Makalah Wacana
Makalah Wacana
Makalah Wacana
BAHASA INDONESIA
“Wacana”
Dosen Pengampu :
Refril Dani, M.Pd
Disusun Oleh:
Desi Sumarni
NPM. 231188203015
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melinpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan makalah kami.Alhamadulillah dengan izin dan kehendak dari
Allah SWT sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan tidak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada Bapak Refril Dani, M.Pd selaku dosen pengampu
dan teman teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
B. Masalah Rumusan.............................................................................2
C. Tujuan Penlulisan.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
B. Macam-macam wacana...................................................................7
C. Cirri-ciri wacana..............................................................................11
A. Kesimpulan .....................................................................................12
B. Saran ...............................................................................................12
Daftar Pustaka..............................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Satuan
dibawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata, dan bunyi. Secara
berurutan, rangkaian bunyi membentuk kata. Rangkaian kata membentuk frase
dan rangkaian frase membentuk kalimat. Akhirnya, rangkaian kalimat
membentuk wacana (Rani, dkk., 2006: 3). Wacana menunjuk pada kesatuan
bahasa yang lengkap, yang umumnya lebih besar dari kalimat, baik
disampaikan lisan, atau tertulis. Wacana adalah rangkaian kalimat yang serasi,
yang menghubungkan proposisi dan proposisi lain, kalimat satu dengan kalimat
lain, membentuk satu kesatuan.
Wacana dikatakan lengkap karena didalamnya terdapat konsep, gagasan,
pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana
tulis) atau oleh pendengar (dalam wacana lisan) tanpa keraguan apa pun.
Wacana dikatakan tertinggi atau terbesar karena wacana dibentuk dari kalimat
atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan persyaratan
kewacanaan lainnya (kohesi dan koherensi). Kohesi merupakan keserasian
hubungan unsur-unsur dalam wacana sedangkan koherensi merupakan
kepaduan wacana sehingga membawa ide tertentu yang dipahami khalayak.
Kohesi dalam wacana diartikan sebagai kepaduan bentuk yang struktural
membentuk ikatan sintaktial (Mulyana, 2005: 26).
Konsep kohesi pada dasarnya mengacu pada hubungan bentuk. Artinya,
unsur wacana (kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun suatu
wacana memiliki keterkaitan secara padu dan utuh. Dengan kata lain, kohesi
termasuk dalam aspek internal struktur wacana. Hanya melalui hubungan yang
kohesif, maka suatu unsur dalam wacana dapat diinterpretasikan sesuai
ketergantungannya pada unsur-unsur lainnya. Hubungan kohesif dalam wacana
sering ditandai oleh kehadiran pemarkah (penanda) khusus yang bersifat
lingual-formal.
1
2
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembahasan tersebut adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan wacana?
2. Apa saja macam-macaam wacana?
3. Bagaimana ciri-ciri wacana?
C. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari materi tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian wacana
2. Untuk mengetahui macam-macam wacana
3. Untuk mengetahui ciri-ciri wacana
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wacana
Kata wacana banyak digunakan oleh berbagai ilmu pengetahuan salah
satunya Ilmu Komunikasi. Secara spesifik pengertian, definisi dan batasan
istilah wacana sangat beragam. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan
lingkup dan disiplin ilmu yang memakai istilah wacana tersebut.
Dalam proses komunikasi juga tidak bisa terlepas dari sebuah wacana,
yaitu rentetan kalimat yang saling berkaitan membentuk satu kesatuan bahasa
terlengkap (Azwardi, 2018:41). Berbeda dengan Keraf (2014:25) yang
mengatakan bahwa wacana adalah bentuk bahasa yang kalimatnya
mengandung sebuah tema. Satuan bentuk yang mengandung sebuah tema dan
terdiri dari alinea-alinea, anakanak bab, bab-bab, dan kerangka utuh baik yang
terdiri dari bab-bab maupun tidak. Sehingga tema merupakan ciri sebuah
wacana. Tanpa tema tentu tidak ada wacana.
Lebih luas wacana dapat diartikan sebagai suatu gagasan umum mengenai
bahasa yang disusun menurut perbedaan pola-pola yang diikuti oleh ujaran
para pengguna bahasa (Utami, 2017:70). Wacana yaitu suatu bahasa terlengkap
dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan korelasi dan
koherensi yang tertinggi dan berkesinambungan yang memunyai awalan dan
akhiran yang nyata disampaikan secara lisan maupun tulis (Martutik, 2013:35).
Wacana adalah; 1) rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan
proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya, yang membentuk satu
kesatuan sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat-kalimat itu;
2) kesatuan bahasa yang terlengkapdan tertinggi atau terbesar diatas kalimat
atau klausa dengan koherensi atau kohesi yang tinggi yang berkesinambungan,
yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, ditampilkan secara lisan
atau tertulis.
Purwitasari (2017) berpendapat bahwa suatu analisis wacana difungsikan
untuk mengkaji bagaimana sebuah bahasa itu digunakan. Apakah bahasa
digunakan sebagai fungsi transaksional, yaitu fungsi bahasa untuk
3
4
wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas
kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang
berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir nyata disampaikan secara
lisan atau tertulis. 13 Sejalan dengan pendapat di atas, Sudaryat (2009:112)
mengemukakan ciriciri wacana yaitu (1) satuan gramatikal, (2) satuan terbesar,
tertinggi, atau terlengkap, (3) untaian kalimat-kalimat, (4) memiliki hubungan
proposisi, (5) memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan, (6) memiliki
hubungan koherensi, (7) memiliki hubungan kohesi, (8) rekaman kebahasaan
yang utuh dari peristiwa komunikasi, (9) bisa transaksional juga interaksional,
(10) mediumnya bisa lisan maupun tulisan, dan (11) sesuai dengan konteks
atau kontekstual.
Wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal
merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan
dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seriensiklopedia, dsb.),
paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap (Harris
dalam Kridalaksana, 2011:259). Sementara itu, Moeliono dalam Djajasudarma
(2010:3) menyatakan bahwa wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan
menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya
membentuk satu kesatuan. Pemahaman wacana yang menekankan unsur
keterkaitan kalimat-kalimat, di samping hubungan proposisi sebagai landasan
berpijak, mengisyaratkan bahwa konfigurasi makna yang menjelaskan isi
komunikasi pembicaraan sangat berperan dalam informasi yang ada pada
wacana. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa wacana
adalah satuan bahasa tertinggi yang menghubungkan satu proposisi dengan
proposisi lainnya sehingga membentuk kesatuan yang utuh. Teks dalam buku
ini ialah wacana (lisan) yang difiksasikan oleh redaksi melalui suatu proses
jurnalistik kedalam bentuk tulisan yang isi, bahasa, dan strukturnya memenuhi
kriteria bahasa media surat kabar. Adapun wacana ialah tulisan yang memiliki
ciri struktur berita yang berisi tentang suatu peristiwa yang dipublikasikan
melalui surat kabar.
10
lain, membentuk satu kesatuan, proposisi sebagai isi konsep yang masih kasar
yang akan melahirkan pernyataan (statement) dalam bentuk kalimat atau
wacana. Menurut Fatimah, wacana terbentuk dari serentetan kalimat yang
berkaitan satu sama lain dan mengandung pernyataan. Padahal wacana tidak
harus terbentuk dari serentetan kalimat, wacana dapat terbentuk dari satuan
bahasa bermakna (contohnya kata) yang memiliki konteks dan mengandung
gagasan. I.G.N. Oka dan Suparno (1994:31) menyebutkan wacana adalah
satuan bahasa yang membawa amanat yang lengkap.
Berdasarkan pengertian wacana menurut Oka dan Suparno, wacana terdiri
atas satuan bahasa apa pun yang memiliki amanat atau gagasan. Defines
wacana ini kurang lengkap karena tidak disebutkan konteks, padahal konteks
berperan penting dalam membentuk sebuah wacana. Satuan bahasa bermakna
dapat membentuk wacana bila disertai konteks dan mengandung gagasan.
B. Macam-Macam Wacana
1. Wacana berdasarkan bentuk
Para ahli telah membuat penjelasan tentang wacana secara beragam,
demikian pula halnya apabila mengklafikasikan sebuag wacana.
Berdasarkan bentuknya atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi wacana
deskriptif, naratif, ekspositoris, persuasif dan argumentatif (Darma,
2014:27).
a. Wacana Deskripsi (Pemerian) Deskripsi adalah ragam wacana yang
melukiskan atau menggambarkan sesuatu yang berdasarkan kesan-
kesan dari pengamatan, pengalaman perasaan penulisnya. Sasaranya
adalah menciptakan atau memungkinkan terciptnya daya khayal
(imajinasi) pembaca sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, dan
merasakan apa sendiri apa yang ditulis. Deskripsi adalah suatu bentuk
wacana yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya,
sehingga pembaca dapat mencintrai (melihat, mendengar, mencium,
dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan cintra
penuliisanya. Wacana ini memberikan bermakusd menyampaikan
12
A. Kesimpulan
Bahasa yang diungkap dalam bentuk tulisan beragam jenisnya, yaitu
berupa wacana. Wacana merupakan satuan terlengkap, adapun wujud
konkretnya dapat berupa novel, buku, artikel, dan sebagainya (Kridalaksana
dalam Sumarlam, 2008:9). Bahasa tulis tersebut diungkapkan melalui media
massa cetak dan elektronik. Salah satu bentuk media massa cetak adalah surat
kabar, digunakan untuk menyampaikan informasi tentang berbagai peristiwa
atau hal-hal yang terjadi. Surat kabar harian Kompas salah satu bentuk media
massa cetak yang terdiri dari kolom-kolom, rubrik, berita, maupun artikel.
Salah satu kolom dalam surat kabar harian Kompas yang terbit setiap minggu
adalah kolom cerpen
B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu diperlukan penelitian lanjutan, baik dengan pendekatan yang sama maupun
pendekatan yang berbeda. Dengan demikian, diperoleh hasil yang sesuai
dengan harapan semua pihak, terutama mereka yang menekuni bidang sintak.
14
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur (2009) Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Rosda Karya
Rani Dkk. 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian.
Malang: Bayu Media Publishing.
15