Perbup No 48 Tahun 2022

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 35

BUPATI BUTON

PROVINS! SULAWESI TENGGARA

PERATURAN BUPATI BUTON


NOMOR "f 8 TAHUN2022

TENTANG

PEDOMANADMINISTRASIPELAKSANAAN
DANPENGENDALIAN KEGIATAN
PEMBANGUNANDI LINGKUNGANPEMERINTAHKABUPATENBUTON

DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA

BUPATIBUTON,

Menimbang a. bahwa program/kegiatan pembangunan daerah merupakan


program/kegiatan yang dilaksanakan oleh Perangkat
Daerah sebagai penjabaran kebijakan untuk mencapai
sasaran yang tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah;
b. bahwa untuk menjamin pembangunan daerah berjalan
secara transparan, efektif, efisien, akuntabel, partisipatif,
terukur, dan berkelanjutan, perlu dilakukan pengendalian
terhadap program/kegiatan pembangunan daerah;
c. bahwa untuk memudahkan pengendalian kegiatan
pembangunan di lingkungan pemerintah kabupaten buton,
perlu adanya penyeragaman administrasi dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Pedoman Administrasi
Pelaksanaan dan Pengendalian Kegiatan Pembangunan di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Buton;

Mengingat 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor
74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1822);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
- 2 -

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6573);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
7. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/ J asa Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
63);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
(Berita Negara republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1781);
9. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2015 tentang Pokok-
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Buton Tahun 2015 Nomor 107);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN ADMINISTRASI


PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN KEGIATAN
PEMBANGUNAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
BUTON.

BAB I
KETENTUAN
UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Buton.
-3-

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur


penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Buton.
4. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten
Buton.
5. Sekretaris Daerah adalah sekretaris daerah Kabupaten
Bu ton.
6. Bagian Administrasi Pembangunan adalah bagian
administrasi pembangunan pada Sekretariat Daerah.
7. Kepala Bagian Administrasi Pembangunan adalah Kepala
Bagian AdministrasiPembangunan pada Sekretariat Daerah.
8. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban
daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di
dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang
selanjutnya disingkat dengan APBD adalah Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Buton.
10. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada Pemerintah
Daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang.
11. Unit Kerja adalah bagian dari SKPD yang melaksanakan
satu atau beberapa program.
12. Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk
upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan
menggunakan sumber daya yang disediakan untuk
mencapai basil yang terukur sesuai dengan misi SKPD.
13. Kegiatan adalah bagian dari Program yang dilaksanakan
oleh satu atau lebih Unit Kerja sebagai bagian dari
pencapaian sasaran terukur pada suatu program, dengan
memperhatikan kewenangan daerah sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
14. Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk
memperoleh Barang/ Jasa oleh Satuan Kerja yang
prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh
barang/ jasa.
15. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat PA
adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementerian/Lembaga/SKPD atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi Pengguna APBN/ APBD.
16. Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat KPA
adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk
menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah
untuk menggunakan APBD.
-4 -

17. Pejabat Pernbuat Kornitrnen,yang selanjutnya disebut PPK


adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
pengadaan barang/ jasa.
18. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya
disingkat PPTKadalah pejabat pada Unit Kerja/unit SKPD
yang rnelaksanakan 1 (satu) atau beberapa kegiatan dari
suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
19. Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya
disingkat UKPBJ adalah unit kerja di
Kementerian/Lernbaga/Pemerintah Daerah yang rnenjadi
pusat keunggulan Pengadaan Barang/ Jasa.
20. Pejabat Pengadaan adalah pejabat adrninistrasi/pejabat
fungsional/personel yang bertugas rnelaksanakan
pengadaan langsung, penunjukan langsung, dan/atau &
Purchasing.
21. KelornpokKerja Pernilihan yang selanjutnya disebut Pokja
Pernilihan adalah surnber daya rnanusia yang ditetapkan
oleh kepala UKPBJuntuk rnengelola pernilihan Penyedia.
22. Agen Pengadaan adalah UKPBJ atau Pelaku Usaha yang
rnelaksanakan sebagian atau seluruh pekerjaan Pengadaan
Barang/ J asa yang diberi kepercayaan oleh
Kernenterian/Lernbaga/Perangkat Daerah sebagai pihak
pernberi pekerjaan.
23. Penyedia Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Penyedia
adalah pelaku usaha yang rnenyediakan barang/jasa
berdasarkan kontrak.
24. Pelaku Usaha adalah badan usaha atau perseorangan yang
rnelakukan usaha dan/atau kegiatan pada bidang tertentu.
25. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut
Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PA/KPA/PPK
dengan Penyedia atau pelaksana Swakelola.
26. Kerangka Acuan Kerja yang selanjutnya disingkat KAK
adalah Petunjuk teknis yang akan dilaksanakan oleh
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Penyedia
Barang/Jasa dalarn rnelaksanakan pekerjaan sesuai beban
kerja yang rnenjadi tanggungjawab.
27. Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
yang selanjutnya disebut Sertifikat Keahlian adalah tanda
bukti pengakuan dari pernerintah atas kompetensi dan
kernarnpuan profesi di bidang pengadaan Barang Jasa.
28. Penunjukan Langsung adalah rnetode pernilihan untuk
mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Konsultansi/Jasa Lainnya dalarn keadaan tertentu.
29. Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/ Jasa
langsung kepada Penyedia Barang (Jasa, tanpa melalui
Pelelangan / Seleksi/ Penunjuk Langsung.
- 5-

30. Pengadaan Langsung adalah metode pemilihan untuk


mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa
Lainnya yang bernilai paling banyak Rp200.000.000,00 (dua
ratusjuta rupiah) dan/atau Penyedia Jasa Konsultansi yang
bemilai paling banyak Rpl00.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
31. Swakelola adalah Pengadaan Barang/ J asa dimana
pekerjaannya direncanakan, dikerjakan, dan/ atau diawasi
sendiri oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah
lain dan/ atau kelompok masyarakat.
32. Dokumen Pemilihan adalah dokumen yang ditetapkan oleh
Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan/ Agen Pengadaan yang
memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh
para pihak dalam pemilihan Penyedia.
33. Serah Terima Tahap Pertama yang selanjutnya disebut
PHO (Pre Hand Overy adalah batas waktu penyelesaian
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Barang/Jasa yang
tertuang dalam Kontrak.
34. Serah Terima Tahap Kedua yang selanjutnya FHO (Final
Hand Oved) adalah penyerahan hasiL pekerjaan yang
dilakukan o!eh Penyedia Barang/Jasa kepada pengguna
Barang setelah masa peme[iharaan berakhir sebagaimana
tertuang dalam konfrak.
35. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya
disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat
pendapatan dan belanja yang digunakan sebagai dasar
pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.
36. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan
DPPA-SKPD adalah dokumen yang memuat perubahan
pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan
sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaran oleh
PA/KPA.
37. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM
adalah dokumen yang digunakan/ diterbitkan oleh
pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk
penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD.
38. Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah layanan
pengelolaan teknologi informasi untuk memfasilitasi
pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa secara elektronik.
39. E-Catalogue adalah sistem informasi elektronik yang
memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga barang
tertentu dari berbagai Penyedia Barang/ J asa Pemerintah.
40. E-purchasing adalah tata cara pembelian barang/jasa
melalui sistem katalog elektronik atau toko daring.
-6-

Pasal 2
(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah sebagai
pedoman bagi SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah
dalam pelaksanaan administrasi kegiatan pembangunan
yang sebagian atau seluruhnya dibiayai oleh APBD.
(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah agar
seluruh Kegiatan pembangunan secara kuantitas dan
kualitas keluaran clilaksanakan sesuai dengan rencana dan
tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.

BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 3
Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Bupati mi
meliputi:
a. pengelola kegiatan pembangunan;
b. pengendalian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan pembangunan;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan pembangunan;
d. pembinaan dan penilaian; dan
e. larangan.

BAB III
PENGELOLA KEGIATANPEMBANGUNAN

Bagian Kesatu
Um um

Pasal 4
( 1) Pengelola Kegiatan Pembangunan terdiri dari :
a. kepala SKPD selaku PA;
b. KPA;
c. PPK
d. PPTK
e. Pejabat Pengadaan;
f. Pokja Pemilihan;
g. tim pengarah;
h. tim teknis / tim pelaksana;
1. tim pengawas; dan
J. sekretaria t.
-7-

(2) Pengelola Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1)


huruf c sampai dengan huruf j ditetapkan dengan
Keputusan PA/KPApada awal tahun anggaran.
(3) Pengelola Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1)
huruf g sampai dengan huruf j merupakan pengelola
kegiatan pada Pengadaan Barang/Jasa secara Sakelola.
(4) Jumlah pengelola kegiatan untuk masing-masing jabatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan
Peraturan Bupati tentang Standar Harga Satuan Kegiatan.

Bagian Kedua
Pengguna Anggaran

Pasal 5
(1) Kepala SKPD selaku PA sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 (1) huruf a, mempunyai tugas:
a. menyusun RKA-SKPD;
b. menyusun DPA-SKPD;
c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
atas beban anggaran belanja dan/ atau pengeluaran
pembiayaan;
d. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
e. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan
pembayaran;
f. melaksanakan pemungutan retribusi daerah;
g. mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak
lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;
h. menandatangani SPM;
1. mengelola utang dan piutang daerah yang menjadi
tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;
j. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD
yang dipimpinnya;
k. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang
dipimpinnya;
1. menetapkan PPTK dan PPK-SKPD;
m. menetapkan Pejabat Pengadaan;
n. menetapkan pejabat lainnya dalam SKPD yang
dipimpinnya dalam rangka pengelolaan keuangan
daerah; dan
o. melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala
SKPD selaku PAmempunyai tugas lainnya, meliputi:
a. menyusun anggaran kas SKPD;
- 8-

b. melaksanakan pemungutan lain-lain pendapatan asli


daerah;
c. menyusun dokumen Naskah Perjanjian Hibah Daerah
(NPHD);
d. menyusun dokumen Pemberian Bantuan Sosial;
e. menyusun dokumen pennintaan pengesahan
pendapatan dan belanja atas penerimaan dan
pengeluaran daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan tidak dilakukan melalui Rekening
Kas Umum Daerah, BUD melakukan pencatatan dan
pengesahan Penerimaan dan Pengeluaran Daerah
tersebut; dan
f. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SK.PD
yang dipimpinnya kepada PPKDselaku BUD.

Pasal 6
Kepala SKPDselaku PAmempunyai wewenang, meliputi:
a. menandatangani dokumen permintaan pengesahan
pendapatan dan belanja atas penerimaan dan
pengeluaran daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. menandatangani dokumen Naskah Perjanjian Hibah Daerah
(NPHD);
c. menandatangani dokumen Pemberian Bantuan Sosial;
d. menetapkan pejabat lainnya dalam SK.PDyang dipimpinnya
dalam rangka pengelolaan Keuangan Daerah; dan
e. menetapkan Pembantu Bendahara Penerimaan, Pembantu
Bendahara Pengeluaran dan Pembantu Bendahara
Pengeluaran Pembantu sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 7
( 1) Dalam hal mengadakan ikatan untuk pengadaan barang
dan jasa, PA bertindak sebagai PPK sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) PAyang bertindak sebagai PPKsebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dibantu oleh pegawai yang memiliki
kompetensi sesuai dengan bidang tugas PPK atau agen
pengadaan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Dalam pelaksanaan tugas dan kewenangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7 dan Pasal 8, PA bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
-9 -

Pasal 9
(1) Dalam pengelolaan APBD,PA dapat melimpahkan sebagian
tugas dan kewenangannya kepada kepala Unit Kerja/unit
SKPDselaku KPA.
(2) Pelimpahan sebagian tugas dan kewenangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berdasarkan pertimbangan beban
kerja, besaran anggaran kegiatan/sub kegiatan, lokasi,
dan/ atau rentang kendali.
(3) Pertimbangan beban kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan oleh Sekretaris Daerah kepada kepala
bagian pada Sekretariat Daerah.
(4) Pertimbangan besaran anggaran Kegiatan/sub kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh SKPD
yang mengelola besaran anggaran Kegiatan/sub kegiatan
yang kriterianya ditetapkan oleh Bupati.
(5) Pertimbangan lokasi dan/atau rentang kendali sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan terhadap SKPD yang
membentuk Cabang Dinas, Unit Pelaksana Teknis Daerah,
dan/atau kelurahan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(6) Pelimpahan sebagian tugas dan kewenangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati atas usul
kepala SKPD.

Bagian Ketiga
Kuasa Pengguna Anggaran

Pasal 10
(1) KPAsebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b
melaksanakan tugas sesuai pelimpahan sebagian tugas dan
kewenangan dari PA.
(2) Pelimpahan sebagian tugas dan kewenangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
atas beban anggaran belanja;
b. melaksanakan anggaran Unit Kerja/unit SKPD yang
dipimpinnya;
c. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan
pembayaran;
d. mengadakan ikatan/ perjanjian kerja sama dengan pihak
lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;
e. melaksanakan pemungutan retribusi daerah;
f. mengawasi pelaksanaan anggaran yang menjadi
tanggung jawabnya; dan
g. melaksanakan tugas KPA lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), KPAbertanggung jawab kepada PA.
- 10 -

Pasal 11
(1) Dalam hal kewenangan pemungutan pajak daerah
dipisahkan dari kewenangan SKPKD, KPA dapat
melaksanakan pemungu tan pajak daerah berdasarkan
pelimpahan kewenangan dari PA.
(2) Dalam hal PA melimpahkan sebagian kewenangannya
kepada Unit Kerja/unit SKPD selaku KPA, KPA
menandatangani SPM-TU dan SPM-LS.

Pasal 12
( 1) Dalam hal mengadakan ikatan untuk pengadaan barang
dan jasa, KPA bertindak sebagai PPK sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) KPA yang merangkap sebagai PPK sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dapat dibantu oleh pegawai yang memiliki
kompetensi sesuai dengan bidang tugas PPK atau agen
pengadaan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 13
Pada unit organisasi bersifat khusus, KPA mempunyai tugas:
a. menyusun RKA-unit organisasi bersifat khusus;
b. menyusun DPA-unit organisasi bersifat khusus;
c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas
beban anggaran belanja dan/atau pengeluaran pembiayaan;
d. melaksanakan anggaran pada unit organisasi bersifat
khusus yang dipimpinnya;
e. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan
pembayaran;
f. melaksanakan pemungutan retribusi daerah;
g. mengadakan ikatan/ perjanjian kerja sama dengan pihak
lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;
h. menandatangani SPM;
1. mengelola utang dan piutang daerah yang menjadi tanggung
jawab SKPD yang dipimpinnya;
J. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan unit
organisasi bersifat khusus yang dipimpinnya;
k. mengawasi pelaksanaan anggaran pada unit organisasi
bersifat khusus yang dipimpinnya;
1. menetapkan PPTKdan PPK-UnitSKPD;
m. menetapkan pejabat lainnya dalam unit organisasi bersifat
khusus yang dipimpinnya dalam rangka pengelolaan
keuangan daerah; dan
n. melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
- 11 -

Pasal 14
Dalam hal KPA berhalangan tetap atau sementara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan, PA bertugas untuk
mengambil a1ih pelimpahkan sebagian tugasnya yang telah
diserahkan kepada kepala Unit Kerja/unit SKPDselaku KPA.

Bagian Keempat
Pejabat Pembuat Komitmen

Pasal 15
PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat ( 1) huruf c
mempunyai tugas:
a. menyusun dan menetapkan perencanaan pelaksanaan
pekerjaan, termasuk Pengadaan Barang/Jasa dan
berkoordinasi dengan Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan
yang meliputi:
1. spesifikasi teknis barang/ jasa;
2. harga perkiraan sendiri;
3. jadwal pelaksanaan pekerjaan; dan
4. rancangan Kontrak.
b. mengusulkan setiap paket pekerjaan dan/ atau
perubahannya kepada PA/KPAuntuk ditetapkan;
c. mendampingi Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan pada saat
melaksanakan penjelasan paket pekerjaan (answering)
dengan penyediaan barang/jasa;
d. menyiapkan, menandatangani, dan melaksanakan
perjanjian/Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa dalam
batasan anggaran yang telah ditetapkan;
e. melaksanakan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
atas beban anggaran belanja;
f. melaporkan pelaksanaan dan/ atau penyelesaian Pengadaan
Barang/Jasa kepada PA/KPA;
g. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/ Kontrak;
h. menyerahkan aset hasil pengadaan Barang/ Jasa dan aset
lainnya kepada PA/KPAdengan berita acara penyerahan;
1. menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan
pengadaan barang/ jasa dimulai;
J. menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan
kepada Penyedia Barang/Jasa apabila diperlukan.
k. menerbitkan surat penunjukan penyediaan barang/jasa;
dan
1. menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis
untuk diusulkan kepada Pejabat Pengadaan/Pokja
Pemilihan guna membantu pelaksanaan tugas Pejabat
Pengadaan/Pokja Pemilihan.
- 12 -

Pasal 16
( 1) PPK bertanggung jawab dari segi administrasi, fisik,
keuangan dan berjalannya fungsi atas hasil pengadaan
barang/ jasa yang dilaksanakannya.
(2) PPK dapat melaksanakan proses Pengadaan Barang/ Jasa
sebelum DPA atau DPPA disahkan oleh pejabat yang
berwenang, sepanjang anggaran untuk kegiatan yang
bersangkutan telah dialokasikan, dengan ketentuan
penerbitan surat penunjukan Penyedia Barang/ Jasa
(SPPBJ) dan penandatanganan Kontrak dilakukan setelah
DPAatau DPPAuntuk kegiatan/proyek dimaksud disahkan.
(3) Dalam hal SKPD/Unit Kerja melakukan pergeseran
anggaran antar obyek belanja dalam jenis belanja yang
sama dan/ atau pergeseran anggaran an tar rincian objek
belanja dalam obyek belanja yang sama pada suatu kegiatan
maka penerbitan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/ Jasa (SPPBJ) dan penandantanganam kontrak
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh PPK
setelah Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD
dilakukan peru bahan.

Pasal 17
(1) Pengangkatan PPK harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. memilikiintegritas moral;
b. memilikidisiplin tinggi;
c. memiliki tanggung jawab dan kualitas teknis serta
manejerial untuk melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya;
d. mampu mengambil keputusan, bertindak tegas, dan
memiliki keteladanan dalam sikap dan perilaku, serta
tidak pemah terlibat korupsi, kolusi dan nepotisme;
e. bertugas di SKPDtempat kegiatan dilaksanakan;
f. tidak menjabat sebagai pengelola keuangan di SKPD
tempat bertugas; dan
g. memilikisertifikat Keahlian.
(2) Persyaratan kualitas teknis serta manejerial sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah:
a. berpendidikan paling kurang Sarjana Strata Satu (SI)
dengan bidang keahlian yang sedapat mungkin sesuai
dengan tuntunan pekerjaan;
b. memiliki pengalaman paling sedikit 2 (dua) tahun dan
terlibat secara aktif dalam kegiatan yang berkaitan
dengan Pengadaan Barang/ J asa; dan
c. memilki kemampuan kerja secara berkelompok dalam
melaksanakan setiap tugas/pekerjaannya.
- 13 -

Pasal 18
( 1) Dalam hal tidak ada pen eta pan PPK pada Pengadaan
Barang/ J asa yang menggunakan anggaran belanja dari
APBD, PA/KPA menugaskan PPTK untuk melaksanakan
tugas PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a
sampai dengan hurufj.
(2) PPTK yang melaksanakan tugas PPK sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi persyaratan
kompetensi PPK.

Bagian Kelima
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

Pasal 19
(1) PPTKsebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d
mempunyai tugas membantu tugas dan wewenang PA/KPA
meliputi:
a. mengendalikan dan melaporkan perkembangan
pelaksanaan teknis Kegiatan/sub kegiatan SKPD/Unit
Kerja/unit SKPD;
b. menyiapkan dokumen dalam rangka pelaksanaan
anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan
Kegiatan/Sub kegiatan; dan
c. menyiapkan dokumen pengadaan pada Kegiatan/Sub
kegiatan SKPD/Unit Kerja/unit SKPD sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai pengadaan barang/ jasa.
(2) Dokumen anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b meliputi dokumen administrasi kegiatan maupun
dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan
pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), PPTKpada SKPDbertanggungjawab kepada PA.
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1), PPTK pada Unit Kerja/unit SKPD bertanggung
jawab kepada KPA.
(5) Dalam hal PPTKberhalangan sementara sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan, PA/KPA mengambil alih
mandat yang dilaksanakan oleh PPTK.

Pasal 20
( 1) Penetapan PPTK berdasarkan pertimbangan kompetensi
jabatan, besaran anggaran Kegiatan/ sub kegiatan, beban
kerja, lokasi, rentang kendali, dan/ atau pertimbangan
objektif lainnya yang kriterianya ditetapkan oleh Bupati.
- 14 -

(2) Pertimbangan penetapan PPTK sebagaimana dirnaksud pada


ayat ( 1) didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi.
(3) PPTK merupakan Pegawai ASN yang menduduki jabatan
struktural sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(4) Pegawai ASN yang menduduki jabatan struktural
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan pejabat
satu tingkat di bawah kepala SKPD selaku PA dan/ a tau
memiliki kemampuan manajerial dan berintegritas.
(5) Dalam hal PA melimpahan kepada KPA, PPTK sebagaimana
dirnaksud pada ayat (3) merupakan Pegawai ASN yang
menduduki jabatan struktural satu tingkat di bawah KPA
dan/atau memiliki kemampuan manajerial dan
berintegritas.
(6) Penetapan PPTK sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan dengan Keputusan PA/KPA.

Pasal 21
( 1) Dalam hal tidak terdapat Pegawai ASN yang menduduki
jabatan struktural sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
ayat (3), PA/KPA dapat menetapkan pejabat fungsional
dan/ a tau pejabat pelaksana selaku PPTK yang kriterianya
ditetapkan oleh Bupati.
(2) Pejabat fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pejabat fungsional pada SKPD/Unit Kerja/unit SKPD
dimana kegiatan dilaksanakan.
(3) Pejabat fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan pejabat fungsional hasil penyetaraan jabatan
administrator atau pejabat pengawas sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 22
(1) PPTK hanya diperbolehkan menjabat paling banyak di 5
(lima) kegiatan secara bersamaan dalam kurun waktu 1
(satu) tahun anggaran.
(2) PA/KPA dapat menetapkan lebih dari 1 (satu) PPTK di
lingkungan SKPD/Unit Kerja/unit SKPD.

Bagian Kelima
Pejabat Pengadaan

Pasal 23
(1) Pejabat Pengadaan sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (1)
huruf e bertugas:
a. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Pengadaan
Langsung;
- 15 -

b. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan


Langsung untuk pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang bemilai paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
c. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan
Langsung untuk pengadaan Jasa Konsultansi yang
bemilai paling banyak Rpl00.000.000,00 (seratus juta
rupiah); dan
d. melaksanakan E-purchasing yang bemilai paling
banyak Rp200.000.000,00 (dua ratusjuta rupiah).
(2) Pejabat Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pengelola pengadaan barangng/ jasa yang
berkeduudkan di UKPBJ.
(3) Dalam hal pengelola pengadaan barang/jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak mencukupi atau belum
tersedia, maka tugas Pejabat Pengadaan dilaksanakan
oleh:
a. pegawai negeri sipil yang memiliki sertifikat kopetensi
dan/ atau sertifikat keahlian tingkat dasar /level-1 di
bidang Pengadaan Barang/Jasa; dan/atau
b. Agen Pengadaan.

Bagian Keenam
Kelompok Kerja Pemilihan

Pasal 24
(1) Pokja Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf f memiliki tugas:
a. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan
Penyedia kecuali E-purchasing dan Pengadaan
Langsung; dan
b. menetapkan pemenang pemilihan/Penyedia untuk
metode pemilihan:
1. tender/ Penunjukan Langsung untuk paket
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa
Lainnya dengan nilai Pagu Anggaran paling banyak
Rpl00.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); dan
2. seleksi/Penunjukan Langsung untuk paket
Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai Pagu
Anggaran paling banyak Rpl0.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).
(2) Pokja Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
beranggotakan 3 (tiga) orang.
(3) Dalam hal berdasarkan pertimbangan kompleksitas
pemilihan Penyedia, anggota Pokja Pemilihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat ditambah sepanjang
berjumlah gasal.
- 16 -

(4) AnggotaPokja Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat


(2) dan ayat (3) pengelola pengelola pengadaan barang/jasa
yang berkedudukan di UKPBJ.
(5) Dalam hal pengelola pengadaan barang/jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) tidak mencukupi, maka
pelaksanaan tugas Pokja Pemilihan dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. untuk setiap paket pengadaan, wajib beranggotakan
sekurang-kurangnya 1 (satu) Pengelola Pengadaan
Barang/ J asa; dan
b. selain pengelola pengadaan barang/jasa sebagaimana
dimaksud pada huruf a, anggota Pokja Pemilihan
dilaksanakan oleh pegawai negeri sipil yang memiliki
sertifikat kompetensi dan/ atau sertifikat keahlian
tingkat dasar /level- I di bidang Pengadaan
Barang/ J asa.
(6) Dalam hal pengelola pengadaan barang/jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) belum tersedia, maka tugas Pokja
Pemilihan dilaksanakan oleh:
a. pegawai negeri sipil yang memiliki sertifikat kopetensi
dan/ a tau sertifikat keahlian tingkat dasar /level- I di
bidang Pengadaan Barang/Jasa; dan/atau
b. AgenPengadaan.

Bagian Ketujuh
Tim Pengarah

Pasal 25
Tim Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf g bertugas;
a. memberikan arahan/ saran secara umum baik teknis
maupun administrasi terhadap pelaksanaan kegiatan agar
tercapai tujuan/ sasaran yang telah ditetapkan; dan
b. memberikan bimbingan serta solusi terhadap permasalahan
yang muncul yang berakibat langsung terhadap pencapaian
target/ sasaran program/kegiatan.

Pasal 26
Tim Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 harus
memenuhi persyaratan:
a. paling rendah pejabat eselon 3; atau
b. pejabat dari dalam dan luar SKPD yang terkait dengan
kegiatan.
- 17 -

Bagian Kedelapan
Tim Teknis

Pasal 27
Tim Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf
h bertugas membantu PA dan atau PPK dalam hal:
a. memberikan saran, masukan, dan pertimbangan tek:nis
(baik diminta maupun tidak diminta) kepada PA untuk
menjamin kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan
dokumen perencanaan/Kontrak;
b. meneliti/pemeriksa kualitas dan kuantitas pekerjaan
dengan berpedoman kepada laporan pengawas/konsultan
supervisi dan dokumen perencanaan;
c. mengusulkan dan atau memeriksa/menyetujui usulan
perubahan (tambah/kurang) pekerjaan yang perlu
dilakukan dengan mempertimbangkan aspek teknis, biaya,
kondisi lingkungan/ alam dengan tetap memperhatikan
aspek efektifitas dan efisiensi waktu, biaya dan tenaga;
d. mengusulkan pelaksanaan rapat dan atau peninjauan
Lapangan kepada PA dan/atau PPK untuk menjamin
kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan dokumen
perencanaan;
e. melegitimasi keabsahan/memberi persetujuan terhadap
dokumen back up data; dan/ atau
f. membantu memberikan keterangan/penjelasan yang
berkaitan dengan aspek teknis dalam rangka pemeriksaan
pekerjaan oleh institusi pemeriksa internal maupun
ekstemal.

Pasal 28
Anggota tim teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
harus memenuhi persyaratan:
a. pejabat struktural atau pejabat fungsional dan/atau pejabat
pelaksana yang memahami teknis pekerjaan; dan
b. pejabat struktural atau pejabat fungsional dan/ a tau pejabat
pelaksana yang berasal dari dalam atau luar SKPD pemilik
kegiatan.

Bagian Kedelapan
Tim Pengawas

Pasal 29
Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat ( 1) huruf i
bertugas membantu PA/KPA dan/atau PPK dalam hal:
a. mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
penyedia agar tidak menyimpang dari dokumen
perencanaan/ Kontrak/ Spesifikasi teknis mau pun
administrasi;
- 18 -

b. melakukan koreksi langsung terhadap


kesalahan/penyimpangan atau ketidaksesuaian pekerjaan
dengan dokumen perencanaan/Kontrak yang dilaksanakan
oleh penyedia baik secara kualitas maupun kuantitas;
c. memeriksa dan melegalisasi laporan berkala yang menjadi
kewajiban penyedia yang berkaitan dengan kemajuan fisik
serta laporan Iainnya yang dianggap perlu dalam
pelaksanaan kegiatan;
d. mengadakan penilaian hasil pelaksanaan fisik pekerjaan
dan menghitung/memeriksa kualitas dan kuantitas
pekerjaan yang sudah dilaksanakan oleh penyedia;
e. bertanggung jawab terhadap kualitas dan kuantitas
pekerjaan yang telah disetujui;
f. bertanggung jawab kepada PPTK;
g. memberikan laporan secara lisan maupun tertulis kepada
PPTK dan atau PA apabila terdapat hal-hal yang
menyimpang dari ketentuan dalam dokumen
Kontrak/Spesifikasi Teknis; dan
h. memeriksa dan melegalisasi laporan harian, gambar
pelaksanaan { shop drawing), pernenuhan spesifikasi teknik,
buku izin (regues~ pelaksanaan dan gambar terlaksana (as
bunt drawing).

Pasal 30
Dalam hal pekerjaan fisik menggunakan konsultan supervise,
pengawas bertugas membantu PPTKdan PPKuntuk melakukan
pengawasan langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan
penyedia agar tidak menyimpang dari dokumen Kontrak dan
program mutu.

Pasal 31
Petugas pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
harus memen uhi persyaratan:
a. pejabat structural/fungsional dan/atau pejabat pelaksana
yang memahami teknis pekerjaan; dan
b. berasal dari dalam atau luar SKPDpemilik kegiatan.

Bagian Kesembilan
Sekretariat

Pasal 32
Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat { 1) huruf
j bertugas membantu PAdan/atau PPKdalam hal:
a. memberikan pelayanan administrasi baik terhadap
pengelola kegiatan maupun terhadap penyedia;
- 19 -

b. mernfasilitasi/ membantu kelancaran penyusunan laporan


fisik dan keuangan yang menjadi kewajiban kontraktor
maupun pengelola kegiatan;
c. memeriksa/mengoreksi kelengkapan dokumen laporan fisik
dan keuangan yang menjadi kewajiban penyedia untuk
keperluan pengajuan permintaan pencairan dana;
d. mernfasilitasi pelaksanaan rapat dan peninjauan lapangan
dalam rangka pelaksanaan kegiatan;
e. mengontrol dan mengingatkan PPK/PPTK tentang jadwal
(time schedule) kegiatan dengan pelaksanaan kegiatan di
lapangan agar kegiatan sertantiasa berada dalam kondisi
tepat waktu (on schedule);
f. mernfasilitasi/menyusun laporan program/kegiatan yang
menjadi kewajiban pengelola kegiatan; dan
g. melaksanakan tugas-tugas Iain yang diberikan oleh PPK
dan/ atau PPTK untuk mendukung percepatan
pelaksanaan kegiatan.

Pasal 33
Petugas Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
harus memenuhi persyaratan:
a. pejabat fungsional atau pejabat pelaksana yang memahami
administrasi pekerjaan; dan
b. berasal dari SKPD pemilik kegiatan.

BABV
PENGENDALIAN,MONITORINGDAN EVALUASI
PELAKSANAANKEGIATANPEMBANGUNAN

Bagian Kesatu
Pengendalian

Pasal 34
( 1) Pengendalian pelaksanaan kegiatan pembangunan
dilakukan dengan pemantauan (monitoring) pelaksanaan
program dan/atau kegiatan SKPD/Unit Kerja/unit SKPD.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. pembinaan administrasi kegiatan maupun pelaksanaan
kegiatan; dan
b. pembinaan teknis operasional pelaksanaan atas
rekening belanja dari setiap kegiatan.
(3) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan maksud:
a. melakukan pengawasan terhadap daya guna dan hasil
guna atas pelaksanaan kegiatan;
- 20 -

b. mengamati penggunaan sumber dana dan daya oleh


seluruh kegiatan agar sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan; dan
c. mengamati agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
target, tolak ukur, biaya dan jadwal yang direncanakan.
(4) Pengendalian sebagairnana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara:
a. mengumpulkan bahan berupa laporan secara periodik;
b. melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi;
c. mengamati perkembangan pelaksanaan pekerjaan dan
menguji kebenaran laporan yang telah disampaikan,
dengan melakukan kunjungan/peninjauan lapangan
secara periodik maupun sewaktu-waktu; dan/atau
d. melakukan analisa hasil monitoring dan evaluasi atas
laporan dan hasil pernnjauan lapangan untuk
mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
tujuan dan sasaran program/kegiatan yang ditetapkan.
(5) Hasil pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
digunakan sebagai bahan kajian untuk:
a. penyempumaan perencanaan pembangunan daerah;
dan/ atau
b. penyusunan rancangan APBD tahun anggaran
berikutnya maupun rencana perubahan APBD tahun
Anggaran belanja.

Pasal 35
(1) Pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
merupakan monitoring dan laporan administrasi fisik
maupun keuangan atas pelaksanaan tugas PA/KPA.
(2) Pengendalian oleh Bagian Administrasi Pembangunan
dilakukan atas nama Sekretariat Daerah.
(3) Pengendalian oleh PA/KPA, merupakan monitoring dan
evaluasi laporan operasional dan administrasi fisik maupun
keuangan atas pelaksanaan tugas-tugas PPK dan/atau
PPTK.
(4) Pengendalian oleh PPK merupakan monitoring dan evaluasi
laporan pelaksanaan tugas dari PPTK.
(5) Sebagai acuan pelaksanaan tugas dari PPTK sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan untuk menjamin kualitas
pekerjaan sebagaimana dijanjikan dalam Kontrak, PPK
menyiapkan dokumen pengendalian yang meliputi:
a. lampiran Kontrak yang didalamnya terdapat penjelasan
mengenai spesifikasi teknis untuk perkerjaan
pemborongan/kontruksi atau pemasokan barang
dan/atau KAK untuk paket pekerjaan non
fisik/konsultan;
- 21 -

b. berita acara keadaan lapangan/serah terima lapangan


untuk perkerjaan pemborongan/kontruksi; dan
c. laporan kemajuan fisik pekerjaan.

Bagian Kedua
Monitoring dan Evaluasi

Paragraf 1
Umum

Pasal 36
(1) Untuk mendukung kelancaran dan ketepatan sasaran
pelaksanaan kegiatan pembangunan perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi terhadap realisasi fisik dan
keuangan.
(2) Dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. pelaksanaan pembangunan dilakukan sesuai dengan
rencana dan program serta ketentuan/peraturan
perundang-undangan yang berlaku sehingga tercapai
sasaran yang telah ditetapkan;
b. pencapaian hasil pembangunan dapat dinilai, untuk
memberi umpan balik berupa pendapat, kesimpulan dan
saran terhadap kebijaksanaan, perencanaan,
pembinaan, dan pelaksanaan pembangunan tahap
beriku tnya; dan
c. menghindari terjadinya pemborosan, kebocoran dan
penyimpangan dalam pengunaan wewenang, tenaga,
dan maupun kekayaan milik daerah, sehingga terdapat
terbina aparatur yang tertib, bersih, beribawa,
berdayaguna, dan berhasil guna.
(3) SKPD harus memberikan data dan informasi yang objektif
atas kegiatan pembangunan yang dilaksanakan.

Paragraf 2
Tim Evaluasi dan Pengawasan

Pasal 37
(1) Dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat ( 1), dibentuk
Tim Evaluasi dan Pengawasan.
(2) Tim Evaluasi dan Pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat ( 1) bertugas:
a. mengawasi pembangunan sehingga anggaran
pemerintah dapat direalisasikan secara optimal;
- 22 -

b. memfasilitasi penyelesaian hambatan-hambatan


realisasi anggaran;
c. merumuskan solusi terhadap hambatan-hambatan
realisasi anggaran; dan
d. melaporkan perkembangan realisasi anggaran dan
program Pemerintah Daerah secara berkala kepada
Bupati.
(3) Keanggotaan Tim Evaluasi dan Pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.

Paragraf 3
Instrumen Monitoringdan Evaluasi

Pasal 38
(1) Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan, Tim
Evaluasi dan Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 ayat (3) dilengkapi dengan instrument monitoring
dan evaluasi.
(2) Instrumen monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memuat data, evaluasi, saran, masukan,
kesimpulan serta rekomendasi untuk perbaikan capaian
kinerja.
(3) Bentuk instrumen monitoring dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. instrumen monitoring dan evaluasi perencanaan teknis
pembangunan
b. instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan infrastruktur; dan
c. instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pengadaan barang/jasa lainnya.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk instrumen
monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 39
( 1) Pengisian instrumen monitoring dan evaluasi dilaksanakan
oleh pelaksana monitoring dan evaluasi.
(2) Pelaksana monitoring dan evaluasi menyampaikan laporan
hasil pengisian instrumen monitoring dan evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan SKPD/Unit
Kerja/ unit SKPD yang dilaporkan kepada Bagian
Administrasi Pembangunan paling lambat 2 (dua) hari
setelah monitoring dan evaluasi dilaksanakan.
- 23 -

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selanjutnya


disampaikan oleh Kepala Bagian administrasi
Pembangunan kepada Sekretaris Daerah melalui Asisten
Perekonomian dan Pembangunan.
(4) Laporan yang tidak dapat diselesaikan setingkat Sekretaris
Daerah dapat dilanjutkan kepada Bupati.

BAB VI
PELAPORAN
PELAKSANAAN
KEGIATAN
PEMBANGUNAN

Pasal 40
PA/KPAdan bendahara pengeluaran wajib menyelenggarakan
pencatatan pelaksanaan Program/Kegiatan/Sub Kegiatan
secara tertib, sehingga setiap saat dapat diketahui:
a. keadaan/perkembangan fisik proyek;
b. jumlah uang/ dana anggaran yang masih tersedia.;
c. perbandingan antara rencana dan pelaksanaannya;
d. akumulasi pengeluaran biaya untuk setiap kegiatan yang
sedang dalam perkerjaan; dan
e. bahwa Kontrak yang telah dibuatnya tidak melampaui
batas alokasi anggaran sesuai rekening yang tersedia dalam
DPA.

Pasal 41
Dalam pekerjaan konstruksi PPK wajib membuat buku harian
secara tertib dan teratur.

Pasal 42
(1) PA/KPAdan PPK berkewajiban menyimpan secara lengkap
dan teratur dokumen yang menyangkut keuangan
daerah/barang milik daerah terutama mengenai
pelaksanaan pekeljaan pengadaan barang/jasa atau
pekeriaan konstruksi/ pembelian dan sebagainya.
(2) PA/KPA berkewajiban menyampaikan laporan kemajuan
fisik dan keuangan secara tertib dan teratur kepada Bupati
melalui Bagian Administrasi Pembangunan.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan
paling Iambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulannya, baik
melalui sistem atau secara manual.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat {3) dibuat dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. realisasi keuangan dihitung berdasarkan pada realisasi
keuangan pada saat laporan dibuat; dan
b. realisasi fisik dihitung sesuai petunjuk sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
- 24 -

Pasal 43
( 1) Bagian Administrasi Pembangunan berkewajiban
menyelenggarakan pengendalian dan pelaporan administrasi
fisik dan keuangan.
(2) Dalam hal bahan/pelaporan yang disampaikan oleh PA/KPA
terjadi kekeliruan, maka kepa]a Bagian Administrasi
Pembangunan segera memberitahukan kepada PA/KPA yang
mengirimkan bahan/laporan untuk dilakukan
perbaikan/ pembetulan.
(3) Bagian Administrasi Pembangunan melakukan rapat
evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh PA/KPA
setiap triwulan.

Pasal 44
(1) Setiap SKPD/Unit Kerja/unit SKPD wajib membuat laporan
kinerja kegiatan kepada Bupati melaui Sekretariat Daerah.
(2) Laporan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan ikhtisar yang mejelaskan secara ringkas dan
lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan
rencana kerja dan target yang ditetapkan dalam rangka
pelaksanaan APBD.
(3) Laporan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibuat satu kali pada akhir tahun anggaran.
(4) Laporan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
digunakan sebagai bahan dalam penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah.

BAB VII
PEMBINAAN DAN PENILAIAN

Pasal 45
(1) Bupati melaksanakan pembinaan secara konsisten
terhadap kinerja pelaksanaan Belanja Daerah dengan
melakukan penilaian kapasitas dan kapabilitas manajemen
untuk meningkatkan profesionalisme pengelolaan
pelaksanaan Belanja Daerah.
(2) PA/KPA berkewajiban melaksanakan pembinaan secara
konsisten terhadap kinerja pelaksanaan kegiatan yang
menjadi tanggung jawabnya.

Pasal 46
(1) Bupati melaksanakan penilaian kinerja/prestasi kerja
PA/KPA beserta personil pengelola kegiatan di lingkup
tugasnya.
- 25 -

(2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan


secara berkala dengan memperhatikan capaian dari
keadaan semula terhadap faktor kualitas, kuantitas,
efisiensi dan efektifitas pelaksanaan dari program/kegiatan
yang menjadi tanggung jawab sebagaimana tercantum
dalam kontrak kinerja.
(3) Kontrak kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditandatangani bersama antara Bupati dengan kepala
SKPD/Unit Kerja/unit SKPD setiap awal tahun anggaran
berjalan.

BAB VIII
LARANGAN

Pasal 47
PPKdalam melaksanakan tugasnya dilarang:
a. mengadakan ikatan perjanjian dengan Penyedia
Barang/ Jasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak
cukup tersedia anggaran yang akan mengakibatkan
melebihi batas anggaran yang tersedia untuk kegiatan yang
dibiayai dari APBD;dan
b. menentukan kriteria, persyaratan atau prosedur pengadaan
yang diskriminatif dan/ atau dengan pertimbangan yang
tidak obyektif.

BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 48
(1) KPA pada SKPD merupakan Pejabat yang ditetapkan oleh
Bupati atas usul kepala SKPD.
(2) KPA untuk dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan
ditetapkan oleh PA pada Kementerian/lembaga/lnstitusi
pusat lainnya atas usul Bupati.

Pasal 49
Dalam hal PPK berhalangan sementara sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan, PA/KPA mengambil alih
mandat yang dilaksanakan oleh PPTK.

BABX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 50
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
- 26 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kabupaten Buton.

Ditetapkan di Pasarwajo
pada tanggal .2.6 A~riL 2022
- 26 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kabupaten Buton.

Ditetapkan di Pasarwajo
pada tanggal 26 April 2022

BUPATI BUTON,

Cap/ttd

LABAKRY

Diundangkan di Pasarwajo
pada tanggal A(. Apr,L. 2022

AERAHKABUPATENBUTON,

BERITADAERAHKABUPATENBUTONTAHUN2022 NOMOR.lj8
- 27 -

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BUTON


NO MOR .(I 8 TAHUN 2022
TENTANG PEDOMAN
ADMINISTRASIPELAKSANAAN
DAN PENGENDALIAN
KEGIATAN PEMBANGUNANDI
LINGKUNGAN PEMERINTAH
KABUPATENBUTON

INSTRUMENMONITORINGDAN EVALUASI PELAKSANAAN


KEGIATANPEMBANGUNAN

A. INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI PEKERJAAN PERENCANAAN


TEKNIS

I. SKPD/Satker yang ditinjau


.............................................................................................................
II. Gambaran Paket Pekerjaan yang di tinjau
a. Data Umum
1. Nama Kegiatan/Paket
··································································································
2. Sumber Dana/ Tahun Anggaran

3. Nama KPA

4. Nama PPK/PPTK

5. Nilai Pagu Dana

6. Nilai Kontrak

7. Nomor / Tanggal Kontrak

8. Tanggal SPMK

(Surat Perintah Mulai Kerja)


9. Nilai Adendum (I, II, dst)

10. No./Tgl Adendum (I, II, dst)

11. Lokasi Pekerjaan


- 28 -

12. Konsultan Perencana

··································································································
13. Masa Pelaksanaan

··································································································
14. Tanggal Serah Terima Pekerjaan

··································································································
b. Progres/Kemajuan Pekerjaan pada saat monev ke = kali
Peri ode/ minggu ke .
1. Fisik : Rencana 2. Keuangan : Rencana

.............. o/o .............. %


Realisasi Realisasi
010 010
•••••••••••••• ••••••••••••••

Deviasi Deviasi
010 010
•••••••••••••• ••••••••••••••

III. Catatan Hasil Monev Lapangan antara lain:


1. Kendala dalam Pelaksanaan
······································································································

······································································································
2. Tindaklanjut yang telah dilakukan

······································································································

3. Masukan dan Saran

4. Kesimpulan dan Rekomendasi

Pasarwajo, 20 .

SKPD Tim Monev

( ) ( )
- 29 -

B. INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI PEKERJAAN


INFRASTRUKTUR/KONSTRUKSI

I. SKPD/Satker yang ditinjau


············································································································
II. Gambaran Paket Pekerjaan yang di tinjau
a. Data Umum
1. Nama Paket Kegiatan/Pek
···································································································
2. Sumber Dana/Tahun Anggaran
···································································································
3. Nama KPA
···································································································
4. Nama PPK/PPTK
···································································································
5. Nilai Pagu Dana
···································································································
6. Nilai Kontrak
···································································································
7. Nomor/Tanggal Kontrak
...................................................................................................
8. Tanggal SPMK
...................................................................................................
(Surat Perintah Mulai Kerja)
9. Tanggal SPL (I, II, dst)

10. Nilai Adendum (I, II, dst)

11. No./Tgl Adendum (I, II, dst)

12.LokasiPekerjaan

13. Kontraktor Pelaksana

14. Konsultan Pengawas

15. Masa Pelaksanaan

16. Tanggal PHO

17. Masa FHO


- 30 -

b. Progres/Kemajuan Pekerjaan pada saat monev ke = kali


Periode/minggu ke .
1. Fisik: Rencana 2. Keuangan : Rencana
010 010
•••••••••••••• ••••••••••••••

Realisasi Realisasi
010 010
•••••••••••••• .•••••••••••••

Deviasi Deviasi
.............. 01o ••••••••••••••
010

III. Catatan Hasil Monev Lapangan antara lain:


1. Kendala dalam Pelaksanaan
······································································································
······································································································
2. Tindaklanjut yang telah dilakukan
......................................................................................................
······································································································
3. Masukan dan Saran
······································································································
······································································································
4. Kesimpulan dan Rekomendasi
······································································································
······································································································

Pasarwajo, 20 .

SKPD Tim Monev

( ) ( )
- 31 -

C. INSTRUMEN MONITORING DAN EV ALUASI PEKERJAAN PENGADAAN


BARANG / JASA LAINNYA

I. SKPD /Satker yang ditinjau

············································································································
II. Gambaran Paket Pekerjaan yang di tinjau
a. Data Umum
1. Nama Kegiatan/Paket
···································································································
2. Sumber Dana/Tahun Anggaran
···································································································
3. Nama KPA

···································································································
4. Nama PPK/PPTK
···································································································
5. Nilai Pagu Dana
···································································································
6. Nilai Kontrak
....................................................................................................
7. Nomor/Tanggal Kontrak
···································································································
8. Tanggal SPMK
···································································································
(Surat Perintah Mulai Kerja)
9. Nilai Adendum (I, II, dst)

10. No./Tgl Adendum (I, II, dst)

11.LokasiPekerjaan

12. Pelaksana/ Kon traktor

13. Masa Pelaksana

14. Tanggal Serah Terima Barang


- 32 -

b. Progres / Kemajuan Pekerjaan pada saat monev ke = kali


Periode / minggu ke .
1. Fisik: Rencana 2. Keuangan : Rencana
.............. o/o .............. %
Realisasi Realisasi
.............. % .............. %
Deviasi Deviasi
.............. % .............. %

III. Catatan Hasil Monev Lapangan antara Lain:


1. Kendala dalam Pelaksanaan
······································································································
······································································································
........................................................................................................
2. Tindaklanjut yang telah dilakukan
······································································································
······································································································
······································································································
3. Masukan dan Saran
······································································································
......................................................................................................
······································································································
4. Kesimpulan dan Rekomendasi
......................................................................................................
........................................................................................................
······································································································

Pasarwajo, 20 .

SKPD Tim Monev

( ) ( )
- 33 -

D. PENGUKURAN
REALISASIFISIK KEGIATANPENGADAAN
BARANG/JASA
I. Pekerjaan Konstruksi
No. Taha pan Bobot Akumulasi
1. Persia pan 15o/o
- Perencanaan Jadwal 1,5°/o 1,5%
- Persiapan Surat Menyurat 1,5% 3,0°/o
- RAB/TOR/KAK/ROK/SK 4,5% 7,5°/o
- Proses Pengadaan 7,5% 15,0°/o
80%
(nilai persentase
2. Pelaksanaan pelaksanaan 15% - 95°/o
kegiatan dikalikan
dengan bobot 80%)
3. Penyelesaian Serah Terima 5% 100°/o

II. Pengadaan Barang /Jasa Lainnya


No. Taha pan Bobot Akumulasi
1. Persiapan 15% 15%
- Perencanaan Jadwal 1,5°/o 1,5°/o
- Persiapan Surat Menyurat 1,5°/o 3,0°/o
- RAB/TOR/KAK/ROK/SK 4,5% 7,5%
- Proses Pengadaan 7,5°/o 15,0%
2. Pelaksanaan
- Penyediaan Barang 10°/o 25%
3. Penyelesaian
- Serah Terima 75% 100°/o

Ill. Jasa Konsultasi dan Jasa Lainnya:

No. Taha pan Bobot Akumulasi

1. Persiapan 15% 15°/o

- Perencanaan J adwal 1,5% 1,5°/o

- Persiapan Surat Menyurat 1,5% 3,0%

- RAB/TOR/KAK/ROK/SK 4,5°/o 7,5°/o

- Proses Pengadaan 7,5% 15,0%


- 34 -

2. Pelaksanaan 80%
- Laporan Awai 20°10 35o/o
- Laporan Tengah 20°10 55%
- Draft Akhir 20°10 75%
- Laporan Akhir 20°10 95°/o
3. Penyelesaian
- Serah Terima 5% 100°10

IV. Kegiatan Swakelola :


No. Taha pan Bobot Akumulasi
1. Persia pan 20°10
- Perencanaan J adwal 5% 5°10
- Persiapan Surat Menyurat 5% 10°/o

- RAB/TOR/KAK/ROK/SK 10°/o 20°10

2. Pelaksanaan 70°/o
- Pengadaan Peralatan terkai
20°/o 40°/o
kegiatan ( ATKdan lain- lain)
- Pelaksanaan (Pengumpulan
data, Penyusunan draft, 50°10 90%
Pelaksanaan acara dan lain-lain)
3. Penyelesaian
- Laporan Akhir 10°10 100°/o

-
'
UPATIE l.JTON,

~~ _,,...-
-·-
.· -, ,.- I
F' LJ;AKR

.......... ----- ----

Anda mungkin juga menyukai