Proposal Jecsen Barus FIX

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 41

ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN

DEMAM BERDARAH DI PUSKESMAS TANJUNG MORAWA


KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2023

PROPOSAL
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Masyarakat (M.K.M) dalam Program Studi Ilmu Kesehatan Program Magister
Minat Studi Administrasi Masyarakat Pada Institut Kesehatan Deli Husada
Deli Tua

Oleh:

JECSEN OKTA SAVERIUS BARUS

22.15.148

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
TAHUN 2023
Lembar Persetujuan

Judul : Analisis Faktor Lingkungan Dengan Kejadian Demam

Berdarah Di Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun

2023

Nama Mahasiswa : Jecsen Okta Saverius Barus

Fakultas : Kesehatan Masyarakat

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Magister

Minat Studi : Administrasi Rumah Sakit ( ARS )

Menyetujui

Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

( Prof. Dr. Jon Piter sinaga, M.Kes ) (Ns. Selamat Ginting ,S.kep , M.kes)

NPP : 195801131986031003 NPP :

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELITUA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
DEKAN

( Prof. Dr. Jon Piter sinaga, M.Kes )

NPP : 195801131986031003

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis

telah dapat menyelesaikan Proposal Tesis yang berjudul “Analisis Faktor

Lingkungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Di Puskesmas Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2023”. Dalam menyusun Tesis ini, penulis

mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada

1. Terulin S. Meliala, AM.Keb, SKM, M.Kes selaku Ketua Yayasan Rumah

Sakit Umum Sembiring Deli Tua.

2. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes selaku Rektor Institut Kesehatan

Deli Husada.

3. Prof. Dr. Jon Piter Sinaga, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Deli Husada.

4. Dr. Elmina Tampubolon, SKM, M.Kes selaku Ketua Program Studi

Magister Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Deli Husada.

5. Prof. Dr. Jon Piter Sinaga, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I dan Ns.

Selamat Ginting ,S.kep , M.kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan

kepada penulis dalam menyelesaikan Proposal Tesis ini.

6. Seluruh Dosen Program Magister Kesehatan Masyarakat Institut

Kesehatan DELI HUSADA Deli Tua

ii
7. Puskesmas Tanjung Morawa yang telah mengizinkan penulis melakukan

penelitian di tempat tersebut.

8. Ibunda dan Kakak-kakak yang tercinta yang telah memberikan motivasi

untuk melanjutkan perkulihan magister dan dukungan, Do’a serta dana

dalam menyelesaikan perkuliahan.

9. Kepada rekan-rekan mahasiswa Angkatan XI dan semua pihak yang telah

membantu proses penyusunan Proposal Tesis ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa Proposal Tesis ini masih terdapat banyak

kekurangan dan kelemahan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Proposal Tesis ini. Segala saran yang

membangun senantiasa diharapkan demi kesempurnaan Proposal Tesis ini. Akhir

kata, semoga ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Deli Tua, Januari 2024


Penulis

Jecsen Okta Saverius Barus


NPM. 22.15.148

iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL........................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 3
1.3 Tujuan Peneltian .................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 4
1.4.1 Manfaat Teoritis............................................................. 4
1.4.2 Manfaat Praktis.............................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 6
2.1 Demam Berdarah Dengue (DBD) ......................................... 6
2.1.1 Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) ................... 6
2.1.2 Etiologi DBD................................................................. 6
2.1.3 Vektor Penular Penyakit DBD....................................... 7

2.1.4 Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti ................................. 7

2.2 Faktor Lingkungan.................................................................. 8

2.3 Kajian Integrasi Keislaman Islam .......................................... 12

2.4 Kerangka Teori....................................................................... 12

2.5 Kerangka Konsep ................................................................... 15

2.6 Hipotesis Penelitian................................................................ 16

iii
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 17
3.1 Desain Penelitian ................................................................... 17
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 17
3.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................... 17
3.2.2 Waktu Penelitian ...................................................... 17
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 17
3.3.1 Populasi ...................................................................... 17
3.3.2 Sampel ........................................................................ 18
3.3.3 Kriteria Sampel .......................................................... 19
3.4. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran ........................ 19
3.4.1 Definisi Operasional ................................................ 19
3.4.2 Aspek Pengukuran ................................................... 19
3.5 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen .................................. 21
3.5.1 Uji validitas .............................................................. 21
3.5.2 Uji Reabilitas ........................................................... 22
3.6 Alat dan Metode Pengumpulan Data ...................................... 23
3.6.1 Alat Pengumpulan Data............................................ 23
3.6.2 Metode Pengumpulan Data...................................... 23
3.7 Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................... 24
3.7.1 Metode Pengolahan Data ......................................... 24
3.7.2 Analisa Data ............................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 28

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Tabel Pengukuran Variabel Independen ...................................... 20

Tabel 3.2 Tabel Uji Validitas ........................................................................ 22

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 14

Gambar 2.2. Kerangka Konsep ....................................................................... 16

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ditemukan hampir di seluruh

belahan dunia terutama di negara-negara tropik dan subtropik. Kejadian demam

berdarah telah meningkat secara dramatis di seluruh dunia dalam beberapa dekade

terakhir. Sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala dan karenanya jumlah

aktual kasus dengue tidak dilaporkan dan banyak kasus salah diklasifikasikan.

Satu perkiraan menunjukkan 390 juta infeksi dengue per tahun (interval kredibel

284–528 juta), dimana 96 juta (67–136 juta) bermanifestasi secara klinis (dengan

tingkat keparahan penyakit apapun) (WHO, 2018).

Masalah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia merupakan salah

satu masalah kesehatan yang cenderung meningkat jumlah penderita serta

semakin luas penyebarannya sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan

kepadatan penduduk. Indonesia termasuk negara yang beriklim tropis yang

merupakan tempat hidup favorit bagi nyamuk, sehingga Demam Berdarah Dengue

(DBD) biasanya menyerang saat musim penghujan. Anak-anak merupakan

sasaran dari gigitan nyamuk, sehingga jika tidak segera ditangani, demam ini bisa

menjadi penyakit yang mematikan (Ariani, 2016) .

Penelitian (Novrita, Mutahar, & Purnamasari, 2017) di Kabupaten Ogan

Komering Ilir mendapatkan faktor yang berhubungan dengan kejadian DBD

adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan, pengetahuan, menguras TPA, pemasangan

kawat kasa dan pelayanan kesehatan. Sedangkan penelitian (Ayun & Pawenang,

1
2

2017) di kota Semarang mendapatkan hubungan yang bermakna antara

keberadaan kawat kasa, keberadaan tempat perindukan, kebiasaan menguras TPA,

kebiasaan menggantung pakaian di kamar, kebiasaan memakai lotion anti

nyamuk, dan kebiasaan menyingkirkan barang bekas dengan kejadian DBD.

Hasil survey awal di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Morawa

didapatkan bahwa masyarakat di wilayah tersebut tidak pernah mendapatkan

penyuluhan kesehatan tentang DBD, sehingga banyak masyarakat yang kurang

memahami tentang gejala DBD maupun pencegahan DBD. Selain itu kepala

dusun maupun kepala lingkungan tidak pernah mengadakan gotong royong di

dusun maupun lingkungan, sehingga masyarakat di wilayah tersebut tidak

membersihkan lingkungan sekitar mereka secara rutin. Petugas kesehatan juga

tidak mengadakan fogging terhadap masyarakat sekitar secara rutin, kecuali hanya

masyarakat yang sudah terkena DBD. Sehingga, hal tersebut tidak menjadi

kegiatan dalam preventif atau pencegahan terhadap terjadinya DBD. Selain itu,

kepedulian masyarakat untuk menggunakan obat anti nyamuk juga sedikit,

sehingga nyamuk dengan mudahnya berkembang biak di dalam rumah. Kebiasaan

masyarakat dalam menggantung pakaian juga kurang baik, dikarenakan

terdapatnya masyarakat yang menjemur pakaian didalam rumah. Frekuensi

pengurasan tempat penampungan air pada masyarakat juga tidak dilakukan secara

rutin, bahkan terdapat masyarakat yang dalam satu bulan hanya sekali 4

membersihkan tempat penampungan air (bak mandi). Pada awal survey secara

acak, terdapat masyarakat yang terkena DBD pada tahun yang sama dan berobat

ke Puskesmas Tanjung Morawa, namun masyarakat tersebut tidak tercatat di


3

Puskesmas Tanjung Morawa sebagai responden kasus. Hasil survei pada bulan

januari-desember terdapat 55 orang yang terkena DBD.

Berdasarkan konteks dan data yang disajikan di atas, hal tersebut menjadi

dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian “Analisis Faktor Lingkungan

Dengan Kejadian Demam Berdarah Di Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2023”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka

dapat dirumuskan masalah penelitian, yaitu “Apakah ada hubungan Faktor

Lingkungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Di Puskesmas Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2023”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah “untuk mengetahui hubungan

antara Faktor Lingkungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Di Puskesmas

Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2023”

1.3.2 Tujuan Khusus

A. Menganalisis Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian

DBD Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2023


4

B. Menganalisis Hubungan Antara Kepadatan Penduduk Dengan Kejadian

DBD Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2023

C. Menganalisis Hubungan Antara Pelayanan Kesehatan Dengan Kejadian

DBD Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2023

D. Menganalisis Kejadian Demam Berdarah Di Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2023

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan referensi

mengenai “Analisis Faktor Lingkungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Di

Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2023”

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Deli

Serdang dan Puskesmas Tanjung Morawa dalam meningkatkan penyuluhan

Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan juga sebagai bahan referensi dalam

penyusunan program pencegahan, penanggulangan dan pemberantasan DBD.

2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi masyarakat mengenai

pentingnya upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD terhadap

lingkungan di tempat tinggal mereka.


5

3. Bagi penelitian sebagai penambah ilmu pengetahuan selanjutnya, hasil

penelitian diharapkan dapat menambah sumber referensi dan sebagai data dasar

dalam melakukan penelitian sejenis tentang DBD.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Demam Berdarah Dengue (DBD

2.1.1 Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular

yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari oleh nyamuk Aedes

aegypti maupun Aedes albopictus. Nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk

yang paling berperan dalam penularan penyakit DBD yaitu karena hidupnya di

dalam dan sekitar rumah, sedangkan Aedes albopictus hidupnya di kebun

sehingga lebih jarang kontak dengan manusia. Kedua jenis nyamuk tersebut

terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan

ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut, karena pada ketinggian

tersebut suhu udara terlalu rendah sehingga tidak memungkinkan bagi nyamuk

untuk hidup dan berkembang biak (Masriadi, 2017).

2.1.2 Etiologi DBD

Penyebab penyakit DBD adalah virus dengue kelompok Arbovirus B, yaitu

arthropodbornevirus atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Virus ini

termasuk genus Flavivirus dan family Flaviviridae. Sampai saat ini dikenal ada 4

serotype virus yaitu :(1) Dengue 1 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944, (2)

Dengue 2 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944, (3) Dengue 3 diisolasi oleh Sather

(4) Dengue 4 diisolasi oleh Sather. Keempat tipe virus tersebut telah ditemukan di

6
7

berbagai daerah Indonesia dan yang terbanyak adalah tipe 2 dan tipe 3 (Masriadi,

2017)

2.1.3 Vektor Penular Penyakit DBD

Virus dengue ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk

Aedes aegypti dari subgenus Stegomya. Aedes aegypti merupakan vektor epidemi

yang paling utama, namun spesies lain seperti Aedes albopictus, Aedes

polynesiensis, anggota dari Aedes Scutellaris complexdan Aedes niveus juga

dianggap sebagai vektor sekunder. Kecuali Aedes aegypti, semuanya mempunyai

daerah distribusi geografis sendiri-sendiri yang terbatas. Meskipun mereka

merupakan host yang sangat baik untuk virus dengue, biasanya mereka

merupakan vaktor epidemi yang kurang efisien dibandingkan Aedes aegypti

(Misnadiarly, 2017).

2.1.4 Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti

Adapun ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti (Widoyono, 2018), yaitu :

1. Sayap dan badannya belang-belang atau bergaris-garis putih

2. Jarak terbang ±100 m

3. Nyamuk betina bersifat multiple biters (menggigit beberapa orang

karena sebelum nyamuk tersebut kenyang sudah berpindah tempat)

4. Tahan dalam suhu panas dan kelembaban tinggi.

Ciri-ciri nyamuk penyebab demam berdarah (Ariani, 2016), yaitu :


8

1. Nyamuk ini dapat berkembangbiak pada Tempat Penampungan Air

(TPA) dan pada barang-barang yang memungkinkan untuk digenangi air seperti

bak mandi, tempayan, drum, vas bunga, barang bekas dan lain-lain.

2. Nyamuk Aedes aegypty tidak dapat berkembangbiak di got atau selokan

ataupun kolam yang airnya langsung berhubungan dengan tanah.

3. Nyamuk Aedes aegypty biasanya menggigit manusia pada pagi dan

sore hari.

4. Hinggap pada pakaian yang bergantungan dalam kamar.

2.2 Faktor Lingkungan dan Perilaku

Faktor lingkungan dan perilaku merupakan faktor ekstrinsik dari Demam

Berdarah Dengue (DBD). Faktor ekstrinsik merupakan faktor yang datang dari

luar tubuh manusia. Faktor ini tidak mudah dikontrol karena berhubungan dengan

pengetahuan, lingkungan dan perilaku manusia baik di tempat tinggal,

lingkungan. sekolah atau tempat bekerja. Adapun faktor lingkungan terbagi atas

lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan sosial. Adapun penjelasan

kejadian DBD dari faktor lingkungan (Ariani, 2016), yaitu :

1. Lingkungan

a. Lingkungan fisik, yaitu :

1) Frekuensi pengurasan kontainer Pengurasan tempat-tempat

penampungan air perlu dilakukan secara teratur sekurang-kurangnya seminggu

sekali agar nyamuk tidak dapat berkembangbiak. Bila Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN) Demam Berdarah Dengue (DBD) dilaksanakan oleh seluruh


9

masyarakat, maka populasi nyamuk Aedes aegypti dapat ditekan serendah-

rendahnya, sehingga penularan DBD tidak terjadi lagi.

2) Ketersediaan tutup pada kontainer Ketersediaan tutup pada kontainer

sangat mutlak diperlukan untuk menekan jumlah nyamuk yang hinggap pada

kontainer, dimana kontainer tersebut menjadi media berkembangbiak nyamuk

Aedes aegypti.

3) Kepadatan rumah Nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk yang

jarak terbangnya pendek (100 meter). Oleh karena itu nyamuk bersifat domestik.

Apabila rumah penduduk saling berdekatan maka nyamuk dapat dengan mudah

berpindah dari satu rumah ke rumah lainnya.

b. Lingkungan biologi, yaitu :

1) Kepadatan vektor Kepadatan vektor nyamuk Aedes aegypti yang diukur

dengan menggunakan parameter Angka Bebas Jentik (ABJ) yang diperoleh dari

Dinas 25 Kesehatan Kota. Kepadatan nyamuk merupakan faktor risiko terjadinya

penularan DBD. Semakin tinggi kepadatan nyamuk Aedes aegypti, semakin tinggi

pula risiko masyarakat untuk tertular penyakit DBD. Hal ini berarti apabila di

suatu daerah yang kepadatan Aedes aegypti tinggi terdapat seorang penderita

DBD, maka masyarakat sekitar penderita tersebut berisiko untuk tertular.

2) Keberadaan jentik pada kontainer Keberadaan jentik pada kontainer

dapat dilihat dari letak, macam, bahan, warna, bentuk volume dan penutup

kontainer serta asal air yang tersimpan dalam kontainer sangat mempengaruhi

nyamuk Aedes aegypti betina untuk menentukan pilihan tempat bertelur.

Keberadaan kontainer sangat berperan dalam kepadatan vektor nyamuk Aedes


10

aegypti, karena semakin banyak kontainer akan semakin banyak tempat

perindukan dan akan semakin padat populasi nyamuk Aedes aegypti. Semakin

padat populasi nyamuk Aedes aegypti, maka semakin tinggi pula risiko terinfeksi

virus DBD.

c. Lingkungan sosial, yaitu :

1) Kepadatan hunian rumah Nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk

yang sangat aktif mencari makan, nyamuk tersebut dapat menggigit banyak orang

dalam waktu yang pendek. Oleh karena itu bila dalam satu rumah ada penghuni

yang menderita DBD maka penghuni lain mempunyai risiko untuk tertular

penyakit DBD.

2) Dukungan petugas kesehatan Adanyarangsangan dari luar (dukungan

petugas kesehatan) mempengaruhi perubahan perilaku seseorang. Kegiatan

ataupun program yang rutin seperti fogging, pemeriksaan jentik secara berkala

maupun pemberian abate yang 26 diberikan oleh petugas kesehatan dalam

pemberantasan sarang nyamuk DBD dibantu oleh kader kesehatan dan tokoh

masyarakat yang akan mempengaruhi terjadinya perubahan perilaku masyarakat

dalam melaksanakan PSN DBD.

3) Pengalaman mendapat penyuluhan kesehatan Penyuluhan kesehatan

merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara memberikan pesan,

menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan

mengerti tapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya

dengan kesehatan yang dalam hal ini berkaitan dengan praktik PSN DBD.
11

4) Pekerjaan Seseorang yang bekerja cenderung melakukan PSN DBD

dengan baik, sebaliknya seseorang yang tidak bekerja, tidak melakukan PSN DBD

dengan baik, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran akan pentingnya PSN dan

bahaya DBD.

5) Pendidikan Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan formal yang

tinggi, memiliki tingkat pengetahuan dan wawasan yang lebih baik dan luas, serta

memiliki kepribadian sikap yang lebih dewasa. Wawasan dan pemikiran yang

lebih luas di bidang kesehatan akan mempengaruhi perilaku individu dalam

menyikapi suatu masalah. Pendidikan yang baik dapat memotivasi, memberi

contoh, dan mendorong anggota keluarga untuk melakukan pemberantasan

saarang nyamuk DBD.

6) Pengalaman sakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Pengalaman

merupakan faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang

diperoleh. Anggota keluarga yang pernah mendapat pengalaman terserang

penyakit DBDakan menyebabkan terjadinya sikap antisipasi dan menjadi

pelajaran. Perubahan sikap yang lebih baik akan memberikan dampak yang lebih

baik dan pengalaman tersebut dijadikan bahan pembelajaran bagi seseorang yang

akhirnya dapat mengubah perilaku untuk mencegah kembali anggota keluargaa

dari serangan penyakit DBD.

7) Kebiasaan menggantung pakaian Kebiasaan menggantung pakaian di

dalam rumah merupakan indikasi menjadi kesenangan beristirahat nyamuk Aedes

aegypti. Sebaiknya pakaianpakaian yang tergantung di balik lemari atau di balik


12

pintu, dilipat dan disimpan dalam lemari, karena nyamuk Aedes aegypti senang

hinggap dan beristirahat di tempat-tempat gelap dan kain yang tergantung.

2.3 Kajian Integrasi Keislaman Islam

merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, agar manusia

bisa mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan

kondisi sehat, baik secara fisik, psikis, sosial dan spiritualnya. Namun, jika

terlanjur dalam kondisi sakit, maka Allah SWT juga memberikan solusi untuk

menghadapi sakit yaitu dengan kesabaran dan tetap ikhtiar untuk mendapatkan

kesembuhan dan harus yakin bahwa Allah SWT pasti menyembuhkan. Karena

sakit dalam Islam adalah ujian, sakit untuk mengurangi dosa dan sakit untuk

mencapai kedudukan yang lebih tinggi. Untuk itulah, anjuran menjaga kesehatan

bisa dilakukan dengan tindakan preventif (pencegahan) dan kuratif (pengobatan).

Islam juga mengajarkan pemeliharaan kesehatan salah satu contohnya dengan

menjaga kebersihan (Rahmawati & Muljohardjono, 2016).

2.4 Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan serangkaian teori yang didasari oleh topik

penelitian. Rumusan kerangka teori paling mudah mengikuti kaedah input, proses

dan output (Ariani, 2014). Adapun kerangka teori dapat dijelaskan melalui

patogenesis atau proses kejadian penyakit yang dapat diuraikan ke dalam 5 simpul

(Achmadi, 2014), yakni:

1) Simpul 1, disebut sebagai sumber penyakit;

2) Simpul 2, sebagai komponen lingkungan yang merupakan media transmisi

penyakit;
13

3) Simpul 3, yaitu penduduk dengan berbagai variabel kependudukan seperti

pendidikan, kepadatan, gender,

4) Simpul 4, yaitu penduduk yang dalam keadaan sehat atau sakit setelah

mengalami interaksi dengan komponen lingkungan yang mengandung bibit

penyakit atau agent penyakit.

5) Simpul 5 merupakan sekumpulan variabel suprasistem atau variabel yang

dapat memengaruhi keseluruhan simpul, misalnya topografi, iklim atau bahkan

kebijakan suprasistem seperti politik, kebijakan yang bisa memengaruhi simpul 1,

2, 3 dan 4. Titik simpul pada dasarnya menuntun kita sebagai simpul manajemen.

Untuk mencegah penyakit tertentu, tidak perlu menunggu hingga simpul 4 terjadi

Dengan mengendalikan sumber penyakit, kita dapat mencegah sebuah proses

kejadian hingga simpul 3, 4 atau 5.

Selain teori simpul, terdapat juga modifikasi dari teori lain yaitu Ariani

(2016) dan Notoatmodjo (2012). Teori Ariani (2016) melibatkan faktor

lingkungan, dimana faktor lingkungan terdiri atas lingkungan fisik, lingkungan

biologi dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik terdiri atas frekuensi pengurasan

kontainer, ketersediaan tutup pada kontainer, dan kepadatan rumah. Lingkungan

biologi yaitu terdiri dari kepadatan vektor dan keberadaan jentik pada kontainer.

Lingkungan sosial terdiri atas kepadatan hunian rumah, dukungan petugas

kesehatan, pengalaman mendapat penyuluhan kesehatan, pekerjaan, pendidikan,

pengalaman sakit DBD, dan kebiasaan menggantung pakaian. Sedangkan teori

Notoatmodjo (2012) terdiri atas pengetahuan, sikap dan tindakan. Adapun

kerangka teori dari timbulnya penyakit DBD adalah :


14

Simpul 1 Sumber Penyakit Virus Dengue

Media
Simpul 2 Transmisi Vektor Aedes Aegypti
Penyakit
1. Frekuensi
Pengurasa
Fisik n
Kontainer
2. Ketersediaan
Tutup Pada
1. Pengetahuan Kontainer
2. Lingkungan Simpul 3 3. Kepadatan
3. Kependudukan 1. Kepadatan Hunian
Rumah
2. Dukungan Petugas
Lingkungan Sosial Kesehatan
3. Pengalaman Mendapat
Penyuluhan Kesehatan
4. Pekerjaan
Simpul 4
5. Pendidikan
6. Pengalaman
Sakit DBD
KEJADIAN 7. Kebiasaan
PENYAKIT Menggantung
Pakaian

Simpul 5 SAKIT

SEHAT
VARIABEL
SUPRASISTEM Biologi

1. KEPADATAN
VEKTOR
1. IKLIM 2. KEBERADAAN
JENTIK PADA
2. TOPOGRAFI
KONTENER
3. TEMPORAL

Gambar 2.1 Kerangka Teori

(Sumber: Modifikasi Achmadi (2014), Ariani (2016), Notoatmodjo (2012).


15

Adapun penjelasan dari simpul-simpul yang berhubungan dengan kejadian DBD

yaitu :

Simpul 1: Sumber penyakit adalah titik mengeluarkan agent penyakit.

Adapun simpul 1 dari penyakit DBD adalah virus dengue.

Simpul 2: Media transmisi penyakit yaitu lingkungan (fisik, biologi, dan sosial)

dan vektornya yaitu nyamuk Aedes aegypti.

Simpul 3: hubungan interaktif antara komponen lingkungan dengan penduduk.

Simpul 4: Kejadian penyakit merupakan outcome hubungan interaktif antara

penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya gangguan kesehatan.

Simpul 5: Variabel suprasistem, kejadian penyakit itu sendiri masih

dipengaruhi oleh kelompok varibel simpul 5, yakni iklim, topografi, temporal.

2.5 Kerangka Konsep

Kerangka konsep menjelaskan hubungan dan keterkaitan baik variabel

penelitian maupun variabel pengganggu yang dijelaskan secara mendalam dengan

permasalahan yang diteliti sehingga dapat dijadikan dasar untuk menjawab

permasalahan penelitian (Ariani, 2014). Adapun variabel yang akan diteliti yang

berhubungan dengan kejadian DBD yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas

Tanjung Morawa , yaitu sanitasi lingkungan ,kepadatan penduduk , pelayanan

kesehatan.

Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)

1. Sanitasi lingkungan
2. Kepadatan penduduk
3. Pelayanan kesehatan
16

Kejadian DBD

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis artinya pernyataan kebenaran yang masih rendah, untuk itu

hipotesis perlu dilakukan uji. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

masalah penelitian yang dianggap paling tinggi tingkat kebenarannya (Ariani,

2014). Adapun hipotesis penelitian yaitu :

A. Ada Hubungan faktor Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian DBD Di Wilayah

Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2023

B. Ada Hubungan faktor Kepadatan Penduduk Dengan Kejadian DBD Di

Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun

2023

C. Ada Hubungan faktor Pelayanan Kesehatan Dengan Kejadian DBD Di

Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun

2023

D. Ada faktor Kejadian Demam Berdarah Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung

Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2023


BAB III

METODE PENELITIAN

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah desain penelitian yang terstruktur sedemikian rupa

sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian

(Sastroasmoro, 2014). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

desain penelitian analitik kuantitatif dengan desain cross sectional (studi potong

lintang) yaitu penelitian hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel

pada satu saat tertentu saja.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini diakukan di Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli

Serdang . Dari studi pendahuluan yang dilakukan wawancara kepada pasien di

Puskesmas Tanjung Morawa.

3.2.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada bulan Januari 2024

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, dapat berupa orang,

benda, gejala atau wilayah yang ingin diketahui peneliti. Apabila seseorang

ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi (Sastroasmoro, 2014). Populasi

17
18

penelitian Demam Berdarah Pada Januari – Desember terdapat 55 orang yang

terkena DBD.

3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil

menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya (Siyoto, et al

2015). Teknik sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Besarnya sampel

dihitung menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut:

N
n= 2
1+ N ( e )

Ket :

n = Besar sampel yang dicari

N= Besar populasi yang ada

e= Derajat kesalahan (10 %)

Sehingga,

55
n= 2
1+55 ( 0.1 )

n=¿5 orang

Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 5 orang.
19

3.3.3 Kriteria Sampel

Kriteria inklusi merupakan kriteria umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Sedangkan kriteria eksklusi

adalah menghilangkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi data studi karena

berbagai sebab. Adapun kriteria penelitian ini adalah:

1. Pasien Yang Terkena DBD

2. Umur Tidak Terbatas

3. Remaja Dan Lansia

3.4 Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

3.4.1 Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2015), Pengertian definisi operasional dalam variabel

penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya.

1. Sanitasi lingkungan pada penyakit demam berdarah apakah baik atau buruk

2. Kepadatan penduduk pada penyakit demam berdarah apakah banyak atau

sedikit

3. Pelayanan kesehatan apakah baik atau buruk

3.4.2 Aspek Pengukuran


20

Tabel 3.1 Tabel Pengukuran Variabel Independen

Variabel Definisi Operasinal Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Variabel
Independen
sanitasi lingkungan adalah Lembar 1. Baik Nominal
Sanitasi segala sesuatu yang Observasi
Lingkungan merupakan upaya untuk 2. Buruk
menjaga kebersihan Kepada
lingkungan kita. Misalnya pasien
membuang sampa pada
tempatnya dan melakukan
pengolahan sampah dengan
baik.

Kepadatan
Kepadatan penduduk Lembar 1. Banyak Nominal
Penduduk adalah suatu ukuran yang Observasi
menunjukkan berapa 2. Sedikit
banyak jiwa atau
penduduk yang tinggal
dalam satu kilometer
persegi wilayah.
Kepadatan penduduk
menjadi indikator adanya
perbedaan sumber daya
yang dimiliki suatu
wilayah.

Pelayanan kesehatan
Pelayanan 1. Baik
adalah segala upaya dan Lembar Nominal
Kesehatan Observasi
kegiatan pencegahan dan 2. Buruk
pengobatan penyakit.
Semua upaya dan kegiatan
meningkatkan dan
memulihkan kesehatan
yang dilakukan oleh
petugas kesehatan dalam
mencapai masyarakat
yang sehat.

Variabel Demam berdarah adalah Kuesioner 1. Terkena Nominal


21

Dependen gangguan yang Dbd


Demam
disebabkan oleh gigitan (Nilai 12-7)
Berdarah nyamuk. Bahkan, ada
banyak sekali orang yang 2. Tidak
meregang nyaa dengan terkena Dbd
penyakit ini.” Demam (6-1)
Berdarah Dengue (DBD)
adalah sebuah penyakit
yang diakibatkan oleh
adanya gigitan nyamuk
aedes Aegypti.

3.5 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

3.5.1 Uji validitas

Validitas yang berasal dari kata validity yang merupakan suatu standar

ukur yang berfungsi sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsinya. Validitas isi merupakan kesesuaian isi instrumen dengan

topik yang diteliti. Validitas isi dilakukan untuk memastikan apakah alat ukur

sudah sesuai dengan topik penelitian. Validitas isi juga melihat apakah alat ukur

sudah dapat merepresentasikan topik penelitian yang sudah ditentukan. Pada

umumnya validitas isi dikaji oleh pakar atau dilakukan penilaian oleh orang yang

ahli pada bidang yang bersangkutan (professional judgment) (Masturoh & T,

2018).

Dalam penelitian ini kuesioner pengukuran yang terkena DBD ari

penelitian (Mariatul,2012), pertanyaan dikatakan valid jika nilai r hitung > r table

dalam kuesioer tersebut terdapat 12 total pertanyaan yang semuanya

dinyatakan“valid”, sehingga apabila ada pertanyaan yang tidak valid di-drop

out dari kuesioner.


22

Tabel 3.2 Tabel Uji Validitas

Variabel Pernyataan t tabel r hitung Keterangan


P1 0.413 0.570 Valid
P2 0.413 0.568 Valid
P3 0.413 0.515 Valid
P4 0.413 0.429 Valid
P5 0.413 0.426 Valid
P6 0.413 0.690 Valid
P7 0.413 0.477 Valid
P8 0.413 0.513 Valid
P9 0.413 0.630 Valid
P10 0.413 0.548 Valid
P11 0.413 0.513 Valid
P12 0.413 0.630 Valid
Sumber : (Mariatul,2021)

3.5.2 Uji Reabilitas

Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur

apakah dapat diandalkan dan konsisten jika dilakukan pengukuran berulang

dengan instrumen tersebut (Masturoh & T, 2018). Uji reliabilitas dapat dihitung

dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha serta dapat dihitung juga dengan

menggunakan SPSS 22.0 (Statitical Product for Social Sciences). Uji reliabilitas

dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha > 0.6. Berdasarkan hasil dari uji

reliabilitas pada kuesioner yang diadopsi dari penelitian (Mariatul, 2021),

didapatkan hasil pertanyaan kuesioner semuanya dinyatakan reliabel karena

memiliki nilai Cronbach Alpha > 0.6 yaitu sebesar r hitung 0,664.
23

3.6 Alat dan Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Alat Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi

dan kuesioner. Pada lembar observasi responden tinggal memilih jawaban sesuai

dengan kondisi yang dialaminya. Penilaian ini dilakukan dengan cara responden

mencheck list salah satu pilihan pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti sebagai

berikut:

Sanitasi Lingkungan : 1. (Nilai 12-7)

2. (6-1)

Kepadatan Penduduk: 1. (Nilai 12-7)

2. (6-1)

Pelayanan Kesehatan : 1. (Nilai 12-7)

2. (6-1)

Kejadian Demam Berdarah : 12 Pertanyaan yang terdiri tentang sanitasi

lingkungan, kepadatan penduduk, pelayanan kesehatan

dalam dbd

1. terkena dbd (12-7)

2. tidak terkena dbd (6-1)

3.6.2 Metode Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan

mengajukan surat izin survei awal ke Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat

Program Magister Deli Husada Deli Tua kemudian, surat tersebut diajukan
24

puskesmas tanjung morawa kabupaten deli serdang. Setelah mendapatkan surat

izin survei dan pengambilan data, peneliti selanjutnya mendatangi Kepala

Puskesmas untuk meminta perijinan. Setelah itu peneliti mendatangi bagian

Rekam Medik laporan terkait dengan kejadian demam berdarah di puskesmas

tanjung morawa kabupaten deli serdang tersebut, untuk mengambil data memberi

tahu maksud dan tujuan dari pengambilan data serta memberikan infomed concent

untuk meminta persetujuan dari responden.

Proses pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Peneliti memperkenalkan diri kepada responden.

b. Peneliti memberikan informasi tentang tujuan, manfaat dan resiko

penelitian dan meminta kesediaan responden untuk terlibat dalam penelitian.

c. Peneliti menjelaskan tentang sanitasi lingkungan , kepadatan penduduk dan

pelayanan kesehatan terhadap penyakit dbd kepada responden.

d. Peneliti memberi lembar persetujuan (informed concent) bagi responden yang

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.

e. Peneliti melakukan proses pengambilan data dengan mengisi data

karakteristik responden.

3.7 Metode Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1 Metode Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah berikutnya adalah pengolahan data.

Sebelum melakukan analisa data, beberapa tahapan harus dilakukan terlebih

dahulu guna mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data
25

tidak mendapat kendala. Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah

sebagai berikut:

a. Editing

Editing adalah pemeriksaan kembali data yang diperoleh. Pada tahap ini

peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kebenaran pengisian dan

kelengkapan jawaban dari responden dengan melakukan klarifikasi,

keterbacaan, konsistensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. Hal ini

dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga bila ada kekurangan segera

dapat dilengkapi. Selama proses penelitian kemungkinan ada beberapa data

yang tidak terisi sehingga peneliti meminta responden untuk melengkapinya.

b. Coding

Coding adalah kegiatan untuk mengklarifikasi hasil observasi dengan

merubah data berbentuk huruf menjadi bentuk angka untuk menghindari

kesalahan dan memudahkan dalam pengolahan data. Pengkodean dilakukan

dengan memberi tanda pada masing-masing jawaban dengan angka sesuai

skoring jawaban dan setelah itu mengkategorikan jawaban-jawaban tersebut

kemudian dimasukkan dalam tabel untuk memudahkan pembacaan. Pada

variabel independen yaitu waktu tunggu diberi kode 1= >60 menit, Kode 2 =

<60 menit. Pada variabel dependen, pengkodean untuk kepuasan pasien

menggunakan skala dalam bentuk angka, kode 1= Puas, kode 2= Tidak Puas

c. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan memasukkan data dari hasil penelitian ke dalam

program analisis perangkat komputer berdasarkan kriteria yang sudah ada.


26

Data di kelompokkan ke dalam kategori yang telah ditentukan dan dilakuan

tabulasi kemudian diberikan kode untuk kemudahan pengolahan data. Data

yang dimasukkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabel silang setelah

data-data yang sudah ada dihitung dengan menggunakan program SPSS.

d. Cleansing

Cleansing adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kembali data

yang sudah dimasukkan untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi.

3.7.2 Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk mendeskripsikan mengenai distribusi

frekuensi jadi masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel bebas

maupun terikat. Tujuan analisa univariat yaitu menjelaskan karakteristik

masing-masing variabel yang diteliti, bentuk analisis tergantung bentuk

datanya (Sumantri, 2011).

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk menganalisis perbedaan variabel bebas

maupun terikat. Uji bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk melihat

perbedaan yang bermakna antara dua kelompok data yaitu variabel

independen dan variabel dependen. Teknik analisa bivariat pada penelitian ini

menggunakan uji chi square untuk melihat hubungan yang bermakna antar

variabel.
27

c Analisa Multivariat

Analisa multivariat bertujuan untuk melihat kemaknaan korelasi antara

variabel bebas (independent variabel) dengan variabel terikat (dependent variabel)

dilokasi penelitian secara simultan dan sekaliagus menentukkan faktor yang lebih

dominan di lokasi penelitian dengan uji korelasi berganda.


DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U. F. (2014). Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta: rajawali


pers.

Anam, K. (2016). Pendidikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dalam Persfektif
Islam. Jurnal Sagacious, 3.

Anggraini, S. (2018). Hubungan Keberadaan Jentik dengan Kejadian DBD di


Kelurahan Kedurus Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.10(3),
252–258.

Ariani, A. P. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan


Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Ariani, A. P. (2016). Demam Berdarah Dengue (DBD). Yogyakarta: Nuha


Medika.
Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Ayun, L. L., & Pawenang, E. T. (2017). Hubungan antara Faktor Lingkungan


Fisik dan Perilaku Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran, Kecamatan GunungPati, Kota
Semarang. Public Health Perspective Journal, 2, 97–104.

Harisnal. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam


Berdarah Dengue (DBD) DI Kelurahan Campago Ipuh Kota Bukit Tinggi
Tahun 2018. Menara Ilmu, XIII(6), 80–88.

Hastono, S. P. (2016). Analisis Data Pada Bidang Kesehatan (1st ed.). Jakarta:
rajawali pers.

Jihaan, S., Chairani, A., & Mashoedojo. (2017). Hubungan antara Perilaku
Keluarga Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan
Pancoran Mas. Jurnal Profesi Medika, Vol. 11(1), 41–47.

Kemenkes RI. (2017a). Data dan Informasi (R. Kurniawan, B. Hardhana, &
Yudianto, Eds.).

Kemenkes RI. (2017b). Profil Kesehatan Indonesia (R. Kurniawan, Yudianto, B.


Hardhana, & T. Siswanti, Eds.). Jakarta.

Kunoli, F. J. (2013). Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: CV. Trans Info


Media.

Marpaung, W. (2018). Hadis-Hadis Kesehatan. Medan: Wal Ashri Publishing.

Masriadi. (2017). Epidemiologi Penyakit Menular. Depok: rajawali pers.

28
29

Misnadiarly. (2017). Demam Berdarah Dengue (DBD) (2nd ed.). Jakarta: Pustaka
Obor Populer.

Munawir. (2018). Pengaruh Lingkungan Fisik dan Perilaku Masyarakat terhadap


Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kota
Juang Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh Tahun 2017.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2017). Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Novrita, B., Mutahar, R., & Purnamasari, I. (2017). Analisis Faktor
Risiko
Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Celikah
Kabupaten Ogan Komering Ilir. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 8,
19– 27.

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai. (2017). Profil Kesehatan


Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2017.
Puskesmas, P. P. (2018). Data Sekunder Puskesmas Plus Perbaungan.
Rahmawati, P., & Muljohardjono, H. (2016). Meaning of Illness Dalam
Perspektif Komunikasi Kesehatan dan Islam. Jurnal Komunikasi Islam,
06.

Sari, D. M., Sarumpaet, S. M., & Hiswani. (2018). Determinan Kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) DI Kecamatan Medan Tembung. Jurnal
Kesehatan Pena Medika, 8(1), 9–25.

Sari, U. W. P. (2018). Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku Dengan


Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Puskesmas
Klagenserut. Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.

WHO. (2018, September 13). Demam Berdarah dan Parah. WHO. Retrieved from
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-
dengue

Widoyono. (2018). Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga.


30

Lampiran A : Lembar Informed

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,

Responden yang saya Hormati, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Jecsen okta Saverius Barus

NPM : 2215148

Sehubungan dengan akan diadakannya kegiatan penelitian dengan judul "


ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM
BERDARAH DI PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI
SERDANG TAHUN 2023 “ Dengan tujuan untuk mengetahui kejadian demam
berdarah di Puskesmas Tanjung Morawa Tahun 2023. Penelitian ini tidak akan
menimbulkan akibat yang merugikan bagi siapapun. Kerahasiaan informasi
akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Tidak ada
paksaan dalam keikutsertaan menjadi responden penelitian. Untuk itu saya
mohon kesediaan untuk menjadi responden penelitian ini, jika anda bersedia
menjadi responden saya mohon untuk menandatangani lembar persetujuan
(informed consent) dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kuesioner yang telah disediakan. Atas perhatian dan partisipasinya saya
ucapkan terima kasih.

Peneliti,

(Jecsen okta saverius barus)


31

Lampiran B : Lembar Consent

LEMBAR PERSETUJUAN

MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama responden :
Umur :

Dengan ini Menyatakan bersedia menjadi (responden) dalam penelitian dari :

Nama : Jecsen Okta Saverius Barus

NPM : 2215148

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Magister


Deli Husada Deli Tua

Judul : ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN


DEMAM BERDARAH DI PUSKESMAS TANJUNG MORAWA
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2023 Saya telah diberikan
penjelasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian diatas dan
saya telah diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum
dimengerti dan telah mendapatkan jawaban dan pertanyaan yang sudah
diberikan. Berdasarkan lembar ini saya menyatakan secara sadar dan sukarela
untuk ikut sebagai responden dalam penelitian ini serta bersedia menjawab
semua pertanyaan dengan sadar dan sebenar-benarnya.

Tanjung Morawa, 2023

Responden

( )
32

Lampiran C : Lembar Kuesioner Penelitian

ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN

KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI PUSKESMAS

TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG


Usia Pendidikan Pekerjaan
Jenis Kelamin TAHUN 2023
1. 20-35 ( ) 1. SMP ( ) 1. PNS ( )
1. Laki laki ()
2. 36-50 ( ) 2. SLTA ( ) 2. Peg. Swasta( )
2. Perempuan( )
3. 51-60 ( ) 3. S1 ( ) 3. Wiraswasta( )

Petunjuk pengisian : isilah data data dibawah ini , Berikan tanda (√)
pada pilihan jawaban.
No Variabel Pernyataan Ya Tidak

1 Sanitasi apakah sanitasi

lingkungan lingkungan bersih

atau tidak

2 Apakah sering

dilakukan fogging di

daerah tempat tinggal

bapak / ibu

3 Kepadatan Apakah di sekitar

penduduk) tempat tinggal ibu


33

banyak penduduknya

4 Apakah asering ada

penyuluhan kesehatan

di tempat ibu

5 Apakah banyak

terdaapat paret dan

buang sampah

sembarangan di tempat

ibu atau bapak

6 Pelayanan Apakah pelayanan

kesehatan kesehatan baik atau

buruk

7 Apakah pelayanan

kesehatan nya cepat

ditangani apa tidak

8 Kejadian dbd Apakah anda terkena

DBD atau tidak

Anda mungkin juga menyukai