastikan setiap aktivitas


berjalan dengan baik dan optimal.

3. Fokus pada Pelanggan


Pada dasarnya, proses bisnis adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memberikan
kualitas terbaik sesuai permintaan pasar.

Oleh karena itu, proses bisnis membantu perusahaan menjaga dan meningkatkan
pelayanannya karena berorientasi konsumen.

4. Mengurangi Human Error


Pembagian tugas di perusahaan bisa mengurangi risiko human error dalam produksi karena
setiap bagian akan dikerjakan sesuai dengan spesialisasi individu.
5. Adaptif terhadap Perkembangan Teknologi
Salah satu karakteristik dari proses bisnis adalah senantiasa berkembang seiring
perkembangan teknologi yang ada.

Maknanya, rangkaian aktivitas juga akan senantiasa dikembangkan, seperti dengan


penggunaan teknologi terbaru untuk meningkatkan kualitas.

6. Manajemen Waktu Lebih Baik


Proses bisnis harus disusun secara sistematis. Di sinilah manfaat proses bisnis yang
membantu perusahaan mengelola waktu dengan baik.

Misalnya, perusahaan dapat mengatur strategi terkait waktu produksi sehingga prosesnya
lebih efektif dan efisien untuk mencapai target.

Baca juga: Manajemen Risiko: Tujuan, Manfaat, Komponen & Jenisnya


Jenis-Jenis Proses Bisnis
Dalam implementasinya, proses bisnis adalah rangkaian aktivitas yang terbagi ke dalam
beberapa jenis. Berikut adalah jenis proses bisnis beserta penjelasannya:

1. Proses Primer
Sesuai namanya, jenis proses bisnis ini adalah yang paling fundamental karena terkait
kegiatan operasional perusahaan.
Setiap tahapan dalam proses ini bertujuan untuk menambah nilai pada penawaran akhir.
Terdapat tiga tahap dalam proses primer, yaitu produksi, pemasaran, dan pelayanan
pelanggan.
2. Proses Sekunder
Pada proses sekunder, aktivitas yang dilakukan tidak untuk menambah nilai melainkan
mempersiapkan lingkungan. Proses ini akan mendukung aktivitas primer.

Hal tersebut dilakukan sehingga aktivitas primer tetap berjalan dengan baik dan lancar.
Proses sekunder tetap harus berpedoman dan sesuai dengan operasional perusahaan.

3. Proses Manajemen
Jenis proses bisnis yang terakhir adalah proses manajemen yang melibatkan aktivitas
pengawasan atau pemantauan.

Tahapan inilah yang mengatur standar dan tujuan untuk memastikan proses primer dan
sekunder berjalan efisien serta efektif.

Selain itu, proses manajemen berfungsi untuk mengatur bisnis melalui perencanaan taktis,
operasional, dan strategis.

Tahapan Proses Bisnis


Pelaksanaan proses bisnis dalam perusahaan terdiri dari sejumlah tahapan. Berikut adalah
tahapan proses bisnis:

1. Analisis Kegiatan
Pertama, tahapan proses bisnis adalah melakukan analisis untuk mengidentifikasi tugas atau
aktivitas apa saja yang perlu dilakukan dalam periode tertentu.

Penting untuk memastikan analisis telah dilakukan dengan tepat sehingga sesuai dengan
tujuan dan kebutuhan perusahaan.

2. Pengambilan Keputusan
Setelah mengetahui apa saja yang perlu dilakukan, tahapan proses bisnis selanjutnya adalah
membuat dan mengambil keputusan.

Hal tersebut biasanya berkaitan dengan penentuan biaya operasional, proses, dan pembagian
peran untuk kelancaran aktivitasnya.
3. Implementasi
Tahapan pelaksanaan mengacu pada implementasi rencana atau strategi yang telah disusun di
tahap sebelumnya. Dengan demikian, rencana yang dibuat tidak hanya menjadi wacana.

4. Evaluasi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa proses bisnis adalah aktivitas berulang dan
dilakukan secara terus menerus dengan perbaikan seiring waktu.
Perbaikan yang dilakukan tentu diperoleh dari adanya evaluasi, baik secara parsial maupun
holistik. Ada beberapa hal yang bisa menjadi poin evaluasi.

Salah satu di antaranya adalah kinerja karyawan. Dengan demikian, perusahaan juga bisa
menilai bagian yang perlu diperbaiki.

Contoh Proses Bisnis


Nah, setelah memahami apa itu proses bisnis beserta fungsi, manfaat, dan jenis-jenisnya,
berikut adalah contoh proses bisnis:

1. Produksi

 Tujuan: Mengolah bahan mentah menjadi barang jadi


 Peserta: Karyawan pabrik dan staf penjualan
 Input: Bahan baku, informasi produksi, pesanan pelanggan
 Output: Barang jadi
2. Penjualan

 Tujuan: Menjual barang ke konsumen dan memperoleh keuntungan dari hasil


penjualan
 Peserta: Staf penjualan, konsumen, gudang
 Input: Pesanan konsumen
 Output: Kwitansi, faktur, dokumen pengiriman
3. Pembelian

 Tujuan: Mendapatkan bahan baku dari pemasok dan mengolahnya menjadi stok untuk
dijual ke konsumen
 Peserta: Staf gudang, staf penjualan, staf pembelian, vendor
 Input: Pembelian dari konsumen atau pemesanan kembali
 Output: Pesanan pembelian produk
Itulah pembahasan mengenai proses bisnis yang merupakan rangkaian aktivitas fundamental
dalam perusahaan.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses bisnis berperan penting untuk
memastikan bisnis berjalan lancar dan optimal.

Berbicara soal kelancaran bisnis, sebuah perusahaan tentu ingin melakukan ekspansi untuk
pengembangan bisnisnya.

Pengertian Proses Bisnis


Proses bisnis adalah sekumpulan tugas terkait pengembangan operasi dan sistem dalam bisnis
dengan mengaitkannya terhadap sejumlah strategi yang dapat memajukan bisnis serta
mencapai tujuan mereka. Semua faktor ini berkontribusi untuk menambah nilai dan
meningkatkan kualitas layanan atau produk.
1. Definisi Proses Bisnis

Proses bisnis adalah serangkaian aktivitas secara konsisten yang memiliki tujuan spesifik
untuk membawa hasil maksimal terhadap pertumbuhan bisnis. Di dalam proses bisnis
terdapat sejumlah pengoperasian sistem serta sumber daya manusia yang mendukung setiap
fungsi dan tugas-tugas bisnis tersebut berjalan dengan baik.

2. Fungsi Proses Bisnis dalam Bisnis

Proses bisnis berfungsi sebagai pendekatan sistematis yang membantu organisasi untuk
mencapai tujuan spesifik yang telah ditentukan. Proses bisnis juga membantu untuk
memetakan setiap tugas dan aktivitas untuk memaksimalkan atau membuat setiap fungsi
menjadi efektif. Selain itu, proses bisnis juga memberikan pandangan yang jelas untuk
memahami cara kerja yang lebih baik.

Komponen Proses Bisnis

Proses bisnis yang baik memiliki komponen-komponen yang mendukung atas menjadi
landasan dalam beroperasi. Berikut adalah komponen proses bisnis yang perlu diketahui.

1. Input

Input merupakan material yang memicu terjadinya suatu reaksi. Di mana dalam proses bisnis
komponen input memiliki tiga aspek yang memengaruhi input tersebut. Pertama adalah
sumber daya manusia yang berperan untuk memberikan kontribusi seperti bakat dan sikap
yang benar untuk menggerakan organisasi.

Selain itu aspek berikutnya adalah bahan baku di mana dalam proses bisnis hal itu harus
disediakan secara tepat waktu dan dengan biaya yang terjangkau. Aspek yang terakhir adalah
informasi di mana dalam menjalankan proses bisnis harus bersamaan dengan prosedur dan
sistem umpan balik yang dapat memastikan tujuan tercapai.

2. Aktivitas

Aktivitas harus memahami sudut pandang sistem, artinya dapat melakukan dan menjalankan
setiap urutan proses bisnis dengan baik dan sesuai SOP. Selain itu, keseluruhan bagian-
bagian tugas dan fungsinya dapat tercapai dan lebih optimal.
3. Output

Output merujuk kepada efektivitas dan efisiensi dalam proses bisnis di mana secara
keseluruhan akan memengaruhi dan membantu untuk mengevaluasi proses bisnis yang telah
berjalan.

Baca Juga : Apa yang Dimaksud Dengan Strategi Bisnis? Seperti Apa Hal Ini Bisa
Membantu Bisnis Anda?

Pentingnya Mengoptimalkan Proses Bisnis

Proses bisnis bekerja sebagai tools untuk mengoptimalkan semua fungsi dan tugas-tugas
terkait agar semua komponen yakni input, aktivitas, dan output secara sinergis mencapai
tujuan organisasi.

1. Meningkatkan Efisiensi Bisnis

Proses bisnis akan membantu organisasi untuk memaksimalkan output mereka sehingga baik
waktu, bahan baku, uang, dan sumber daya yang dimiliki berjalan dengan maksimal. Artinya,
dengan adanya proses bisnis maka organisasi dapat mengukur dan menilai setiap fungsi dan
tugas-tugas terkait dalam setiap proses apakah semuanya telah bekerja secara maksimal atau
perlu ditingkatkan.

2. Memperbaiki Kualitas Produk dan Layanan

Kinerja proses bisnis yang baik akan membantu untuk memperbaiki kualitas produk dan
layanan. Di mana organisasi dapat melacak kekurangan dan berusaha untuk memperbaikinya
sehingga kualitas akan meningkat. Selain itu, organisasi dapat mengevaluasi setiap kualitas
dan terus melakukan perbaikan berkala dan mempertahankan kualitas dari produk dan
layanan yang pada akhirnya dapat memengaruhi kepercayaan serta kepuasan pelanggan.

3. Mengurangi Biaya Produksi dan Operasional

Tentu saja proses bisnis yang efektif dan efisien akan memangkas biaya-biaya yang tidak
diperlukan sehingga organisasi dapat mengalihkan dana tersebut kepada kegiatan strategis
yang dapat membawa keuntungan atau manfaat bagi bisnis.

Tantangan dalam Mengoptimalkan Proses Bisnis


Proses bisnis harus bekerja secara optimal agar menghasilkan output yang maksimal tetapi
tidak mudah untuk melakukannya karena beberapa tantangan dan kendala. Berikut tantangan
yang dihadapi dalam mengoptimalkan proses bisnis.

1. Kompleksitas Bisnis

Setiap bisnis memiliki tingkat kompleksitas yang berbeda-beda, dan umumnya makin besar
sebuah bisnis maka tingkat kompleksitasnya akan makin tinggi. Hal ini akan menjadi
tantangan dalam sebuah organisasi untuk mengoptimalkan proses bisnis mereka agar efisien
dan efektif. Mereka juga perlu memetakan setiap fungsi terkait jumlah produk, karyawan,
investor, pemasok, sampai pelanggan dapat dijangkau secara menyeluruh.

2. Perubahan Lingkungan Bisnis

Lingkungan bisnis sangat berkaitan dengan faktor internal dan eksternal. Perubahan pada
sistem ekonomi, munculnya pesaing baru, teknologi baru, sampai situasi hukum dan politik
akan memengaruhi sebuah bisnis. Organisasi akan menghadapi tantangan tersebut dan
menyesuaikan proses bisnis yang dapat berjalan sesuai perubahan yang terjadi.

3. Keterbatasan Sumber Daya

Menjalankan setiap fungsi dan proses bisnis tentu membutuhkan sumber daya manusia yang
terampil dan ahli dalam melaksanakan tugas-tugas. Mereka ini dipercaya sebagai bagian yang
terlibat untuk menjalankan, mengevaluasi, dan memajukan sebuah bisnis. Sehingga tanpa
sumber daya yang terampil maka rencana strategis sebuah bisnis tidak dapat direalisasikan
secara maksimal.

Baca Juga : Jenis Kepemimpinan dalam Manajemen Perusahaan

Peran Kepemimpinan dalam Mengoptimalkan Proses Bisnis

Seorang pemimpin akan bertugas untuk mengarahkan dan memandu jalan dalam sebuah
bisnis. Mereka membuat dan menetapkan tujuan-tujuan serta mendorong para karyawan
untuk mencapainya. Maka peran kepemimpinan sangat besar dalam menjalankan proses
bisnis.

1. Menentukan Visi dan Strategi Bisnis


Seorang pemimpin akan bekerja untuk menentukan visi dan strategi bisnis bagi
organisasinya. Mereka secara konsisten melakukan upaya yang maksimal untuk memajukan
bisnis. Visi dan strategi disusun sedemikian rupa dan menyesuaikan dengan tujuan yang akan
dicapai kemudian dikomunikasikan kepada karyawan untuk menjalankan fungsi mereka
secara optimal. Sehingga visi maupun strategi yang diterapkan memberikan output yang
sesuai.

2. Membangun Budaya Kerja yang Efektif

Seorang pemimpin juga akan berupaya untuk membangun budaya kerja yang efektif sehingga
memengaruhi produktivitas para karyawan. Hal ini tentu akan membawa impak positif dan
mendorong karyawan untuk secara maksimal bekerja sesuai fungsi mereka.

3. Meningkatkan Kolaborasi antar Tim

Kolaborasi antar tim akan memaksimalkan setiap fungsi dalam proses bisnis, itulah mengapa
seorang pemimpin akan berupaya untuk meningkatkan kolaborasi antar tim dengan
membangun budaya kerja yang efektif. Cara ini efektif untuk menyelesaikan setiap tugas
dengan cepat dan sesuai target.

4. Mengukur Kinerja dan Memotivasi Karyawan

Setiap kinerja karyawan akan diukur secara cermat melalui sistem penilaian dalam sebuah
bisnis. Karyawan yang kinerjanya belum maksimal dalam menjalankan fungsinya akan
didorong untuk berkembang melalui pelatihan atau pengembangan keterampilan. Sehingga
mereka dapat lebih efektif dalam bekerja dan termotivasi untuk menjalankan fungsinya
secara optimal.

Cara Mengoptimalkan Proses Bisnis dengan Baik

Proses bisnis dapat dioptimalkan melalui cara-cara yang tepat agar setiap fungsi dan tugas-
tugas dapat dilaksanakan dengan lancar. Berikut adalah cara untuk mengoptimalkan proses
bisnis.

1. Identifikasi dan Analisis Proses Bisnis


Identifikasi dan analisis proses bisnis adalah sebuah cara atau metode yang dilakukan oleh
sebuah bisnis untuk memeriksa proses internal bisnis secara cermat dan mendalam. Hal ini
dilakukan agar setiap kerangka kerja dan fungsi yang sudah ditentukan agar lebih efektif dan
efisien.

Tentu saja dengan melakukan metode ini organisasi juga dapat menyusun beberapa
rekomendasi untuk perbaikan pada area yang dianggap lemah atau tidak bekerja secara
maksimal. Setiap kebutuhan yang diperlukan dapat diidentifikasi dan dianalisis agar
penentuan kebutuhan ini dapat menyesuaikan dan memberikan solusi terhadap setiap
kerangka proses bisnis.

2. Identifikasi dan Analisis Risiko Bisnis

Mengidentifikasi dan melakukan analisis risiko bisnis agar bisnis dapat memahami dan
mengetahui setiap langkah dan kemungkinan risiko yang mungkin terjadi. Mereka dapat
mengestimasi besar atau kecil risiko serta meminimalisirnya. Sehingga setelah mengetahui
itu semua mereka dapat membuat atau menyusun metode untuk mengelola risiko serta cara
apa yang paling baik.

3. Redesain Proses Bisnis

Redesain proses bisnis dilakukan setelah melalui identifikasi serta analisis proses bisnis dan
risiko bisnis. Tahapan ini adalah untuk menyesuaikan kembali setiap kebutuhan dan
kelemahan serta risiko yang mungkin terjadi. Melakukan redesain artinya proses bisnis ingin
lebih dimaksimalkan dan dibuat lebih cocok dengan setiap kondisi dan perubahan.

4. Implementasi dan Pengukuran Kinerja Proses Bisnis

Setelah proses redesain dilakukan, selanjutnya akan diimplementasikan dan dilakukan


pengukuran kinerja dari proses bisnis tersebut. Di mana bisnis akan terus mengevaluasi
secara berkala dan melihat hasilnya apakah sesuai dengan kebutuhan atau membutuhkan
perbaikan. Selain itu mereka juga akan mempertahankan dan meningkatkan kinerja agar
makin baik.

Baca Juga : Kenali Karakteristik Kepemimpinan yang Perlu Dipelajari untuk


Kesuksesan Kamu
Contoh Penerapan Mengoptimalkan Proses Bisnis pada Bisnis

Berikut adalah contoh penerapan untuk mengoptimalkan proses bisnis pada sebuah bisnis
dengan membuat studi kasus bisnis.

1. Studi Kasus Bisnis A: Mengoptimalkan Proses Produksi untuk Meningkatkan


Efisiensi dan Kualitas

Meningkatkan proses bisnis dengan mengoptimalkan proses produksi yang efisien dan efektif
dapat dilakukan melalui beberapa tahap. Organisasi akan melakukan identifikasi dan analisis
terhadap setiap tahap dalam proses produksi di mana mereka akan observasi dan mengukur
pada area mana proses produksi menghabiskan waktu yang lebih lama.

Setelah itu tahapan rancang ulang proses akan dilakukan setelah mengetahui masalah dan
area mana yang perlu perbaikan. Rancang ulang berguna untuk membuat alur atau proses
produksi berjalan lebih baik dan terstruktur.

Organisasi harus memastikan pasokan bahan baku dan peralatan produksi selalu tersedia dan
cukup sehingga proses produksi tidak mengalami keterlambatan. Selain itu, pelatihan
karyawan juga perlu untuk memastikan mereka cukup terlatih dan terampil untuk
melaksanakan fungsi dan tugas-tugas.

Setelah semua tahapan optimalisasi dilakukan, organisasi akan menerapkan standar kualitas
untuk setiap proses produksi agar produk yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan standar.
Yang terakhir adalah organisasi melakukan evaluasi secara berkala dan terus-menerus untuk
memastikan kualitas produksi tetap baik dan makin meningkat.

2. Studi Kasus Bisnis B: Mengoptimalkan Proses Pelayanan untuk Meningkatkan


Kepuasan Pelanggan

Dalam menjalankan bisnis, kepuasan pelanggan juga menjadi salah satu indikator sebuah
bisnis berjalan dengan baik atau tidak. Maka berdasarkan alasan itu, organisasi juga perlu
meningkatkan kepuasan pelanggan.

Mereka harus mengenali dan memahami kebutuhan serta preferensi pelanggan agar dapat
memberikan layanan yang tepat dan sesuai dengan apa yang pelanggan harapkan.
Untuk mengetahui hal tersebut maka organisasi harus menganalisis dan mencari tahu setiap
kebutuhan dari pelanggan mereka. Dalam proses bisnis yang dijalankan apakah respons yang
diberikan kepada pelanggan sudah cepat dan efektif atau masih belum maksimal. Selain itu
untuk memperbaikinya organisasi dapat memilih untuk menggunakan chatbot dalam
menjawab setiap permintaan pelanggan.

Mengevaluasi cara berkomunikasi yang diterapkan juga sangat penting untuk membantu
mengatasi sebuah masalah yang dihadapi pelanggan. Setiap karyawan yang terlibat pada area
itu harus diberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas pelayanan mereka.

Bagian yang terakhir, setiap proses dan perbaikan tetap dievaluasi secara berkala dan terus -
menerus untuk meningkatkan dan mempertahankan proses pelayanan agar sesuai dengan
standar dan makin efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai