Laporan Diseminasi Akhir Igd Ponek Revisi 01-09-23
Laporan Diseminasi Akhir Igd Ponek Revisi 01-09-23
Laporan Diseminasi Akhir Igd Ponek Revisi 01-09-23
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIK MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN PROFESIONAL
(MPKP) DI RUANG IGD PONEK RSUD ABDOEL WAHAB
SJAHRANIE SAMARINDA
Preceptor
Mengetahui,
KPS Pendidikan Profesi Bidan
iii
KATA PENGANTAR
iv
Timur.
9. Bd. Indah Susanti, S. ST selaku Preceptor lahan ruang IGD PONEK RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
10. Karyawan Ruang IGD PONEK RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
yang telah banyak memberikan pengarahan, masukan dan nasehat dalam
penyusunan laporan ini.
11. Teman-teman Kelompok MPKP Ruang IGD PONEK yang telah bekerja
sama dalam penyusunan laporan ini.
12. Semua pihak yang turut membantu terselesainya laporan ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Mudah-mudahan bantuan, bimbingan dan budi baik yang telah diberikan
pada penulis mendapat balasan dengan limpahan berkat dan anugrah dari Allah
SWT. Aamiin.
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................. x
DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan ........................................................................................... 3
C. Manfaat......................................................................................... 4
D. Waktu, Tempat dan Peserta........................................................ 5
E. Rencana Kegiatan........................................................................ 6
BAB II PENGKAJIAN ................................................................................ 7
A. Profil Rumah Sakit ...................................................................... 7
B. Sejarah Rumah Sakit Abdoel Wahab Sjahranie ...................... 7
C. Visi, Misi dan Nilai Rumah Sakit ............................................... 8
D. Pengumpulan Data ...................................................................... 10
1. Sumber Daya Manusia (M1-Man)......................................... 10
2. Keuangan (M2-Money)........................................................... 24
3. Sarana Prasarana (M3-Material) .......................................... 26
4. Metode Asuhan Kebidanan (M4-Method) ............................ 44
5. Pemasaran (M5-Market)......................................................... 71
E. Analisis SWOT............................................................................. 79
1. M1-Man.................................................................................... 81
2. M2-Money ................................................................................ 85
3. M3-Material ............................................................................. 87
4. M4-Method............................................................................... 91
5. M5-Market ............................................................................... 96
6. Diagram Layang ..................................................................... 100
7. Identifikasi Masalah ............................................................... 101
BAB III PERENCANAAN .......................................................................... 104
A. Pengorganisasian ......................................................................... 104
B. Panning Of Action ........................................................................ 105
BAB IV PELAKSANAAN........................................................................... 107
BAB V EVALUASI....................................................................................... 119
BAB VI PENUTUP ...................................................................................... 125
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 127
vi
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR DIAGRAM
x
DAFTAR BAGAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (PMK No.
3 Tahun 2020).
Rumah sakit merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan
menyeluruh baik dari pelayanan medis maupun pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
harus dikelola dengan sebaik-baiknya karena pelayanan keperawatan
utamanya di Instalasi Rawat Inap dapat menjadi indikator mutu pelayanan
Rumah Sakit.Pencapaian mutu pelayanan keperawatan yang optimal
memerlukan manajemen keperawatan yang efektif dan efisien (Nursalam,
2014).
Kualitas pelayanan adalah derajat memberikan pelayanan secara
efisien dan efektif sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan yang
dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien,
memanfaatkan teknologi tepat guna, dan hasil penelitian dalam
pengembangan pelayanan kesehatan atau keperawatan dan kebidanan
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. Pelayanan kesehatan
dimasyarakat merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada pasien
oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan dan kebidanan dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan dan kebidanan (Nursalam,2014).
Berdasarkan Pasal 46 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan bahwa dalam menyelenggarakan praktik kebidanan, Bidan
memberikan pelayanan meliputi pelayanan kesehatan ibu, pelayanan
kesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana, serta pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang,
dan/atau pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu, dan
Bidan dapat
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan studi dan Praktik klinik ini diharapkan
mahasiswa Program Studi Profesi Bidan Poltekkes Kementerian
Kesehatan Kalimantan Timur diharapkan mampu melakukan pengelolaan
unit pelayanan kebidanan sesuai dengan konsep dan langkah manajemen
kebidanan.
4
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pengalaman belajar klinik manajemen
kebidanan, mahasiswa mampu:
a. Melakukan kajian situasi Institusi Pelayanan Kebidanan sebagai
sarana untuk menyusun rencana kebidanan dan Operasional Institusi
Pelayanan.
b. Menyusun perencanaan kegiatan operasional Institusi Pelayanan
berdasarkan hasil kajian Institusi Pelayanan.
c. Mengimplementasikan pengorganisasian pelayanan kebidanan.
d. Melakukan evaluasi program pelaksanaan MPKP.
e. Melakukan rencana tindak lanjut sesuai evaluasi pelaksanaan MPKP.
C. Manfaat
1. Bagi RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan kebidanan dan sarana prasarana di setiap ruangan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai masukan atau refrensi bagi institusi pendidikan dalam hal
manajemen kebidanan.
3. Bagi Ruangan IGD PONEK
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepada bidan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan khususnya pemberian asuhan
kebidanan.
4. Bagi Mahasiswa
Sebagai pembelajaran bagi mahasiswa praktek untuk meningkatkan
pengetahuan dan melaksanakan asuhan kebidanan di ruang rawat inap.
5
E. Rencana Kegiatan
KETERANGAN
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Diseminasi Awal
Persiapan Implementasi
Implementasi
Evaluasi dan Penyusunan Laporan
Diseminasi Akhir dan Penutup
BAB II
PENGKAJIAN
A. Profil Rumah Sakit
Gambar 2.1 Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda
7
8
Adapun misi dari RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda antara lain:
a) Mewujudkan pelayanan paripurna, bermutu, mudah diakses, dan
berorientasi pada budaya keselamatan pasien
b) Mengembangkan layanan unggulan dengan teknologi terkini
c) Terwujudnya Rumah Sakit Pendidikan yang terintegrasi antara
proses pendidikan dan pelayanan
d) Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesional, akuntabel,
dan transparan
e) Tersedianya sumber daya dan lingkungan yang berkualitas serta
berdaya saing.
D. Pengumpulan Data
1. Sumber Daya Manusia (M1-Man)
a. Ketenagaan
1) Kajian Teori
Manusia atau Man adalah unsur manajemen yang pertama,
manusia atau setiap individu memegang peran penting pada suatu
manajemen di setiap bidangnya, baik itu industri maupun ekonomi.
Segala sesuatu yang terkait pada perencaan dan pelaksanaan
produksi sangat bergantung sekali pada manusia atau setiap
individunya. Dalam Man itu sendiri terdapat:
a) Tenaga Keperawatan dan Kebidanan
b) Tenaga Non Kebidanan
c) Tenaga Medis
d) Persentase Kasus terbanyak
e) Kebutuhan Tenaga Bidan
Ketenagaan merupakan faktor penting dalam input
instrumental. Penetapan jumlah tenaga bidan/perawat adalah suatu
proses membuat perencanaan untuk menentukan alokasi SDM di
ruangan agar pelayanan dan proses managerial berjalan efektif dan
11
39,5%
7,9%
39%
PNS
61%
Honor
17
b. Pasien
1) Kajian Teori
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Pasien
18
b) Kewajiban Pasien
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah
Sakit dan Pasien pasal 26. Dalam menerima pelayanan dari
Rumah Sakit,Pasien mempunyai kewajiban :
(1) Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
(2) Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggung
jawab
(3) Menghormati hak pasien lain, pengunjung dan hak
tenaga kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di
Rumah Sakit
(4) Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat
sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya tentang
masalah kesehatannya
(5) Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial
dan jaminan kesehatan yang dimilikinya
(6) Mematuhi rencana terapi yang direkomendaikan oleh
tenaga kesehatan di Rumah Sakit dan disetujui oleh
pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan
penjelasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
2) Kajian Data
Diagram 2.3 Klasifikasi Jumlah Pasien Maternal dan Neonatus
Ruang IGD PONEK RSUDAWS Samarinda
31%
(160)
Maternal
69%
(355) Neonatus
29%
20
45%
(32)
26%
23
41%
(53)
Spontan
59%
(76) SC
43%
(3)
57% Tercapai
(4) Tidak Tercapai
23
15%
(7)
23% BBLR
(19)
49% Asfiksia
(25)
RDS
3) Analisa Data
Berdasarkan diagram 2.3 Klasifikasi Jumlah Pasien Maternal dan
Neonatus di Ruang IGD PONEK Bulan Mei-Juli 2023, total pasien
yang masuk di IGD PONEK dari bulan Mei-Juli 2023 sebanyak 515
pasien, 355 pasien maternal dan 160 pasien Neonatus.
Berdasarkan diagram 2.4 Klasifikasi Diagnosa Pada Maternal
Ruang IGD PONEK RSUD AWS Samarinda, diagnosa terbanyak
adalahKPD sebanyak 45% yaitu 32 kasus KPD
Diagram 2.5 Klasifikasi Jumlah Persalinan Ruang IGD PONEK
RSUD AWS Samarinda selama bulan Mei- Juli 2023 didapatkan data
persalinan Sebanyak 59% (53 pasien) merupakan pasien melahirkan
secara spontan dan sebanyak 42% (76 pasien) merupakan pasien
melahirkan secara Sectio Caesarea.
Diagram 2.6 Klasifikasi SC Emergensi dengan ResponTime
Ruang IGD PONEK RSUD AWS Samarinda selama bulan Mei-Juli
2023 total jumlah pasien yang dilakukan tindakan SC berjumlah 76
pasien, dimana didapatkan 7 SC dengan kasus emergensi. 3 SC sesuai
dengan respon
24
time dan sisanya 4 SC yang tidak tecapai respon timenya. Salah satu
alasan waktu respon time tidak tecapai adalah karena menunggu
persetujuan tindakan dari keluarga pasien. Adapun yang termaksud SC
Emergency yaitu: SC atas indikasi rupture uteri, Fetal Distress (NST
Non Reaktif), tali pusat menumbung, perdarahan antepartum dan gagal
vakum/porcef.
Diagram 2.7 Klasifikasi Diagnosis Noenatus Ruang PONEK
RSUD AWS Samarinda Berdasarkan hasil pengumpulan data di Ruang
IGD PONEK, sejak bulan Mei-Juli 2023 tiga diagnosis terbanyak pada
pasien neonatus adalah BBLR 49%( 25 neonatus), Asfiksia 37% (19
neonatus) dan RDS 14% (7 Neonatus).
2. Keuangan (M2-Money)
Pada proses didalam manajemen uang atau money sangat dibutuhkan
sekali. Dalam merencanakan aktivitas dan pengelolaan RS maka
diperlukan biaya usaha dalam bentuk uang sebagai modal utama.
Pengelolaan uang yang baik akan berpengaruh sekali pada sukses atau
tidaknya manajemen.
a. Kajian Teori
Pembangunan bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang untuk mewujudkan derajat kesehatan
optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana
diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945. Hal ini sejalan dengan
amanat Pasal 28 ayat (1) Perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menegaskan bahwa setiap
orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, dan selanjutnya
Pasal 34 ayat (3) juga menyatakan bahwa negara bertanggung jawab
atas penyediaan fasilitas kesehatan dan fasilitas pelayanan umum
yang layak.
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan
25
b. Kajian Data
Sumber dana dan pengaturan keuangan sesuai dengan APBD.
Sumber dana pembiayaan rumah sakit berasal dari Pemerintah Pusat
dan pendapatan RS dan dikelola sendiri oleh RSUD AWS
menggunakan sistem BLUD dan APBD. Pengelolaan keuangan di
Ruang Kebidanan sepenuhnya diatur secara sentral oleh bidang
keuangan.
Adapun pemasukan yang didapat RS dari pasien yang MRS
di ruang PONEK diantaranya melalui pembiayaan:
1) Umum/swasta
2) BPJS
3) Perusahaan
4) KBS (Komunitas Bantuan Sosial).
KBS (Komunitas Bantuan Sosial) yang bekerjasama dengan
RSUD AWS adalah “kitabisa.com”. Pasien yang berhak
mendapat bantuan yaitu pasien rawat inap, tidak memiliki
keluarga, tidak mampu secara finansial dan terdaftar menggalang
dana yang telah ditetapkan oleh “kitabisa.com” selanjutnya
diverifikasi oleh karu (Kepala Ruangan) dan administrasi RS.
Adapun pengeluaran ruangan seperti:
1) Gaji PNS berasal dari APBD yang diatur sesuai dengan UU yang
berlaku.
26
c. Analisa Data
Dari data di atas, sumber dana dan pengaturan keuangan
sesuai dengan APBD. Sumber dana pembiayaan rumah sakit berasal
dari Pemerintah Pusat dan pendapatan RS yang dikelola sendiri oleh
RSUD AWS menggunakan sistem BLUD dan APBD. Pengelolaan
keuangan di ruang IGD PONEK sepenuhnya diatur secara
keseluruhan oleh bidang keuangan. Kemudian dana ini akan
digunakan untuk menunjang operasional rumah sakit, peningkatan
kualitas sumber daya manusia dengan pelatihan dan pendidikan,
pengadaan sarana prasarana, peningkatan pelayanan dan mutu
layanan RS.
d) Ruang Neonatal
(1) Unit Perawatan Neonatal Normal
(2) Unit Perawatan Neonatal dengan Risiko Tinggi Level II
(3) Unit Perawatan Neonatal dengan Risiko Tinggi Level IIII
e) Area Laktasi
f) Area Pencucian Inkubator
g) Ruang Operasi
h) Ruang Penunjang harus disediakan
3) Kriteria Peralatan dan Perlengkapan Umum
4) Kriteria Peralatan dan Perlengkapan Khusus
5) Jenis Peralatan Maternal dan Neonatal
Peralatan Maternal
a) Peralatan Maternal Essensial
Tabel 2.6 Daftar Jenis Peralatan Maternal Esensial
No Jenis Peralatan Jumlah
1 Kotak Resusitasi:
- Balon yang dapat mengembang sendiri berfungsi baik 1
- Bilah Laringoskop berfungsi baik 1
- Bola lampu laringoskop berukuran dewasa 1
- Baterai AA (cadangan) untuk bilah laringoskop 1
- Bola lampu laringoskop cadangan 1
- Selang reservoir oksigen 1
- Pipa Endotrakeal 1
- Plester 1
- Gunting 1
- Kateter Penghisap 1
- Pipa minuman 1
- Alat suntik 1,21/2,3 ,5, 10, 20 cc 1
- Ampul epinefrin/ Adrenalin 1
- NaCl 0,9%/ Larutan Ringer Asetat / RL 1
- MgSO4 20% dan atau 40% 1
- Sodium Bikarbonat 8,4 % 1
- Kateter Vena 1
- Infus Set 1
2 Incubator 1
3 Penghangat (Radiant Warmer) 1
31
4 Ekstaktor Vakum 1
5 Forceps Naegele 1
6 AVM 1
7 Pompa Vacum Listrik 1
8 Monitor Denyut Jantung/ Pernafasan 1
9 Fetal Doppler 1
10 Set Sectio Caesarea 1
Peralatan Neonatal
a) Peralatan Neonatal Normal
1) Peralatan resusitasi neonatus (pemanas, balon resusitasi,
balon resusitasi yang dilengkapi dengan alat untuk
memberikan PEEP, selang oksigen/connector, masker, T-
Piece resusitator, pipa ET, penghisap).
2) Laringoskop neonatus dengan 3 bilah lurus (ukuran 1;0;00)
b) Peralatan Neonatal Risiko Tinggi
Tabel 2.7 Daftar Jenis Peralatan Neonatal Risiko Tinggi
No Jenis Peralatan Jumlah
Minimal
1 Inkubator Infant 5
2 Infant Warmer 2
3 Incubator Transport 1
4 Baby coat 2
5 Ventilator 1
6 Ventilator Transport 1
7 Monitor yang dilengkapi dengan EKG, saturasi oksigen dan Tensi 2
8 Infus Pump 5
33
9 Syinge Pump 15
10 Complete set Nasal CPAP (dengan medical air compressor and 2
reusable tubing
11 T-piece Resusitator 1
12 Blood Gas Analyzer 1
13 Penghangat Darah 1
14 Compressor Clinic Air 1
15 Mobile X-ray 1
16 USG dan ECHO Cardigraph 1
17 Kulkas Farmasi 1
18 Timbangan Bayi Digital 1
19 Suction Pump (Mobile) 1
20 Phototherapy : Konvensional 2
21 Phototherapy Intensif 2
22 Pulse Oxymetri Hand held (Mobile) 3
23 Laminair air flow 2
24 Oxygen concentrator 1
25 Lampu Baca Rontgen 1
26 Life air-heater/ Blower 1
27 Breast Pump 1
28 Hearing Screening OAE 1
29 Glukometer 1
30 Neonate Resuscitation and Emergency Set 3
31 Laringoscope 2
b. Kajian Data
1) Gambaran Umum Ruangan
Lokasi proses penerapan praktik Manajemen Pelayanan
Kebidanan Profesional (MPKP) mahasiswa Program Profesi Bidan
Poltekkes Kemenkes Kaltim, mendapatkan tempat di ruang IGD
PONEK Rumah Sakit Umum Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda.
Ruangan ini terletak di Gedung IGD lantai 2 Rumah Sakit Umum
Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda. IGD PONEK melayani
kesehatan Maternal Fisiologis, Kesehatan Neonatal Fisiologis,
Kesehatan Maternal Risiko Tinggi, Kesehatan Neonatal Risiko
Tinggi, Perawatan Khusus/High Care Unit dan Transfusi Darah,
pelayanan Ginekologi.
34
2) Denah Ruangan
Gambar 2.2 Denah Ruang IGD PONEK
2 0 Berfungsi baik
Termometer Digital 2 2
Oxymetri 5 5 0 5 Berfungsi Baik
ACCU Check 2 2 0 2 Berfungsi Baik
Syring pump 1 1 0 1 Berfungsi Baik
Infus pump 4 4 0 4 Berfungsi Baik
Doppler 2 2 0 2 Berfungsi Baik
Suction 2 2 0 2 Berfungsi Baik
Refleks hammer 1 1 0 1 Berfungsi Baik
USG 1 1 0 1 Hasil kurang jelas
NST 2 2 0 1 Berfungsi Baik
Ambu Bag Dewasa 1 1 0 1 Berfungsi Baik
Partus set 10 10 0 10 Kondisi Baik
Heacting set 6 6 0 6 Berfungsi Baik
Tensi Meter Digital 2 2 0 2 Berfungsi Baik
Timbangan BB + TB 1 1 0 1 Berfungsi baik
36
Tabel 2.9 Daftar Inventaris Alat Rumah Tangga di Ruang IGD PONEK
RSUD AbdoelWahab Sjahranie Samarinda Tahun 2023
KONDISI Hasil
NAMA ALAT JUMLAH Baik Rusak Observasi Ket.
Troli kain kotor 1 1 0 1 Kondisi Baik
Troli kain bersih 1 1 0 1 Kondisi Baik
AC 11 11 0 11 Berfungsi baik
Komputer 2 2 0 2 Berfungsi Baik
Printer 1 0 0 1 Berfungsi Baik
Tempat tidur pasien 7 7 0 7 Berfungsi Baik
Lemari pasien 7 7 0 7 Berfungsi Baik
Bed partus 3 3 0 3 Berfungsi Baik
Kursi Plastik 16 16 0 16 Berfungsi baik
Kursi Tunggu 2 2 0 2 Kondisi Baik
37
Tabel 2.10 Daftar Obat dalam Trolly Emergency di Ruang IGD PONEK
RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2023
Kondisi Obat Hasil
Nama Obat Jumlah Baik Rusak Observa Expire Date
Aminofilin Injeksi 2 ampul 2 0 2 September 2024
Amiodaron Injeksi 3 ampul 3 0 3 Oktober 2023
Aqua Pro Injeksi 3 botol 3 0 3 April 2024
Atropin Sulfat Injeksi 15 ampul 15 0 15 Desember 2024
Kalsium Glukonas Injeksi 2 ampul 2 0 2 Mei 2025
Deksametason Injeksi 10 ampul 10 0 10 September 2024
Diazepam Injeksi 2 ampul 2 0 2 April 2024
Defenhidramin Injeksi 5 ampul 5 0 5 Oktober 2025
Furosemid Injeksi 5 ampul 5 0 5 Juni 2024
Metilergometrin Injeksi 2 ampul 2 0 2 Mei 2024
MiSPOrostol Tablet 5 tablet 5 0 5 September 2024
HIGH ALERT
Dekstrose 40% 5 botol 5 0 5 Mei 2024
Digoksin Injeksi 2 ampul 2 0 2 Mei 2024
Dobutamin Injeksi 2 ampul 2 0 2 Juli 2024
Dopamin Injeksi 2 ampul 2 0 2 April 2024
Epinefrin 15 ampul 15 0 15 September 2024
Lidokain 5 ampul 5 0 5 September 2025
Magnesium Sulfat 2 botol 2 0 2 Juni 2024
Midazolam 2 ampul 2 0 2 Januari 2025
Norepinefrin 2 ampul 2 0 2 Mei 2025
38
Tabel 2.13 Daftar Obat dan Perlengkapan dalam KIT Resusitasi Bayi di
Ruang PONEK RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2023
Kondisi Obat Hasil
Nama Obat Jumlah Baik Rusak Expire Date
Observasi
D10% 500 ml 1 botol 1 0 1 Juli 2024
D5% 500 ml 1 botol 1 0 1 Juli 2024
NaCl 0,9% 100 ml 2 botol 2 0 2 Juni 2024
Vitamin K1 Injeksi 1 ampul 1 0 1 September 2024
Aquades 25 ml 1 botol 1 0 1 Agustus 2024
Epinefrin Injeksi 1 ampul 1 0 1 April 2025
Fenobarbital Injeksi 1 ampul 1 0 1 Juni 2025
Kondisi BMHP Hasil
Nama BMHP Jumlah Expire Date
Baik Rusak Observasi
Infuset Makro 1 buah 1 0 1 November 2027
Intravaneous Catheter no.24 3 buah 3 0 3 Februari 2027
Intravaneous Catheter no.26 2 buah 2 0 2 Juni 2027
Spalak Infus 15 cm 2 buah 2 0 2
Feeding Tube no. 3,5 1 buah 1 0 1 Februari 2025
Feeding Tube no. 5 1 buah 1 0 1 April 2027
Feeding Tube no. 6 1 buah 1 0 1 Februari 2027
Feeding Tube no. 8 1 buah 1 0 1 Juni 2026
Feding Tube no. 10 1 buah 1 0 1 Agustus 2025
Endotracheal Tube no. 2 1 buah 1 0 1 Agustus 2026
Endotracheal Tube no. 2,5 1 buah 1 0 1 Agustus 2026
Endotracheal Tube no. 3 1 buah 1 0 1 Februari 2026
Kondisi Obat Hasil
Nama Obat Jumlah Observasi Expire Date
Baik Rusak
Endotracheal Tube no. 3,5 1 buah 1 0 1 Agustus 2026
Suction Cathether no. 6 1 buah 1 0 1 Juli 2026
Mucus Extractor 2 buah 2 0 2 Mei 2027
40
Tabel 2.12 Daftar Perlengkapan Partus KIT di Ruang IGD PONEK RSUD
Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2023
Kondisi Obat Hasil
Nama Obat Jumlah Baik Rusak Observasi Expire Date
Lidokain 2 ampul 2 0 2 Oktober 2026
Oksitosin 12 ampul 12 0 12 Maret 2025
Ringer laktat 1 botol 1 0 1 Juni 2027
Kondisi BMHP Hasil
Nama BMHP Jumlah Baik Rusak Observasi Expire Date
Apron Plastik Lengan 2 buah 2 0 2
Benang Vicril no. 2.0 1 buah 1 0 1 September 2027
Blood Set 1 buah 1 0 1 September 2027
Disposable Spuit 3cc 3 buah 3 0 3 Maret 2027
Disposable Spuit 5cc 2 buah 2 0 2 Maret 2027
Dower Kateter no 16 1 buah 1 0 1 Agustus 2027
Handscoon Steril no. 7 2 buah 2 0 2 November 2026
Handscoon Steril no. 7,5 2 buah 2 0 2 April 2026
Handscoon Steril Panjang 1 buah 1 0 1 Juni 2025
Intravenous Catheter no. 1 buah 1 0 1 Juni 2025
Intravenous Catheter no. 1 buah 1 0 1 Desember 2026
Kasa Steril Isi 10 2 buah 2 0 2 Juni 2026
Underpad 3 buah 3 0 3
Sumber : Data Primer 2023
41
Kelebihan:
2) Kajian Data
Model asuhan kebidanan yang digunakan di ruangan IGD
PONEK RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda adalah model
pelayanan kebidanan tim IPC.
46
b. Sistem Pedokumentasian
1) Kajian Teori
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan
manajemen asuhan kebidanan professional. Bidan professional
diharapkan dapat menghadapi tuntutan tanggung jawab dan
tanggung gugat terhadap segala tindakan yang dilaksanakan.
Kesadaran masyarakat terhadap hukum semakin meningkat
sehingga dokumentasi yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan.
Asuhan yang diberikan oleh bidan harus dicatat secara
benar, singkat, jelas, logis dan sistematis sesuai dengan metode
pendokumentasian. Dokumentasi sangat penting artinya baik bagi
pemberi asuhan maupun penerima pelayanan asuhan kebidanan,
dan dapat digunakan sebagai data otentik bahwa asuhan telah
dilaksanakan.
Untuk melaksanakan asuhan tersebut digunakan metode dan
pendekatan yang disebut manajemen kebidanan. Metode dan
pendekatan digunakan untuk mendalami permasalahan yang
dialami oleh klien, dan kemudian merumuskan permasalahan
tersebut serta akhirnya mengambil langkah pemecahannya.
Manajemen kebidanan membantu proses berfikir bidan dalam
melaksanakan asuhan dan pelayanan kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Helen
Varney, 2019).
Langkah-langkah dalam pelayanan kebidanan meliputi :
a) Langkah I: Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini kita harus mengumpulkan semua informasi
yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
48
3) Analisa/ Interpretsi:
Pendokumentasian merupakan bukti otentik dalam
pelaksanaan penerapan manajemen asuhan kebidanan.
Pendokumentasian di ruang IGD Ponek sudah memenuhi standar
dokumentasi sesuai dengan 7 langkah Varney. Dimulai dari lembar
asessmen yang mencakup interpretasi data, perencanaan asuhan
implementasi serta evaluasi tercatat secara sistematis. Hingga pada
lembar catatan perkembangan pasien terintegrasi dimana seluruh
PPA yang memberikan asuhan pada pasien wajib
mendokumentasikan asuhannya pada formulIr tersebut. Sehingga
kondisi pasien serta perkembangannya terpantau oleh seluruh PPA
dan semua asuhan dapat diketahui oleh DPJP dengan cara
memberikan paraf setiap harinya.
54
2) Kajian Data
Pasien datang yang telah di skrining di Triase IGD akan
diarahkan ke ruang IGD PONEK. Petugas menyerahkan surat
pengantar yang berasal dari IGD lantai 1 maupun rujukan. Setelah
pasien diantar di ruangan PONEK Bidan/Perawat memperkenalkan
diri kepada pasien dan keluarga. Bidan meminta pasien untuk
menyebutkan nama dan tanggal lahir dan mengecek kesesuaian pada
gelang identitas. Dilanjutkan dengan pengkajian sesuai format, yaitu
melakukan anamnesa pasien, lalu melakukan pemeriksaan TTV dan
pemeriksaan fisik, dan melakukan KIE serta inform consent
tindakan. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan,
bidan akan memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
tentang tata tertib rumah sakit. Setelah itu, bidan menghubungi
dokter jaga di IGD lantai 1. Bidan mengambil form blanko tindakan
medis dan meyusun rekam medis pasien serta memilah rekam medis.
Untuk Berikut adalah alur penerimaan pasien baru.
55
2) Kajian Data
Timbang terima pasien di Ruang IGD PONEK telah
dilakukan sesuai SPO yang ada di rumah sakit. Timbang terima
pasien dilakukan pada setiap pergantian shift. Timbang terima
diawali dengan pre-conference yang dihadiri oleh kepala
ruangan, koordinator ruangan, ketua tim dan seluruh bidan dan
perawat yang bertugas. Cara timbang terima dimulai dengan
pembukaan oleh kepala ruangan atau ketua tim yang kemudian
dilanjutkan dengan bedside handover di depan pasien dan
menjelaskan perencanaan perawatan selanjutnya dengan
membawa buku timbang terima. Ketua tim membagi bidan sesuai
dengan jumlah tempat tidur. Selanjutnya adalah melakukan tanda
tangan di status pasien dengan menggunakan stempel timbang
terima.
3) Analisa/Interpretasi
Handover/timbang terima merupakan kegiatan serah terima
pasien antar shift. Berdasarkan observasi, handover yang dilakukan
di ruang IGD PONEK menggunakan bedside handover. Sesuai
dengan SPO Timbang Terima atau Handover dengan no dokumen:
009/05/01XI/2022.
f. Pemulangan Pasien
1) Kajian Teori
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan proses pemulangan
pasien dari rumah sakit berdasarkan kondisi kesehatan pasien dan
kebutuhan kesinambungan asuhan atau tindakan. Merujuk atau
mengirim pasien ke fasilitas pelayanan Kesehatan, maupun
perorangan di luar rumah sakit didasarkan atas kondisi kesehatan
pasien dan kebutuhannya untuk memperoleh kesinambungan asuhan
(Endradita, 2022).
Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) dan profesional
pemberi asuhan (PPA) lainnya yang bertanggung jawab atas asuhan
pasien berkordinasi menentukan kesiapan pasien untuk pulang dari
rumah sakit berdasarkan kriteria atau indikasi rujukan yang
ditetapkan rumah sakit. Rujukan ke dokter spesialis, rehabilitasi fisik
atau kebutuhan upaya preventif di rumah dikoordinasikan dengan
keluarga pasien. Diperlukan proses yang terorganisir untuk
memastikan bahwa kesinambungan asuhan dikelola oleh tenaga
kesehatan atau oleh sebuah fasilitas pelayanan kesehatan di luar
rumah sakit (Endradita, 2022).
2) Kajian Data
Kriteria pasien yang dipulangkan dari ruangan IGD PONEK
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda yaitu semua pasien yang
di rawat di ruang IGD PONEK yang telah dinyatakan boleh pulang
oleh DPJP.
Untuk kriteria keadaan pasien yang dapat keluar dari remah
sakit terdiri dari: dinyatakan Sembuh, membutuhkan perbaikan dan
tindak lanjut, meninggal sebelum 48 jam, meninggal sesudah 48
jam, dan lain-lain. Sedangkan untuk cara keluar pasien juga terdiri
dari: atas persetujuan, pulang paksa, pindah rumah sakit, meninggal
dan lain- lain.
62
Meninggal
Administrasi
Kamar Jenazah
3) Analisa/Interpretasi
Pelayanan pasien pulang di IGD PONEK mengacu pada
SPO Pelayanan Pasien yang diperbolehkan pulang dengan no
dokumen : 017/07/03/X/2022. Pasien yang telah mendapatkan
pelayanan sesuai prosedur dan diputuskan boleh pulang oleh
dokter. Dokter memberi instruksi pengobatan, menjelaskan tentang
penyakit pasien, memberi nasehat perawatan di rumah dan
membuat surat kontrol. Bidan
63
g. Refleksi Kasus
1) Kajian Teori
Refleksi diskusi kasus merupakan suatu metode pembelajaran
dalam merefleksikan pengalaman perawat dan bidan yang aktual
dan menarik dalam memberikan dan mengelola asuhan
keperawatan dan kebidanan di lapangan melalui suatu diskusi
kelompok yang mengacu pada pemahaman standar yang ditetapkan
( Depkes/WHO/PMPK-UGM, 2003). Refleksi kasus merupakan
kegiatan merefleksikan kasus yang sudah terjadi, atau proses
refleksi pengetahuan yang dimiliki yang bertujuan dalam upaya
perbaikan.
Diskusi refleksi kasus (DRK) mempunyai tujuan
meminimalkan kesenjangan antara ilmu pengetahuan dan praktik
keperawatan, pengembangan pembelajaran keperawatan
berkelanjutan dan meningkatkan kompetensi perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan, Amir et.al., (2019). Penerapan
diskusi refleksi kasus dapat membantu dalam peningkatan
kemampuan seorang perawat dalam melakukan perencanaan yang
baik dan efektif dalam meningkatkan mutu keperawatan
(Resiyanthi et al, 2021).
2) Kajian Kasus
Berdasarkan data subjektif di ruang IGD PONEK RSUD A.
Wahab Sjahranie Samarinda, beberapa pegawai masih belum
familier dengan istilah DRK. Namun untuk pelaksanaan DRK
sudah
64
3) Analisa/Interpretasi
h. Ronde Kebidanan
1) Kajian Teori
Ronde kebidanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah asuhan kebidanan pada pasien yang
dilaksanakan oleh bidan disamping melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan kebidanan. Ronde
merupakan cara pembelajaran klinik yang menerapkan
pengetahuan teoritis dalam praktik kebidanan secara langsung
(Yuniarti, 2020). Ronde kebidanan perlu melibatkan tenaga
professional lain: Dokter, ahli gizi, fisioterapi, dan lain-lain.
65
3) Analisa/ Interpretasi :
i. Sentralisasi Obat
1) Kajian Teori
Sentralisasi obat merupakan pengelolaan obat kontrol penuh
(sentralisasi) dimana seluruh obat yang akan diberikan pada klien
diserahkan sepenuhnya pada perawat dan selanjutnya pengeluaran
dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat
(Nursalam, 2014). Pengelolaan pada pasien kebidanan dilakukan
oleh bidan.
Tujuan Sentralisasi Obat:
a. Mengelolah obat pasien: pemberian obat secara tepat dan benar
sesuai dengan Prinsip 7B mendokumentasikan hasil
pengelolahan.
b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Bidan pelaksana
dalam penerapan Prinsip 7B
c. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan
Kebidanan yang diberikan.
d. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap
Bidan dalam pengelolahan sentralisasi obat.
e. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi
2) Kajian Data
Di ruang Ponek terdapat sentralisasi obat dan terdapat
penanggung jawab khusus untuk pengelolaan obat atau sentralisasi.
Alur pendistribusian obat di ruang Ponek adalah dokter visite
kemudian menuliskan advice pada rekam medis pasien dan
menuliskan resep obat pada lembar resep. Lembar resep rawat inap
terdiri dari 2 warna, yaitu warna pink dan warna kuning. Lembar
resep pink di gunakan oleh dr. Jaga untuk menuliskan resep cito
yang di berikan oleh DPJP melalui telepon, sedangkan lembar
kuning
69
3) Analisa/Interpretasi
Berdasarkan hasil observasi di ruangan, sentralisasi obat
dilaksanakan di ruang IGD PONEK. Obat pasien yang telah
diresepkan oleh dokter jaga IGD akan diambil oleh bidan/perawat
jaga ke Depo Farmasi. Kemudian obat akan di letakkan kedalam
lemari obat yang telah tersedia di ruang obat dan sesuai identitas
pasien. Obat diberikan kepada pasien sesuai dengan advis dokter dan
sesuai dengan jadwal pemberian obat. Pemberian obat menggunakan
prinsip 7 Benar.
71
5. Pemasaran (M5-Market)
a. Sistem Pemasaran
1) Kajian Teori
Menurut Philip Kotler dan Amstrong, Pemasaran adalah
sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu
dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai
dengan orang lain (Yulianti, 2019).
Dengan perkembangan rumah sakit yang ada, pemasaran
rumah sakit menjadi semakin kompetitif, dinamika kompetisi dalam
memperebutkan peluang pasar menjadi ketat dan semakin terasa.
Kebijakan bahwa semua rumah sakit baik milik pemerintah maupun
milik swasta bisa melayani peserta BPJS, mengakibatkan RS
Pemerintah pun harus berbenah menghadapi persaingan tersebut.
Hal ini mengakibatkan perubahan pergeseran bertahap dari
penjualan ke pemasaran, pelayanan yang berorientasi pelanggan
menjadi tuntutan rumah sakit saat ini, Untuk tetap bertahan, Rumah
Sakit harus dikelola secara efektif dan efisien dengan tetap
menghasilkan layanan yang bermutu dan mampu memberikan
kepuasan penuh kepada seluruh konsumennya.
Untuk menarik minat konsumen, rumah sakit harus memiliki
dan melaksanakan program-program pemasaran yang efektif,
(Heningnuraini, 2019)
2) Kajian Data
RSUD Abdoel Wahab Sjahranie terletak di tengah kota
dengan akses yang mudah untuk menjangkaunya dengan adanya
transportasi yang memadai. Ruang IGD PONEK sendiri terletak
didekat gerbang utama RSUD Abdoel Wahab Sjahranie.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 21-23
Agustus 2023 di Ruang IGD PONEK RSUD A W Sjahranie
Samarinda, didapatkan bahwa sistem pemasaran layanan masih
72
dilakukan oleh petugas rumah sakit dalam jangka waktu > 60 menit
(sejak diputuskan kebutuhan transfusi darah sampai darah tersedia).
Waktu tanggap pelayanan darah sesuai standart adalah waktu yang
dibutuhkan pasien untuk mendapatkan pelayanan transfusi darah
sejak diputuskan kebutuhan transfusi darah sampai darah tersedia
yaitu ≤ 60 menit. Dimana kebutuhan transfusi darah tersebut sangat
berpengaruh terhadap kodisi kegawatdaruratan pasien dan jika tidak
segera dipenuhi dapat mengancam nyawa. Tinggi nya angka
kematian ibu yang di sebabkan oleh perdarahan mengindikasikan
masih perlunya dilakukan peningkatan mutu pelayanan darah. Untuk
itu diperlukan indikator untuk memantau kecepatan proses
pelayanan penyediaan darah. Berdasarkan hasil pengkajian yang ada
selama tanggal 21-23 Agustus 2023 tidak ada keterlambatan
penyediaan darah pada pasien obstetri (>60 menit).
5) Pelaksanaan IMD
Pelaksanaan IMD adalah proses membiarkan bayi dengan
nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam 1 jam pertama setelah
lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit
ibunya, bayi diletakkan di dada ibu yang dilakukan oleh
bidan/perawat. Bayi dibiarkan minimal 1 jam sampai bayi menyusu
sendiri. Pelaksanaan IMD dilakukan pada ibu bersalin normal dan
SC kondisi ibu sadar penuh serta bayi bugar. Tujuan indikator ini
adalah mengukur kepatuhan pemberi layanan dalam menerapkan
IMD sebagai dasar untuk mengevaluasi, memperbaiki, dan
meningkatkan kepatuhan agar dapat memenuhi hak ibu dan bayi.
Berdasarkan hasil pengkajian yang ada selama tanggal 21-23
Agustus 2023, penilaian kepatuhan tentang IMD pada bayi baru lahir
di PONEK mencapai target 100% dari Bulan Januari hingga Juli
2023.
IGD RSUD AW Sjahranie memiliki indikator kepuasan pasien
yang sudah sesuai standar yaitu ≥ 76,61 %, namun berdasarkan hasil
analisis masih terdapat pasien yang menyatakan kurang puas terkait
pelayanan terutama terkait sarana dan prasarana untuk pasien dan
76
E. Analisis SWOT
Analisis SWOT menurut Rangkuti (2009) adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan, dimana setiap
perusahaan harus bisa memaksimalkan setiap kekuatan (strength) dan peluang
(oppourtunities) dan bisa meminimalkan kelemahan (weakness) serta
ancaman (threats)
Langkah-langkah dalam menganalisis SWOT adalah :
a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang dihadapai oleh suatu instansi / perusahaan;
b. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman yang dihadapi oleh suatu instansi / perusahaan untuk
meningkatkan mutu;
c. Memberikan bobot masing-masing faktor berdasarkan tingkat
kepentingannya mulai dari 3,0 (sangat penting) sampai dengan 1,0 (tidak
penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan memberi dampak terhadap
faktor strategis;
80
STRENGTH WEAKNESS
OPPORTUNITY THREAT
RS memberikan kesempatan mengikuti Terbatasnya jumlah bidan yang
pelatihan
melanjutkan pendidikan tiap tahunnya
RS memberikan kesempatan Masyarakat makin sadar hukum
untuk melanjutkan pendidikan
Ruangan adalah tempat mahasiswa praktik
Akreditasi Paripurna (LARS DHP) Tipe A
82
Rumah Sakit
A 2 3 2 2 3 10 0,17
memberikan kesempatan
memberikan
Rumah Sakit memberikan
B 2 3 2 3 3 13 0,22
kesempatan untuk melanjutkan
Ruangan adalah
C 1 1 2 3 2 9 0,15
tempat mahasiswa
praktik
Akreditasi Paripurna 2
D 2 2 3 3 10 0,17
(LARS DHP) Tipe
A
Terbatasnya jumlah bidan yang 2
E 2 2 2 2 10 0,17
melanjutkan pendidikan tiap
Masyarakat makin sadar hukum F 2 1 2 1 1 7 0,12
Total Baris 9 8 12 9 12 10 59 1
THREAT
Terbatasnya jumlah bidan yang
0,17
melanjutkan pendidikan tiap tahunnya 2 0.34
2. M2-Money
Tabel 2.21 SWOT M2-Money
IFAS
STRENGTH WEAKNESS
Sumber dana RSUD AWS dari APBD Anggaran rencana kerja terbatas
dan pembayaran pasien
Pengelolaan keuangan di
kelola RSUD AWS PPK-
BLUD
RSUD AWS bekerjasama dengan BPJS
EFAS
OPPORTUNITY THREAT
Kerjasama BPJS dan perusahaaan Meningkatnya jumlah RS Swasta
Layanan unggulan RS Alur rujukan dari BPJS
Tingginya cakupan dan luasnya
jangkauan RS
Citra positif RSUD AWS sebagai RS
Rujukan
Tersedianya jaminan untuk masyarakat
85
STRENGTH
Sumber dana RS dari APBD dan
0,28 4 1,12
pembayaran pasien
Pengelolaan keuangan di kelola RS
0,2 3 0,6
AWS PPK-BLUD
RSUD AWS bekerjasama dengan BPJS 0,24 4 0,96
TOTAL SKOR 2,68
WEAKNESS
Anggaran rencana kerja terbatas 0,28 2 0,56
TOTAL SKOR 1 0,56
TOTAL IFAS (S-W) = (2,68-0,56) 2,12
Tersedianya jaminan
asuransi bagi masyarakatmiskin 0,14 4 0,56
TOTAL SKOR 2.56
THREAT
Meningkatnya jumlah RS
0,16 2 0,32
Pesaing
alur rujukan berjenjang
0,14 2 0,28
dari BPJS
TOTAL SKOR 1 0.6
TOTAL EFAS (O-T) = (2,56-0,6) 1.96
3. M3 (Material)
EFAS
OPPORTUNITY THREAT
Adanya unit pengadaan dan unit pemeliharaan Adanya tuntutan yang tinggi darimasyarakat
sarana dan prasarana untuk melengkapi sarana dan prasarana
Adanyanya seminar/workshop tentang alat- alat
kesehatan yang digunakan
Penilaian masyarakat terhadap kelengkapan
sarana dan prasarana
88
Tersedianya penunjang
1 2 1 3 3 2 12 0,14
untuk administrasi D
Total 9 12 8 14 14 15 14 86 1
BOBOT X
IFAS BOBOT RATING
RATING
STRENGTH
WEAKNES
Waktu tunggu untuk perbaikan alat dan pengadaan lama 0,10 3 0,31
0,52
TOTAL IFAS (S-W) = (2,88-0,52) 2,36
Total 6 7 6 8 27 1
90
OPPORTUNITY
Adanya unit pengadaan dan unit pemeliharaan
0,33
sarana dan prasarana 4 1,33
Adanyanya seminar/workshop tentang alat- alat
0,19
kesehatan yang digunakan 3 0,56
Penilaian masyarakat terhadap kelengkapan
0,33
sarana dan prasarana 3 1,00
TOTAL SKOR 2,89
THREAT
4. M4 (Method)
EFAS
OPPORTUNITY THREAT
Adanya kebijakan pemerintah mengenai Masyarakat yang semakin kritis dan
peningkatan profesionalisme bidan meningkatnya tuntutan terhadap
Kerja sama antara institusi pendidikan dan pelayanan kebidanan yang profesional
RS sebagai wahana praktik mahasiswa Pelatihan klinis banyak diselenggarakan
kebidanan, keperawatan, dan kedokteran di oleh pihak luar bukan dari pihak Rumah
ruang PONEK Sakit
Pegawai nakes diwajibkan mengikuti
pelatihan PMKP (Sistem Keselamatan Pasien)
Rumah Sakit memiliki SDM yang dapat
mendukung penyelenggaraan pelatihan klinis
di Rumah Sakit
92
BOBOT X
BOBOT RATING
IFAS RATING
STRENGTH
WEAKNES
OPPORTUNITY
THREAT
5. M5 (Market)
EFAS
OPPORTUNITY THREAT
Rumah Sakit A.Wahab Sjahranie Peningkatan tuntutan masyarakat
terakreditasi Paripurna terhadap pelayanan Kesehatan yang
RS AWS sebagai RS Rujukan Nasional optimal
97
Total Baris 6 5 8 10 12 41 1
Total Baris 3 3 5 11 1
6. Diagram Layang
Hasil dari IFAS dan EFAS kemudian dimasukkan dalam diagram layang
untuk mengetahui masalah dan strategi perencanaan berdasarkan letak
kuadran.
a. Kuadran I (positif, positif): Posisi ini menandakan sebuah “usaha”
atau organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah “progresif”, artinya usaha atau organisasi dalam
kondisi prima dan mantap sehingga sangat mungkin untuk terus
melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan
secara maksimal.
b. Kuadran II (positif, negatif): Posisi ini menandakan sebuah organisasi
yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya
organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah
tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan
mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada
strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera
memperbanyak ragam strategi taktisnya.
c. Kuadran III (negatif, positif): Posisi ini menandakan sebuah organisasi
yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk
mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama
dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada
sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
d. Kuadran IV (negatif, negatif): Posisi ini menandakan sebuah
organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi
internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya
organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan,
mengendalikan
101
7. Identifikasi Masalah
a. Identifikasi Masalah
Setelah dilakukan analisi situasi dengan menggunakan pendekatan
SWOT, maka kelompok merumuskan masalah sebagai berikut :
1) Kurangnya tenaga bidan yang belum mengikuti pelatihan
kegawatdaruratan di ruang IGD PONEK
2) Waktu tunggu untuk perbaikan dan pengadaan alat lama
102
b. Prioritas Masalah
Menetapkan prioritas masalah perlu dilakukan karena tidak semua
masalah mampu diselesaikan dalam suatu organisasi. Banyak metode
yang dapat digunakan, salah satunya adalah metode CARL. Metode
CARL merupakan suatu metode yang digunakan untuk menentukan
prioritas dari beberpa masalah jika data yang tersedia dari masalah-
masalah tersebut adalah data kualitatif. (Madolan, 2018).
CARL adalah singkatan dari beberapa kriteria yang digunakan
dalam menentukan prioritas masalah yang terdiri dari:
1)Tulis atau daftarlah masalah yang didapat dari kegiatan analisis situasi.
TOTAL
NO DAFTAR MASALAH C A R L NILAI PRIORITAS
(CxAxRxL)
Kurangnya tenaga bidan yang belum
1 mengikuti pelatihan kegawatdaruratan di 5 5 5 9 1125 VI
pelayanan Ponek
Waktu tunggu untuk perbaikan dan
2 pengadaan alat lama 5 5 7 9 1575 V
Media edukasi (cetak dan elektronik) sudah
tersedia, namun belum maksimal diakses
3 8 8 8 8 4096 I
oleh pasien dan keluarga karena posisi
peletakan media edukasi tidak strategis
DRK dilakukan untuk membahas kasus
maternal dan neonatal yang sering terjadi
4 8 8 8 7 3584 II
maupun untuk kasus-kasus langka namun
belum terjadwal secara terstruktur
A. Pengorganisasian
Ketua
Nurul Fathonah
Wakil Ketua
Resti Refiani Anwar
Sekretaris I Bendahara
Yeni Maria Rosalina S Sri Endah Pertiwi
Sekretaris II
Fifin Naima
Tim
Evita Aulianisa
Retno Aprilia Sandra
Endra Kumanantu
Norlinah
Naomi
104
105
KARU dan
Bidan/Perawat
Menyiapkan anggota
Adanya SPO untuk Pelaksanaan DRK di Ruang Kamis,
5 Draft usulan SPO kelompok
pelaksanaan DRK sudah memiliki SPO Ponek RSUD 31/8/ 2023
untuk (Norlinah
AWS
pelaksanaan DRK dan Naomi)
BAB IV
PELAKSANAAN
107
108
masa kehamilan ibu, masa bersalin, masa nifas, bayi baru lahir hingga
Keluarga Berencana.
Kegiatan promosi kesehatan yang sudah ada di IGD belum
optimal karena media promosinya sudah tersedia tetapi pemanfaatan
media tersebut belum optimal, sehingga kelompok berencana
menyusun kembali media promosi kesehatan cetak dan e-kie dalam
papan media cetak dan elektronik.
Pelaksanaan kegiatan menyusun kembali media cetak dan
elektronik (e-kie) dalam papan media edukasi bertujuan untuk
meningkatkan kemudahan akses bagi pasien dan keluarga dalam
menerima informasi/ edukasi tentang kebidanan.
Mahasiswa Profesi Bidan Angkatan 4 melakukan koordinasi
dengan Kepala Ruangan dan Tim PKRS (Promosi Kesehatan Rumah
Sakit) untuk memasang papan media edukasi yang sudah tersedia di
Ruang IGD PONEK namun belum terpasang di dinding. Setelah
disetujui Kepala Ruang IGD PONEK, maka disepakati waktu dan
tempat pelaksanaan penyusunan Kembali media cetak dan elektronik
(e-kie).
Kegiatan menyusun kembali media edukasi cetak dan elektronik
(e-kie) dilaksanakan pada praktik MPKP tanggal 30 Agustus 2023
oleh mahasiswa Profesi Bidan Angkatan 4 bersama Kepala Ruang
IGD PONEK dan pembimbing lahan.
Capaian yang diperoleh dari kegiatan ini adalah terpasangnya
papan media edukasi cetak dan elektronik (e-kie) dengan rapi
sehingga akan memudahkan bidan untuk memberikan pendidikan
kesehatan pada pasien dan keluarga pasien. Mahasiswa yang berperan
dalam persiapan pelaksanaan kegiatan telah melaksanakan tugas
dengan baik dengan baik sehingga kegiatan ini berjalan sesuai
rencana. Penyerahan papan media edukasi yang berisikan media cetak
dan media elektronik (e-kie) dilakukan oleh Ketua Kelompok IGD
PONEK kepada Kepala
109
c. Hambatan
Tidak ada hambatan yang berarti selama pelaksanaan kegiatan
penyediaan jadwal pelaksanaan DRK karena persiapan telah dilakukan
dengan baik.
8. Dokumentasi Kebidanan
Dari hasil implementasi yang telah dilakukan pada tanggal 30-31
Agustus 2023 kelompok melakukan dokumentasi kebidanan
menggunakan Manajemen Varney dan diterapkan hal ini juga telah
diterapkan di ruang IGD PONEK.
BAB V
EVALUASI
119
120
c. Evaluasi hasil
Capaian yang diperoleh yaitu berupa media edukasi visual berupa poster
“Langkah Mengejan Agar Bayi Lahir Lancar”. Dengan adanya poster di
Ruang IGD PONEK akan memudahkan bagi Bidan untuk memberikan
pendidikan kesehatan pada pasien yang akan menghadapi persalinan dan
harapannya dapat menambah pemahaman pasien dan keluarga tentang
Langkah meneran yang baik dan benar sehingga membantu pasien dalam
menghadapi persalinan.
d. Tindak lanjut jangka pendeknya
Tindak lanjut jangka pendek adalah poster ini dapat dipasang di ruangan
Bersalin IGD PONEK. Kepala ruangan dan koordinator menyambut baik
dan berterima kasih telah dibuatkan poster yang bisa di manfaatkan untuk
memudahkan dalam pemberian pendidikan kesehatan pada pasien dan
juga keluarga.
yang tidak berdinas saat itu maka sosialisasi ditampilkan pula dengan
metode Zoom Metting. Sebelum memulai kegiatan, terjadi sedikit
kendala akibat proyektor yang tidak bisa terhubung ke laptop dan
membutuhkan waktu untuk perbaikan. Sehingga waktu pelaksanaan tidak
sesuai jadwal dari waktu yang ditentukan.
Kegiatan dilaksanakan kurang lebih 45 menit. Pemaparan materi
Sosialisasi DRK disampaikan oleh perwakilan Mahasiswa Profesi Bidan,
lalu ada diskusi dan masukan dari kepala ruangan, koordinator, dan
Dosen Pembimbing Akademik mengenai konsep DRK.
Kepala Ruangan menyambut baik Sosialisasi DRK ini untuk
meningkatkan Pengetahuan Bidan di Ruang IGD PONEK RSUD Abdoel
Wahab Sjahranie.Pembimbng istitusi juga menyampaikan beberapa
tambahan materi yang dapat menguatkan kegiatan sosialisasi tersebut.
c. Evaluasi hasil
Capaian pelaksanaan Sosialisasi DRK sesuai dengan perencanaan,
pengetahuan dan wawasan seluruh peserta menjadi bertambah. Dalam
proses sosialisasi, sebelum dan sesudah pemaparan dilakukan pre-test
dan post-test. Dari 23 peserta yang menjawab soal (terdiri dari kepala
ruangan, koordinator, dan bidan pelaksana, rata-rata nilai pre-test
mendapat nilai 6, sedangkan saat post-test nilai perserta meningkat rata-
rata menjadi 10. Sehingga terdapat peningkatan pengetahuan sebelum
dan sesudah sosialisasi DRK.
d. Tindak lanjut jangka pendeknya
Tindak lanjut jangka pendek adalah kepala ruangan berkoordinasi
bersama dengan bidan dan perawat pelaksana melaksanakan DRK untuk
mengembangkan profesionalisme dan meningkatkan pengetahuan serta
keterampilan.
123
A. Kesimpulan
Praktek stase MPKP Mahasiswa Pendidikan Profesi Bidan yang
laksanakan di Ruang IGD PONEK RSUD Abdoel Wahab Sjahranie
berlangsung selama 2 minggu yaitu 21 Agustus – 31 Agustus 2023.
Berdasarkan hasil pengkajian sampai dengan evaluasi selama praktek
manajemen kebidanan di ruang IGD PONEK RSUD Abdoel Wahab
Sjahranie mahasiswa dapat memperoleh gambaran umum tentang
manajemen kebidanan dan menerapkan proses manajemen kebidanan yaitu:
1. Mahasiswa mampu melakukan kajian situasi pelayanan kebidanan
sebagai dasar untuk menyusun rencana kebidanan dan operasional
pelayanan.
2. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan kegiatan operasional
institusi pelayanan berdasarkan hasil kajian institusi pelayanan
3. Mahasiswa mampu mengimplementasikan pengorganisasian pelayanan
kebidanan
4. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi program pelaksanaan MPKP
5. Mahasiswa mampu melakukan rencana tindak lanjut sesuai evaluasi
pelaksanaan MPKP
B. Saran
Berdasarkan dari hasil pengkajian sampai dilakukan pelanatlaksanaan dan
evaluasi selama menjalani praktek MPKP di ruang IGD PONEK RSUD
Abdoel Wahab Sjahranie, ada beberapa saran yang disusun oleh mahasiswa
profesi Poltekkes Kemenkes Kaltim, diantaranya adalah:
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mengaplikasikan ilmu manajerial yang didapatkan dari
institusi ke Rumah Sakit dan mendapatkan wawasan sehingga mampu
125
126
127
128
Before:
After:
Proses Serah Terima:
DOKUMENTASI IMPLEMENTASI
“Menyediakan Media Edukasi Visual Berupa Poster Yang Dapat Di Lihat
Dan Diakses Secara Mudah Oleh Pasien”
Secara Onsite:
Secara Online:
Daftar Hadir Sosialisasi DRK (onsite) :
DOKUMENTASI IMPLEMENTASI
“Menyiapkan Jadwal Pelaksanaan DRK yang akan dilakukan dalam 3
bulan kedepan (Oktober-Desember 2023)”
NB: DRK (Diskusi Refleksi Kasus) dilakukan setiap bulan pada minggu pertama : Perkiraan pelaksanaan DRK
Mengetahui,
Kepala Ruangan IGD Ponek
Moderator : Bidan
2. November 2 November 2023 Hemorrhagic
Antepartum (HAP) Pemateri : dr. Anggia Mayangsari W, Sp.OG
Moderator : Bidan
3. Desember 7 Desember 2023 Abortus Pemateri : dr. M. Faizal, Sp.OG
Moderator : Bidan
DOKUMENTASI IMPLEMENTASI
“Menyiapkan Draft usulan SPO untuk pelaksanaan DRK”