Makalah Tawabi' Kelompok 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TAWABI

Di ajukan sebagai salah satu syarat pemenuhan tugas terstruktur pada mata kuliah

Bahasa Arab

Dosen pengampu: Hafsah Fauziah M.Pd.i

Penyusun :

Agni Muhamad Labib 23110002

Zulfa Raodotul Jannah 23110015

Roni 23110012

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

STAI AL-MUSADDADIYAH-GARUT

1445 H / 2024 M
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah maha pengatur sekalian alam, ialah sang maha kuasa

yang menciptakan segalanya, dan Ialah tuhan yang maha pemurah yang senantiasa

memberikan nikmat kepada hambanya secara melimpah.. Atas berkat dan

rahmatnya alhamdulillah kita semua bisa menikmati kenikmatan yang tak

terhingga berupa iman dan islam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah

limpahkan kepada baginda alam yakni nabiyyuna Muhammad SAW.

Kami selaku tim penyaji menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini

masih terdapat banyak kecacatan, baik dari segi tekstual maupun kontekstual. Oleh

karena itu, kami selaku tim penyaji mohon maaf yang sebesar-besarnya atas

kekeliruan kami tersebut, kiranya para pembaca sekalian sudi untuk memberikan

kritik dan saran yang membangun untuk bahan intropeksi kami kedepannya.

Garut, 2 Mei 2024

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1. Latar Belakang......................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
3. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
1. Pengertian Tawabi’ ...................................................Error! Bookmark not defined.
2. Pembagian Tawabi’ ...................................................Error! Bookmark not defined.
BAB lll ................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENUTUP .............................................................. Error! Bookmark not defined.
1. Kesimpulan................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bahasa arab merupakan bahasa yang sangat penting dipelajari terutama oleh
kalangan umat islam, dengan mempelajari bahasa Arab berarti kita sedang
mempelajari Al Quran dan Al Hadist yang disajikan dalam bahasa Arab. Dengan
menguasai bahasa arab kita akan mudah berkomunikasi dengan warga dunia
terutama di dunia islam.

Belajar bahasa arab tidak bisa dilepaskan dari qaidah qaidah nahwu karena
merupakan grammer untuk bahasa arab salah satunya mengenai tawabi’ ,
Seseorang akan bisa mengucapkan kalimat kalimat Arab dengan baik dan benar
jika bisa menguasi nahwu dan shorof.

2. Rumusan Masalah

1. Apa itu Tawabi’?

2. Ada Berapa Pembagian Tawabi’?

3. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Pengertian Tawabi’

2. Untuk Mengetahui Pembagian Tawabi’

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Tawabi’

Tawabi’ adalah bentuk jama’ dari kata tabi’ yang artinya pengikut. Dalam ilmu nahwu,
tawabi’ adalah kata yang mengikuti isim sebelumnya dalam hal i’rab (rafa’, nashab, jar), nau’
(mudzakkar dan muannats), definitif (nakirah dan ma’rifah), dan jumlah (mufrad, mutsana, dan
jama’). Isim yang mengikuti disebut tabi’ dan isim yang diikuti disebut matbu’.
"Tawabi'" adalah istilah dalam bahasa Arab yang merujuk kepada seseorang yang mengikuti
atau meniru apa yang dilakukan orang lain tanpa pemikiran atau pertimbangan yang mendalam.
Secara lebih spesifik, istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang
meniru perilaku, gaya hidup, atau kebiasaan orang lain tanpa mempertimbangkan nilai-nilai
atau konsekuensi dari tindakan tersebut.
Dalam konteks yang lebih luas, "tawabi'" sering digunakan untuk menggambarkan perilaku
yang tidak otentik atau tidak memiliki identitas yang kuat, karena individu tersebut tidak
membuat keputusan berdasarkan pada pemahaman diri sendiri atau nilai-nilai yang diyakini,
tetapi hanya mengikuti arus atau meniru orang lain.
Dalam konteks agama Islam, istilah ini juga dapat merujuk kepada peniruan dalam ritual atau
ibadah tanpa pemahaman atau keyakinan yang mendalam terhadap makna dan tujuan dari
ibadah tersebut.

2. Pembagian Tawabi’
Tawabi’ ada 4 macam yaitu: na’at, athaf, taukid, dan badal.
1. Na’at
Na’at adalah isim tabi’ yang menunjukkan sifat isim sebelumnya atau disebut man’ut. Na’at
mengikuti man’utnya pada i’rab, bilangan, jenis, dan definitnya. Contoh:

2
‫َهذَا بَيْت َك ِبيْر‬
‫اِ ْشت ََريْت ِكتَابَي ِْن َج ِد ْيدَي ِْن‬
َ‫ب ْالم ْس ِل ِميْن‬
ِ ‫الط ََل‬ ُّ َ‫اَنَا ِمن‬
Artinya:
Ini rumah yang besar
Saya membeli dua buku baru
Saya termasuk mahasiswa muslim

2. Athaf
Athaf adalah isim tabi’ yang disambungkan dengan matbu’nya oleh salah satu huruf athaf.
Huruf athaf ada 9, yaitu:
‫و – ف – ثم – أ َ ْو – أ َ ْم – َل – لَ ِك ْن – َب ْل – َحتَى‬
Contoh:
‫اِ ْشت ََريْت ِكتَابًا َوقَلَ ًما‬
‫سن‬َ ‫َجا َء اَحْ َمد فَ َح‬
‫َماتَ الر ِشيْد ثم ْال َمأْم ْون‬
Artinya:
Saya membeli buku dan pulpen
Telah datang Ahmad kemudian Hasan
Telah meninggal Ar-Rasyid kemudian Al-Ma’mun

3. Taukid
Taukid adalah isim tabi’ yang tujuannya menguatkan matbu’nya sehingga audien tidak
bingung dengan pernyataan yang disampaikan. Taukid ada dua macam, yaitu lafdzi dan
maknawi. Taukid lafdzi adalah mengulang kata muakkadnya. Contoh:
‫َجا َء اَحْ َمد اَحْ َمد‬
‫اِ ْشت ََريْت ِكتَابًا ِكتَابًا‬
Artinya:
Ahmad telah datang
Saya membeli buku
Sedangkan taukid maknawi adalah menguatkan dengan menggunakan kata berikut:

‫عا َمة – ِك ََل – ِك ْلتَا‬ َ – ‫نَ ْفس‬


َ – ‫عيْن – كل – َج ِميْع‬
Contoh :
َ ‫َجا َء اَحْ َمد‬
‫عيْنه‬
‫س َجدَ ْال َم ََلئِكَة كله ْم‬
ُّ َ َ‫ف‬
Artinya:
Ahmad (dirinya) telah datang
Para Malaikat (semuanya) bersujud

4. Badal

3
Badal adalah isim tabi’ yang bertujuan untuk menjelaskan atau mengkonfirmasi matbu’nya baik
secara utuh atau bagian daripadanya. Kalimat yang mengikuti disebut badal dan kalimat yang
diikutinya disebut mubdal minhu. Badal terbagi menjadi 3 macam, yaitu badal muthabiq, badal
ba’dhu min kull, dan badal isytimal.

a. Badal muthabiq
Badal muthabiq adalah yang setingkat antara badal dan mubdal minhunya. Contoh:

ِ ‫َجا َء ْالم َح‬


‫اضر اَحْ َمد‬
Artinya:
Telah datang Pak Dosen, Ahmad.
b. Badal ba’dhu min kull
Badal ba’dhu min kull adalah badal merupakan bagian dari mubdal minhu. Contoh:

‫قَ َرأْت ْالق ْرأَنَ ج ْز َؤه ْاْلَو َل‬


Artinya:
Saya membaca Al-Qur’an juz pertamanya.
c. Badal isytimal
Badal isytimal adalah badal merupakan sesuatu yang terdapat pada mubdal minhu. Contoh:

‫ي ْع ِجبنِ ْي ا َ ْح َمد ع ِْلمه‬


Artinya:
Ahmad telah membanggakannku ilmunya.
Coba perhatikan semua kata yang bercetak merah! Semua kata yang berwarna merah disebut
tawabi’ dan mengikuti isim sebelumnya baik dalam i’rab (rafa’, nashab, jar), nau’ (mudzakkar dan
muannats), definitif (nakirah dan ma’rifah), maupun jumlahnya. (mufrad, mutsana, dan jama’).
Itu sekilas pembahasan tentang isim tawabi’.

4
BAB III
KESIMPULAN

"Tawabi'" menunjukkan perilaku meniru atau mengikuti tanpa pertimbangan yang


mendalam. Ini mencerminkan kurangnya pemahaman atau kepercayaan diri dalam membuat
keputusan yang berdampak pada identitas individu. Dalam konteks sosial, tawabi'
mencerminkan ketidakotentikan dan kehilangan identitas, karena individu tersebut hanya
mengikuti arus atau meniru perilaku orang lain tanpa mempertimbangkan nilai-nilai atau
konsekuensi dari tindakan tersebut. Dalam konteks agama, tawabi' dapat merujuk pada
peniruan ritual atau ibadah tanpa pemahaman mendalam terhadap makna dan tujuan dari
ibadah tersebut, yang menunjukkan kurangnya keikhlasan dan penghayatan dalam praktik
agama. Dengan demikian, kesimpulan dari konsep tawabi' menekankan pentingnya memiliki
pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri, nilai-nilai, dan keyakinan untuk mencegah
peniruan buta dan membangun identitas yang kuat dan autentik.

Anda mungkin juga menyukai