Stemi (KGD)
Stemi (KGD)
Stemi (KGD)
TENTANG STEMI
Oleh : Kelompok 6
Anggota Kelompok
Elvi Nabila
da Silvi
Din Fitri Anas
ab ela tasy
Is a
definisi stemi
ST Elevasi mickard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian
otot jantung secara permanen akibat insufisiensi aliran
darah koroner oleh proses degeneratif maupun di
pengaruhi oleh banyak faktor dengan ditandai keluhan
nyeri dada, peningkatan enzim jantung dan ST elevasi pada
pemeriksaan EKG.
penyebab stemi
penyebab utama infark miokard adalah kurangya suplai darah
miokard. Penyebab penurunan suplai darah dikarenakan
penyempitan kritis arteri koroner karena ateriosklerosis atau oklusi
arteri komplit/penyumbatan total arteri oleh embolus atau
thrombus, syok dan hemoragi/pendarahan. Pada kasus ini selalu
terjadi ketidak seimbangan antara suplai darah dan kebutuhan
oksigen.
stema juga terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat
pada lokasi injuri vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor
seperti merokok, hipertensi dan akumulasi lipid (Rahmawati,2016).
komplikasi stemi
Disfungsi katup
Gagal jantung
Syok kardiogenik
Perikarditis
Perluasan infak miokard
Disfungsi ventrikel
Emboli Sistemik
manifestasi klinis
Klinis
1. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-
menerus tidak mereda, bagian bawah sternum dan
abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
2. Keparahan nyeri dapat meningkatkan secara menetap
ssampai nyeri tidak tertahankan lagi.
3. Nyeri yang tajam dan berat yang dapat menjalar ke bahu
dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
4. Nyeri muncul secara spontan (bukan setelah kegiatan
/bekerja atau gangguan emosional), menetap selama
beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan istirahat
atau nitrogliserin (NTG).
5. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
6. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin,
kepala ringan dan mual muntah.
7. Pasien dengan DM tidak akan mengalami nyeri yang hebat
karena neuropati yang menyertai DM dapat mengganggu
neuroreseptor (menyimpulkan pengalaman nyeri).
laboratorium
1. Pemeriksaan Enzim jantung
CK (Creatini Kinase): isoenzim yang ditemukan pada otot
jantung meningkat pada 3-6 jam memuncak dalam 12-24 jam,
kembali normal dalam 36-48 jam (3-5 hari).
CK-MB: meningkat antara 2-4 jam, memuncak pada 12-40 jam
dan kembali normal pada 48-72 jam.
LDH (laktat dehidrogenaase), LDH1, dan LDH2: meningkat
dalam 24 jam dan memakan waktu lama untuk kemabali
normal.
AST/SGOT:meningkat
2. EKG
Perubahan EKG yang terjadi selama infark akut yaitu gelombang
Q nyata, elevasi segmen ST, dan gelombang T terbalik.
Perubahan-perubahan ini tampak pada hantaran yang terletak
diatas daerah miokardium yang mengalami nekrosis. Selang
beberapa waktu gelombang ST dan gelombang T akan kembali
normal hanya gelombang Q tetap bertahan sebagai bukti
elektrokardiograf adanya infark lama (Aspiani,2015).
pemeriksaan penunjang
1. Elektrokardiogram (EKG)
2. Tes treadmil (uji latih jantung
dengan beban)
3. Ekokardiografi
4. Angiografi koroner
5. Multislice Computed Tomograpy
Scanning (MSCT)
6. Cardiac MRI
7. Radionuclear Medicine
penatalaksanaan medis
1.
memperkecil
MEDIS
kerusakan
2. FARMAKOLOGI
ada 3 kelas obat-obatan yang
jantung sehingga mengurangi digunakan untuk meningkatkan
kemungkinan terjadinya suplai oksigen: Vasodilator untuk
komplikasi. Kerusakan jantung mengurangi nyeri jantung,
diperkecil dengan cara segera misal:NTG (nitrogliserin). Anti
mengembalikan keseimbangan koagulan misal:hiparin (untuk
antara kebutuhan dan suplai mempertahankan integritas
oksigen jantung. Terapi obat- jantun) trombolitik streptokinase
obatan, pemberian o2, tirah (mekanisme pembekuan dalam
baring. tubuh)
askep stemi
A. Pengkajian
1. Biodata Klien (nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku/bangsa)
2. Pengkajian Primary
Airway (proses jalan nafas yaitu pemeriksaan obstruksi jalan nafas,
adanya suara nafas tambahan adanya benda asing)
Breathing (frekuensi nafas, apa ada penggunaan otot bantu nafas,
retraksi dada, adanya sesak nafas, palpasi pengembangan paru,
auskultasi suara nafas, kaji adanya suara nafas tambahan)
circulation ( pengkajian mengenai volume darah dan cardiac
output serta adanya perdarahan)
disability (tingkat compos mentis (E4M6V5) GCS 15, pupil
isokor, muntah tidak ada, ekstremitas atas dan bawah
normal, tidak ada gangguan menelan)
exsposure (mengetahui adanya kemungkinan cidera yang lain,
dengan cara memeriksa semua tubuh pasien harus tetap
dijaga dalam kondisi hangat supaya untuk mencegah
terjadinya hipotermi)
Foley chateter ( adanya komplikasi kecurigaan ruptur uretra
jika ada tidak dianjurkan untuk pemasangan kateter, kateter
dipasang untuk memantau produksi urin yang keluar)
gastric tube ( mengurangi distensi pada lambung dan
mengurangi resiko untuk muntah)
monitor EKG (melihat kondisi irama dan denyut jantung).
3. Pengkajian survey sekunder
keluhan utama
riwayat penyakit sekarang
riwayat penyakit dahulu
riwayat penyakit keluarga
riwayat psikososial spiritual
pola persepsi dan konsep diri
pola aktivitas sehari-hari (pola nutrisi, pola eliminasi, pola
istirahat, personal hygiene, pola aktivitas)
4. pemeriksaan fisik / head toe to
5. pemeriksaan penunjang
laboratorium
EKG
ekokardiografi
foto rontgen dada
6. therapy
digitalis
deuretik
vasodilator
trombolitik
analisa data
Data Masalah Etiologi
DS:
klien mengatakan tubuh
merasa lemah
klien mengatakan cepat
merasa kelelahan
penurunan curah perubahan
DO:
jantung preload
klien tampak lemah
TTV:
1. TD: 130/85 mmHG
2. Nadi: 100x/menit
DS:
klien mengatakan
nafasnya terasa sesak
klien mengatakan
nafasnya sesak saat
beraktifitas pola nafas tidak
penurunan energi
DO: efektif
klien tampak nafasnya
sesak
RR 25x/menit
klien terpasang nasa
kanul 4 liter
Diagnosa keperawatan
penurunan curah jantung b.d perubahan preload
pola nafas tidak efektif b.d penurunan energi
intervensi keperawatan
Dx Keperawatan TJ kriteria hasil Intervensi
SDKI SLKI SIKI
setelah dilakukan
tindakan kep 1x6
jam di harapkan observasi:
penurunan curah 1. identifikasi tanda/gejala
jantung menurun primer penurunan curah
dengan kriteria jantung (kelelahan, edema)
penurunan curah jantung
hasil: 2. monitor TD
b.d perubahan preload
lelah menurun 3. monitor intake dan output
edema cairan
menurun 4. monitor saturasi oksigen
ditensi vena
jugularis
menurun
Teraputik:
1. posisikan pasien semi fowler
2. berikan diet jantung yang
sesuai (batasi asupan kafein
kolesterol, makanan tinggi
lemak)
3. berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Edukasi:
1. anjurkan aktivitas fisik sesuai
toleransi
2. anjurkan aktivitas fisik secara
bertahap
3. anjurkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output
cairan.
setelah
dilakukan
tindakan kep 1x6
jam diharapkan Observasi:
pola nafas pasien 1. monitor frekuensi, irama, dan
efektif yang usaha bernapas
dibuktikan 2. monitor pola napas
dengan indikator (bradipnea, takipnea,
pola nafas tidak sebagai berikut: hiperventilasi, kussmoul,
efektif b.d 1. dispnea cheyne stokes, biot)
penurunan energi berkurang 3. monitor adanya produksi
2. ortopnea sputum
berkurang 4. monitor adanya sumbatan
3. penggunaan jalan napas
otot bantu 5. auskultasi bunyi napas
napas
berkurang
4. frekuensi
napas normal
Terimakasih