Proposal Jecsen Barus FIX
Proposal Jecsen Barus FIX
Proposal Jecsen Barus FIX
PROPOSAL
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Masyarakat (M.K.M) dalam Program Studi Ilmu Kesehatan Program Magister
Minat Studi Administrasi Masyarakat Pada Institut Kesehatan Deli Husada
Deli Tua
Oleh:
22.15.148
2023
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
( Prof. Dr. Jon Piter sinaga, M.Kes ) (Ns. Selamat Ginting ,S.kep , M.kes)
NPP : 195801131986031003
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2023”. Dalam menyusun Tesis ini, penulis
Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada
Deli Husada.
3. Prof. Dr. Jon Piter Sinaga, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan
5. Prof. Dr. Jon Piter Sinaga, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I dan Ns.
ii
7. Puskesmas Tanjung Morawa yang telah mengizinkan penulis melakukan
kekurangan dan kelemahan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Proposal Tesis ini. Segala saran yang
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 3
1.3 Tujuan Peneltian .................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 4
1.4.1 Manfaat Teoritis............................................................. 4
1.4.2 Manfaat Praktis.............................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 6
2.1 Demam Berdarah Dengue (DBD) ......................................... 6
2.1.1 Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) ................... 6
2.1.2 Etiologi DBD................................................................. 6
2.1.3 Vektor Penular Penyakit DBD....................................... 7
iii
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 17
3.1 Desain Penelitian ................................................................... 17
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 17
3.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................... 17
3.2.2 Waktu Penelitian ...................................................... 17
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 17
3.3.1 Populasi ...................................................................... 17
3.3.2 Sampel ........................................................................ 18
3.3.3 Kriteria Sampel .......................................................... 19
3.4. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran ........................ 19
3.4.1 Definisi Operasional ................................................ 19
3.4.2 Aspek Pengukuran ................................................... 19
3.5 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen .................................. 21
3.5.1 Uji validitas .............................................................. 21
3.5.2 Uji Reabilitas ........................................................... 22
3.6 Alat dan Metode Pengumpulan Data ...................................... 23
3.6.1 Alat Pengumpulan Data............................................ 23
3.6.2 Metode Pengumpulan Data...................................... 23
3.7 Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................... 24
3.7.1 Metode Pengolahan Data ......................................... 24
3.7.2 Analisa Data ............................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 28
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 14
vi
BAB I
PENDAHULUAN
berdarah telah meningkat secara dramatis di seluruh dunia dalam beberapa dekade
terakhir. Sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala dan karenanya jumlah
aktual kasus dengue tidak dilaporkan dan banyak kasus salah diklasifikasikan.
Satu perkiraan menunjukkan 390 juta infeksi dengue per tahun (interval kredibel
284–528 juta), dimana 96 juta (67–136 juta) bermanifestasi secara klinis (dengan
merupakan tempat hidup favorit bagi nyamuk, sehingga Demam Berdarah Dengue
sasaran dari gigitan nyamuk, sehingga jika tidak segera ditangani, demam ini bisa
kawat kasa dan pelayanan kesehatan. Sedangkan penelitian (Ayun & Pawenang,
1
2
memahami tentang gejala DBD maupun pencegahan DBD. Selain itu kepala
tidak mengadakan fogging terhadap masyarakat sekitar secara rutin, kecuali hanya
masyarakat yang sudah terkena DBD. Sehingga, hal tersebut tidak menjadi
kegiatan dalam preventif atau pencegahan terhadap terjadinya DBD. Selain itu,
pengurasan tempat penampungan air pada masyarakat juga tidak dilakukan secara
rutin, bahkan terdapat masyarakat yang dalam satu bulan hanya sekali 4
membersihkan tempat penampungan air (bak mandi). Pada awal survey secara
acak, terdapat masyarakat yang terkena DBD pada tahun yang sama dan berobat
Puskesmas Tanjung Morawa sebagai responden kasus. Hasil survei pada bulan
Berdasarkan konteks dan data yang disajikan di atas, hal tersebut menjadi
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan juga sebagai bahan referensi dalam
penelitian diharapkan dapat menambah sumber referensi dan sebagai data dasar
LANDASAN TEORI
yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari oleh nyamuk Aedes
yang paling berperan dalam penularan penyakit DBD yaitu karena hidupnya di
sehingga lebih jarang kontak dengan manusia. Kedua jenis nyamuk tersebut
ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut, karena pada ketinggian
tersebut suhu udara terlalu rendah sehingga tidak memungkinkan bagi nyamuk
termasuk genus Flavivirus dan family Flaviviridae. Sampai saat ini dikenal ada 4
serotype virus yaitu :(1) Dengue 1 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944, (2)
Dengue 2 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944, (3) Dengue 3 diisolasi oleh Sather
(4) Dengue 4 diisolasi oleh Sather. Keempat tipe virus tersebut telah ditemukan di
6
7
berbagai daerah Indonesia dan yang terbanyak adalah tipe 2 dan tipe 3 (Masriadi,
2017)
Aedes aegypti dari subgenus Stegomya. Aedes aegypti merupakan vektor epidemi
yang paling utama, namun spesies lain seperti Aedes albopictus, Aedes
merupakan host yang sangat baik untuk virus dengue, biasanya mereka
(Misnadiarly, 2017).
(TPA) dan pada barang-barang yang memungkinkan untuk digenangi air seperti
bak mandi, tempayan, drum, vas bunga, barang bekas dan lain-lain.
sore hari.
Berdarah Dengue (DBD). Faktor ekstrinsik merupakan faktor yang datang dari
luar tubuh manusia. Faktor ini tidak mudah dikontrol karena berhubungan dengan
lingkungan. sekolah atau tempat bekerja. Adapun faktor lingkungan terbagi atas
1. Lingkungan
sangat mutlak diperlukan untuk menekan jumlah nyamuk yang hinggap pada
Aedes aegypti.
jarak terbangnya pendek (100 meter). Oleh karena itu nyamuk bersifat domestik.
Apabila rumah penduduk saling berdekatan maka nyamuk dapat dengan mudah
dengan menggunakan parameter Angka Bebas Jentik (ABJ) yang diperoleh dari
penularan DBD. Semakin tinggi kepadatan nyamuk Aedes aegypti, semakin tinggi
pula risiko masyarakat untuk tertular penyakit DBD. Hal ini berarti apabila di
suatu daerah yang kepadatan Aedes aegypti tinggi terdapat seorang penderita
dapat dilihat dari letak, macam, bahan, warna, bentuk volume dan penutup
kontainer serta asal air yang tersimpan dalam kontainer sangat mempengaruhi
perindukan dan akan semakin padat populasi nyamuk Aedes aegypti. Semakin
padat populasi nyamuk Aedes aegypti, maka semakin tinggi pula risiko terinfeksi
virus DBD.
yang sangat aktif mencari makan, nyamuk tersebut dapat menggigit banyak orang
dalam waktu yang pendek. Oleh karena itu bila dalam satu rumah ada penghuni
yang menderita DBD maka penghuni lain mempunyai risiko untuk tertular
penyakit DBD.
ataupun program yang rutin seperti fogging, pemeriksaan jentik secara berkala
pemberantasan sarang nyamuk DBD dibantu oleh kader kesehatan dan tokoh
mengerti tapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan yang dalam hal ini berkaitan dengan praktik PSN DBD.
11
dengan baik, sebaliknya seseorang yang tidak bekerja, tidak melakukan PSN DBD
dengan baik, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran akan pentingnya PSN dan
bahaya DBD.
tinggi, memiliki tingkat pengetahuan dan wawasan yang lebih baik dan luas, serta
memiliki kepribadian sikap yang lebih dewasa. Wawasan dan pemikiran yang
pelajaran. Perubahan sikap yang lebih baik akan memberikan dampak yang lebih
baik dan pengalaman tersebut dijadikan bahan pembelajaran bagi seseorang yang
pintu, dilipat dan disimpan dalam lemari, karena nyamuk Aedes aegypti senang
merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, agar manusia
bisa mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan
kondisi sehat, baik secara fisik, psikis, sosial dan spiritualnya. Namun, jika
terlanjur dalam kondisi sakit, maka Allah SWT juga memberikan solusi untuk
menghadapi sakit yaitu dengan kesabaran dan tetap ikhtiar untuk mendapatkan
kesembuhan dan harus yakin bahwa Allah SWT pasti menyembuhkan. Karena
sakit dalam Islam adalah ujian, sakit untuk mengurangi dosa dan sakit untuk
mencapai kedudukan yang lebih tinggi. Untuk itulah, anjuran menjaga kesehatan
penelitian. Rumusan kerangka teori paling mudah mengikuti kaedah input, proses
dan output (Ariani, 2014). Adapun kerangka teori dapat dijelaskan melalui
patogenesis atau proses kejadian penyakit yang dapat diuraikan ke dalam 5 simpul
penyakit;
13
4) Simpul 4, yaitu penduduk yang dalam keadaan sehat atau sakit setelah
2, 3 dan 4. Titik simpul pada dasarnya menuntun kita sebagai simpul manajemen.
Untuk mencegah penyakit tertentu, tidak perlu menunggu hingga simpul 4 terjadi
Selain teori simpul, terdapat juga modifikasi dari teori lain yaitu Ariani
biologi dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik terdiri atas frekuensi pengurasan
biologi yaitu terdiri dari kepadatan vektor dan keberadaan jentik pada kontainer.
Media
Simpul 2 Transmisi Vektor Aedes Aegypti
Penyakit
1. Frekuensi
Pengurasa
Fisik n
Kontainer
2. Ketersediaan
Tutup Pada
1. Pengetahuan Kontainer
2. Lingkungan Simpul 3 3. Kepadatan
3. Kependudukan 1. Kepadatan Hunian
Rumah
2. Dukungan Petugas
Lingkungan Sosial Kesehatan
3. Pengalaman Mendapat
Penyuluhan Kesehatan
4. Pekerjaan
Simpul 4
5. Pendidikan
6. Pengalaman
Sakit DBD
KEJADIAN 7. Kebiasaan
PENYAKIT Menggantung
Pakaian
Simpul 5 SAKIT
SEHAT
VARIABEL
SUPRASISTEM Biologi
1. KEPADATAN
VEKTOR
1. IKLIM 2. KEBERADAAN
JENTIK PADA
2. TOPOGRAFI
KONTENER
3. TEMPORAL
yaitu :
Simpul 2: Media transmisi penyakit yaitu lingkungan (fisik, biologi, dan sosial)
permasalahan penelitian (Ariani, 2014). Adapun variabel yang akan diteliti yang
kesehatan.
1. Sanitasi lingkungan
2. Kepadatan penduduk
3. Pelayanan kesehatan
16
Kejadian DBD
2023
2023
METODE PENELITIAN
desain penelitian analitik kuantitatif dengan desain cross sectional (studi potong
3.3.1 Populasi
benda, gejala atau wilayah yang ingin diketahui peneliti. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
17
18
terkena DBD.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
2015). Teknik sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Besarnya sampel
N
n= 2
1+ N ( e )
Ket :
Sehingga,
55
n= 2
1+55 ( 0.1 )
n=¿5 orang
Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 5 orang.
19
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Sedangkan kriteria eksklusi
adalah menghilangkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi data studi karena
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
1. Sanitasi lingkungan pada penyakit demam berdarah apakah baik atau buruk
sedikit
Variabel
Independen
sanitasi lingkungan adalah Lembar 1. Baik Nominal
Sanitasi segala sesuatu yang Observasi
Lingkungan merupakan upaya untuk 2. Buruk
menjaga kebersihan Kepada
lingkungan kita. Misalnya pasien
membuang sampa pada
tempatnya dan melakukan
pengolahan sampah dengan
baik.
Kepadatan
Kepadatan penduduk Lembar 1. Banyak Nominal
Penduduk adalah suatu ukuran yang Observasi
menunjukkan berapa 2. Sedikit
banyak jiwa atau
penduduk yang tinggal
dalam satu kilometer
persegi wilayah.
Kepadatan penduduk
menjadi indikator adanya
perbedaan sumber daya
yang dimiliki suatu
wilayah.
Pelayanan kesehatan
Pelayanan 1. Baik
adalah segala upaya dan Lembar Nominal
Kesehatan Observasi
kegiatan pencegahan dan 2. Buruk
pengobatan penyakit.
Semua upaya dan kegiatan
meningkatkan dan
memulihkan kesehatan
yang dilakukan oleh
petugas kesehatan dalam
mencapai masyarakat
yang sehat.
Validitas yang berasal dari kata validity yang merupakan suatu standar
ukur yang berfungsi sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
topik yang diteliti. Validitas isi dilakukan untuk memastikan apakah alat ukur
sudah sesuai dengan topik penelitian. Validitas isi juga melihat apakah alat ukur
umumnya validitas isi dikaji oleh pakar atau dilakukan penilaian oleh orang yang
2018).
penelitian (Mariatul,2012), pertanyaan dikatakan valid jika nilai r hitung > r table
dengan instrumen tersebut (Masturoh & T, 2018). Uji reliabilitas dapat dihitung
dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha serta dapat dihitung juga dengan
menggunakan SPSS 22.0 (Statitical Product for Social Sciences). Uji reliabilitas
dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha > 0.6. Berdasarkan hasil dari uji
memiliki nilai Cronbach Alpha > 0.6 yaitu sebesar r hitung 0,664.
23
dan kuesioner. Pada lembar observasi responden tinggal memilih jawaban sesuai
dengan kondisi yang dialaminya. Penilaian ini dilakukan dengan cara responden
mencheck list salah satu pilihan pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti sebagai
berikut:
2. (6-1)
2. (6-1)
2. (6-1)
dalam dbd
Program Magister Deli Husada Deli Tua kemudian, surat tersebut diajukan
24
tanjung morawa kabupaten deli serdang tersebut, untuk mengambil data memberi
tahu maksud dan tujuan dari pengambilan data serta memberikan infomed concent
karakteristik responden.
dahulu guna mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data
25
sebagai berikut:
a. Editing
Editing adalah pemeriksaan kembali data yang diperoleh. Pada tahap ini
keterbacaan, konsistensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. Hal ini
b. Coding
variabel independen yaitu waktu tunggu diberi kode 1= >60 menit, Kode 2 =
menggunakan skala dalam bentuk angka, kode 1= Puas, kode 2= Tidak Puas
c. Tabulating
yang dimasukkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabel silang setelah
d. Cleansing
a. Analisa Univariat
b. Analisa Bivariat
maupun terikat. Uji bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk melihat
independen dan variabel dependen. Teknik analisa bivariat pada penelitian ini
menggunakan uji chi square untuk melihat hubungan yang bermakna antar
variabel.
27
c Analisa Multivariat
dilokasi penelitian secara simultan dan sekaliagus menentukkan faktor yang lebih
Anam, K. (2016). Pendidikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dalam Persfektif
Islam. Jurnal Sagacious, 3.
Hastono, S. P. (2016). Analisis Data Pada Bidang Kesehatan (1st ed.). Jakarta:
rajawali pers.
Jihaan, S., Chairani, A., & Mashoedojo. (2017). Hubungan antara Perilaku
Keluarga Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan
Pancoran Mas. Jurnal Profesi Medika, Vol. 11(1), 41–47.
Kemenkes RI. (2017a). Data dan Informasi (R. Kurniawan, B. Hardhana, &
Yudianto, Eds.).
28
29
Misnadiarly. (2017). Demam Berdarah Dengue (DBD) (2nd ed.). Jakarta: Pustaka
Obor Populer.
Sari, D. M., Sarumpaet, S. M., & Hiswani. (2018). Determinan Kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) DI Kecamatan Medan Tembung. Jurnal
Kesehatan Pena Medika, 8(1), 9–25.
WHO. (2018, September 13). Demam Berdarah dan Parah. WHO. Retrieved from
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-
dengue
Dengan hormat,
Responden yang saya Hormati, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
NPM : 2215148
Peneliti,
LEMBAR PERSETUJUAN
MENJADI RESPONDEN
Nama responden :
Umur :
NPM : 2215148
Responden
( )
32
Petunjuk pengisian : isilah data data dibawah ini , Berikan tanda (√)
pada pilihan jawaban.
No Variabel Pernyataan Ya Tidak
atau tidak
2 Apakah sering
dilakukan fogging di
bapak / ibu
banyak penduduknya
penyuluhan kesehatan
di tempat ibu
5 Apakah banyak
buang sampah
sembarangan di tempat
buruk
7 Apakah pelayanan