Ekonomi Pembangunan KLMPK 7

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

Dosen pengampu: muhammad rapi'i M.pd

Disusun oleh :

Jumrotul idaini

Syahru Ramadhan

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS HAMZANWADI

2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Unsur Pokok
Dalam Kebijakan Pembangunan". Makalah ini disusun sebagai tugas akhir untuk
memenuhi tuntutan dari mata kuliah Pembangunan Ekonomi.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen


pembimbing, yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan masukan selama
penulis menulis makalah ini. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada orang tua, keluarga, dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan
dan semangat untuk menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, namun penulis
berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi kecil untuk menambah
wawasan dan pemahaman tentang perubahan struktur dalam proses pembangunan.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakekatnya di negara-negara berkembang terdapat pengangguran


yang sangat serius dan masalah ini menjadi bertambah serius lagi sebagai akibat
dari bertambah cepatnya perkembangan penduduk. Disebabkan keadaan yang
seperti ini maka timbullah keperluan yang mendesak untuk mempercepat
pembangunan di negara-negara tersebut; yaitu agar pendapatan masyarakat dapat
ditingkatkan, masalah penduduk diatasi, dan masalah pengangguran tidak menjadi
bertambah serius.

Di pihak lain, walaupun terhadapa keperluan yang mendesak untuk


mempercepat pembangunan ekonomi, negara-negara tersebut memmpunyai
kemampuan yang sangat terbatas untuk melaksanakan pembangunan. Jumlah alat-
alat modalnya masih terbatas, tingkat tabungan masyarakatnya relatif rendah,
terhadap kekurangan yang serius dalam jumlah tenaga usahawan dan tenaga ahli
lainnya yang sanggup mengembangkan kegiatan ekonomi, dan kegiatan ekonomi
lainnya sebagian tertumpu pada kegiatan pertanian yang produktivitasnya masih
tetap rendah. Sifat-sifat ekonominya ini menghalangi negara-negara berkembang
untuk melaksanakan pencepatan dalam laju pembangunan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Pandangan Pokok Analisis Mikro


Ekonomi dan Makro Ekonomi ?

2. Apa itu Proses Multiplier di Negara-negara berkembang ?

3. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Moneter di Negara-negara


berkembang?

4. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Fiskal di Negara-negara


berkembang?

5. Apa saja yang dimaksud Mekanisme Pasar di negara-negara


berkembang?

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Pandangan Pokok Analisis Mikro Ekonomi


dan Makro Ekonomi.

2. Untuk mengetahui apa itu Proses Multiplier di Negara-negara


berkembang.

3. Untuk mengetahui apa dimaksud dengan Kebijakan Moneter di


Negara-negara berkembang.

4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kebijakan Fiskal di


Negara-negara berkembang.

5. Untuk mengetahui apa saja yang dimaksud Mekanisme Pasar di


negara-negara berkembang.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pandangan Pokok Analisis Mikro Ekonomi Dan Makro Ekonomi

Dapat di lihat bahwa pada hakikatnya di negara-negara berkembang


terdapat pengangguran yang sangat serius dan masalah ini menjadi bertambah
serius lagi sebagai akibat dari bertambah cepatnya perkembangan penduduk. Di
sebabkan keadaan yang seperti ini maka timbullah keperluan yang mendesak
untuk mempercepat pembangunan di negara negara tersebut: yaitu agar
pendapatan masyarakat dapat di tingkatkan, masalah penduduk di atas, dan
masalah pengangguran menjadi bertambah serius.

Di pihak lain, walaupun terdapat keperluan yang mendesak untuk


mempercepat pembangunan ekonomi, negara-negara tersebut mempunyai
kemampuan yang sangat terbatas untuk melaksanakan pembangunan. Jumlah alat-
alat modalnya masih terbatas, tingkat tabungan masyarakatnya relatif rendah,
terdapat kekurangan yang serius dalam jumlah tenaga usahawan dan tenaga ahli
lainnya yang sanggup mengembangkan kegiatan ekonomi, dan kegiatan
ekonominya sebagian besar tertumpu pada kegiatan pertanian yang
produktivitasnya masih tetap rendah. Sifat-sifat ekonominya ini menghalangi
negara-negara berkembang untuk melaksanakan percepatan dalam laju
pembangunannya.

Di negara negara maju keadaan ekonomi dan corak-corak masalah


ekonomi yang di hadapi sangat berbeda dengan yang di hadapi oleh negara negara
berkembang. Tingkat pertambahan penduduknya jauh lebih rendah daripada di
negara-negara berkembang pada umumnya dan tingkat pembangunan yang di
hadapi tidaklah seburuk seperti yang terdapat di negara-negara berkembang. Yang
lebih penting lagi, tingkat teknologi yang digunakan dalam proses produksi sangat
tinggi, dalam masyarakat cukup terdapat tenaga-tenaga ahli dan tenaga-tenaga
sektor industri menguasai keseluruhan kegiatan perekonomian. Keadaan ini
memungkinkan mereka mencapai tingkat pendapatan dari tingkat kesejahteraan
yang tinggi. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan pendapatan dan
memperlaju pembangunan bukanlah keperluan yang mendesak.

3
1 .Asas-asas Analisa Mikro Ekonomi

Ilmu Ekonomi Mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi


dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga. Dalam ekonomi
mikro mempelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya
yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Teori
ekonomi dapat dibedakan dalam tiga bagian yaitu: teori harga, teori
produksi dan teori distribusi. Teori harga pada hakikatnya menjelaskan B
tentang corak permintaan dan penawaran yang pada umumnya terdapat
dalam suatu pasar, dan interaksi antara kedua-duanya dalam menentukan
tingkat harga dan jumlah barang yang di perdagangkan. Teori harga juga
menganalisa sebab-sebab permintaan masyarakat menjadi bertambah tinggi
apabila dan sebaliknya permintaan menjadi bertambah kecil apabila harga
naik. Aspek lain yang di analisa dalam teori mikro ekonomi adalah
mengenai masalah teori distribusi pendapatan di antara berbagai faktor
produksi. Dalam analisa ini yang di bahas adalah cara-cara pendapatan
masing-masing faktor produksi di tentukan dalam setiap perekonomian.
Analisa mikro ekonomi memisalkan pula bahwa setiap pelaku dalam
perekonomian tersebut pada setiap waktu mengetahui peristiwa-peristiwa
yang terjadi di pasar dan mempunyai mobilitas yang sangat tinggi sehingga
mudah menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di
pasar.

2 . Isu-isu Utama Dalam Analisis Mikro Ekonomi

Analisis-analisis dalam teori mikro ekonomi bertitik tolak dari


pandangan yang menganggap bahwa faktor-faktor produksi atau sumber-
sumber yang dimiliki masyarakat adalah terbatas, sedangkan keinginan
manusia tidak terbatas sehingga masyarakat membuat pilihan-pilihan.
Kegiatan memilih ini perlu dibedakan menjadi dua aspek, yaitu kegiatan
memproduksi dan menggunakan barang dan jasa. Kedua kegiatan ini
merupakan isu-isu utama yang dianalisis dalam teori mikroekonomi.
Masalah memilih tersebut dianalisis dalam teori mikroekonomi dengan
mengemukakan tiga pertanyaan. Pertanyaan pertama yaitu apakah jenis-
jenis barang dan jasa yang harus diproduksikan?. Pertanyaan kedua yaitu
bagaimanakah caranya memproduksi berbagai barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh para konsumen?. Dengan demikian, aliran-aliran
pendapatan yang berlaku sebagai akibat kegiatan memproduksi barang dan
jasa akan dapat memecahkan pertanyaan ketiga yaitu untuk siapakah barang
dan jasa perlu diproduksikan?.

3 . Asas-asas Analisa Makro Ekonom


4
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi
secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain:
pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang
beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran
internasional. Salah satu pandangan yang paling fundamentil dalam teori
makro ekonomi adalah bahwa tingkat kegiatan dalam sewaktu tertentu
tergantung pada pengeluaran berbagai golongan masyarakat pada waktu
tersebut. Fungsi dari para pengusaha hanyalah untuk menyediakan barang-
barang dan jasa-jasa yang di perlukan oleh masyarakat, oleh sebab itu
tingkat produksi mereka di tentukan oleh tingkat pengeluaran seluruh
masyarakat. Berdasarkan sifat-sifatnya, pengeluaran seluruh masyarakat
dibedakan dalam lima golongan yaitu :

· Pengeluaran seluruh rumah tangga

· Penanaman modal oleh para pengusaha

· Pengeluaran pemerintah

· Export ke luar negeri

· Import dari luar negeri

Tingkat pengeluaran rumah tangga terutama tergantung pada


pendapatan mereka. Oleh sebab itu pengeluaran rumah tangga bukanlah
merupakan faktor yang terutama yang menyebabkan perubahan dalam
pendapatan nasional dari masa ke masa. Import suatu masyarakat di
tentukan oleh pendapatan mereka. Oleh sebab itu juga ia bukan merupakan
penentu yang terutama dari perubahan-perubahan dalam pendapatan
nasional. Ketiga faktor lainnya adalah :

· Penanaman modal oleh perusahaan perusahaan

· Pengeluaran modal oleh pemerintah

· Ekspor di tentukan oleh faktor-faktor lain di luar tingkat pendapatan


masyarakat

Tingkat penanaman modal terutama di tentukan oleh tingkat bunga


pengeluaran pemerintah di tentukan oleh pertimbangan politik dan usaha
untuk mencapai tingkat kesempatan kerja penuh yang diikuti dari kestabilan
harga (full employment without inflation) dan eksport di tentukan oleh
keadaan permintaan di luar negeri serta daya saing produksi dalam negeri di
pasaran dunia. Perubahan faktor-faktor tersebut merupakan hal yang
5
terutama yang menyebabkan perubahan dalam pendapatan nasional. Dari
ketiga jenis pengeluaran tersebut, penanaman modal perusahaan merupakan
modal perusahaan merupakan pengeluaran yang perubahannya dari masa ke
masa sangat besar sekali. Pada suatu tahun tertentu penanaman modal dapat
mencapai jumlah yang sangat tinggi, tetapi pada tahun berikutnya dapat pula
merosot dan mencapai tingkat yang jauh lebih rendah daripada tahun
sebelumnya. Perubahan ketiga jenis pengeluaran tersebut akan
menyebabkan perubahan yang lebih besar dalam pendapatan nasional
disebabkan karena perubahan dalam salah satu gabungan dari ketiga jenis
pengeluaran tersebut akan menciptakan suatu proses yang akan
menimbulkan suatu rangkaian tambahan pendapatan dan pengeluaran yang
baru, proses tersebut dinamakan Proses Multiplier.

4 Kelemahan-Kelemahan Analisis Makro Ekonomi

Salah satu alasan lain yang menyebabkan analisis makro ekonomi


digunakan lebih berhati-hati di negara berkembang adalah analisis lebih
menekan kepada menelaah masalah-masalah ekonomi yang digunakan
dalam jangka pendek.ini berbeda dengan corak analisis yang di gunakan di
negara berkembang.analisi yang di gunakan pada negara berkembang lebih
menekankan kepada analisis kepada masalah-masalah pembangunan.

I. Analisis merupakan analisis jangka pendek

Bahwa analisis makroekonomi pada dasarnya merupakan


analisis jangka pendek, dapat di buktikan kepada pemisalan yang
di buat dalam teori tersebut. Dari sifat-sifat analisis dapat di
simpulkan antara lain dapat memisalkan keadaan-keadaan berikut:
kapasitas alat-alat produksi tetap, jumlah tenaga kerja tidak
berubah, dan tidak terdapat perbaikan dalam tingkat teknologi yang
digunakan.

II. Tidak menganalisis faktor non-ekonomi

Tidak terdapat analisis mengenai pengaruh keadaan sosial,


struktur sosial, suasana politik, nilai-nilai hidup, corak pandangan
masyarakat dan corak kebudayaan masyarakat terhadap kegiatan
masyarakat dan corak kebudayaan masyarakat terhadap kegiatan
ekonomi meruapakan kelemahan lain dari makroekonom

III. Kurang memperhatikan sektor luar negr


6
Dalam analisis makro ekonomi penanaman modal oleh
pengusaha di pandang sebagai sektor penting menentukan tingkat
kegiatan ekonomi. Sedangkan faktor luar negeri tidak memegang
peranan seperti penanaman modal.

Kelemahan teori makroekonomi yang baru dinyatakan ini sudah


lama disadari oleh ahli-ahli ekonomi. Untuk memperbaikinya, dengan
dipelopori oleh Harrod dan Domar[1][1], ahli-ahli ekonomi sesudah Keynes
mulai menelaah kembali mengenai berbagai persoalan pertumbuhan
ekonomi. Tetapi bahagian ini bukanlah bahagian yang terutama dari teori
makro ekonomi. Lagi pula teori-teori perturnbuhan yang dikembangkan
tersebut juga masih belum cukup memadai untuk digunakan dalam
menganalisa masalah-masalah pembangunan yang dihadapi negara-negara
berkembang, dan untuk landasan dalam merumuskan kebijaksanaan-
kebijaksanaan pembangunan. Antara lain kelemahan teori-teori tersebut
adalah terlalu mengagungkan peranan modal dalam pembangunan,
mengabaikan peranan faktor-faktor bukan ekonomi (non-ekonomi) dalam
pembangunan, dan beberapa pemisalan-pemisalan yang digunakan dalam
teori-teori tersebut jauh berbeda dengan kenyataan yang terdapat di negara-
negara berkembang.

B.Proses Multiplier Di Negara-negara Berkembang

Apabila sesuatu perekonomian menghadapi masalah pengangguran,


maka haruslah dilakukan pertambahan dalam pengeluaran masyarakat. Besarnya
pertambahan pengeluaran yang perlu dilakukan supaya tingkat kesempatan kerja
penuh dapat dicapai tergantung kepada dua faktor: besarnya kecondongan
konsumsi batas dan besarnya jurang diantara pendapatan nasional pada
kesempatan kerja penuh dan pendapatan nasional yang sekarang tercapai. Makin
tinggi kecodongan konsumsi batas, makin besar multiplier yang akan diciptakan
oleh sejumlah pertambahan dalam pengeluaran. Dengan demikian ini berarti pula
bahwa makin tinggi kecondongan konsumsi batas, makin sedikit pula
pertambahan dalam pendapatan nasional dan untuk mencapai kesempatan kerja
penuh.

Di negara-negara berkembang bagian yang terbesar dari pendapatan


masyarakat digunakan untuk konsumsi. Sebagai akibatnya kecondongan konsumsi
batas di negara-negara tersebut adalah lebih tinggi daripada di negara-negara
maju. Dengan demikian, berdasarkan kepada teori multiplier, di negara-negara
berkembang meningkatkan pendapatan masyarakat merupakan masalah yang
lebih mudah kalau dibandingkan dengan di negara-negara maju.

7
Tetapi pada kenyataannya keadaan yang berlaku di negara-negara
berkembang yang ditimbulkan oleh adanya pertambahan dalam pengeluaran
adalah jauh berbeda dengan keadaan yang diramalkan dalam teori multiplier. Di
negara-negara berkembang pengeluaran yang berlebih-lebihan mungkin akan
mengakibatkan inflasi walaupun dalam perekonomian tersebut masih terdapat
masih terdapat banyak pengangguran. Ini disebabkan karena (i) kemampuan dari
perekonomian tersebut untuk menambah produksi lebih terbatas kalau
dibandingkan dengan kemampuan dari negara-negara maju; dan (ii) corak
kegiatan ekonomi di negara-negara berkembang sangat berbeda dengan di negara-
negara maju., yaitu di negara-negara berkembang sektor tradisionil menguasai
sebagian besar kegiatan ekonomi. Kedua-dua faktor ini merupakan penyebab
terpenting yang mengakibatkan proses multiplier tidak dapat berjalan secara
semestinya.

Proses multiplier seperti yang digambarkan dalam analisa makro


ekonomi tidak dapat berlangsung seperti yang diharapkan karena di negara-negara
berkembang sektor produksi mempunyai kemampuan yang lebih terbatas untuk
menaikkan jumlah barang di pasar apabila permintaan berkembang dengan cepat.
Analisa makro ekonomi selanjutnya juga dianggap bahwa sektor perusahaan
bersifat responsif terhadap rangsangan-rangsangan yang terjadi di pasar. Setelah
mengamati kesesuaian teori makro ekonomi di negara-negara berkembang, maka
dapatlah dikatakan bahwa, agar proses multiplier berjalan seperti dengan keadaan
yang diramalkan, perekonomian tersebut haruslah mempunyai beberapa sifat-sifat
berikut:

1. Dalam masyarakat terdapat banyak pengangguran dan para penganggur


ini bukan saja terdiri dari tenaga kerja yang biasa, tetapi juga tenaga
terdidik, tenaga usahawan dan tenaga kerja yang berpengalaman di bidang
industri.

2. Berbagai jenis industri, terutama industri barang-barang konsumsi, masih


mempunyai kelebihan kapasitas dan dapat dengan mudah memperbesar
tingkat produksinya.

3. Bahan-bahan mentah yang diperlukan oleh industri-industri tersebut dapat


diperoleh dengan mudah, sehingga tidak akan menjadi hambatan dalam
usaha menaikkan produksi.

4. Barang-barangyang diproduksikan di dalam negeri mempunyai kualitas


yang sama baiknya dengan barang-barang yang diimport dari luar negeri.

C.Kebijaksanan Moneter Di Negara-negara Berkembang

8
Sebagai akibat dari kurang sempurnanya analisa makro ekonomi dalam
menggambarkan corak kegiatan ekonomi di negara-negara berkembang, maka
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikenukakan dalam teori makro ekonomi
mempunyai kemampuan yang lebih terbatas dalam mengatasi masalah-masalah
ekonomi yang dihadapi mereka. Oleh sebab itu perlulah dibuat penyesuaian-
penyesuaian agar alat-alat kebijaksanaan ekonomi yang konvensionil dapat
digunakan secara lebih bermanfaat oleh negara-negara berkembang dan dapat
mencapai sasarannya. Satu pemisalan penting yang digunakan sebagai titik tolak
dalam analisa makro ekonomi adalah bahwa perekonomian merupakan suatu
masyarakat yang menjalankan kegiatan tukar-menukar secara efisien. Di dalam
perekonomian yang mempunyai sifat-sifat yang demikian tingkat pengeluaran
masyarakat dapat diatur dengan mempengaruhi penawaran uang dalam
masyarakat atau dengan mempengaruhi tingkat bunga. Kebijaksanaan pemerintah
untuk tujuan demikian dinamakan kebijaksanaan moneter. Ia dapat dibedakan
dalam beberapa jenis kebijaksanaan: (a) merubah tingkat cadangan minimum
bank-bank komersiil; (b) merubah tingkat bunga dari pinjaman bank sentral
kepada bank-bank komersiil; (c) mengadakan operasi pasar terbuka; dan (d)
menentukan prioritas dari jenis-jenis pinjaman yang dapat diberikan oleh bank-
bank komersiil kepada para langganan mereka (selective credit control).

Pemerintah melalui bank sentral, harus menggunakan kebijaksanaan-


kebijaksanaan tersebut untuk mengaruhi pengeluaran masyarakat ke arah yang
dihendaki. Pada waktu resesi dan tingkat pengangguran tinggi, pemerintah harus
berusaha mempertinggi pengeluaran seluruh masyarakat dengan cara
mempertinggi penawaran uang dalam masyarakat. Di negara-negara berkembang
kebijaksanaan moneter yang demikian mempunyai kemampuan yang terbatas
dalam mempengaruhi perubahan penawaran uang dan pengeluaran masyarakat.
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan keadaan ini, yaitu: Bank-bank
komersiil pada umumnya mempunyai cadangan yang berlebihan. Oleh karenanya
perubahan dalam tingkat cadangan minimum tidak akan banyak mempengaruhi
kegiatan mereka untuk meminjamkan uang kepada para pengusaha dan
masyarakat. Kelebihan dalam cadangan menyebabkan bank-bank komersiil jarang
sekali meminjam dari Bank sentral. Pasar uang dan pasar modal masih belum
sempurna keadaannya di negara-negara berkembang. Ini menyebabkan operasi
pasar terbuka tidak dapat dijalankan efektif. Sistem bank belum mencapai tingkat
perkembangan yang tinggi; hanya sebagian kecil saja dari masyrakat berhubungan
dengan badan tersebut. Dengan demikian kebijaksanaan moneter hanya
mempengaruhi sebagian kecil saja dari seluruh kegiatan perekonomian.

Dengan adanya kelemahan-kelemahan ini bukanlah berarti bahwa


kebijaksanaan moneter tidak dapat digunakan sama sekali di negara-negara
9
berkembang. Kebijaksanaan moneter masih tetap besar peranannya dalam
menciptakan kesetabilan ekonomi di negara-negara berkembang. Tetapi bentuk
kebijaksanaan yang harus dilaksanakan haruslah disesuaikan dengan masalah-
masalah yang sebenarnya di hadapi oleh negara-negara berkembang. Karena uang
tunai (uang kertas dan uang logam) merupakan bagian terbesar dari penawaran
uang, maka kebijaksanaan moneter bukan saja harus ditujukan untuk
mempengaruhi penawaran yang diciptakan oleh sistem bank, tetapi harus pula
meliputi usaha untuk mempengaruhi penawaran uang tunai dalam masyarakat.
Pertambahan penduduk dan pendapatan masyarakat sebagai akibat dari usaha dan
kegiatan pembangunan menyebabkan dari tahun ke tahun penawaran uang harus
ditambah. Berarti salah satu tugas dari kebijaksanaan moneter adalah untuk
menyediakan pertambahan penawaran uang yang cukup sehingga usaha-usaha
pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Dan di masa terjadi kelebihan
permintaan dan inflasi, penawaran uang harus di kurangi. Di negara-negara
berkembang kebijasanaan ini harus mencangkup juga kebijaksanaan untuk
mempengaruhi penawaran uang tunai dalam masyarakat, yaitu dengan berusaha
menarik uang tersebut dari tangan masyarakat, sehingga akan menurunkan tingkat
pengeluarannya. Pengalaman di negara kita dalam mengatasi inflasi pada tahun
1966-69 menunjukkan bahwa usaha yang demikian dapat mencapai hasil yang
diharapkan.

Tugas kebijaksanaan moneter di negara-negara berkembang pada


umumnya adalah jauh lebih berat dan rumit jika dibandingkan dengan di negara-
negara maju. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini. Pertama, tugas
untuk menciptakan penawaran uang yang cukup sehingga pertambahannya dapat
selalu selaras dengan jalannya pembangunan memerlukan disiplin yang kuat di
kalangan penguasa moneter dan juga di pihak pemerintah. Kenaikan harga-harga
akan berlaku. Seperti telah diuraikan sebelum ini, sifat dari penawaran barang
dinegara-negara berkembang adalah lebih kurang elastis kalau dibandingkan
dengan di negara-negara maju. Maka pertambahan penawaran uang yang terlalu
cepat lebih mudah menimbulkan inflasi di negara-negara berkembang. Dengan
demikian peminjaman yang berlebih-lebihan oleh pemerintah kepada Bank sentral
bukan akan mendorong kepada perluasan kegiatan ekonomi tetapi akan
menaikkan tingkat harga barang-barang. Kedua, Bank sentral di negara-negara
berkembang harus secara lebih teliti dan berhati-hati mengawasi perkembangan
penerimaan valuta asing dan mengawasi kegiatan dalam sektor luar negeri (ekspor
dan import). Kegiatan di sektor ini sangat mudah menimbulkan inflasi dinegara-
negara tersebut, karena selalu berlakunya keadaan naik turun harga-harga bahan
mentah yang diekspor mereka. Akibat dari naik turunnya pendapatnya ekspor
kepada kestabilan ekonomi dan kelancaran pembangunan. Dari uraian itu dapat

10
disimpulkan tentang pentingnya menghindari akibat-akibat yang tidak
menguntungkan tersebut. Sebagian dari tugas tersebut dipikul oleh kebijaksanaan
moneter.

Akhirnya tugas kebijaksanaan moneter adalah untuk membantu


mempercepat proses pembangunan dengan mengembangkan lebih lanjut badan-
badan keuangan yang telah ada di negara-negara berkembang. Badan-badan
keuangan dapat membantu mempertinggi pembentukan modal dalam sesuatu
masyarakat; yaitu dengan mendorong masyarakat untuk melakukan tabungan di
dalam badan-badan keuangan dan selanjutnya mengalirkan tabungan ini kepada
para pengusaha. Tabungan yang diciptakan ini memungkinkan para pengusaha
mendapatkan modal yang diperlukan untuk mengembangkan kegiatan
perdagangan dan membangun industri-industri. Oleh karna itu, untuk melancarkan
jalannya pembangunan perlulah digalakkan perkembangan badan-badan keuangan
dan pasar modal. Disamping itu juga kebijaksanaan moneter harus menjalankan
langkah-langkah yang menjamin agar modal atau tabungan yang dikumpulkan
dapat diarahkan penggunaannya kepada kegiatan-kegiatan yang lebih produktif.
Langkah-langkah ini akan membantu mempercepat proses pembangunan
ekonomi. Sedangkan pembangunan ekonomi memerlukan perluasan pinjaman
kepada sektor industri dan pertanian. Untuk menjamin agar dana tabungan yang
diciptakan akan mengalir ke dua-dua sektor itu, perlulah dilakukan pengawasan
oleh pemerintah – melalui bank sentral – dengan melaksanakan kebijaksanaan
yang sesuai untuk tujuan tersebut.

D.Kebijakan Fiskal Di Negara-negara Berkembang

Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah


dalam bidang pengeluaran dan pendapatannya dengan tujuan untuk menciptakan
tingkat kesempatan yang tinggi tanpa inflasi. Atau dengan kata lain, Kebijakan
Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi
perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk
mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan pada
pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal adalah
penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak.
Kebijaksanaan pemerintah yang pertama adalah menaikkan pajak pendapatan
rumah tangga. Kebijaksanaan ini akan menyebabkan jumlah pendapatan yang
dapat dibelanjakan masyarakat berkurang, sehingga akan mengakibatkan
penurunan dalam tingkat konsumsi masyarakat. Kebijaksaan fiskal yang kedua
adalah mengurangi pengeluaran pemerintah sendiri, sehingga dapat menciptakan

11
kelebihan dalam anggaran belanjanya (pendapatan pemerintah lebih besar
daripada pengeluarannya).

Masalah pengangguran yang terdapat di negara-negara berkembang tidak


dapat diatasi dengan menurunkan tingkat pajak yang dikenakan kepada
masyarakat dan dengan menaikkan pengeluaran pemerintah. Di negara-negara
berkembang jumlah tenaga kerja sangat berlebih-lebihan kalau dibandingkan
dengan faktor produksi lainnya. Alat-alat modal yang terdapat di negara-negara
berkembang jumlahnya relatif terbatas. Oleh sebab itu pertambahan yang terlalu
besar dalam pengeluaran pemerintah, penanaman modal para pengusaha dan
pengeluaran seluruh rumah tangga, bukan akan meningkatkan kegiatan ekonomi
dan mengatai masalah pengangguran, tetapi sebaliknya akan menimbulkan
kenaikan harga-harga. Di negara-negara berkembang inflasi dapat terjadi di dalam
keadaan di mana pengangguran yang meluas masih terdapat. Di samping itu, di
negara-negara berkembang pendapatan pemerintah yang diperoleh dari pajak
secara relatif adalah lebih rendah daripada yang diterima di negara-negara maju.
Dan yang dikumpulkan itupun terutama dari pajak tidak langsung bukan dari
pajak pendapatan. Walaupun alat-alat kebijaksanaan fiskal yang tradisionil tidak
menciptakan hasil yang sama efektifnya dengan di negara-negara maju, apabila
kebijaksanaan fiskal yang dijalankan dengan sungguh-sungguh memperhatikan
keadaan di negara-negara berkembang, maka ia dapat memegang peranan yang
sangat penting di dalam usaha untuk mempercepat proses pembangunan.

Pertama-tama, dengan menjalankan kebijaksanaan fiskal yang lebih


berhati-hati (konservatif) dari di negara-negara maju, yaitu dengan selalu menjaga
agar pengeluaran pemerintah tetap dalam keadaan seimbang dan menghindari
melakukan pengeluaran yang berlebih-lebihan, kebijaksanaan tersebut dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya inflasi. Kedua, kebijaksanaan fiskal dapat
digunakan untuk mempengaruhi corak penggunaan sumber-sumber daya.
Perbelanjaan pemerintah di suatu sektor akan dapat mengalahkan penanaman
modal yang lebih besar di sektor tersebut, sedangkan pajak yang tinggi di suatu
sektor akan membatasi dorongan kepada para pengusaha untuk menjalankan
kegiatan di sektor tersebut. Akhirnya, kebijaksanaan fiskal dapat digunakan untuk
mempertinggi tingkat penanaman modal. Tujuan ini dapat dicapai dengan
meningkatkan pajak disektor-sektor tertentu. Dengan demikian,perangsang-
perangsang fiskal memegang dua peranan penting dalam pembangunan, yaitu
sebagai alat untuk mempertinggi efisiensi penggunaan sumber daya dan sebagai
alat untuk memperbesar jumlah pembentukan modal.

E. Mekanisme Pasar Di Negara Berkembang


12
Salah satu aspek yang sering sekali dibahas dalam menilai sampai di
mana bergunanya teori ekonomi yang tradisionil untuk menganalisa dan
merumuskan kebijaksanaan pembangunan di negara-negara berkembang adalah
menelaah keefektifan mekanisme pasar untuk menciptakan efisiensi yang tinggi
dalam menggunakan sumber-sumber daya dan dalam menciptakan pembangunan
yang pesat. Dalam bentuk yang lebih spesifik analisa tersebut menilai pula
kesesuaian berbagai aspek dari teori mikroekonomi apabila digunakan untuk
menganalisa tingkah laku berbagai pelaku ekonomi di negara-negara berkembang.
Menurut Boeke sifat-sifat berikut terdapat di kalangan penduduk di negara-negara
berkembang. Pertama, penduduknya mempunyai permintaan yang terbatas. Ini
terbukti dari terdapatnya penawaran tenaga kerja yang menurun kembali apabila
tingkat upah sudah melebihi tingkat cukup hidup. Kedua, usaha dan kegiatan
mereka lebih ditekankan untuk memenuhi keperluan sosial dan bukan untuk
memenuhi keperluan ekonomi. Dalam masyarakat itu pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan untuk mencari keuntungan sangat terbatas. Memang dalam masyarakat
tersebut banyak terdapat kegiatan yang bersifat spekulatif, tetapi kegiatan yang
menekankan kepada usaha mencari keuntungan jangka panjang jumlahnya relatif
lebih terbatas.

Ketiga, masyarakat di negaranegara itu kurang mempunyai disiplin


dalam pekerjaan, kemampuannya untuk menciptakan organisasi yang baik masih
terbatas dan kurang mempunyai keahlian dalam berbagai kegiatan usaha. Sifat-
sifat ini berbeda sekali dengan yang dimisalkan dalam analisa mikroekonomi,
yang antara lain menganggap bahwa permintaan masyarakat tidak terbatas,
kegiatan utama masyarakat terutama ditujukan untuk memenuhi keperluan
ekonomi, para pelaku dalam perekonomian mempunyai kemampuan
berorganasasi secara efisien dan pengetahuannya mengenai keadaan pasar adalah
tinggi dan memungkinkan mereka mengambil keputusan yang paling ekonomis.
Kritik yang lebih baru, yang lebih penting dan lebih serius implikasinya terhadap
perkembangan analisa mengenai pembangunan ekonomi dan dalam merumuskan
kebijaksanaan pembangunan, adalah kritik-kritik yang dinamakan oleh Myint
sebagai: kritik terhadap relevansi dari teori mikroekonomi dan mekanisme pasar
untuk menganalisa persoalan-persoalan pembangunan di negara-negara
berkembang[2][2]. Para ahli ekonomi yang tergolong sebagai pengkritik terhadap
relevansi teori mikroekonomi tidak tertarik kepada persoalan apakah
analisaanalisa dasar dalam teori mikroekonomi dan teori ekonomi konvensionil
pada umumnya seperti analisa permintaan dan penawaran, misalnya, dapat
menjelaskan sifat-sifat dari kegiatan ekonomi yang berlaku di negara-negara
berkembang.

13
Myint membedakan berbagai kritik mengenai relevansi mekanisme pasar
di negara-negara berkembang dalam empat golongan: Kritik yang pertama
menekankan bahvia terdapat perbedaan di antara tingkat kesempurnaan
mekanisme pasar di negara-negara maju dan di negara- negara berkembang. Kritik
yang kedua didasarkan kepada pandangan bahwa masalah yang paling penting
yang dihadapi negara-negara berkembang adalah masalah kelebihan tenaga kerja
dan kekurangan sumber-sumber daya lainnya, terutama modal dan kekayaan alam.
Kritik jenis ketiga didasarkan kepada pandangan bahwa negara-negara
berkembang terperangkap dalam suatu keadaan seimbang yang sangat stabil pada
tingkat pendapatin yang rendah (in a very stable low income equilibrium). Kritik
yang terakhir didasarkan kepada pandangan bahwa kekuatan-kekuatan dalam
pasar bebas mempunyai kecenderungan untuk mengekalkan atau memperburuk
keadaan ketidakseimbangan yang sekarang terdapat dalam pasar. Dari kritik-kritik
di atas maka secara umum dapatlah disimpulkan bahwa dengan hanya meng
gunakan sistem mekanisme pasar, negara-negara berkembang tidak akan dapat
mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapinya dan tidak akan dapat
menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Oleh sebab itu negaranegara
berkembang perlu menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaan baru yang sifatnya
adalah sebagai pengganti dan pelengkap dari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
berdasarkan kepada sistem mekanisme pasar atau pasar bebas.

14
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Di negara-negara maju keadaan ekonomi dan corak-corak masalah-


masalah ekonomi yang dihadapi sangat berbeda dengan yang dihadapi oleh
negara-negara berkembang. Tingkat pertambahan penduduknya jauh lebih rendah
daripada di negara-negara bekembang pada umumnya dan tingkat pengangguran
yang dihadapi tidaklah seburuk seperti yang terdapat di negara-negara
berkembang. Yang lebih penting lagi, tingkat teknologi yang digunakan dalam
proses produksi sangat tinggi, dalam masyarakat cukup terdapat tenaga-tenaga
ahli dan tenaga-tenaga usahawan, alat-alat modal dan tabungan cukup banyak
tersedia, dan kegiatan di sektor industri menguasai keseluruhan kegiatan
perekonomian, keadaan-keadaan ini memungkinkan mereka mencapai tingkat
pendapatan dan tingkat kesejahteraan yang tinggi. Oleh karenanya usaha untuk
meningkatkan pendapatan dan memperlaju pembangunan bukanlah merupakan
yang mendesak. Negara Indonesia yang sedang dilanda krisis ekonomi yang
berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu. Dimana Tingginya tingkat krisis
yang dialami negeri kita ini diindikasikan dengan laju inflasi yang cukup tinggi.
Sebagai dampak atas inflasi, terjadi penurunan tabungan, berkurangnya investasi,
semakin banyak modal yang tidak di gunakan.

B.Saran

Permasalahan-permasalahan yang terjadi di negara-negara berkembang


selalu meliputi, masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi, masalah pertumbuhan
ekonomi, masalah pengangguran dan masalah kenaikan harga inflasi. Diharapkan
bisa terselesaikan dengan adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan fiskal dan moneter
dan kebijaksanaan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
15
http://wawanhariskurnia.blogspot.com/2012/12/kebijakan-ekonomi-
konvensional.html

Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan, Proses, Dasar, Kebijakan. Jakarta:


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1985

16

Anda mungkin juga menyukai