0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2K tayangan19 halaman

Pengenalan Alat-Alat Laboratorium

Praktikum ini bertujuan untuk mengenal alat-alat laboratorium yang digunakan dalam kegiatan praktikum. Beberapa alat yang diamati antara lain rak tabung reaksi, tabung reaksi, pinset, bunsen, cawan petri, jarum ent, dan jarum ose.

Diunggah oleh

Nada Hariyadi
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2K tayangan19 halaman

Pengenalan Alat-Alat Laboratorium

Praktikum ini bertujuan untuk mengenal alat-alat laboratorium yang digunakan dalam kegiatan praktikum. Beberapa alat yang diamati antara lain rak tabung reaksi, tabung reaksi, pinset, bunsen, cawan petri, jarum ent, dan jarum ose.

Diunggah oleh

Nada Hariyadi
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 19

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

(Laporan Praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan)

Nursyifa Nada Hariyadi


2010517120005
KELOMPOK 4

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2022
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................. i

DAFTAR TABEL ..................................................................................... ii

PENDAHULUAN .................................................................................... 1

Latar Belakang ................................................................................ 1


Tujuan ............................................................................................. 2
BAHAN DAN METODE ......................................................................... 5

Bahan dan Alat ................................................................................ 5


Bahan ....................................................................................... 5
Alat ........................................................................................... 5
Waktu dan Tempat .......................................................................... 5
Prosedur Kerja ................................................................................. 6
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 4

Hasil ................................................................................................ 4
Pembahasan ..................................................................................... 7
KESIMPULAN ......................................................................................... 10

Kesimpulan ..................................................................................... 10
Saran ................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 11
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Alat-Alat Laboratorium ....................................................................... 4


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Media pembelajaran yang konvesional disampaikan secara monoton sehingga


menyebabkan menurunnya minat mahasiswa dalam belajar. Selain itu media
pembelajaran konvensional sangat terbatas di berbagai hal sehingga perlu adanya
media pembelajaran baru yang mampu meningkatkan minat mahasiswa (Oka,
2017).
Menurut Rahmat et al. (2014), metode dengan mengedepankan proses dan
kerja untuk menemukan sebuah konsep ilmiah berdasarkan suatu proses,
pengamatan, analisis, pembuktian dan menarik kesimpulan dari suatu objek
merupakan kegiatan praktikum.
Berkembangnya ilmu pengetahuan yang semakin pesat menjadikan
laboratorium berperan penting bagi sekolah maupun perguruan tinggi. Namun
kenyataannya, banyak praktikan yang belum mengetahui manfaat laboratorium
sehingga masih banyaknya pekerja di laboratorium yang belum kompeten dalam
mengelola laboratorium (Astuti, 2020).
Laboratorium adalah tempat yang biasanya dimanfaatkan untuk melakukan
praktikum ataupun penelitian. Umumnya peralatan laboratorium yang digunakan
adalah peralatan mesin, perkakas, perlengkapan, dan alat-alat kerja lain yang secara
khusus dipergunakan untuk pengujian produksi dalam skala terbatas (Raharjo,
2017). Dalam melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, praktikan harus
dapat mengenal dan mengetahui fungsi semua peralatan dasar yang berada di dalam
laboratorium. Karena jika praktikan tidak memiliki minat untuk mempelajari alat-
alat praktikum, maka hasil pada saat praktikum tidak akan memuaskan (Astuti,
2020).
Untuk melakukan kegiatan praktikum, tentunya praktikan wajib untuk
mengetahui dan memahami fungsi dan cara kerja dari alat-alat yang ada di
laboratorium. Hal ini dikarenakan untuk menghindari kecelakaan dan bahaya serta
2

dengan mengetahui fungsi dan cara kerja alat laboratorium, mahasiswa dapat
melaksanakan kegiatan praktikum dengan tepat dan benar (Astuti, 2020).
Agar terhindar dari kecelakaan dan gagalnya hasil percobaan dalam kegiatan
praktikum, maka perlu dilakukan pengenalan dan pemahaman terhadap alat-alat
laboratorium sehingga kegiatan praktikum dapat berjalan dengan lancar. Jika
prosedur pemakaian tidak tepat maka dapat menyebabkan kerusakan atau bahkan
bahaya. Oleh karena itu sangat penting untuk memahami apa saja alat dan fungsi
kerja dari alat laboratorium sebelum melakukan praktikum. Dalam proses
pembelajaran diperlukan kemampuan sesorang yang mampu menguasai materi dan
metode pembelajaran yang tepat agar tidak menyebabkan kejenuhan atau rasa
bosan pada mahasiswa. Agar terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan perlu
dilakukan perangkat media pembelajaran yang interaktif (Retnoningsih, 2016).
Mengetahui macam-macam alat, nama-namanya, bentuk, fungsi serta cara
kerja alat-alat laboratorium merupakan kegiatan dalam pengenalan alat-alat
laboratorium. Alat-alat tersebut dibuat dan dirancang dengan bahan dan fungsi yang
berbeda, tetapi kebanyakan dari alat laboratorium terbuat dari gelas atau kaca.
Meskipun peralatan tersebut siap dipakai, namun terdapat beberapa alat yang perlu
diperlakukan secara khusus sesuai kebutuhan (Astuti, 2020).
Meminimalisi kesalahan prosedur pemakaian alat harus didukung dengan
pentingnya mahasiswa untuk mengetahui cara menggunakan alat laboratorium
dengan tepat dan benar. Pemeliharaan dan penyimpanan yang memadai sangat
dibutuhkan karean alat-alat laboratorium cenderung digunakan dalam waktu yang
relatif lama (Wirjosoemarto, 2004).
Fasilitas labrotatorium sangat mempengaruhi alat dan bahan penelitian.
Fasilitas yang dimaksud adalah adanya ruang penyimpanan khusus, ruang
persiapan, dan tempat penyimpanan seperti lemari, kabinet, dan rak-rak (Indrawati,
2015).

Tujuan
3

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui nama, fungsi dan
cara kerja alat-alat laboratorium.
BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan

Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis, tabung
reaksi, rak tabung reaksi, pinset, bunsen, cawan petri, jarum ent, jarum ose, cork
borer, erlenmeyer, botol kaca, autoklaf, oven, Laminar Air Flow, vortex,
mikroskop, orbital shaker, hot plate, gelas beker, pipet tetes, segitiga perata.

Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tidak ada

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksakan pada hari Selasa, 30 Agustus 2022 pukul 09.50-11:20
WITA. Bertempat di Laboratorium Fitopatologi, Program Studi Proteksi Tanaman,
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah :


1. Menyiapkan peralatan yang akan diamati.
2. Mengamati seluruh bagian peralatan laboratorium secara satu per satu.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Adapun hasil dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :


Tabel 1. Alat-Alat Laboratorium
No. Gambar Keterangan
1. Untuk meletakkan tabung reaksi

Rak tabung reaksi

2. Untuk wadah suspensi atau media


agar miring

Tabung reaksi

3. Untuk menjempit objek yang


berukuran kecil

pinset
6

Tabel 1. Lanjutan
4. Untuk menghasilkan nyala api gas
tunggal terbuka yang digunakan
untuk pemanasan sterilisasi dan
pembakaran

Bunsen
5. Untuk media tumbuh mikroba seperti
bakteri dan cendawan

Cawan petri
6. Untuk memindahkan biakan bakteri
untuk ditanam/ditumbuhkan ke media
baru

Jarum ent

7. Untuk memindahkan biakan


cendawan untuk
ditanam/ditumbuhkan ke media baru

Jarum ose
7

Tabel 1. Lanjutan
8. Untuk memotong koloni atau
miselium pada media

Cork borer
9. Untuk tempat zat yang akan dititrasi

Erlenmeyer
10. Untuk menyimpan media atau larutan

Botol kaca
11. Untuk sterilisasi basah

Autoklaf
8

Tabel 1. Lanjutan
12. Untuk sterilisasi kering

Oven

13. Tempat kerja untuk memindahkan


mikroba agar terjaga dari kontaminasi

Laminar Air Flow


14. Untuk menghomogenkan larutan atau
campuran larutan dalam volume
kecil

Vortex
15. Untuk melihat objek kecil seperti
bakteri dan cendawan

Mikroskop
9

Tabel 1. Lanjutan
16. Untuk menghomogenkan larutan
atau campuran larutan dalam volume
besar

Orbital shaker
17. Untuk menghomogenkan suatu
larutan dengan cara pengadukan

Hot plate
18. Untuk melarutkan bahan dan
memanaskan larutan

Gelas beaker
19. Untuk mengambil bahan berbentuk
larutan dalam jumlah yang sedikit

Pipet tetes
10

Tabel 1. Lanjutan
20. Untuk menyebarkan suspensi
mikroba di atas media atau
menggerus mikroba

Segitiga perata

Pembahasan

Adapun pembahasan dari praktikum kali ini adalah mengenai alat-alat


laboratorium untuk mata kuliah Ilmu Penyakit Tumbuhan yang terdiri dari 8 alat
kaca dan 12 non-kaca. Berikut adalah fungsi dan cara kerja dari alat-alat tersebut
Tabung reaksi terbuat dari kaca yang memiliki fungsi sebagai tempat untuk
mereaksikan dua larutan/bahan kimia atau lebih serta sebagai tempat membiakkan
mikroba dalam media cair/miring (Eliyarti, et al., 2020). Sebelum disterilkan
tabung reaksi perlu diberi kapas agar kedap udara dan dilapasi oleh kertas bekas
lalu disterilisasi kering pada oven. Cara kerja dari tabung reaksi biasanya dibantu
dengan penjepit kayu yang dapat memudahkan pemanasan bahan yang direaksikan
dan untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan dari reaksi.
Rak tabung reaksi terbuat dari kayu atau aluminium memiliki 12 lubang untuk
penyimpanan tabung reaksi. Rak tabung digunakan sebagai tempat meletakkan
tabung reaksi pada saat praktikum mereaksikan bahan kimia. Cara
menggunakannya dengan meletakkan tabung reaksi di lubang yang ada di rak
tabung.
Pinset terbuat dari besi dan memiliki banyak variasi ukuran. Pinset digunakan
untuk mengambil benda kecil yang sulit untuk diambil atau di pindahkan. Menurut
Andriani (2016) pinset prinsip kerjanya adalah menjepit benda yang akan diambil
atau dipindahkan. Misalnya saat memindahkan cakram antibiotik.
11

Bunsen terbuat dari kaca dan berisikan spritus yang digunakan sebagai bahan
bakar untuk sterilisasi. Untuk mematikan api dibunsen, tidak boleh ditiup karena
dapat berakibat fatal pada penelitian kita, sehingga untuk mematikannya adalah
dengan menutup api yang sedang menyala dengan penutup bunsen. Apabila spritus
pada bunsen habis, jangan mengisinya dengan alkohol karena dapat memicu
kebakaran. Menurut Andirani (2016), Sebelum dinyalakan, hendaknya dipastikan
bahwa spritus didalam wadah berada dalam jumlah yang mencukupi.
Cawan petri merupakan wadah yang terbuat dari kaca dan berbentuk
lingkaran. Cawan petri memiliki ukuran yang beragam tergantung kebutuhan dan
digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media. Prinsip
kerjanya yaitu medium dapat dituangkan ke cawan bagian bawah dan cawan bagian
atas sebagai penutup.
Jarum ent adalah batang kaca yang ujungnya terdapat kawat panjang
berbentuk lurus yang digunakan untuk menggoreskan bakteri pada media. Cara
kerjanya adalah dengan mengoreskan mikroba pada isolat lalu goreskan pada media
baru dengan beberapa metode gores yang dikehendaki
Jarum Ose adalah batang kaca yang ujungnya terdapat kawat panjang yang
berbentuk bulat. Berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu
mikrobia ke media yang akan digunakan kembali. Prinsip kerjanya yaitu ose
disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian menggoreskan pada kaca preparat
untuk diamati.
Cork borer terbuat dari logam dan memiliki banyak variasi diameter yang
digunakan tergantung kebutuhan. Cork borer digunakan untuk melubangi media
atau mengambil sampel dari media.
Erlenmeyer termasuk kedalam alat kaca dan memiliki beragam ukuran.
Erlenmeyer memiliki fungsi sebagai tempat membuat, mencampur, dan
memanaskan senyawa kimia. Prinsip kerja dari erlenmeyer adalah memasukkan
larutan yang diinginkan dan pegang leher botol apabila ingin memindahkannya ke
suatu tempat.
12

Botol kaca memiliki bentuk yang beragam diberfungsi sebagai tempat untuk
penyimpanan media mikroba ataupun larutan. Media yang telah dimasukkan ke
dalam botol kaca akan disterilkan dengan autoklaf sedangkan jika tanpa media botol
kaca umumnya disterilkan dengan oven. Cara kerjanya adalah memasukan larutan
atau media ke dalam botol lalu lapisi dengan alumunium foil dan cling wrap.
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan
yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC
(250oF). Menurut Dewi et al. (2017), suhu 121° C dapat melepaskan 686 kalori g -
1 uap air. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menggunakan uap air panas bertekanan
untuk membunuh dan menghilangkan kotoran dan mikroba yang terdapat pada alat
atau bahan yang akan digunakan dalam praktikum atau percobaan.
Oven berfungsi untuk mensterilkan alat-alat gelas yang tahan terhadap panas.
Menurut Vachlerpi dan Purbaya (2018), oven dipanaskan dengan suhu 160 - 170oC
selama 1-2 jam, saat sterilisasi udara kering dengan membebaskan alat-alat dari
segala macam kehidupan (mikroba) tanpa kelembaban. Cara menggunakannya
yaitu dengan memasukkan alat-alat yang telah dibungkus dengan kertas yang akan
disterilkan ke dalam oven dan menyusunnya pada rak, kemudian memanaskannya
di atas api.
Laminar Air Flow (LAF) digunakan sebagai ruangan untuk pengerjaan secara
eseptis. Menurut Ivanna et al. (2020), Prinsip pengaseptisan suatu ruangan
berdasarkan aliran udara keluar dengan kontaminasi udara dapat diminimalkan dan
dengan penggunaan lampu UV untuk mensterilkan LAF.
Vortex mixer adalah alat yang digunakan untuk mencampur larutan yang ada
dalam tabung reaksi. Ketika wadah atau tabung reaksi yang sesuai dengan ukuran
karet dan kemudian di masukan maka wadah atau tabung akan mengikuti
perputaran motor.
Mikroskop merupakan alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk
dilihat secara kasat mata. Prinsip kerja atau cara kerja mikroskop secara sederhana
adalah lensa objektif akan membentuk bayangan benda yang bersifat nyata,
13

terbalik, dan diperbesar. Bayangan benda oleh lensa objektif akan ditangkap
sebagai benda oleh lensa okuler. Bayangan inilah yang tampak oleh mata.
Orbital Shaker berfungsi untuk mengocok suatu campuran bahan
(nutrient/medium) dengan sampel yang memerlukan temperatur dan kecepatan
(rpm). Prinsip kerja alat ini inkubasi mikroorganisme pada kondisi tertentu dengan
pengocokan dimana nutrient tersebar secara efektif sehingga pertumbuhan mikroba
merata.
Hotplate adalah alat di laboratorium kimia yang digunakan untuk
memanaskan larutan. Cara menggunakan Hot plate yaitu larutan yang akan
dipanaskan dimasukkan ke dalam wadah, umumnya digunakan erlenmeyer ukuran
250 mL. Kemudian erlenmeyer yang berisi larutan diletakkan di atas piringan panas
atay suhu yang dikehendaki dapat diatur dengan menggunakan tombol yang tertera
pada badan peralatan Hotplate.
Gelas Beaker sebagai tempat mereaksikan bahan, tempat menampung bahan
kimia berupa larutan, padatan, pasta ataupun tepung, tempat melarutkan bahan dan
tempat memanaskan bahan. Cara kerjanya adalah memasukan larutan atau padatan
ke dalam gelas beaker
Pipet tetes merupakan alat laboratorium yang terbuat dari kaca dan karet pada
ujungnya. Hal ini dikarenakan fungsi dari pipet tetes adalah untuk mengambil
larutan dalam jumlah sedikit. Adapun cara penggunaannya adalah dengan menekan
karet yang ada pada pipit tetes, lalu masukkan pada larutan yang ingin diambil lalu
pindahkan ke tempat baru.
Segitiga perata dapat terbuat dari kaca, plastik atau logam. Digunakan untuk
melepaskan mikroba dari media dengan tujuan untuk melakukan pengenceran atau
meratakan suspensi. Adapaun cara kerjanya adalah dengan menyebarkan atau
menggerus suspensi secara perlahan di cawan petri
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :


1. Laboratorium adalah tempat yang biasanya dimanfaatkan untuk melakukan
praktikum ataupun penelitian. Untuk melakukan kegiatan praktikum, tentunya
praktikan wajib untuk mengetahui dan memahami fungsi dan cara kerja dari
alat-alat yang ada di laboratorium.
2. Terdiri dari 20 alat yang terbuat dari kaca yaitu tabung reaksi, bunsen, cawan
petri, gelas beker, erlenmeyer, botol kaca, pipet tetes, segitiga perata. Alat yang
terbuat dari non-kaca yaitu rak tabung reaksi, pinset, jarum ent, jarum ose, cork
borer, autoklaf, oven, Laminar Air Flow, vortex, mikroskop, orbital shaker, hot
plate.
3. Semua alat laboratorium memiliki kegunaan dan prinsip kerja yang berbeda-
beda, sehingga sangat perlu untuk mengetahui bagaimana cara untuk
mengoperasikannya agar dapat menekan keselahan dalam melakukan penelitian
di laboratorium.

Saran

Saran untuk praktikum ini adalah menambah jumlah alat di laboratorium


agar.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, R. (2016). Pengenalan alat-alat laboratorium mikrobiologi untuk


mengatasi keselamatan kerja dan keberhasilan praktikum. Jurnal
Mikrobiologi, 1(1).

Astuti, R. (2020). Manajemen Laboratorium yang Cerdas, Cermat dan Selamat.


CV Jejak. Jawa Barat.

Dewi, T. M., Nurbaity, A., Suryatmana, P., dan Sofyan, E. T. (2017). Efek sterilisasi
dan komposisi media produksi inokulan fungi mikoriza arbuskula terhadap
kolonisasi akar, panjang akar dan bobot kering akar sorgum. Jurnal Agro, 4(1):24-
31.

Eliyarti., Rahayu, C., dan Zakirman. (2020). Deskripsi pengetahuan awal alat
praktikum materi koloid dalam perkuliahan kimia dasar mahasiswa teknik.
Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia, 3(1): 14-25.

Hendrawa, E., Hadi, L., Sahputra, R., Enawaty, E., dam Rasmawan, R. (2021).
Deskripsi Pengetahuan Alat-Alat Praktikum Kimia Peserta Didik. Jurnal
Ilmu Pendidikan, 3(5), 3385-3396.

Indrawati, S. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis Masalah


Bermuatan Pendidikan Karakter Materi Kelarutan dan Ksp. Program
Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Ivayani., Ginting, C., Fitriana, Y., dan Solikhin. (2020). Laboratorium sederhana
perbanyakan agensia hayati pengendali hama dan penyakit tanaman padi di
pp gapsera sejahtera madiri lampung tengah. Jurnal Sinergi, 1(11): 73-79.

Oka. (2017). Media dan Multi Pembelajaran. Deepublish. Yogyakarta.

Raharjo. (2017). Pengelolaan alat bahan dan laboratorium kimia. Jurnal


KimiaSains dan Aplikasi, 20(2): 99-104.

Rahmat, A., dan Hindriana, F. A. (2014). Beban kognitif mahasiswa dalam


pembelajaran fungsi terintegrasi struktur tumbuhan berbasis dimensi
belajar. Jurnal Ilmu Pendidikan, 20(1): 66-74.

Retnoningsih, E. (2016). Metode pembelajaran pengenalan tata surya pada sekolah


dasar berbasis computer based instruction (cbi). Jurna STMIK ICT, 3(1):
194 204.

Vachlepi, A., dan Purbaya, M. (2018). Perbandingan cara pengeringan menggunakan


oven laboratorium dan alat pengering skala pabrik terhadap kadar karet
kering (kkk). Journal Standarisasi, 19(3): 265—272.
Wirjosoemarto, K. (2004). Teknik Laboratorium Common Texbook (Edisi Revisi).
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai