0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan15 halaman

Modul 11

Laporan ini membahas percobaan modulasi Pulse Amplitude Modulation (PAM) pada frekuensi 1 kHz dan 2 kHz dengan meningkatkan tingkat sampling. Percobaan menunjukkan pengaruh tingkat sampling terhadap akurasi pengamatan sinyal yang dimodulasi.

Diunggah oleh

Sandy Tirta Yudha
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan15 halaman

Modul 11

Laporan ini membahas percobaan modulasi Pulse Amplitude Modulation (PAM) pada frekuensi 1 kHz dan 2 kHz dengan meningkatkan tingkat sampling. Percobaan menunjukkan pengaruh tingkat sampling terhadap akurasi pengamatan sinyal yang dimodulasi.

Diunggah oleh

Sandy Tirta Yudha
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 15

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3

DISUSUN OLEH :
NAMA : SANDY TIRTA YUDHA
NIM : 2211101038
KELOMPOK :3

COMMUNICATION SYSTEM LABORATORY


FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO (FTTE)
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO
2024
MODUL XI
PULSE AMPLITUDE MODULATION (PAM)

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mahasiswa memahami prinsip kerja dari sebuah low pass filter.
2. Mahasiswa memahami proses Sampling And Hold.
3. Mahasiswa memahami rangkaian dari sebuah Pulse Amplitude Modulator.
4. Mahasiswa mampu menggunakan alat ukur osciloscope digital.
II. ALAT DAN BAHAN
1. DC Power Supply
2. Banana Jack
3. Probe dan connecting Lead
4. Osciloscope Leader 100 Mhz
5. Scientech 2152
III. DASAR TEORI
Modulasi merupakan proses mengubah-ubah parameter suatu sinyal
(sinyal pembawa atau carrier) dengan menggunakan sinyal yang lain (yaitu
sinyal pemodulasi yang berupa sinyal informasi). Sinyal informasi dapat
berbentuk sinyal audio, sinyal video, atau sinyal yang lain. Pengertian dari
modulasi yang lainnya adalah suatu pengaturan parameter (Amplitudo,
Frekuensi, Phasa dan sebagainya) dari sinyal pembawa (carrier) yang
berfrekuensi tinggi sesuai sinyal informasi (pemodulasi) yang frekuensinya
lebih rendah, sehingga informasi dapat disampaikan [1].

Gambar 10.3.1 Proses Modulasi [1].


Konsep dasar PAM adalah mengubah amplitude pembawa yang berupa
deretan pulse (diskrit) mengikuti bentuk amplitude dari signal informasi yang
akan dikirimkan. Sinyal linformasi yang dikirim tidak seluruhnya tapi hanya
sampelnya saja (sampling signal) [2].
Pembentukan sinyal PAM pada proses digitalisasi menggunakan pulse
merupakan langkah pertama dengan cara membangkitkan sinyal pulse dari
pulse generator dengan mengatur lebar pulse (To) secara diskret. Namun
selanjutnya perlu dipahami bahwa ternyata bentuk sinyal PAM yang dihasilkan
adalah :
1. Sinyal PAM adalah berbentuk diskrit pada kawasan waktu dan kontinu
levelnya.
2. Sinyal PAM bentuknya tidak murni sinyal analog dan juga tidak murni
berbentuk sinyal digital [2].

Dalam praktiknya pada komunikasi digital, sinyal PAM kurang disukai


karena bentuk karakteristik sinyalnya menyebabkan sinyal ini tidak tahan
terhadap error karena faktor kekontinuitasnya.

Gambar 11.3.1 Komunikasi digital sinyal PAM


Pulse yang beurutan secara periodik merupakan modulasi amplitude
oleh frekuensi suatu sinyal. Modulasi dilakukan oleh bagian penyampling
(switch elektronik) yang mengizinkan sinyal melewati keluaran untuk selang
waktu setiap pulse. Selain dari sinyal ini, sampling menghasilkan spectrum
frekuensi yang lebar. Jika frekuensi sampling minimal dua kali dari frekuensi
tertinggi dari sinyal, maka sinyal asli dapat diperoleh kembali dengan
menggunakan filter lolos rendah ( LPF/low pass filter) [3].
Gambar 11.3.2 Spektrum dari PAM
Pada kanal suara memiliki lebar pita 3,1 kHz, dengan pembatas
frekuensi 3,4 kHz cukup baik untuk didengar. Filter sebenarnya memiliki
tingkatan tertentu, biasanya digunakan frekuensi sampling 8 kHz. Hal ini
memungkinkan untuk menekan frekuensi selain dari sinyal yang diinginkan.
Pada pecobaan ini digunakan filter butterworth orde 4. Selama pengiriman,
sistem PAM memiliki sensitivitas terhadap interferensi seperti pengiriman
menggunakan sinyal analog. Pada pemakaian time multiplexing, cross-talk
dapat terjadi ketika pulse sampling berada pada kanal yang berdekatan. Oleh
karena itu PAM biasanya hanya digunakan pada tingkat awal suatu sistem
pengiriman digital. Bagian sampling harus diubah termasuk bagian penahan
untuk menjaga supaya sinyal tetap selama proses konversi analog menjadi
digital [3].
IV. LANGKAH KERJA
1. Persiapkan alat dan bahan bahan yang diperlukan sebelum praktikum.
2. Sambungkan DC Power Supply ke osiloskop
3. Sambungkan kedua kabel Probe ke osiloskop channel 1 dan channel 2.
4. Sambungkan Banana Jack ke input sinyal 1 kHz dan 2 kHz.
5. Sambungkan ujung kabel Probe yang tersisa ke kode 21 dan kode 27 pada
Scientech 2152.
6. Aktifkan sinyal 1 kHz kemudia liat hasil sinyal informasi dan sinyal yang
sudah di modulasi di osiloskop.
7. Tekan tombol sampling rate untuk meningkatkan tingkat sampling
kemudian lihat pada osiloskop, bandingkan dengan tingkat sampling
sebelumnya.
8. Lakukan percobaan berulang hingga sampling rate keempat.
9. Ulangi percobaan pada frekuensi 2 kHz.
V. HASIL DATA
A. Sinyal Informasi
1. Hasil Data Osiloskop

Gambar 11.5.1 Hasil Data Osiloskop Sinyal Informasi.


2. Gambar Rangkaian

Gambar 11.5.2 Gambar Rangkaian Sinyal Informasi.


B. PAM Pada 1 kHz Sampling Pertama
1. Hasil Data Osiloskop

Gambar 11.5.3 Hasil Data Osiloskop PAM Pada 1 kHz Sampling


Pertama.
2. Gambar Rangkaian

Gambar 11.5.4 Gambar Rangkaian PAM Pada 1 kHz Sampling


Pertama.
C. PAM Pada 1 kHz Sampling Kedua
1. Hasil Data Osiloskop

Gambar 11.5.5 Hasil Data Osiloskop PAM Pada 1 kHz Sampling


Kedua.
2. Gambar Rangkaian

Gambar 11.5.6 Gambar Rangkaian PAM Pada 1 kHz Sampling Kedua.


D. PAM Pada 1 kHz Sampling Ketiga
1. Hasil Data Osiloskop

Gambar 11.5.7 Hasil Data Osiloskop PAM Pada 1 kHz Sampling


Ketiga.
2. Gambar Rangkaian

Gambar 11.5.8 Gambar Rangkaian PAM Pada 1 kHz Sampling


Ketiga.
E. PAM Pada 1 kHz Sampling Keempat
1. Hasil Data Osiloskop

Gambar 11.5.9 Hasil Data Osiloskop PAM Pada 1 kHz Sampling


Keempat.
2. Gambar Rangkaian

Gambar 11.5.10 Gambar Rangkaian PAM Pada 1 kHz Sampling Keempat.


F. PAM Pada 2 kHz Sampling Pertama
1. Hasil Data Osiloskop

Gambar 11.5.11 Hasil Data Osiloskop PAM Pada 2 kHz Sampling


Pertama.
2. Gambar Rangkaian

Gambar 11.5.12 Gambar Rangkaian PAM Pada 2 kHz Sampling


Pertama.
G. PAM Pada 2 kHz Sampling Kedua
1. Hasil Data Osiloskop

Gambar 11.5.13 Hasil Data Osiloskop PAM Pada 2 kHz Sampling Kedua.
2. Gambar Rangkaian

Gambar 11.5.14 Gambar Rangkaian PAM Pada 2 kHz Sampling


Kedua.
H. PAM Pada 2 kHz Sampling Ketiga
1. Hasil Data Osiloskop

Gambar 11.5.15 Hasil Data Osiloskop PAM Pada 2 kHz Sampling


Ketiga.
2. Gambar Rangkaian

Gambar 11.5.16 Gambar Rangkaian PAM Pada 2 kHz Sampling Ketiga.


I. PAM Pada 2 kHz Sampling Keempat
1. Hasil Data Osiloskop

Gambar 11.5.17 Hasil Data Osiloskop PAM Pada 2 kHz Sampling


Keempat.
2. Gambar Rangkaian

Gambar 11.5.18 Gambar Rangkaian PAM Pada 2 kHz Sampling Keempat.


VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum modul 11 yang dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2024
yang dimana pada praktikum kali ini membahas mengenai modul Pulse
Amplitude Modulation yang merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengirimkan data melalui sinyal listrik atau optik. Dalam PAM, informasi
dikodekan dalam amplitudo pulse sinyal pembawa. Meskipun PAM adalah
metode yang relatif sederhana, tetapi bisa menjadi dasar untuk modulasi yang
lebih kompleks seperti Quadrature Amplitude Modulation (QAM), di mana
informasi juga dikodekan dalam fase sinyal. PAM umumnya digunakan dalam
sistem transmisi jarak pendek hingga menengah, karena sensitivitas terhadap
gangguan dan distorsi pada jarak yang lebih jauh. Pada laporan praktikan,
langkah-langkah yang disajikan membentuk serangkaian prosedur untuk
mengamati hasil modulasi Pulse Amplitude Modulation (PAM) pada osiloskop.
Langkah pertama adalah mempersiapkan alat dan bahan serta menghubungkan
perangkat yang diperlukan, yang meliputi DC Power Supply, osiloskop, probe,
dan sinyal input 1 kHz dan 2 kHz. Selanjutnya, praktikan diminta untuk
menghubungkan probe ke channel 1 dan channel 2 osiloskop dan kemudian ke
kode-kode pada perangkat pemancar. Percobaan dimulai dengan mengaktifkan
sinyal 1 kHz dan mengamati hasil sinyal informasi dan sinyal yang telah
dimodulasi pada layar osiloskop. Kemudian, praktikan diminta untuk
meningkatkan tingkat sampling dengan menekan tombol sampling rate pada
osiloskop dan membandingkannya dengan tingkat sampling sebelumnya.
Langkah ini membantu dalam memahami pengaruh tingkat sampling terhadap
akurasi pengamatan. Percobaan diulang hingga mencapai sampling rate
keempat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Selanjutnya,
percobaan dilakukan pada frekuensi 2 kHz untuk memperluas pemahaman
terhadap modulasi PAM pada frekuensi yang berbeda.
Setelah praktikan melakukan percobaan, hasil dari percobaan pertama
menunjukkan bahwa sinyal informasi yang ditampilkan pada osiloskop
menunjukkan stabilitas relatif yang baik. Ketika PAM dilakukan pada frekuensi
1 kHz dengan pengambilan sampling sebanyak empat kali, hasil sinyal pada
masing-masing sampling cenderung serupa dan sulit untuk dibedakan secara
jelas. Hal ini mengindikasikan bahwa frekuensi sinyal informasi tersebut
berada dalam rentang yang dapat diakomodasi oleh sistem. Selanjutnya, saat
PAM dilakukan pada frekuensi 2 kHz, hasil sinyalnya relatif lebih besar
daripada percobaan sebelumnya, yang terlihat dari tampilan yang lebih
dominan pada osiloskop. Setelah melakukan beberapa percobaan dan
pengambilan sampling, dapat disimpulkan bahwa prinsip kerja dari PAM
melibatkan tiga proses utama. Pertama adalah proses filter, yang berfungsi
untuk meloloskan sinyal yang berada di bawah frekuensi cut-off tertentu, dalam
kasus ini 3,4 kHz. Proses kedua adalah proses sampling, yang berperan sebagai
pengatur jumlah sinyal yang diambil per detik untuk direpresentasikan dalam
sistem. Terakhir, proses holding berfungsi untuk mempertahankan hasil sinyal
yang telah diratakan oleh shaper, sehingga menghasilkan sinyal keluaran yang
konsisten dan termodulasi dengan baik. Dengan demikian, prinsip kerja PAM
melibatkan serangkaian proses yang saling terkait untuk menghasilkan sinyal
keluaran yang diinginkan. Selain itu dari hasil percobaan, dapat diambil
beberapa kesimpulan. Pertama, semakin tinggi frekuensi sampling, hasil sinyal
output akan semakin baik. Kedua, semakin kecil nilai periode, akan semakin
banyak amplitudo yang terbentuk. Dan ketiga, semakin kecil nilai periode yang
ditetapkan, akan membentuk sinyal kuantisasi yang semakin mirip dengan
sinyal informasi. Dengan demikian, pemahaman tentang prinsip kerja dan
karakteristik PAM dapat diperoleh melalui percobaan dari praktikum tersebut.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Semakin tinggi frekuensi sampling maka hasil sinyal output akan
semakin baik.
2. Semakin kecil nilai periode maka akan semakin banyak amplitudo
yang terbentuk.
3. Semakin kecil nilai periode yang ditetapkan akan membentuk
sinyal kuantisasi yang semakin mirip dengan sinyal informasi.
B. Saran
1. Sebaiknya praktikan mempelajari modul terlebih dahulu sebelum
melakukan praktikum.
2. Selama praktikum berlangsung praktikan diharapkan tidak bercanda
dan mendengarkan arahan dari asisten praktikum.
3. Praktikan diharapkan dapat melaksanakan praktikum dengan teliti.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. R. D. W. S. F. D. Aryanta, "Simulasi Sinkronisasi Carrier Pada Modulasi,"
Jurnal Elkomika, Institut Teknologi Nasional Bandung, vol. Vol. 2, p. No.2, 2014.
[2] W. A. P. a. A. M. A. R. Bahar, " Jurnal Mahasiswa TEUB," Implementasi PCM
(Pulse Code Modulation) sebagai Pengolah Sinyal pada Sistem Pendeteksi Musik
untuk Aplikasi Robot, vol. 1, p. 3, 2013.
[3] R. H. E. S. Fajar Maulana Yusuf, "JITEL (Jurnal Ilmiah Telekomunikasi,
Elektronika, dan Listrik Tenaga)," Simulasi sistem pembangkit line code pada
transmisi Pulse Code, vol. 2, pp. 67-74, 2021.

Anda mungkin juga menyukai